Dokumen tersebut membahas rencana pembangunan infrastruktur transportasi Indonesia untuk periode 2015-2019. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perbaikan kondisi infrastruktur transportasi yang ada, peningkatan konektivitas nasional dengan pembangunan sistem transportasi multimoda, serta pengembangan transportasi massal di perkotaan. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan beberapa sasaran kunci seperti menurunkan waktu tempuh perjalanan
Kali ini, saya sudah membuat power point tentang Sarana Transportasi.
Tinggal di edit sedikit di bagian nama di awalnya saja, power point ini sudah siap pakai.
Power point ini cocok untuk para perlajar yang akan berpresentasi di depan kelas.
Kali ini, saya sudah membuat power point tentang Sarana Transportasi.
Tinggal di edit sedikit di bagian nama di awalnya saja, power point ini sudah siap pakai.
Power point ini cocok untuk para perlajar yang akan berpresentasi di depan kelas.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan. Informasi tentang penjelasan berbagai turbin air. Penjelasan pengertian turbin pelton, Penjelasan pengertian turbin francis, Penjelasan pengertian turbin kaplan
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan. Informasi tentang penjelasan berbagai turbin air. Penjelasan pengertian turbin pelton, Penjelasan pengertian turbin francis, Penjelasan pengertian turbin kaplan
Survei Persepsi Publik Terhadap Kemacetan di DKI JakartaRakyat Memilih
Survei jajak pendapat secara online ini bertujuan untuk mengetahui persepsi publik tentang masalah kemacetan di DKI Jakarta. Jajak pendapat dilakukan secara online dan diikuti oleh 440 responden. Periode survei Minggu pertama Maret 2017. Survei ini dibuat oleh Rame.id sebuah aplikasi jajak pendapat dan media analisis.
IOS: http://apple.co/2luaU03
Android : bit.ly/rameandroid
Program secondment (detasering) bagi organisasi asal dan tuan rumah dia terdapat tiga temuan yang strategis antara lain:
1. How do secondments affect the different parties?
a. Benefits to secondees
meningkatkan pengetahuan dan motivasi
meningkatkan keterlibatan pekerjaan menuju tujuan organsiasi yang sama
b. Career Development
mentransfer informasi terkini
memperoleh pengalaman kerja dengan ragam lingkungan
c. General/Specifik Skills Development
media berbagi pengetahuan dan pengalaman
mengembangkan jalur karir
d. Knowledge Increment
meningkatkan kepercayaan diri
mempelajari peran baru yang berbeda
e. Motivation and Engagement
memotivasi berlajar lebih giat
mendorong pertumbuhan antar pegawai
f. Network Development
menciptakan hubungan dan koneksi
membawa pengalaman dan wawasan
2. Benefits to the host organizations
a. Diverse Skills coming from Secondees
mengembangkan kemampuan kolektorat
memperoleh informasi langsung kebutuhan organisasi
b. Expertise Borrowing
membawa keahlian pegawai ke organisasi tuan rumah
memacu kedua belah pihak (organisasi) melakukan evaluasi untuk mengembangan pengetahuan dan peningkatan kualitas
3. Benefits to the home organizations
a. Kowledge transfer
solusi pemecahan transfer knowledge yang sulit
alternatif dalam menggabungkan pengetahuan baru
b. Relationships/Collaborations
berkembangnya hubungan kelembagaan
memberikan peluang berharga bagi pegawai
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfDr. Zar Rdj
IMPELEMENTASI MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA BERDASARKAN NPSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) MELALUI 18 ELEMEN PENGUKURAN DARI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN
PENGADAAN ASN
PENGANGKATAN ASNSEP
PANGKAT
MUTASI
JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER ASN
POLA KARIER
PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS
PENGHARGAAN
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
PERLINDUNGAN
PENILAIAN KINERJA
CUTI
KODE ETIK
DISIPLIN
PEMBERHENTIAN
PENSIUN
ANGKA KREDIT
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
WASDAL IMPLEMENTASI NSPK MANAJEMEN ASN DI INSTANSI PEMERINTAH
Dengan siklus perubahan yang begitu radikal dan gelombang digitalisasi yang melipatgandakan kecepatan secara eksponensial, maka kehidupan manusia di berbagai bidang mengalami goncangan, Dunia mengalami perubahan di mana perkembangan teknologi tidak lagi mengikuti pertumbuhan linear namun pertumbuhan eksponensial. Perubahan ini memungkinkan invansi teknologi yang transformatif menjadi lebih cepat dibandingkan proses inovasi yang sudah ada sehingga menimbulkan tantangan drastis bagi dunia bisnis, pemerintah dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu dalam mengatasi disrupsi segala aspek diperlukan Fungsi Audit Internal yang Agile atau lincah yang dapat mempersiapkan dalam membangun kemungkinan ada gangguan fenomena disrupsi dalam siklus perencanaan dan penilaian risiko dan Fungsi Auditor Internal yang Adaptif, fleksibel dalam menciptakan mekanisme proses dan pelaporan
Sebagai Auditor Internal, apakah kita sudah siap….?
Prinsip yang harus dimiliki Audit Internal saat ini antara lain:
1. Agility (Kelincahan)
2. Real-time risks & controls monitoring (Pemantauan risiko & kontrol waktu nyata)
3. Dynamic risk assessments (Penilaian risiko dinamis)
4. Effective leveraging of data & advanced technology (Memanfaatkan data & teknologi canggih secara efektif)
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditDr. Zar Rdj
Novelty pada penelitian ini dengan menghasilkan bukti-bukti empiris sebagai berikut:
1. Integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja.
2. Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja inovatif dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas juga tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja.
3. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja adalah perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu idea generation
4. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap perilaku kerja inovatif adalah leadership dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
5. Faktor terbesar yang berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja adalah leadership yang dimediasi oleh perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Change it today birokrasi is modern modelDr. Zar Rdj
ORGANISASI PADA MASA DATANG akan menciptakan suatu kombinasi dari gejala-gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, TIDAK DIDASARKAN PADA NORMA HIRARKI VERTIKAL ATAS PERBEDAAN POSISI-POSISI DAN PANGKATNYA.
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Dr. Zar Rdj
Semakin Cepat Kita Mendeteksi Risiko maka Semakin Cepat Kita Mengetahui Starategi Penanganannya
Semakin Cepat Kita Menyiapkan Obat maka Semakin Cepat Kita Mengambil Tindakan Perbaikan
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruDr. Zar Rdj
Mewujudkan Sistem Kerja dan Manajemen SDM yang Efektif, Efisien, Transparan, dan Akuntabel Berbasis IT
TATANAN BARU BIROKRASI
Paradigm
• Dynamic
• Network
• Collaborative
Institution and Process
• Digital Organization
• Flexible Arrangement
Personnel
• Millennials
• Baby Boomers
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoDr. Zar Rdj
UPDATE The Three Lines Model membantu organisasi mengidentifikasi struktur dan proses yang terbaik membantu mencapai tujuan dan memudahkan pemerintahan kuat dan manajemen risiko.
• Mengadopsi pendekatan berdasarkan prinsip dan menyesuaikan model untuk sesuai dengan tujuan organisasi dan keadaan.
• Fokus pada konsekuensi manajemen risiko membuat untuk mencapai tujuan dan menciptakan nilai, serta pada masalah "pertahanan" dan melindungi nilai.
• Memahami dengan jelas peran dan tanggung jawab yang diwakili dalam model dan hubungan antara mereka.
• Tindakan implementasi untuk memastikan aktivitas dan tujuan disesuaikan dengan kepentingan prioritas dari stakeholders.
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDr. Zar Rdj
METODE COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRUM (CGE)
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain, investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
METODE RANTAI HASIL
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Dr. Zar Rdj
https://itjen.dephub.go.id/2019/12/11/bravo-kemenhub-lompatan-besar-zona-integritas-di-tahun-2019-dalam-mengakselerasi-implementasi-reformasi-birokrasi/
DYNAMIC GOVERNANCE 2025: Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
8. penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
9. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
ZONA INTEGRITAS adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan public
WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.
WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Dr. Zar Rdj
Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya.
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Dr. Zar Rdj
Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik;
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
8. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditDr. Zar Rdj
Nilai dasar Internal Audit
Metodologi di mana auditor internal melakukan layanan audit internal yang berwawasan ke depan untuk menawarkan pemahaman dan secara aktif mencari inovasi untuk meningkatkan organisasi, berupaya melakukan hal ini dari perspektif klien audit.
Audit berbasis nilai adalah tempat profesi audit internal menuju. Tidak banyak fungsi audit internal yang belum terlihat, tetapi merupakan tren yang muncul. Elemen kunci dari audit berbasis nilai ditunjukkan dalam diagram di dimaksd, kemudian diperluas pada komentar terkini.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
4. KONDISI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
Kondisi jalan yang buruk:
• Kualitas jalan yang rendah, terutama di daerah
• Kondisi jalan menjadi berbahaya ditambah dengan
tingkat kemacetan yang tinggi
• Menyebabkan jarak tempuh di Indonesia menjadi 2.7
jam untuk jarak 100 km.
Waktu Tempuh (jam/100km)
Lambatnya pembaharuan dan pembangunan pada
sektor kereta api
• Pertumbuhan di sektor kereta api hanya 7.7% dari total
4,800 km adalah jalur ganda, dimana kereta
penumpang dan barang menggunakan jalur yang
sama
• Efisiensi waktu pada jaringan sektor tersebut sangat
rendah.
Kurang berimbangnya komposisi moda dalam bidang
transportasi
• Tingginya pengguna kendaraan pribadi menjadi
sumber kemacetan di kota-kota besar.
• Menurut survey, Jakarta didominasi dengan
kendaraan pribadi sebanyak 62.2%, yang berarti
sekitar 10 juta komuter melakukan perjalanan setiap
harinya.
7.700%
13.400
%
18.00%
28.400
%
38.800
%
41.100
%
Indonesia
Thailand
Malaysia
India
China
Japan
Rasio Double Tracking Jalur KA (%)
Pangsa Moda (%)
2.3
14
25
62.2
46
11
12.9
20
63
22.6
19
0
0% 50% 100%
Jakarta
Taipei
Hong Kong
Rail Private Transport Non-Rail Public Transport Others
4
5. Kinerja yang buruk dari sektor Pelabuhan
• Kendala utama dari sektor pelabuhan
adalah rendahnya waktu bongkar-muat
selama 8 hari di pelabuhan Tanjung Priok.
Waktu bongkar-muat ini lebih lama
dibandingkan dengan pelabuhan di
Thailand yaitu selama 5 hari dan di
Singapura selama 1.2 hari.
Jaringan Transportasi Udara yang melebihi
kapasitas
• Semenjak diberlakukannya deregulasi pada
tahun 2004, perkembangan transportasi
udara meningkat menjadi double digit
setiap tahunnya, sementara
perkembangan bandara yang lambat tidak
dapat mengejar laju permintaan.
1.1
2
3
3
4
4
5
8
0 2 4 6 8 10
Singapore
Hong Kong
France
Australia, NZ
UK, Los Angeles (USA)
Malaysia (Port Klang)
Thailand
Tanjung Priok
Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari)
35
45
55
65
75
85
95
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
PASSENGERS(MillionPassengersPerAnnum)
Year
Top 10 Airports of Passengers in the World
1st:ATLANTAGA
2nd:BEIJING
3rd:LONDON
4th:CHICAGOIL
5th:TOKYO,JP
6th:LOSANGELESCA
7th:PARIS
8th:DALLAS/FORTWORTHTX
9th:JAKARTA
10th:DUBAI
Jakarta
KONDISI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
5
6. Tahun Ranking
2009 – 2010 54
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
2012 - 2013 50
2013 - 2014 38
2014 - 2015 34
Indeks Daya Saing Global
Indonesia (GCI)
Sumber: The Global Competitiveness Report
(World Economic Forum)
Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Phillipines
Infrastruktur 72 20 76 112 95
Jalan 72 19 50 104 87
Kereta Api 41 12 74 52 80
Pelabuhan 77 19 54 88 101
Transportasi Udara 64 19 37 87 108
Listrik 84 39 58 88 87
Telepon Bergerak 54 30 34 42 86
Telepon Tetap 71 73 91 86 113
Indeks Daya Saing
Infrastruktur Indonesia (GCI)
Tahun Ranking
2010 – 2011 90
2011 – 2012 82
2012 - 2013 92
2013 - 2014 82
2014 – 2015 72
DAYA SAING INFRASTRUKTUR
PERLU DITINGKATKAN
6
8. Amanat Undang-Undang No.17/2007 (RPJPN)
Terkait dengan INFRASTRUKTUR
RPJMN–RENSTRA 2005-2009
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat Indonesia ditandai
menurunnya angka
pengangguran dan penduduk
miskin serta berkurangnya
kesenjangan antarwilayah.
Mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui membaiknya
infrastruktur.
Percepatan pembangunan
infrastruktur didorong melalui
peningkatan peran swasta
dengan meletakkan dasar-
dasar kebijakan dan regulasi
serta reformasi dan restrukturisasi
kelembagaan, terutama untuk
sektor transportasi.
RPJMN – RENSTRA 2010-2014
Percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih
meningkatkan kerja sama
antara pemerintah dan
dunia usaha.
Penataan kelembagaan
ekonomi yang mendorong
prakarsa masyarakat
dalam kegiatan
perekonomian.
Kondisi itu didukung oleh
pengembangan jaringan
infrastruktur transportasi.
RPJMN – RENSTRA 2015-2019
Terpenuhinya
ketersediaan infrastruktur
yang didukung oleh
mantapnya kerja sama
pemerintah dan dunia
usaha.
Ketersediaan
infrastruktur yang sesuai
dengan rencana tata
ruang ditandai oleh
berkembangnya
jaringan infrastruktur
transportasi.
RPJMN – RENSTRA 2020-2025
Struktur perekonomian
makin maju dan kokoh
ditandai dengan daya
saing perekonomian yang
kompetitif dan
berkembangnya
keterpaduan antara
industri, pertanian,
kelautan dan sumber
daya alam, dan sektor
jasa.
Kondisi maju dan sejahtera
makin terwujud dengan
terselenggaranya jaringan
transportasi yang andal
bagi seluruh masyarakat
yang menjangkau seluruh
wilayah NKRI. 8
9. ▪ Mewujudkan keamanan Nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara Kepulauan;
▪ Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis
berlandaskan Negara Hukum;
▪ Mewujudkan Politik Luar Negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai Negara Maritim;
▪ Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera;
▪ Mewujudkan Bangsa yang berdaya saing;
▪ Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasis kepentingan Nasional;
▪ Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
MISI PEMERINTAHAN
PRESIDEN JOKO WIDODO – JUSUF KALLA
9
10. Membangun untuk Manusia dan Masyarakat;
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial
dan pembangunan ekologi yang berkelanjutan;
Memulihkan dan menjaga keseimbangan antarsektor,
antarwilayah dan antarkelas sosial pembangunan;
Mewujudkan perekonomian yang inklusif, berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan keunggulan sumber daya
manusia.
TITIK TEKAN PEMBANGUNAN
KABINET KERJA 2015-2019
10
11. 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap Bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh Warga Negara;
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membagun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan;
4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor–sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter Bangsa;
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
SEMBILAN AGENDA PRIORITAS STRATEGIS
(NAWA CITA)
11
12. TANTANGAN
1. GEOPOLITIK
2. GEOEKONOMI
3. BONUS DEMOGRAFI
4. AGENDA PASKA 2015
5. PERUBAHAN IKLIM
REGULASI KELEMBAGAAN PENDANAAN
PROYEKSTRATEGIS
AMANAT RPJPN
Infrastruktur Memadai Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
Pengangguran < 5% Penduduk Miskin > 5% HDI dan GDI Meningkat
PERMASALAHAN
1. Kondisi jalan daerah
kurang memadai
2. Pembangunan Kereta
api masih terbatas.
3. Kinerja Pelabuhan
kurang kompetitif
4. Perkotaan yang
semakin padat
ISU STRATEGIS
VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CIPTA
SASARAN RPJMN
2015-2019
Kondisi mantap jalan nasional
100%
Waktu tempuh perjalanan darat
dari 2,6 jam per 100 km menjadi
2,2 jam per 100 km
Biaya logistik menurun menjadi
19,2% terhdap PDB
Pangsa Pasar Angkutan Umum
32%
On time performance
penerbangan mencapai 95%
Jumlah penumpang pesawat
sebanyak 162 juta penumpang
per tahun
Menurunnya angka fatalitas
korban kecelakaan transportasi
jalan hingga 50 persen dari
kondisi baseline.
Menurunnya rasio kecelakaan
transportasi udara pada AOC 121
dan AOC 135 menjadi kurang
dari 3 kejadian/1 juta flight cycle.
Menurunnya jumlah kejadian
kecelakaan transportasi laut
menjadi kurang dari 50
kejadian/tahun.
Menurunnya rasio angka
kecelakaan kereta api menjadi
kurang dari 0,025 kecelakaan per
1 juta-km perjalanan kereta api.
KEBIJAKAN DAN SRATEGI
Pembangunan Transportasi Multimoda
dan mendukung Sislognas, kawasan
industri,
Mempercepat pembangunan Sistem
Transportasi Multimoda
Melakukan upaya keseimbangan antara
transportasi yang berorientasi nasional
dengan transportasi yang berorientasi
lokal dan kewilayahan.
Membangun sistem dan jaringan
transportasi yang terintegrasi untuk
mendukung investasi pada Koridor
Ekonomi, Kawasan Industri Khusus,
Kompleks Industri, dan pusat-pusat
pertumbuhan lainnya di wilayah non-
koridor ekonomi
Meningkatkan keselamatan dan
keamanan dalam penyelengaraan
transportasi
Mengembangkan sarana dan prasarana
transportasi yang ramah lingkungan
Mengembangkan sistem angkutan
umum massal yang modern
Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas
Jaringan Jalan Kota
Mengembangkan manajemen
transportasi perkotaan yang berimbang
PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KREATIF
KERANGKA BERPIKIR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015-2019
Peningkatan
Ketersediaan
Penguatan
Konektivitas
Nasional
Pengembangan
Transportasi
Massal Perkotaan
Peningkatan
Efektivitas dan
Efisiensi
Pembiayaan
Penyediaan
Infrastruktur
12
13. SASARAN DAN INDIKATOR RPJMN TAHUN 2015-2019
SEKTOR TRANSPORTASI
13
NO SASARAN INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana
transportasi dan keterpaduan system transportasi
multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog
maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan
sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai
dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru
transportasi multimoda
✓ Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk koridor
utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km
pada lintas-lintas utama
✓ Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai
penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara baru
✓ Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara
✓ Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi 95%
✓ Moderenisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan
pelayaran
✓ Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung tol
laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder
✓ Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non
komersial sebagai sub feeder tol laut
✓ Dwelling time pelabuhan
✓ Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas
angkutan laut perintis
✓ Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat
diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA
minimal sepanjang 3.258 kilometer
✓ Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara,
Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya
melalui pembangunan/pengembangan 65 pelabuhan
penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan
✓ Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui
pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi
14. SASARAN DAN INDIKATOR RPJMN TAHUN 2015-2019
SEKTOR TRANSPORTASI
14
NO SASARAN INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan
industri transportasi nasional untuk
mendukung konektivitas
nasional,sistem logistik nasional
(Sislognas) dan konektivitas global
✓ Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada pelayaran niaga nasional melalui
penguatan regulasi hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam
penyediaan armada kapal
✓ Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur <25 tahun
hingga 50% serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat
✓ Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda
lainnya
✓ Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS
atau investasi langsung
✓ Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan
daya saing BUMN transportasi
✓ Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan
kondisi baseline
✓ Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui
penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara
✓ Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional
3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan
keamanan
Penyelenggaraan pelayanan
transportasi
✓ Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen
dari kondisi baseline
✓ Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi
kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle
✓ Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50
kejadian/tahun
✓ Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km
perjalanan kereta api
✓ Tersedianya informasi dan sistem data tingkat keselamatan infrastruktur jalan nasional
dan provinsi yang mutakhir setiap tahunnya
15. SASARAN DAN INDIKATOR RPJMN TAHUN 2015-2019
SEKTOR TRANSPORTASI
15
NO SASARAN INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
4. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) di
sektor transportasi
✓ Menurunnya emisi gas rumah kaca (RANGRK) sebesar2,982 juta ton
CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945 juta ton CO2e untuk
subsektor transportasi udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk subsektor
transportasi perkeretaapian hingga tahun 2020 melalui penyediaan
sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif
terhadap perubahan iklim/cuaca Ekstrem
5. Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi
&
informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau
terluar, dan wilayah non komersial lainnya
✓ Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan
✓ Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara terpadu
Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan
1. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal
perkotaan
✓ Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Kota
Megapolitan/Metropolitan/Besar minimal 32 %
✓ Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan
dan/atau kereta api minimal 34 kota
2. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan Perkotaan ✓ Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota
metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam
3 Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan
skema system manajemen transportasi Perkotaan
✓ Penerapan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi
informasi (ATCS) di seluruh ibukota propinsi
✓ Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system angkutan
massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota sedang/besar yang
berada di jalur logistik nasional, serta Automatic Train Protection (ATP)
pada jaringan kereta api perkotaan
✓ Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota
besar/metropolitan
17. INFRASTRUKTUR YANG HARUS DIBANGUN 2015-2019
Jalan baru 2.650 Km
Jalan tol 1.000 Km
Pemeliharaan jalan 46.770 Km
Pembangunan 15 Bandara baru
Pengadaan 20 Pesawat Perintis
Pengembangan Bandara untuk
pelayanan Kargo Udara di 9 Lokasi
Pengembangan 24 Pelabuhan Strategis
Pengembangan 163 Pelabuhan Non
Komersial
Pembangunan 50 Kapal Perintis
Terlayaninya 193 lintas angkutan laut
perintis
Pembangunan Jalur sepanjang KA
3.258 km di Jawa, Sumatera,
Sulawesi, Kalimantan dan Papua
Pembangunan Pelabuhan
Penyeberangan di 65 lokasi
Pengadaan kapal penyeberangan
(terutama perintis) sebanyak 50 unit
termasuk Bus Air
Pembangunan BRT di 34 kota
Pembangunan angkutan massal
cepat di kawasan kota metropolitan
Pengadaan sarana transportasi
mengutamakan produksi industri
nasional
17
19. PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN
(KOMPLEMEN KONSEP TOL LAUT)
Arah kebijakan pengembangan
transportasi penyeberangan 2015-2019:
• Penyelesaian dan penguatan jalur
lintas Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan
Sabuk Selatan serta poros
penghubung.
• Terobosan regulasi termasuk
kebijakan pengadaan kapal oleh
pemerintah dan pembentukan Otorita
Pelabuhan Penyeberangan.
Program Strategis dan Target:
• Pembangunan pelabuhan
penyeberangan di 65 lokasi
• Pembangunan kapal penyeberangan
(terutama perintis) 50 unit
• Pemisahan operator dan regulator
(pembentukan Otorita Pelabuhan)
• Pembangunan kapal untuk mengatasi
bottleneck pada lintas utama termasuk
lintas Merak -Bakauheni (melalui PMN
pada BUMN)
Koridor
Penyebe
rangan
Kondisi Saat ini dan Rencana Pembangunan
Keb.
Biaya
Sabuk Utara Terdapat lintas yang belum terhubung yaitu: Tj.
Pinang – Sintete, akan diselesaikan pada 2017-
2019
Rp. 40 T
Sabuk
Tengah
Terdapat lintas yang belum terhubung: Wahai –
Fak Fak, akan diselesaikan pada akhir tahun
2014. Akan dilakukan peningkatan layanan
(pelabuhan dan kapal)
Sabuk
Selatan
Telah terhubung sejak tahun 2013, akan
dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan
dan kapal)
19
20. RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN BANDARA
20
Kualanamu
Juanda
Soekarno-Hatta
Syamsuddin Noor Banjarmasin
Biak
Sam Ratulangi
Hasanuddin
Sentani
Muara Teweh
Letung
Tambelan
Kertajati
Samarinda Baru
Maratua
Tebelian
Morowali
Miangas
Siau
Namniwel
Kabir-Patar
Werur
Buntu Kunik
Koroway Batu
Rencana Pembangunan 15
Bandara Baru
Pengembangan 9 Bandara Pelayanan
Kargo Udara
Keterangan:
21. PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN
Ruas Periode
Stasiun Pondok Jati – Rajawali 2014-2015
Pondok Jati – Manggarai 2015-2016
Rajawali – Kampung Bandan 2015-2016
Manggarai – Tanah Abang –
Kampung Bandan
2015-2018
Pembangunan Angkutan Massal Cepat berbasis Rel :
• MRT Jakarta (Utara –Selatan dan Barat - Timur)
• LRT/monorail/Tram Surabaya, Bandung, Palembang
Pengembangan Kereta Perkotaan di 10 Kota
Metropolitan
Yaitu : Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan
Makassar.
Komponen Pengembangan BRT
Pembangunan jalur khusus bus
Penngadaan armada bus
Pembangunan halte
Pembangunan sistem kontrol / ATCS
Penyedian Subsidi Operasi Angkutan Umum
Perkotaan
Pengembangan BRT di 34 Kota Besar
Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang,
Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo,
Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar,
Gorontalo, dan Ambon.
21
22. Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional dalam Destinasi Pariwisata Nasional
22
Danau Toba, dskt
Kep. Seribu, dskt
Kota Tua – Sunda Kelapa, dskt
Borobudur, dskt
Bromo – Tengger – Semeru, dskt
Tanjung Puting, dskt
Toraja, dskt
Bunaken, dskt
Wakatobi, dskt
Kintamani-Danau Batur, dskt
Menjangan-Pemuteran, dskt
Kuta-Sanur-Nusa Dua, dskt
Rinjani, dskt
Pulau Komodo, dskt
Ende-Kelimutu, dskt
Raja Ampat, dskt
16KSPNPrioritas
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Papua-Kep.
Maluku
Bali-Nusa
Tenggara
Proyek Strategis
• Rantauprapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan- Sibolga
• Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
• Reaktivasi jalur KA antara Yogyakarta – Magelang & Magelang –
Ambarawa
• Pembangunan Bandara Internasional di DI Yogyakarta
• Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo
• Pelebaran Jalan Sp. Meluang - Pelabuhan Derawan
• pelebaran jalan Lingkar Luar Kota Labuhan Bajo
• pembangunan jalan Toraja
• Pembangunan jalur KA antara Manado - Bitung
• Bandara Internasional Lombok
• Pembangunan dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo,
• Pelabuhan Laut Pulau Komodo
• Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca,
• Pengembangan Dermaga Wisata di Maumere
• Pengembangan Dermaga Wisata di Ende
Pengembangan Pelabuhan di Sorong dan Faspel Laut Arar
DUKUNGAN LANJUTAN TERHADAP
16 KSPN PRIORITAS
23. Pembangunan Infrastruktur Mendukung 13 Kawasan
Industri di Luar Jawa
Kebutuhan penanganan infrastruktur untuk
mendukung 13 Kawasan Industri sebesar
Rp.55,444.8 Triliun
SUMATERA
1. Kuala Tanjung - Sumut
2. Seimangke – Sumut
3. Tanggamus - Lampung
KALIMANTAN
4. Batulicin – Kalsel
5. Ketapang - Kalbar
6. Landak - Kalbar;
SULAWESI
7. Palu – Sulteng
8. Morowali - Sulteng
9. Bantaeng - Sulsel
10. Bitung – Sulut
11. Konawe – Sultra
PROYEK STRATEGIS
Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung,
Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera
Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung
Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan
Susumuk-Bintuni
Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –
Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan
Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .
Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3, Pangkalan
Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2 Kupang, PLTU Ketapang
(FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA
Konawe, PLTA/MH Morowali, Bantaeng dan PLTGU Tangguh.
Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan, Halu
Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin
SEKTOR INVESTASI
Bandara 8,200.00
Jalan 8,079.74
Kereta Api 10,085,00
Ketenagalistrikan 10,477.06
Pelabuhan 17,664.00
Sumber Daya AIR 939.00
Total 55,444,80
23
MALUKU
12. Buli, Halmahera
Timur-MaluT
PAPUA
13. Teluk Bintuni, Papua
Barat
24. 24
1. KEK SEI MANGKEI
• Pelabuhan Kuala Tanjung
• Bandara Kualanamu
• Akses Jalan
• Akses Jalur KA
• Pembangkit Listrik
1
2. KEK TANJUNG API-API
• Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II
• Akses Jalan
• Akses Jalur KA
• Pembangkit Listrik
3. KEK TANJUNG LESUNG
• Pelabuhan Tanjung Priuk
• Bandara Banten Selatan
• Akses Jalan
• Akses ASDP
• Akses Jalur KA
• Pembangkit Listrik
4. KEK MANDALIKA
• Bandara Int. Lombok
• Pelabuhan Lembar Baru
• Integrasi Moda
• Akses Jalan
• Akses Ferry
• Pembangkit Listrik
5. KEK MALOY BATUTA TRANS
KALIMANTAN
• Pelabuhan Maloy
• Akses Jalan
• Pembangkit Listrik
6. KEK PALU
• Bandara Mutiara Sis Aljufri
Palu
• Pelabuhan Pantoloan
• Akses Jalan
• Akses Penyeberangan
• Pembangkit Listrik
7. KEK BITUNG
• Pelabuhan Hub Int. Bitung
• Bandara Samratulangi
• Akses Jalan
• Akses Penyeberangan
• Akses Kereta Api
• Pembangkit Listrik
8. KEK MOROTAI
• Pelabuhan Ternate
• Bandara Pitu Morotai
• Akses Jalan
• Akses Penyeberangan
• Pembangkit Listrik
2
3
4
5
6
7
8
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
KAWASAN EKONOMI KHUSUS
25. Pembangunan Transportasi Mendukung Kawasan Perbatasan
KAWASAN PERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA
• Tersebar di 12 provinsi.
• Kawasan perbatasan darat berada di 5 provinsi: Kalbar, Kaltim, Kaltara, Papua, dan NTT.
• Kawasan perbatasan laut berada di 11 provinsi: Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kaltara, Sulut,
Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, dan Papua Barat.
• Garis batas antara RI-Malaysia di Pulau Kalimantan terbentang sepanjang 2004 Km,
antara RI-PNG di Papua sepanjang 107 km, dan antara RI-Timor Leste di NTTimur
sepanjang 263,8 km.
25
27. 27
PERKIRAAN ALOKASI PENDANAAN APBN
DALAM RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Sektor 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Transportasi Darat 5.834,9 10.809,3 12.467,4 13.080,7 13,732.2 55.924,5
Transportasi Perkeretaapian 19.559,9 39,433.6 46.066,8 63.109,9 65.488,5 233.658,8
Transportasi Laut 18.123,4 22.167,9 22.461,7 19.673,5 18.711,8 101.138,2
Transportasi Udara 9.502,2 16.054,7 15.437,3 15.222,1 15.206,1 71.422,3
BPSDM Perhubungan 4.264,2 6.351,6 6.362,6 6.424,7 7.010,2 30.413,2
TOTAL PENDANAAN 57.284,5 94,817.1 102.795,8 117.510,9 120.148,7 492.557,0
Catatan :
1. Alokasi Pendanaan tersebut tidak termasuk pendanaan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen pada masing-masing
unit kerja Eselon I dan pendanaan pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang Perhubungan
2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBNP 2015
(Dalam Rp. Milyar)