Gerakan pembaruan Islam di Indonesia meliputi berbagai organisasi seperti Jami'atul Khair, Al-Irsyad, Sarekat Islam, Persatuan Islam (Persis), dan Muhammadiyah. Masing-masing organisasi berfokus pada aspek ekonomi, politik, pendidikan Islam, dan pemurnian ajaran agama sesuai konteks sejarah. Organisasi-organisasi tersebut berperan dalam memajukan umat Islam di Indonesia.
2. GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI
INDONESIA
Setiap dari mereka gerakan Modernisme Islam
termasuk organisasi islam yang beranggoatakan
keturunan Arab memiliki karakter gerakan yang
berbeda-beda. Ada gerakan Islam yang
menekankan pada aspek ekonomi dan politik, ada
yang menekankan pada upaya pemurnian ajaran
Islam, serta ada yang menekankan pada uapaya
pemurnian ajaran Islam, serta ada yang
menekankan pada aspek pembaharuan pendidikan
Islam.
3. Jami’atul Khair danAl-Irsyad
Dalam proses pendiriannya, Jami’atul khair
mengalami banyak hambatan . berulangkali
permohonan izin pengesahan diajukan kepada
Gubernur JendralW.Rooseboom, namun selalu
ditolak. Penyebabnya tidak jelas pada tahun 1903
Setelah lama menunggu, akhirnya izin pendirian
Jami’atul khair dikeluarkan pada tanggal 17 Juni
1905, setelah permohonan disetujui oleh Gubernur
Jendral J.V.Van Heutsz. Izin pendirian Jami’atul khair
keluar disertai catatan dari pemerintah, bahwa
Jami’atul khair tidak boleh mendirikan cabang diluar
Jakarta.
4. Jami’atul Khair danAl-Irsyad
Jami’atul khair semula mencantumkan tujuannya untuk
menolong orang-orangArab yang tinggal di Jakarta pada
saat kemetian dan pesta perkawinan. Organisasi ini
kemudian mendirikan sekolah pertama di Pekojan Jakarta.
Beberapa tahun setelah itu, dibuka pula sekolah-sekolah di
Krukut,Tanah Abang dan Bogor, pada bulan Rabiul Awal
1329 H, atau bulan Maret 1911 M.
Dalam perkembangan berikutnya, Abdullah Al-Atas
mengalami perselisihan dengan pengurus Jami’atul khair.
Karena perselisihan itu dia memutuskan untuk
meninggalkan Jami’atul khair, dan mendirikan Al-Atas school
pada tahun 1912.langkah Abdullah Al-Atas ini diikuti oleh Al-
Hasyimi dengan cara meninggalkan Jami’atul khair dan
bergabung dengan Al-Atas Schcool. Namun ketika Al-Irsyad
berdiri, dia meninggalkan Al-Atas school dan bergabung
dengan Al-Irsyad serta menjadi guru pada sekolah Al-Irsyad.
5. Jami’atul Khair danAl-Irsyad
Izin untuk pembukaan dan pengelolaan MadrasahAl-IrsyadAl-
Islamiyah berada ditangan dan atas nama Surkati. Berdasarkan ordonasi
guru 1905 yang mengatur pendidikan islam, beban tanggung jawab
Surkati akan ringan apabila Madrasah tersebut dinaungi oleh satu
organisasi yang teratur dan memiliki status badan hukum. Maka
disiapkanlah berdirinya Jami’iyyahAl-ishlah wa Al-irsyadAl-Arabiyyah,
yang beberapa tahun kemudian diganti dengan nama Jami’iyyahAl-
Ishlah wal Irsyad Al-Islamiyyah.
Permohonan pengesahan diajukan kepada Gubernur Jendral AWF.
PenghimpunanAl-Irsyad (sebagai lembaga yang memiliki hukum)
akhirnya memperoleh pengakuan dari Gubernur Jendral pada tanggal 11
Agustus 1915. Dengan keputusan no 47, yang disiarkan dalam Javache
Courant nomor 67 tanggal 20 Agustus 1915. Sejak itu Al-Irsyad,
meminjam ungkapan Badjerei; ”meluncur laksana meteor; enerjik dan
penuh vitalitas; kian hari kian besar dan meningglkan jami’atAl-Khoir
jauh dibelakangnya.
6. Sarekat Islam
Organisasi Serikat Islam pada awalnya merupakan
perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini
dirintis oleh R.M.Tirtoadisuryo pada tahun 1909 dengan
tujuan untuk melindungi hak-hak pedagang pribumi
Muslim dari monopoli dagang yang dilakukan untuk
pedagang-pedagang besarTionghoa.
Kemudian tahun 1911 di kota Solo oleh Haji Samanhudi
didirikan organisasi dengan nama Sarekat Dagang Islam
(SDI).Tujuan perkumpulan ini adalah untuk menghimpun
para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para
pedagang asing seperti pedagangTionghoa, India dan
Arab. Karena pada saat itu pedagang-pedagang tersebut
lebih maju usahanya daripada pedagang Indonesia dan
keadaan itu sengaja diciptakan oleh Belanda.
7. Sarekat Islam
Pada perkembangan selanjutnya tumbuhlah cabang-cabang SI
di berbagai daerah, seperti SI Semarang, SIYogyakarta, SI Surakarta
serta SI Surabaya dan tidak lupa dibentuk pula semacam SI pusat
atau CSI dengan struktur modern. Walaupun para pengikut Sarekat
Islam begitu banyak, tetapi tidak semuanya mempunyai pengertian
dan pemahaman atas tujuan dan kegiatan organisasi tersebut,
sehingga terjadi berbagai penyimpangan yang mengatasnamakan
organisasi Sarekat Islam. Pada tahun 1916 sampai tahun 1921 SI
mulai memliki struktur organisasi yang stabil.
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam
kongres iniTjokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan
organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan
antarbangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami
kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan religius dalam
masyarakat Indonesia. Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober
1917. Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga 6
Oktober 1918 di Surabaya. Dalam kongres iniTjokroaminoto
menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala
besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.
8. Persatuan Islam (Persis)
a. Sejarah
Tampilnya jam’iyyah Persatuan islam (Persis) dalam pentas sejarah di Indonesia pada
awal abad ke-20 telah memberikan corak dan warna baru dalam gerakan pembaruan Islam.
Persis lahir sebagai jawaban atas tantangan dari kondisi umat Islam yang tenggelam dalam
kejumudan (kemandegan berfikir), terperosok ke dalam kehidupan mistisisme yang
berlebihan, tumbuh suburnya khurafat, bid’ah, takhayul, syirik, musyrik, rusaknya moral, dan
lebih dari itu.
Persatuan Islam atau Persis didirikan oleh KH Zamzam di Bandung pada tanggal 17
September 1923, merupakan organisasi Islam yang bertujuan memberlakukan hukum Islam
berdasarkan Alquran dan Hadis, dan pada awalnya terbentuk pada masa penjajahan kolonial
Belanda dengan tidak berdasarkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat, tetapi karena
terpanggil oleh kewajiban untuk menyampaikan risalah dari Allah SWT. Nama persis ini
diberikan dengan maksud untuk mengarahkan ruhul ijtihad dan jihad, berusaha dengan
sekuat tenaga untuk mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak dan cita-
cita organisasi, yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan suara Islam,
dan persatuan usaha Islam. Falsafah ini didasarkan kepada firman Allah Swt dalam Al Quran
Surat 103 : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (undang-undang (aturan)
Allah seluruhnya dan janganlah kamu bercerai berai”. Serta sebuah hadits Nabi Saw, yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Kekuatan Allah itu bersama al-jama’ah”.
9. Persatuan Islam (Persis)
b. Tokoh
Kepemimpinan Persis periode pertama (1923 1942) berada di
bawah pimpinan H. Zamzam, H. MuhammadYunus,Ahmad
Hassan, dan Muhammad Natsir yang menjalankan roda
organisasi pada masa penjajahan kolonial Belanda, dan
menghadapi tantangan yang berat dalam menyebarkan ide-ide
dan pemikirannya.
c. Corak Gerakan Pembaharuan
Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada
fahamAl-Quran dan Sunnah. Hal ini dilakukan berbagai macam
aktifitas diantaranya dengan mengadakan pertemuan-
pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus,
mendirikan sekolah-sekolah (pesantren), menerbitkan majalah-
majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktifitas keagamaan
lainnya.Tujuan utamanya adalah terlaksananya syariat Islam
secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.
10. Muhammadiyah
a) Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung KaumanYogyakarta,
pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh
seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal
dengan KHA Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton
Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912
hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem
permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11,
Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang
kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun
1934.RapatTahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi
KonggresTahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari
berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini
Menjadi Muktamar 5 tahunan.
11. Muhammadiyah
b) Perkembangan Muhammadiyah di Indonesia
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi
pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini
sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di
daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial
dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik (ini dibuktikan
dengan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah yang
berjumlah ribuan). Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama
yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan
sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.Akan tetapi,
ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang
ekstrem.
12. UsahaYang Ditempuh Muhammadiyah
Dalam bidang pendidikan, usaha yang ditempuh Muhammadiyah
meliputi:
a. mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan ke dalamnya ilmu-ilmu keagamaan, dan
b. mendirikan madrasah-madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Dengan usaha perpaduan tersebut, tidak ada lagi pembedaan mana
ilmu agama dan ilmu umum. Semuanya adalah perintah dan dalam
naungan agama.
Dalam bidang kemasyarakatan, usaha-usaha yang telah dilakukan Muhammadiyah meliputi:
a. Mendirikan rumah-rumah sakit modern, lengkap dengan segala peralatan, membangun balai-balai
pengobatan, rumah bersalin, apotek, dan sebagainya.
b. Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim, baik putra maupun putri untuk menyantuni mereka.
c. Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan, dan toko buku yang banyak memublikasikan majalah-
majalah, brosur dan buku-buku yang sangat membantu penyebarluasan paham-paham keagamaan,
ilmu, dan kebudayaan Islam.
d. Pengusahaan dana bantuan hari tua, yaitu dana yang diberikan pada saat seseorang tidak lagi bisa
abekerja karena usia telah tua atau cacat jasmani
e. Memberikan bimbingan dan penyuluhan keluarga mengenai hidup sepanjang tuntunan Ilahi.
13. UsahaYang Ditempuh Muhammadiyah
Dalam bidang politik, usaha-usaha Muhammadiyah meliputi:
a. Menentang pemerintah Hindia Belanda yang mewajibkan pajak atas ibadah kurban. Hal ini berhasil
dibebaskan.
b. Pengadilan agama di zaman kolonial berada dalam kekuasaan penjajah yang tentu saja beragama
Kristen. Agar urusan agama di Indonesia, yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, juga
dipegang oleh orang Islam, Muhammadiyah berjuang ke arah cita-cita itu.
c. Ikut memelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Pada tahun 1945 termasuk menjadi pendukung utama
berdirinya partai Islam Masyumi dengan gedung Madrasah Mu’alimin MuhammadiyahYogyakarta
sebagai tempat kelahirannya.
d. Ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia di kalangan umat Islam Indonesia
dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam tabligh-tablighnya, dalam khotbah ataupun tulisan-
tulisannya.
e. Pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia, pernah seluruh bangsa Indonesia diperintahkan untuk
menyembah dewa matahari, tuhan bangsa Jepang. Muhammadiyah pun diperintah untuk melakukan
Sei-kerei, membungkuk sebagai tanda hormat kepadaTenno Heika, tiap-tiap pagi sesaat matahari
sedang terbit. Muhammadiyah menolak perintah itu.
f. Ikut aktif dalam keanggotaan MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) dan menyokong sepenuhnya tuntutan
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) agar Indonesia mempunyai parlemen di zaman penjajahan. Begitu
juga pada kegiatan-kegiatan Islam Internasional, seperti Konferensi Islam AsiaAfrika, Muktamar Masjid
se-Dunia, dan sebagainya, Muhammadiyah ikut aktif di dalamnya.
g. Pada saat partai politik yang bisa amenyalurkan cita-cita perjuangan Muhammadiyah tidak ada,
Muhammadiyah tampil sebagai gerakan dakwah Islam yang sekaligus mempunyai fungsi politik riil.
Pada saat itu, tahun 1966/1967, Muhammadiyah dikenal sebagai ormaspol, yaitu organisasi
kemasyarakatan yang juga berfungsi sebagai partai politik.
14. Kesimpulan
Dari gerakan pembaharuan islam di
indonesia ini kita mengetahui bahwa
pengalaman agama islam di indonesia masih
banyak bercampur dengan Hindu-Budha, Dan
jelas sekali kemurnian ajarannya. Dari gerakan
pembaharuan islam di indonesiaTujuannya
diperluas,Tidak saja urusan dengan
perekonomian melainkan lebih luas dan besar
yaitu menentang politik kolonil belanda dalam
segala seginya dengan menggunakan dasar
perjuangan islam, Sedangkan gerakan sosial
kemasyarakatan islam ini menjelaskan tentang
Muhammadiyah, Al-irsyad, Dan persatuan islam.