SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Sejarah Berdirinya Sarekat Islam
Seperti yang telah dipaparkan pada pendahuluan di atas Sarekat Islam adalah sebuah
organisasi yang berdiri di awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1912. Mulanya organissai ini
berama Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Haji Samanhudi dengan tujuan awalnya
adalah untuk membantu dan menyelamatkan para pengusaha batik pribumi dari para
pedagang tionghoa saat itu yang memonopoli perdagangan batik pribumi. Sejak semula
organisasi ini memang didirikan dengan diarahkan khusus bagi kepentingan rakyat
jelata. Berikut beberapa alasan lainnya yang mendorong berdirinya organisasi Sarekat Islam
(SI):
a. kemajuan gerak langkah penyebaran agama Kristen
b. hinaan parlemen Negeri Belanda tentang tipisnya kepercayaan beragama bangsa
Indonesia
Menurut Deliar Noer, ada dua alasan organisasi ini berdiri, pertama kompetisi tinggi
pada bidang perdagangan batik, terutama dengan golongan Cina dan sikap superioritas orang
Cina terhadap orang pribumi sehubungan dengan berhasilnya revolusi Cina dalam tahun
1911. Hal ini sebagai akibat dari digantinya tekstil pribumi dengan bahan-bahan yang
diimpor dan dibeli oleh para pembatik dari pedagang perantara Cina, maka seluruh industri
batik beralih ke tangan orang Cina. Untuk mempertahankan diri terhadap praktek-praktek
orang Cina, para pedagang batik Jawa akhirnya bersatu pada tahun 1911 dan mendirikan SI,
hal ini dikemukakan oleh Van Niel.
Meskipun demikian ada beberapa fakta yang menyangkal, pertama konstatasi bahwa
orang Cina telah mengeluarkan para pengusaha batik Jawa, setidaknya di Surakarta tidaklah
benar. Memang ada tapi hanya sebagian kecil dan itu juga di daerah Kudus, Lasem, dan
Banyumas. Kedua, orang Cina menguasai perdagangan dalam bahan baku cat sudah ada jauh
sejak tahun 1890-an. Jadi, peralihan bahan baku dari cat alami ke cat kimiawi pada abad ini
hampir tidak membawa perubahan. Ketiga, dalam kerajinan batik Solo yang dilakukan pada
tahun 1920-an pada umumnya terjalin hubungan yang baik antara bahan baku orang Cina dan
produsen orang Indonesia.
Karena visi utamanya berkaitan dengan perlawanan menghadapi para pedagang
tionghoa, maka lahirlah sikap permusuhan rakyat terhadap bangsa Tionghoa. Berbagai
perkelahian sering terjadi, yang mengakibatkan rasa khawatir di dalam pemerintahan
kolonial. Permusuhan yang sering terjadi membuat pemerintah bersikap represif terhadap
Sarekat Dagang Islam yang berada di Surakarta. Tindakan tersebut mengakibatkan pada
tanggal 12 Agustus 1912, SDI diskors selama 4 hari oleh residen Surakarta tidak boleh
menerima anggota baru dan mengadakan rapat-rapat.
Keputusan pengubahan nama dari Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam
berdasarkan pada keinginan memperluas perkumpulan, tidak hanya lagi berorientasi pada
kegiatan perdagangan, namun telah merambah berbagai bidang kehidupan yang tujuan
pendiriannya tetap sama, yaitu mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan
persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di antara kaum Muslimin semuanya. Satu hal
yang menjadi sangatpenting adalah di mana anggota dari Sarekat Islam ini TIDAK boleh
berasal dari kalangan pegawai negeri atau pejabat pemeritahan kolonial Hindia-Belanda.
Tujuan Anggaran Dasar SI lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan dan pengajaran
b. Memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan faham-faham keliru
tentang Islam
c. Mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong di antara anggotanya.
Meskipun Sarekat Islam didirikan sebagai organisasi modern, lengkap dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, namun persepsi masyarakat mengenai SI sering
berbeda sekali dengan yang dimaksud oleh para pimpinan, SI lebih sering dianggap sebagai
lambang dari identitas golongan. Untuk mengatur rakyat Indonesia ke arah emansipasi dalam
menghadapai sistem kolonial dengan segala ketimpangannya, SI berurusan dengan berbagai
kelompok dan golongan sosial dan subkultur. Kalau di kota orientasi tujuan
pembangunnanya sudah bersifat realistik, apa yang terjadi di pedesaan bersifat kebalikannya,
lebih kepada aspek religius.
Dapat dilihat dari upaya menegakkan moralitas agama, mengusahakan kesejahteraan
serta meningkatkan kedudukan dan peranan sosial ekonomi, sekaligus bersamaan dengan
penggalangan kesadaran sosial rakyat. Di kalangan SI, kesadaran sosial tidak terpisah dari
kesadaran religius. Keduanya saling memperkuat, sehingga sensitivitas meningkat dalam
menghadapi masalah-masalah melalui kompetisi dengan para pengusaha asing, diskriminasi
menurut garis warna dan proses dekadensi moral.
Pada perkembangannya perluasan perkumpulan ini terwujud dalam pengadaan
pembukaan cabang di berbagai daerah dengan minimal anggotanya terdiri dari 50 orang.
Namun di pihak lain, pemerintah Hindia-Belanda kurang sependapat bila diadakan perluasan,
pemerintah ingin perkumpulan SI hanya ada di Surakarta saja karena tidak ingin sampai
menjalar ke pelosok Nusantara. Usaha tersebut mengalami kegagalan, terbukti pada 10
September 1912 berhasil disusun peraturan baru di daerah Surabaya, bahwa pembukaan
cabang-cabang baru akan mungkin tetap berlanjut dengan Haji Samanhudi menjadi Ketua
Pengurus Besar dan H.O.S Tjokroaminoto sebagai komisarisnya.
Penetapan Anggaran Dasar juga dilakukan dengan tujuan memajukan semangat
dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama
serta menghilangkan faham-faham yang keliru tentang agama Islam. Pada masa itu dalam
penetapan Anggaran Dasar tidak disertakan tujuan politik, karena pendirian organisasi yang
bersifat politik sangat dilarang dan membahayakan.
Gubernur Idenburg secara hati-hati mendukung organisasi ini, baru pada tahun 1913
SI diakui oleh pemerintah kolonial secara resmi. Namun tetap saja, ia tidak akan mengakui
Central Sarekat Islam sebagai markas besar SI yang mengendalikan segala kegiatan yang
bersifat nasional. Akibatnya, CSI semakin sulit melakukan pengawasan yang terorganisir
terhadap cabang-cabang SI yang berada di daerah.
Sarekat Islam dan Perkembangannya
Pada perkembangan selanjutnya tumbuhlah cabang-cabang SI di berbagai daerah,
seperti SI Semarang, SI Yogyakarta, SI Surakarta serta SI Surabaya dan tidak lupa dibentuk
pula semacam SI pusat atau CSI dengan struktur modern. Salah satu faktor berkembangnya
SI secara pesat dengan memiliki basis massa yang besar adalah karena diperbolehkannya
kartu keanggotaan rangkap. Akibatnya, mayoritas anggota SI merupakan anggota dari
organisasi lain, seperti ISDV, PKI, ataupun serikat-serikat kerja/buruh.
Walaupun perkembangan SI sampai ke luar Jawa, namun tetap mempertahankan
Jawa sebagai pusat kegiatannya. Pemerintah kolonial semakin tidak senang melihat kekuatan
SI yang semakin besar dilihat dari jumlah massanya saat itu, melebihi massa dari organisasi-
organisasi lainnya. Walaupun para pengikut Sarekat Islam begitu banyak, tetapi tidak
semuanya mempunyai pengertian dan pemahaman atas tujuan dan kegiatan organisasi
tersebut, sehingga terjadi berbagai penyimpangan yang mengatasnamakan organisasi Sarekat
Islam.
Di beberapa tempat yang menjadi cabang Sarekat Islam timbul berbagai gerakan anti-
Cina, dikarenakan golongan Tionghoa dianggap sebagai penghalang usaha ekonomi pribumi.
Daerah tersebut antara lain: Sala, Bangil, Tuban, Rembang, Cirebon, Tuban, Kudus (1918).
Hal itu juga diperkuat karena adanya perbedaan agama. Di Batavia saat itu juga banyak
terjadi bentrokan yang mengatasnamakan Sarekat Islam dengan para pengusaha pelacuran
dan perjudian.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa insiden itu bersifat lokal dan berumur pendek. Hal
tersebut dikarenakan oleh kenyataan bahwa cabang-cabang Sarekat Islam di daerah tadi
berdiri sendiri atau otonom, yang menyebabkan pimpinan pusat Sarekat Islam (CSI) tak
berdaya. Sikap berani para SI daerah tersebut juga memancing pemerintah kolonial untuk
mengeluarkan peraturan baru yang menetapkan bahwa cabang-cabang harus berdiri sendiri
untuk daerahnya masing-masing (SI daerah).
Namun pemerintah tetap tidak berkeberatan bila antar SI daerah saling bekerja sama
melalui badan-badan perwakilan. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya kepemimpinan
pusat di tubuh SI yang dapat mengorganisir SI di daerah-daerah untuk melakukan
perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Hingga tahun 1915 saja telah berdiri lebih dari 50
cabang Sarekat Islam di daerah, dan untuk menyikapi hal tersebut di Surabaya
didirikanlah Central Sarekat Islam (CSI) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu SI
daerah dalam mengadakan perhubungan dan pekerjaan bersama di antaranya.
Dengan jumlah massa yang banyak, mendorong organisasi-organisasi lainnya untuk
melirik dan mendapat pengaruh dalam tubuh SI. Sebut saja seperti ISDV (Indisch Sociaal
Democratische Vereniging), NIP (National Indische Partij). ISDV di bawah Sneevliet, P.
Bergsma, J. A. Braadsteder dan H. W. Dekker yang sebenarnya berhaluan radikal, secara
mengejutkan mampu melakukan penyusupan atau propaganda secara halus dalam tubuh SI.
Mereka berhasil masuk menyebarkan pengaruhnya pada anggota-anggota SI, sebut saja
seperti Semaoen (wakil SI Surabaya dan pemimpin SI Semarang), Darsono, H. Misbach, Tan
Malaka, Alimin Prawirodirdjo dan Marco (SI Surakarta) yang berhasil menentang tokoh-
tokoh SI yang tulen dan kolot.
Marco awalnya adalah seorang jurnalistik yang keras mengkritik pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda. Ia berkali-kali dikenakan pressdelict karena berita-berita yang dituliskannya.
Sewaktu ditahan di penjara, Marco mendapatkan tekanan kuat dari pengurus SI, ia tidak
mendapatkan dukungan penuh. Justru ia dibela oleh Sneevliet dan inilah awal mula Marco
terjun dalan haluan sosialis di dalam SI. Marco yang sempat mundur dari pentas pergerakan
dan lebih memilih melanjutkan serta fokus dalam kegiatan jurnalistiknya, akhirnya
memutuskan untuk kembali ke Surakarta karena hidup baginya adalah “pergerakan dan
pengorbanan”. Kaum sosialis tersebut datang ke Indonesia, karena melihat bangsa ini
memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat melakukan gerakan-gerakan massa melawan
pemerintah Hindia-Belanda.
Hal ini dilatarbelakangi oleh perpecahan yang terjadi pada kaum sosialis Belanda yang
melahirkan kubu revisionis dan kubu ortodoks revolusioner. Seperti yang dituliskan oleh
Munasichin berikut:
Kubu revisionis tetap bertahan dan mengembangkan partai sosialis sebelum-nya Sociaal
Democratische Arbeiders Partij (SDAP) yang lebih moderat. Se-dangkan kelompok ortodoks
mendirikan partai baru yang kemudian dikenal dengan nama Sociaal Democratische
Partij (SDP). SDP dikenal sebagai partai berhaluan Marxisme ortodoks, yang
mengembangkan perjuangan revolusioner daripada perjuangan parlementer, seperti yang
dilakukan oleh SDAP.
Pada tahun 1914 Sneevliet dan kawan-kawan berhasil mendirikan organisasi ISDV
yang kental dengan haluan Marxisme-nya. Setelah berhasil mendirikan organisasi tersebut,
Sneevliet berusaha mencetak tokoh-tokoh sosialis pribumi yang sangat berpengaruh pada
masa awal kebangkitan nasional, terutama yang mampu menggerakkan rakyat dalam
melakukan perlawanan terhadap segala kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang
menyengsarakan mereka. Hasil cetakan ISDV tersebut seperti Semaoen, Darsono dan Marco
tak lain adalah anggota SI daerah.
pada tahun 1916 sampai tahun 1921 SI mulai memliki struktur organisasi yang stabil.
SI memberikan perhatian pada hampir semua masalah, mulai dari masalah politik sampai
dengan masalah agama. Selain itu juga untuk menyebarkan dan menegakkan cita-cita
nasionalisme dengan Islam sebagai dasar pemikirannya. Sifat politik dari organisasi ini
dirumuskan dalam Asas dan Program kerjayang disetujui oleh kongres yang diadakan pada
tahun 1917. Program kerja dibagi atas 8 bagian, yaitu:
1. Masalah politik, Sarekat Islam menuntut berdirinya dewan-dewan daerah, perluasan hak-
hak Volksraad dengan tujuan untuk mentransformasikannya menjadi suatu lembaga
perwakilan yang sesungguhnya untuk keperluan legislatif. Hak-hak politik ini dapat
berfungsi dengan wajar, Sarekat Islam menuntut penghapusan kerja paksa dan sistem
izin untuk bepergian.
2. Dalam bidang pendidikan, partai menuntut penghapusan peraturan yang
mendiskriminasikan penerimaan murid di sekolah-sekolah. Mnuntut adanya penambahan
jumlah sekolah, memasukkakan pelajaran keterampilan, perbaikan lembaga-lembaga
pendidikan.
3. Dalam bidang agama, partai menuntut dihapuskannya segala bentuk undang-undang dan
peraturan yang menghambat penyebaarluasan ajaran agama Islam, pembayaran gaji kyai
dan penghulu, subsidi bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam dan pengakuan hari-hari
besar Islam.
4. Keadilan merupakan persoalan yang dipermasalahkan antara pihak pemerintah dan yang
diperintah dalam suatu negeri jajahan. Sarekat Islam menuntut dalam hal ini pemisahan
kekuasaan yudikatif dan eksekutif, dan menganggap perlu dibangun suatu hukum yang
sama bagi menegakkan hak-hak yang sama diantara golongan penduduk negeri. Selain
itu juga menuntut kemudahan bagi penduduk yang miskin untuk memperoleh
perlindungan hukum.
5. Dalam bidang agrarian dan pertanian, menuntut penghapusan particuliere
landrijen (milik tuan tanah), dan dengan mengadakan ekspansi serta perbaikan irigasi.
6. Dalam bidang industry, menuntut agar industry-industri yang sangat penting agar
dinasionalisasikan industry-industri yang bersifat monopoli dan memenuhi pelayanan
dan barang-barang pokok bagi rakyat banyak.
7. Dalam bidang keuangan dan perpajakan, partai menuntut adanya pajak-pajak
berdasarkan proposianal serta pajak-pajak yang dipungut terhadap laba perkebunan.
Partaipun menuntut adanya bantuan pemerintah bagi perkumpulan koperasi.
8. Dalam bidang sosial, partai menuntut hendaknya pemerintah memerangi minuman keras
dan candu, perjudian dan prostitusi, melarang penggunaan tenaga anak-anak,
mengeluarkan peraturan perburuhan yang menjaga kepentingan para pekerja serta
menambah jumlah poliklinik secara gratis.
Kongres-Kongres Sarekat Islam
Kongres Pertama Sarekat Islam diadakan pada 26 Januari 1913 di Surabaya.
Kongres tersebut dipimpin oleh Tjokroaminoto yang menjelaskan dengan tegas bahwa SI
bukanlah partai politik dan tidak memiliki maksud serta tujuan untuk melakukan
perlawanan pada pemerintah Hindia-Belanda. Kongres pertama ini berhasil menyedot
kemauan dan minat rakyat untuk masuk menjadi anggota SI, dengan Islam sebagai
lambang persatuannya dan tujuan untuk mempertinggi derajat dan martabat rakyat.
Akibatnya di beberapa tempat di Pulau Jawa mulai berdiri cabang-cabang SI, contohnya
saja di daerah Jakarta SI telah memiliki anggota sebanyak 12.000 orang.
Kongres Kedua diadakan di Surakarta (Solo sekarang) dengan hasil keputusannya
adalah SI hanya akan menerima keanggotaan rakyat yang berkebangsaan Indonesia saja
(rakyat pribumi saja). Tujuannya adalah agar corak dan karakteristik SI sebagai
organisasi rakyat tidak akan berubah. Kongres Ketiga (17-24 Juni 1916) diadakan di
Bandung. Kongres ini merupakan Kongres Nasional SI yang Pertama dengan peserta
sebanyak 360.000 orang sebagai perwakilan dari 80 SI daerah yang total anggotanya
mecapai 800.000 orang. Kongres ini dipimpin oleh Tjokroaminoto dengan harapan agar
SI dapat menuju ke arah persatuan yang teguh antar-golongan bangsa Indonesia.
Kongres Nasional SI Kedua pada 20-27 Oktober 1917 di Jakarta, di mana CSI
semakin memperlihatkan semangat politiknya, dengan merumuskan perjuangan
pergerakan politiknya adalah untuk merebut kemerdekaan dari tangan Belanda dan para
kapitalis dengan membentuk pemerintahan sendiri atau Zelf-Bestuur dan mengubah
masyarakat kapitalis menjadi masyarakat yang sosialistis. Sejak saat itu mulai terjadi
pergolakan-pergolakan politik dalam tubuh SI yang sebenarnya merupakan bom waktu
yang telah tertanam sejak ISDV memainkan perannya dalam tubuh SI melalui orang-
orang kepercayaannyadan mulailah SI mengarah atau bergeser ke haluan kiri.
Kongres Nasional SI Ketiga adalah pada 29 September-6 Oktober 1918 di
Surabaya dengan hasil keputusannya adalah menentang segala kebijakan pemerintah
yang tetap melindungi praktik kapitalisme yang berdampak pada aksi penindasan kaum
buruh. Kongres Nasional SI Keempat pada 26 Oktober-2 November 1919 di Surabaya
memfokuskan tentang serikat kerja yang bertujuan melakukan gerakan perlawanan
menentang kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat.
Kongres SI, Oktober 1921 mengambil keputusan gerakan Disiplin Partai dengan
mengeluarkan anggota PKI. Kongres SI Merah, 24-25 Desember 1921 di Semarang, dan
dipimpin oleh Tan Malaka dan wakilnya adalah Semaoen, sementara Darsono
merapatkan hubungan dengan poros Moskow dan pergi ke sana pada Oktober 1921.
Dalam kongres ini mereka berterus terang menyatakan dirinya sebagai KOMUNIS
dengan mengakui pemimpin-pemimpin Komunis Uni Soviet seperti Trotsky dan Lenin
sebagai pahlawan mereka. Yang dihadiri oleh
Kongres SI Putih, 17-20 Februari 1923 di Madiun, menghasilkan keputusan
pembentukan partai SI. Langkah yang sulit untuk membangun kembali citra SI dengan
Pan-Islamisme nya, oleh karena itu Agus Salim memohon bantuan pada Muhammadiyah.
Sedangkan Kongres SI Merah, 4 Maret 1923 yang bertempat di Bandung yang dihadiri
oleh 16 cabang PKI, 14 cabang SI Merah dan perkumpulan serikat kerja komunis. Dalam
kongres mereka menyerang SI Putih dengan tuduhan SI telah terbentuk untuk lebih
mementingkan kaum pemilik modal dan melakukan pemborosan uang rakyat. Dari sini
mulai terjadi kongres-kongres balasan antara SI Putih dan SI Merah yang saling
mempropagandakan dan memperdebatkan pemikiran dan ideologi masing-masing.
Kongres SI, 8-11 Agustus 1924 di Surabaya, mengambil keputusan non-kooperasi
terhadap pemerintah dan Volksraad serta keputusan menentang kaum komunis secara
giat.Kemudian Kongres CSI 21-27 Agustus 1925 di Yogya bertujuan untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penindasan dan penjajahan melalui pembukaan
sekolah-sekolah guna mencetak pribadi yang tangguh dalam kehidupan sosial, budaya
dan ekonomi berdasarkan syariat-syariat Islam. Dan yang terakhir adalah Kongres SI 14-
17 Januari 1927 yang mengeluarkan pernyataan terbuka untuk menuju kemerdekaan
kebangsaan yang berdasarkan agama Islam.
Perpecahan dalam Tubuh Sarekat Islam
SI yang semakin condong ke kiri ini pada gilirannya menggabungkan dirinya
pada Radicale Concentratie pada 16 November 1918. Dari sini, sikap kontroversial SI
mulai nampak saat terjadi peristiwa Afdeeling B di Garut pada Juni 1919. Dampaknya
Tjokroaminoto pada 1921 ditangkap pemerintah kolonial atas tuduhan memberikan
sumpah palsu atas kasus tersebut. Antara tahun 1918-1921, hubungan SI terjalin baik
dengan PKI dan berhasil memberikan kontribusi penting terhadap serikat-serikat buruh
dalam meningkatkan kondisi dan upah para anggotanya. Sempat SI dan PKI membentuk
semacam federasi pada tahun 1919, namun pemimpin serikat kerja dari CSI
(Surjopranoto) yang menjabat wakil federasi, menggugat kepemimpinan Semaoen dalam
federasi tersebut melalui berbagai pemogokan. Sejak saat itu, munculah pertikaian
terbuka SI dan PKI.]
Untuk menyikapi hal tersebut, dilakukanlah gerakan Disiplin Partai dalam
Kongres SI pada bulan Oktober 1921. Hal ini berdampak pada seorang anggota SI tidak
mungkin lagi menjadi anggota partai atau organisasi lain (terkecuali anggota
Muhammadiyah). Selain itupun anggota-anggota PKI yang ada dalam tubuh CSI
dikeluarkan. SI kemudian terpecah menjadi dua, yaitu SI Putih (dengan gerakan Pan-
Islamisme di bawah pimpinan H. Agus Salim serta Abdul Muis dan dukungan
Tjokroaminoto setelah dibebaskan dari penjara pada Mei 1922).
Sedangkan SI Merah berada di bawah pimpinan Semaoen sejak 1922, setelah ia
pulang mengasingkan diri ke Uni Soviet dan mulai membangun kembali serikat-serikat
kerja PKI serta meningkatkan pengaruhnya pada cabang-cabang dan sekolah-sekolah
SI. Atas inisiatifnya untuk melepaskan diri selama-lamanya dari PKI, pada Kongres SI
bulan Februari 1923 Tjokroaminoto mendirikan Partai Sarekat Islam yang mendukung
gerakan disiplin partai. Ia pun berusaha mendirikan cabang-cabang PSI di daerah yang
terdapat cabang SI Merah-nya yang kemudian oleh Semaoen diganti menjadi Sarekat
Rakyat.
Pengaruh Agus Salim dalam CSI menjadikan SI Putih menempuh kebijakan non-
kooperasi (mundur dari keanggotaan Volksraad) dan menjauhkan diri dari aksi-aksi
penting politik. Semenjak itu, PKI-lah yang banyak terlibat melancarkan kampanye-
kampanye pergerakan rakyat yang nyaris padam akibat konflik terbuka SI dan PKI. Jika
ditilik dalam hal agam, SI juga telah terpecah sejak 1916 di Minangkabau akibat
perbedaan doktrin kaum modernis dan kaum tradisional serta adat. Akibatnya
berkembang pesatlah paham komunisme-Islam di ranah Minang ini. Sedangkan di Jawa
perpecahan anggota SI terjadi antara kalangan modernis dengan kaum adat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan pra-Islam atau kebudayaan masa Majapahit.

More Related Content

What's hot

Budi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partijBudi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partijannisa berliana
 
Dakwah melalui media organisasi A3
Dakwah melalui media organisasi A3Dakwah melalui media organisasi A3
Dakwah melalui media organisasi A3LBB. Mr. Q
 
Tata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu noTata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu noady nune
 
Ppt manajemen koperasi & umkm
Ppt manajemen koperasi & umkmPpt manajemen koperasi & umkm
Ppt manajemen koperasi & umkmWardatulMuthiin
 
Pengaruh pembaruan islam di indonesia
Pengaruh pembaruan islam di indonesiaPengaruh pembaruan islam di indonesia
Pengaruh pembaruan islam di indonesiaAl Alfandi
 
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Basarichard
 
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesiaRisky Saputra
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaBayu Priyo Mukti
 
Sejarah muhammadiyah kudus
Sejarah muhammadiyah kudusSejarah muhammadiyah kudus
Sejarah muhammadiyah kudusAhmad Kadafi
 
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1diyahmaratus
 
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"rosikhohn
 

What's hot (14)

Budi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partijBudi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partij
 
Dakwah melalui media organisasi A3
Dakwah melalui media organisasi A3Dakwah melalui media organisasi A3
Dakwah melalui media organisasi A3
 
Tata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu noTata ruang sesuai uu no
Tata ruang sesuai uu no
 
Ppt manajemen koperasi & umkm
Ppt manajemen koperasi & umkmPpt manajemen koperasi & umkm
Ppt manajemen koperasi & umkm
 
Ppt kelompok 7
Ppt kelompok 7Ppt kelompok 7
Ppt kelompok 7
 
Pengaruh pembaruan islam di indonesia
Pengaruh pembaruan islam di indonesiaPengaruh pembaruan islam di indonesia
Pengaruh pembaruan islam di indonesia
 
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
 
Makalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaanMakalah kemuhamadiyaan
Makalah kemuhamadiyaan
 
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
15213768 - menumbuh kembangkan koperasi di indonesia
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
 
Sejarah muhammadiyah kudus
Sejarah muhammadiyah kudusSejarah muhammadiyah kudus
Sejarah muhammadiyah kudus
 
Makalah grekan muhamadiah
Makalah grekan muhamadiahMakalah grekan muhamadiah
Makalah grekan muhamadiah
 
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
Sejarah, asas, dan tujuan kelompok 1 1
 
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"
Tugas Sofskill "Kekonomi Koperasi"
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

bsnl trening
bsnl treningbsnl trening
bsnl trening
 
Law of thinking rammanohar
Law of thinking rammanoharLaw of thinking rammanohar
Law of thinking rammanohar
 
Repensando big data
Repensando big dataRepensando big data
Repensando big data
 
Elegância
ElegânciaElegância
Elegância
 
P 5 ei-llibres_curs_12-13
P 5 ei-llibres_curs_12-13P 5 ei-llibres_curs_12-13
P 5 ei-llibres_curs_12-13
 
Elcamídel'escola
Elcamídel'escolaElcamídel'escola
Elcamídel'escola
 
Quino - Cartunista Argentino
Quino - Cartunista ArgentinoQuino - Cartunista Argentino
Quino - Cartunista Argentino
 
Avance bd
Avance bdAvance bd
Avance bd
 
.
..
.
 
COYNE COLLEGE DIPLOMA
COYNE COLLEGE DIPLOMACOYNE COLLEGE DIPLOMA
COYNE COLLEGE DIPLOMA
 
MIE
MIEMIE
MIE
 
Practica no. 1, ruth melendez, no. 32
Practica no. 1, ruth melendez,  no. 32Practica no. 1, ruth melendez,  no. 32
Practica no. 1, ruth melendez, no. 32
 
Alguns Varejos Qualificados dzarm.
Alguns Varejos Qualificados dzarm.Alguns Varejos Qualificados dzarm.
Alguns Varejos Qualificados dzarm.
 
Inauguração loja dzarm. Juiz de Fora (MG)
Inauguração loja dzarm.  Juiz de Fora (MG)Inauguração loja dzarm.  Juiz de Fora (MG)
Inauguração loja dzarm. Juiz de Fora (MG)
 
Imagens fantasticas
Imagens fantasticasImagens fantasticas
Imagens fantasticas
 
J05 general
J05   generalJ05   general
J05 general
 
Análisis matarife horizontal
Análisis matarife horizontalAnálisis matarife horizontal
Análisis matarife horizontal
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
"A noite é necesaria " partitura de "Zapatiños para Díaz CAstro"
"A noite é necesaria " partitura de "Zapatiños para Díaz CAstro""A noite é necesaria " partitura de "Zapatiños para Díaz CAstro"
"A noite é necesaria " partitura de "Zapatiños para Díaz CAstro"
 
Grey blazer and flower shirt
Grey blazer and flower shirtGrey blazer and flower shirt
Grey blazer and flower shirt
 

Similar to SI Sejarah Berdirinya

Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..
Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..
Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..Helmon Chan
 
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docxSAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docxNur Rokhmah Wati
 
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962Apip Masykur
 
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMABUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMAFadila Rahayu
 
Organisasi pergerakan nasional
Organisasi pergerakan nasionalOrganisasi pergerakan nasional
Organisasi pergerakan nasionalRohman Efendi
 
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonialstrategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonialAey Doank
 
Pergerakan nasional
Pergerakan nasionalPergerakan nasional
Pergerakan nasionallisa widya
 
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di IndonesiaTugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di IndonesiaUllaah Fathullah Syahrul
 
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanecstasya
 
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptx
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptxSarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptx
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptxdhine1
 
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalIps kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalJeJe JeJe
 
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptx
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptxppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptx
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptxMELISASafitri2
 
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfBAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfAhmadFauzanBaihaqi
 
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri KeindonesiaanSejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaanmaghfiraputeri
 
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional IndonesiaSejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional IndonesiaTrie Nakita Sabrina
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptxsigitkurniawan381
 

Similar to SI Sejarah Berdirinya (20)

Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..
Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..
Catatan sejarahrakyatislamindonesia1905 1962..
 
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docxSAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
 
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962
Catatan sejarah rakyat islam indonesia 1905 1962
 
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMABUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
BUDI UTOMO , SAREKAT ISLAM ,INDISCHE PARTIJ SEJARAH SMA
 
Organisasi pergerakan nasional
Organisasi pergerakan nasionalOrganisasi pergerakan nasional
Organisasi pergerakan nasional
 
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonialstrategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
strategi organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
 
Pergerakan nasional
Pergerakan nasionalPergerakan nasional
Pergerakan nasional
 
SIPATIWIPPREAENTATION.pptx
SIPATIWIPPREAENTATION.pptxSIPATIWIPPREAENTATION.pptx
SIPATIWIPPREAENTATION.pptx
 
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di IndonesiaTugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia
Tugas Mata Kuliah Kekuatan Politik Di Indonesia
 
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
 
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptx
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptxSarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptx
Sarekat Islam (Sejarah Indonesia) XI IPA 2.pptx
 
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalIps kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
 
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptx
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptxppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptx
ppt pergerakan MELISA SAFITRI.pptx
 
Organisasi islam
Organisasi islamOrganisasi islam
Organisasi islam
 
PPT AIK
PPT AIKPPT AIK
PPT AIK
 
PPT AIK
PPT AIKPPT AIK
PPT AIK
 
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfBAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
 
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri KeindonesiaanSejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
 
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional IndonesiaSejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Sejarah Indonesia XI - Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

SI Sejarah Berdirinya

  • 1. Sejarah Berdirinya Sarekat Islam Seperti yang telah dipaparkan pada pendahuluan di atas Sarekat Islam adalah sebuah organisasi yang berdiri di awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1912. Mulanya organissai ini berama Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Haji Samanhudi dengan tujuan awalnya adalah untuk membantu dan menyelamatkan para pengusaha batik pribumi dari para pedagang tionghoa saat itu yang memonopoli perdagangan batik pribumi. Sejak semula organisasi ini memang didirikan dengan diarahkan khusus bagi kepentingan rakyat jelata. Berikut beberapa alasan lainnya yang mendorong berdirinya organisasi Sarekat Islam (SI): a. kemajuan gerak langkah penyebaran agama Kristen b. hinaan parlemen Negeri Belanda tentang tipisnya kepercayaan beragama bangsa Indonesia Menurut Deliar Noer, ada dua alasan organisasi ini berdiri, pertama kompetisi tinggi pada bidang perdagangan batik, terutama dengan golongan Cina dan sikap superioritas orang Cina terhadap orang pribumi sehubungan dengan berhasilnya revolusi Cina dalam tahun 1911. Hal ini sebagai akibat dari digantinya tekstil pribumi dengan bahan-bahan yang diimpor dan dibeli oleh para pembatik dari pedagang perantara Cina, maka seluruh industri batik beralih ke tangan orang Cina. Untuk mempertahankan diri terhadap praktek-praktek orang Cina, para pedagang batik Jawa akhirnya bersatu pada tahun 1911 dan mendirikan SI, hal ini dikemukakan oleh Van Niel. Meskipun demikian ada beberapa fakta yang menyangkal, pertama konstatasi bahwa orang Cina telah mengeluarkan para pengusaha batik Jawa, setidaknya di Surakarta tidaklah benar. Memang ada tapi hanya sebagian kecil dan itu juga di daerah Kudus, Lasem, dan Banyumas. Kedua, orang Cina menguasai perdagangan dalam bahan baku cat sudah ada jauh sejak tahun 1890-an. Jadi, peralihan bahan baku dari cat alami ke cat kimiawi pada abad ini hampir tidak membawa perubahan. Ketiga, dalam kerajinan batik Solo yang dilakukan pada tahun 1920-an pada umumnya terjalin hubungan yang baik antara bahan baku orang Cina dan produsen orang Indonesia.
  • 2. Karena visi utamanya berkaitan dengan perlawanan menghadapi para pedagang tionghoa, maka lahirlah sikap permusuhan rakyat terhadap bangsa Tionghoa. Berbagai perkelahian sering terjadi, yang mengakibatkan rasa khawatir di dalam pemerintahan kolonial. Permusuhan yang sering terjadi membuat pemerintah bersikap represif terhadap Sarekat Dagang Islam yang berada di Surakarta. Tindakan tersebut mengakibatkan pada tanggal 12 Agustus 1912, SDI diskors selama 4 hari oleh residen Surakarta tidak boleh menerima anggota baru dan mengadakan rapat-rapat. Keputusan pengubahan nama dari Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam berdasarkan pada keinginan memperluas perkumpulan, tidak hanya lagi berorientasi pada kegiatan perdagangan, namun telah merambah berbagai bidang kehidupan yang tujuan pendiriannya tetap sama, yaitu mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di antara kaum Muslimin semuanya. Satu hal yang menjadi sangatpenting adalah di mana anggota dari Sarekat Islam ini TIDAK boleh berasal dari kalangan pegawai negeri atau pejabat pemeritahan kolonial Hindia-Belanda. Tujuan Anggaran Dasar SI lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: a. Memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan dan pengajaran b. Memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan faham-faham keliru tentang Islam c. Mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong di antara anggotanya. Meskipun Sarekat Islam didirikan sebagai organisasi modern, lengkap dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, namun persepsi masyarakat mengenai SI sering berbeda sekali dengan yang dimaksud oleh para pimpinan, SI lebih sering dianggap sebagai lambang dari identitas golongan. Untuk mengatur rakyat Indonesia ke arah emansipasi dalam menghadapai sistem kolonial dengan segala ketimpangannya, SI berurusan dengan berbagai kelompok dan golongan sosial dan subkultur. Kalau di kota orientasi tujuan pembangunnanya sudah bersifat realistik, apa yang terjadi di pedesaan bersifat kebalikannya, lebih kepada aspek religius. Dapat dilihat dari upaya menegakkan moralitas agama, mengusahakan kesejahteraan serta meningkatkan kedudukan dan peranan sosial ekonomi, sekaligus bersamaan dengan
  • 3. penggalangan kesadaran sosial rakyat. Di kalangan SI, kesadaran sosial tidak terpisah dari kesadaran religius. Keduanya saling memperkuat, sehingga sensitivitas meningkat dalam menghadapi masalah-masalah melalui kompetisi dengan para pengusaha asing, diskriminasi menurut garis warna dan proses dekadensi moral. Pada perkembangannya perluasan perkumpulan ini terwujud dalam pengadaan pembukaan cabang di berbagai daerah dengan minimal anggotanya terdiri dari 50 orang. Namun di pihak lain, pemerintah Hindia-Belanda kurang sependapat bila diadakan perluasan, pemerintah ingin perkumpulan SI hanya ada di Surakarta saja karena tidak ingin sampai menjalar ke pelosok Nusantara. Usaha tersebut mengalami kegagalan, terbukti pada 10 September 1912 berhasil disusun peraturan baru di daerah Surabaya, bahwa pembukaan cabang-cabang baru akan mungkin tetap berlanjut dengan Haji Samanhudi menjadi Ketua Pengurus Besar dan H.O.S Tjokroaminoto sebagai komisarisnya. Penetapan Anggaran Dasar juga dilakukan dengan tujuan memajukan semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama serta menghilangkan faham-faham yang keliru tentang agama Islam. Pada masa itu dalam penetapan Anggaran Dasar tidak disertakan tujuan politik, karena pendirian organisasi yang bersifat politik sangat dilarang dan membahayakan. Gubernur Idenburg secara hati-hati mendukung organisasi ini, baru pada tahun 1913 SI diakui oleh pemerintah kolonial secara resmi. Namun tetap saja, ia tidak akan mengakui Central Sarekat Islam sebagai markas besar SI yang mengendalikan segala kegiatan yang bersifat nasional. Akibatnya, CSI semakin sulit melakukan pengawasan yang terorganisir terhadap cabang-cabang SI yang berada di daerah. Sarekat Islam dan Perkembangannya Pada perkembangan selanjutnya tumbuhlah cabang-cabang SI di berbagai daerah, seperti SI Semarang, SI Yogyakarta, SI Surakarta serta SI Surabaya dan tidak lupa dibentuk pula semacam SI pusat atau CSI dengan struktur modern. Salah satu faktor berkembangnya SI secara pesat dengan memiliki basis massa yang besar adalah karena diperbolehkannya kartu keanggotaan rangkap. Akibatnya, mayoritas anggota SI merupakan anggota dari organisasi lain, seperti ISDV, PKI, ataupun serikat-serikat kerja/buruh.
  • 4. Walaupun perkembangan SI sampai ke luar Jawa, namun tetap mempertahankan Jawa sebagai pusat kegiatannya. Pemerintah kolonial semakin tidak senang melihat kekuatan SI yang semakin besar dilihat dari jumlah massanya saat itu, melebihi massa dari organisasi- organisasi lainnya. Walaupun para pengikut Sarekat Islam begitu banyak, tetapi tidak semuanya mempunyai pengertian dan pemahaman atas tujuan dan kegiatan organisasi tersebut, sehingga terjadi berbagai penyimpangan yang mengatasnamakan organisasi Sarekat Islam. Di beberapa tempat yang menjadi cabang Sarekat Islam timbul berbagai gerakan anti- Cina, dikarenakan golongan Tionghoa dianggap sebagai penghalang usaha ekonomi pribumi. Daerah tersebut antara lain: Sala, Bangil, Tuban, Rembang, Cirebon, Tuban, Kudus (1918). Hal itu juga diperkuat karena adanya perbedaan agama. Di Batavia saat itu juga banyak terjadi bentrokan yang mengatasnamakan Sarekat Islam dengan para pengusaha pelacuran dan perjudian. Bukanlah suatu kebetulan bahwa insiden itu bersifat lokal dan berumur pendek. Hal tersebut dikarenakan oleh kenyataan bahwa cabang-cabang Sarekat Islam di daerah tadi berdiri sendiri atau otonom, yang menyebabkan pimpinan pusat Sarekat Islam (CSI) tak berdaya. Sikap berani para SI daerah tersebut juga memancing pemerintah kolonial untuk mengeluarkan peraturan baru yang menetapkan bahwa cabang-cabang harus berdiri sendiri untuk daerahnya masing-masing (SI daerah). Namun pemerintah tetap tidak berkeberatan bila antar SI daerah saling bekerja sama melalui badan-badan perwakilan. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya kepemimpinan pusat di tubuh SI yang dapat mengorganisir SI di daerah-daerah untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Hingga tahun 1915 saja telah berdiri lebih dari 50 cabang Sarekat Islam di daerah, dan untuk menyikapi hal tersebut di Surabaya didirikanlah Central Sarekat Islam (CSI) dengan tujuan untuk memajukan dan membantu SI daerah dalam mengadakan perhubungan dan pekerjaan bersama di antaranya. Dengan jumlah massa yang banyak, mendorong organisasi-organisasi lainnya untuk melirik dan mendapat pengaruh dalam tubuh SI. Sebut saja seperti ISDV (Indisch Sociaal Democratische Vereniging), NIP (National Indische Partij). ISDV di bawah Sneevliet, P.
  • 5. Bergsma, J. A. Braadsteder dan H. W. Dekker yang sebenarnya berhaluan radikal, secara mengejutkan mampu melakukan penyusupan atau propaganda secara halus dalam tubuh SI. Mereka berhasil masuk menyebarkan pengaruhnya pada anggota-anggota SI, sebut saja seperti Semaoen (wakil SI Surabaya dan pemimpin SI Semarang), Darsono, H. Misbach, Tan Malaka, Alimin Prawirodirdjo dan Marco (SI Surakarta) yang berhasil menentang tokoh- tokoh SI yang tulen dan kolot. Marco awalnya adalah seorang jurnalistik yang keras mengkritik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Ia berkali-kali dikenakan pressdelict karena berita-berita yang dituliskannya. Sewaktu ditahan di penjara, Marco mendapatkan tekanan kuat dari pengurus SI, ia tidak mendapatkan dukungan penuh. Justru ia dibela oleh Sneevliet dan inilah awal mula Marco terjun dalan haluan sosialis di dalam SI. Marco yang sempat mundur dari pentas pergerakan dan lebih memilih melanjutkan serta fokus dalam kegiatan jurnalistiknya, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Surakarta karena hidup baginya adalah “pergerakan dan pengorbanan”. Kaum sosialis tersebut datang ke Indonesia, karena melihat bangsa ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat melakukan gerakan-gerakan massa melawan pemerintah Hindia-Belanda. Hal ini dilatarbelakangi oleh perpecahan yang terjadi pada kaum sosialis Belanda yang melahirkan kubu revisionis dan kubu ortodoks revolusioner. Seperti yang dituliskan oleh Munasichin berikut: Kubu revisionis tetap bertahan dan mengembangkan partai sosialis sebelum-nya Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) yang lebih moderat. Se-dangkan kelompok ortodoks mendirikan partai baru yang kemudian dikenal dengan nama Sociaal Democratische Partij (SDP). SDP dikenal sebagai partai berhaluan Marxisme ortodoks, yang mengembangkan perjuangan revolusioner daripada perjuangan parlementer, seperti yang dilakukan oleh SDAP. Pada tahun 1914 Sneevliet dan kawan-kawan berhasil mendirikan organisasi ISDV yang kental dengan haluan Marxisme-nya. Setelah berhasil mendirikan organisasi tersebut, Sneevliet berusaha mencetak tokoh-tokoh sosialis pribumi yang sangat berpengaruh pada masa awal kebangkitan nasional, terutama yang mampu menggerakkan rakyat dalam
  • 6. melakukan perlawanan terhadap segala kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang menyengsarakan mereka. Hasil cetakan ISDV tersebut seperti Semaoen, Darsono dan Marco tak lain adalah anggota SI daerah. pada tahun 1916 sampai tahun 1921 SI mulai memliki struktur organisasi yang stabil. SI memberikan perhatian pada hampir semua masalah, mulai dari masalah politik sampai dengan masalah agama. Selain itu juga untuk menyebarkan dan menegakkan cita-cita nasionalisme dengan Islam sebagai dasar pemikirannya. Sifat politik dari organisasi ini dirumuskan dalam Asas dan Program kerjayang disetujui oleh kongres yang diadakan pada tahun 1917. Program kerja dibagi atas 8 bagian, yaitu: 1. Masalah politik, Sarekat Islam menuntut berdirinya dewan-dewan daerah, perluasan hak- hak Volksraad dengan tujuan untuk mentransformasikannya menjadi suatu lembaga perwakilan yang sesungguhnya untuk keperluan legislatif. Hak-hak politik ini dapat berfungsi dengan wajar, Sarekat Islam menuntut penghapusan kerja paksa dan sistem izin untuk bepergian. 2. Dalam bidang pendidikan, partai menuntut penghapusan peraturan yang mendiskriminasikan penerimaan murid di sekolah-sekolah. Mnuntut adanya penambahan jumlah sekolah, memasukkakan pelajaran keterampilan, perbaikan lembaga-lembaga pendidikan. 3. Dalam bidang agama, partai menuntut dihapuskannya segala bentuk undang-undang dan peraturan yang menghambat penyebaarluasan ajaran agama Islam, pembayaran gaji kyai dan penghulu, subsidi bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam dan pengakuan hari-hari besar Islam. 4. Keadilan merupakan persoalan yang dipermasalahkan antara pihak pemerintah dan yang diperintah dalam suatu negeri jajahan. Sarekat Islam menuntut dalam hal ini pemisahan kekuasaan yudikatif dan eksekutif, dan menganggap perlu dibangun suatu hukum yang sama bagi menegakkan hak-hak yang sama diantara golongan penduduk negeri. Selain itu juga menuntut kemudahan bagi penduduk yang miskin untuk memperoleh perlindungan hukum. 5. Dalam bidang agrarian dan pertanian, menuntut penghapusan particuliere landrijen (milik tuan tanah), dan dengan mengadakan ekspansi serta perbaikan irigasi.
  • 7. 6. Dalam bidang industry, menuntut agar industry-industri yang sangat penting agar dinasionalisasikan industry-industri yang bersifat monopoli dan memenuhi pelayanan dan barang-barang pokok bagi rakyat banyak. 7. Dalam bidang keuangan dan perpajakan, partai menuntut adanya pajak-pajak berdasarkan proposianal serta pajak-pajak yang dipungut terhadap laba perkebunan. Partaipun menuntut adanya bantuan pemerintah bagi perkumpulan koperasi. 8. Dalam bidang sosial, partai menuntut hendaknya pemerintah memerangi minuman keras dan candu, perjudian dan prostitusi, melarang penggunaan tenaga anak-anak, mengeluarkan peraturan perburuhan yang menjaga kepentingan para pekerja serta menambah jumlah poliklinik secara gratis. Kongres-Kongres Sarekat Islam Kongres Pertama Sarekat Islam diadakan pada 26 Januari 1913 di Surabaya. Kongres tersebut dipimpin oleh Tjokroaminoto yang menjelaskan dengan tegas bahwa SI bukanlah partai politik dan tidak memiliki maksud serta tujuan untuk melakukan perlawanan pada pemerintah Hindia-Belanda. Kongres pertama ini berhasil menyedot kemauan dan minat rakyat untuk masuk menjadi anggota SI, dengan Islam sebagai lambang persatuannya dan tujuan untuk mempertinggi derajat dan martabat rakyat. Akibatnya di beberapa tempat di Pulau Jawa mulai berdiri cabang-cabang SI, contohnya saja di daerah Jakarta SI telah memiliki anggota sebanyak 12.000 orang. Kongres Kedua diadakan di Surakarta (Solo sekarang) dengan hasil keputusannya adalah SI hanya akan menerima keanggotaan rakyat yang berkebangsaan Indonesia saja (rakyat pribumi saja). Tujuannya adalah agar corak dan karakteristik SI sebagai organisasi rakyat tidak akan berubah. Kongres Ketiga (17-24 Juni 1916) diadakan di Bandung. Kongres ini merupakan Kongres Nasional SI yang Pertama dengan peserta sebanyak 360.000 orang sebagai perwakilan dari 80 SI daerah yang total anggotanya mecapai 800.000 orang. Kongres ini dipimpin oleh Tjokroaminoto dengan harapan agar SI dapat menuju ke arah persatuan yang teguh antar-golongan bangsa Indonesia.
  • 8. Kongres Nasional SI Kedua pada 20-27 Oktober 1917 di Jakarta, di mana CSI semakin memperlihatkan semangat politiknya, dengan merumuskan perjuangan pergerakan politiknya adalah untuk merebut kemerdekaan dari tangan Belanda dan para kapitalis dengan membentuk pemerintahan sendiri atau Zelf-Bestuur dan mengubah masyarakat kapitalis menjadi masyarakat yang sosialistis. Sejak saat itu mulai terjadi pergolakan-pergolakan politik dalam tubuh SI yang sebenarnya merupakan bom waktu yang telah tertanam sejak ISDV memainkan perannya dalam tubuh SI melalui orang- orang kepercayaannyadan mulailah SI mengarah atau bergeser ke haluan kiri. Kongres Nasional SI Ketiga adalah pada 29 September-6 Oktober 1918 di Surabaya dengan hasil keputusannya adalah menentang segala kebijakan pemerintah yang tetap melindungi praktik kapitalisme yang berdampak pada aksi penindasan kaum buruh. Kongres Nasional SI Keempat pada 26 Oktober-2 November 1919 di Surabaya memfokuskan tentang serikat kerja yang bertujuan melakukan gerakan perlawanan menentang kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat. Kongres SI, Oktober 1921 mengambil keputusan gerakan Disiplin Partai dengan mengeluarkan anggota PKI. Kongres SI Merah, 24-25 Desember 1921 di Semarang, dan dipimpin oleh Tan Malaka dan wakilnya adalah Semaoen, sementara Darsono merapatkan hubungan dengan poros Moskow dan pergi ke sana pada Oktober 1921. Dalam kongres ini mereka berterus terang menyatakan dirinya sebagai KOMUNIS dengan mengakui pemimpin-pemimpin Komunis Uni Soviet seperti Trotsky dan Lenin sebagai pahlawan mereka. Yang dihadiri oleh Kongres SI Putih, 17-20 Februari 1923 di Madiun, menghasilkan keputusan pembentukan partai SI. Langkah yang sulit untuk membangun kembali citra SI dengan Pan-Islamisme nya, oleh karena itu Agus Salim memohon bantuan pada Muhammadiyah. Sedangkan Kongres SI Merah, 4 Maret 1923 yang bertempat di Bandung yang dihadiri oleh 16 cabang PKI, 14 cabang SI Merah dan perkumpulan serikat kerja komunis. Dalam kongres mereka menyerang SI Putih dengan tuduhan SI telah terbentuk untuk lebih mementingkan kaum pemilik modal dan melakukan pemborosan uang rakyat. Dari sini mulai terjadi kongres-kongres balasan antara SI Putih dan SI Merah yang saling mempropagandakan dan memperdebatkan pemikiran dan ideologi masing-masing.
  • 9. Kongres SI, 8-11 Agustus 1924 di Surabaya, mengambil keputusan non-kooperasi terhadap pemerintah dan Volksraad serta keputusan menentang kaum komunis secara giat.Kemudian Kongres CSI 21-27 Agustus 1925 di Yogya bertujuan untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penindasan dan penjajahan melalui pembukaan sekolah-sekolah guna mencetak pribadi yang tangguh dalam kehidupan sosial, budaya dan ekonomi berdasarkan syariat-syariat Islam. Dan yang terakhir adalah Kongres SI 14- 17 Januari 1927 yang mengeluarkan pernyataan terbuka untuk menuju kemerdekaan kebangsaan yang berdasarkan agama Islam. Perpecahan dalam Tubuh Sarekat Islam SI yang semakin condong ke kiri ini pada gilirannya menggabungkan dirinya pada Radicale Concentratie pada 16 November 1918. Dari sini, sikap kontroversial SI mulai nampak saat terjadi peristiwa Afdeeling B di Garut pada Juni 1919. Dampaknya Tjokroaminoto pada 1921 ditangkap pemerintah kolonial atas tuduhan memberikan sumpah palsu atas kasus tersebut. Antara tahun 1918-1921, hubungan SI terjalin baik dengan PKI dan berhasil memberikan kontribusi penting terhadap serikat-serikat buruh dalam meningkatkan kondisi dan upah para anggotanya. Sempat SI dan PKI membentuk semacam federasi pada tahun 1919, namun pemimpin serikat kerja dari CSI (Surjopranoto) yang menjabat wakil federasi, menggugat kepemimpinan Semaoen dalam federasi tersebut melalui berbagai pemogokan. Sejak saat itu, munculah pertikaian terbuka SI dan PKI.] Untuk menyikapi hal tersebut, dilakukanlah gerakan Disiplin Partai dalam Kongres SI pada bulan Oktober 1921. Hal ini berdampak pada seorang anggota SI tidak mungkin lagi menjadi anggota partai atau organisasi lain (terkecuali anggota Muhammadiyah). Selain itupun anggota-anggota PKI yang ada dalam tubuh CSI dikeluarkan. SI kemudian terpecah menjadi dua, yaitu SI Putih (dengan gerakan Pan- Islamisme di bawah pimpinan H. Agus Salim serta Abdul Muis dan dukungan Tjokroaminoto setelah dibebaskan dari penjara pada Mei 1922). Sedangkan SI Merah berada di bawah pimpinan Semaoen sejak 1922, setelah ia pulang mengasingkan diri ke Uni Soviet dan mulai membangun kembali serikat-serikat
  • 10. kerja PKI serta meningkatkan pengaruhnya pada cabang-cabang dan sekolah-sekolah SI. Atas inisiatifnya untuk melepaskan diri selama-lamanya dari PKI, pada Kongres SI bulan Februari 1923 Tjokroaminoto mendirikan Partai Sarekat Islam yang mendukung gerakan disiplin partai. Ia pun berusaha mendirikan cabang-cabang PSI di daerah yang terdapat cabang SI Merah-nya yang kemudian oleh Semaoen diganti menjadi Sarekat Rakyat. Pengaruh Agus Salim dalam CSI menjadikan SI Putih menempuh kebijakan non- kooperasi (mundur dari keanggotaan Volksraad) dan menjauhkan diri dari aksi-aksi penting politik. Semenjak itu, PKI-lah yang banyak terlibat melancarkan kampanye- kampanye pergerakan rakyat yang nyaris padam akibat konflik terbuka SI dan PKI. Jika ditilik dalam hal agam, SI juga telah terpecah sejak 1916 di Minangkabau akibat perbedaan doktrin kaum modernis dan kaum tradisional serta adat. Akibatnya berkembang pesatlah paham komunisme-Islam di ranah Minang ini. Sedangkan di Jawa perpecahan anggota SI terjadi antara kalangan modernis dengan kaum adat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan pra-Islam atau kebudayaan masa Majapahit.