LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptxboyrizajuanda
Pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin
2. Pendahuluan
Konservasi tanah dan konservasi air
selalu berjalan beriringan dimana saat
melakukan tindakan konservasi tanah juga
di lakukan tindakan konservasi air, Setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang
tanah akan mempengaruhi tata air pada
tempat itu dan tempat-tempat hilirnya. Oleh
karena itu maka konservasi tanah dan
konservasi air merupakan dua hal yang
berhubungan erat.
3. Metode konservasi
1)Metode Vegetatif
menggunakan tanaman/tumbuhan/sisa-
sisa tanaman
2)Metode Mekanik
perlakuan fisik terhadap tanah (bangunan
pencegah erosi)
3)Metode Kimia
menggunakan bahan-bahan kimia sintetis
maupun alami yang dicampurkan ke tanah
untuk pembentukan struktur tanah.
4. Metode konservasi vegetatif
Pengertian Konservasi secara Vegetatif
Konservasi secara vegetatif adalah
segala bentuk pemanfaatan tanaman
ataupun sisa-sisa tanaman untuk
mengurangi erosi. Tanaman ataupun sisa-
sisa tanaman berfungsi sebagai pelindung
tanah terhadap daya pukulan butir air
hujan maupun terhadap daya angkut air
aliran permukaan (runoff), serta
meningkatkan peresapan air ke dalam
tanah.
5. Macam – macam metode vegetatif
a. Penghutanan Kembali
Penghutanan kembali (reforestation) secara
umum dimaksudkan untuk mengembalikan dan
memperbaiki kondisi ekologi dan hidrologi suatu
wilayah dengan tanaman pohon-pohonan
b. Wanatani
Wanatani (agroforestry) adalah salah satu bentuk
usaha konservasi tanah yang menggabungkan
antara tanaman pohon – pohonan, atau tanaman
tahunan dengan tanaman komoditas lain yang
ditanam secara bersama-sama ataupun
bergantian. Macam-macam watani:
6. Macam – macam metode vegetatif
Pertanaman Sela
Pertanaman Lorong
Talun hutan rakyat
Kebun campuran dan pekarangan
Tanaman pelindung
Silvipastura
Pagar hidup.
7. Flemingia congesta sebagai tanaman Pagar hidup dengan tanaman
pagar dalam budidaya lorong Gliricidia sepium untuk melindungi
tanaman padi gogo.
8. Macam – macam metode vegetatif
c. Strip rumput,
Hampir sama dengan sistem pertanaman lorong,
dibuat mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar
strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk
mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak.
d. Mulsa
Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi
permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir
hujan.
9. Strip rumput gajah (Pennisetum
Aplikasi mulsa pada pertanaman jagung
purpureum) sebagai tanaman
penguat teras
10. Macam – macam metode vegetatif
e. Sistem Penanaman menurut Strip,
Dimana dalam satu bidang lahan ditanami
tanaman dengan jarak tanam tertentu dan
berselang-seling dengan jenis tanaman lainnya
searah kontur.
f. Penyiangan parsial,
Dimana lahan tidak disiangi seluruhnya dengan
cara menyisakan sebagian rumput alami maupun
tanaman penutup tanah sehingga di sekitar
batang tanaman pokok akan bersih dari gulma.
Ada 2 macam yaitu Strip tumbuhan alami dan
Penyiangan sekeliling batang tanaman pokok
11. Sistem pertanaman menurut strip Sistem penyiangan parsial pada
searah kontur pertanaman lada dengan
penutup tanah Arachis pintoi
12. Macam – macam metode vegetatif
g. Pola tanam
Sistem pengaturan waktu tanam dan jenis
tanaman sesuai dengan iklim, kesesuaian tanah
dengan jenis tanaman, luas lahan, ketersediaan
tenaga, modal, dan pemasaran.
Misalnya dalam satu bidang olah ditanami
sekaligus tanaman jagung, padi gogo, mukuna
(benguk), dan kedelai.
13. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan konservasi tanah secara vegetatif:
• Memelihara kestabilan striktur tanah
• Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi
evaporasi
• Meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang
mengakibatkan peningkatan porositas tanah,
sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan
mencegah terjadinya erosi.
• Memiliki nilai ekonomis
Kekurangan konservasi tanah secara vegetatif:
• Tidak semua tanaman dapat digunakan untuk
melaksanakan konservasi tanah secara vegetatif.
14. Metode konservasi secara kimia
Pengertian Konservasi secara kimia
Teknik konservasi tanah secara kimiawi
adalah setiap penggunaan bahan-bahan
kimia baik organik maupun anorganik,
yang bertujuan untuk memperbaiki sifat
tanah dan menekan laju erosi.
15. Macam – macam konservasi kimia
a. Bahan kimiawi yang
termasuk dalam kategori
ini adalah pembenah
tanah (soil conditioner)
seperti MCS dan Krilium.
16. b. Bahan kimia lainnya yang sering
digunakan untuk konservasi tanah dan air:
Polimer tak terionisasi: Polyvinyl alcohol
(PVA)
Polyanion:
Polyvinyl acetate (PVa),
Poly acrylic acid (PAA),
Polication: Dimethylaminoethylmetacrylate
(DAEMA)
Bitumen
17. Kekurangan dan kelebihan
Kelebihan konservasi secara kimia:
• Banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif
untuk lahan baru.
• Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-
unsur hara yang terangkat, sehingga diperlukan pasokan
unsur hara tambahan.
• Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap karena
penambahan bahan kimia,sehingga tanah menjadi lebih
subur.
Kekurangan konservasi secara kimia:
• Teknik konservasi dengan kimiawi jarang digunakan petani
karena keterbatasan modal
• sebagian tanah yang sensitif terhadap bahan kimia.
18. Kesimpulan
1. Konservasi secara vegetatif adalah segala bentuk
pemanfaatan tanaman ataupun sisa-sisa tanaman untuk
mengurangi erosi. Teknik konservasi secara vegetatif
penghutanan kembali, wanatani antara lain pertanaman
sela, pertanaman lorong, talun hutan rakyat, kebun
campuran, pekarangan, tanaman pelindung, silvipastura,
dan pagar hidup, strip rumput, mulsa, dan lain sebagainya.
2. Teknik konservasi secara kimiawi adalah setiap penggunaan
bahan-bahan kimia baik organik maupun anorganik.
Konservasi tanah dan air secara Kimia, dengan
menggunakan soil conditioner dan bahan kimia lainnya
seperti polimer tak terionisasi Polyvinyl alcohol (PVA),
Polyanion, dan bitumen.