Satuan acara penyuluhan membahas tentang penanganan katarak. Materi penyuluhan mencakup definisi, penyebab, jenis, gejala, pencegahan, dan pengobatan katarak. Penyuluhan dilakukan selama 30 menit untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang katarak.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajalpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal dan menjelang ajal. Topik yang dibahas meliputi konsep penyakit terminal, kehilangan dan berduka, perawatan klien yang menanti ajal, dan perawatan tubuh klien meninggal. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep dan prinsip asuhan keperawatan untuk klien dalam kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan, berduka, dan kematian. Secara garis besar, kehilangan adalah kondisi dimana seseorang kehilangan sesuatu yang sebelumnya dimiliki, berduka adalah respon emosi atas kehilangan, dan kematian adalah proses alami yang dihadapi manusia namun dapat menimbulkan trauma.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajalpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal dan menjelang ajal. Topik yang dibahas meliputi konsep penyakit terminal, kehilangan dan berduka, perawatan klien yang menanti ajal, dan perawatan tubuh klien meninggal. Tujuannya adalah agar mahasiswa memahami konsep dan prinsip asuhan keperawatan untuk klien dalam kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan, berduka, dan kematian. Secara garis besar, kehilangan adalah kondisi dimana seseorang kehilangan sesuatu yang sebelumnya dimiliki, berduka adalah respon emosi atas kehilangan, dan kematian adalah proses alami yang dihadapi manusia namun dapat menimbulkan trauma.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa dan kekuatan tulang sehingga resiko patah tulang meningkat. Osteoporosis dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gejalanya antara lain nyeri tulang, penurunan tinggi badan, dan patah tulang pada tulang-tul
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Kb 3 model praktik keperawatan komunitaspjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang modul pendidikan jarak jauh untuk program studi keperawatan yang mencakup empat kegiatan belajar, termasuk model praktik keperawatan komunitas seperti teori self care menurut Dorothy Orem, teori sistem menurut Betty Neuman, dan teori komunitas sebagai mitra menurut Anderson & McFarlane.
Teks tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam keperawatan dan terdiri dari 3 poin utama:
1. Definisi berpikir kritis sebagai komponen penting dari tanggung jawab profesional dan asuhan keperawatan profesional
2. Karakteristik berpikir kritis meliputi rasional, skeptis konstruktif, otonomi, kreatif, adil, dan dapat dipercaya
3. Model berpikir kritis meliputi total recall, habits, inquiry, new ideas
Dokumen ini membahas penilaian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan apnea tidur. Secara garis besar mencakup penilaian pola tidur pasien, faktor yang mempengaruhi gangguan tidur, diagnosa gangguan tidur dan pertukaran gas, serta intervensi keperawatan seperti pemberian posisi yang nyaman dan terapi oksigen untuk mencegah gangguan pernapasan saat tidur.
Modul ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan oral hygiene pada pasien, meliputi pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, pengkajian, persiapan alat dan pasien, serta prosedur pemenuhan kebutuhan oral hygiene secara lengkap dan sistematis.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang intervensi khusus pada lanjut usia, meliputi definisi lanjut usia, karakteristik, teori penuaan, faktor yang mempengaruhi, dan proses keperawatan lanjut usia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep lanjut usia dari segi usia, karakteristik fisik dan psikologis, serta proses dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang ditandai dengan nyeri perut, mual, dan muntah. Penyebabnya antara lain makan tidak teratur, stres, alkohol, dan obat-obatan tertentu. Gejalanya berlanjut bisa menyebabkan darah dalam lambung atau luka lambung. Pengobatannya meliputi diet seimbang, obat tradisional seperti selasih dan madu, serta obat modern.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang keperawatan. Ringkasannya adalah:
1. Materi tersebut membahas pentingnya penerapan K3 di bidang keperawatan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Organisasi pelayanan kesehatan kerja diatur dalam peraturan untuk melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan akibat pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang katarak, kondisi dimana lensa mata menjadi keruh, penyebabnya seperti penuaan dan peradangan, gejala seperti penglihatan kabur, serta perawatan melalui bedah katarak dan tindak lanjut setelah operasi seperti penggunaan obat dan istirahat.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa dan kekuatan tulang sehingga resiko patah tulang meningkat. Osteoporosis dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gejalanya antara lain nyeri tulang, penurunan tinggi badan, dan patah tulang pada tulang-tul
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Kb 3 model praktik keperawatan komunitaspjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang modul pendidikan jarak jauh untuk program studi keperawatan yang mencakup empat kegiatan belajar, termasuk model praktik keperawatan komunitas seperti teori self care menurut Dorothy Orem, teori sistem menurut Betty Neuman, dan teori komunitas sebagai mitra menurut Anderson & McFarlane.
Teks tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam keperawatan dan terdiri dari 3 poin utama:
1. Definisi berpikir kritis sebagai komponen penting dari tanggung jawab profesional dan asuhan keperawatan profesional
2. Karakteristik berpikir kritis meliputi rasional, skeptis konstruktif, otonomi, kreatif, adil, dan dapat dipercaya
3. Model berpikir kritis meliputi total recall, habits, inquiry, new ideas
Dokumen ini membahas penilaian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan apnea tidur. Secara garis besar mencakup penilaian pola tidur pasien, faktor yang mempengaruhi gangguan tidur, diagnosa gangguan tidur dan pertukaran gas, serta intervensi keperawatan seperti pemberian posisi yang nyaman dan terapi oksigen untuk mencegah gangguan pernapasan saat tidur.
Modul ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan oral hygiene pada pasien, meliputi pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, pengkajian, persiapan alat dan pasien, serta prosedur pemenuhan kebutuhan oral hygiene secara lengkap dan sistematis.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang intervensi khusus pada lanjut usia, meliputi definisi lanjut usia, karakteristik, teori penuaan, faktor yang mempengaruhi, dan proses keperawatan lanjut usia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep lanjut usia dari segi usia, karakteristik fisik dan psikologis, serta proses dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang ditandai dengan nyeri perut, mual, dan muntah. Penyebabnya antara lain makan tidak teratur, stres, alkohol, dan obat-obatan tertentu. Gejalanya berlanjut bisa menyebabkan darah dalam lambung atau luka lambung. Pengobatannya meliputi diet seimbang, obat tradisional seperti selasih dan madu, serta obat modern.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang keperawatan. Ringkasannya adalah:
1. Materi tersebut membahas pentingnya penerapan K3 di bidang keperawatan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Organisasi pelayanan kesehatan kerja diatur dalam peraturan untuk melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan akibat pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang katarak, kondisi dimana lensa mata menjadi keruh, penyebabnya seperti penuaan dan peradangan, gejala seperti penglihatan kabur, serta perawatan melalui bedah katarak dan tindak lanjut setelah operasi seperti penggunaan obat dan istirahat.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Jenis katarak meliputi katarak karena usia lanjut, kongenital, penyakit metabolik seperti diabetes, dan trauma. Gejalanya meliputi penglihatan kabur, silau, dan tampaknya warna putih pada bagian mata. Pencegahannya meliputi makan makanan antioksidan dan perlindungan dari sinar ultraviolet.
Katarak adalah kondisi dimana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh, disebabkan proses penuaan atau peradangan selama kehamilan. Gejala katarak meliputi penglihatan kabur, perubahan warna, dan gangguan mengemudi malam hari. Pembedahan katarak dianjurkan jika penglihatan sudah terganggu, menyebabkan penyakit lain, atau untuk alasan kosmetika. Pasca operasi, pasien perlu menjaga kebersihan
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis/maag, penyebab, gejala, komplikasi, perawatan, dan diet bagi penderita gastritis. Gastritis adalah radang lambung akibat asam lambung berlebih, yang dapat disebabkan oleh gaya hidup buruk atau obat-obatan. Gejalanya meliputi nyeri perut, mual, dan muntah. Perawatannya meliputi kompres hangat, diet rendah serat dan asam, serta obat tradisional sepert
Poster merupakan media desain grafis berukuran besar yang menampilkan kombinasi gambar dan teks. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian audiens secara cepat. Beberapa prinsip desain yang penting untuk membuat poster efektif adalah keseimbangan, alur baca, dan penekanan. Tipografi dan pemanfaatan gambar juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan keterbacaan dan daya tarik poster.
Dokumen ini membahas tentang katarak, yaitu kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur bahkan tidak jelas. Disebutkan penyebab, gejala, dan jenis katarak serta cara pencegahan dan pengobatan melalui pembedahan untuk mengangkat lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
The document provides information about earthquakes, including what causes them, how they are measured, and effects. It discusses that earthquakes are caused by movements within the earth's crust along faults. They produce different types of seismic waves that can be measured to determine the earthquake's location, size, and intensity. Larger earthquakes can cause significant damage through ground shaking and secondary effects like tsunamis or landslides. Predicting earthquakes precisely remains difficult, but changes in animal behavior, groundwater levels, and other factors may provide some warning. The document also offers safety tips during earthquakes.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi media promosi kesehatan, tujuan penggunaan media promosi kesehatan, keuntungan media promosi kesehatan, penggolongan media promosi kesehatan, dan langkah-langkah merancang pengembangan media promosi kesehatan seperti menetapkan tujuan, segmentasi sasaran, mengembangkan posisioning pesan, dan memilih media komunikasi yang tepat.
Dokumen ini memberikan saran untuk membuat desain yang menarik dengan memahami konsep, memilih teks yang tepat, mempelajari bagaimana gambar dapat menyampaikan pesan, dan menempatkan teks dan gambar dengan baik.
Gout adalah penyakit arthritis yang ditandai dengan kristalisasi asam urat di sendi dan jaringan lunak. Gejalanya berupa nyeri dan bengkak sendi yang muncul secara tiba-tiba, terutama pada ibu jari kaki. Penanganannya meliputi pengobatan untuk mengurangi kadar asam urat dan merehabilitasi mobilitas sendi.
Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah lebih tinggi dari normal. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, sedangkan untuk lansia 140/90 mmHg. Penyebab hipertensi antara lain stress, obesitas, usia, keturunan, rokok, alkohol. Gejala hipertensi adalah pusing, lemas, kesemutan, berat di tengkuk, gangguan tidur. Terapi hipertensi meliputi olahraga teratur, makan seimbang,
Bantu pasien mengobati mata sesuai anjuran dokter.
Bantu pasien mengganti balutan mata sesuai jadwal.
Bantu pasien membersihkan mata dari dalam kelopak dengan tisu basah/bola kapas.
Kolaborasi:
Hubungi dokter bila terjadi tanda infeksi seperti demam, nyeri, bengkak, kemerahan,drainase
purulen.
Hubungi dokter bila terjadi komplikasi seperti perdarahan, kejanggalan
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Katarak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya seperti kongenital, senile, juvenil, dan komplikata. Pengobatan utama katarak adalah melalui operasi bedah untuk mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan.
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Katarak dapat disebabkan oleh proses penuaan atau faktor lain seperti diabetes, obat-obatan, cedera, dan gizi yang kurang. Tindakan operasi ekstraksi lensa keruh dan pemasangan lensa buatan digunakan untuk mengatasi masalah penglihatan akibat katarak.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan pengelihatan. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan katarak melalui pembedahan. Prosedur bedah katarak meliputi persiapan pasien dan peralatan serta tahapan seperti pembukaan kapsula mata, pengangkatan inti dan korteks katarak, pemasangan lensa buatan.
1) Trauma mata dapat menyebabkan nyeri akibat peningkatan tekanan intraokuler dan kerusakan organ mata seperti kornea dan uvea;
2) Hal ini dapat menimbulkan gangguan persepsi sensori seperti penglihatan kabur dan penurunan visus;
3) Pasien mengalami ansietas karena kekhawatiran akan fungsi penglihatan dan diperlukannya tindakan pembedahan.
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium mataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, bila berada di luar uterus disebut endometriosis. Pembagian ini sudah tidak dianut lagi, karena secara patologik, klinik, ataupun etiologic adenomiosis berbeda dengan endometriosis. Adenomiosis secara klinis lebih banyak persamaan dengan mioma uteri. Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause, sedangkan endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang infertile (Sarwono, 2007).
Terdapat kurang lebih 15% wanita reproduksi dan pada 30% dari wanita yang mengalami infertilitas. Implantasi endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamentum sakrouterina, kavum dauglasi, ligamentum latum dan ligamentum rotundum, tuba fallopi, dan pada tempat-tempat ekstra peritoneal (serviks, vagina, vulva, dan kelenjar-kelenjar limfe). Penampakan kasarnya bisa dalam bentuk luka berupa sebuah peninggian atau kista yang berisi darah baru, merah atau biru-hitam. Karena termakan waktu, luka tersebut berubah menjadi lebih rata dan berwarna coklat tua. Ukuran luka dapat berkisar dari luka kecil dari 10 cm.
Di perkirakan prevalensinya tahun demi tahun meningkat. Meskipun endometriosis dikatakan penyakit wanita usia reproduksi, namun telah ditemukan pula endometriosis pada usia remaja dan pasca menopause. Oleh karena itu untuk setiap nyeri haid baik pada waktu remaja maupun pada pasca menoupuse perlu dipikirkan adanya endometriosis. Endometriosis selama kurang lebih dari 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan di semua operasi pelvic. Yang menarik perhatian adalah bahwa endometriosis lebih sering di temukan pada wanita yang tidak kawin pada usia muda dan yang tidak memiliki banyak anak. Ternyata fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi kehamilan, memegang peranan penting di dalam terjadinya endometriosis.
Fraktur Humerus yang bisa tetrjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fraktur humerus dan bagaimana penanganannya, slide ini akan sedikit membahasnya.
Hipoglikemi merupakan salah satu komplikasi dari DM, hal ini perlu diwaspadai oleh setiap orang khususnya penderita DM. Perlu kita ketahui dan pahami bagaimana untuk menanganinya supaya tidak sampai menyebabkan kematian.
Gangguan dari sekresi Hormon GH (Growth Hormon), akibat dari adanya kelainan pada kelenjar Pituitari atau gangguan pada Hipotalamus yang mengakibatkan sekresi GH yang berlebih atau bisa juga berkurang.
The skeletal system consists of 206 bones and other structures that provide structure, support, protection, movement, mineral storage, and blood cell formation. Bones are classified based on their shape as long bones, short bones, flat bones, irregular bones, or sesamoid bones. Long bones are typically longer than wide with heads at both ends. Short bones are generally cube-shaped while flat bones are thin and curved. Irregular bones have irregular shapes that do not fit other categories. Sesamoid bones are small bones that form in tendons.
Satuan Acara Penyuluhan "Flu Burung" membahas tentang penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus influenza yang menginfeksi unggas dan dapat menular ke manusia. Virus penyebab flu burung adalah influenza A (H5N1) yang dikeluarkan oleh unggas sakit dalam jumlah besar melalui tinja. Penularan dapat terjadi antar unggas maupun dari unggas ke manusia melalui udara tercemar, kontak langsung, atau kon
1. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“Penanganan Katarak”
Diajukan untuk memenuhi tugas Sistem Persepsi Sensori
Dosen pembimbing : Athi’Lindayani, S.Kep,.Ners
Disusun Oleh Kelompok I :
Dwi Novita S. (7312001)
Fatin Furoidah (7312002)
Hoirul Anam (7312003)
Husnul Khotimah (7312004)
Iqromullah (7312005)
Kamilatul Fikri (7312006)
M. Iwan Budi R. (7312007)
M. Agung Adipura (7312008)
Maya Rosiana A. (7312009)
Milda Laila T. (7312010)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
Jl. Rejoso Kompleks Ponpes Darul Ulum Peterongan Jombang
TahunAjaran 2013-2014
2. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari/tanggal : Minggu, 26 Mei 2014
Pokok Bahasan : Penanganan Katarak
Sasaran : Warga Desa Rejoso, Peterongan
Alokasi Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Kampung Rejoso
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang Penanganan Katarak,
diharapkan warga Desa Rejoso mengetahui apa itu katarak dan bagaimana cara
penanganan serta pengobatannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga Desa Rejoso dapat :
a) Menjelaskan tentang definisi Katarak
b) Menjelaskan penyebab Katarak
c) Menjelaskan macam-macam Katarak
d) Menjelaskan tanda dan gejala Katarak
e) Menjelaskan pencegahan Katarak
f) Menjelaskan penanganan dan pengobatan Katarak
3. Materi
a) Definisi Katarak
b) Penyebab Katarak
c) Macam-Macam Katarak
d) Tanda dan gejala Katarak
e) Pencegahan Katarak
f) Penanganan dan pengobatan Katarak
4. Metode
a) Ceramah
b) Diskusi / Tanya jawab
3. 5. Media dan Alat
a) Alat
Laptop
LCD
b) Media
Power Point
Leaflet
Flipchart
6. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Moderator mengucapkan
salam pembuka
2. Moderator menanyakan kabar
peserta
3. Moderator memperkenalkan
diri beserta tim
4. Moderator menjelaskan
kontrak waktu dan tujuan
penyuluhan
5. Moderator menjelaskan topik
yang akan diberikan
6. Moderator menggali
pengetahuan keluarga tentang
Katarak
1. Menjawab salam
2. Menyatakan
keadaannya
3. Mendengarkan
4. Memperhatikan
5. Memperhatikan
6. Menjawab
2. Pelaksanaan 15
menit
1. Penyaji menjelaskan tentang:
Definisi Katarak
Penyebab Katarak
Macam-macam Katarak
Tanda dan gejala Katarak
Pencegahan Katarak
Penanganan dan
pengobatan Katarak
1. Mendengarkan dan
memperhatikan.
4. 2. Pembagian leaflet 2. Menerima leaflet
4. Evaluasi 5 menit 1. Penyaji menanyakan pada
peserta tentang materi yang
diberikan dan reinforcement
kepada peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan / materi.
1. Menjawab dan
menjelaskan
pertanyaan
5. Penutup 5 menit 1. Moderator menegaskan
kesimpulan dari topik yang
sudah dibahas sebelumnya
2. Moderator mengucapkan
terima kasih atas waktu dan
perhatian peserta
3. Moderator mengucapkan
salam penutup
1. Memperhatikan
2. Mengucapkan
kembali terima kasih
kepada mahasiswa
yang telah
memberikan
penyuluhan
3. Menjawab salam
5. 7. Setting Tempat
Keterangan :
: Papan Penyaji (Proyektor LCD)
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
: Peserta Penyuluhan
8. Pengorganisasian
Penanggung Jawab Kegiatan : M. Agung Adipura
Moderator : Dwi Novita Sari
Penyaji : Fatin Furoidah
Milda Laila T.
Fasilitator : Kamilatul F.
6. Iqromullah
Hoirul Anam
Observer : Maya Rosiana A.
Husnul Khotimah
M. Iwan Budi R.
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
1) Kesiapan media dan tempat
2) Peserta hadir diruangan penyuluhan
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
b. Evaluasi Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mengajukan pertanyaan
3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
7. MATERI PENYULUHAN
“Katarak”
1. Definisi Katarak
Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air terjun akibat
lensa yang keruh. Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul
lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65
tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Kapita Selekta Jilid Satu,
2001).
Katarak adalah penurunan progresif kerjernihan lensa. Lensa menjadi keruh, atau
berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. (Elizabeth J.Corwin.
2000).
2. Penyebab Katarak
Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak
kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90%
orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun
daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di
dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
a. Faktor keturunan
b. Cacat bawaan sejak lahir
c. Masalah kesehatan, misalnya diabetes
d. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
e. Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
f. Gangguan pertumbuhan
g. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
h. Rokok dan Alkohol
8. i. Operasi mata sebelumnya
j. Trauma (kecelakaan) pada mata
k. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
3. Tanda dan Gejala
a. Pengelihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi obyek
b. Peka terhadap sinar
c. Kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap
d. Tampak kecoklatan / putih susu pada pupil
e. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata, gejala ini terjadi saat
katarak bertambah luas.
4. Macam-Macam Katarak
a. Katarak yang didapat sejak lahir (kogenital)
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan
terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Katarak kongenital yang
terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi lahir sampai usia
1 tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat-serat lensa pada
saat pembentukan serat lensa akibat gangguan metabolisme jaringan lensa pada
saat bayi masih di dalam kandungan. Pada bayi dengan katarak kongenital akan
terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil
berwarna putih). Setiap bayi dengan lekokoria sebaiknya difikirkan diagnosis
bandingan seperti retinoblastoma, endoftalmitis, fibroplasi retroletal, hiperplastik
viterus primer, dan miopia tinggi disamping katarak sendiri.
b. Katarak yang didapat pada anak sesudah lahir (Katarak Juvenil)
Katarak yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena :
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata.
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat :
- Penyakit lokal pada satu mata,seperti akibat uveitis anterior, glaukoma, ablasi
retiana, miopia tinggi, ftsis bulbi, yang mengenai satu mata.
- Penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan miotonia distrofi,yang
mengenai kedua mata akibat trauma tumpul ataupun tajam
9. Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak
dipengaruhi oleh berberapa faktor.
c. Katarak yang didapat pada lanjut usia (Senilis)
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Pada katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara
perlahan-lahan. Tajam penglihatan akan menurun secara berangsur-angsur hingga
tinggal proyeksi sinar saja. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat
terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan.
d. Katarak yang disebabkan penyakit lain (Komplikata)
Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa faktor
fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata
dapat terjadi akibat iridosiklitis, miopia tinggi, abalasi retina dan glaukoma.
Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai
kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata. Katarak diabetika,
katarak diabetika adalah katarak yang disebabkan oleh penyakit diabetes.
e. Katarak yang disebabkan trauma.
Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma lensa mata, serta
robekan pada kapsul sebagai akibat dari benda tajam. Apabila terjadi lubang yang
besar pada kapsul lensa, maka humor akuosus akan masuk ke dalam lensa dan
menyebabkan penyerapan lensa, serta menyebabkan uveitis.
5. Pencegahan Katarak
a. Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak
dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
b. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa
mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
c. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.
d. Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme, seperti
konsumsi buah dan sayuran serta menjaga agar tidak terjadi trauma atau
kecelakaan pada mata.
10. 6. Penanganan dan Pengobatan Katarak
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan yaitu lensa
yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca
operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit
seperi glaukoma dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi
lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga
korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan
tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder
karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan
zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari
40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn.
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan
insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan
pasien meningkat.
11. DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC: Jakarta.
Corwin, J Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. EGC: Jakarta.
Ilyas Sidarta, dkk. 1998. Sari Ilmu Penyakit Mata. FKUI: Jakarta.
Kapita Selekta Jilid Satu, 2001. FKUI: Jakarta.
Website: http://uzanxwsdcito.blogspot.com/2011/06/sap-katarak.html diakses pada tanggal 3
Mei 2014 jam 19:43 wib.