SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
1. SAREKAT ISLAM
A. Sejarah Sarekat Islam
1.Latar Belakang Berdirinya Sarekat Dagang Islam.
Kondisi rakyat Indonesia yang sangat tertekan oleh penjajah Belanda yang menggunakan
berbagai tipu dan intimidasi, justru melahirkan semangat kebersamaan dan perlawanan. Kebutuhan
yang sangat mendesak untuk diatasi waktu itu adalah bidang ekonomi dan kesejahteraan.Dalam
bidang ekonomi orang Tionghoa yang menduduki pemasaran khas menengah batik, tidak hanya
berdagang bahan batik tetapi juga mempunyai perusahaan – perusahaan pembatikan, tidak heran
jika mereka dapat menjual batik dengan harga yang murah, karena bahan-bahannya di beli langsung
dari importir bangsa Eropa. Sebaliknya harga batik dari perusahaan-perusahaan orang pribumi
menjadi lebih tinggi, karena orang-orang pribumi mendapatkan bahan baku batik dari khas
perantara
Maka untuk menghadapi persaingan di dalam perdagangan batik ini maka Pada tanggal 16
Oktober 1905, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam. Pendirian SDI ini merupakan
sebagai respon terhadap kondisi sosial ekonomi yang menyengsarakan rakyat. Jadi latar belakang
berdirinya Sarekat Dagang Islam adalah dikarenakan perubutan pemasaran kelas menengah antara
orang-orang Tionghoa. Ditambah lagi dengan sikap yang sombong dan demonstratif dari orang-
orang Tionghoa setelah berhasilnya Revolusi Cina pada tahun 1911, mengakibatkan terjadinya
konflik yang memuncak antara keduanya
Kiprah perjuangan Sarekat Dagang Islam dalam membangun ekonomi umat dan
mengahadapi tantangan kapitalis menyebar begitu cepat. Agama Islam sebagai sumber inspirasi
menjadi motor penggerak persaingan ekonomi. Nama Islam menjadi sumber inspirasi timbulnya
gerakan nasional, bagi rakyat Indonesia. Islam diartikan sebagai “tanah air dan bangsa, serta anti
penjajah”, yang diambil dari pendapat Ki Hajar Dewantara. Dan lebih lanjut GeorgeMc Turnan Kahin
dalam “Nasionalism and Revolution in Indonesia” menjelaskan faktor terpenting yang mendorong
integritas nasional adalah : pertama, Agama Islam dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia. Kedua,
Agama Islam tidak hanya mengajari tentang perlunya berjama‟ah, tetapi juga mendidik
penganutnya untuk menjadi anti penjajah. Ketiga, umat Islam menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan yang mampu mengekspresikan aspirasi perjuangan
Usaha yang mendasar dari lahirnya Sarekat Dagang Islam adalah untuk mencegah
kehancuran ekonomi rakyat dan menumbuhkan jiwa nasionalisme sesuai dengan identitas ke-
Islamannya. Dibukanya Politik Pintu Terbuka, ternyata menghancurkan perekonomian bangsa
Indonesia yang sudah parah itu. Orang Cina sebagai perantara perdagangan batik yang di tunjuk
Belanda, akhirnya memonopoli seluruh lini perdagangan
Sejalan dengan kondisi di atas, kemudian lahirlah gerakan Sarekat Dagang Islam, tujuan lahirnya
Sarekat Dagang Islam adalah :
1) Guna mengahadapi persaingan dagang dengan orang Cina dan sikap superioritas mereka
terhadap orang Indonesia sehubungan dengan berhasilnya Revolusi Cina di kota-kota besar,
para pedagang Cina mendidirikan Sianghwee ( kamar dagang ), yang di dukung oleh
ordonansi pemerintah pemerintah belanda yang menyatakan, bahwa orang Cina di beri
kebebasan bergerak lebih besar demi perubahan dan demi kepentingan perdagangan serta
lalu lintas. Dengan demikian, mereka dapat membeli bahan-bahan langsung dari bahan
importir. Sebaliknya, dalam kasus usaha batik, misalnya, para pebgusaha batik bangsa jawa
2. harus membeli bahan dari pedagang Timur Asing, khususnya pedagang Cina. Akibatnya,
harga batik dari perusahaan Jawa lebih tinggi di banding harga batik dari perusahaan Timur
Asing, sehingga pemasaran batik di kuasai oleh bangsa Cina
2) Untuk mengatasi tekanan dari bangsawan yang di rasakan oleh masyarakat Indonesia di Solo
ketika itu.
3) Untuk membuat Front perlawanan menghadapi semua penghinaan terhadap rakyat bumi
putera.
4) Sebagai perlawanan terhadap kecurangan dan penindasan yang dilakukan pihak pegawai
bumi putera dan Eropa terhadap rakyat.
Konsekuensi logis dari diskriminasi perdagangan, menjadikan orang-orang Cina di pandang
rakyat menjadi sangat angkuh dan sombong. Dengan dalih emansipasi7 , orang-orang Cina merasa
dirinya akan besar ketimbang orang-orang pribumi, merasa bangga sebagai kik bing tong( partai
revolusioner ), yang memandang rendah kalangan bumi Putera. Bagi sebagian rakyat keadaan
demikian menumbuhkan keresahan karena menganak emaskan orang-orang Cina. Sementara itu
bagi warga pribumi lainnya dipandang sebagai kewajaran saja karena, sifat penjajah yang ingin slalu
melanggengkan ikatan penjajahannya
Walaupun terjadi diskriminasi perekonomian yang benar-benar nyata, tetapi Haji Samanhudi
mampu menembus permainan buruk Belanda. Beliau berhubungan secara langsung dengan para
importir Eropa, tidak melalui orangorang Cina. Karena itu dengan semangat nasionalismenya, beliau
menghimpun para pedagang batik bumi putera, supaya tidak membeli bahan baku batik dari orang-
orang Cina yang harganya membumbung tinggi itu. Gerakan sarekat islam di picu oleh konflik antara
orang Cina dan Jawa. Akan tetapi konflik ini lebih bersifat politis dan sosial dari pada ekonomis.
Kondisi yang semakin rumit dirasakan pula oleh rakyat Indonesia. Alat perjuangan yang semula
terkonsentrasi pada bidang perdagangan saja dirasa kurang memadai. Persoalanmendesak lainnya
yang juga tidak kalah pentingnya adalah: sosial,politik dan pendidikan. Dalam rangka memperluas
jangkauan perjuangannya, Haji Samanhudi mengubah nama organisasi perjuangannya dari Sarekat
Dagang Islam menjadi ( SDI ), menjadi Sarekat Islam ( SI )
2. Perubahan Sarekat Dagang Islam ke Sarekat Islam.
Waktu untuk mengadakan perubahan akhirnya datang pula. Struktur penjajahan yang
menekan kehidupan rakyat telah melahirkan semangat patriotisme. Penindasan yang diderita telah
menumbuhkan persamaan nasib. Islam bagi bangsa Indonesia dianggap edentik dengan tanah air.
pada tahun 1912, H.O.S Tjokroaminoto mengubah nama organisasi Sarekat Dagang Islam menjadi
Sarekat Islam. Perubahan nama tersebut bertujuan agar keanggotaan organisasi tidak hanya
terbatas pada golongan pedagang, namun juga terbuka bagi seluruh umat Islam di Indonesia. Sejalan
dengan itu tujuan didirikannya Sarekat Islam adalah:
Memajukan semangat dagang di kalangan bumiputra
Memberikan bantuan kepada para anggota perkumpulan, yang bukan karena kesalahannya
dan tiada dengan kesengajaan berada dalam macammacam kesulitan.
Memajukan pendidikan rohani dan kepentingan materil bumiputra dengan demikian juga
membantu meningkatkan kedudukan bumiputra menghilangkan salah pengertian mengenai
Agama Islam dan memajukan kehidupan keagamaan di kalangan bumiputra sesuai dengan
hukum tata cara dan agama tersebut, menempuh segala cara dan menggunakan semua jalan
yang diperkenankan dan tidak bertentangan dengan ketentraman umum dan adat istiadat
yang baik
3. B. PERIODISASI SEJARAH SAREKAT ISLAM
1. Masa Perkembangan Sarekat Islam.
a. Periode awal Saerekat Islam ( 1905- 1911 )
Pada masa-masa awal berdirinya Sarekat Islam diinisiasi oleh gerakan reformasi di bidang
perekonomian dan kesejahteraan rakyat, yang bernama Sarekat Dagang Islam. Orientasi dan gerak
langkah organisasi tersebut dapat dicermati dari tujuannya, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Haji Samanhudi, pendiri Sarekat Dagang Islam. Pada saat itu Sarekat Dagang Islam mengambil asas
dan tujuan sebagai berikut:
1. Mengutamakan sosial ekonomi.
2. Mempersatukan pedagang-pedagang batik.
3. Mempertinggi derajat bumi putra.
4. Memajukan agama dan sekolah-sekolah Islam
Pemerintah kolonial mengetahui bahwa tidak setiap orang Cina merasa senang dengan
berdirinya Kong Sing. Terdapat dua kelompok Cina, yaitu di satu pihak Cina yang mengadakan
kerjasama dengan orang-orang Islam dan di lain pihak orang Cina yang menginginkan menguasai
orang-orang pribumi, kemudian dimanfaatkan oleh Belanda. Dilakukan provokasi oleh penjajah
Belanda, suatu propaganda yang mengadu domba dan memecah-belah orang-orang pribumi dan
orang-orang Cina
Kejadian-kejadian demikian dimanfaatkan oleh Sarekat Islam untuk meminta pengesahaan
Anggaran Dasar Sarekat Islam.
b. Periode Penegasan Identitas ( 1912- 1915 )
Sekalipun secara de facto 29 Sarekat Islam telah berdiri pada tahun 1906 sebagai kelanjutan
dari Sarekat Dagang Islam yang lahir pada 16 Oktober 1905, akan tetapi sampai tahun 1911 belum
memperoleh status badan hukum formal dari penjajah. Hal ini cukup beralasan, sebab kekhawatiran
akan gerakan Sarekat Islam yang dapat mengusir mereka, sehingga terjadi kepanikan di kalangan
penjajah.
Pada tahun 1912, atas usaha HOS Tjokroaminoto, disususnlah anggaran dasar baru Sarekat
Islam untuk memperoleh pengesahan sebagai badan hukun oleh pemerintahan Belanda. Pada bulan
September 1912, berdasarkan akta notaris, ditetapkan anggaran dasar baru Sarekat Islam oleh
Tjokroaminoto, serta dimajukannnya permohonan resmi untuk mendapatkan pengakuan badan
hukum bagi perkumpulan baru ini. Setelah Sarekat Islam dapt memenangkan kota Solo, dua bulan
berikutnya organisasi ini pada 26 Januari 1913 mengadakan kongresnya yang pertama setelah
mendapat pengesahan dari Notaris. Hasil terpenting dari kongres itu ialah pembagian wilayah (
komisi ) Sarekat Islam. Sarekat Islam dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu :
Sarekat Islam Jawa Barat, meliputi Jawa Barat dan Sumatera, denga berpusat di Jawa
Barat. Pimpinannya adalah Raden Gunawan.
Sarekat Islam Jawa Tengah, meliputi Jawa Tengah dan Kalimantan berpusat di Solo.
Pimpinannya Haji Samanhudi.
Sarekat Islam Jawa Timur, meliputi Jawa Timur, Sulawesi, dan Nusatenggara,
berpusat di Surabaya. Pimpinannya Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
4. Dalam rangka mengefektifkan gerakannya, maka Sarekat Islam mengintensifkan kegiatannya pada
empat hal:
Meningkatkan semangat dagang dalam rangka memenuhi kebutuhan material.
Memberikan kepada orang yang dalam kesulitan.
Meningkatkan pendidikan
Meningkatkan kehidupan beragama
Dan dua bulan setelah kongresnya yang pertama, yaitu pada bulan Maret 1913 Sarekat Islam
mengadakan kongresnya yang kedua, di kota Solo. Kongres ini di hadiri oleh anggota Sarekat Islam
sekitar 50.000 orang. Kesadaran politik rakyat padakongres ini diperlihatkan secara jelas, yaitu
keinginan bebas dari pemerintah kolonial Belanda untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Pada
tanggal 29 Maret 1913, pemimpin Sarekat Islam yang di wakili oleh HOS Tjokroaminoto
c. Periode Puncak Sarekat Islam ( 1915-1919 )
Aspirasi yang disalurkan melalui para wakil cabang kemudian di rumuskan dan diputuskan
berdasarkan kesepakatan anggota kongres pada masa kepemimpinan HOS Tjokroaminoto terdapat
sebuah kongres yang mempunyai arti penting bagi sejarah, baik bagi Sarekat Islam sendiri ataupun
bagi bangsa Indonesia, yaitu kongres ke 3. Kongres ini di selenggarakan di Bandung, pada tanggal 17-
24 Juni 1916. Kongres ini disebut Nationa Indische Conggres I atau disingkat “NATICO”.
~ NATICO I dihadiri oleh 360 orang utusan yang mewakili 80 organisasi Sarekat Islam lokal ( cabang )
dari berbagai daerah di seluruh Indonesia
~ NATICO II dan seterusnya di laksanakan di tempat yang berbeda-beda. Hal ini meunjukan bahwa
Sarekat Islam dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang pesat. Kota-kota yang menjadi
tempat penyelenggaraan kongres dipilih kota yang menjadi pendukung untama organisasi Sarekat
Islam. Tuntutan Sarekat Islam agar bangsa Indonesia ikut berbicara dalam menerapkan kebijakan
bangsanya dipenuhi pemerintah kolonial dengan didirikannya “Volksraad” (semacam DPR ). Tahun
1918 Sarekat Islam mempnyai dua orang wakil di Volksraad,yaitu HOS Tjokroaminoto dan Abdul
Muis. Kedua wakil Sarekat Islam itu menempatkan diri sebagai golongan oposisi terhadap
pemerintah kolonial.
~ Setelah dibuka Volksraad diselenggarakan kongres nasional Sarekat Islam yang ketiga di Surabay.
Berdasarkan keputusan NATICO III tahun 1918, Sarekat Islam menuntut :
(1) dihapuskannya kerja rodi atau kerja paksa,
(2) diturunkannya pajak
(3) dihapuskannya tanah partikelir demi kepentingan rakyat, serta menentang pemerintahan
kolonial yang melindungi kaumbermodal dengan mengabaikan kaum buruh dan tani.
~ Pada NATICO IV yang di selenggarakan di Surabaya pada tanggal 26 Oktober- 2 Nopember 1919,
anggota Sarekat Islam telah mencapai 2,25 juta orang. Kepesatan perkembangan Sarekat Islam ini
terjadi berkat kemampuan organiasi dalam membina basis sosial lapisan rakyat bahwa, baik di kota-
kota ataupun di desa-desa, serta keberhasilan organisasi dalam melaksanakan dakwah Islam. Salah
satu peserta besar Sarekat Islam di bidang dakwah ialah penyiaran Agama Islam di Sulawesi Utara.
2. Cabang-Cabang Sarekat Islam di Indonesia.
Pemimpin-pemimpin Sarekat Islam di Jawa Barat , diantaranya yaitu:
Abdul Muis Wignyadisastra, dan Suwardi Suryaningrat (cabang Bandung tahun 1912),
5. Muhammad Jaid, Sastrosuwiryo, dan Bartanata (cabang Cirebon tahun 1921),
Haji Abdul Halim, pendiri Perserikatan Ulama (cabang Majalengka tahun 1921),
Raden Karyo dan Moh. Sujai (cabang Kuningan tahun 1920),
Natawijaya (cabang Garut tahun 1920),
Haji Islam (ranting Manonjaya, Tasikmalaya, 1918),
R. Hasan Jayadiningrat (pengurus pusat dan cabang Serang tanggal 1918),
Tubagus Haji Ahmad Hatib (ranting Labuan tanggal 1918),
Entol Haji Yadin (ranting Menes tanggal 1918),
Mas Astrawijaya, Pensiunan Patih Rangkasbitung (cabang Rangkasbitung tanggal 1918)
3. Masa Saat Timbulnya Konflik Dalam Tubuh SI.
Faham komunisme ini masuk ke Indonesia di bawa oleh Sneevliet pada tahun 1913,pada
saat ia pertama kali datang ke Jawa, kemudian ia mendirikan Indische Social Democratische
Vereeniging ( ISDV) dengan tujuan sebagi alatan Pada awalnya Sneevliet (1883-1942) tiba di
Indonesia sebagi seorang penganut mistik katolik kemudian beralih ke ide-ide sosial demokrtis yang
revolusioner. Karir selanjutnya bertindak sebagai agen Komintern di Cina dengan nama samaran G.
Maring. Pada tahun 1914 kelompok Marxis ini mendirikan ISDV (Indische Social Democratische
Vereeniging).
Pada tanggal 23 Mei 1920 sayap kiri Sarekat Islam dibawah pimpinan Semaun berubah
menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia), dengan Sarekat Islam cabang Semarang sebagai pusatnya.
Semaun dipilih sebagai ketuanya yang pertama, sekalipun pada waktu itu masih tetap sebagai
anggota Sarekat Islam. Strategi dasar PKI ialah bagaimana menghancurkan pengaruh tokoh-tokoh
Sarekat Islam yang lain dan membawa Sarekat Islam secara keseluruhan melalui infiltrasi kedalam
kamp komunis. Pada mulanya anggota PKI juga tetap menjadi anggota Sarekat Islam
Ketika Sarekan Islam pada tahun 1921 meberlakukan peraturan baru dalam rangka
melaksanakan disiplin organisasi tidak lagi memperbolehkan adanya keanggotaan yang ganda.
Akhirnya terjadilah perpecahan yang nyata dalam Sarekat Islam yang selanjutnya mempertegas
wajah ke Islamannya. SI kemudian terpecah menjadi dua, yaitu SI Putih (dengan gerakan Pan-
Islamisme di bawah pimpinan H. Agus Salim serta Abdul Muis dan dukungan Tjokroaminoto.
Sedangkan SI Merah berada di bawah pimpinan Semaoen sejak 1922, setelah ia pulang
mengasingkan diri ke Uni Soviet dan mulai membangun kembali serikat-serikat kerja PKI serta
meningkatkan pengaruhnya pada cabang-cabang dan sekolah-sekolah SI.
Sedangkan SI putih adalah Sarekat Islam yang berpusat di Yogyakarta. Tokoh yang terkenal
dalam SI Putih diketuai oleh H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, dan Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo. . SI Putih merupakan Sarekat Islam yang sebenarnya dianggap memegang prinsip
Pan-Islamisme dalam berpolitik dan bermasyarakat.
4.Penyebab kemunduran sarekat islam
Kemunduran itu terjadi akibat perpecahan di dalam Sarekat Islam sendiri. Sarekat Islam terpecah
menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah pada tahun April 1917. Hal tersebut terjadi akibat adanya
agitasi golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam tubuh SI. SI Putih akhirnya
berkembang dan dipimpin oleh H.O.S
6. Indische partij
Pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh faktor-faktor internal, yakni munculnya
kaumterdidik yang kemudian menjadi pemimpin pergerakan nasional. Hal itu muncul akibat adanya
„efek tak terduga‟ (bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda) dari penerapan PolitikEtis, terutama di
bidang pendidikan.
Politik Etis yang dicetuskan oleh Van Deventer dilatarbelakangi oleh keterpurukan
masyarakat Jawa yang menjadi tanah jajahan Negeri Belanda dalam bidang ekonomi, pendidikan
juga kemerosotan kesejahteraan pada akibat adanya eksploitasi sumber daya alamdan sumber daya
manusia secara besar-besaran. Berbagai keterpurukan tersebut memicukeprihatinan, di antaranya
dari penganut paham liberal dalam pemerintahan Belanda.Keprihatinan itu pun sejalan dengan
semangat kaum Kristiani ketika Ratu Wilhelmina berkata tentang suatu “kewajiban yang luhur dan
tanggung jawab moral untuk rakyat di Hindia Belanda”pada September 1901. A.W.F. Idenburg
ditunjuk sebagai orang yangmenjalankan kebijakan yang baru itu.
Adapun faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi pergerakan nasional, yaitu:
a. Adanya All Indian National Congress (1885) dan Gandhiisme di India.
b. Adanya Gerakan Turki Muda (1908) di Turki.
c. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905), yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-
bangsa Asia untuk melawan bangsa bangsa Barat.
d. Nasionalisme di Cina yang dipimpin oleh dr. Sun Yat Sen (1912)
e. Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia,seperti:
liberalisme, demokrasi, nasionalisme; yang kesemuanya mempercepatlahirnya nasionalisme
Indonesia
AWAL MUNCUL INDISCHE PARTIJ
Dalam perkembangan sejarah pergerakan nasional awal pertumbuhannya lahir
konsepsiyang bercorak politik dan program nasional yang meliputi nasionalisme modern.
Organisasitersebut adalah Indische Partij. Organisasi ini ingin menggantikan De Indische Bond
sebagaiorganisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia yang didirikan tahun 1898.
Perumus gagasan itu adalah Ernest François Eugène Douwes Dekker (DanudirdjaSetiabudi),
yang melihat keganjilan dalam masyarakat kolonial khususnya diskriminasi antara keturunan
Belanda totok dan kaum Indo. Douwes Dekker meluaskan pandangannya terhadap masyarakat
Indonesia umumnya daripada hanya membatasi pandangan dan kepentingan golongan kecil
masyarakat Indo, yang masih tetap hidup dalam situasi kolonial. Nasib para Indo tidak ditentukan
oleh pemerintah kolonial, tetapi terletak di dalam bentuk kerja sama dengan penduduk Indonesia
lainnya.
Untuk persiapan pendirian Indische Partij, E. F. E. Douwes Dekker mengadakan perjalanan
propaganda di Pulau Jawa yang dimulai pada tanggal 15 September sampai 3Oktober 1912. Di dalam
perjalanan inilah ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo diSurabaya yang langsung
mengadakan pertukaran mengenai soal-soal yang bertalian dengan pembinaan partai yang bercorak
nasional. Di Bandung, ia mendapat dukungan dari SuwardiSuryaningrat. E. F. E. Douwes Dekker,
Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat inilah yang merupakan “Tiga Serangkai” pendiri
Indische Partij, yang resmi didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912.
7. Melalui karangan-karangan di dalam majalah De Express, Dekker melakukan propaganda
yang berisi:
pelaksanaan suatu program “Hindia” untuk setiap gerakan politik yang sehat denga tujuan
penghapusan perhubungan colonial
menyadarkan golongan Indo dan penduduk bumiputra, bahwa masa depan merekaterancam
oleh bahaya yang sama, yaitu bahaya eksploitasi kolonial.
TUJUAN BERDIRI INDISCHE PARTIJ
“Tujuan Indische Partij ialah untuk membangunkan rasa patriotism kepada tanah air, yang telah
memberi lapangan hidup kepada mereka, agar mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas
dasar persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air “Hindia” dan untuk mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.” (SartonoKartodirdjo, 1975: 191)
Adapun usaha-usaha untuk mencapai tujuan itu sesuai dengan bunyi pasal-pasal
dalamanggaran dasar Indische Partij adalah sebagai berikut :
a) Memelihara Nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaansemua
bangsa Hindia, meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah kebudayaanHindia,
menyatupadukan intelek secara bertahap kedalam golongan-golongan bangsayang masih
hidup bersama dalam keadaan terpisah karena ras dan ras peralihanmasing-masing,
menghidupkan kesadaran diri dan kepercayaan terhadap diri sendiri.
b) Menyingkirkan kesombongan rasial dan keistimewaan ras, baik dalam bidang
ketatanegaraan maupun dalam bidang kemasyarakatan, melawan usaha
untukmembangkitkan kebencian agama dan sektarisme yang bisa mengakibatkan
bangsaHindia tidak mengenal satu sama lain, dan memajukan kerjasama nasional.
c) Memperkuat tenaga bangsa Hindia dengan usaha kemajuan terus menerima dariindividu ke
arah aktivitas yang lebih besar dalam bidang teknik dan ke arah penguasaan diri serta pola
berpikir dalam bidang kesusilaan.
d) Penghapusan ketidaksamaan hak kaum Hindia
PERAN INDISCHE PARTIJ DALAM PERGERAKAN NASIONAL
Indische Partij adalah organisasi modern ketiga yang berdiri setelah Budi Utomo danSarekat
Islam. Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang secara tegas menyatakan berpolitik.
Dengan demikian Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia.
Semboyan “Indie untuk Indiers” berusaha membangunkan rasa cinta tanah air dari
semua“Indier”, berusaha mewujudkan kerja bersama yang erat untuk kemajuan tanah air dan
menyiapkan kemerdekaan.
Sifat keberanian organisasi ini sangat menonjol, yaitu melalui tulisan-tulisan beberapatokoh
pelopornya yang dimuat dalam berbagai majalah. Suwardi Suryaningrat menulis dalam harian De
Express dengan judul ”Als ik eens Nederlander was” (Andaikata saya seorang Belanda). Tulisan ini
sebenarnya ditujukan untuk menyindir pemerintah Hindia Belanda,yang pada waktu itu akan
mengadakan peringatan 100 tahun pembebasan negeri Belanda dari penjajahan Perancis. Dalam
peringatan tersebut diperlukan biaya yang dipungut dari penduduk Hindia Belanda. Yang berarti
penduduk di negeri jajahan, diajak untuk berfoya-foya dalam peringatan bangsa yang menjajah itu
untuk kepentingan dirinya.
8. Karena Indische Partij bergerak langsung terjun dalam bidang politik, tidak mustahil apabila
tokoh-tokohnya mendapat pengawasan secara ketat pemerintah kolonial HindiaBelanda. Pergerakan
dalam bidang politik pada saat itu memang masih sangat berbahaya.Organisasi yang tampak
bergerak dalam bidang politik, sudah pasti mendapat tuduhan pemerintah kolonial Belanda bahwa
organisasi tersebut akan melakukan pemberontakan terhadap pemerintah.
Penolakan atas pengakuan Indische Partij sebagai badan hukum oleh Gubernur
Jenderaldialami Indische Partij pada saat mengajukan permohonan tanggal 4 Maret 1913. Alasan
penolakannya karena organisasi ini berdasarkan politik dan mengancam hendak merusakkeamanan
umum
Walaupun sudah jelas kegiatan Indische Partij mendapat pengawasan secara ketat, E. F.E.
Douwes Dekker tetap meneruskan perjuangannya. Dia berusaha menghadap kepada Gubernur
Jenderal dengan tujuan, ingin menjelaskan dan bersedia mengubah pasal-pasal dari anggaran dasar
Indische Partij, apabila dianggap membahayakan pemerintah. Akan tetapiusaha E. F. E. Douwes
Dekker ini sia-sia saja, karena pada tanggal 11 Maret 1913 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
peringatan kepada Indische Partij dan organisasi inidinyatakan sebagai partai terlarang
Pergerakan Indische Partij, setelah Suwardi Suryaningrat dan dr. Cipto ditangkap, maka
Douwes Dekker terus mengadakan pembelaannya. Di dalam majalah dan harian IndischePartij, E. F.
E. Douwes Dekker menulis pembelaan itu dengan judul (bahasa Indonesia) “Pahlawan kita Suwardi
Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo”
Setelah tulisan tersebut diketahui oleh pihak pemerintah kolonial Belanda, maka E. F.
E.Douwes Dekker ditangkap oleh pemerintah. Dengan demikian, ketiga tokoh Indische
Partij,semuanya telah ditangkap pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1913. Jadi, umur
IndischePartij sangat singkat, kurang lebih hanya satu tahun saja
Sebenarnya ketiga pemimpin Indische Partij tersebut ditawari dibuang di dalam negeri saja, yakni:
1. Douwes Dekker ke Timor (Kupang),
2. Cipto Mangunkusumo ke Banda, dan
3. Suwardi Suryaningrat ke Bangka
KEMUNDURAN INDISCHE PARTIJ
Sepeninggalnya “Tiga Serangkai” ke Belanda, keadaan organisasi Indische Partij semakin
lama semakin mundur. Mundurnya Indische Partij bukan karena ditinggalkan olehketiga tokoh
tersebut, melainkan karena adanya larangan dari pemerintah kolonial Belanda.Akibatnya, hampir
setiap langkah-geraknya tertutup, walaupun penerusnya berusahamengubah nama organisasi, yaitu
menjadi “Partai Insulinde”. Perkumpulan ini terdiri darisebagian besar anggota Indische Partij (di
Semarang saja ada 1.000 orang) dan lama- kelamaan duduk dalam pimpinan, akibatnya
perkumpulan ini kemudian menjadi suatu partaiyang menuju kemerdekaan
Kemunduran Indische Partij Pada 4 Maret 1913, Indische Partij dibubarkan oleh pemerintah
kolonial Belanda karena organisasi ini dianggap sebuah gerakan radikal yang mengganggu
keamanan. juga disebabkan oleh pengaruh Sarekat Islam yang semakin kuat di masyarakat, maka
banyak para penerus Indische Partij yang mengikuti jejak SI.Dengan demikian, Indische Partij
semakin lemah dan mati dengan sendirinya. Walaupun sebenarnya Douwes Dekker sekembalinya
dari negeri Belanda pada tahun 1918, masih berusaha menghidupkan kembali Indische Partij, namun
usahanya sia-sia. Usaha DouwesDekker itu antara lain dengan mengubah nama Indische Partij
9. menjadi National Indische Partij (NIP) pada tahun 1919. Berhubung sudah dicatat pemerintah
sebagai organisasi berbahaya, maka dalam bentuk apapun Indische Partij tetap dilarang