1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penatalaksanaan klien dengan gangguan telinga seperti penumpukan serumen, furunkel, dan otitis eksterna yang dapat menyebabkan nyeri, gangguan pendengaran, atau hambatan interaksi sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang impaksi serumen, yaitu gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan impaksi serumen. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan tersebut, meliputi pengkajian, diagnosa
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga.
2. Gejala yang dirasakan antara lain pendengaran berkurang, nyeri di telinga, dan vertigo.
3. Penatalaksanaannya meliputi membersihkan serumen menumpuk dengan kapas atau alat khusus, serta mengomplitasi program terapi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural serta tanda-tandanya, tes diagnostik pendengaran, dan penatalaksanaannya yang meliputi membersihkan telinga, pemberian antibiotika, dan tindakan operasi."
Dokumen tersebut membahas tentang impaksi serumen, yaitu gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan impaksi serumen. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan tersebut, meliputi pengkajian, diagnosa
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga.
2. Gejala yang dirasakan antara lain pendengaran berkurang, nyeri di telinga, dan vertigo.
3. Penatalaksanaannya meliputi membersihkan serumen menumpuk dengan kapas atau alat khusus, serta mengomplitasi program terapi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural serta tanda-tandanya, tes diagnostik pendengaran, dan penatalaksanaannya yang meliputi membersihkan telinga, pemberian antibiotika, dan tindakan operasi."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan gangguan pendengaran yang meliputi impaksi serumen, korpus alienum telinga, otitis media akut, otitis media kronik, dan labirintitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari berbagai gangguan pendengaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Anatomy of the head and neck is a compact organization of the elements of nerves, blood vessels, epithelial, and musculoskeletal which are functionally integrated and continuous. One is our Ear
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
- Membantu mengurangi nyeri dengan pemberian analgesik sesuai anjuran dokter
- Membantu membersihkan telinga secara hati-hati untuk mencegah infeksi lebih lanjut
- Memberikan edukasi untuk menjaga kebersihan telinga dan mencegah infeksi ulang
Otitis media akut adalah radang pada telinga tengah yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk melalui saluran eustachius. Gejalanya antara lain sakit telinga, demam, dan gangguan pendengaran. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak karena anatomi telinga tengah mereka yang memudahkan masuknya infeksi. Patofisiologinya meliputi pembengkakan saluran eustachius yang menyebabkan tersumb
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem penginderaan khususnya otitis media. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, penyebab, gejala, pengkajian, diagnosa dan tindakan keperawatan pada pasien otitis media baik akut maupun kronis. Modul ini bertujuan membantu pemahaman asuhan keperawatan yang tepat bagi perawat dalam merawat pasien dengan gangguan telinga se
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan otitis eksterna.
Radiografi merupakan teknik penting dalam pemeriksaan otorinolaringologi. Beberapa proyeksi radiografi yang dijelaskan dalam dokumen ini antara lain Waters View, Schedel View, Caldwell View, dan Submentovertical View untuk sinus paranasal, serta Towne, Stenvers, dan Schuller View untuk tulang temporal. Dokumen ini juga membahas berbagai kondisi klinis seperti otitis eksterna, selulitis telinga, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan gangguan pendengaran yang meliputi impaksi serumen, korpus alienum telinga, otitis media akut, otitis media kronik, dan labirintitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari berbagai gangguan pendengaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Anatomy of the head and neck is a compact organization of the elements of nerves, blood vessels, epithelial, and musculoskeletal which are functionally integrated and continuous. One is our Ear
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
- Membantu mengurangi nyeri dengan pemberian analgesik sesuai anjuran dokter
- Membantu membersihkan telinga secara hati-hati untuk mencegah infeksi lebih lanjut
- Memberikan edukasi untuk menjaga kebersihan telinga dan mencegah infeksi ulang
Otitis media akut adalah radang pada telinga tengah yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk melalui saluran eustachius. Gejalanya antara lain sakit telinga, demam, dan gangguan pendengaran. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak karena anatomi telinga tengah mereka yang memudahkan masuknya infeksi. Patofisiologinya meliputi pembengkakan saluran eustachius yang menyebabkan tersumb
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem penginderaan khususnya otitis media. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, penyebab, gejala, pengkajian, diagnosa dan tindakan keperawatan pada pasien otitis media baik akut maupun kronis. Modul ini bertujuan membantu pemahaman asuhan keperawatan yang tepat bagi perawat dalam merawat pasien dengan gangguan telinga se
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan otitis eksterna.
Radiografi merupakan teknik penting dalam pemeriksaan otorinolaringologi. Beberapa proyeksi radiografi yang dijelaskan dalam dokumen ini antara lain Waters View, Schedel View, Caldwell View, dan Submentovertical View untuk sinus paranasal, serta Towne, Stenvers, dan Schuller View untuk tulang temporal. Dokumen ini juga membahas berbagai kondisi klinis seperti otitis eksterna, selulitis telinga, dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang tetes telinga, yang merupakan bentuk obat cair yang diteteskan ke dalam telinga untuk mengobati infeksi atau membersihkan telinga. Dokumen tersebut juga menjelaskan anatomi dan fisiologi telinga serta jenis-jenis infeksi telinga beserta pengobatannya, seperti penggunaan antibiotik, kortikosteroid, dan larutan pembersih telinga.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang otitis media supuratif kronik (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) yang merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani.
2. OMSK dibagi menjadi dua tipe yaitu benigna dan maligna, di mana tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi sedangkan tipe maligna disertai kolesteatoma.
3. D
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan tiba-tiba di telinga tengah yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan sering terjadi pada anak-anak. Gejalanya berupa nyeri telinga dan demam, dan dapat berkembang menjadi supurasi atau perforasi membran timpani bila tidak diobati. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, analgesik, serta miringotomi bila perlu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang gangguan telinga luar seperti impaksi serumen, benda asing di liang telinga, dan otitis eksterna serta trauma pada telinga.
2. Beberapa penyebab gangguan telinga luar dijelaskan seperti penumpukan serumen, benda asing, infeksi bakteri, dan trauma fisik.
3. Gejala dan penatalaksanaan gangguan telinga luar juga diuraikan seperti nyeri, rasa penuh,
1. Dokumen tersebut membahas tentang gangguan telinga luar seperti impaksi serumen, benda asing di liang telinga, dan otitis eksterna serta trauma pada telinga.
2. Beberapa penyebab gangguan telinga luar dijelaskan seperti penumpukan serumen, benda asing, infeksi bakteri, dan trauma fisik.
3. Gejala yang dideskripsikan meliputi nyeri, rasa penuh, gatal, dan gangguan pendengaran.
Dokumen tersebut membahas gangguan telinga luar seperti impaksi serumen, benda asing di liang telinga, dan otitis eksterna serta trauma pada telinga. Otitis eksterna dibagi menjadi tiga jenis yaitu sirkumskripta, difus, dan otomikosis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, jamur, atau trauma. Gejala-gejalanya meliputi nyeri, rasa penuh, gatal, dan gangguan pendengaran.
Bisul adalah akumulasi nanah yang terbentuk di jaringan setelah terinfeksi oleh bakteri atau barang asing, dan merupakan respon pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi. Struktur terakhir bisul adalah dinding yang membatasi penyebaran infeksi dan mencegah sel imun menyerang infeksi di dalam bisul.
Otitis media (OM) adalah peradangan di telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi bakteri. OM dibedakan menjadi akut dan kronis. OM akut ditandai dengan nyeri telinga dan demam yang berlangsung kurang dari 3 minggu, sementara OM kronis berlangsung lebih lama dengan keluarnya cairan dari telinga. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan telinga dan kultur cairan, sementara pengobatannya meliputi
Similar to Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA (20)
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENUMPUKAN SERUMEN
KONSEP DASAR
A. Penumpukan Serumen
1. Definisi
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian
kartilaginosa liang telinga.
Sumbatan serumen adalah suatu keadaan dimana serumen sedemikian rupa
sehingga menggantu pendengaran penderita.
2. Etiologi
Penyebab dari penyumbatan serumen biasanya kemasukan air sehingga timbul
rasa tidak enak dan gatal. Penyebab lainnya dikarenakan sebagian orang tidak
membersihkan telingan dengan teratur.
3. Gambaran Klinis
Adanya serumen, walaupun merupakan sekresi yang normal, dapat menyebabkan
gangguan pendengaran, nyeri telinga, keluarganya cairan dan vertigo. Jumlah dan
konsistensinya beragam. Sehingga banyak orang harus membersihkan telingannya
(mengirigasi) pada saat-saat tertentu secara teratur.
4. Faktor Predisposisi
2. Dermatitis kronik liang telinga luar, liang telingan sempit, produksi serumen
banyak dan kental, adanya benda asing diliang telinga, eksostosis di liang telinga,
terdorongnya serumen dan jari tangan atau ujung handuk setelah mandi, atau
kebiasaan mengorek telinga.
5. Manifestasi Klinis
Telinga tersumbat sehingga pendengaran berkurang, rasa nyeri apabila serumen
keras membantu dan menekan dinding liang telinga, tinitus dan vertigo bila
gerumen menekan membran timpani.
6. Penatalaksanaan
Pengeluaran serumen harus dilakukan dalam keadaan terlihat jelas. Bila serumen
cair, maka dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang dililitkan pada pelilit
kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait, sedangkan bila sukar
dapat diberikan tetes telinga karbogliserin 10% dulu selama 3 hari untuk
melunakannya. Bila serumen terlalu dalam, sehingga mendekati membran
timpani, dilakukan irigasi telinga dengan air yang suhunya sesuai dengan suhu
tubuh agar tidak timbul vertigo. Jika terdapat perforasi atau riwayat perforasi
tidak boleh di irigasi
B. Furunkel
1. Definisi
Furunkel adalah infeksi / radangn folikel rambut dan jaringan sekitarnya.
3. 2. Etiologi
Keadaan ini dapat terjadi akibat infeksi dan stephylococcus aureus atau
staphylococcus albus di dalam folikel rambut pada liang telinga bagian tulang
rawan.
3. Manifestasi klinis
Keluhan timbul berupa nyeri telinga hebat lebih-lebih apabila daun telingan
digerakkan / disentuh liang telingan tampak merah dan bengkak. Kadang-kadang
pembengkakan dapat meluas ke belakang telinga sehingga menyerupai keadaan
pada mastoiditis akuta.
4. Patofisiologi
Perjalanan penyakit bermula dari infitrat kecilyang dalam waktu singkat
membesar berupa nodus yang ertitematus yang terbentuk kerucut. Kemudian
ditempat tambuk keluar tampak bintik putih sebagai mata bisul, nodus akan
melunak menjadi abses yang akan memerah melalui lokus minoris resistensia,
yaitu muara folikel rambut menjadi rontok / terlepas.
5. Penatalaksanaan
Untuk mengetahui nyeri dapat diberikan aspirin atau paraceamol setiap 4 jam
sekali. Tampon telinga yang dibasahi dengan glisenin danpasta magnesium sulfat
secara hati-hati dimasukan kedalam liang telingan dan diganti setiap hari.
Tindakan ini dapat menolong mengatasi infeksi yang berada di dalam folikel
rambut perlu diberikan penisilin intra muskular dengan dosis 500.000 unit setiap 6
jam sekali.
4. C. Otitis Eksterna
1. Definisi
Otitis eksterna adalah radang telinga akut maupun kronik yang disebabkan
bakteri, seringkali timbul bersama penyabab lain seperti jamur alergi atau virus
sehingga sulit dibedakan.
2. Faktor predisposisi
Terjadinya penyakit ini adalah udara yang hangat dan lembab pH di liang telinga
(pH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi ) trauma ringan dan
berenang.
3. Klasifikasi
Terbagi antara 3 jenis yaitu :
a) Otitis eksterna sirkumkripta
1) Etiologi
Stophylococcus aureus
Staphylococcus albus
2) Patofisiologi
Infeksi oleh kuman pada kulit di 1/3 luar liang telinga yang mengandung
adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen sehingga membentuk furunkel
3) Manifestasi klinis
5. Rasa nyeri yang hebat apalagi bila daun telinga disentuh atau dipegang,
gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga
tampak bengkak pada tempat tertentu.
4) Penatalaksanaan
Diberikan antiobiotik dalam bentuk salep seperti neomisin, polomiksin B
atau basitrasin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%) atau
tampon iktiol dalam liang telinga selama 2 hari. Bila sudah menjadi abses
diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya kalau dinding
furunkel tebal dilakukan insisi kemudian di pasang drain untuk
mengalirkan nanah. Tidak perlu diberikan antibiotik sistemik, cukup obat
simtomatik, seperti unalgesik dan obat penenang.
b) Otitis Eksterna Difus
1) Definisi
Dapat terjadi secara sekunder pada OMSK atau OMA
2) Etiologi
Pseudomonas
Staphylococcus albus
Escherichia coli
Enterobacter aerogenes
3) Manifestasi Klinis
Gejala sama dengan otitis media sirukumakripta, tampak 2/3 dalam kulit
liang telinga sempit, hiperemis dan edema tampa batas yang jelas, serta
tidak ditemukan furunkel. Kadang terdapat sekret yang berbau tidak
6. mengandung lendir dapat disertai demam dan pembesaran kelenjar getah
bening regional.
4) Penalaksanaan
Masukan tampon yang mengandung antiobiotik keliang telinga supaya
terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang, dapat
diberikan kompres rivanol; 1/100 selama 2 hari. Dapat digunakan obat
tetes telinga yang mengandung polimiksin B/kolistim, neomisin dan
hidokosison atau klorampenikol. Bila kasus berat diperlukan antibiotik
sistemik atau oral bila terjadi akibat infeksi telinga tengah maka
penyebabnya yang harus diobat.
c) Otitis Eksterna Maligna
1) Definisi
Otitis eksterna maligna adalah suatu tipe khusus dari infeksi akut difus
diliang telinga luar
2) Etiologi
Pseudomonas
3) Faktor predisposisi
Riwayat diabetes dalam keluarga khususnya orang tua
4) Patofisiologi
Peradangan yang meluas secara progesif ke lapisan subkutis dan
organsekitar.
5) Manifestasi klinis
7. Rasa gatal diliang telinga, unilateral diiktui nyeri hebat dan sekret yang
benyak serta pembengkakan diliang telinga, nyeri akan menghebat dan
liang telinga tertutup jaringan yramulasi yang subur.
6) Komplikasi
Paresis atau paralisisi nervus forsial, kondritis osteitis dan osteomiolitis
hingga kehanturan tulang temporal.
7) Penatalaksanaan
Antibiotik dosis tinggi terhadap pseudomonas selama 6 minggu. Bila
dilakukan debridemen pada jaringan nekrotik diliang telinga dan kavum
timpani yang terpenting gula darah harus dikontrol.
8. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan proses Inflamasi ditandai dengan keluhan nyeri ditelinga.
2. Gangguan sensorik persepsi – pendengaran berhubungan dengan banyaknya kotoran
telinga, cairan atau benda asing ditandai dengan pendengaran kurang jelas.
3. Kegagalan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan berkomunikasi ditandai
dengan tidak nyambung dalam berinteraksi
9. Asuhan Keperawatan Secara Teoritis
1. Nyeri berhubungan dengan proses Inflamasi ditandai dengan keluhan nyeri ditelinga.
Tujuan
: Mengurangi nyeri
K/H
: Melaporkan atau menunjukkan nyeri berkurang
Intervensi
:
-
Kaji tingkat skala nyeri (1-10)
-
Lakukan tindakan memasang sumbu bila kanalis audilarius mengalami edema
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
Rasional
-
Memberi info dalam mengkaji respon terhadap intervensi
-
Untuk menjaga agar konalis auditorus tetap terbuka
-
Mengurangi rasa nyeri
2. Gangguan sensorik persepsi – pendengaran berhubungan dengan banyaknya kotoran
telinga, cairan atau benda asing ditandai dengan pendengaran kurang jelas.
Tujuan
: memperbaiki fungsi pendengaran
K/H
: Fungsi pendengaran membaik/normal
Intervensi
:
-
Catat / observasi adanya serumen, cairan atau benda asing di telinga
-
Lakukan tindakan untuk membuang serumen atau benda asing yang terdapat di
telinga bagian luar.
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat seperti antibiotik.
10. Rasional
-
Mengetahui tipe serumen, warna dan adanya bau untuk menegakkan intervensi.
-
Usaha membersihkan kanalis auditorius eksterna agar fungsi pendengaran tidak
terganggu.
-
Antibiotik seperti hydrogen peraksida dapat membantu melembutkan sekret
agar mudah dikeluarkan.
3. Kegagalan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan berkomunikasi ditandai
dengan tidak nyambung dalam berinteraksi
Tujuan
: Membantu pasien dalam berinteraksi
K/H
: Dapat bersosialisasi dengan baik pada orang lain
Intervensi
:
-
Berikan alat bantu pendengaran
-
Ajarkan klien tanda/bahasa non verbal dan bentuk komunikasi lainnya
-
Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional
-
Membantu fungsi pendengaran klien
-
Merupakan alternatif lain untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain.
-
Ketenangan lingkungan dapat membantu kelancaran komunikasi.