SlideShare a Scribd company logo
PENTINGNYA HARA DAN PUPUK
UNTUK
MENINGKATKAN
RENDEMEN TEBU
Diabstraksikan oleh
Prof Dr Ir Soemarno MS
Bahan kajian dalam MK Pupuk dan Pemupukan
Jurs Tanah FP UB September 2009
UNSUR MIKRO DALAM
METABOLISME TANAMAN TEBU
Unsur mikro diambil oleh tanaman tebu dalam jumlah
sedikit, dan biasanya berfungsi sebagai regulators
pertumbuhan tanaman. Copper (Cu) dan zinc (Zn) telah
diketahui defisien pada tanah-tanah perkebunan tebu ,
terutama tanah-tanah berpasir yang miskin bahan organik;
sedangkan besi (Fe) dan manganese (Mn) tersedianya juga
terbatas.
Perilaku dan ketersediaan molybdenum (Mo) dan boron (B)
dalam tanah masih belum banyak diketahui. Tidak ada gejala
defisiensi silicon (Si) dalam analisis daun tebu, meskipun
kandungan Si-tersedia dalam tanah relatif rendah dalam
tanah-tanah berpasir.
ASAM HUMAT
Molekul asam humat mengandung beberapa komponen
penting seperti quinone, phenol, catechol dan sugar .
Asam humat berperilaku sebagai camopuran asam dibasis,
dengan nilai pK1 sekitar 4 untuk protonasi gugus carboxyl
dan sekitar 8 untuk protonasi gugus phenolate .
Sifat penting lainnya adalah rapat-muatannya. Molekul;-
molekul asam humat dapat membentuk struktur
supramolecular yang diikat bersama oleh gaya-gaya non-
covalent , seperti gaya Van der Waals , ikatan π-π, dan CH-π.
http://en.wikipedia.org/wiki/Humic_acid
KEMAMPUAN ASAM HUMAT
MEMBENTUK KHELATE
Adanya gugusan karboksilat dan fenolat
mengakibatkan asam humat mampu
membentuk kompleks dengan ion-ion seperti
Mg2+, Ca2+, Fe2+ dan Fe3+.
Asam humat mempunyai dua atau lebih gugusan ini
dan tersusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkannya membentuk kompleks khelate.
Pembentukan kompleks khelate merupakan aspek
penting dari peranan biologis asam humat dalam
regulasi ketersediaan ion-ion logam bagi tanaman.
Metal-EDTA chelate
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Metal-EDTA.png
KHELATE
Chelation merupakan proses pembentukan
atau adanya dua atau lebih ikatan-kimia antara
ligan polydentate (multiple bonded) dengan
suatu atom sentral .
Biasanya ligan ini adalah senyawa organik ,
dan lazim disebut sebagai chelants, chelators,
chelating agents, atau sequestering agents.
Ligan membentuk kompleks khelat dengan
substrate. Kompleks khelate berbeda dnegan
kompleks koordinasi yang tersusun atas ligan-
monodentate , yang hanya membentuk satu
ikatan dengan atom sentral.
Chelants merupakan bahan kimia yang dapat
memebentuk molekul kompleks soluble dengan
ion logam tertentu, mengakibatkan ion logam
tersebut tidak aktif dan tidak dapat bereaksi
dengan unsur atau ion lain membentuk
endapan.
Ligan
Ethylenediamine
berikatan dengan
ion logam melalui
dua ikatan
Kompleks Cu2+
dengan methyl-
amine (left)
ethylene-diamine
(right)
ASAM HUMAT
Asam humat merupakan fraksi dari substansi
humik yang tidak larut air pada kondisi masam
(pH < 2) tetapi larut pada kondisi pH yang lebih
tinggi. Mereka dapat diekstraks dari tanah dengan
beragam reagents dan tidak larut dalam asam-
encer.
Asam humat merupakan komponen utama yang
dapat diekstraks dari substansi humik . Bahan ini
berawarna coklat-gelap hingga hitam
Apa manfaat fisik dari aplikasi asam humat
Acid ?
Tanah lebih mudah diolah.
Memperbaiki aerasi tanah .
Meningkatkan WHC = water holding capacity.
Memperbaiki seed-bed.
Mereduksi erosi tanah.
Evaporasi diminimumkan. Ujung oksigen molekul
air beruikatan dengan ujung hidrogen dari molekul
air lainnya , sehingga evaporasi dapat direduksi
hingga 30%.
Water Sequestration
Asam humat memperlambat penguapan air dari tanah
. Hal ini sangat penting pada tanah-tanajh berpasir, di
daerah iklim kering, dan tanah-tanah yang tidak
mampu menyimpan air.
Kalau ada air, kation diserap oleh asam humat
mengalami ionisasi parsial dan bergerak menjauhi
tapak-tapak oksidasi asam-humat.
Kation akan lebih mudah diserapm oleh akar
tanaman.
Asam humat mengikat katuion sedemikian rupa
sehingga kation ini mudah diserap oleh akar
tanaman , memperbaiki transfer unsur mikro
memasuki sistem sirkulasi tanaman.
Apa manfaat kimiawi asam humat ?
1. Meningkatkan daya penyangga dari tanah.
2. Mengkhelate ion-ion logam dalam kondisi alkalin.
3. Kaya senyawa organik dan anorganik yang
penting bagi pertumbuhan tanaman.
4. Menahan pupuk anorganik larut air dalam zone
akar dan melepaskannya manakala tanaman
membutuhkan .
5. Mempunyai kapasitas tukar ion yang sangat tinggi
.
6. Memacu konversi beberapa unsur menjadi bentuk
tersedia bagi tanaman. promosikan.
Model struktural asam humat
Sumber: geochemicaltransactions.com
Apa manfaat biologis asam humat ?
1. Menstimulir ensim-ensim tanaman.
2. Berfungsi sebagai katalisator organik .
3. Menstimulir pertumbuhan dan
perkembangan mikroba tanah yang
bermanfaat seperti algae & ragi.
4. Meningkatkan respirasi akar dan
pembentukan akar.
5. Menstimulir pertumbuhan akar, terutama
panjang akar.
6. Meningkatkan permeabilitas membran sel-
sel tanaman; memacu penyerapan hara.
7. Meningkatkan kanduyngan vitamin
tanaman .
8. Menstimulir pertumbuhan tanaman dengan
jalan mempercepat pembel;ahan sel,
meningkatkan laju perkembangan akar
tanaman , dan meningkatkan hasil
biomasa tanaman
Computer generated model of humic acid (von
Wandruszka) Geochemical Transactions 2000 1:10
doi:10.1186/1467-4866-1-10
ASAM HUMAT: PERTUKARAN ION
Asam humat mengikat kation. Karena muatan negatif
permukaan akar tanaman lebih besar dari muatan negatif
asam humat, maka kation unsur hara mikro dapat diserap
oleh akar tanaman dan memasuki sistem sirkulasi tanaman.
The transference mechanism is not completely understood, but
soil scientists theorize that as the plant absorbs water, the
humic acids (carrying the absorbed micronutrients) move into
close proximity to the root system.
Since the root system is negatively charged, when the humic
acid moves close to the root, the root's negative charge exceeds
the acid's negative charge. The micronutrients are released from
the humic acid molecule and enterthe root membrane.
Asam humat rantai pendek dan kation hara mikro yang
terikat padanya dapat diserap dan dimetabolismekan oleh
tanaman. Asam humat sangat penting sebagaui medium
untuk mengangkut hara dari tanah memasuki tanaman.
PEMUPUKAN BERIMBANG
Pemupukan yang tidak berimbang menjadi salah satu
faktor yang menentukan rendahnya hasil tebu di
Indonesia. Hingga saat ini masih banyak praktek
pemupukan yang tidak berimbang dan tidak tepat.
Hasil-hasil kajian lapangan membuktikan bahwa pemupukan
berimbang N, P,K, S dan Mg dapat meningkatkan
produktivitas tebu.
DIAGNOSIS HARA TANAMAN TEBU
Analisis daun dikombinasikan dengan gejala
defisisensi hara dan hasil uji tanah sangat diperlukan
dalam pengelolaan hara dan pemupukan bagi
tanaman tebu,
Ada dua cara untuk evaluasi status hara tanaman
tebu, yaitu pendekatan Critical Nutrient Level (CNL)
dan the Diagnosis and Recommendation Integrated
System (DRIS).
Nilai kritis adalah “konsentrasi hara” di bawah mana
produksi tanaman mulai terganggu.
Nuilai kritis hara ini mengacu pada bagian tanaman tertentu
pada fase pertumbuhan tertentu , dimana kehilangan
produksi mencapai 5–10%.
Misalnya daun “the top visible dewlap (TVD)” yang diambil
sampel pada bulan Juni hingga Agustus.
Kisaran optimum hara adalah konsentrasi hara tanaman
yang dianggap optimum bagi produksi.
DRIS calculates indices relative to zero by comparing leaf
nutrient ratios with those found in a high-yielding population.
The Nutrient Balance Index (NBI) can be calculated by
adding the absolute value of all individual indices together.
Sugarcane leaf nutrient critical values and optimum
ranges.
From Anderson and Bowen (1990), except for Si values (J. M. McCray,
unpublished data). All values are from Florida except S and Mo, which
are from Louisiana.
Nutrient Critical Value Optimum Range
% %
Nitrogen (N) 1.80 2.00-2.60
Phosphorus (P) 0.19 0.22-0.30
Potassium (K) 0.90 1.00-1.60
Calcium (Ca) 0.20 0.20-0.45
Magnesium (Mg) 0.12 0.15-0.32
Sulfur (S) 0.13 0.13-0.18
Silicon (Si) 0.50 >0.70
mg/kg mg/kg
Iron (Fe) ----- 50-105
Manganese (Mn) ----- 12-100
Zinc (Zn) 15 16-32
Copper (Cu) 3 4-8
Boron (B) 4 15-20
Molybdenum 0.05 -----
Fertilizer
Best Management Practices
Pemupukan berimbang:
Kunci untuk Efisiensi dan Productivitas
Dosis pupuk: Optimum ekonomis.
Method dan Waktu aplikasi pupuk:
1. Nitrogen
2. Phosphorus
3. Potash
4. Micronutrients
5. Suplai hara secara terintegrasi – The Best Mix
6. Aplikasi hara melalui daun
KEHILANGAN PUPUK N
TANAMAN TEBU
Kehilangan pupuk N dari lahan tebu dapat terjadi
karena menguapan ammonia setelah pupuk N
diaplikasikan ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan
rendahnya efisiensi pupuk N pada tanaman tebu
Misalnya, efisiensi pemupukan N yang diaplikasikan
di permukaan tanah (sebesar 18.9%( dan efisiensi
pupuk N yang dibenamkan ke dlaam tanah sebesar
28.8%.
Tanaman yang dipupuk N dengan cara dibenamkan
ke dalam tanah mempunyai serapan N lebih besar
dibandingkan dengan pemupukan N yang disebar di
permukaan tanah.
Kehilangan N pada aplikasi pupuk N di permukaan
tanah mencapai 59.1% , sedangkan kehilangan N dari
aplikasi pupuk N yang dibenamkan sebesar 45.6%. A
saving of 13.5% of the applied N, which resulted in an
extra 9.9% of the applied N being assimilated by the
crop.
Pembenaman pupuk urea ke dalam tanah dapat
mengurangi kehilangan penguapan ammonia dari
37.3% menjadi 5.5% dari total pupuk N.
(Sumber: Nutrient Cycling In Agroecosystems, 2002, 62(3): 229-239)
BLOTONG MEMPERBAIKI
PRODUKTIVITAS TEBU
Aplikasi “blotong” ke lahan tebu dapat memperbaiki
efisiensi pupuk, produktivitas dan kualitas tebu.
Hasil tebu meningkat sejalan dengan dosis blotong
yang diaplikasikan ke tanah.
Perbaikan produktivitas ini disebabkan oleh suplai
bahan organik, P, Ca, dan hara lain yang ada dalam
blotong; dan meminimumkan reaksi fosfat dengan
mineral liat dan oksida-besi menjadi bentuk yang
tidak tersedia.
Blotong yang diperkaya dnegan pupuk fosfat dapat
memperbaiki produktivitas tanaman tebu.
(Sumber: PHOSPHORUS FERTILIZATION IN THE PLANTATION OF
SUGARCANE WITH FILTER CAKE ENRICHED WITH SOLUBLE
PHOSPHATE. Santos DH, Tiritan C.S., Foloni J.S.S.
University Western São Paulo (Unioeste), 700 José Bongiovani St.,
19050-920, Presidente Prudente-SP,
Brazil. Tel: 55 018 39091977. minuano1@hotmail.com
PEMUPUKA N N BERTAHAP
Aplikasi pupuk N secara bertahap pada tanah
berlempung dapat memperbaiki EFISIENSI
Pemupukan dan produktifitas tebu.
The experiment was arranged in split plot randomized
complete block design with three replications consisted
of three different rates of N (N1 = 92, N2 = 138, N3 = 184 kg
N ha-1
) as main plots and three different AP (AP1 = 20-40-
40%, AP2 = 30-35-35%, AP3 = 30-30-40%) as subplots.
The interactive effects of N application rate and AP on
juice purity depicted applying 92 kg N ha-1
and AP
of 30-30-40% gave the purest juice with 90%.
Efisiensi pupuk Nitrogen lebih besar pada perlakuan
N1 dengan nilai 1.39 dan 0.13 t kg-1
N dalam hasil
tebu (CY) dan hasil gula (SY).
Hasil tebu dan hasil gula tertinggi dicapai dengan
dosis 92 kg N ha-1
dan AP 30-35-35%.
(Sumber: Impacts of Rate and Split Application of N Fertilizer on
Sugarcane Quality. Koochekzadeh, G. Fathi, M.H. Gharineh,
S.A. Siadat, S. Jafari and Kh. Alami-Saeid. Int. J. Agric. Res., 4:
116-123. )
KETERSEDIAAN P-TANAH BAGI TEBU
Pupuk P dapat diaplikasikan pada tanaman tebu dengan
dosis 175 pounds P (400 pounds P2O5) per acre.
Respon hasil tebu terhadap pemupukan P terjadi pada tanah-
tanah latosol yang kaya oksida Fe dan Al, tanah-tanah
seperti ini mempunyai kemampuan sangat besar untuk
mengikat P
Perbedaan hasil tebu ternyata berhubungan dengan
perbedaan kadar P tanaman tebu dan, dalam hal-hal
tertentu, berhubungan dengan reduksi kadar Al
dalam tanaman; dan pupuk superfosfat yang lambat-
larut lebih baik meningkatkan hasil tebu
dibandingkan dengan pupuk NH4H2PO4 yang sangat
mudah larut.
Pupuk fosfat sebagai aplikasi daun dapat meningkatkan
kadar P-tanaman, dan tanaman mengandung duapuluh kali
lebih banyak P kalau disemprot dengan NH4H2PO4
dibandingkan dengan aplikasi pupuk yang sama lewat tanah.
Peningkatan kadar P tanaman belum menjamin bahwa P
ditranslokasikan ke seluruh tanaman atau tambahan P
tersebut digunakan dalam proses metabolisme.
Bukti-bukti lain menunjukkan bahwa pada tanah-tanah yang
mempunyai nilai ‘A’ tinggi, status P-tanaman tebu belum
tentu tinggi.
MAGNESIUM BAGI TEBU
Klorofil adalah molekul yang mampu menangkap
photon dan disebut sebagai photo-receptor. Klorofil
berada dalam chloroplasts tanaman hijau, dan ia
membuat tanaman berwarna hijau.
Struktur dasar molekul jklorofil adalah cincin -
porphyrin , berkoordinasi dengan suatu atom sentral
magnesium.
PEMUPUKAN P TANAMAN TEBU
Respon tanaman tebu terhadap pemupukan P
dengan dosis 45 lb. P2O5 per acre, respon
bersifat indefinite, sedangkan pada dosis
pupuk yang lebih tinggi ternyata respon
tanaman tebu “inappreciable”.
Increased N fertilization appeared to necessitate
proportionate increases in P2O5 application.
Bone meal gave best results when combined with organic N.
Peningkatan hasil tanaman tebu diperoleh
kalau aplikasi pupuk dilakukan dengan cara
membenamkan pupuk pada kedalaman 3 - 6
inhi di bawah permukaan tanah.
Sumber: Phosphate fertilizing of sugarcane in Mysore. RAO,
B. V. V.; RAO, B. B. Journal Indian Journal of Sugarcane
Research and Development 1960 Vol. 4 pp. 93-96
FOSFOR BAGI TANAMAN TEBU
Aplikasi pupuk P dosis tinggi dalam strategi pemupukan
berimbang sangat meningkatkan hasil tebu dan hasil gula.
Perbaikan ketersediaan P-tanah , dapat meningkatkan hasil
tebu hingga 31% dibandingkan dengan kondisi kontrol.
Pendekatan yang lebih berimbang untuk nutrisi P tanaman
tebu sangat diperlukan untuk mencapai hasil tebu dan hasil
gula yang optimal.
FOSFOR DALAM SINTESIS SUKROSE
Sucrose merupakan disaccharide yang tersusun atas
satu molekul glucose yang berikatan melalui ikatan
(1-2) glycosidic dengan satui molekul fruktose.
Sintesis sucrose synthesis dalam tanaman
merupakan proses yang kompelks. Diagram berikut
ini mengabstraksikan bagaimana proses-proses
yang terjadi dalam cytoplasm dan dalam chloroplast.
FOSFOR DALAM SISTEM ENSIM
Ensim SPS (Sucrose-phosphate synthase) dalam tanaman
mnemegang peranan vital dalam biosynthesis sukrose.
Dalam jaringan photosynthetic dan nonphotosynthetic ,
ensim SPS diregulasi oleh metabolites dan oleh fosforilasi
protein yang reversible .
Dalam daun, fosforilasi memodulasi aktivitas SPS dalam
responnya terhadap sinyal-sinyal cahaya / gelap dan
akumulasi hasil akhir.
SUGARCANE RUST DISEASES
Karat dianggap sebagai penyakit daun tebu yang serius.
Penyakit ini dapat menginfeksi tanaman tebu dan ratoon
umur 3 - 7 bulan.
Penyebaran penyakit ini terjadi oleh angin atau percikan air
yang membawa uredospora dari uredia kepada tanaman
inangnya yang baru. Serangan penyakit ini biasanya terjadi
pada periode cuaca panas dan lembab. Gangguan penyakit
ini tidak ada pada cuaca sangat panas dan kering.
Urediospora tidak dapat berkecambah dan cepat rusak (mati)
pada kondisi suhu tinggi.
SUGARCANE RUST DISEASES
Gejala Penyakit Karat
The symptoms of P. kuehnii appeared as minute yellow
orange spots, which are mostly concentrated at the tip
and /or the basal portion of the leaf. These spots are
interspersed with brown and black pustules. In severe
infection the leaf tip dries up .
The symptoms of P. melanocephala appeared as minute
yellow spots. Later the pustules turned reddish brown,
which coalesced and formed large, irregular necrotic
areas, which eventually resulted in premature death of
the leaves.
Gejala penyakit yang disebabkan oelh P. Kuehnii dan
P. melanocephala umumnya muncul pada daun-
daun dewasa / tua tanaman tebu.
Sarana Pengendalian
Penanaman varietas yang resisten . Menyingkirkan varietas-
varietas yang peka dari program budidaya tebu.
Menghindari sistem monokulture satu varietas dengan
sekala luas, untuk menghindari ledakan penyakit.
Menghilangkan inang alternatif. Ternyata Pennisetum
purpureum juga diinfeksi oleh P. kuehnii .
PENYAKIT KARAT DAUN TEBU
Uredospora terpacu perkecambahannya pada
kondisi gelap atau konsentrasi glukosa 1.5%.
Kisaran suhu yang sesuai untuk
perkecambahan uredospora adalah 20 - 25 ,℃
suhu optimumnya 25 .℃
Kisaran lembab nisbi udara untuk
perkecambahan uredospora adalah lebih dari
80%, lembab nisbi yang optimum adalah 100%,
laju perkecambahan 28.3%.
Kisaran pH untuk perkecambahan uredospora
adalah 4.0 - 11.1. pH yang paling sesuai adalah
7.0.
Pada kondisi normal, masa hidup uredospora
dapat mencapai 120 hari.
Menanam varietas tebu yang tahan dan
budidaya tanaman yang baik menjadi kunci
untuk mengendalikan gangguan penyakit karat
daun tebu.
SILICON IN SUGARCANE
Tanaman tebu menyerap Si lebih banyak
dibandingkan dengan hara lainnya, ia
mengakumulasikan sekitar 380 kg ha-1 Si, dalam
tanaman umur 12 bulan.
Sugarcane (plant growth and development)
responses to silicon fertilization have been
documented in some areas of the world, and
applications on commercial fields are routine in
certain areas.
Sugarcane accumulate large amounts of Si in the
form of silica gel (SiO2.nH2O) that is localized in
specific cell types.
Fungsi Si dalam tanaman tebu adalah:
(i) support for cell walls (resistance to lodging);
(ii) deterrence to pest and pathogens;
(iii) reduction in water loss by evapotranspiration;
(iv) reduction in certain heavy metal toxicities, and
(v) an essential element for normal plant
development .
Si KONTROL PENYAKIT
Penyakit daun “Freckling” dicirikan oleh gejala becak
daun tebu berwarna kecoklatan atau warna karat ,
terutama pada tanaman tebu yang tumbuh pada
tanah-tanah tua.
Dalam kondisi parah, daun-daun yang sakit di bagian bawah
batang akan mati premature dan dapat mempengaruhi hasil
tebu.
Tanaman yang mengalami gangguan becak daun ini
kapasitas fotosintesisnya berkurang karena sebagian luas
daunnya tidak dapat berfungsi fotosintesis.
Gangguan daun seperti ini dapat dikoreksi dengan
aplikasi silikat, gejala becak daun lenyap setelah
aplikasi silikat.
Si yang diendapkan dalam jaringan epidermis secara
mekanik dapat menghalangi invasi hifa jamur. Secara
fisiologis Si memacu asimilasi ammonium dan
menghambat peningkatan senyawa nitrogen-larut,
seperti asam amino dan amide, sehingga
menghambat propagasi hifa jamur.
PERILAKU PUPUK FOSFAT DALAM TANAH
Larutan tanah mengandung sekitar 0.05 mg L-1 fosfat
anorganik; nilai ini setara dengan sekitar 15 g fosfor dalam
larutan tanah seluas satu hektar.
These very small amounts and concentrations of phosphates in the
solution in soils compared with plant requirements, and the
apparently small recovery of fertiliser phosphate in plants, have
stimulated a tremendous amount of research.
P-pupuk yang ditambahkan ke tanah akan mengalami
beragam reaksi dengan komponen tanah, dan sebagian
anion fosfat akan memasuki fase larutan tanah sebagai
anion larut.
Meskipun ion fosfat dimungkinkan berada dalam tiga bentuk
protonasi, pada kondisi pH tanah (4.5 - 6.2) bentuk anion
fosfat yang dominan adalah H2PO4- dan HPO4=.
Reaksi pengendapan-pelarutan ini melibatkan pembentukan
dan pelarutan endapan fosfat.
Reaksi Sorpsi – desorpsi melibatkan proses sorpsi dan
desorpsi ion dan molekul dari permukaan partikel mineral.
REAKSI SORPTION – DESORPTION
P-TANAH
“Sorption” mencakup dua mavam proses, yaitu “Adsorption”
terjadi kalau ion fosfat dari larutan tanah diikat melekat pada
permukaan partikel tanah.
Kalau ion fosfat yang terjerap (adsorp) kemudian masuk ke
dalam padatan maka ion ini diserap (“absorbed”).
Ion fosfat yang terjerap akan menjadi terperangkap (terjebak)
pada permukaan mineral tanah kalau ada oksida Fe atau Al
yang diendapkan di permukaan mineral. Ion fosfat yang
terjebak seperti ini selanjutnya disebut “occluded
phosphate”.
Adsorption was originally thought to be a simple
exchange reaction which took place on the
surface of iron and aluminium hydroxides. It now
seems more likely that chemisorption reactions are
involved.
The bridging complexes are formed between HPO4=
ions and metal oxide surfaces and OH2 and OH- are
displaced.
Perilaku reaksi ini tergantung pH yang mempengaruhi
proporsi gugusan OH2 dan OH- pada permukaan
padatan dan juga mempengaruhi rapat muatannya.
MEKANISME ADSORPSI P-TANAH
REAKSI P-LARUT DALAM
TANAH
Kalau fosfat dapat larut ditambahkan ker
tanah, mula-mula kelarutannya akan menurun
dengan cepat. Reaksi cepat ini kemudian
diikuti oleh reaksi penurunan kelarutan fosfat
secara perlahan dan berlangsung hingga
beberapa minggu.
Reaksi penjerapan –permukaan merupakan
fase awal pengambilan ion fosfat dari larutan
tanah dan berlangsung cepat, tetapi setelah
fase ini selesai, tidak ada lagi peningkatan
jumlah fosfat yang dijerap.
Fase selanjutnya adalah reaksi lambat sorpsi
fosfat yang disebabkan oleh difusi fosfat di
bawah permukaan penyerap; dengan kata lain
adalah absorpsi atau penetrasi.
ABSORPSI P DALAM AGREGAT TANAH
Mekanisme sekala besar yang memepunyai efek
sama dengan proses adsorption/absorption yang
terjadi pada permukaan partikel tanah, terjadi pada
agregat tanah.
Soil aggregates are clusters of soil components held
together by a number of mechanisms which include
both organic and inorganic cements and the effects
of charged surfaces.
Aggregates contain a fine network of pore spaces while the
aggregates themselves are separated by a coarser system of
pores responsible for water and air movement within soil.
When a phosphate containing solution passes through the
soil, phosphate is removed from the solution by adsorption
on soil particles located at the surface of soil aggregates.
Sebagian anion fosfat yang dijerap akan berdifusi
masuk ke dalam agregat tanah. Proses ini berarti
akan mejunculkan kembali tapak-tapak jerapan di
permukaan agregat , dan menurunkan ketersediaan P
bagi tanaman.
Absorpsi P-terjerap ke dalam mineral tanah (a);
dilanjutkan dengan proses occlusion P-terjerap (b)
MEMINIMUMKAN ABSORPSI &
IMOBILISASI P TANAH
Ada beberapa cara praktis untuk mengurangi
kehilangan P dalam tanah.
Cara yang terpenting ialah tidak memupuk P dengan
dosis berlebihan pada kondisi tanah-tanaman
tertentu.
Pengaturan kemasaman tanah pada pH sekitar 6.0,
mampu memacu populasi mikroba tanah yang aktif,
sehingga meningkatkan ketersediaan P-organik.
Mikoriza yang efisien juga dapat membantu
penyediaan P - tanah bagi tanaman tebu.
Pupuk fosfat yang melepaskan P-tersedia secara
bertahap juga dapat meminimumkan kehilangan P-
tersedia karena diikat oleh tanah (absorpsi P oleh
mineral tanah).
Kalau kecepatan pelepasan P-tersedia dari pupuk
sama dengan kecepatan penyerapan P-tersedia oleh
akar tanaman, maka kehilangan P-tersedia akibat
absorpsi dan imobilisasi dapat diminimumkan.
FIKSASI FOSFAT oleh KOMPLEKS LOGAM-
HUMIK
Fiksasi fosfat oleh kompleks humik-logam melibatkan
tapak-tapak ikatan elektrik dan struktural.
We have studied phosphate-metal-humic complexes
involving Fe(III), Al(III), and Zn(II) using three
complementary techniques: infrared spectroscopy
(FTIR), fluorescence, and molecular modeling.
Dalam hal kompleks melibatkan Fe dan Zn
phosphate, fiksasi P berhubungan dengan stabilitas
ikatan logam-carboxylate. Dalam hal Al ternyata efek
ini tidak terlalu signifikan.
Stabilitas kompleks phosphate-metal-humik
berbanding terbalik dengan stabilitas interaksi
logam-humik.
Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa hanya
sedikit kompleks humat-logam yang terlibat dalam
fiksasi fosfat.
Sumber: Some structural and electronic features of the interaction of
phosphate with metal-humic complexes. Guardado I., Urrutia O.,
Garcia-Mina J.M.
J. Agric Food Chem. 2008 Feb 13;56(3):1035-42.
IKATAN FOSFAT DAN HUMIK
Interaksi kimiawi antara bahan organik tanah dengan
anion orthophosphate (phosphate [P]) mempunyai
peranan penting bagi reaksi-reaksi P pada fase
padatan tanah dan larutan tanah.
Humic-metal-P associations or complexes
(HMEP):
Anion Orthophosphate tidak diikat secara langsung
pada molekul humik, tetapi logam yang dikompleks
oleh substansi humik yang dapat mengikat anion P
adalah Al(III) dan Fe(III).
Kompleks Humic-P sangat penting dalam
hubungannya dengan ketersediaan P bagi akar
tanaman tebu.
Mobilizing plant species often excrete citrate or
oxalate as a result of P deficiency.
The P from HMEP is much better mobilized by dibasic
and tribasic low-molecular-weight anions than P
adsorbed to inorganic surfaces such as goethite or
ferrihydrite.
Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers
in alkaline soils
X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue
2, pages 99–102, June 1995
ASAM HUMAT:
ADSORPSI-DESORPSI FOSFAT
Study on the effect of humic acid on the adsorption and
desorption of phosphate on acidic mineral soil using semi
empirical method.
The results showed that Ea (Activation energy) of
adsorption of phosphate on Al(OH)3 is 9.40 kcal/mol, is
lower than Ea for adsorption of phosphate on clay mineral
model (100.91 kcal/mol).
The Ea of phosphate desorption from Al(OH)3 by humic
acid is 14.89 kcal/mol, is lower than Ea of phosphate
desorption from Al(OH)3 by H2O (165.48 kcal/mol).
Hal ini berarti bahwa asam humat mempunyai
kemampuan untuk desorpsi fosfat dari tanah mineral
masam.
The Ea of adsorption of phosphate by adsorbed humic
acid on clay through bridged Al-hydroxide is 159.00
kcal/mol.
Hal ini menyatakan bahwa asam humat mempunyai
kemampuan rendah untuk menjerap anion fosfat melalui
jembatan Al-hydroxide
Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers
in alkaline soils
X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue
2, pages 99–102, June 1995
HUMAT DAN KETERSEDIAAN P-TANAH
Ada empat macam mekanisme reaksi yg meningkatkan
keterediaan P-tanah:
(1). Formation of chelate complexes with Ca, Fe, and Al with
release of phosphate to water soluble form.
Reactions leading to the formulation of soluble
phosphates are as follows:
Ca(OH)2. 3Ca(PO4)2 + chelate -- soluble HPO4= +
Ca-chelate complex
Al.(H2O)3(OH)2H2PO4 + chelate - soluble HPO4= +
Al-chelate complex
Fe.(H2O)3(OH)2H2PO4 + chelate -- soluble HPO4=
+ Fe-chelate complex.
(2). Competition between humates and phosphate ions for
adsorbing surfaces, thereby preventing fixation of
phosphate.
(3), Formation of protective coating over colloidal
sesquoxides, with reduction in phosphate adsorption.
(4), Formation of phosphor-humic complexes through with
Fe and/or Al
Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers
in alkaline soils
X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue
2, pages 99–102, June 1995
ASAM HUMAT DAN KETERSEDIAAN
P-PUPUK
Asam humat berpengaruh pada transformasi pupuk P
pada tanah alkalin.
Soil P was fractionated following 4 and 15 days
incubation after humic acids were applied with
phosphorus fertilizer to the soil.
The availability of phosphate in the soil and total
phosphorus in plants were determined at earing
stage and at maturity in a pot experiment, and wheat
yield was examined in a field trial.
Penambahan asam humat ke tanah dengan pupuk P
secara nyata meningkatkan jumlah fosfat-larut-air,
sangat menghambat pembentukan occluded-
phosphate dan meningkatkan serapan P dan hasil
tanaman sebesar 25%.
Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus
fertilizers in alkaline soils
X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11,
Issue 2, pages 99–102, June 1995
ASAM HUMAT:
ADSORPSI - DESORPSI NPK
Asam humat mempunyai kemampuan untuk reaksi
adsorption-desorption nitrogen,phosphorus dan
kalium pada berbagai kondisi pH.
(1). The amounts of adsorption and desorption of nitrogen,
phosphorus and potassium by humic acids all increased
with increasing original concentration of NPK at different pH
values(from 4 to 8), while the desorption ratios of NPK all
decreased.
(2). The characteristics of adsorption and desorption of
nitrogen, phosphorus, and potassium by humic acids were
different at each pH values. Under alkaline condition,the
response of adsorption and desorption of nitrogen by humic
acids was strong particularly,and that of phosphorus by
humic acid was more forceful in the acidic solution.
However,the process of adsorption and desorption of
potassium by humic acids occured easily in the neutral
solution.
(3). The adsorption properties of nitrogen, phosphorus, and
potassium could be depicted with Linear, Langmuir, and
Frendlich equations; Frendlich equation was the best.
ASAM HUMAT MELEPASKAN K-FIKSASI
Pelepasan kalium yang difiksasi oleh liat silikat tipe
mengembang sangat penting dalam kesuburan tanah.
Asam Humit dan fulvat dapat melepaskan K-
terfiksasi oleh liat ini, karena kemampuan kedua
asam ini untuk membentuk khelate.
Asam humat dan asam fulvat mampu melepaskan K-
tanah yang difiksasi oleh montmorillonite atau illite
sebesar 9 - 28% dari total K yang terfiksasi.
Asam-asam ini mampu melepaskan K yang terfiksasi
oleh illite lebih sedikit dibandingkan dengan
montmorillonite.
Sumber: Effects of humic and fulvic acids on release of fixed
potassium . K.H. Tan. Geoderma, Volume 21, Issue 1,
August 1978, Pages 67-74
INTEGRATED SUGARCANE PEST
MANAGEMENT
Enam komponen program IPM perkebunan
tebu di Hawaii .
IPM (Integrated Pest Management) merupakan pendekatan-
lestari untuk mengelola hama dengan jalan
mengkombinasikan sarana-sarana biological, cultural,
physical dan kimiawi sedemikian rupa sehingga
meminimumkan risiko ekonomi, kesehatan dan dampak
lingkungan.
KOMPOS - MIKORIZA
Inokulasi mikoriza dan aplikasi pupuk organik
(kompos) dapat memperbaiki sifat fisika tanah
mediteran lempung berliat.
Aplikasi pupuk organik kompos 25 ton/ha dapat
memperbaiki sifat fisika tanah, terutama agregasi,
total porositas, dan konduktivitas hidraulik jenuh,
hingga kedalaman 30 cm.
Aplikasi kompos dan pupuk kandang dengan dosis
25 ton/ha juga dapat menurunkan bobot isi tanah, dan
meningkatkan kandungan bahan organik tanah pada
kedalaman 0-15 cm.
Compost and manure treatments increased available
water content (AWC) of soils by 86 and 56%,
respectively.
Inokulasi Mikoriza + compost paling efektif
memperbaiki sifat fisika tanah.
Organic fertilizer sources were shown to have major
positive effects on soil physical properties.
Effects of compost, mycorrhiza, manure and fertilizer on some physical
properties of a Chromoxerert soil. CELIK I., ORTAS I., KILIC S. Soil &
tillage research. 2004, vol. 78, no
1, pp. 59-67
MIKORIZA & KOMPOS LIMBAH TEBU
Kompos yang terdiri atas 95% limbah industri gula:
bagasse, blotong dan abu terbang, diaplikasikan
dengan dosis 5 t /ha, dapat meningkatkan infeksi
mikoriza pada akar tanaman tebu.
Di lahan kebun tebu, kompos menstimulasi
pembentukan hifa intracellular dan arbuscules, tetapi
tidak mempengaruhi vesicles atau hyphae.
Infection was greater in roots 35 cm and 65 cm than 5
cm distant from the plant stem, and compost effects
were not significant at 5 cm.
Kompos juga dapat ememperbaiki tillering, kadar P,
dan hasil tebu; panjang akar, bobot akar dan panjang-
jenis-akar tidak dipengaruhi oleh kompos, tetapi
percabangan akar berkurang oleh adanya kompos.
Effects of a sugar-factory byproduct compost on root growth and
mycorrhizal infection of sugarcane in Barbados . Dunfield, Peter F.
1991
NITROGEN DAN FOTOSINTESIS TEBU
Kapasitas fotosintesis tanaman tebu sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan N tanah.
Nitrogen dapat mempengaruhi laju fotosintesis per unit
luas daun, mengubah konsentrasi pigmen fotosintesis
atau ensim-ensim fotosintesis.
Ada hubungan erat antara laju fotosintesis daun dengan
kadar N daun. Akan tetapi seringkali efek utama nitrogen
terhadap fotosintesis ada kaitannya dengan perubahan
total luas daun dan penyerapan cahaya.
Sebagian besar N dari aplikasi pupuk diakumulasikan
dalam vakuole daun tebu dan dalam akar tebu.
Akumulasi N dalam daun dan akar ini menimbulkan efek
osmotik, yang mengakibatkan penyerapan air menjadi
lebih baik dan penggunaan air lebih efisien.
Pada kondisi lengas yang bagus, daun-daun tebu
menjadi kaku dan stomatanya membuka lebar, sehingga
dapat mempercepat transpirasi.
Aktivitas ensim reduktase nitrat dalam daun tebu
meningkat dengan adanya pemupukan nitrogen.
Ensim ini berperan dalam asimilasi nitrat menjadi
pigmen.
NITROGEN & FOTOSINTESIS TEBU
Pemupukan N tanaman tebu dapat
meningkatkan pembentukan komponen
kloroplast seperti ensim asimilasi karbon, dan
kompleks protein-klorofil per unit area;
meningkatkan total carotenoid pada daun
terutama pada kondisi intensitas radiasi tinggi.
Semua efek positif ini dipadukan dengan efek N
terhadap peningkatan luas daun, akan
mengakibatkan peningkatan fotosintesia
tanaman.
Pemupukan N yang cukup dapat meningkatkan
luas daun tanaman tebu, yang selanjutnya akan
memperbaiki intersepsi cahaya untuk
meningkatkan fotosintesis.
Pengaruh pupuk N terhadap Kadar N-daun tebu, kadar
klorofil (SPAD), fotosintesis, transpirasi dan efisiensi
epenggunaan air tanaman tebu
Karakteristik kemampuan daun tebu umur 110 hari
menurut posisi nomer urut daun dari pucuk tanaman
SPAD : pengukuran kadar klorofil daun
Pengaruh temperatur terhadap fotosintesis dan respirasi
daun muda yang membuka sempurna pada tanaman tebu
yang cukup nitrogen. Konsentrasi CO2 sebesar 350 ppm
dan PFD sebesar 2070, 940, dan 455 μmol photon/m2/detik
SILICON IN SUGARCANE
Tanaman tebu menyerap Si lebih banyak
dibandingkan dnegan hara mineral lainnya, dan
mengakumulasi Si sekitar 380 kg ha-1 dalam
tanaman tebu umur 12 bulan.
Respon tanaman tebu terhadap pemupukan Si telah
banyak diketahui di berbagai penjuru dunia,
beberapa perkebunan tebu di dunia menerapkan
program pemupukan Si secara rutin.
Tanaman tebu mengakumulasikan banyak SI dalam
bentuk silica gel (SiO2.nH2O) yang dilokalisir
dalam tipe-tipe sel tertentu saja.
Fungsi Si dalam tanaman adalah untuk :
(i) Memperkuat dinding sel (ketahanan terhadap
roboh);
(ii) Pertahanan terhadap gangguan hama dan
penyakit;
(iii) Reduksi kehilangan air melalui
evapotranspiration;
(iv) Reduksi toksisitas logam berat tertentu
(v) Hara esensial untuk perkembangan tanaman tebu
normal .
Si and Disease Control
Dalam tanaman tebu, becak-becak kecil berwarna
karat atau kecoklatan pada daun tanaman tebu yang
tumbuh pada tanah-tanah tua mencirikan gangguan
penyakit daun yang disebut “freckling”.
Dalam kondisi yang parah, daun-daun bagian bawah dari
tanaman tebu dapat mati sebelum tua, dan menurunkan hasil
tebu.
Tanaman yang menderita “Freckle” kurang efisiebn dalam
melakukan fotosintesis , bukan hanya karena mereka
mempunyai lebih sedikit daun sehat, tetapi juga karena
banyak daun yang menderita “freckled”.
Gangguan daun seperti ini dapat disembuhkan
dengan aplikasi bahan-bahan silikat, dan gejala/
gangguan akan hilang setelah perlakuan silikat.
Si yang diendapkan dalam jaringan epidermis
secara mekanik dapat menghambat infasi hifa jamur.
Secara fisiologis, Si juga mampu memacu asimilasi
amonium dan menghambat peningkatan senyawa N-
soluble, termasuk asam-asam amino dan amide, yang
mana senyawa-senyawa ini sangat dibutuhkan untuik
perkembangan hifa jamur.

More Related Content

What's hot

Batang uas
Batang uasBatang uas
Batang uas
Dokter Tekno
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
UNESA
 
Tanaman c3
Tanaman c3Tanaman c3
Tanaman c3
amalia emely
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Google
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
adon lembang
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisResume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Siti Nur Aeni
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
maemunahmuchtar
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Bahan jaringan pengangkut_air
Bahan jaringan pengangkut_airBahan jaringan pengangkut_air
Bahan jaringan pengangkut_air
Resti Utari Wahyudi
 
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptxPPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
supianur2
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
f' yagami
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Ivsudiono
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR
Puja Dwi Ningtyas
 
Nutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhanNutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhan
Nadya Suwayvia
 

What's hot (20)

Batang uas
Batang uasBatang uas
Batang uas
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Tanaman c3
Tanaman c3Tanaman c3
Tanaman c3
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisResume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksis
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Bahan jaringan pengangkut_air
Bahan jaringan pengangkut_airBahan jaringan pengangkut_air
Bahan jaringan pengangkut_air
 
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptxPPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
PPT Kelompok 1 Analisis Pertumbuhan Tanaman.pptx
 
Daur fosfor siklus
Daur fosfor siklusDaur fosfor siklus
Daur fosfor siklus
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Minggu Iii Iv
Minggu Iii IvMinggu Iii Iv
Minggu Iii Iv
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR DAUR FOSFOR
DAUR FOSFOR
 
Nutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhanNutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhan
 

Viewers also liked

UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemenUBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
Sri Hartatik
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis dan ...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis  dan ...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis  dan ...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis dan ...Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Ir. Zakaria, M.M
 
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
laskarenviro12
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatIr. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanyaIr. Zakaria, M.M
 
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget AyamRancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
D Amalia Kusuma Dewi
 
Jurnl teknik
Jurnl teknikJurnl teknik
Jurnl teknik
Alen Pepa
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukunBP4K
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
Restu Bumi
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Ir. Zakaria, M.M
 
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
konsultan33092820
 
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurtAplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurtSawarni H
 
2 2-1-pb
2 2-1-pb2 2-1-pb
2 2-1-pb
Sayidatul Morry
 
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
Jeklindo
 
Nugget ikan lele
Nugget ikan leleNugget ikan lele
Nugget ikan lele
Dhira A
 

Viewers also liked (20)

UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemenUBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Konsep peningkatan-rendemen
 
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
UTS BUDIDAYA PETERNAKAN 2015
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis dan ...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis  dan ...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis  dan ...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 4 pengertian titik garis dan ...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10  lingkaran dan persam...
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 8 s.d 10 lingkaran dan persam...
 
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
MENGETAHUI HUBUNGAN PENYAKIT DERMATITIS DENGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAM...
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empatStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 12 &16 segi empat
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanyaStain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanya
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 5 segi tiga dan teoremanya
 
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget AyamRancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
 
Jurnl teknik
Jurnl teknikJurnl teknik
Jurnl teknik
 
Abon ikan
Abon ikanAbon ikan
Abon ikan
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukun
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   2 program linear iain zck langsaKuliah ke   2 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 2 program linear iain zck langsa
 
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas)  tlp(08121942042), (081288416332)
Jasa mengurus Surat PT (Perseroan Terbatas) tlp(08121942042), (081288416332)
 
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurtAplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
Aplikasi antosianin rosela pada produk yoghurt
 
Sekilas sni iso 17065
Sekilas sni iso 17065Sekilas sni iso 17065
Sekilas sni iso 17065
 
2 2-1-pb
2 2-1-pb2 2-1-pb
2 2-1-pb
 
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
 
Nugget ikan lele
Nugget ikan leleNugget ikan lele
Nugget ikan lele
 

Similar to Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu

Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxKelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
rivaelPjtn
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Febrina Tentaka
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
Didin Orgcjr
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
pucukcemara
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Efri Yadi
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluan
rizky hadi
 
Pupuk mia bonita
Pupuk mia bonitaPupuk mia bonita
Pupuk mia bonita
Damri Se
 
Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jaks Joks
 
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...Zaini Ithnin
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
Laode Syawal Fapet
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponikivan ara
 
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptxpupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
NunungYusdin3
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix
Wahyu Arema
 
Bab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahBab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanah
Andrew Hutabarat
 
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincDiah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
diahretno4
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanahDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
Febrina Tentaka
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 

Similar to Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu (20)

Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxKelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara3. teknik pemanfaatan unsur hara
3. teknik pemanfaatan unsur hara
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluan
 
Pupuk mia bonita
Pupuk mia bonitaPupuk mia bonita
Pupuk mia bonita
 
Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3Jenis dan-fungsi-pupuk3
Jenis dan-fungsi-pupuk3
 
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...
Penggunaan baja dan amalan pertanian islamik untuk produktiviti getah dan saw...
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponik
 
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptxpupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
pupuk-dan-pemupukan-ok untuk tanaman pertanian.pptx
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix
 
Bab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahBab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanah
 
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zincDiah retno arumsari 3425161357 zinc
Diah retno arumsari 3425161357 zinc
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanahDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah
 
Defisiensi pupuk
Defisiensi pupukDefisiensi pupuk
Defisiensi pupuk
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 

More from Ir. Zakaria, M.M

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Ir. Zakaria, M.M
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
Ir. Zakaria, M.M
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Ir. Zakaria, M.M
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Ir. Zakaria, M.M
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
Ir. Zakaria, M.M
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
Ir. Zakaria, M.M
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Ir. Zakaria, M.M
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Ir. Zakaria, M.M
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Ir. Zakaria, M.M
 

More from Ir. Zakaria, M.M (20)

Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatikaPresentasi kandidat jpt  dinas komunikasi dan informatika
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatika
 
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah kominfo
Makalah kominfoMakalah kominfo
Makalah kominfo
 
Makalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdfMakalah ketahanan pangan pdf
Makalah ketahanan pangan pdf
 
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfoPerbub aceh timur no 11 tahun 2017  kominfo
Perbub aceh timur no 11 tahun 2017 kominfo
 
Cover kominfo
Cover kominfoCover kominfo
Cover kominfo
 
Daftar isi kominfo
Daftar isi kominfoDaftar isi kominfo
Daftar isi kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhanDaftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
Daftar isi ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhanCover ketahanan pangan dan penyuluhan
Cover ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Moralitas karya tulis
Moralitas karya tulisMoralitas karya tulis
Moralitas karya tulis
 
Moralitas
MoralitasMoralitas
Moralitas
 
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. AcehBahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
Bahan Administrasi Calon JPT Pratama Prov. Aceh
 
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke   3 program linear iain zck langsaKuliah ke   3 program linear iain zck langsa
Kuliah ke 3 program linear iain zck langsa
 
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 1
 
Tata Cara Sholat Tahajjud
Tata Cara Sholat TahajjudTata Cara Sholat Tahajjud
Tata Cara Sholat Tahajjud
 
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
 
Kritik salafp.10
Kritik salafp.10Kritik salafp.10
Kritik salafp.10
 
Kisah Penuh_Hikmah_Islami
Kisah Penuh_Hikmah_IslamiKisah Penuh_Hikmah_Islami
Kisah Penuh_Hikmah_Islami
 

Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu

  • 1. PENTINGNYA HARA DAN PUPUK UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN TEBU Diabstraksikan oleh Prof Dr Ir Soemarno MS Bahan kajian dalam MK Pupuk dan Pemupukan Jurs Tanah FP UB September 2009
  • 2. UNSUR MIKRO DALAM METABOLISME TANAMAN TEBU Unsur mikro diambil oleh tanaman tebu dalam jumlah sedikit, dan biasanya berfungsi sebagai regulators pertumbuhan tanaman. Copper (Cu) dan zinc (Zn) telah diketahui defisien pada tanah-tanah perkebunan tebu , terutama tanah-tanah berpasir yang miskin bahan organik; sedangkan besi (Fe) dan manganese (Mn) tersedianya juga terbatas. Perilaku dan ketersediaan molybdenum (Mo) dan boron (B) dalam tanah masih belum banyak diketahui. Tidak ada gejala defisiensi silicon (Si) dalam analisis daun tebu, meskipun kandungan Si-tersedia dalam tanah relatif rendah dalam tanah-tanah berpasir.
  • 3. ASAM HUMAT Molekul asam humat mengandung beberapa komponen penting seperti quinone, phenol, catechol dan sugar . Asam humat berperilaku sebagai camopuran asam dibasis, dengan nilai pK1 sekitar 4 untuk protonasi gugus carboxyl dan sekitar 8 untuk protonasi gugus phenolate . Sifat penting lainnya adalah rapat-muatannya. Molekul;- molekul asam humat dapat membentuk struktur supramolecular yang diikat bersama oleh gaya-gaya non- covalent , seperti gaya Van der Waals , ikatan π-π, dan CH-π. http://en.wikipedia.org/wiki/Humic_acid
  • 4. KEMAMPUAN ASAM HUMAT MEMBENTUK KHELATE Adanya gugusan karboksilat dan fenolat mengakibatkan asam humat mampu membentuk kompleks dengan ion-ion seperti Mg2+, Ca2+, Fe2+ dan Fe3+. Asam humat mempunyai dua atau lebih gugusan ini dan tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkannya membentuk kompleks khelate. Pembentukan kompleks khelate merupakan aspek penting dari peranan biologis asam humat dalam regulasi ketersediaan ion-ion logam bagi tanaman. Metal-EDTA chelate http://en.wikipedia.org/wiki/File:Metal-EDTA.png
  • 5. KHELATE Chelation merupakan proses pembentukan atau adanya dua atau lebih ikatan-kimia antara ligan polydentate (multiple bonded) dengan suatu atom sentral . Biasanya ligan ini adalah senyawa organik , dan lazim disebut sebagai chelants, chelators, chelating agents, atau sequestering agents. Ligan membentuk kompleks khelat dengan substrate. Kompleks khelate berbeda dnegan kompleks koordinasi yang tersusun atas ligan- monodentate , yang hanya membentuk satu ikatan dengan atom sentral. Chelants merupakan bahan kimia yang dapat memebentuk molekul kompleks soluble dengan ion logam tertentu, mengakibatkan ion logam tersebut tidak aktif dan tidak dapat bereaksi dengan unsur atau ion lain membentuk endapan.
  • 6. Ligan Ethylenediamine berikatan dengan ion logam melalui dua ikatan Kompleks Cu2+ dengan methyl- amine (left) ethylene-diamine (right)
  • 7. ASAM HUMAT Asam humat merupakan fraksi dari substansi humik yang tidak larut air pada kondisi masam (pH < 2) tetapi larut pada kondisi pH yang lebih tinggi. Mereka dapat diekstraks dari tanah dengan beragam reagents dan tidak larut dalam asam- encer. Asam humat merupakan komponen utama yang dapat diekstraks dari substansi humik . Bahan ini berawarna coklat-gelap hingga hitam
  • 8. Apa manfaat fisik dari aplikasi asam humat Acid ? Tanah lebih mudah diolah. Memperbaiki aerasi tanah . Meningkatkan WHC = water holding capacity. Memperbaiki seed-bed. Mereduksi erosi tanah. Evaporasi diminimumkan. Ujung oksigen molekul air beruikatan dengan ujung hidrogen dari molekul air lainnya , sehingga evaporasi dapat direduksi hingga 30%.
  • 9. Water Sequestration Asam humat memperlambat penguapan air dari tanah . Hal ini sangat penting pada tanah-tanajh berpasir, di daerah iklim kering, dan tanah-tanah yang tidak mampu menyimpan air. Kalau ada air, kation diserap oleh asam humat mengalami ionisasi parsial dan bergerak menjauhi tapak-tapak oksidasi asam-humat. Kation akan lebih mudah diserapm oleh akar tanaman. Asam humat mengikat katuion sedemikian rupa sehingga kation ini mudah diserap oleh akar tanaman , memperbaiki transfer unsur mikro memasuki sistem sirkulasi tanaman.
  • 10. Apa manfaat kimiawi asam humat ? 1. Meningkatkan daya penyangga dari tanah. 2. Mengkhelate ion-ion logam dalam kondisi alkalin. 3. Kaya senyawa organik dan anorganik yang penting bagi pertumbuhan tanaman. 4. Menahan pupuk anorganik larut air dalam zone akar dan melepaskannya manakala tanaman membutuhkan . 5. Mempunyai kapasitas tukar ion yang sangat tinggi . 6. Memacu konversi beberapa unsur menjadi bentuk tersedia bagi tanaman. promosikan.
  • 11. Model struktural asam humat Sumber: geochemicaltransactions.com
  • 12. Apa manfaat biologis asam humat ? 1. Menstimulir ensim-ensim tanaman. 2. Berfungsi sebagai katalisator organik . 3. Menstimulir pertumbuhan dan perkembangan mikroba tanah yang bermanfaat seperti algae & ragi. 4. Meningkatkan respirasi akar dan pembentukan akar. 5. Menstimulir pertumbuhan akar, terutama panjang akar. 6. Meningkatkan permeabilitas membran sel- sel tanaman; memacu penyerapan hara. 7. Meningkatkan kanduyngan vitamin tanaman . 8. Menstimulir pertumbuhan tanaman dengan jalan mempercepat pembel;ahan sel, meningkatkan laju perkembangan akar tanaman , dan meningkatkan hasil biomasa tanaman
  • 13. Computer generated model of humic acid (von Wandruszka) Geochemical Transactions 2000 1:10 doi:10.1186/1467-4866-1-10
  • 14. ASAM HUMAT: PERTUKARAN ION Asam humat mengikat kation. Karena muatan negatif permukaan akar tanaman lebih besar dari muatan negatif asam humat, maka kation unsur hara mikro dapat diserap oleh akar tanaman dan memasuki sistem sirkulasi tanaman. The transference mechanism is not completely understood, but soil scientists theorize that as the plant absorbs water, the humic acids (carrying the absorbed micronutrients) move into close proximity to the root system. Since the root system is negatively charged, when the humic acid moves close to the root, the root's negative charge exceeds the acid's negative charge. The micronutrients are released from the humic acid molecule and enterthe root membrane. Asam humat rantai pendek dan kation hara mikro yang terikat padanya dapat diserap dan dimetabolismekan oleh tanaman. Asam humat sangat penting sebagaui medium untuk mengangkut hara dari tanah memasuki tanaman.
  • 15. PEMUPUKAN BERIMBANG Pemupukan yang tidak berimbang menjadi salah satu faktor yang menentukan rendahnya hasil tebu di Indonesia. Hingga saat ini masih banyak praktek pemupukan yang tidak berimbang dan tidak tepat. Hasil-hasil kajian lapangan membuktikan bahwa pemupukan berimbang N, P,K, S dan Mg dapat meningkatkan produktivitas tebu.
  • 16. DIAGNOSIS HARA TANAMAN TEBU Analisis daun dikombinasikan dengan gejala defisisensi hara dan hasil uji tanah sangat diperlukan dalam pengelolaan hara dan pemupukan bagi tanaman tebu, Ada dua cara untuk evaluasi status hara tanaman tebu, yaitu pendekatan Critical Nutrient Level (CNL) dan the Diagnosis and Recommendation Integrated System (DRIS). Nilai kritis adalah “konsentrasi hara” di bawah mana produksi tanaman mulai terganggu. Nuilai kritis hara ini mengacu pada bagian tanaman tertentu pada fase pertumbuhan tertentu , dimana kehilangan produksi mencapai 5–10%. Misalnya daun “the top visible dewlap (TVD)” yang diambil sampel pada bulan Juni hingga Agustus. Kisaran optimum hara adalah konsentrasi hara tanaman yang dianggap optimum bagi produksi. DRIS calculates indices relative to zero by comparing leaf nutrient ratios with those found in a high-yielding population. The Nutrient Balance Index (NBI) can be calculated by adding the absolute value of all individual indices together.
  • 17. Sugarcane leaf nutrient critical values and optimum ranges. From Anderson and Bowen (1990), except for Si values (J. M. McCray, unpublished data). All values are from Florida except S and Mo, which are from Louisiana. Nutrient Critical Value Optimum Range % % Nitrogen (N) 1.80 2.00-2.60 Phosphorus (P) 0.19 0.22-0.30 Potassium (K) 0.90 1.00-1.60 Calcium (Ca) 0.20 0.20-0.45 Magnesium (Mg) 0.12 0.15-0.32 Sulfur (S) 0.13 0.13-0.18 Silicon (Si) 0.50 >0.70 mg/kg mg/kg Iron (Fe) ----- 50-105 Manganese (Mn) ----- 12-100 Zinc (Zn) 15 16-32 Copper (Cu) 3 4-8 Boron (B) 4 15-20 Molybdenum 0.05 -----
  • 18. Fertilizer Best Management Practices Pemupukan berimbang: Kunci untuk Efisiensi dan Productivitas Dosis pupuk: Optimum ekonomis. Method dan Waktu aplikasi pupuk: 1. Nitrogen 2. Phosphorus 3. Potash 4. Micronutrients 5. Suplai hara secara terintegrasi – The Best Mix 6. Aplikasi hara melalui daun
  • 19. KEHILANGAN PUPUK N TANAMAN TEBU Kehilangan pupuk N dari lahan tebu dapat terjadi karena menguapan ammonia setelah pupuk N diaplikasikan ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya efisiensi pupuk N pada tanaman tebu Misalnya, efisiensi pemupukan N yang diaplikasikan di permukaan tanah (sebesar 18.9%( dan efisiensi pupuk N yang dibenamkan ke dlaam tanah sebesar 28.8%. Tanaman yang dipupuk N dengan cara dibenamkan ke dalam tanah mempunyai serapan N lebih besar dibandingkan dengan pemupukan N yang disebar di permukaan tanah. Kehilangan N pada aplikasi pupuk N di permukaan tanah mencapai 59.1% , sedangkan kehilangan N dari aplikasi pupuk N yang dibenamkan sebesar 45.6%. A saving of 13.5% of the applied N, which resulted in an extra 9.9% of the applied N being assimilated by the crop. Pembenaman pupuk urea ke dalam tanah dapat mengurangi kehilangan penguapan ammonia dari 37.3% menjadi 5.5% dari total pupuk N. (Sumber: Nutrient Cycling In Agroecosystems, 2002, 62(3): 229-239)
  • 20. BLOTONG MEMPERBAIKI PRODUKTIVITAS TEBU Aplikasi “blotong” ke lahan tebu dapat memperbaiki efisiensi pupuk, produktivitas dan kualitas tebu. Hasil tebu meningkat sejalan dengan dosis blotong yang diaplikasikan ke tanah. Perbaikan produktivitas ini disebabkan oleh suplai bahan organik, P, Ca, dan hara lain yang ada dalam blotong; dan meminimumkan reaksi fosfat dengan mineral liat dan oksida-besi menjadi bentuk yang tidak tersedia. Blotong yang diperkaya dnegan pupuk fosfat dapat memperbaiki produktivitas tanaman tebu. (Sumber: PHOSPHORUS FERTILIZATION IN THE PLANTATION OF SUGARCANE WITH FILTER CAKE ENRICHED WITH SOLUBLE PHOSPHATE. Santos DH, Tiritan C.S., Foloni J.S.S. University Western São Paulo (Unioeste), 700 José Bongiovani St., 19050-920, Presidente Prudente-SP, Brazil. Tel: 55 018 39091977. minuano1@hotmail.com
  • 21. PEMUPUKA N N BERTAHAP Aplikasi pupuk N secara bertahap pada tanah berlempung dapat memperbaiki EFISIENSI Pemupukan dan produktifitas tebu. The experiment was arranged in split plot randomized complete block design with three replications consisted of three different rates of N (N1 = 92, N2 = 138, N3 = 184 kg N ha-1 ) as main plots and three different AP (AP1 = 20-40- 40%, AP2 = 30-35-35%, AP3 = 30-30-40%) as subplots. The interactive effects of N application rate and AP on juice purity depicted applying 92 kg N ha-1 and AP of 30-30-40% gave the purest juice with 90%. Efisiensi pupuk Nitrogen lebih besar pada perlakuan N1 dengan nilai 1.39 dan 0.13 t kg-1 N dalam hasil tebu (CY) dan hasil gula (SY). Hasil tebu dan hasil gula tertinggi dicapai dengan dosis 92 kg N ha-1 dan AP 30-35-35%. (Sumber: Impacts of Rate and Split Application of N Fertilizer on Sugarcane Quality. Koochekzadeh, G. Fathi, M.H. Gharineh, S.A. Siadat, S. Jafari and Kh. Alami-Saeid. Int. J. Agric. Res., 4: 116-123. )
  • 22. KETERSEDIAAN P-TANAH BAGI TEBU Pupuk P dapat diaplikasikan pada tanaman tebu dengan dosis 175 pounds P (400 pounds P2O5) per acre. Respon hasil tebu terhadap pemupukan P terjadi pada tanah- tanah latosol yang kaya oksida Fe dan Al, tanah-tanah seperti ini mempunyai kemampuan sangat besar untuk mengikat P Perbedaan hasil tebu ternyata berhubungan dengan perbedaan kadar P tanaman tebu dan, dalam hal-hal tertentu, berhubungan dengan reduksi kadar Al dalam tanaman; dan pupuk superfosfat yang lambat- larut lebih baik meningkatkan hasil tebu dibandingkan dengan pupuk NH4H2PO4 yang sangat mudah larut. Pupuk fosfat sebagai aplikasi daun dapat meningkatkan kadar P-tanaman, dan tanaman mengandung duapuluh kali lebih banyak P kalau disemprot dengan NH4H2PO4 dibandingkan dengan aplikasi pupuk yang sama lewat tanah. Peningkatan kadar P tanaman belum menjamin bahwa P ditranslokasikan ke seluruh tanaman atau tambahan P tersebut digunakan dalam proses metabolisme. Bukti-bukti lain menunjukkan bahwa pada tanah-tanah yang mempunyai nilai ‘A’ tinggi, status P-tanaman tebu belum tentu tinggi.
  • 23. MAGNESIUM BAGI TEBU Klorofil adalah molekul yang mampu menangkap photon dan disebut sebagai photo-receptor. Klorofil berada dalam chloroplasts tanaman hijau, dan ia membuat tanaman berwarna hijau. Struktur dasar molekul jklorofil adalah cincin - porphyrin , berkoordinasi dengan suatu atom sentral magnesium.
  • 24. PEMUPUKAN P TANAMAN TEBU Respon tanaman tebu terhadap pemupukan P dengan dosis 45 lb. P2O5 per acre, respon bersifat indefinite, sedangkan pada dosis pupuk yang lebih tinggi ternyata respon tanaman tebu “inappreciable”. Increased N fertilization appeared to necessitate proportionate increases in P2O5 application. Bone meal gave best results when combined with organic N. Peningkatan hasil tanaman tebu diperoleh kalau aplikasi pupuk dilakukan dengan cara membenamkan pupuk pada kedalaman 3 - 6 inhi di bawah permukaan tanah. Sumber: Phosphate fertilizing of sugarcane in Mysore. RAO, B. V. V.; RAO, B. B. Journal Indian Journal of Sugarcane Research and Development 1960 Vol. 4 pp. 93-96
  • 25. FOSFOR BAGI TANAMAN TEBU Aplikasi pupuk P dosis tinggi dalam strategi pemupukan berimbang sangat meningkatkan hasil tebu dan hasil gula. Perbaikan ketersediaan P-tanah , dapat meningkatkan hasil tebu hingga 31% dibandingkan dengan kondisi kontrol. Pendekatan yang lebih berimbang untuk nutrisi P tanaman tebu sangat diperlukan untuk mencapai hasil tebu dan hasil gula yang optimal.
  • 26. FOSFOR DALAM SINTESIS SUKROSE Sucrose merupakan disaccharide yang tersusun atas satu molekul glucose yang berikatan melalui ikatan (1-2) glycosidic dengan satui molekul fruktose. Sintesis sucrose synthesis dalam tanaman merupakan proses yang kompelks. Diagram berikut ini mengabstraksikan bagaimana proses-proses yang terjadi dalam cytoplasm dan dalam chloroplast.
  • 27. FOSFOR DALAM SISTEM ENSIM Ensim SPS (Sucrose-phosphate synthase) dalam tanaman mnemegang peranan vital dalam biosynthesis sukrose. Dalam jaringan photosynthetic dan nonphotosynthetic , ensim SPS diregulasi oleh metabolites dan oleh fosforilasi protein yang reversible . Dalam daun, fosforilasi memodulasi aktivitas SPS dalam responnya terhadap sinyal-sinyal cahaya / gelap dan akumulasi hasil akhir.
  • 28. SUGARCANE RUST DISEASES Karat dianggap sebagai penyakit daun tebu yang serius. Penyakit ini dapat menginfeksi tanaman tebu dan ratoon umur 3 - 7 bulan. Penyebaran penyakit ini terjadi oleh angin atau percikan air yang membawa uredospora dari uredia kepada tanaman inangnya yang baru. Serangan penyakit ini biasanya terjadi pada periode cuaca panas dan lembab. Gangguan penyakit ini tidak ada pada cuaca sangat panas dan kering. Urediospora tidak dapat berkecambah dan cepat rusak (mati) pada kondisi suhu tinggi.
  • 29. SUGARCANE RUST DISEASES Gejala Penyakit Karat The symptoms of P. kuehnii appeared as minute yellow orange spots, which are mostly concentrated at the tip and /or the basal portion of the leaf. These spots are interspersed with brown and black pustules. In severe infection the leaf tip dries up . The symptoms of P. melanocephala appeared as minute yellow spots. Later the pustules turned reddish brown, which coalesced and formed large, irregular necrotic areas, which eventually resulted in premature death of the leaves. Gejala penyakit yang disebabkan oelh P. Kuehnii dan P. melanocephala umumnya muncul pada daun- daun dewasa / tua tanaman tebu. Sarana Pengendalian Penanaman varietas yang resisten . Menyingkirkan varietas- varietas yang peka dari program budidaya tebu. Menghindari sistem monokulture satu varietas dengan sekala luas, untuk menghindari ledakan penyakit. Menghilangkan inang alternatif. Ternyata Pennisetum purpureum juga diinfeksi oleh P. kuehnii .
  • 30. PENYAKIT KARAT DAUN TEBU Uredospora terpacu perkecambahannya pada kondisi gelap atau konsentrasi glukosa 1.5%. Kisaran suhu yang sesuai untuk perkecambahan uredospora adalah 20 - 25 ,℃ suhu optimumnya 25 .℃ Kisaran lembab nisbi udara untuk perkecambahan uredospora adalah lebih dari 80%, lembab nisbi yang optimum adalah 100%, laju perkecambahan 28.3%. Kisaran pH untuk perkecambahan uredospora adalah 4.0 - 11.1. pH yang paling sesuai adalah 7.0. Pada kondisi normal, masa hidup uredospora dapat mencapai 120 hari. Menanam varietas tebu yang tahan dan budidaya tanaman yang baik menjadi kunci untuk mengendalikan gangguan penyakit karat daun tebu.
  • 31. SILICON IN SUGARCANE Tanaman tebu menyerap Si lebih banyak dibandingkan dengan hara lainnya, ia mengakumulasikan sekitar 380 kg ha-1 Si, dalam tanaman umur 12 bulan. Sugarcane (plant growth and development) responses to silicon fertilization have been documented in some areas of the world, and applications on commercial fields are routine in certain areas. Sugarcane accumulate large amounts of Si in the form of silica gel (SiO2.nH2O) that is localized in specific cell types. Fungsi Si dalam tanaman tebu adalah: (i) support for cell walls (resistance to lodging); (ii) deterrence to pest and pathogens; (iii) reduction in water loss by evapotranspiration; (iv) reduction in certain heavy metal toxicities, and (v) an essential element for normal plant development .
  • 32. Si KONTROL PENYAKIT Penyakit daun “Freckling” dicirikan oleh gejala becak daun tebu berwarna kecoklatan atau warna karat , terutama pada tanaman tebu yang tumbuh pada tanah-tanah tua. Dalam kondisi parah, daun-daun yang sakit di bagian bawah batang akan mati premature dan dapat mempengaruhi hasil tebu. Tanaman yang mengalami gangguan becak daun ini kapasitas fotosintesisnya berkurang karena sebagian luas daunnya tidak dapat berfungsi fotosintesis. Gangguan daun seperti ini dapat dikoreksi dengan aplikasi silikat, gejala becak daun lenyap setelah aplikasi silikat. Si yang diendapkan dalam jaringan epidermis secara mekanik dapat menghalangi invasi hifa jamur. Secara fisiologis Si memacu asimilasi ammonium dan menghambat peningkatan senyawa nitrogen-larut, seperti asam amino dan amide, sehingga menghambat propagasi hifa jamur.
  • 33. PERILAKU PUPUK FOSFAT DALAM TANAH Larutan tanah mengandung sekitar 0.05 mg L-1 fosfat anorganik; nilai ini setara dengan sekitar 15 g fosfor dalam larutan tanah seluas satu hektar. These very small amounts and concentrations of phosphates in the solution in soils compared with plant requirements, and the apparently small recovery of fertiliser phosphate in plants, have stimulated a tremendous amount of research. P-pupuk yang ditambahkan ke tanah akan mengalami beragam reaksi dengan komponen tanah, dan sebagian anion fosfat akan memasuki fase larutan tanah sebagai anion larut. Meskipun ion fosfat dimungkinkan berada dalam tiga bentuk protonasi, pada kondisi pH tanah (4.5 - 6.2) bentuk anion fosfat yang dominan adalah H2PO4- dan HPO4=. Reaksi pengendapan-pelarutan ini melibatkan pembentukan dan pelarutan endapan fosfat. Reaksi Sorpsi – desorpsi melibatkan proses sorpsi dan desorpsi ion dan molekul dari permukaan partikel mineral.
  • 34. REAKSI SORPTION – DESORPTION P-TANAH “Sorption” mencakup dua mavam proses, yaitu “Adsorption” terjadi kalau ion fosfat dari larutan tanah diikat melekat pada permukaan partikel tanah. Kalau ion fosfat yang terjerap (adsorp) kemudian masuk ke dalam padatan maka ion ini diserap (“absorbed”). Ion fosfat yang terjerap akan menjadi terperangkap (terjebak) pada permukaan mineral tanah kalau ada oksida Fe atau Al yang diendapkan di permukaan mineral. Ion fosfat yang terjebak seperti ini selanjutnya disebut “occluded phosphate”. Adsorption was originally thought to be a simple exchange reaction which took place on the surface of iron and aluminium hydroxides. It now seems more likely that chemisorption reactions are involved. The bridging complexes are formed between HPO4= ions and metal oxide surfaces and OH2 and OH- are displaced. Perilaku reaksi ini tergantung pH yang mempengaruhi proporsi gugusan OH2 dan OH- pada permukaan padatan dan juga mempengaruhi rapat muatannya.
  • 36. REAKSI P-LARUT DALAM TANAH Kalau fosfat dapat larut ditambahkan ker tanah, mula-mula kelarutannya akan menurun dengan cepat. Reaksi cepat ini kemudian diikuti oleh reaksi penurunan kelarutan fosfat secara perlahan dan berlangsung hingga beberapa minggu. Reaksi penjerapan –permukaan merupakan fase awal pengambilan ion fosfat dari larutan tanah dan berlangsung cepat, tetapi setelah fase ini selesai, tidak ada lagi peningkatan jumlah fosfat yang dijerap. Fase selanjutnya adalah reaksi lambat sorpsi fosfat yang disebabkan oleh difusi fosfat di bawah permukaan penyerap; dengan kata lain adalah absorpsi atau penetrasi.
  • 37. ABSORPSI P DALAM AGREGAT TANAH Mekanisme sekala besar yang memepunyai efek sama dengan proses adsorption/absorption yang terjadi pada permukaan partikel tanah, terjadi pada agregat tanah. Soil aggregates are clusters of soil components held together by a number of mechanisms which include both organic and inorganic cements and the effects of charged surfaces. Aggregates contain a fine network of pore spaces while the aggregates themselves are separated by a coarser system of pores responsible for water and air movement within soil. When a phosphate containing solution passes through the soil, phosphate is removed from the solution by adsorption on soil particles located at the surface of soil aggregates. Sebagian anion fosfat yang dijerap akan berdifusi masuk ke dalam agregat tanah. Proses ini berarti akan mejunculkan kembali tapak-tapak jerapan di permukaan agregat , dan menurunkan ketersediaan P bagi tanaman.
  • 38. Absorpsi P-terjerap ke dalam mineral tanah (a); dilanjutkan dengan proses occlusion P-terjerap (b)
  • 39. MEMINIMUMKAN ABSORPSI & IMOBILISASI P TANAH Ada beberapa cara praktis untuk mengurangi kehilangan P dalam tanah. Cara yang terpenting ialah tidak memupuk P dengan dosis berlebihan pada kondisi tanah-tanaman tertentu. Pengaturan kemasaman tanah pada pH sekitar 6.0, mampu memacu populasi mikroba tanah yang aktif, sehingga meningkatkan ketersediaan P-organik. Mikoriza yang efisien juga dapat membantu penyediaan P - tanah bagi tanaman tebu. Pupuk fosfat yang melepaskan P-tersedia secara bertahap juga dapat meminimumkan kehilangan P- tersedia karena diikat oleh tanah (absorpsi P oleh mineral tanah). Kalau kecepatan pelepasan P-tersedia dari pupuk sama dengan kecepatan penyerapan P-tersedia oleh akar tanaman, maka kehilangan P-tersedia akibat absorpsi dan imobilisasi dapat diminimumkan.
  • 40. FIKSASI FOSFAT oleh KOMPLEKS LOGAM- HUMIK Fiksasi fosfat oleh kompleks humik-logam melibatkan tapak-tapak ikatan elektrik dan struktural. We have studied phosphate-metal-humic complexes involving Fe(III), Al(III), and Zn(II) using three complementary techniques: infrared spectroscopy (FTIR), fluorescence, and molecular modeling. Dalam hal kompleks melibatkan Fe dan Zn phosphate, fiksasi P berhubungan dengan stabilitas ikatan logam-carboxylate. Dalam hal Al ternyata efek ini tidak terlalu signifikan. Stabilitas kompleks phosphate-metal-humik berbanding terbalik dengan stabilitas interaksi logam-humik. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa hanya sedikit kompleks humat-logam yang terlibat dalam fiksasi fosfat. Sumber: Some structural and electronic features of the interaction of phosphate with metal-humic complexes. Guardado I., Urrutia O., Garcia-Mina J.M. J. Agric Food Chem. 2008 Feb 13;56(3):1035-42.
  • 41. IKATAN FOSFAT DAN HUMIK Interaksi kimiawi antara bahan organik tanah dengan anion orthophosphate (phosphate [P]) mempunyai peranan penting bagi reaksi-reaksi P pada fase padatan tanah dan larutan tanah. Humic-metal-P associations or complexes (HMEP): Anion Orthophosphate tidak diikat secara langsung pada molekul humik, tetapi logam yang dikompleks oleh substansi humik yang dapat mengikat anion P adalah Al(III) dan Fe(III). Kompleks Humic-P sangat penting dalam hubungannya dengan ketersediaan P bagi akar tanaman tebu. Mobilizing plant species often excrete citrate or oxalate as a result of P deficiency. The P from HMEP is much better mobilized by dibasic and tribasic low-molecular-weight anions than P adsorbed to inorganic surfaces such as goethite or ferrihydrite. Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers in alkaline soils X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue 2, pages 99–102, June 1995
  • 42. ASAM HUMAT: ADSORPSI-DESORPSI FOSFAT Study on the effect of humic acid on the adsorption and desorption of phosphate on acidic mineral soil using semi empirical method. The results showed that Ea (Activation energy) of adsorption of phosphate on Al(OH)3 is 9.40 kcal/mol, is lower than Ea for adsorption of phosphate on clay mineral model (100.91 kcal/mol). The Ea of phosphate desorption from Al(OH)3 by humic acid is 14.89 kcal/mol, is lower than Ea of phosphate desorption from Al(OH)3 by H2O (165.48 kcal/mol). Hal ini berarti bahwa asam humat mempunyai kemampuan untuk desorpsi fosfat dari tanah mineral masam. The Ea of adsorption of phosphate by adsorbed humic acid on clay through bridged Al-hydroxide is 159.00 kcal/mol. Hal ini menyatakan bahwa asam humat mempunyai kemampuan rendah untuk menjerap anion fosfat melalui jembatan Al-hydroxide Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers in alkaline soils X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue 2, pages 99–102, June 1995
  • 43. HUMAT DAN KETERSEDIAAN P-TANAH Ada empat macam mekanisme reaksi yg meningkatkan keterediaan P-tanah: (1). Formation of chelate complexes with Ca, Fe, and Al with release of phosphate to water soluble form. Reactions leading to the formulation of soluble phosphates are as follows: Ca(OH)2. 3Ca(PO4)2 + chelate -- soluble HPO4= + Ca-chelate complex Al.(H2O)3(OH)2H2PO4 + chelate - soluble HPO4= + Al-chelate complex Fe.(H2O)3(OH)2H2PO4 + chelate -- soluble HPO4= + Fe-chelate complex. (2). Competition between humates and phosphate ions for adsorbing surfaces, thereby preventing fixation of phosphate. (3), Formation of protective coating over colloidal sesquoxides, with reduction in phosphate adsorption. (4), Formation of phosphor-humic complexes through with Fe and/or Al Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers in alkaline soils X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue 2, pages 99–102, June 1995
  • 44. ASAM HUMAT DAN KETERSEDIAAN P-PUPUK Asam humat berpengaruh pada transformasi pupuk P pada tanah alkalin. Soil P was fractionated following 4 and 15 days incubation after humic acids were applied with phosphorus fertilizer to the soil. The availability of phosphate in the soil and total phosphorus in plants were determined at earing stage and at maturity in a pot experiment, and wheat yield was examined in a field trial. Penambahan asam humat ke tanah dengan pupuk P secara nyata meningkatkan jumlah fosfat-larut-air, sangat menghambat pembentukan occluded- phosphate dan meningkatkan serapan P dan hasil tanaman sebesar 25%. Sumber: The effect of humic acids on the availability of phosphorus fertilizers in alkaline soils X.J. Wang, Z.Q. Wang, S.G. Li. Soil Use and Management. Volume 11, Issue 2, pages 99–102, June 1995
  • 45. ASAM HUMAT: ADSORPSI - DESORPSI NPK Asam humat mempunyai kemampuan untuk reaksi adsorption-desorption nitrogen,phosphorus dan kalium pada berbagai kondisi pH. (1). The amounts of adsorption and desorption of nitrogen, phosphorus and potassium by humic acids all increased with increasing original concentration of NPK at different pH values(from 4 to 8), while the desorption ratios of NPK all decreased. (2). The characteristics of adsorption and desorption of nitrogen, phosphorus, and potassium by humic acids were different at each pH values. Under alkaline condition,the response of adsorption and desorption of nitrogen by humic acids was strong particularly,and that of phosphorus by humic acid was more forceful in the acidic solution. However,the process of adsorption and desorption of potassium by humic acids occured easily in the neutral solution. (3). The adsorption properties of nitrogen, phosphorus, and potassium could be depicted with Linear, Langmuir, and Frendlich equations; Frendlich equation was the best.
  • 46. ASAM HUMAT MELEPASKAN K-FIKSASI Pelepasan kalium yang difiksasi oleh liat silikat tipe mengembang sangat penting dalam kesuburan tanah. Asam Humit dan fulvat dapat melepaskan K- terfiksasi oleh liat ini, karena kemampuan kedua asam ini untuk membentuk khelate. Asam humat dan asam fulvat mampu melepaskan K- tanah yang difiksasi oleh montmorillonite atau illite sebesar 9 - 28% dari total K yang terfiksasi. Asam-asam ini mampu melepaskan K yang terfiksasi oleh illite lebih sedikit dibandingkan dengan montmorillonite. Sumber: Effects of humic and fulvic acids on release of fixed potassium . K.H. Tan. Geoderma, Volume 21, Issue 1, August 1978, Pages 67-74
  • 47. INTEGRATED SUGARCANE PEST MANAGEMENT Enam komponen program IPM perkebunan tebu di Hawaii . IPM (Integrated Pest Management) merupakan pendekatan- lestari untuk mengelola hama dengan jalan mengkombinasikan sarana-sarana biological, cultural, physical dan kimiawi sedemikian rupa sehingga meminimumkan risiko ekonomi, kesehatan dan dampak lingkungan.
  • 48. KOMPOS - MIKORIZA Inokulasi mikoriza dan aplikasi pupuk organik (kompos) dapat memperbaiki sifat fisika tanah mediteran lempung berliat. Aplikasi pupuk organik kompos 25 ton/ha dapat memperbaiki sifat fisika tanah, terutama agregasi, total porositas, dan konduktivitas hidraulik jenuh, hingga kedalaman 30 cm. Aplikasi kompos dan pupuk kandang dengan dosis 25 ton/ha juga dapat menurunkan bobot isi tanah, dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah pada kedalaman 0-15 cm. Compost and manure treatments increased available water content (AWC) of soils by 86 and 56%, respectively. Inokulasi Mikoriza + compost paling efektif memperbaiki sifat fisika tanah. Organic fertilizer sources were shown to have major positive effects on soil physical properties. Effects of compost, mycorrhiza, manure and fertilizer on some physical properties of a Chromoxerert soil. CELIK I., ORTAS I., KILIC S. Soil & tillage research. 2004, vol. 78, no 1, pp. 59-67
  • 49. MIKORIZA & KOMPOS LIMBAH TEBU Kompos yang terdiri atas 95% limbah industri gula: bagasse, blotong dan abu terbang, diaplikasikan dengan dosis 5 t /ha, dapat meningkatkan infeksi mikoriza pada akar tanaman tebu. Di lahan kebun tebu, kompos menstimulasi pembentukan hifa intracellular dan arbuscules, tetapi tidak mempengaruhi vesicles atau hyphae. Infection was greater in roots 35 cm and 65 cm than 5 cm distant from the plant stem, and compost effects were not significant at 5 cm. Kompos juga dapat ememperbaiki tillering, kadar P, dan hasil tebu; panjang akar, bobot akar dan panjang- jenis-akar tidak dipengaruhi oleh kompos, tetapi percabangan akar berkurang oleh adanya kompos. Effects of a sugar-factory byproduct compost on root growth and mycorrhizal infection of sugarcane in Barbados . Dunfield, Peter F. 1991
  • 50. NITROGEN DAN FOTOSINTESIS TEBU Kapasitas fotosintesis tanaman tebu sangat dipengaruhi oleh ketersediaan N tanah. Nitrogen dapat mempengaruhi laju fotosintesis per unit luas daun, mengubah konsentrasi pigmen fotosintesis atau ensim-ensim fotosintesis. Ada hubungan erat antara laju fotosintesis daun dengan kadar N daun. Akan tetapi seringkali efek utama nitrogen terhadap fotosintesis ada kaitannya dengan perubahan total luas daun dan penyerapan cahaya. Sebagian besar N dari aplikasi pupuk diakumulasikan dalam vakuole daun tebu dan dalam akar tebu. Akumulasi N dalam daun dan akar ini menimbulkan efek osmotik, yang mengakibatkan penyerapan air menjadi lebih baik dan penggunaan air lebih efisien. Pada kondisi lengas yang bagus, daun-daun tebu menjadi kaku dan stomatanya membuka lebar, sehingga dapat mempercepat transpirasi. Aktivitas ensim reduktase nitrat dalam daun tebu meningkat dengan adanya pemupukan nitrogen. Ensim ini berperan dalam asimilasi nitrat menjadi pigmen.
  • 51. NITROGEN & FOTOSINTESIS TEBU Pemupukan N tanaman tebu dapat meningkatkan pembentukan komponen kloroplast seperti ensim asimilasi karbon, dan kompleks protein-klorofil per unit area; meningkatkan total carotenoid pada daun terutama pada kondisi intensitas radiasi tinggi. Semua efek positif ini dipadukan dengan efek N terhadap peningkatan luas daun, akan mengakibatkan peningkatan fotosintesia tanaman. Pemupukan N yang cukup dapat meningkatkan luas daun tanaman tebu, yang selanjutnya akan memperbaiki intersepsi cahaya untuk meningkatkan fotosintesis.
  • 52. Pengaruh pupuk N terhadap Kadar N-daun tebu, kadar klorofil (SPAD), fotosintesis, transpirasi dan efisiensi epenggunaan air tanaman tebu
  • 53. Karakteristik kemampuan daun tebu umur 110 hari menurut posisi nomer urut daun dari pucuk tanaman SPAD : pengukuran kadar klorofil daun
  • 54. Pengaruh temperatur terhadap fotosintesis dan respirasi daun muda yang membuka sempurna pada tanaman tebu yang cukup nitrogen. Konsentrasi CO2 sebesar 350 ppm dan PFD sebesar 2070, 940, dan 455 μmol photon/m2/detik
  • 55. SILICON IN SUGARCANE Tanaman tebu menyerap Si lebih banyak dibandingkan dnegan hara mineral lainnya, dan mengakumulasi Si sekitar 380 kg ha-1 dalam tanaman tebu umur 12 bulan. Respon tanaman tebu terhadap pemupukan Si telah banyak diketahui di berbagai penjuru dunia, beberapa perkebunan tebu di dunia menerapkan program pemupukan Si secara rutin. Tanaman tebu mengakumulasikan banyak SI dalam bentuk silica gel (SiO2.nH2O) yang dilokalisir dalam tipe-tipe sel tertentu saja. Fungsi Si dalam tanaman adalah untuk : (i) Memperkuat dinding sel (ketahanan terhadap roboh); (ii) Pertahanan terhadap gangguan hama dan penyakit; (iii) Reduksi kehilangan air melalui evapotranspiration; (iv) Reduksi toksisitas logam berat tertentu (v) Hara esensial untuk perkembangan tanaman tebu normal .
  • 56. Si and Disease Control Dalam tanaman tebu, becak-becak kecil berwarna karat atau kecoklatan pada daun tanaman tebu yang tumbuh pada tanah-tanah tua mencirikan gangguan penyakit daun yang disebut “freckling”. Dalam kondisi yang parah, daun-daun bagian bawah dari tanaman tebu dapat mati sebelum tua, dan menurunkan hasil tebu. Tanaman yang menderita “Freckle” kurang efisiebn dalam melakukan fotosintesis , bukan hanya karena mereka mempunyai lebih sedikit daun sehat, tetapi juga karena banyak daun yang menderita “freckled”. Gangguan daun seperti ini dapat disembuhkan dengan aplikasi bahan-bahan silikat, dan gejala/ gangguan akan hilang setelah perlakuan silikat. Si yang diendapkan dalam jaringan epidermis secara mekanik dapat menghambat infasi hifa jamur. Secara fisiologis, Si juga mampu memacu asimilasi amonium dan menghambat peningkatan senyawa N- soluble, termasuk asam-asam amino dan amide, yang mana senyawa-senyawa ini sangat dibutuhkan untuik perkembangan hifa jamur.