SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tidak ada gunamya memasukkan kewajiban atau larangan-
larangan bagi para warga di dalam peraturan perundang-undangan tata usaha
Negara, manakala aturan-aturan tingkah laku itu tidak dapat dipaksakan oleh tata
usaha Negara. Peran penting pada pemberian sanksi di dalam hukum administrasi
memenuhi hukum pidana. Bagi pembuat peraturan penting untuk tidak hanya
melarang tindakan-tindakan yang tanpa disertai izin, tetapi juga terhadap
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
dapat dikaitkan pada suatu izin, termasuk sanksi-sanksi hukum administrasi yang
khas.
Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan sarjana agar hukum administrasi dapat
dijalankan dengan baik, artinya dilaksanakan sesuai dengan koridor hukum yang
berlaku, antara lain yaitu :
1. Pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan
pada atau bedasarkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis
dan pengawasan terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban
kepada individu.
2. Penerapan kewenangan sanksi pemerintah.
Pendapat P. Nicolai hampir sama dengan Teori Berge seperti dikutip
Philipus M. Hadjon, yang menyatakan bahwa intrumen penegakan
1
Hukum Administrasi Negara meliputi : pengawasan dan penerapan
sanksi. Pengawasan merupakan langkah preventif untuk memaksakan
kepatuhan, sedangkan penerapan sanksi merupakan langkah represif
untuk memaksakan kepatuhan.
Berbeda dengan sanksi perdata maupun sanksi pidana, penerapan sanksi
administrasi oleh pejabat administrasi dilakukan tanpa harus melalui proses
pengadilan (nonyustisial), sehingga penerapan sanksi administrasi relative lebih
cepat dibandingkan dengan sanksi lainnya dalam upaya untuk menegakkan
hukum lingkungan. Yang tak kalah pentingnya dari penerapan sanksi administrasi
ini adalah terbuka ruang dan kesempatan untuk partisipasi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian sanksi administrasi negara ?
b. Apa saja jenis-jenis sanksi administrasi negara?
c. Apa perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana?
d. Apa saja macam-macam sanksi administrasi negara?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian sanksi administrasi negara
b. Untuk mengetahui jenis-jenis sanksi administrasi negara
c. Untuk mengetahui perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana
d. Untuk mengetahui macam-macam sanksi administrasi negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sanksi Administrasi Negara
Sanksi (sanctio, Latin, sanctie, Belanda) adalah ancaman hukuman,
merupakan satu alat pemaksa guna ditaatinya suatu kaidah, UU, norma-norma
hukum. Penegakan hukum pidana menghendaki sanksi hukum, yaitu sanksi yang
terdiri atas derita khusus yang dipaksakan kepada si bersalah. derita kehilangan
nyawa (hukuman mati), derita kehilangan kebebasan (hukuman penjara dan
kurungan), derita kehilangan sebagian kekayaa (hukuman denda dan perampasan)
dan derita kehilangan kehormatan (pengumuman keputusan hakim.
Penegakan hukum perdata menghendaki sanksi juga yang terdiri atas derita
dihadapkan dimuka pengadilan dan derita kehilangan sebagian kekayaannya guna
memulihkan atau mengganti kerugian akibat pelanggaran yang dilakukannya.
Sanksi sebagai alat penegak hukum bisa juga terdiri atas kebatalan perbuatan yang
merupakan pelanggaran hukum. Baik batal demi hukum (van rechtwege) maupun
batal setelah ini dinyatakan oleh hakim.
Sanksi dalam Hukum Administrasi yaitu “alat kekekuasaan yang bersifat
hukum public yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas
ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum
administrasi Negara.” Berdasarkan definisi ini tampak ada empat unsur sanksi
dalam hukum administrasi Negara, yaitu alat kekuasaan (machtmiddelen), bersifat
hukum publik (publiekrechtlijke), digunakan oleh pemerintah (overheid), sebagai
reaksi atas ketidakpatuhan (reactive op niet-naleving).
3
Sedangkan, menurut para ahli ada beberapa pengertian sanksi administrasi
Negara, antara lain :
• J.B.J.M. ten Berge : sanksi merupakan inti dari penegakan hukum
administrasi. Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum
administrasi.
• P de Haan dkk : dalam HAN, penggunaan sanksi administrasi merupakan
penerapan kewenangan pemerintahan, di mana kewenangan ini berasal
dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis.
• JJ. Oosternbrink : sanksi administratif adalah sanksi yang muncul dari
hubungan antara pemerintah – warga negara dan yang dilaksanakan tanpa
perantara pihak ketiga (kekuasaan peradilan), tetapi dapat secara langsung
dilaksanakan oleh administrasi sendiri.
2.2 Jenis-jenis Sanksi Administrasi Negara
Ditinjau dari segi sasarannya, dalam hukum administrasi di kenal dua
jenis sanksi.
1. Sanksi reparatoir artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas
pelanggaran norma, yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi
semula sebelum atau menempatkan pada situasi yang sesuai dengan hukum
(legale situatie), dengan kata lain, mengembalikan pada keadaan semula
sebelum terjadinya pelanggaran. misalnya paksaan pemerintah
(bestuursdwang), pengenaan uang paksa (dwangsom),
2. Sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman
pada seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif.
Di samping dua jenis sanksi tersebut,ada sanksi lain yang oleh J.B.J.M ten
Berge disebut sebagai sanksi regresif (regressieve sancties), yaitu sanksi yang
diterapkan sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat
4
pada ketetapan yang diterbitkan. Sanksi ini ditujukan pada keadaan hukum
semula, sebelum diterbitkannya ketetapan. Contohnya: penarikan, perubahan, dan
penundaan suatu ketetapan.
Ditinjau dari segi tujuan diterapkannya sanksi, sanksi regresif ini
sebenarnya tidak begitu berbeda dengan sanksi reparatoir. Bedanya hanya
terletak pada lingkup dikenakannya sanksi tersebut. Sanksi reparatoir dikenakan
terhadap pelanggaran norma hukum administrasi secara umum, sedangkan sanksi
regresif hanya dikenakan terhadap ketentuan-keentuan yang terdapat dalam
ketetapan.
Menurut philipus M. Hadjon, penerapan sanksi secara bersama-sama
antara hukum administrasi dengan hukum lainya dapat terjadi, yakni kumulasi
internal dan kumulasi eksternal. Kumulasi ekstrenal merupakan penerapan sanksi
administrasi secara bersama-sama dengan sanksi lain, seperti sanksi pidana atau
sanksi perdata. Khusus untuk sanksi perdata, pemerintah dapat menggunakannya
dalam kapasitasnya sebagai badan hukum untuk mempertahankan hak-hak
keperdataannya. Sanksi pidana dapat diterapkan bersama-sama dengan sanksi
administrasi, artinya tidak diterapkan prinsip “ne bis in idem”(secara harfiah,
tidak dua kali mengenai hal yang sama, mengebai perkara yang sama tidak boleh
disidangkan untuk kedua kalinya). Dalam hukum administrasi dengan sanksi
pidana ada perbedaan sifat dan tujuan.
2.3 Perbedaan Sanksi Administrasi dengan Sanksi Pidana
Sanksi Administrasi Sanksi Pidana
Sarana Perbuatan Pelaku
Sifat Reparatoir Condemnator Condemnatoir
Prosedur Secara langsung oleh pemerintahah
tanpa melalui proses pengadilan
Harus melalui proses
pengadilan
5
Perbedaan Sanksi Administrasi dan sanksi Pidana adalah, jika Sanksi
Administrasi sasaran penerapannya ditujukan pada perbuatan, sifat sanksi
administrasi reparatoir-condemnatoir (pemulihan kembali keadaan semula dan
memberikan hukuman )prosedurnya dilakukan secara langsung oleh pemerintah
atau pejabat Tata Usaha Negara tanpa melalui peradilan. Sedangkan Sanksi Pidana
ditujukan pada si pelaku, sifat condemnatoir, harus melalui proses peradilan.
Adapun kumulasi internal merupakan penerapan dua atau lebih sanksi
administrasi secara bersama-sama, misalnya penghentian pelayanan dan/ atau
pencabutan izin dan atau pengenaan denda.
Seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat, keberadaan sanksi
administratif ini semakin penting artinya, apalagi di tengah masyarakat
perdagangan dan perindustrian. Menurut mochtar kusumaatmadja dan arief
sidarta, didalam kehidupan masyarakat masa kini, dimana segala bentuk usaha
besar dan kecil bertambah memainkan peranan yang penting di dalam kehidupan
masyarakat, sanksi administratif semakin yang dapat berbentuk penolakan
pemberian perizinan setelah dikeluarkan izin sementara (preventif) atau mencabut
izin yang telah di berikan (represif), jauh lebih efektif untuk memaksa orang
menaati ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur usaha dan industri dan
perlindungan lingkungan di bandingkan dengan sanksi-sanksi pidana. Itulah
sebabnya mengapa di bidang pengaturan perusahaan industri dan juga di bidang
perlindungan dan pelestarian lingkungan, sanksi-sanksi administrtif lebih
diutamakan di bandingkan sanksi pidana.
2.4 Macam-macam Sanksi Administrasi Negara
Macam-macam Sanksi dalam Hukum Administrasi seperti berikut,
Bestuursdwang (paksaan pemerintahan), penarikan kembali keputusan (ketetapan)
yang menguntungkan, pengenaan denda administratif, dan pengenaan uang paksa
oleh pemerintah (dwangsom).
6
1) Paksaan Pemerintahan (Bestuursdwang)
Berdasarkan UU Hukum administrasi belanda: Paksaan pemerintahan
merupakan tindakan nyata yang dilakukan organ pemerintah atau atas nama
pemerintah untuk memindahkan, mengosongkan, menghalang-halangi,
memperbaiki pada keadaan semula apa yang telah dilakukan atau sedang
dilakukan yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan. Contoh Undang-Undang Nomor 51 Prp
Tahun 1961 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa ijin yang Berhak atau
Kuasanya. Bestuursdwang merupakan Kewenangan Bebas, artinya pemerintah
diberi kebebasan untuk mempertimbangkan menurut inisiatifnya sendiri
apakah menggunakan bestuursdwang atau tidak atau bahkan menerapkan
sanksi yang lainnya.
Paksaan pemerintahan harus memperhatikan ketentuan Hukum yang
berlaku baik Hukum tertulis maupun tidak tertulis, yaitu asas-asas
pemerintahan yang layak seperti asas kecermatan, asas keseimbangan, asas
kepastian hukum dan lain-lain.
Sebagai contoh dapat di perhatikan dari fakta pelanggaran berikut ini:
a) Pelanggaran yang tidak bersifat substansial
seseorang mendirikan rumah tinggal di daerah pemukiman, tetapi orang
tersebut tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Dalam hal ini,
pemerintah tidak sepatutnya langsung menggunakan paksaan
pemerintahan, dengan membongkar rumah tesebut. Terhadap pelanggaran
yang tidak bersifat substansial ini masih dapat di lakukan legalisasi.
Pemerintah harus memerintahkan kepada orang bersangkutan untuk
mengurus IMB. Jika orang tersebut, setelah diperintahkan dengan baik,
tidak juga mengurus izin, pemerintah dapat menerapkan beestuursdwang,
yaitu pembongkaran.
b) Pelanggaran yang bersifat substansial
7
Seseorang membangun rumah di kawasan industri atau seorang pengusaha
membangun industri di daerah pemukiman penduduk, yang berarti
mendirikan bangunan tidak sesuai dengan tata ruang atau rencana
peruntukan (bestemming) yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini
termasuk pelanggaran yang bersifat substansial, dan pemerintah. Hal ini
termasuk pelanggaran yang bersifat substansial, dan pemerintah dapat
langsung menerapkan bestuursdwang.
Peringatan yang mendahului Bestuursdwang, hal ini dapat dilihat pada
pelaksanaan bestuursdwang di mana wajib didahului dengan suatu peringatan
tertulis, yang dituangkan dalam bentuk Ketetapan Tata Usaha Negara.
Isi peringatan tertulis ini biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut,
Peringatan harus definitif, Organ yang berwenang harus disebut, Peringatan
harus ditujukan kepada orang yang tepat, Ketentuan yang dilanggar jelas,
Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas, Memuat penentuan jangka
waktu, Pemberian beban jelas dan seimbang, Pemberian beban tanpa syarat,
Beban mengandung pemberian alasannya, Peringatan memuat berita tentang
pembebanan biaya.
2) Penarikan kembali KTUN yang menguntungkan
Ketetapan yang menguntungkan(begunstigende bechikking) artimya
ketetapan itu memberikan hak-hak atau memberikan kemungkinan untuk
memperoleh sesuatu melalui ketetapan atau bila ketetapan itu memberikan
keringanan beban yang ada atau mungkin ada.
Penarikan kembali Ketetapan Tata Usaha Negara yang menguntungkan
dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik
kembali dan/atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu.
Sanksi ini termasuk sanksi berlaku ke belakang (regressieve sancties)
yaitu sanksi yang mengembalikan pada situasi sebelum ketetapan itu di
buat.Sanksi penarikan kembali KTUN yang menguntungkan diterapkan dalam
8
hal jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan atau syarat-syarat yang
dilekatkan pada penetapan tertulis yang telah diberikan, juga dapat terjadi
pelanggaran undang-undang yang berkaitan dengan izin yang dipegang oleh si
pelanggar.
Penarikan kembali ketetapan ini menimbulkan persoalan yuridis,
karena di dalam HAN terdapat asas het vermoeden van rechtmatigheid atau
presumtio justea causa, yaitu bahwa pada asasnya setiap ketetapan yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dianggap benar
menurut hukum. Oleh karena itu, Ketetapan Tata Usaha Negara yang sudah
dikeluarkan itu pada dasarnya tidak untuk dicabut kembali, sampai dibuktikan
sebaliknya oleh hakim di pengadilan.
Kaidah HAN memberikan kemungkinan untuk mencabut Ketetapan
Tata Usaha Negara yang menguntungkan sebagai akibat dari kesalahan si
penerima Ketetapan Tata Usaha Negara sehingga pencabutannya merupakan
sanksi baginya.
Sebab-sebab Pencabutan Ketetapan Tata Usaha Negara sebagai Sanksi
ini terjadi melingkupi jika, yang berkepentingan tidak mematuhi pembatasan-
pembatasan, syarat-syarat atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang
dikaitkan pada izin, subsidi, atau pembayaran. Jika yang berkepentingan pada
waktu mengajukan permohonan untuk mendapat izin, subsidi, atau
pembayaran telah memberikan data yang sedemikian tidak benar atau tidak
lengkap, hingga apabila data itu diberikan secara benar atau lengkap, maka
keputusan akan berlainan misalnya penolakan izin.
3) Pengenaan Uang Paksa (Dwangsom)
N.E. Algra, mempunyai pendapat tentang pengenaan uang paksa ini,
menurutnya, bahwa uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya
berdasarkan syarat dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak
menunaikan, tidak sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang
9
ditentukan, dalam hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan, dan
pembayaran bunga.
Menurut hukum administrasi, pengenaan uang paksa ini dapat
dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau
melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif dari
tindakan paksaan pemerintahan.
Pengenaan uang paksa merupakan alternatif untuk tindakan nyata, yang
berarti sebagai sanksi subsidiaire dan dianggap sebagai sanksi reparatoir.
Persoalan hukum yang dihadapi dalam pengenaan dwangsom sama dengan
pelaksanaan paksaan nyata. Dalam kaitannya dengan KTUN yang
menguntungkan seperti izin, biasanya pemohon izin disyaratkan untuk
memberikan uang jaminan. Jika terjadi pelanggaran atau pelanggar(pemegang
ijin) tidak segera mengakhirinya. Uang jaminan itu dipotong sebagai
dwangsom. Uang jaminan ini lebih banyak digunakan ketika pelaksanaan
bestuurdwang sulit dilakukan.
4) Pengenaan Denda Administrasiinistratif
Menurut P de Haan DKK menyatakan bahwa, terdapat perbedaan
dalam hal pengenaan denda administratif ini, yaitu bahwa berbeda dengan
pengenaan uang paksa yang ditujukan untuk mendapatkan situasi konkret yang
sesuai dengan norma, denda administrasi tidak lebih dari sekedar reaksi
terhadap pelanggaran norma, yang ditujukan untuk menambah hukuman yang
pasti.
Dalam pengenaan sanksi ini pemerintah harus tetap memperhatikan
asas-asas hukum administrasi, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Pembuat undang-undang dapat memberikan wewenang kepada organ
pemerintah untuk menjatuhkan hukuman yang berupa denda (geldboete)
10
terhadap seseorang yang telah melakukan pelanggaran peraturan perundang-
undangan. Pemberian wewenang langsung (atrybutie) mengenai saksi punitif
ini dapat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan. Sanksi ini biasanya
terdapat dalam hukum pajak, jaminan sosial, dan hukum kepegawaian. Pada
umumnya dalam berabagai peraturan perundang-undangan, hukuman yang
berupa denda ini telah ditentukan mengenai jumlah yang dapat dikenakan
kepada pihak yang melanggar ketentuan. Berkenaan dengan denda
administrasi ini, didalam algemene bepalingen van administratif recht,
disimpulkan bahwa, denda administrasi hanya dapat diterapkan atas dasar
kekuatan wewenang yang diatur dalam undang-undang dalam arti formal.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sanksi dalam Hukum Administrasi adalah alat kekekuasaan yang bersifat
hukum publik yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas
ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum
administrasi Negara.
2. Jenis-jenis sanksi administrasi terbagi atas tiga yaitu, sanksi repatoir,
sanksi punitif, dan sanksi regresif.
3. Perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana terlihat pada sasaran,
sifat dan prosedur.
4. Macam-macam sanksi administrasi negara terbagi atas empat yaitu, (1)
paksaan pemerintah (2) penarikan kembali keputusan yang
menguntungkan (3) pengenaan uang paksa oleh pemerintah (4) pengenaan
denda administratif.
3.2 Saran
Harapan saya dalam kesempatan ini agar dalam penegakan hukum
khususnya sanksi administrasi dapat dijalankan dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
M. Hadjon, Philipus dkk. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia,
Yogjakarta: Gadjah Mada University Press
Ridwan, HR 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Website:
Priadi, Yayat. Sanksi Administrasi..
http://sanksiadministratif.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sanksi-
administratif.html diakses 30 november 2015
Karjoko, Lego. Hukum Administrasi Negara.
http://legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id/materi-kuliah/hukum-administrasi-
negara/ diakses 30 november 2015
13

More Related Content

What's hot

Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Della Mega Alfionita
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
rabu12
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Vallen Hoven
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
villa kuta indah
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Anggit Dwi A
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
Masrijal SH MH
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
Nina Ruspina
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
Fenti Anita Sari
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalAnastasia Sevenfold
 

What's hot (20)

Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasionalIstilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
Istilah definisi-dan-karakteristik-hukum-internasional
 

Similar to SANKSI dalam HAN

PPT_KLP 6_HAN (1).pptx
PPT_KLP 6_HAN (1).pptxPPT_KLP 6_HAN (1).pptx
PPT_KLP 6_HAN (1).pptx
RouthIntangW
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Tri Widodo W. UTOMO
 
PPT Riski.pptx
PPT Riski.pptxPPT Riski.pptx
PPT Riski.pptx
sitirahmadanti
 
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
ArifArhie
 
Peran PNS dalam membangun budaya.ppt
Peran PNS dalam membangun budaya.pptPeran PNS dalam membangun budaya.ppt
Peran PNS dalam membangun budaya.ppt
ANDIILMIUTAMIIRWAN1
 
Kelompok 5 perizinan di daerah (1)
Kelompok 5   perizinan di daerah (1)Kelompok 5   perizinan di daerah (1)
Kelompok 5 perizinan di daerah (1)Erika Ginting
 
MAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docxMAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docx
lenytrisusilo
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
 
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20192, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
riskiariyani2976
 
ppt melawan hukum.pptx
ppt melawan hukum.pptxppt melawan hukum.pptx
ppt melawan hukum.pptx
yunandarizka
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
lenytrisusilo
 
PERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxPERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptx
BeatDragon
 
11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx
Ameliaputri70459
 
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
Rima Wati
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
nurul khaiva
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
angkat re
 
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkunganTugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Gide OrDeden
 
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
Heri890793
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
febrysaragih
 

Similar to SANKSI dalam HAN (20)

PPT_KLP 6_HAN (1).pptx
PPT_KLP 6_HAN (1).pptxPPT_KLP 6_HAN (1).pptx
PPT_KLP 6_HAN (1).pptx
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
PPT Riski.pptx
PPT Riski.pptxPPT Riski.pptx
PPT Riski.pptx
 
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
324-Article Text-1343-1-10-20210131.pdf
 
Peran PNS dalam membangun budaya.ppt
Peran PNS dalam membangun budaya.pptPeran PNS dalam membangun budaya.ppt
Peran PNS dalam membangun budaya.ppt
 
Kelompok 5 perizinan di daerah (1)
Kelompok 5   perizinan di daerah (1)Kelompok 5   perizinan di daerah (1)
Kelompok 5 perizinan di daerah (1)
 
MAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docxMAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docx
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
 
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20192, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
2, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
ppt melawan hukum.pptx
ppt melawan hukum.pptxppt melawan hukum.pptx
ppt melawan hukum.pptx
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
 
PERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptxPERTEMUAN 7.pptx
PERTEMUAN 7.pptx
 
11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx
 
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
Aspek- aspek Hukum UU Keperawatan Indonesia (rimawati)
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkunganTugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
Tugas kuliah prinsip ilmu lingkungan
 
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM LINGKUNGAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
 

Recently uploaded

PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
intelkejarimimika07
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
Adhi Setyowibowo
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 

Recently uploaded (16)

PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 

SANKSI dalam HAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tidak ada gunamya memasukkan kewajiban atau larangan- larangan bagi para warga di dalam peraturan perundang-undangan tata usaha Negara, manakala aturan-aturan tingkah laku itu tidak dapat dipaksakan oleh tata usaha Negara. Peran penting pada pemberian sanksi di dalam hukum administrasi memenuhi hukum pidana. Bagi pembuat peraturan penting untuk tidak hanya melarang tindakan-tindakan yang tanpa disertai izin, tetapi juga terhadap tindakan-tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang dapat dikaitkan pada suatu izin, termasuk sanksi-sanksi hukum administrasi yang khas. Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan sarjana agar hukum administrasi dapat dijalankan dengan baik, artinya dilaksanakan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, antara lain yaitu : 1. Pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan pada atau bedasarkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis dan pengawasan terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban kepada individu. 2. Penerapan kewenangan sanksi pemerintah. Pendapat P. Nicolai hampir sama dengan Teori Berge seperti dikutip Philipus M. Hadjon, yang menyatakan bahwa intrumen penegakan 1
  • 2. Hukum Administrasi Negara meliputi : pengawasan dan penerapan sanksi. Pengawasan merupakan langkah preventif untuk memaksakan kepatuhan, sedangkan penerapan sanksi merupakan langkah represif untuk memaksakan kepatuhan. Berbeda dengan sanksi perdata maupun sanksi pidana, penerapan sanksi administrasi oleh pejabat administrasi dilakukan tanpa harus melalui proses pengadilan (nonyustisial), sehingga penerapan sanksi administrasi relative lebih cepat dibandingkan dengan sanksi lainnya dalam upaya untuk menegakkan hukum lingkungan. Yang tak kalah pentingnya dari penerapan sanksi administrasi ini adalah terbuka ruang dan kesempatan untuk partisipasi masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah a. Apakah pengertian sanksi administrasi negara ? b. Apa saja jenis-jenis sanksi administrasi negara? c. Apa perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana? d. Apa saja macam-macam sanksi administrasi negara? 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian sanksi administrasi negara b. Untuk mengetahui jenis-jenis sanksi administrasi negara c. Untuk mengetahui perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana d. Untuk mengetahui macam-macam sanksi administrasi negara 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sanksi Administrasi Negara Sanksi (sanctio, Latin, sanctie, Belanda) adalah ancaman hukuman, merupakan satu alat pemaksa guna ditaatinya suatu kaidah, UU, norma-norma hukum. Penegakan hukum pidana menghendaki sanksi hukum, yaitu sanksi yang terdiri atas derita khusus yang dipaksakan kepada si bersalah. derita kehilangan nyawa (hukuman mati), derita kehilangan kebebasan (hukuman penjara dan kurungan), derita kehilangan sebagian kekayaa (hukuman denda dan perampasan) dan derita kehilangan kehormatan (pengumuman keputusan hakim. Penegakan hukum perdata menghendaki sanksi juga yang terdiri atas derita dihadapkan dimuka pengadilan dan derita kehilangan sebagian kekayaannya guna memulihkan atau mengganti kerugian akibat pelanggaran yang dilakukannya. Sanksi sebagai alat penegak hukum bisa juga terdiri atas kebatalan perbuatan yang merupakan pelanggaran hukum. Baik batal demi hukum (van rechtwege) maupun batal setelah ini dinyatakan oleh hakim. Sanksi dalam Hukum Administrasi yaitu “alat kekekuasaan yang bersifat hukum public yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum administrasi Negara.” Berdasarkan definisi ini tampak ada empat unsur sanksi dalam hukum administrasi Negara, yaitu alat kekuasaan (machtmiddelen), bersifat hukum publik (publiekrechtlijke), digunakan oleh pemerintah (overheid), sebagai reaksi atas ketidakpatuhan (reactive op niet-naleving). 3
  • 4. Sedangkan, menurut para ahli ada beberapa pengertian sanksi administrasi Negara, antara lain : • J.B.J.M. ten Berge : sanksi merupakan inti dari penegakan hukum administrasi. Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administrasi. • P de Haan dkk : dalam HAN, penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan kewenangan pemerintahan, di mana kewenangan ini berasal dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis. • JJ. Oosternbrink : sanksi administratif adalah sanksi yang muncul dari hubungan antara pemerintah – warga negara dan yang dilaksanakan tanpa perantara pihak ketiga (kekuasaan peradilan), tetapi dapat secara langsung dilaksanakan oleh administrasi sendiri. 2.2 Jenis-jenis Sanksi Administrasi Negara Ditinjau dari segi sasarannya, dalam hukum administrasi di kenal dua jenis sanksi. 1. Sanksi reparatoir artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma, yang ditujukan untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum atau menempatkan pada situasi yang sesuai dengan hukum (legale situatie), dengan kata lain, mengembalikan pada keadaan semula sebelum terjadinya pelanggaran. misalnya paksaan pemerintah (bestuursdwang), pengenaan uang paksa (dwangsom), 2. Sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif. Di samping dua jenis sanksi tersebut,ada sanksi lain yang oleh J.B.J.M ten Berge disebut sebagai sanksi regresif (regressieve sancties), yaitu sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat 4
  • 5. pada ketetapan yang diterbitkan. Sanksi ini ditujukan pada keadaan hukum semula, sebelum diterbitkannya ketetapan. Contohnya: penarikan, perubahan, dan penundaan suatu ketetapan. Ditinjau dari segi tujuan diterapkannya sanksi, sanksi regresif ini sebenarnya tidak begitu berbeda dengan sanksi reparatoir. Bedanya hanya terletak pada lingkup dikenakannya sanksi tersebut. Sanksi reparatoir dikenakan terhadap pelanggaran norma hukum administrasi secara umum, sedangkan sanksi regresif hanya dikenakan terhadap ketentuan-keentuan yang terdapat dalam ketetapan. Menurut philipus M. Hadjon, penerapan sanksi secara bersama-sama antara hukum administrasi dengan hukum lainya dapat terjadi, yakni kumulasi internal dan kumulasi eksternal. Kumulasi ekstrenal merupakan penerapan sanksi administrasi secara bersama-sama dengan sanksi lain, seperti sanksi pidana atau sanksi perdata. Khusus untuk sanksi perdata, pemerintah dapat menggunakannya dalam kapasitasnya sebagai badan hukum untuk mempertahankan hak-hak keperdataannya. Sanksi pidana dapat diterapkan bersama-sama dengan sanksi administrasi, artinya tidak diterapkan prinsip “ne bis in idem”(secara harfiah, tidak dua kali mengenai hal yang sama, mengebai perkara yang sama tidak boleh disidangkan untuk kedua kalinya). Dalam hukum administrasi dengan sanksi pidana ada perbedaan sifat dan tujuan. 2.3 Perbedaan Sanksi Administrasi dengan Sanksi Pidana Sanksi Administrasi Sanksi Pidana Sarana Perbuatan Pelaku Sifat Reparatoir Condemnator Condemnatoir Prosedur Secara langsung oleh pemerintahah tanpa melalui proses pengadilan Harus melalui proses pengadilan 5
  • 6. Perbedaan Sanksi Administrasi dan sanksi Pidana adalah, jika Sanksi Administrasi sasaran penerapannya ditujukan pada perbuatan, sifat sanksi administrasi reparatoir-condemnatoir (pemulihan kembali keadaan semula dan memberikan hukuman )prosedurnya dilakukan secara langsung oleh pemerintah atau pejabat Tata Usaha Negara tanpa melalui peradilan. Sedangkan Sanksi Pidana ditujukan pada si pelaku, sifat condemnatoir, harus melalui proses peradilan. Adapun kumulasi internal merupakan penerapan dua atau lebih sanksi administrasi secara bersama-sama, misalnya penghentian pelayanan dan/ atau pencabutan izin dan atau pengenaan denda. Seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat, keberadaan sanksi administratif ini semakin penting artinya, apalagi di tengah masyarakat perdagangan dan perindustrian. Menurut mochtar kusumaatmadja dan arief sidarta, didalam kehidupan masyarakat masa kini, dimana segala bentuk usaha besar dan kecil bertambah memainkan peranan yang penting di dalam kehidupan masyarakat, sanksi administratif semakin yang dapat berbentuk penolakan pemberian perizinan setelah dikeluarkan izin sementara (preventif) atau mencabut izin yang telah di berikan (represif), jauh lebih efektif untuk memaksa orang menaati ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur usaha dan industri dan perlindungan lingkungan di bandingkan dengan sanksi-sanksi pidana. Itulah sebabnya mengapa di bidang pengaturan perusahaan industri dan juga di bidang perlindungan dan pelestarian lingkungan, sanksi-sanksi administrtif lebih diutamakan di bandingkan sanksi pidana. 2.4 Macam-macam Sanksi Administrasi Negara Macam-macam Sanksi dalam Hukum Administrasi seperti berikut, Bestuursdwang (paksaan pemerintahan), penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan, pengenaan denda administratif, dan pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom). 6
  • 7. 1) Paksaan Pemerintahan (Bestuursdwang) Berdasarkan UU Hukum administrasi belanda: Paksaan pemerintahan merupakan tindakan nyata yang dilakukan organ pemerintah atau atas nama pemerintah untuk memindahkan, mengosongkan, menghalang-halangi, memperbaiki pada keadaan semula apa yang telah dilakukan atau sedang dilakukan yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Contoh Undang-Undang Nomor 51 Prp Tahun 1961 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa ijin yang Berhak atau Kuasanya. Bestuursdwang merupakan Kewenangan Bebas, artinya pemerintah diberi kebebasan untuk mempertimbangkan menurut inisiatifnya sendiri apakah menggunakan bestuursdwang atau tidak atau bahkan menerapkan sanksi yang lainnya. Paksaan pemerintahan harus memperhatikan ketentuan Hukum yang berlaku baik Hukum tertulis maupun tidak tertulis, yaitu asas-asas pemerintahan yang layak seperti asas kecermatan, asas keseimbangan, asas kepastian hukum dan lain-lain. Sebagai contoh dapat di perhatikan dari fakta pelanggaran berikut ini: a) Pelanggaran yang tidak bersifat substansial seseorang mendirikan rumah tinggal di daerah pemukiman, tetapi orang tersebut tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Dalam hal ini, pemerintah tidak sepatutnya langsung menggunakan paksaan pemerintahan, dengan membongkar rumah tesebut. Terhadap pelanggaran yang tidak bersifat substansial ini masih dapat di lakukan legalisasi. Pemerintah harus memerintahkan kepada orang bersangkutan untuk mengurus IMB. Jika orang tersebut, setelah diperintahkan dengan baik, tidak juga mengurus izin, pemerintah dapat menerapkan beestuursdwang, yaitu pembongkaran. b) Pelanggaran yang bersifat substansial 7
  • 8. Seseorang membangun rumah di kawasan industri atau seorang pengusaha membangun industri di daerah pemukiman penduduk, yang berarti mendirikan bangunan tidak sesuai dengan tata ruang atau rencana peruntukan (bestemming) yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini termasuk pelanggaran yang bersifat substansial, dan pemerintah. Hal ini termasuk pelanggaran yang bersifat substansial, dan pemerintah dapat langsung menerapkan bestuursdwang. Peringatan yang mendahului Bestuursdwang, hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan bestuursdwang di mana wajib didahului dengan suatu peringatan tertulis, yang dituangkan dalam bentuk Ketetapan Tata Usaha Negara. Isi peringatan tertulis ini biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut, Peringatan harus definitif, Organ yang berwenang harus disebut, Peringatan harus ditujukan kepada orang yang tepat, Ketentuan yang dilanggar jelas, Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas, Memuat penentuan jangka waktu, Pemberian beban jelas dan seimbang, Pemberian beban tanpa syarat, Beban mengandung pemberian alasannya, Peringatan memuat berita tentang pembebanan biaya. 2) Penarikan kembali KTUN yang menguntungkan Ketetapan yang menguntungkan(begunstigende bechikking) artimya ketetapan itu memberikan hak-hak atau memberikan kemungkinan untuk memperoleh sesuatu melalui ketetapan atau bila ketetapan itu memberikan keringanan beban yang ada atau mungkin ada. Penarikan kembali Ketetapan Tata Usaha Negara yang menguntungkan dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali dan/atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu. Sanksi ini termasuk sanksi berlaku ke belakang (regressieve sancties) yaitu sanksi yang mengembalikan pada situasi sebelum ketetapan itu di buat.Sanksi penarikan kembali KTUN yang menguntungkan diterapkan dalam 8
  • 9. hal jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan atau syarat-syarat yang dilekatkan pada penetapan tertulis yang telah diberikan, juga dapat terjadi pelanggaran undang-undang yang berkaitan dengan izin yang dipegang oleh si pelanggar. Penarikan kembali ketetapan ini menimbulkan persoalan yuridis, karena di dalam HAN terdapat asas het vermoeden van rechtmatigheid atau presumtio justea causa, yaitu bahwa pada asasnya setiap ketetapan yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dianggap benar menurut hukum. Oleh karena itu, Ketetapan Tata Usaha Negara yang sudah dikeluarkan itu pada dasarnya tidak untuk dicabut kembali, sampai dibuktikan sebaliknya oleh hakim di pengadilan. Kaidah HAN memberikan kemungkinan untuk mencabut Ketetapan Tata Usaha Negara yang menguntungkan sebagai akibat dari kesalahan si penerima Ketetapan Tata Usaha Negara sehingga pencabutannya merupakan sanksi baginya. Sebab-sebab Pencabutan Ketetapan Tata Usaha Negara sebagai Sanksi ini terjadi melingkupi jika, yang berkepentingan tidak mematuhi pembatasan- pembatasan, syarat-syarat atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang dikaitkan pada izin, subsidi, atau pembayaran. Jika yang berkepentingan pada waktu mengajukan permohonan untuk mendapat izin, subsidi, atau pembayaran telah memberikan data yang sedemikian tidak benar atau tidak lengkap, hingga apabila data itu diberikan secara benar atau lengkap, maka keputusan akan berlainan misalnya penolakan izin. 3) Pengenaan Uang Paksa (Dwangsom) N.E. Algra, mempunyai pendapat tentang pengenaan uang paksa ini, menurutnya, bahwa uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak menunaikan, tidak sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang 9
  • 10. ditentukan, dalam hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan, dan pembayaran bunga. Menurut hukum administrasi, pengenaan uang paksa ini dapat dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif dari tindakan paksaan pemerintahan. Pengenaan uang paksa merupakan alternatif untuk tindakan nyata, yang berarti sebagai sanksi subsidiaire dan dianggap sebagai sanksi reparatoir. Persoalan hukum yang dihadapi dalam pengenaan dwangsom sama dengan pelaksanaan paksaan nyata. Dalam kaitannya dengan KTUN yang menguntungkan seperti izin, biasanya pemohon izin disyaratkan untuk memberikan uang jaminan. Jika terjadi pelanggaran atau pelanggar(pemegang ijin) tidak segera mengakhirinya. Uang jaminan itu dipotong sebagai dwangsom. Uang jaminan ini lebih banyak digunakan ketika pelaksanaan bestuurdwang sulit dilakukan. 4) Pengenaan Denda Administrasiinistratif Menurut P de Haan DKK menyatakan bahwa, terdapat perbedaan dalam hal pengenaan denda administratif ini, yaitu bahwa berbeda dengan pengenaan uang paksa yang ditujukan untuk mendapatkan situasi konkret yang sesuai dengan norma, denda administrasi tidak lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma, yang ditujukan untuk menambah hukuman yang pasti. Dalam pengenaan sanksi ini pemerintah harus tetap memperhatikan asas-asas hukum administrasi, baik tertulis maupun tidak tertulis. Pembuat undang-undang dapat memberikan wewenang kepada organ pemerintah untuk menjatuhkan hukuman yang berupa denda (geldboete) 10
  • 11. terhadap seseorang yang telah melakukan pelanggaran peraturan perundang- undangan. Pemberian wewenang langsung (atrybutie) mengenai saksi punitif ini dapat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan. Sanksi ini biasanya terdapat dalam hukum pajak, jaminan sosial, dan hukum kepegawaian. Pada umumnya dalam berabagai peraturan perundang-undangan, hukuman yang berupa denda ini telah ditentukan mengenai jumlah yang dapat dikenakan kepada pihak yang melanggar ketentuan. Berkenaan dengan denda administrasi ini, didalam algemene bepalingen van administratif recht, disimpulkan bahwa, denda administrasi hanya dapat diterapkan atas dasar kekuatan wewenang yang diatur dalam undang-undang dalam arti formal. 11
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Sanksi dalam Hukum Administrasi adalah alat kekekuasaan yang bersifat hukum publik yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang terdapat dalam norma hukum administrasi Negara. 2. Jenis-jenis sanksi administrasi terbagi atas tiga yaitu, sanksi repatoir, sanksi punitif, dan sanksi regresif. 3. Perbedaan sanksi administrasi dengan sanksi pidana terlihat pada sasaran, sifat dan prosedur. 4. Macam-macam sanksi administrasi negara terbagi atas empat yaitu, (1) paksaan pemerintah (2) penarikan kembali keputusan yang menguntungkan (3) pengenaan uang paksa oleh pemerintah (4) pengenaan denda administratif. 3.2 Saran Harapan saya dalam kesempatan ini agar dalam penegakan hukum khususnya sanksi administrasi dapat dijalankan dengan baik. 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Buku: M. Hadjon, Philipus dkk. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogjakarta: Gadjah Mada University Press Ridwan, HR 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Website: Priadi, Yayat. Sanksi Administrasi.. http://sanksiadministratif.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sanksi- administratif.html diakses 30 november 2015 Karjoko, Lego. Hukum Administrasi Negara. http://legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id/materi-kuliah/hukum-administrasi- negara/ diakses 30 november 2015 13