Dokumen tersebut merangkum dua presentasi yang berisi tentang program studi S3 Ergonomics for All Ages and Abilities di Kyushu University, Jepang serta peluang, tantangan dan ancaman yang dihadapi Indonesia pasca implementasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015. Kedua presentasi menekankan pentingnya mengintegrasikan kebutuhan pengguna dengan desain produk dan teknologi, serta perlunya peningkatan daya saing Indonesia melalui peningkatan kualitas SDM dan otomatisasi
1. Nama : Nurulita Rahayu
NIM : 41614010031
Jurusan : Teknik Industri
Resume Kuliah Tamu Program Studi Teknik Industri
Part I
Judul : Universal Design and Ergonomics for All Ages and Abilities
Pembicara : Irma Nur Afiah
Banyak universitas yang dapat dipilih untuk melanjutkan program sturdi di
Jepang, antara lain Kyushu University, Fukuoka, Japan. Kyushu University
merupakan universitas tertua di Jepang dan menyediakan program S3 untuk
Industrial Engineering. Selain itu Kyushu University juga memperkenalkan sistem
biomechanics, 3D motion system, memperkenalkan pola hidup sehat, dan melayani
penyandang disabilitas. Kyushu University memiliki peringkat yang menjanjikan baik
di dunia, asia maupun di negara Jepang menurut beberapa versi. Kyushu University
menempati peringkat 133 di dunia, 48 di Asia dan ranking 8 di Jepang.
Akses selama kuliah di Jepang juga tergolong mudah. Di Jepang juga
terdapat perkumpulan mahasiswa Indonesia maupun mancanegara. Banyak event
yang dapat dihadiri antara lain Grand Liftar Ramadhan, acara Idul Fitri, Natsu
Matsuri, Yamakasa, Support for Gaza dan lain-lain. Program S3 yang ditawarkan
untuk Teknik Industri antara lain Ergonomics for All Ages and Abilitis. Yang dipelajari
dari program studi tersebut yaitu bagaimana cara mengkaitkan produk dan teknologi
yang diciptakan dengan mengimbangkan kebutuhan manuasia (masyarakat), antara
lain mengenai usia, kebutuhan, postur tubuh dan abilitas/disabilitas tubuh.
Di Jepang telah banyak diciptakan produk yang gunanya mendukung
kegiatan kesehatan, teknologi yang canggih, produk yang efisien dan bermutu,
produk yang sengaja diciptakan untuk penyandang disabilitas dan juga produk lain
2. yang tentunya mendukung usia dan kebutuhan si pemakai. Kyushu University
menyediakan laboraturium untuk penyandang disabilitas dengan tujuan membantu
mereka agar mampu menghadapi situasi apapun dengan keterbatasan.
Ergonomics for All Ages and Abilitis mengajarkan bagaimana cara
mengkaitkan kebutuhan manusia dengan menerapkan teori-teori dan metode desain
untuk menciptakan inovasi baru. Contoh produk Jepang yang telah terealisasikan
antara lain handphone dengan tombil besar khusus untuk lansia, gunting yang di
desain khusus untuk penyandang disabilitas, kursi roda yang dapat berjalan secara
otomatis, produk kesehatan yang comfortable, sabun dengan busa yang banyak,
produk interior rumah dan masih banyak lagi.
Part II
Judul : Peluang, Tantangan dan Ancaman AFTA 2015
Pembicara : Dwi Priyanto S. Si, MT.
AFTA 2015 merupakan peluang, tantangan dan juga merupakan ancaman
bagi Indonesia. Untuk menghadapinya diperlukan daya saing, antara lain daya saing
SDM, Iklim investasi dan produktifitas, efisiensi serta kualitas.Inovasi yang harus
dikembangkan antara lain inovasi produk, inovasi proses dan inovasi strategis. Di
negara maju seperti Amerika, Jepang dan Negara Eropa lain telah menerapkan
sistem otomasi di kegiatan perindistrian. Sistem otomasi dapat meningkatkan daya
saing untuk meningkatkan kualitas produk Indonesia.
Otomasi masih bersifat kontradiktif di Indonesia. Banyak yang beranggapan
bahwa penerapan otomasi memerlukan biaya besar-besaran dan akan menciptkan
pengangguran sumberdaya manusia akibat digunakannya sumber daya mesin.
Sebetulnya otomasi telah lama digunakan Indonesia untuk berbagai kegiatan
industri, seperti otomasi pembangkit listrik, security and alarm, otomasi dalam
industri minyak, otomasi dalam industri manufaktur dan aplikasi otomasi dalam
industri jasa, seperti mesin pengambilan antrian dan karcis parkir, dan masih banyak
lagi. Pada kenyatannya sistem otomasi di perindustrian tidak akan menyebabkan
pengangguran, namun sebaliknya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
3. Tujuan utama otomasi di perindustrian antara lain untuk meningkatkan
produktivitas, meningkatkan mutu, efisiensi waktu dan energi, mengantisipasi biaya
buruh yang tinggi, meringkankan pekerjaan yang dilakukan secara manual dan
sebagainya. Realitas otomasi di negara maju sudah teruji antara lain dihasilkannya
ekspertasi kualitas yang sangat tinggi dan peralihan atau pengembangan ke sektor
Jasa.
Indonesia memiliki penduduk yang tergolong banyak namun kualitan SDMnya
tidak dapat mengalahkan negara maju seperti Jepang, Amerika dan Uni soviet.
Kekuatan 10 orang Indonesia itu sama saja 1 orang di negara maju. Oleh karena itu
diperlukan pendidikan yang mendasar bahkan mendalam untuk menciptakan SDM
yang berkualita. Diharapkan sistem otomasi ini dapat meningkatkan pendapatan
perkapita Indonesia dan menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Perlu di
ingat bahwa sistem otomasi tidak akan menggantikan sumberdaya manusia, namun
melengkapi kegiatan manusia.
Dalam menghadapi AFTA 2015, Indonesia harus menciptakan sebuah
proteksi agar Indonesia tidak terancam keberadaannya. Hal yang harus di
persiapkan antara lain yaitu kewajiban importir ataupun import barang dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut sangatlah vital untuk menambah
harga saing dan harga diri bangsa Indonesia. Selain itu pola pikir masyarakat harus
terbuka untuk menghadapi otomasi dan AFTA 2015. Jika semua pekerjaan
dilakukan secara manual, dampaknya akan lebih besar dibanding yang dipikirkan.
Misalnya seseorang yang terluka atau cacat akibat kegiatan industri manual. Pasti
biayanya akan lebih besar lagi yang dikeluarkan. Otomasi pasti akan dihadapi dan
akan banyak benefit yang didapat. Pengeluaran untuk otomasi pasti bisa tertutupi
dengan kinerja otomasi yang sejalan/seimbang.