Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pembelajaran fisika tentang suhu, pemuaian, dan kalor pada materi sub materi pemuaian pada zat padat. RPP ini menjelaskan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pendekatan, model, metode, media, alat, sumber pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
Menyajikan sekumpulan perangkat pembelajaran materi pelajaran Fisika Kelas X semester 2.
Perangkat pembelajaran tersebut meliputi Silabus mapel Fisika, prota, promes, RPP, Pemetaan, KKM, dan SKKD.
Keyword: Physic, Newton Law, Optical Tools.
Menyajikan sekumpulan perangkat pembelajaran materi pelajaran Fisika Kelas X semester 2.
Perangkat pembelajaran tersebut meliputi Silabus mapel Fisika, prota, promes, RPP, Pemetaan, KKM, dan SKKD.
Keyword: Physic, Newton Law, Optical Tools.
Modul Pemuaian ini saya buat menggunakan MS Powerpoint dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari Fisika materi Pemuaian. modul ini sama dengan modul-modul yang sebelumnya sudah saya buat dan upload yaitu dilengkapai dengan apersepsi, SK/KD materi, contoh soal dan latihan soal. hanya saja didalam modul ini sudah diberi tambahan-tambahan animasi dan link-link agar terlihat lebih interaktif. Modul ini bisa digunakan oleh siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. semoga modul ini bisa bermanfaat untuk kita semua....amiin
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Kedungwuni
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/semester : VII/2
Materi Pokok : Suhu, Pemuaian, dan Kalor
Sub Materi : Pemuaian pada zat padat
Alokasi waktu : 2×40 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
2. melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam
kehidupan sehari-hari.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian dengan kritis dan cermat
2. Menjelaskan koefisien muai panjang dengan dengan kritis dan teliti
3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan dengan kritis dan cermat
4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari dengan kritis
dan teliti
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian melalui proses mengamati, diskusi dan
mencoba
2. Menjelaskan pengertian koefisien muai panjang melalui diskusi
3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi
4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari melalui proses
mengamati dan diskusi
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pemuaian pada zat padat
F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajran : Problem Basic Learning
3. Metode Pembelajaran : diskusi, ceramah
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
Power point, papan tulis
2. Alat dan Bahan
3. Laptop, LCD
3. Sumber Belajar
a. Purwoko, dkk. 2014. Fisika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
b. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMP/Mts Kelas VII. Cimahi:
Erlangga.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan berdoa
Guru Mengondisikan kelas dan pembiasaan
Mengecek kehadiran/ presensi peserta didik
Guru memotivasi dengan menampilkan gambar rel
kereta api
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan indikator yang ingin dicapai
8 menit
Kegiatan Inti Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang
Guru mulai menampilkan gambar rel kereta api
Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan
pertanyaan “Mengapa sambungan rel kereta api diberi
celah?”
Guru membimbing peserta didik (kelompok) untuk
melakukan pengamatan apakah pengaruh jenis logam
terhadap pemuaian panjangnya
Guru membagikan lembar diskusi siswa
Guru membimbing peserta didik dalam diskusi
Guru mempersilahkan perwakilan dari kelompok
masing-masing untuk mempresentasikan hasil
diskusinya
Guru mengkondisikan kelas agar peserta didik kembali
ke tempat duduk masing-masing
60 menit
4. Guru membagikan soal yang akan dikerjakan secara
individu
Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran pemuaian
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan
do’a.
12 menit
I. PENILAIAN
1. Jenis / Teknik Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Ketrampilan
2. Bentuk Instrumen dan Instrument
- lembar diskusi siswa
- lembar penilaian sikap
- lembar penilaian presentasi kelompok
- test uraian
3. Pedoman Penskoran (terlampir)
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
5. LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi
Pemuaian Panjang Luas dan Volume Zat Padat
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat disebut Muschen Broek.
Dalam eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua benda padat apabila
dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas dan volume. Berikut akan dijelaskan
pemuaian zat padat yang meliputi pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
Pemuaian Panjang Zat Padat
Zat padat adalah zat yang memiliki partikel-partikel yang sangat berdekatan dan
teratur. Apabila dipanaskan, partikelnya bergetar dan saling menjauh. Akibatnya, ukuran zat
padat membesar yang disebut memuai. Sebaliknya apabila didinginkan partikel-partikelnya
saling mendekat, akibatnya ukuran zat padat mengecil yang disebut menyusut. Pada
umumnya zat padat apabila dipanaskan akan memuai.
Faktor yang mempengaruhi pemuaian adalah:
1) Panjang benda. Semakin panjang ukuran suatu benda padat yang dipanaskan, maka
semakin besar pemuaiannya. Contohnya, sebuah batang besi yang panjangnya 1 m sebelum
dipanaskan akan memuai menjadi dua kali lipat dari pemuaian batang besi lainnya yang
panjangnya 0,5 m sebelum dipanaskan.
2) Besarnya perubahan suhu. Semakin besar perubahan suhu yang dialami suatu benda
antara sebelum dan sesudah dipanaskan, semakin besar pula pemuaiannya. Contohnya ada
dua batang besi, yaitu batang besi A panjangnya 1 m suhu awalnya 30°C dipanaskan sampai
suhu 100°C, sedangkan besi B panjangnya 1 m dengan suhu awalnya 30°C dipanaskan
sampai suhu 80°C. Maka setelah dipanaskan pemuaian panjang besi A lebih besar dari besi B,
6. karena besi A mengalami perubahan suhu sebesar 70°C, sedangkan besi B mengalami
perubahan suhunya sebesar 50°C.
3) Jenis zat padatnya. Misalnya aluminium, pemuian aluminium lebih besar dibanding baja
dan tembaga. Hal ini berarti pertambahan panjang alumunium lebih besar dari tembaga dan
baja. Contohnya apabila panjang aluminium sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah
dipanaskan 1°C bertambah 0,000026 meter, apabila panjang tembaga sebelum dipanaskan 1
meter, dan setelah dipanaskan 1°C bertambah 0,000017 meter, dan apabila panjang besi
sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah dipanaskan bertambah 0,000011 meter. Angka
pertambahan panjang untuk setiap 1 m bahan dengan kenaikan suhu 1°C disebut koefisien
muai panjang. Lambang koefisien muai panjang α (dibacanya alpha) dan satuannya meter
per derajat Celsius (m/°C).
Besarnya koefisien muai panjang pada beberapa zat dapat diamati pada tabel berikut
ini.
Besarnya muai panjang pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan
berikut.
Keterangan:
L = panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m) atau (cm)
7. L o = panjang awal (m) atau (cm)
α = koefisien muai panjang ( /0C )
t1 = suhu mula-mula ( 0C )
t2 = suhu akhir ( 0C )
Proses Pemuaian Luas pada Zat Padat
Sama halnya pada pemuaian panjang pada zat padat, semua zap padat jika dipanaskan
akan mengalami pemuaian luas. Akan tetapi koefisien muai luas zat padat sama dengan dua
(2) kali koefisien muai panjang zat padat tersebut.
Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan
A = luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2) atau (cm2)
Ao = luas awal (m2) atau (cm2)
β= koefisien muai luas ( /0C )
t1 = suhu mula-mula ( 0C )
t2 = suhu akhir ( 0C )
Catatan
β = 2 α
Proses Pemuaian Volume pada Zat Padat
Pasti kamu pernah mengalami peristiwa pemuaian lainnya seperti pada saat
menutupkan pintu, daun pintu tidak dapat menutup rapat pada kusen pintunya. Begitu juga
8. pada saat menutupkan jendela, kaca jendela tidak pas pada saat ditutupkan ke bingkainya.
Peristiwa itu disebabkan karena daun pintu dan jendela kaca memuai, sehingga sulit
dimasukkan pada tempatnya. Pemuaian seperti ini disebabkan oleh adanya penambahan pada
seluruh bagiannya pada dimensi panjang, lebar, dan tebal yang disebut pemuaian volume atau
pemuaian ruang.
Bola besi sebelum dipanaskan dapat memasuki gelang logam. Setelah bolanya
dipanaskan bola tidak masuk ke dalam gelang. Kejadian ini menunjukkan adanya pemuaian
pada bola yang berupa volumenya memuai. Pemuaian volume atau muai ruang ini
dipengaruhi oleh koefisien muai ruang, yaitu angka yang menyatakan pertambahan setiap
satuan volume apabila suhunya dinaikan.
Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan
V = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m3) atau (cm3)
Vo = volume awal (m3) atau (cm3)
γ = koefisien muai volume ( /0C)
t1 = suhu mula-mula (0C)
t2 = suhu akhir (0C)
Catatan
γ = 3 α
Contoh Penerapan Pemuaian Dalam Kehidupan
Prinsip pemuaian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dan pemanfaatan
prinsip pemuaian dipergunakan pada teknologi konstruksi, rel dan roda roli kereta api,
9. bimetal, pengelingan, dan pemasangan kaca. Lebih lengkapnya dapat kamu pelajari sebagai
berikut ini.
Kawat telepon atau kawat listrik
Pemasangan kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan kendor saat pemasangannya pada
siang hari. Hal ini dilakukan dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik
mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.
Penerapan Teknologi Bidang Konstruksi
Para ahli konstruksi dan arsitek bangunan, jembatan, dan jalan raya harus mengetahui sifat
pemuaian dan penyusutan benda padat yang disebabkan oleh perubahan suhu. Jalan raya pada
musim kemarau banyak yang rusak dan retak-retak, karena pemuaian baja dan aspalnya.
Jembatan dan jalan raya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan yang
lainnya. Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar memperhitungkan
sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena adanya perubahan suhu, baik di siang hari
yang panas maupun di malam hari yang dingin. Agar sambungan besi baja tidak melengkung
akibat pemuaian atau pun penyusutan maka sambungan-sambungan besi baja tidak dipasang
rapat, satu dengan yang lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-
sambungan tersebut agar tidak timbul kerusakan pada jembatan dan jalan yang disebabkan
pemuaian dan penyusutan besi baja tersebut.
Cara Pemasangan Kaca Jendela
Tentunya kamu pernah menyaksikan tukang kayu pada saat membuat daun jendela atau
bingkai jendela. Pada bingkai ada celah yang dibuat untuk menempatkan kaca. Kaca dipasang
pada bagian itu dengan ukuran kaca lebih kecil sedikit daripada ruang atau tempat kaca. Hal
ini bertujuan untuk menjaga keamanan kaca agar tidak pecah, saat mengalami pemuaian pada
siang hari atau pada musim kemarau.
Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan paku keling. Pengelingan pelat pada
umumnya dilakukan dengan paku keling yang dipanaskan. Setelah dingin dua pelat itu akan
bersatu oleh paku yang mengerut.
10. Penerapan Teknologi Transportasi
Apabila kamu melewati lintasan kereta api kami akan melihat rel melengkung. Sebagaimana
halnya dengan jembatan dan jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun
harus dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api yang
disebabkan oleh relnya melengkung akibat pemuaian dari pemanasan di siang hari.
Sumber Gambar: Google Images
Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api pun menggunakan prinsip
pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran diameter ban sedikit lebih kecil daripada diameter
rodanya. Apabila ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya memuai.
Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah masuk, biarkan suhunya turun.
Setelah dingin, ban menyusut dan akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus menggunakan
baut.
Penerapan pada Teknologi Bimetal
Alat-alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain termostat, sakelar otomatis
pada setrika, alat pemberitahu kebakaran, dan termometer.
11. Lampiran 2
Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap Individu
No Nama Kritis Teliti Cermat Tanggung
jawab
Skor
1.
2.
3.
a. Penilaian Pengetahuan
Jumlah soal
Uraian :5 soal
Bentuk Tes : Tes Tertulis
Alokasi waktu : 25 menit
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Kompetensi dasar Materi pokok Indikator Soal
3.2 Memahami konsep suhu,
pemuaian, kalor,
perpindahan kalor,dan
penerapannya dalam
mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta
dalam kehidupan sehari-hari.
Suhu,
Pemuian , dan
Kalor
1. Menjelaskan pengertian pemuaian
2. Menjelaskan pengertian koefisien muai
3. Menghitung pertambahan panjang baja
yang dipanaskan
4. Menghitung pertambahan luas
lempeng tembaga yang dipanaskan
5. Menghitung pertambahan volume
lempeng tembaga yang dipanaskan
Soal Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pemuaian?
2. Apa yang dimaksud dengan koefisien muai?
3. Sebuah baja memiliki panjang 20 mpada saat suhu 10o C. Jika baja tersebut
dipanaskan hingga 30o C , berapakah panjang baja sekarang?
12. 4. Luas penampang lempengtembaga pada suhu 5 K adalah 4,0144 m2. Jika suhu
dinaikkan sampai 65 K, berapakah luas lempeng tembaga itu sekarang?
5. Sebuah silinder aluminium pejal pada suhu 25o C volumenya 2,5 L. Berapakah
volume silinder itu setelah suhunya dinaikkan menjadi 175o ?
b. Penilaian Unjuk Kerja
Format Penilaian Presentasi Kelompok
No Nama Aspek Penilaian Total
nilai
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan
berpendapat
Pedoman Penskoran
a. Penilaian Sikap
b.
N
o
Aspek yang di Nilai 3 2 1 Rubrik
1 Kritis 3. Menunjukan sikap kritis yang besar, antusisias
aktif dalam kegiatan kelompok
2. Menunjukan sikap kritis namun tidak terlalu
antusias dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1. Tidak menunjukan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat
2 Teliti dalam
melakukan
percobaan.
3. Teliti mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
2. kurang teliti ketika mengukur dan mengolah
data pengamatan
1. Tidak teliti mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
3 Cermat dalam
melakukan
percobaan.
3. Cermat mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
2. Kurang cermat mengukur dan mengolah data
ketika pengamatan
1. Tidak mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
13. 4 Tanggungjawab
dalam belajar dan
bekerja baik secara
individu atau
berkelompok.
3.Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya
tepat waktu
2.Kurang tanggung jawab, berupaya tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas namun belum
menunjukan upaya perbaikan
1.Tidak bertanggung jawab,.tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan
tugasnya tidak selesai
Skor = 3 x 4 = 12 Nilai Akhir = 12 / 3 = 4
Pedoman penilaian sikap
Predikat Keterangan Rentang nilai
SB Sangat Baik 3,66-4
B Baik 2,66-3,66
C Cukup 1,66-2,66
K Kuang 0-1,66
b. Penilaian Pengetahuan
Skor : 5 = jika menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat serta lengkap
(diketahui , ditanyakan, dan penyelesaian)
Skor 3 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui ,
ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya.
Skor 2 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui ,
ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya.
Skor 1 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan di ketahui dan
ditanyakan saja
Skor 0 = jika tidak di jawab
Total Penilaian = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑥 4
c. Penilaian Unjuk Kerja
Pedoman penilaian presentasi kelompok
Penskoran: Jumlah skor:
A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik
B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik
C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup
D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang
E. Sangat Baik Skor 5
14. LEMBAR DISKUSI SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : Genap
Materi : Suhu, Pemuaian, dan Kalor
Sub Materi : Pemuaian
Waktu : 20 menit
Kompetensi Dasar : Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi
SOAL DISKUSI
1. Menurut Anda, apa sebabnya dalam pemasangan bingkai besi pada roda, besi harus
dipanaskan terlebih dahulu? Jelaskan !
2. Kita tahu bahwa ada tabel daftar koefisien muai panjang beberapa benda yang menjadi
patokan umum. Darimana nilai-nilai koefisien muai panjang tersebut diperoleh? Apakah
kamu yakin bahwa nilai itu benar?
3. Carilah bukti bahwa pemanasan dapat menyebabkan pemuaian ! berikan contoh
kejadian yang menunjukkan hal itu