SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
III. PEMUAIAN PANJANG
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian pada zat gas ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk
satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk
tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian
volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai
volumenya sama dengan 1/273. Pemuaian panjang adalah bertambahnya
ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian
panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.
Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat
kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda
atau jenis bahan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara III Pemuaian Panjang adalah
a. menjelaskan pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan
terutama logam
b. mengukur besarnya koefisien pemuaian panjang material
3. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum acara III Pemuaian Panjang dilaksanakan pada hari
Kamis, 27 September 2012 pada pukul 12.30 – 14.30 WIB di
Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pemuaian linear benda padat, ketika suatu benda padat mengalami
peningkatan temperatur ∆T, pertambahan panjangnya ∆L hampir sebanding
dengan panjang awalnya L0 dikalikan dengan T. Yaitu
∆L = α. L0 ∆T
dimana konstanta perbandingan disebut sebagai koefisien pemuaian linear.
Nilai tergantung pada sifat zat. Untuk berbagai keperluan, kita dapat
menganggap α sebagai konstanta yang sepenuhnya bebas dari T, meskipun hal
tersebut jarang benar. Dari persamaan di atas, α adalah perubahan panjang per
satuan panjang awal per derajat perubahan temperatur. Sebagai contoh, jika
kuningan sepangjang 1000.000 cm menjadi 1000.019 cm ketika temperatur
dinaikkan 1,0 0
C, koefisien pemuaian linear kuningan adalah
α= = = 1,9 x 10-3 o
C-1
Pemuaian luas, jika luas A0 memuai menjadi A0 + ∆A ketika mengalami
kenaikan temperatur ∆T, yaitu
∆A=A0T
dimana adalah koefisien pemuaian luas. Untuk zat padat isotopik (yang
memuai dengan cara yang sama ke segala arah). Pemuaian volume, jika suatu
volume V0 memuai menjadi V0 + V ketika mengalami kenaikan temperatur,
maka
V=βV0∆T
dimana adalah koefisien pemuaian volume. Ini dapat berupa peningkatan atau
pengurangan volume (Bueche, 2006).
Pertambahan ukuran tiap bagian suatu benda untuk suatu bahan
temperatur tertentu sebanding dengan ukuran mula- mula bagian benda itu.
Jadi, jika kita naikkan temperatur suatu penggaris baja, misalnya,
pengaruhnya akan serupa dengan oembesaran fotografis. Garis- garis yang
semula berjarak pisah sama akan tetap berjarak sama, tetapi jika jarak
pisahnya lebih besar. Bila penggaris mempunyai lubang, maka lubang akan
menjadi lebih besar, seperti yang terjadi pada pembesaran fotografis. Satuan
adalah kebalikan derajat Celcius (1/0C) atau kebalikan Kelvin (1/K). koefisien
muai linier untuk padatan atau cairan biasanya tidak banyak berubah dengan
tekanan, tetapi dapat berubah dengan temperatur. Koefisien muai linear pada
suatu temperatur tertentu T didapat dengan mengambil limit T mendekati nol :
dengan banyak hal, ketelitian yang mencukupi didapat dengan menggunakan
nilai rata-rata untuk rentang temperatur yang lebar (Tipler, 1998).
Setiap benda apabila dipanaskan akan memuai atau mengembang,
begitu pula apabila didinginkan dari suhu normal akan menyusut,
mengembang dan menyusutnya suatu benda tergantung pada penambahan
atau penurunan temperatur yang diberikan pada benda tersebut, sebagai
contoh: bila benda mempunyai panjang L, dengan kedua ujungnya dijepit
mendapat pengaruh panas, bla koefisien muai panjang dan kenaikan
temperatur T, maka benda tersebut akan bertambah panjang (L)= TL. Begitu
pula dengan pipa, panjang pipa akan berubah dengan berubahnya temperatur
pipa tersebut dan temperatur pipa itu sendiri dipengaruhi oleh besarnya
temperatur fluida yang ada didalam pipa tersebut serta temperatur
sekelilingnya (Murni, 2004).
Untuk mendapatkan nilai koreksi, maka perlu diketahui suhu
pengukuran, koefisien muai termal dari balok ukur acuan dan yang dikalibrasi
serta panjang nominal balok ukur. Untuk suhu pengukuranbisa dilihat selama
proses pengukuran berlangsung, begitu pula panjang nominalnya. Tetapi
untuk koefisien muai termal, kadang-kadang pabrik pembuat balok ukur tidak
mencantumkan nilainya, sehingga ada kesulitan untuk melakukan koreksi.
Padahal dengan mengetahui masing-masing koefisien muai termal, maka akan
diperoleh selisihnya yang kemudian bias digunakaan untuk menentukan nilai
koreksinya. Dalam penentuan selisih koefisien muai termal balok ukur,
panjang nominal pasangan kedua balok ukur harus sama dan paling sedikit
diukur pada dua titik suhu yang berlainan. Nilai koefisien muai termal balok
ukur tergantung dari material yang digunakan untuk membuatnya. Tapi denga
pertimbangan teknis yang tertentu, perusahaan pembuat balok ukur
kebanyakan memilih baja sebagai bahan dasarnya. Walaupun demikian pada
saat ini banyak pula balok ukur yang dibuatt dari tungsten carbide, keramik
invar dan quartz (Anwar, 2004).
Benda memuai ketika dipanaskan dan menyusut bila didinginkan.
Besar pemuaian atau pengkerutan berbeda bergantung pada kisaran suhu
tinjauan, dan jenis materi (Kane dan Sternheim, 1997). Pemuaian itu
berprosentase kecil disbanding dimensi bendanya. Namun gaya yang
diberikan oleh pemuaian terlalu besar, sehingga tidak bias dilawan dan
bisanya hanya dihindari. Ini menyebabkan efek pemuaian benda menempati
peran penting dan selalu diperhitungkan keberadaannya (Irwan, 2004).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat :
a. Satu set peralatan muai panjang model Pasco TD-8558
b. Termometer
c. Ketel air dan kompor listrik
d. Mistar dan jangan sorong
2. Bahan :
a. Logam tembaga
b. Logam besi
3. Cara Kerja :
Gambar 3.1 Peralatan muai panjang
a. Memasang semua peralatan
b. Memastikan logam yang diuji terjepit dengan kuat
c. Mengukur panjang logam mula-mula
d. Meletakkan skala pertambahan panjang pada klem penyiku logam,
memastikan skala petambahan panjang dapat berputar dengan bebas
dan menentukan titik nol pengukuran
e. Isi ketel dengan air dan hidupkan pemanas
f. Menunggu sampain terjadi uap air panas
DAFTAR PUSTAKA
Anttila, Anu. 2004. Feasibility and Long-Term Stability of Surgically Assisted
Rapid Maxillary Expansion with Lateral Osteotomy. European Journal of
Orthodontics vol 26 no 4. Findland
Anwar, Mohammad. 2004. Penentu Selisih Koefisien Muai Termal Balok Ukur
Pada Kalibrasi Balok Ukur Dengan Metode Komparasi. Puslit KIM-LIPI.
Tangerang
Bueche, J. 2006. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
Irwan, dkk. 2004. Penggunaan Potensiometer Sebagai Transduser Untuk
Menentukan Muai Panjang Batang Logam. Jurnal Fisika Indonesia. FMIPA
UGM Yogyakarta
Murni. 2004. Ekspansi Belokan Efektif Untuk Meredam Pertambahan Panjang
Pipa Karena Pemuaian. Traksi Vol 2 No 2
Sharma, SS. 2012. Thermal Expansion Coefficient for Lead-Graphite and Lead-
Iron Metal Matrix Composites. International Conference on Mechanical,
Production and Materials Engineering (ICMPME 2012). Bangkok
Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1.
Erlangga. Jakarta
Young, Hugh D. 2000. University Physics. Addison Wesley International Student
Edition. New York

More Related Content

What's hot

kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.umammuhammad27
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLELAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLEMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranNata Nata
 
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)umammuhammad27
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Posoagoes Rom
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniLaporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniNurul Hanifah
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 

What's hot (20)

kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLELAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR BANDUL REVERSIBLE
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule aniLaporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
Laporan praktikum fisika dasar kalorimeter joule ani
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 

Similar to ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang

Similar to ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang (20)

Pemuaian zat padat
Pemuaian zat padatPemuaian zat padat
Pemuaian zat padat
 
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian unsPemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
Pemuaian panjang semester 1 teknologi hasil pertanian uns
 
Panjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkaPanjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamka
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
PEMUAIAN.pptx
PEMUAIAN.pptxPEMUAIAN.pptx
PEMUAIAN.pptx
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
Suhu dan kalor new
Suhu dan kalor newSuhu dan kalor new
Suhu dan kalor new
 
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxPPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"
 
Bab 4 pemuaian g7 bagian 1
Bab 4 pemuaian g7 bagian 1Bab 4 pemuaian g7 bagian 1
Bab 4 pemuaian g7 bagian 1
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Konsep pemuaian
Konsep pemuaianKonsep pemuaian
Konsep pemuaian
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Modul Pemuaian
Modul PemuaianModul Pemuaian
Modul Pemuaian
 
Suhu fis1 3
Suhu fis1 3Suhu fis1 3
Suhu fis1 3
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 

ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang

  • 1. III. PEMUAIAN PANJANG A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian pada zat gas ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273. Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara III Pemuaian Panjang adalah a. menjelaskan pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan terutama logam
  • 2. b. mengukur besarnya koefisien pemuaian panjang material 3. Waktu dan tempat praktikum Praktikum acara III Pemuaian Panjang dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2012 pada pukul 12.30 – 14.30 WIB di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Pemuaian linear benda padat, ketika suatu benda padat mengalami peningkatan temperatur ∆T, pertambahan panjangnya ∆L hampir sebanding dengan panjang awalnya L0 dikalikan dengan T. Yaitu ∆L = α. L0 ∆T dimana konstanta perbandingan disebut sebagai koefisien pemuaian linear. Nilai tergantung pada sifat zat. Untuk berbagai keperluan, kita dapat menganggap α sebagai konstanta yang sepenuhnya bebas dari T, meskipun hal tersebut jarang benar. Dari persamaan di atas, α adalah perubahan panjang per satuan panjang awal per derajat perubahan temperatur. Sebagai contoh, jika kuningan sepangjang 1000.000 cm menjadi 1000.019 cm ketika temperatur dinaikkan 1,0 0 C, koefisien pemuaian linear kuningan adalah α= = = 1,9 x 10-3 o C-1 Pemuaian luas, jika luas A0 memuai menjadi A0 + ∆A ketika mengalami kenaikan temperatur ∆T, yaitu
  • 3. ∆A=A0T dimana adalah koefisien pemuaian luas. Untuk zat padat isotopik (yang memuai dengan cara yang sama ke segala arah). Pemuaian volume, jika suatu volume V0 memuai menjadi V0 + V ketika mengalami kenaikan temperatur, maka V=βV0∆T dimana adalah koefisien pemuaian volume. Ini dapat berupa peningkatan atau pengurangan volume (Bueche, 2006). Pertambahan ukuran tiap bagian suatu benda untuk suatu bahan temperatur tertentu sebanding dengan ukuran mula- mula bagian benda itu. Jadi, jika kita naikkan temperatur suatu penggaris baja, misalnya, pengaruhnya akan serupa dengan oembesaran fotografis. Garis- garis yang semula berjarak pisah sama akan tetap berjarak sama, tetapi jika jarak pisahnya lebih besar. Bila penggaris mempunyai lubang, maka lubang akan menjadi lebih besar, seperti yang terjadi pada pembesaran fotografis. Satuan adalah kebalikan derajat Celcius (1/0C) atau kebalikan Kelvin (1/K). koefisien muai linier untuk padatan atau cairan biasanya tidak banyak berubah dengan tekanan, tetapi dapat berubah dengan temperatur. Koefisien muai linear pada suatu temperatur tertentu T didapat dengan mengambil limit T mendekati nol : dengan banyak hal, ketelitian yang mencukupi didapat dengan menggunakan nilai rata-rata untuk rentang temperatur yang lebar (Tipler, 1998). Setiap benda apabila dipanaskan akan memuai atau mengembang, begitu pula apabila didinginkan dari suhu normal akan menyusut, mengembang dan menyusutnya suatu benda tergantung pada penambahan atau penurunan temperatur yang diberikan pada benda tersebut, sebagai contoh: bila benda mempunyai panjang L, dengan kedua ujungnya dijepit
  • 4. mendapat pengaruh panas, bla koefisien muai panjang dan kenaikan temperatur T, maka benda tersebut akan bertambah panjang (L)= TL. Begitu pula dengan pipa, panjang pipa akan berubah dengan berubahnya temperatur pipa tersebut dan temperatur pipa itu sendiri dipengaruhi oleh besarnya temperatur fluida yang ada didalam pipa tersebut serta temperatur sekelilingnya (Murni, 2004). Untuk mendapatkan nilai koreksi, maka perlu diketahui suhu pengukuran, koefisien muai termal dari balok ukur acuan dan yang dikalibrasi serta panjang nominal balok ukur. Untuk suhu pengukuranbisa dilihat selama proses pengukuran berlangsung, begitu pula panjang nominalnya. Tetapi untuk koefisien muai termal, kadang-kadang pabrik pembuat balok ukur tidak mencantumkan nilainya, sehingga ada kesulitan untuk melakukan koreksi. Padahal dengan mengetahui masing-masing koefisien muai termal, maka akan diperoleh selisihnya yang kemudian bias digunakaan untuk menentukan nilai koreksinya. Dalam penentuan selisih koefisien muai termal balok ukur, panjang nominal pasangan kedua balok ukur harus sama dan paling sedikit diukur pada dua titik suhu yang berlainan. Nilai koefisien muai termal balok ukur tergantung dari material yang digunakan untuk membuatnya. Tapi denga pertimbangan teknis yang tertentu, perusahaan pembuat balok ukur kebanyakan memilih baja sebagai bahan dasarnya. Walaupun demikian pada saat ini banyak pula balok ukur yang dibuatt dari tungsten carbide, keramik invar dan quartz (Anwar, 2004). Benda memuai ketika dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Besar pemuaian atau pengkerutan berbeda bergantung pada kisaran suhu tinjauan, dan jenis materi (Kane dan Sternheim, 1997). Pemuaian itu berprosentase kecil disbanding dimensi bendanya. Namun gaya yang diberikan oleh pemuaian terlalu besar, sehingga tidak bias dilawan dan
  • 5. bisanya hanya dihindari. Ini menyebabkan efek pemuaian benda menempati peran penting dan selalu diperhitungkan keberadaannya (Irwan, 2004). C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat : a. Satu set peralatan muai panjang model Pasco TD-8558 b. Termometer c. Ketel air dan kompor listrik d. Mistar dan jangan sorong 2. Bahan : a. Logam tembaga b. Logam besi 3. Cara Kerja : Gambar 3.1 Peralatan muai panjang a. Memasang semua peralatan b. Memastikan logam yang diuji terjepit dengan kuat
  • 6. c. Mengukur panjang logam mula-mula d. Meletakkan skala pertambahan panjang pada klem penyiku logam, memastikan skala petambahan panjang dapat berputar dengan bebas dan menentukan titik nol pengukuran e. Isi ketel dengan air dan hidupkan pemanas f. Menunggu sampain terjadi uap air panas DAFTAR PUSTAKA
  • 7. Anttila, Anu. 2004. Feasibility and Long-Term Stability of Surgically Assisted Rapid Maxillary Expansion with Lateral Osteotomy. European Journal of Orthodontics vol 26 no 4. Findland Anwar, Mohammad. 2004. Penentu Selisih Koefisien Muai Termal Balok Ukur Pada Kalibrasi Balok Ukur Dengan Metode Komparasi. Puslit KIM-LIPI. Tangerang Bueche, J. 2006. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta Irwan, dkk. 2004. Penggunaan Potensiometer Sebagai Transduser Untuk Menentukan Muai Panjang Batang Logam. Jurnal Fisika Indonesia. FMIPA UGM Yogyakarta Murni. 2004. Ekspansi Belokan Efektif Untuk Meredam Pertambahan Panjang Pipa Karena Pemuaian. Traksi Vol 2 No 2 Sharma, SS. 2012. Thermal Expansion Coefficient for Lead-Graphite and Lead- Iron Metal Matrix Composites. International Conference on Mechanical, Production and Materials Engineering (ICMPME 2012). Bangkok Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta Young, Hugh D. 2000. University Physics. Addison Wesley International Student Edition. New York