SlideShare a Scribd company logo
Oleh:
Usqi Krizdiana
Pembimbing:
dr. Boedhy Setyanto, Sp.KK
LAB ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
KEPANITERAAN KLINIK FK UNISMA
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KAB.MALANG
2014
SKLERODERMA
REFERAT
DEFINISI
Skleroderma adalah penyakit
kronik, tidak diketahui
penyebabnya dan mengenai
pembuluh darah mikro serta
jaringan ikat lunak.
Tanda:
fibrosis dan obliterasi
pembuluh darah kulit,
paru, pencernaan, ginjal
dan jantung.
LOKAL
• Relatif jarang didapat
• Wanita 3x lebih sering daripada
laki-laki
• Kulit putih lebih sering
• Umur 20-50 tahun
SISTEMIK
• Wanita 4x lebih banyak
• Kulit hitam > kulit putih.
• umur 30-50 tahun
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Belum diketahui
pasti
Diduga genetik dan
lingkungan (Virus,
paparan toksin
lingkungan, pekerjaan,
obat-obatan)
P
A
T
O
G
E
N
E
S
I
S
GEJALA
KLINIS
1. Skleroderma Lokal/Sirkumskripta (Morfea)
PLAQUE MORPHEA
Perubahan setempat yang dapat ditemukan
dibagian tubuh mana saja.
LINEAR SCLEROSIS
Perubahan skleroderma pada kulit dalam bentuk garis-
garis.
Varian linear sklerosis → skleroderma en coup de sabre
→ deformitas muka dan kelainan tulang
MORFEA GENERALISATA
Kombinasi dari beberapa bentuk morfea.
Tersebar luas dan disertai atrofi otot sehingga
timbul disabilitas
• Bentuk sangat jarang
• Lesi: bercak kecil dan bulat yg atrofik, di
sekitarnya terdapat halo ungu kebiruan
• Beberapa lesi berkelompok, lokalisasi
biasanya di dada atau leher
Morfea Gutata
Skleroderma Lokal (Morfea)
• Dapat berlokalisasi di muka &
menyebabkan hemi atrofi
• Bila berada di sebuah atau lebih
ekstremitas, di samping ada indurasi ada
pula atrofi pada lemak subkutis dan otot
 kontraktur otot dan tendon, ankilosis
pada sendi tangan & kaki
Morfea Segmental
• Kelainan vasomotorik:
akrosianosis dan akroasifiksi
• Di muka → telengatiektasis.
Tampak juga bercak edematosa
batas tidak jelas → bercak-
bercak berindurasi, berwarna
agak putih kekuningan.
• Pengerasan kulit dan
keterbatasan pergerakan → muka
topeng, mikrostomia.
• Sklerodaktili pada jari tangan
dengan ulserasi pada ujung,
akrosklerosis dengan
hiperpigmentasi dan
depigmentasi serta atrofi.
Stadium I
• Mukosa oral
terkena → indurasi
di lidah dan
ginggiva serta
terdapat
paroksisma
vasomotorik dan
kelainan
sensibilitas.
Stadium II
• Alat-alat visera
terserang.
• - Disfungsi dan ↓
motilitas
esophagus →
disfagia dan
malabsorbsi.
• -Fibrosis paru →
dispnea, bahkan
kor pulmonale →
payah jantung.
• -Secara perlahan
ginjal mengalami
kegagalan fungsi,
disertai uremia dan
hiperpigmentasi
Stadium III
2. Skleroderma Difusa Progresif / Sklerosis Sistemik
1. Histopatologi
2. ANA test
3. Pemeriksaan imunoglobulin.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan fungsi Ginjal, fungsi
paru, jantung
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
I. MORFEA/SKLERODERMA LOKAL
Anamnesis
• Kulit pasien terasa tebal, keras atau
ketat, beberapa pasien mengeluh gatal.
Pemeriksaan
Fisik
• Plak soliter, linier atau
generalisata. Distribusi pada
batang tubuh, juga bisa pada
ekstremitas, wajah, atau kepala
Pemeriksaan
Penunjang
•Histopatologi
•IgG
•Radiologi
•Darah lengkap
Kriteria Mayor
Skleroderma proksimal:
penebalan, penegangan dan
pengerasan kulit yang
simetrik pada kulit jari dan
kulit proksimal. Dapat
mengenai seluruh
ekstremitas, muka, leher,
toraks dan abdomen.
Kriteria Minor
•Sklerodaktili
•Pencekungan jari atau
hilangnya substansi jari.
•Fibrosis basal kedua
paru..
American Rheumatism Association (ARA)
• Satu kriteria mayor, atau
• 2 dari 3 kriteria Minor
SKLERODERMA
SISTEMIK
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING MORFEA
Lichen Sclerosus
et atrophicus
Discoid Lupus
Erythematosus
Granuloma
anulare
Diagnosis Banding Skleroderma
sistemikMorbus Hansen
Raynaud
Disease
Vitiligo
KOMPLIKASI
MORFEA
 Atropi jaringan subkutaneus dan otot
serta kontaktur sendi paling sering
ditemukan pada skleroderma linier,
generalisata, dan subkutaneus (profunda).
 Pada kasus yang berat dan jarang, morfea
pansklerotik membutuhkan amputasi
pada ekstremitas yang terlibat karena
pertumbuhan yang terganggu.
 Pasien dengan keterlibatan kraniofasial
linier, seperti en coup de sabre dan
hemiatropi fasial, dapat memiliki
abnormalitas neurologik, oftalmologik,
dan oral.
SKLERODERMA
SISTEMIK
Komplikasi Skleroderma sistemik
terjadi akibat :
PAH (pulmonary arterial
hypertension),
RP (Raynaud’s phenomenon)
SRC (scleroderma renal crisis)→
Terjadi hipertensi maligna dan
anemia hemolitik mikroangiopati
pada pasien scleroderma.
PENATALAKSANAAN
UMUM
• Edukasi pasien tentang penyakit
morfea
• Kontrol secara teratur
• Penderita harus dilindungi terhadap
kedinginan, bila terdapat fenomena
Raynaud
• Operasi bedah plastik
atau injeksi triamsinolon
acetonid intralesi, dosis 1
mg/lokasi suntikan,
maksimal 10 lokasi
• Topikal salep
kortikosteroid
(triamsinolon,
betametason)
Lokal
• Kortikosteroid sistemik:
Prednison dosis awal 30
mg/hari diturunkan secara
perlahan-lahan hingga
dosis maintenance 2,5 – 5
mg/hr.
• Vitamin E 200 IU per hari
selama 3-6 bulan.
• Methyldopa 125-500
mg/hari, dinaikkan secara
bertahap dipertahankan 1-3
bulan sampai ada kemajuan
klinis.
Sistemik
Prognosis
Angka harapan hidup lima tahun
pasien sklerosis sistemik
adalah sekitar 68%. Harapan
hidup akan makin pendek dengan
makin luasnya kelainan kulit
dan banyaknya keterlibatan
organ visceral.
• Kebanyakan kasus morfea
adalah self-limited
• Pada 50% penderita morfea,
lesi akan menghilang atau
berkurang dengan
meninggalkan bekas hipo atau
depigmentasi
• Lesi en coup de sabre tetap
tidak berubah atau akan
menjadi lebih ekstensif
Referat skleroderma

More Related Content

What's hot

Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
Kindal
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
Pratistha Satyanegara
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
fikri asyura
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
fikri asyura
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)
ery putra
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
deky akbar
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
Ecye Tuhusula
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
mataharitimoer MT
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
homeworkping4
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
Zulfikar Fikar
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
fikri asyura
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
fikri asyura
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
Syscha Lumempouw
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
Teo Wijaya
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
Kharima SD
 

What's hot (20)

Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)vaginal discharge (syndrome management)
vaginal discharge (syndrome management)
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
239776755 dr-bowo-lapkas-scabies
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 

Similar to Referat skleroderma

Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
luckyubiplay
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
dianawati65
 
Skleroderma ppt
Skleroderma pptSkleroderma ppt
Skleroderma ppt
travis assassin
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
Anonymousy6NmP9NHkY
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
KEPKNHM
 
Ppt sle trisula
Ppt sle trisulaPpt sle trisula
Ppt sle trisula
kikin3007
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
AuliaDwiJuanita
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit darurat
Elyas Andi
 
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidionSri Tarigan
 
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex follicullerPRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
rrherningputriganisw
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
Kiki_Iswahyudi91
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
Hilya Hilya
 
160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt
homeworkping7
 
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umumPengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
Rachmat Gunadi Wachjudi
 
DINKES MAGET GERIATRI.ppt
DINKES MAGET GERIATRI.pptDINKES MAGET GERIATRI.ppt
DINKES MAGET GERIATRI.ppt
kartikaardhya
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
SuciMayvera1
 
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptxBUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
InceGunawanRahman
 
Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
Sri Wahyuni Badjuka
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
Usqi Krizdiana
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
Mikhael_Theofanimia
 

Similar to Referat skleroderma (20)

Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiapptpengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
pengkajian-fisik-sistem-integumen pada manusiappt
 
Skleroderma ppt
Skleroderma pptSkleroderma ppt
Skleroderma ppt
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
 
Ppt sle trisula
Ppt sle trisulaPpt sle trisula
Ppt sle trisula
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
 
Peny kulit darurat
Peny kulit daruratPeny kulit darurat
Peny kulit darurat
 
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion
9 1-6 iktiosis lamelar dgn rwyt kolidion
 
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex follicullerPRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
PRESKAS 2 asuhan keperawatan pasien dengan demodex folliculler
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt
 
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umumPengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
Pengetahuan Lupus bagi masyarakat umum
 
DINKES MAGET GERIATRI.ppt
DINKES MAGET GERIATRI.pptDINKES MAGET GERIATRI.ppt
DINKES MAGET GERIATRI.ppt
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptxBUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
BUERGER DISEASE_INCE GUNAWAN RAHMAN_N11122077.pptx
 
Presentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonsonPresentation steven-jhonson
Presentation steven-jhonson
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 

Recently uploaded

pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 

Recently uploaded (20)

pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 

Referat skleroderma

  • 1. Oleh: Usqi Krizdiana Pembimbing: dr. Boedhy Setyanto, Sp.KK LAB ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN KEPANITERAAN KLINIK FK UNISMA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KAB.MALANG 2014 SKLERODERMA REFERAT
  • 2. DEFINISI Skleroderma adalah penyakit kronik, tidak diketahui penyebabnya dan mengenai pembuluh darah mikro serta jaringan ikat lunak. Tanda: fibrosis dan obliterasi pembuluh darah kulit, paru, pencernaan, ginjal dan jantung.
  • 3. LOKAL • Relatif jarang didapat • Wanita 3x lebih sering daripada laki-laki • Kulit putih lebih sering • Umur 20-50 tahun SISTEMIK • Wanita 4x lebih banyak • Kulit hitam > kulit putih. • umur 30-50 tahun EPIDEMIOLOGI
  • 4. ETIOLOGI Belum diketahui pasti Diduga genetik dan lingkungan (Virus, paparan toksin lingkungan, pekerjaan, obat-obatan)
  • 6. GEJALA KLINIS 1. Skleroderma Lokal/Sirkumskripta (Morfea) PLAQUE MORPHEA Perubahan setempat yang dapat ditemukan dibagian tubuh mana saja. LINEAR SCLEROSIS Perubahan skleroderma pada kulit dalam bentuk garis- garis. Varian linear sklerosis → skleroderma en coup de sabre → deformitas muka dan kelainan tulang MORFEA GENERALISATA Kombinasi dari beberapa bentuk morfea. Tersebar luas dan disertai atrofi otot sehingga timbul disabilitas
  • 7. • Bentuk sangat jarang • Lesi: bercak kecil dan bulat yg atrofik, di sekitarnya terdapat halo ungu kebiruan • Beberapa lesi berkelompok, lokalisasi biasanya di dada atau leher Morfea Gutata Skleroderma Lokal (Morfea) • Dapat berlokalisasi di muka & menyebabkan hemi atrofi • Bila berada di sebuah atau lebih ekstremitas, di samping ada indurasi ada pula atrofi pada lemak subkutis dan otot  kontraktur otot dan tendon, ankilosis pada sendi tangan & kaki Morfea Segmental
  • 8. • Kelainan vasomotorik: akrosianosis dan akroasifiksi • Di muka → telengatiektasis. Tampak juga bercak edematosa batas tidak jelas → bercak- bercak berindurasi, berwarna agak putih kekuningan. • Pengerasan kulit dan keterbatasan pergerakan → muka topeng, mikrostomia. • Sklerodaktili pada jari tangan dengan ulserasi pada ujung, akrosklerosis dengan hiperpigmentasi dan depigmentasi serta atrofi. Stadium I • Mukosa oral terkena → indurasi di lidah dan ginggiva serta terdapat paroksisma vasomotorik dan kelainan sensibilitas. Stadium II • Alat-alat visera terserang. • - Disfungsi dan ↓ motilitas esophagus → disfagia dan malabsorbsi. • -Fibrosis paru → dispnea, bahkan kor pulmonale → payah jantung. • -Secara perlahan ginjal mengalami kegagalan fungsi, disertai uremia dan hiperpigmentasi Stadium III 2. Skleroderma Difusa Progresif / Sklerosis Sistemik
  • 9.
  • 10. 1. Histopatologi 2. ANA test 3. Pemeriksaan imunoglobulin. 3. Pemeriksaan darah lengkap 4. Pemeriksaan fungsi Ginjal, fungsi paru, jantung Pemeriksaan Penunjang
  • 11. DIAGNOSIS I. MORFEA/SKLERODERMA LOKAL Anamnesis • Kulit pasien terasa tebal, keras atau ketat, beberapa pasien mengeluh gatal. Pemeriksaan Fisik • Plak soliter, linier atau generalisata. Distribusi pada batang tubuh, juga bisa pada ekstremitas, wajah, atau kepala Pemeriksaan Penunjang •Histopatologi •IgG •Radiologi •Darah lengkap
  • 12. Kriteria Mayor Skleroderma proksimal: penebalan, penegangan dan pengerasan kulit yang simetrik pada kulit jari dan kulit proksimal. Dapat mengenai seluruh ekstremitas, muka, leher, toraks dan abdomen. Kriteria Minor •Sklerodaktili •Pencekungan jari atau hilangnya substansi jari. •Fibrosis basal kedua paru.. American Rheumatism Association (ARA) • Satu kriteria mayor, atau • 2 dari 3 kriteria Minor SKLERODERMA SISTEMIK DIAGNOSIS
  • 13. DIAGNOSIS BANDING MORFEA Lichen Sclerosus et atrophicus Discoid Lupus Erythematosus Granuloma anulare
  • 14. Diagnosis Banding Skleroderma sistemikMorbus Hansen Raynaud Disease Vitiligo
  • 15. KOMPLIKASI MORFEA  Atropi jaringan subkutaneus dan otot serta kontaktur sendi paling sering ditemukan pada skleroderma linier, generalisata, dan subkutaneus (profunda).  Pada kasus yang berat dan jarang, morfea pansklerotik membutuhkan amputasi pada ekstremitas yang terlibat karena pertumbuhan yang terganggu.  Pasien dengan keterlibatan kraniofasial linier, seperti en coup de sabre dan hemiatropi fasial, dapat memiliki abnormalitas neurologik, oftalmologik, dan oral. SKLERODERMA SISTEMIK Komplikasi Skleroderma sistemik terjadi akibat : PAH (pulmonary arterial hypertension), RP (Raynaud’s phenomenon) SRC (scleroderma renal crisis)→ Terjadi hipertensi maligna dan anemia hemolitik mikroangiopati pada pasien scleroderma.
  • 16. PENATALAKSANAAN UMUM • Edukasi pasien tentang penyakit morfea • Kontrol secara teratur • Penderita harus dilindungi terhadap kedinginan, bila terdapat fenomena Raynaud
  • 17. • Operasi bedah plastik atau injeksi triamsinolon acetonid intralesi, dosis 1 mg/lokasi suntikan, maksimal 10 lokasi • Topikal salep kortikosteroid (triamsinolon, betametason) Lokal • Kortikosteroid sistemik: Prednison dosis awal 30 mg/hari diturunkan secara perlahan-lahan hingga dosis maintenance 2,5 – 5 mg/hr. • Vitamin E 200 IU per hari selama 3-6 bulan. • Methyldopa 125-500 mg/hari, dinaikkan secara bertahap dipertahankan 1-3 bulan sampai ada kemajuan klinis. Sistemik
  • 18. Prognosis Angka harapan hidup lima tahun pasien sklerosis sistemik adalah sekitar 68%. Harapan hidup akan makin pendek dengan makin luasnya kelainan kulit dan banyaknya keterlibatan organ visceral. • Kebanyakan kasus morfea adalah self-limited • Pada 50% penderita morfea, lesi akan menghilang atau berkurang dengan meninggalkan bekas hipo atau depigmentasi • Lesi en coup de sabre tetap tidak berubah atau akan menjadi lebih ekstensif