PSAK 48 menetapkan prosedur penilaian dan akuntansi penurunan nilai aset, dimana entitas harus menilai indikasi penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika nilai tercatat melebihi jumlah terpulihkan, rugi penurunan nilai diakui untuk menyesuaikan nilai tercatat menjadi jumlah terpulihkan.
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
PSAK 48 menetapkan prosedur penilaian dan akuntansi penurunan nilai aset, dimana entitas harus menilai indikasi penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika nilai tercatat melebihi jumlah terpulihkan, rugi penurunan nilai diakui untuk menyesuaikan nilai tercatat menjadi jumlah terpulihkan.
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Dokumen ini membahas tentang akuntansi sewa menurut PSAK 30. Terdapat dua jenis sewa yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Sewa operasi dicatat sebagai beban sewa sedangkan sewa pembiayaan dicatat sebagai aset dan utang sewa. Dokumen ini juga menjelaskan kriteria untuk mengklasifikasi suatu sewa ke dalam salah satu jenis tersebut berdasarkan pengalihan risiko dan manfaat kepemilikan aset sewa
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pengakuan, pengukuran awal dan setelahnya, serta penghentian pengakuan untuk aset tetap dan properti investasi menurut PSAK 16 dan 13."
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan. Agen berfungsi untuk menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan kantor pusat, sedangkan kantor cabang memiliki wewenang untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga sebagai unit usaha tersendiri. Dokumen ini juga menjelaskan sistem pembukuan untuk agen, kantor pusat, dan kantor cabang serta cara peny
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara PSAK No. 1 tahun 2013 dan 2009 mengenai penyajian laporan keuangan. PSAK No. 1 tahun 2013 menambahkan persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi komparatif minimum dan tambahan, serta mengatur penyajian penghasilan komprehensif lain berdasarkan kelompok yang akan atau tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
PSAK 13 dan IAS 40 mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. Dokumen ini membahas ruang lingkup, definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan properti investasi."
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Dokumen ini membahas tentang akuntansi sewa menurut PSAK 30. Terdapat dua jenis sewa yaitu sewa operasi dan sewa pembiayaan. Sewa operasi dicatat sebagai beban sewa sedangkan sewa pembiayaan dicatat sebagai aset dan utang sewa. Dokumen ini juga menjelaskan kriteria untuk mengklasifikasi suatu sewa ke dalam salah satu jenis tersebut berdasarkan pengalihan risiko dan manfaat kepemilikan aset sewa
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pengakuan, pengukuran awal dan setelahnya, serta penghentian pengakuan untuk aset tetap dan properti investasi menurut PSAK 16 dan 13."
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan. Agen berfungsi untuk menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan kantor pusat, sedangkan kantor cabang memiliki wewenang untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga sebagai unit usaha tersendiri. Dokumen ini juga menjelaskan sistem pembukuan untuk agen, kantor pusat, dan kantor cabang serta cara peny
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara PSAK No. 1 tahun 2013 dan 2009 mengenai penyajian laporan keuangan. PSAK No. 1 tahun 2013 menambahkan persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi komparatif minimum dan tambahan, serta mengatur penyajian penghasilan komprehensif lain berdasarkan kelompok yang akan atau tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
PSAK 13 dan IAS 40 mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. Dokumen ini membahas ruang lingkup, definisi, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan properti investasi."
Dokumen tersebut memberikan definisi properti investasi sebagai properti yang dikuasai untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai. Properti investasi harus diakui sebagai aset jika manfaat ekonomis masa depan akan mengalir dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Properti investasi diukur menggunakan model biaya atau nilai wajar.
Dokumen tersebut membahas tentang perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. Mengatur pengakuan, pengukuran, dan klasifikasi properti investasi serta transfer properti antara kategori properti investasi, aset tetap, dan persediaan berdasarkan metode nilai wajar dan biaya.
Kontrak tersebut membahas tentang PSAK 73 Sewa yang mengatur prinsip-prinsip akuntansi untuk penyewa dan pesewa. PSAK 73 mewajibkan penyewa untuk mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa, kecuali untuk sewa jangka pendek atau aset bernilai rendah. Pesewa akan mengklasifikasikan sewa menjadi sewa operasi atau pembiayaan dan mencatatnya secara berbeda. Contoh k
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap dan properti investasi menurut PSAK, mencakup definisi, pengakuan, pengukuran, revaluasi, dan penyusutan aset tetap.
Penerapan Standar Akuntansi Atas Aset Tetap Dan Aset Tak Berwujud
- Akuntansi Properti Investasi, Aset Tetap, dan Aset Tak Berwujud menurut PSAK 13, 16, dan 19
- Penjelasan mengenai pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan model nilai wajar dan biaya untuk properti investasi
- Pembahasan mengenai pengakuan, pengukuran, dan penyusutan aset tetap
- Amandemen PSAK 16 terkait akunt
Properti investasi adalah tanah atau bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai, bukan untuk digunakan dalam produksi. Properti investasi diakui sebagai aset jika manfaat ekonomis masa depan akan mengalir dan biayanya dapat diukur secara andal. Properti investasi diukur pada biaya perolehan dan tidak disusutkan, namun perubahan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi.
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset diukur pada biaya perolehan dan
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset tidak berwujud diukur menggun
IAS 40 mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan mengharuskan pengukuran awal dan selanjutnya menggunakan model biaya atau model nilai wajar. IAS 41 mengatur akuntansi untuk aset biologis pertanian dan mengharuskan pengukuran awal dan selanjutnya menggunakan nilai wajar. Kedua standar ini menetapkan persyaratan pengungkapan tertentu terkait asumsi dan metode penilaian.
PSAK 58 mengatur tentang kriteria dan perlakuan akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan, meliputi pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak lancar yang memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual serta penyajian dan pengungkapan operasi yang dihentikan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi ijara dan ijara atas jasa dengan 3 poin utama:
1. Mendefinisikan ijara dan ijara muntahiyah bittamlik serta unsur-unsurnya seperti objek ijara dan umur manfaat.
2. Mengjelaskan perlakuan akuntansi untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi ijara.
3. Menguraikan tentang ijara atas jasa yang melibatkan manfaat ber
Distribusi sampling memberikan kerangka untuk memahami variasi statistik sampel yang diambil dari populasi. Terdapat berbagai jenis distribusi sampling seperti rata-rata, proporsi, beda rata-rata dan proporsi yang mengikuti distribusi tertentu seperti normal, t student, dan binomial. Pemahaman distribusi sampling penting untuk melakukan inferensi statistik dari sampel ke populasi.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode pembayaran ekspor-impor tanpa letter of credit (LC), yaitu advance payment, open account, collection draft, dan consignment. Masing-masing metode memiliki karakteristik risiko dan proses pembayarannya yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas perkembangan standar akuntansi pemerintahan (SAP) di Indonesia, mulai dari basis kas menuju basis akrual. Terdapat penjelasan mengenai kerangka hukum, proses penyusunan, komponen-komponen laporan keuangan, serta perbedaan antara SAP basis kas menuju akrual dengan SAP basis akrual."
Dokumen tersebut membahas tentang formulir dan dokumen yang digunakan dalam sistem payroll perusahaan, seperti data personal, kartu absensi, dan cek gaji. Juga membahas prosedur audit yang dilakukan, seperti pengamatan terhadap aktivitas karyawan yang mengolah data payroll, pemeriksaan contoh cek gaji dan data gaji karyawan, serta pemeriksaan jurnal dan buku besar payroll.
Dokumen tersebut membahas persoalan dan tantangan dalam memotivasi karyawan di berbagai bidang, seperti memotivasi kelompok karyawan yang beragam seperti pekerja paruh waktu, profesional, dan berketrampilan rendah, serta memotivasi lintas budaya antara negara-negara yang berbeda tingkat individualisme dan prioritas kebutuhan. Dokumen ini juga menyarankan merancang program imbalan dan penghargaan yang sesuai untuk memotivasi kary
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah, pengertian, fungsi, prinsip, bentuk, syarat pendirian, jenis, perangkat anggota, sisa hasil usaha, dan pembubaran koperasi.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
2. Agenda
1. Ruang Lingkup
2. Klasifikasi Properti Investasi
3. Pengakuan
4. Pengukuran Awal
5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
6. Transfer
7. Pelepasan
8. Pengungkapan
2
3. 1. Lingkup
• Diterapkan juga untuk pengukuran :
1. Hak atas properti investasi dalam sewa yang
dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan
keuangan lessee , dan
2. Properti investasi yang diserahkan kepada lessee
yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan
keuangan lessor.
3
4. 1. Lingkup
• PSAK ini tidak mencakup hal-hal yang diatur dalam PSAK
30 Sewa :
1. Klasifikasi sewa pembiayaan dan sewa operasi;
2. Pengakuan penghasilan sewa dari properti investasi;
3. Pengukuran hak atas sewa operasi dalam laporan keuangan lessee;
4. Pengukuran investasi neto atas sewa pembiayaan dalam laporan
keuangan lessor;
5. Akuntansi atas transaksi jual dan sewa-balik; dan
6. Pengungkapan sewa pembiayaan dan sewa operasi.
• PSAK ini tidak berlaku untuk:
1. Aset biologis; and
2. Hak penambangan dan reservasi tambang.
4
5. 2. Klasifikasi Properti Investasi
• Properti Investasi adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik
atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
5
6. 2. Klasifikasi Properti Investasi
• Untuk dapat mengklasifikasikan suatu
properti sebagai properti investasi, harus
memenuhi kedua kriteria berikut:
1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan
nilai), dan
2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui
sewa pembiayaan).
Mode of Usage
Mode of
Ownership
6
7. 2. Klasifikasi Properti Investasi
• PSAK 13 membedakan antara properti
investasi dengan properti yang digunakan
sendiri.
• Properti yang digunakan sendiri mengacu
pada PSAK 16 Aset Tetap.
• Properti yang digunakan sendiri adalah:
– Properti yang dukuasai (oleh pemilik atau lessee
melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif.
Mode of Usage
7
8. 2. Klasifikasi Properti Investasi
• Untuk memenuhi kriteria properti investasi,
properti haruslah :
– Dikuasai oleh pemilik, atau
– Dikuasai oleh entitas dalam sewa pembiayaan
• Implikasinya, properti yang dikuasai lessee
dalam sewa operasi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai properti investasi.
• Amandemen IAS 40 Desember 2003
membolehkan properti yang dikuasai lessee
dalam sewa operasi sebagai properti
investasi, jika dan hanya jika memenuhi
definisi properti investasi dan lessee
menggunakan model revaluasi, bahkan untuk
semua properti investasinya.
Mode of
Ownership
8
9. Contoh yang BUKAN properti investasi
• Properti yang digunakan sendiri
• Properti (selesai / dalam pembangunan) yang
diniatkan untuk dijual
• Properti yang dibangun atas nama pihak ketiga
• Properti yang disewakan pada pihak lain dalam sewa
pembiayaan
• Properti dalam proses konstruksi / pengembangan
yang akan digunakan sebagai properti investasi
2. Klasifikasi Properti Investasi
• Properti yang sudah diklasifikasikan sebagai
properti investasi namun dalam pengembangan
ulang.
masih Properti Investasi
Example
PSAK mana?
PSAK 16
PSAK 14
PSAK 34
PSAK 30
PSAK 16
9
10. 2. Klasifikasi Properti Investasi
Example
• GV Inc. has three properties in Hong Kong and
overseas and uses them to earn rental. Except for
Property C which is owned by GV, the other 2
properties, Property A and B are held by GV under
operating leases.
• Evaluate the accounting implication of PSAK 13 on
GV’s properties.
10
11. • Properti C meets the definition of investment property under PSAK 13
and GV must use PSAK 13 to account for it.
• Property A and B do not meet such definition since they are neither
owned nor held by GV under a finance lease.
• However, GV has a classification alternative under PSAK 13 to choose to
account for either Property A or B (or both) as investment property.
• In consequence, GV can consider the following alternatives:
• If either Property A or B (or both) are accounted for under PSAK 13 as
investment property, GV will be required to use the fair value model in
accordance with PSAK 13 to account for all properties classified as
investment property, including Property C and Property A and/or B.
• If both Property A and B are not classified as investment property, GV will be
required to account for Property A and B as a lease under PSAK 30 and will
choose between cost model and fair value model in accordance with PSAK
13 to account for Property C.
2. Klasifikasi Properti Investasi
Example
11
12. 2. Klasifikasi Properti Investasi
• Dalam satu properti sebagian memenuhi kriteria properti investasi
dan sebagian lain TIDAK memenuhi kriteria properti investasi.
• Jika dua bagian tersebut:
Dapat dijual
terpisah
Tidak dapat
dijual terpisah
Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan
Entitas mencatatnya secara terpisah
Properti adalah properti investasi hanya jika
bagian yang bukan properti investasi
jumlahnya tidak signifikan
12
13. 2. Klasifikasi Properti Investasi
Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan
digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lain, maka :
properti bukan properti investasi dalam laporan
keuangan konsolidasi, karena properti dimiliki sendiri
dalam perspektif grup.
Namun, jika memenuhi kriteri properti investasi, lessor
mengakui sebagai properti investasi dalam laporan
keuangan individualnya.
Consolidated
Individual
13
15. 4. Pengukuran Awal
• Sama dengan PSAK 16
• Biaya perolehan awal hak atas properti yang
dikuasai secara sewa dan dikelompokkan
sebagai properti investasi mengacu pada
PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada
jumlah mana yang lebih rendah antara:
– Nilai wajar properti, dan
– Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
15
16. 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Properti yang dikuasai dalam sewa operasi
yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi
• Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset
tertentu termasuk properti investasi
• Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
hanya fair value
model
Pilih salah satu
model untuk
semua properti
Tidak ada pilihan,
hanya cost model
16
17. 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Use PSAK 13 to account for one
or more such properties?
Properties not
under PSAK 13
Properties under
PSAK 13
Properties held to earn rental or
capital appreciation or both?
Any property held under
operating lease?
Not within PSAK 13 Fair value model
under PSAK 13
Cost model under
PSAK 13
17
18. 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
18
19. 5. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif
(pendapatan komprehensif
lainnya)atau ekuitas.
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler.
Example
19
20. 6. Transfer
• Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya
jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan:
Pengukuran saat transfer?
a) Dimulainya penggunaan oleh
pemilik
b) Dimulainya pengembangan
untuk dijual
Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi
a) Berakhirnya pemakaian oleh
pemilik
b) Dimulainya sewa operasi ke
pihak lain
c) Berakhirnya pembangunan atau
pengembangan
Perubahan Penggunaan Transfer ke properti investasi
Tergantung model yang digunakan ……
Properti yang
dimiliki sendiri
Persediaan
Properti Investasi
Properti Investasi
Properti yang
dimiliki sendiri
Persediaan
Akhir masa
konstruksi
20
21. • Ketika entitas menggunakan
– transfer TIDAK mengubah jumlah tercatat properti yang ditransfer
dan
– TIDAK mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan
pengungkapan.
Cost Model
5. Transfer
21
22. Fair Value Model
• Untuk transfer dari properti investasi yang dicatat dengan
menggunakan nilai wajar
Nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan
dalam PSAK 16 dan 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan
penggunaan.
5. Transfer
a) Dimulainya penggunaan oleh
pemilik
b) Dimulainya pengembangan
untuk dijual
Perubahan Penggunaan Transfer dari properti investasi
Properti yang
dimiliki sendiri
Persediaan
Properti Investasi
22
23. Revaluation reserve is
• frozen and
• accounted for in
accordance with
IAS 16 subsequently
Properti Investasi
Properti yang
dimiliki sendiri
Fair Value Model
6. Transfer
Terapkan PSAK 16 hingga tanggal perubahan
Memperlakukan perbedaan antara
• Jumlah tercatat menurut PSAK 16, dan
• Nilai wajar
dengan cara yang sama seperti revaluasi PSAK
16
Perbedaan antara
• Nilai wajar properti pada
tanggal perubahan, dan
• Nilai tercatat
diakui dalam laporn laba rugi
Persediaan
Properti Investasi
Akhir masa
konstruksi
• Untuk transfer ke properti investasi yang dicatat dengan menggunakan
nilai wajar
23
24. 6. Transfer
• GV has adopted PSAK13 and stated its investment
properties at fair value even the properties are held
under operating leases.
• On 1 Mar. 2008, freehold property B stated at
revalued amount of $1 million (originally used as its
own office) has been leased out to derive rental
income.
• Revaluation surplus recognised for B was $300,000
while B’s fair value at that date should be
$1,200,000.
• What is the accounting implication on the decision?
Example
24
25. 6. Transfer
• Property B would be reclassified as investment property.
• In accordance with PSAK 13, GV should apply PSAK 16 on B up to the
date of change in use and treat any difference at that date between its
carrying amount under PSAK 16, and its fair value in the same way as a
revaluation under PSAK 16.
• Thus, a revaluation surplus of $200,000 would be further recognised.
• Total revaluation reserves would become $500,000 ($200,000 + $300,000)
• The revaluation reserves of $500,000 would be frozen and accounted for in
accordance with PSAK16 subsequently.
Dr Property, plant and equipment $200,000
Cr Revaluation reserves $200,000
To recognise the additional revaluation surplus.
Dr Investment property $1,200,000
Cr Property, plant and equipment $1,200,000
To reclassify the property from PPE to investment property.
Example
25
26. 7. Pelepasan
• Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari
neraca) pada saat:
1. Pelepasan atau
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat aset,
dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback)
dalam priode terjadinya.
26