SlideShare a Scribd company logo
PSAP 17
Properti Investasi
Sosialisasi Terbuka Online
Jakarta, 07 Februari 2023
Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 17
(PSAP 17):
Properti Investasi
18
Overview PSAP 17:
Properti Investasi
Latar Belakang Pemberlakuan PSAP 17
Pokok Bahasan
19
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Efektifitas Persiapan Pemerintah Pusat
untuk Mendukung Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
pada Tahun 2015 Nomor 110/LHP/XV/12/2014 tanggal 31 Desember 2014 memuat
rekomendasi kepada Menteri Keuangan agar melakukan identifikasi atas informasi
akrual dan kebutuhan akan standar secara menyeluruh serta berkoordinasi
dengan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dalam rangka
menetapkan implementasinya
TEMUAN
REKOMENDASI
Berdasarkan Surat BPK nomor 62/S/IV-XV/12/2017 tanggal 20 Desember 2017
Prihal Masukan atas Pengaturan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), PSAP
Properti Investasi merupakan salah satu dari 13 PSAP yang diminta BPK untuk
segera diselesaikan
Latar Belakang
20
Gambaran Umum PSAP 17
Pendahuluan
• Tujuan
• Ruang Lingkup
01
04 Pengakuan PI
Besar kemungkinan terdapat
manfaat ekonomi dan dapat
diukur dengan andal
02 Definisi
Biaya perolehan, nilai
tercatat, nilai wajar dan
properti investasi
03 Properti Investasi
• Contoh Pembedaan
PI dan bukan PI
• Penentuan PI
05
Pengukuran PI
Pengukuran saat
pengakuan awal
dan stlh pengakuan
awak
06
Alih Guna dan
Pelepasan
07
Penyajian dan
Pengungkapan
Properti
Investasi
08
Ketentuan
Transisi &
Tanggal Efektif
21
09Contoh
Ilustrasi
1. Pendahuluan
• Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi property
investasi dan pengungkapan yang terkait (par 1).
Tujuan
• Pernyataan Standar ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan properti investasi dalam Laporan Keuangan
untuk tujuan umum bagi entitas Pemerintah Pusat dan daerah tidak
termasuk perusahaan negara/ daerah. (par 2)
• Pernyataan ini tidak berlaku untuk:
• aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur; dan
• hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam dan
sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui (par 3)
Ruang Lingkup
3
Gambaran Umum PSAP 17
22
Gambaran Umum PSAP 17
Properti investasi adalah properti untuk menghasilkan pendapatan sewa atau
untuk meningkatkan nilai aset atau keduanya, dan tidak untuk:
a) digunakan dalam kegiatan pemerintahan, dimanfaatkan oleh masyarakat
umum, dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
b) dijual dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau
penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk kegiatan pemerintah, dimanfaatkan
oleh masyarakat umum, dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif.
2. Definsi (par 4)
23
5
Gambaran Umum PSAP 17
24
Bangunan infrastruktur yang disewakan kepada pihak lain
 Bangunan yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh entitas & disewakan
kepada pihak lain
 Bangunan yang belum terpakai dan untuk disewakan kepada pihak lain
 Tanah yang dikuasai dengan tujuan kenaikan nilai
 Tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki namun belum ditentukan
penggunaannya di masa depan
3. Properti Investasi - Contoh Properti Investasi
(par.8)
6
Gambaran Umum PSAP 17
25
Properti yang digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintah
atau masyarakat umum
Properti dalam proses
pembangunan
Properti untuk diserahkan
kepada masyarakat
Properti dalam rangka bantuan
sosial yg menghasilkan
pendapatan dibawah harga
pasar (mis: Rusunawa dengan
sewa murah)
Properti yang dimiliki untuk
tujuan strategis
3. Properti Investasi - Contoh Bukan Properti Investasi (par.9)
7
Gambaran Umum PSAP 17
26
3. Properti Investasi - Penentuan Properti Investasi (par. 10)
• Aset yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh entitas pemerintah pada umumnya digunakan untuk
kegiatan operasional pemerintah, bukan untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai,
karena itu aset tersebut tidak memenuhi definisi properti investasi.
• Dalam beberapa praktik, terdapat entitas pemerintah yang memiliki aset yang digunakan (a) secara
sebagian untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai dan (b) sebagian lain digunakan
untuk kegiatan operasional pemerintah. Apabila masing-masing bagian aset tersebut dapat dijual
terpisah, entitas mempertanggungjawabkannya secara terpisah. Namun apabila masing-masing
bagian aset tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka aset tersebut dikatakan sebagai properti
investasi hanya jika bagian yang tidak signifikan digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah.
Dapat dijual
terpisah
Tidak dapat dijual
terpisah
Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan
 Entitas mencatatnya secara terpisah
 Properti adalah properti investasi hanya jika bagian yang
bukan properti investasi jumlahnya tidak signifikan
8
Gambaran Umum PSAP 17
27
• Pada kasus konsolidasi, suatu entitas memiliki properti investasi yang disewakan
kepada dan dimanfaatkan oleh entitas induk (entitas yang berwenang melakukan
konsolidasi) atau entitas anak lainnya (entitas yang laporannya dikonsolidasi).
Properti investasi tersebut tidak memenuhi definisi properti investasi dalam laporan
keuangan yang dikonsolidasi karena kepemilikan properti investasi tersebut berada
dalam satu kesatuan ekonomi.
Entitas memiliki properti
yang disewakan kepada,
dan digunakan oleh, induk
atau anak perusahaan lain
bukan properti investasi
dalam laporan keuangan
konsolidasi
properti investasi dalam
laporan keuangan
individual entitas yang
menyewakan
3. Properti Investasi - Penentuan Properti Investasi (par. 13)
9
Gambaran Umum PSAP 17
28
Properti Investasi
Diakui jika dan
hanya jika:
Manfaat ekonomi
mengalir ke entitas
Biaya perolehan dapat
diukur dengan andal
4. Pengakuan Properti Investasi (par. 15)
10
Gambaran Umum PSAP 17
29
5. Pengukuran Properti Investasi (par. 21 s/d 44)
11
Gambaran Umum PSAP 17
30
Alih Guna
(par. 45-
49)
Persediaan
Aset Tetap
Berakhirnya pemakaian
untuk Operasional
Entitas
Dimulainya sewa
operasi ke pihak lain
Persediaan
Aset Tetap
Karena entitas menggunakan metode biaya, alih guna antara properti investasi, properti yang digunakan sendiri dan
persediaan tidak mengubah jumlah tercatat properti yang dialihgunakan serta tidak mengubah biaya properti untuk tujuan
pengukuran dan pengungkapan. Nilai yang digunakan ketika dilakukannya alih guna adalah nilai tercatat dari properti
investasi yang dialihgunakan.
12
Gambaran Umum PSAP 17
31
6. Alih Guna dan Pelepasan
Tidak digunakan lagi
secara permanen
Tidak memiliki
manfaat ekonomi
Keuntungan/kerugi
an pelepasan
diakui sebagai
surplus/defisit
• Imbalan yang diterima atas pelepasan properti investasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar. Jika pembayaran atas
properti investasi ditangguhkan, imbalan yang diterima pada awalnya diakui sebesar setara harga tunai. Selisih antara
jumlah nominal dari imbalan dan nilai yang setara dengan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga.
• Entitas mencatat kewajiban yang masih ada sehubungan dengan properti investasi setelah pelepasan tersebut.
• Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan dengan penurunan nilai, kehilangan atau pengembalian
properti investasi diakui sebagai surplus/defisit ketika kompensasi tersebut diakui sebagai piutang.
13
Gambaran Umum PSAP 17
32
Pelepasan
(par. 50-56)
6. Alih Guna dan Pelepasan
7. Penyajian dan Pengungkapan Properti Investasi
Properti investasi
disajikan dalam
line item tersendiri
Properti investasi diklasifikasikan dalam aset non lancar (par. 57)
Properti investasi disajikan terpisah dari kelompok aset tetap dan aset lainnya
(par. 58)
Karena sifat dari pengklasifikasian properti investasi adalah untuk memperoleh
pendapatan sewa atau kenaikan nilai, entitas dapat saja memiliki niat untuk
menjual apabila kenaikan nilai atas properti investasi menguntungkan dan
entitas tidak akan memanfaatkan properti tersebut di masa mendatang.
Pengklasifikasian properti investasi tidak mempertimbangkan maksud
pemilihan aset properti investasi secara berkelanjutan atau tidak
berkelanjutan. (par. 59)
14
Gambaran Umum PSAP 17
33
7. Penyajian dan Pengungkapan Properti Investasi
Pengungkapan Properti Investasi diantaranya mencakup:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
b. Metode penyusutan yang digunakan;
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir
periode;
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode;
f. Revaluasi atas properti investasi, nilai wajar dari properti investasi;
g. Apabila penilaian dilakukan secara bertahap, entitas perlu mengungkapkan hasil revaluasi properti investasi
h. Apabila pengklasifikasian sulit dilakukan, kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang
digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
i. Metode dan asumsi yang signifikan dalam penentuan nilai wajar
j. Apabila entitas menggunakan penilai independen, kualifikasi professional dan pengalaman
k. Jumlah yang diakui dalam Surplus/Defisit
a. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan,
pemeliharaan atau peningkatan;
b. Properti investasi yang disewa oleh entitas pemerintah lain
15
Gambaran Umum PSAP 17
34
Paragraf 60
8. Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
Ketentuan Transisi
a. Entitas menerapkan Pernyataan ini dengan mengklasifikasikan propertinya dalam Properti Investasi saat pertama
kali dengan menggunakan nilai tercatat aset sebagai nilai perolehannya (par. 61)
b. Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif (par. 62)
Tanggal Efektif
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan keuangan atas
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2022 (par. 63)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
09. Contoh Ilustrasi (1)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Perolehan Properti Investasi melalui pembelian
Pada tahun 20x2, BLU XYZ membeli rumah susun sewa yang akan disewakan kepada masyarakat. Rumah
susun dibeli pada akhir tahun 20x2 dengan harga pembelian sebesar Rp100.000.
Jurnal:
Db. Properti Investasi Rp. 100.000
Kr. Kas pada BLU Rp. 100.000
09. Contoh Ilustrasi (2)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Perolehan Properti Investasi melalui transaksi non pertukaran
Pada tahun 20x2, Pemerintah menerima penyerahan rumah susun sewa dari pihak ketiga, dimana nilai
wajar rumah susun tersebut adalah sebesar sebesar Rp55.000.
Jurnal:
Penerimaan rumah susun sewa dari mitra:
Db. Properti Investasi Rp. 55.000
Kr. Pendapatan hibah Rp. 55.000
09. Contoh Ilustrasi (3)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Pengakuan pendapatan sewa
Atas properti investasi yang dimiliki oleh BLU XYZ, didapatkan pembayaran sewa secara bulanan secara
kas sebesar Rp. 1000.
Jurnal:
Db. Kas pada BLU Rp. 1.000
Kr. Pendapatan Sewa Rp. 1.000
09. Contoh Ilustrasi (4)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Pengukuran Aset Properti setelah pengakuan awal, tanpa revaluasi (1/2)
Pada tahun 2001, pemerintah membangun gedung yang disewakan kepada pihak ketiga sebesar
Rp25.000. Gedung tersebut memiliki masa manfaat selama 50 tahun. Penyajian gedung dan bangunan
tersebut pada pelaporan keuangan tahun 2010 adalah sebesar Rp20.000 yaitu nilai perolehan Rp25.000
dikurangi dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp5.000. [(Rp25.000/50) x 10 tahun]
Jurnal per 31 Des 2010:
Penyusutan tahun berjalan:
Db. Beban penyusutan Rp500
Kr. Akumulasi penyusutan Rp500
09. Contoh Ilustrasi (4)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Pengukuran Aset Properti setelah pengakuan awal, tanpa revaluasi (2/2)
Penyajian di Neraca:
Properti Investasi Rp25.000
Akumulasi penyusutan s.d. tahun 20x9: Rp500 x 9 = (Rp4.500)
Penyusutan periode berjalan (Rp 500)
Akumulasi penyusutan sampai dengan akhir periode berjalan (5.000)
Nilai tercatat (carrying value) Properti Investasi Rp20.000
09. Contoh Ilustrasi (5)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Revaluasi Aset Pemerintah (1/2)
Pada tahun 20x7, pemerintah melakukan penilaian kembali Properti Investasi. Salah satu Properti Investasi
yang direvaluasi adalah gedung dan bangunan yang selama ini telah disewakan kepada pihak ketiga. Aset
gedung dan bangunan tersebut diperoleh pada tahun 20x0 sebesar RP15.000 dengan masa manfaat 30
tahun dan telah disusutkan selama 6 tahun dengan nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp3.000. Hasil
penilaian kembali gedung dan bangunan tersebut sebesar Rp14.000, sehingga terdapat kenaikan nilai
sebesar Rp2.000 dari nilai tercatat sebesar Rp12.000.
Jurnal:
Db. Properti Investasi Rp2.000
Kr. Ekuitas Rp2.000
Jurnal Penyusutan untuk per 31 Des 20x7:
Db. Beban penyusutan Rp583,33
Kr. Akumulasi penyusutan Rp583,33
09. Contoh Ilustrasi (5)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Revaluasi Aset Pemerintah (1/2)
Perhitungan penyusutan tahun berjalan:
Nilai tercatat (baru) setelah revaluasi = Rp.14.000
Sisa masa manfaat: 30 tahun - 6 tahun = 24 tahun
Penyusutan: Rp 14.000 : 24 = Rp.583,33
09. Contoh Ilustrasi (6)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Alih guna
Pada tahun 20x1, seiring dengan konsep new normal dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah, beberapa
Gedung pemerintah yang selama ini digunakan untuk keperluan layanan operasional disewakan kepada
pihak ketiga untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset dalam meningkatkan pendapatan bagi negara. Nilai
tercatat Gedung pemerintah tersebut sebesar Rp50.000 (nilai perolehan Rp125.000 dikurangi akumulasi
penyusutan Rp75.000).
Jurnal:
Db. Properti Investasi Rp125.000
Db. Akumulasi Gedung dan Bangunan Rp 75.000
Kr. Gedung dan Bangunan Rp125.000
Kr. Akumulasi Properti Investasi Rp 75.000
09. Contoh Ilustrasi (7)
16
Gambaran Umum PSAP 17
35
Pelepasan
Pada tahun 20x4, Pemerintah Pusat menyerahkan satu Gedung dan Bangunan kepada Pemerintah
Daerah. Gedung dan Bangunan tersebut merupakan gedung dan bangunan yang disewakan kepada pihak
ketiga dan selama ini disajikan sebagai Properti Investasi dalam laporan keuangan pemerintah. Nilai
perolehan gedung dan bangunan tersebut sebesar Rp12.000 dan akumulasi penyusutannya sebesar
Rp10.000. Dari sisi Pemerintah Pusat jurnalnya sebagai berikut:
Jurnal:
Db. Akumulasi Properti Investasi Rp10.000
Db. Surplus/Defisit pelepasan Properti Investasi Rp 2.000
Kr. Properti Investasi Rp12.000
7, Materi CC Klinik Standar Akt Pemerintahan - PSAP 17 Properti Investasi Prof Dr Ratna (1).pdf

More Related Content

Similar to 7, Materi CC Klinik Standar Akt Pemerintahan - PSAP 17 Properti Investasi Prof Dr Ratna (1).pdf

Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan140413nay
 
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualAset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualRuth J. Silaban
 
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxPSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxfebdianikusmara
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
akuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanakuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanMuhammad Amri
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangAnnisa V
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGMeysi Resyanti
 
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)Putri Yulia R
 
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptxdominggussikalo872
 
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxAkuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxTasmanSeven1
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Fair Nurfachrizi
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
AKUNTANSI SUKUK.pptx
AKUNTANSI SUKUK.pptxAKUNTANSI SUKUK.pptx
AKUNTANSI SUKUK.pptxsumiyati84
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAdi Jauhari
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Sri Apriyanti Husain
 

Similar to 7, Materi CC Klinik Standar Akt Pemerintahan - PSAP 17 Properti Investasi Prof Dr Ratna (1).pdf (20)

Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan
 
Aset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptxAset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptx
 
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualAset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
 
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptxPSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
PSAK 58 & PSAK 13 _ Pelaporan Korporat.pptx
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
akuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanakuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutan
 
Aset tak berujud
Aset tak berujudAset tak berujud
Aset tak berujud
 
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka PanjangTeori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
Teori Akuntansi - Aset Tak Berwujud dan Investasi Jangka Panjang
 
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANGAKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
AKT_PAJAK_MEYSI RESYANTI_SURYANIH_STIAMITANGERANG
 
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)
IAS 40 (Properti) & 41(Pertanian)
 
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx
4- Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas.pptx
 
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptxAkuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
Akuntansi Aset Tidak Berwujud.pptx
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
PSAP 07.pptx
PSAP 07.pptxPSAP 07.pptx
PSAP 07.pptx
 
AKUNTANSI SUKUK.pptx
AKUNTANSI SUKUK.pptxAKUNTANSI SUKUK.pptx
AKUNTANSI SUKUK.pptx
 
Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetap
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfSEMUELSAMBOKARAENG
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...AgusRahmat39
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnorazizahnaa21
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 

7, Materi CC Klinik Standar Akt Pemerintahan - PSAP 17 Properti Investasi Prof Dr Ratna (1).pdf

  • 1. PSAP 17 Properti Investasi Sosialisasi Terbuka Online Jakarta, 07 Februari 2023
  • 2. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 (PSAP 17): Properti Investasi 18
  • 3. Overview PSAP 17: Properti Investasi Latar Belakang Pemberlakuan PSAP 17 Pokok Bahasan 19
  • 4. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Efektifitas Persiapan Pemerintah Pusat untuk Mendukung Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Tahun 2015 Nomor 110/LHP/XV/12/2014 tanggal 31 Desember 2014 memuat rekomendasi kepada Menteri Keuangan agar melakukan identifikasi atas informasi akrual dan kebutuhan akan standar secara menyeluruh serta berkoordinasi dengan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dalam rangka menetapkan implementasinya TEMUAN REKOMENDASI Berdasarkan Surat BPK nomor 62/S/IV-XV/12/2017 tanggal 20 Desember 2017 Prihal Masukan atas Pengaturan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), PSAP Properti Investasi merupakan salah satu dari 13 PSAP yang diminta BPK untuk segera diselesaikan Latar Belakang 20
  • 5. Gambaran Umum PSAP 17 Pendahuluan • Tujuan • Ruang Lingkup 01 04 Pengakuan PI Besar kemungkinan terdapat manfaat ekonomi dan dapat diukur dengan andal 02 Definisi Biaya perolehan, nilai tercatat, nilai wajar dan properti investasi 03 Properti Investasi • Contoh Pembedaan PI dan bukan PI • Penentuan PI 05 Pengukuran PI Pengukuran saat pengakuan awal dan stlh pengakuan awak 06 Alih Guna dan Pelepasan 07 Penyajian dan Pengungkapan Properti Investasi 08 Ketentuan Transisi & Tanggal Efektif 21 09Contoh Ilustrasi
  • 6. 1. Pendahuluan • Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi property investasi dan pengungkapan yang terkait (par 1). Tujuan • Pernyataan Standar ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan properti investasi dalam Laporan Keuangan untuk tujuan umum bagi entitas Pemerintah Pusat dan daerah tidak termasuk perusahaan negara/ daerah. (par 2) • Pernyataan ini tidak berlaku untuk: • aset biologis yang terkait dengan aktivitas agrikultur; dan • hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui (par 3) Ruang Lingkup 3 Gambaran Umum PSAP 17 22
  • 7. Gambaran Umum PSAP 17 Properti investasi adalah properti untuk menghasilkan pendapatan sewa atau untuk meningkatkan nilai aset atau keduanya, dan tidak untuk: a) digunakan dalam kegiatan pemerintahan, dimanfaatkan oleh masyarakat umum, dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau b) dijual dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk kegiatan pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat umum, dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. 2. Definsi (par 4) 23
  • 9. Bangunan infrastruktur yang disewakan kepada pihak lain  Bangunan yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh entitas & disewakan kepada pihak lain  Bangunan yang belum terpakai dan untuk disewakan kepada pihak lain  Tanah yang dikuasai dengan tujuan kenaikan nilai  Tanah yang dikuasai dan/atau dimiliki namun belum ditentukan penggunaannya di masa depan 3. Properti Investasi - Contoh Properti Investasi (par.8) 6 Gambaran Umum PSAP 17 25
  • 10. Properti yang digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah atau masyarakat umum Properti dalam proses pembangunan Properti untuk diserahkan kepada masyarakat Properti dalam rangka bantuan sosial yg menghasilkan pendapatan dibawah harga pasar (mis: Rusunawa dengan sewa murah) Properti yang dimiliki untuk tujuan strategis 3. Properti Investasi - Contoh Bukan Properti Investasi (par.9) 7 Gambaran Umum PSAP 17 26
  • 11. 3. Properti Investasi - Penentuan Properti Investasi (par. 10) • Aset yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh entitas pemerintah pada umumnya digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah, bukan untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai, karena itu aset tersebut tidak memenuhi definisi properti investasi. • Dalam beberapa praktik, terdapat entitas pemerintah yang memiliki aset yang digunakan (a) secara sebagian untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai dan (b) sebagian lain digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah. Apabila masing-masing bagian aset tersebut dapat dijual terpisah, entitas mempertanggungjawabkannya secara terpisah. Namun apabila masing-masing bagian aset tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka aset tersebut dikatakan sebagai properti investasi hanya jika bagian yang tidak signifikan digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah. Dapat dijual terpisah Tidak dapat dijual terpisah Atau disewakan terpisah dalam sewa pembiayaan  Entitas mencatatnya secara terpisah  Properti adalah properti investasi hanya jika bagian yang bukan properti investasi jumlahnya tidak signifikan 8 Gambaran Umum PSAP 17 27
  • 12. • Pada kasus konsolidasi, suatu entitas memiliki properti investasi yang disewakan kepada dan dimanfaatkan oleh entitas induk (entitas yang berwenang melakukan konsolidasi) atau entitas anak lainnya (entitas yang laporannya dikonsolidasi). Properti investasi tersebut tidak memenuhi definisi properti investasi dalam laporan keuangan yang dikonsolidasi karena kepemilikan properti investasi tersebut berada dalam satu kesatuan ekonomi. Entitas memiliki properti yang disewakan kepada, dan digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lain bukan properti investasi dalam laporan keuangan konsolidasi properti investasi dalam laporan keuangan individual entitas yang menyewakan 3. Properti Investasi - Penentuan Properti Investasi (par. 13) 9 Gambaran Umum PSAP 17 28
  • 13. Properti Investasi Diakui jika dan hanya jika: Manfaat ekonomi mengalir ke entitas Biaya perolehan dapat diukur dengan andal 4. Pengakuan Properti Investasi (par. 15) 10 Gambaran Umum PSAP 17 29
  • 14. 5. Pengukuran Properti Investasi (par. 21 s/d 44) 11 Gambaran Umum PSAP 17 30
  • 15. Alih Guna (par. 45- 49) Persediaan Aset Tetap Berakhirnya pemakaian untuk Operasional Entitas Dimulainya sewa operasi ke pihak lain Persediaan Aset Tetap Karena entitas menggunakan metode biaya, alih guna antara properti investasi, properti yang digunakan sendiri dan persediaan tidak mengubah jumlah tercatat properti yang dialihgunakan serta tidak mengubah biaya properti untuk tujuan pengukuran dan pengungkapan. Nilai yang digunakan ketika dilakukannya alih guna adalah nilai tercatat dari properti investasi yang dialihgunakan. 12 Gambaran Umum PSAP 17 31 6. Alih Guna dan Pelepasan
  • 16. Tidak digunakan lagi secara permanen Tidak memiliki manfaat ekonomi Keuntungan/kerugi an pelepasan diakui sebagai surplus/defisit • Imbalan yang diterima atas pelepasan properti investasi pada awalnya diakui sebesar nilai wajar. Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, imbalan yang diterima pada awalnya diakui sebesar setara harga tunai. Selisih antara jumlah nominal dari imbalan dan nilai yang setara dengan harga tunai diakui sebagai pendapatan bunga. • Entitas mencatat kewajiban yang masih ada sehubungan dengan properti investasi setelah pelepasan tersebut. • Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan dengan penurunan nilai, kehilangan atau pengembalian properti investasi diakui sebagai surplus/defisit ketika kompensasi tersebut diakui sebagai piutang. 13 Gambaran Umum PSAP 17 32 Pelepasan (par. 50-56) 6. Alih Guna dan Pelepasan
  • 17. 7. Penyajian dan Pengungkapan Properti Investasi Properti investasi disajikan dalam line item tersendiri Properti investasi diklasifikasikan dalam aset non lancar (par. 57) Properti investasi disajikan terpisah dari kelompok aset tetap dan aset lainnya (par. 58) Karena sifat dari pengklasifikasian properti investasi adalah untuk memperoleh pendapatan sewa atau kenaikan nilai, entitas dapat saja memiliki niat untuk menjual apabila kenaikan nilai atas properti investasi menguntungkan dan entitas tidak akan memanfaatkan properti tersebut di masa mendatang. Pengklasifikasian properti investasi tidak mempertimbangkan maksud pemilihan aset properti investasi secara berkelanjutan atau tidak berkelanjutan. (par. 59) 14 Gambaran Umum PSAP 17 33
  • 18. 7. Penyajian dan Pengungkapan Properti Investasi Pengungkapan Properti Investasi diantaranya mencakup: a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount); b. Metode penyusutan yang digunakan; c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; e. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode; f. Revaluasi atas properti investasi, nilai wajar dari properti investasi; g. Apabila penilaian dilakukan secara bertahap, entitas perlu mengungkapkan hasil revaluasi properti investasi h. Apabila pengklasifikasian sulit dilakukan, kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari; i. Metode dan asumsi yang signifikan dalam penentuan nilai wajar j. Apabila entitas menggunakan penilai independen, kualifikasi professional dan pengalaman k. Jumlah yang diakui dalam Surplus/Defisit a. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan; b. Properti investasi yang disewa oleh entitas pemerintah lain 15 Gambaran Umum PSAP 17 34 Paragraf 60
  • 19. 8. Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif Ketentuan Transisi a. Entitas menerapkan Pernyataan ini dengan mengklasifikasikan propertinya dalam Properti Investasi saat pertama kali dengan menggunakan nilai tercatat aset sebagai nilai perolehannya (par. 61) b. Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif (par. 62) Tanggal Efektif Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2022 (par. 63) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35
  • 20. 09. Contoh Ilustrasi (1) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Perolehan Properti Investasi melalui pembelian Pada tahun 20x2, BLU XYZ membeli rumah susun sewa yang akan disewakan kepada masyarakat. Rumah susun dibeli pada akhir tahun 20x2 dengan harga pembelian sebesar Rp100.000. Jurnal: Db. Properti Investasi Rp. 100.000 Kr. Kas pada BLU Rp. 100.000
  • 21. 09. Contoh Ilustrasi (2) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Perolehan Properti Investasi melalui transaksi non pertukaran Pada tahun 20x2, Pemerintah menerima penyerahan rumah susun sewa dari pihak ketiga, dimana nilai wajar rumah susun tersebut adalah sebesar sebesar Rp55.000. Jurnal: Penerimaan rumah susun sewa dari mitra: Db. Properti Investasi Rp. 55.000 Kr. Pendapatan hibah Rp. 55.000
  • 22. 09. Contoh Ilustrasi (3) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Pengakuan pendapatan sewa Atas properti investasi yang dimiliki oleh BLU XYZ, didapatkan pembayaran sewa secara bulanan secara kas sebesar Rp. 1000. Jurnal: Db. Kas pada BLU Rp. 1.000 Kr. Pendapatan Sewa Rp. 1.000
  • 23. 09. Contoh Ilustrasi (4) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Pengukuran Aset Properti setelah pengakuan awal, tanpa revaluasi (1/2) Pada tahun 2001, pemerintah membangun gedung yang disewakan kepada pihak ketiga sebesar Rp25.000. Gedung tersebut memiliki masa manfaat selama 50 tahun. Penyajian gedung dan bangunan tersebut pada pelaporan keuangan tahun 2010 adalah sebesar Rp20.000 yaitu nilai perolehan Rp25.000 dikurangi dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp5.000. [(Rp25.000/50) x 10 tahun] Jurnal per 31 Des 2010: Penyusutan tahun berjalan: Db. Beban penyusutan Rp500 Kr. Akumulasi penyusutan Rp500
  • 24. 09. Contoh Ilustrasi (4) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Pengukuran Aset Properti setelah pengakuan awal, tanpa revaluasi (2/2) Penyajian di Neraca: Properti Investasi Rp25.000 Akumulasi penyusutan s.d. tahun 20x9: Rp500 x 9 = (Rp4.500) Penyusutan periode berjalan (Rp 500) Akumulasi penyusutan sampai dengan akhir periode berjalan (5.000) Nilai tercatat (carrying value) Properti Investasi Rp20.000
  • 25. 09. Contoh Ilustrasi (5) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Revaluasi Aset Pemerintah (1/2) Pada tahun 20x7, pemerintah melakukan penilaian kembali Properti Investasi. Salah satu Properti Investasi yang direvaluasi adalah gedung dan bangunan yang selama ini telah disewakan kepada pihak ketiga. Aset gedung dan bangunan tersebut diperoleh pada tahun 20x0 sebesar RP15.000 dengan masa manfaat 30 tahun dan telah disusutkan selama 6 tahun dengan nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp3.000. Hasil penilaian kembali gedung dan bangunan tersebut sebesar Rp14.000, sehingga terdapat kenaikan nilai sebesar Rp2.000 dari nilai tercatat sebesar Rp12.000. Jurnal: Db. Properti Investasi Rp2.000 Kr. Ekuitas Rp2.000 Jurnal Penyusutan untuk per 31 Des 20x7: Db. Beban penyusutan Rp583,33 Kr. Akumulasi penyusutan Rp583,33
  • 26. 09. Contoh Ilustrasi (5) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Revaluasi Aset Pemerintah (1/2) Perhitungan penyusutan tahun berjalan: Nilai tercatat (baru) setelah revaluasi = Rp.14.000 Sisa masa manfaat: 30 tahun - 6 tahun = 24 tahun Penyusutan: Rp 14.000 : 24 = Rp.583,33
  • 27. 09. Contoh Ilustrasi (6) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Alih guna Pada tahun 20x1, seiring dengan konsep new normal dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah, beberapa Gedung pemerintah yang selama ini digunakan untuk keperluan layanan operasional disewakan kepada pihak ketiga untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset dalam meningkatkan pendapatan bagi negara. Nilai tercatat Gedung pemerintah tersebut sebesar Rp50.000 (nilai perolehan Rp125.000 dikurangi akumulasi penyusutan Rp75.000). Jurnal: Db. Properti Investasi Rp125.000 Db. Akumulasi Gedung dan Bangunan Rp 75.000 Kr. Gedung dan Bangunan Rp125.000 Kr. Akumulasi Properti Investasi Rp 75.000
  • 28. 09. Contoh Ilustrasi (7) 16 Gambaran Umum PSAP 17 35 Pelepasan Pada tahun 20x4, Pemerintah Pusat menyerahkan satu Gedung dan Bangunan kepada Pemerintah Daerah. Gedung dan Bangunan tersebut merupakan gedung dan bangunan yang disewakan kepada pihak ketiga dan selama ini disajikan sebagai Properti Investasi dalam laporan keuangan pemerintah. Nilai perolehan gedung dan bangunan tersebut sebesar Rp12.000 dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp10.000. Dari sisi Pemerintah Pusat jurnalnya sebagai berikut: Jurnal: Db. Akumulasi Properti Investasi Rp10.000 Db. Surplus/Defisit pelepasan Properti Investasi Rp 2.000 Kr. Properti Investasi Rp12.000