Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
Dokumen tersebut membahas tentang transaksi mata uang asing dalam akuntansi, termasuk penggunaan mata uang asing untuk transaksi internasional, pencatatan transaksi mata uang asing, kurs yang digunakan, contoh pencatatan transaksi impor ekspor dan kontrak berjangka, serta hedging risiko mata uang asing.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit. Terdapat penjelasan mengenai pengertian bukti audit, jenis bukti audit, prosedur audit, dan hubungan antara bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit.
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dengan dua metode, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan secara proporsional selama proses produksi berdasarkan tingkat penyelesaian fisik atau biaya. Sedangkan metode kontrak selesai hanya mengakui pendapatan pada saat penyelesaian kontrak. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi akuntan di Indonesia yang mengatur pedoman etika dan moral bagi akuntan dalam berhubungan dengan klien, rekan seprofesi, dan masyarakat umum. Kode etik ini dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan berisi prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, integritas, objektivitas, dan kerahasiaan.
Bab ini membahas pentingnya pelaporan dan pengungkapan yang memadai bagi perusahaan multinasional di era globalisasi saat ini. Pengungkapan sukarela perusahaan meningkat seiring tuntutan investor akan informasi yang lebih terperinci dan tepat waktu, meskipun praktiknya masih bervariasi antar negara. Regulasi pengungkapan diperlukan untuk menjamin terpenuhinya hak investor dan kepentingan pasar modal.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas perencanaan program audit secara keseluruhan untuk IBM ASMI yang mencakup jenis-jenis pengujian audit, pendekatan merencanakan program audit, dan ikhtisar proses audit secara keseluruhan."
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
1. Bab ini membahas akuntansi untuk sekuritas dilutif dan laba per saham, termasuk obligasi konversi, saham preferen konversi, waran saham, dan rencana kompensasi saham.
2. Obligasi konversi dicatat menggunakan metode "dengan-dan-tanpa" untuk mengalokasikan nilai wajar ke komponen kewajiban dan ekuitas. Ketika dikonversi, kewajiban dihapus dan ekuitas ditingkatkan.
3. Konversi saham
Dokumen tersebut membahas mengenai audit internal, termasuk pengertian, tujuan, ruang lingkup, perbedaan dengan audit eksternal, dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki departemen audit internal yang efektif. Audit internal berfungsi untuk memantau efektivitas pengendalian internal dan membantu manajemen dengan memberikan analisis dan saran perbaikan. Departemen audit internal perlu independen dan didukung manajemen agar tujuan pemeriksaannya tercapai.
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
Siklus perolehan dan pembayaran aset tetap dan siklus pendapatan mencakup proses perolehan, penerimaan, pencatatan, dan pembayaran aset serta penjualan barang dan jasa dan pencatatan piutang. Audit memerlukan pemahaman pengendalian intern, penilaian risiko, dan pengujian untuk memperoleh keyakinan atas laporan keuangan.
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
PSAP No. 10 mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam laporan keuangan. Koreksi kesalahan yang tidak berulang dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, sedangkan koreksi kesalahan berulang secara sistematis dilakukan dengan menyajikan kembali laporan keuangan periode sebelumnya.
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...Fox Broadcasting
Dokumen tersebut membahas tentang koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa dalam penyusunan laporan keuangan sektor publik. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis koreksi kesalahan dan perlakuan akuntansinya, serta ketentuan untuk melakukan perubahan kebijakan akuntansi dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan peristiwa luar biasa."
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit. Terdapat penjelasan mengenai pengertian bukti audit, jenis bukti audit, prosedur audit, dan hubungan antara bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit.
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dengan dua metode, yaitu metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai. Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan secara proporsional selama proses produksi berdasarkan tingkat penyelesaian fisik atau biaya. Sedangkan metode kontrak selesai hanya mengakui pendapatan pada saat penyelesaian kontrak. Dokumen ini jug
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik profesi akuntan di Indonesia yang mengatur pedoman etika dan moral bagi akuntan dalam berhubungan dengan klien, rekan seprofesi, dan masyarakat umum. Kode etik ini dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan berisi prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, integritas, objektivitas, dan kerahasiaan.
Bab ini membahas pentingnya pelaporan dan pengungkapan yang memadai bagi perusahaan multinasional di era globalisasi saat ini. Pengungkapan sukarela perusahaan meningkat seiring tuntutan investor akan informasi yang lebih terperinci dan tepat waktu, meskipun praktiknya masih bervariasi antar negara. Regulasi pengungkapan diperlukan untuk menjamin terpenuhinya hak investor dan kepentingan pasar modal.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas perencanaan program audit secara keseluruhan untuk IBM ASMI yang mencakup jenis-jenis pengujian audit, pendekatan merencanakan program audit, dan ikhtisar proses audit secara keseluruhan."
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
1. Bab ini membahas akuntansi untuk sekuritas dilutif dan laba per saham, termasuk obligasi konversi, saham preferen konversi, waran saham, dan rencana kompensasi saham.
2. Obligasi konversi dicatat menggunakan metode "dengan-dan-tanpa" untuk mengalokasikan nilai wajar ke komponen kewajiban dan ekuitas. Ketika dikonversi, kewajiban dihapus dan ekuitas ditingkatkan.
3. Konversi saham
Dokumen tersebut membahas mengenai audit internal, termasuk pengertian, tujuan, ruang lingkup, perbedaan dengan audit eksternal, dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar memiliki departemen audit internal yang efektif. Audit internal berfungsi untuk memantau efektivitas pengendalian internal dan membantu manajemen dengan memberikan analisis dan saran perbaikan. Departemen audit internal perlu independen dan didukung manajemen agar tujuan pemeriksaannya tercapai.
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
Siklus perolehan dan pembayaran aset tetap dan siklus pendapatan mencakup proses perolehan, penerimaan, pencatatan, dan pembayaran aset serta penjualan barang dan jasa dan pencatatan piutang. Audit memerlukan pemahaman pengendalian intern, penilaian risiko, dan pengujian untuk memperoleh keyakinan atas laporan keuangan.
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
PSAP No. 10 mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam laporan keuangan. Koreksi kesalahan yang tidak berulang dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, sedangkan koreksi kesalahan berulang secara sistematis dilakukan dengan menyajikan kembali laporan keuangan periode sebelumnya.
Makalah - PSAP NO. 10 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN ...Fox Broadcasting
Dokumen tersebut membahas tentang koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa dalam penyusunan laporan keuangan sektor publik. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis koreksi kesalahan dan perlakuan akuntansinya, serta ketentuan untuk melakukan perubahan kebijakan akuntansi dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan peristiwa luar biasa."
SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yang diringkas dari IFRS for SMEs. SAK ETAP berlaku sejak 1 Januari 2011 untuk perusahaan menengah ke bawah dan memberikan panduan penyajian laporan keuangan yang lebih sederhana.
PSAK 46 memberikan panduan mengenai akuntansi pajak penghasilan. Standar ini mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan yang timbul dari transaksi dan peristiwa lain pada periode berjalan. PSAK 46 juga mengatur perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak serta bagaimana dampak perbedaan tersebut diakui sebagai beban atau pendapatan pajak tangguhan
Kebijakan akuntansi membahas dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, prinsip konsolidasi, transaksi dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, transaksi hubungan istimewa, pajak penghasilan, dan informasi segmen.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perpajakan dan pembukuan dalam perspektif perpajakan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi akuntansi dan akuntansi perpajakan, ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan, serta perbedaan antara sistem kas dan sistem akrual dalam pembukuan.
PSAK 57 mengatur pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan provisi, kewajiban kontinjensi, dan aset kontinjensi. PSAK ini memberikan definisi dan kriteria pengakuan untuk provisi, kewajiban kontinjensi, dan aset kontinjensi serta menjelaskan pengukuran, perubahan, dan penggunaan provisi."
Restatement Laporan Keuangan 2014
Pemerintah Daerah Trenggalek melakukan penyajian kembali laporan keuangan tahun 2014 sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada tahun 2015. Penyajian kembali dilakukan untuk beberapa pos akun neraca seperti piutang, persediaan, investasi, aset tetap, dan aset tidak berwujud guna menyesuaikan perlakuan akuntansinya. Laporan penyajian
Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah restatement laporan keuangan saat menerapkan Peraturan Pemerintah 71 tahun 2010. Hanya neraca yang perlu di-restate, sedangkan laporan realisasi anggaran dan arus kas tidak. Beberapa akun seperti piutang, aset tetap, hutang, dan ekuitas memerlukan penyesuaian untuk sesuai dengan peraturan baru.
Bab 6 siklus dan prosedur akuntansi (Pengantar Akuntansi)Fajar Sandy
Bab 6 membahas siklus akuntansi dan prosedur pencatatan transaksi keuangan secara lengkap mulai dari jurnal, buku besar, neraca saldo, hingga penyusunan laporan keuangan. Terdapat penjelasan tahapan pencatatan transaksi, contoh penerapan jurnal umum, dan contoh pembuatan neraca saldo untuk mengecek keseimbangan buku besar."
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset tidak berwujud diukur menggun
Selain tanah, aktiva tetap mengalami penyusutan nilai. Tinggal pertanyaannya adalah bagaimanakah caranya menghitung nilai penyusutan aktiva tetap?
Semoga materi ini cukup jelas dan membantu.
Selamat belajar dan sukses.
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
Dokumen tersebut membahas tentang return dan risiko portofolio investasi. Ia menjelaskan bahwa tujuan investor adalah memaksimalkan return dengan mempertimbangkan risiko. Return diestimasi berdasarkan return yang diharapkan dan risikonya diukur dengan variansi dan deviasi standar. Diversifikasi dapat meminimalkan risiko portofolio tanpa mengurangi returnnya.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kebijakan akuntansi, estimasi, dan koreksi kesalahan. Dibahas mengenai tujuan, ruang lingkup, konsep materialitas, kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, dan ketika penerapan retrospektif tidak praktis."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang disajikan setiap periode untuk manajemen dan menjelaskan perubahan aset bersih perusahaan.
2. Terdapat perbedaan antara akuntansi komersial dan perpajakan dalam pengukuran dan pengakuan komponen laporan keuangan.
3. Laporan keuangan fiskal merupakan solusi antara ketentuan akuntansi dan perpajakan.
Kerangka konseptual untuk pelaporan keuangan dirancang untuk memastikan bahwa standar akuntansi yang ada tetap sejalan dengan konsep-konsep dasarnya. Kerangka ini terdiri dari tiga tingkatan: tujuan pelaporan keuangan (tingkat satu), karakteristik dan unsur laporan keuangan (tingkat dua), serta teori, konsep dan prinsip yang mendasari penyusunan laporan keuangan (tingkat tiga). Tujuan utama laporan keuangan menurut ker
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan perusahaan yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi. Laporan harus relevan dan dapat diandalkan serta menunjukkan sumber daya ekonomi perusahaan. Karakteristik utama laporan adalah mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat dibandingkan. Laporan memiliki keterbatasan seperti materialitas, sifat konservatif, dan aturan industri khusus.
PSAK 1 mengatur tentang penyajian laporan keuangan yang meliputi struktur dan isi laporan keuangan. PSAK 1 direvisi pada tahun 2013 untuk menyesuaikan dengan perkembangan terakhir IAS 1 tahun 2010. Perubahan utama meliputi penambahan definisi, penyajian penghasilan komprehensif lain yang terpisah antara yang akan dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, serta penambahan persyaratan penyajian informasi komparatif minimum dan
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan akuntansi. Perubahan kebijakan akuntansi terjadi ketika suatu kebijakan diganti dengan kebijakan lain yang masih diterima, sedangkan perubahan estimasi terjadi ketika ada informasi baru yang mempengaruhi estimasi sebelumnya. Koreksi kesalahan harus segera diperbaiki untuk menunjukkan kondisi keuangan yang
Perkembangan Standar PSAK sd 2017 memberikan gambaran singkat tentang perjalanan pengembangan standar akuntansi di Indonesia mulai dari pra PAI hingga konvergensi dengan IFRS. Dokumen ini juga menjelaskan perubahan-perubahan PSAK baru, revisi, dan penyesuaian yang dikeluarkan hingga 2017 beserta karakteristik IFRS.
Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual menjelaskan tujuan, lingkungan, pengguna, entitas pelaporan, tujuan pelaporan keuangan, asumsi dasar, karakteristik, prinsip-prinsip akuntansi dan komponen laporan keuangan pemerintah. Dokumen ini memberikan panduan bagi penyusun standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan.
Similar to Psak 25-kebijakan-akuntansi-perusahaan-estimasi-akuntansi-dan-kesalahan-ias-18 (20)
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab auditor dalam merumuskan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan evaluasi bukti audit yang dikumpulkan. Auditor harus mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan dengan standar pelaporan keuangan dan merumuskan opini apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar berdasarkan standar tersebut.
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Dokumen tersebut membahas tentang pendapat auditor atas laporan keuangan dan laporan auditor independen. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang tujuan auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas, proses perumusan opini auditor, bentuk-bentuk opini yang dapat diberikan auditor, dan contoh bentuk laporan auditor dengan opini wajar tanpa pengecualian dan opini wajar dengan pengecualian.
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
Teks tersebut membahas konsep nilai tambah syariah berdasarkan teori enterprise syariah. Teori ini menempatkan Tuhan sebagai pusat dan memperhatikan keseimbangan antara nilai egoistik dan altruistik. Nilai tambah syariah diusulkan berdasarkan filsafat sufistik Manunggaling Kawulo-Gusti untuk menyatukan manusia dan Tuhan. Konsep ini diambil dari studi kasus tiga pelaku usaha tradisional.
1. Beberapa artikel membahas peran akuntansi forensik dalam mendeteksi dan memberantas korupsi di Indonesia, dengan menggunakan bukti-bukti yang dikumpulkan untuk mendukung proses hukum. 2. Salah satu artikel menyoroti pentingnya kompetensi, independensi, dan profesionalisme auditor dalam mendeteksi kecurangan melalui audit forensik. 3. Sebagian besar artikel sepakat bahwa audit forensik dapat membant
The document discusses the history and development of artificial intelligence over the past 70 years. It outlines some of the key milestones in AI research from the early work in the 1950s to modern advances in deep learning. While progress has been significant, fully general human-level AI remains an ongoing challenge that researchers continue working to achieve.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Studi ini menganalisis laba rugi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bali dengan menggunakan pendekatan Political Economy of Accounting (PEA) untuk memahami makna di balik angka laba rugi dan menilai praktik keadilan. Penelitian kualitatif ini menggunakan data dari wawancara, dokumen, dan statistik untuk memahami hubungan antara kekuasaan dan k
Dokumen tersebut membahas perubahan ketentuan PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai dengan IFRS 10 mengenai definisi pengendalian, persyaratan akuntansi laporan keuangan konsolidasian, penentuan kepentingan nonpengendali, dan pedoman penentuan kehilangan pengendalian atas entitas anak."
PSAK 62 menetapkan pedoman akuntansi untuk kontrak asuransi dan reasuransi. Standar ini mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan untuk kontrak asuransi dan reasuransi. PSAK 62 juga membedakan kontrak asuransi dan investasi, serta menetapkan tes kecukupan liabilitas untuk memastikan kewajiban asuransi dicukupi.
PSAK 58 mengatur kriteria dan pengukuran aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. PSAK 58 menetapkan syarat yang harus dipenuhi agar suatu aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual serta mengatur pengukuran awal dan selanjutnya atas aset tersebut. PSAK 58 juga mengatur penyajian dan pengungkapan aset tidak lancar yang dimiliki untuk di
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. PSAK – 25
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN
ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN
IAS – 18
Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error
Dwi Martani
2.
3. • Tujuan
• Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi.
• Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas:
• Perubahan kebijakan
• Perubahan estimasi
• Koreksi kesalahan
• Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding
laporan keungan.
• Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1.
Latar Belakang
4. Ruang Lingkup
Penerapan PSAK 25:
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.
Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan
penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
5. KonsepMaterialitas
Kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat pos-pos
laporan keuangan adalah material
jika, baik secara sendiri maupun
bersama, dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna
laporan keuangan.
Materialitas bergantung pada ukuran
dan sifat dari kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat tersebut dengan
memperhatikan kondisi terkait.
Ukuran atau sifat pos laporan
keuangan, atau gabungan dari
keduanya, dapat menjadi faktor
penentu.
6. Penilaian apakah suatu
kelalaian-pencantuman atau
kesalahan-pencatatan dapat
memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai, dan menjadi
material, memerlukan
pertimbangan karakteristik
pemakai tersebut.
Penilaian tersebut perlu
mempertimbangkan
bagaimana pemakai yang
dimaksud diperkirakan
terpengaruh secara rasional
dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Materialitas
7. Kebijakan Akuntansi
Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu
yang diterapkan entitas dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas elemen
seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
dan beban, pada laporan keuangan.
8. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pengakuan
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan
Berapa banyak yang diakui
Kapan dan kondisi seperti apa diakui
Bagaimana disajikannya di Laporan Keuanga
Pengukuran
Penyajian
9. Ketika suatu SAK secara spesifik
berlaku untuk suatu transaksi
kebijakan akuntansi yang diterapkan
untuk pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.
Tidak ada SAK yang secara spesifik
manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan
suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan
& andal (menyajikan jujur,
mencerminkan subtansi
ekonomi,netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Penetapan Kebijakan
Akuntansi
PSAK SPESIFIK
TIDAK ADA
PSAK SPESIFIK
10. Sumber acuan manajemen dalam membuat
pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Manajemen juga menggunakan:
• standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun
standar lain yang menacu pada KDPPLK yang sama
• Literatur akuntansi
• Praktik akuntansi industri yang berlaku
• Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Pertimbangan dalam Penerapan
11. Konsistensi penerapan kebijakan
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara
konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya
yang serupa,
– kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi
berbeda adalah hal tepat.
Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan
tersebut,
– Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan
diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
12. Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika
perubahan tersebut:
Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau
arus kas entitas.
Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan
Perubahan Kebijakan Akuntansi
13. Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang
terjadi sebelumnya; dan
2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset
Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau
PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
Bukan Kebijakan Akuntansi
14. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:
1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi
dalam PSAK tersebut, jika ada;
2. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan
secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.
Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru
adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Penerapan Perubahan
Kebijakan
15. Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan
secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:
Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode sajian paling awal.
Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap
periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya
1
2
Penerapan Retrospektif
16. … ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka
perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis
untuk menentukan dampak spesifik periode atau
dampak kumulatif periode tersebut …
Keterbatasan
Penerapan Retrospektif
17. Ketika Retrospektif Tidak Praktis
Ketika tidak praktis untuk menentukan:
Dampak periode-spesifik akibat
perubahan kebijakan akuntansi
dalam informasi komparatif,
maka entitas
Menerapkan kebijakan akuntansi baru
untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas
pada awal periode paling awal dimana
penerapan retrospektif adalah praktis,
mungkin periode berjalan, dan
Membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode itu.
Dampak kumulatif dari, pada
awal periode berjalan,
penerapan kebijakan akuntansi
baru untuk seluruh periode
lalu, maka entitas
Menyesuaikan informasi komparatif
untuk menerapkan kebijakan akuntansi
baru secara prospektif sejak tanggal
praktis paling awal
18. 1. Judul PSAK;
2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;
3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang,
ketika dapat diterapkan;
6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
i. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
ii. LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
a) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang
praktis; dan
b) Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan.
# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.
Pengungkapan
Penerapan Awal
19. 1. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
2. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan
informasi yang andal dan lebih relevan;
3. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu
sajian, sepanjang praktis,:
– Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang
terpengaruh;dan
– Penyesuaian LPS dasar dan dilusian;
4. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum
periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
5. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan
bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan.
# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.
Pengungkapan Perubahan
Sukarela
(Voluntary)
20. Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang
telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas
mengungkapkan:
PSAK baru belum Efektif
Fakta tersebut.
1
Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat
diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan
PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal
penerapannya.
2
21. Pengungkapan PSAK Baru belum Efektif
1) Judul PSAK baru;
2) Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau
perubahan kebijakan akuntansi;
3) Tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan;
4) Tanggal di mana entitas berencana untuk menerapkan
PSAK awalnya; dan
5) Suatu Pernyataan tentang, apakah:
– Suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK
atas laporan keuangan; atau
– jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar,
pernyataan atas hal itu.
22. √ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi
terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.
√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.
√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam
penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat
mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.
23. Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan andal.
Perubahan estimasi akuntansi adalah:
Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
“Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika
terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman …”
Perubahan Estimasi
Akuntansi
24. 1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset
dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Perubahan Estimasi
Akuntansi
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi
secara prospektif sebagai berikut:
25. Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah
perubahan estimasi akuntansi yang:
Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan
karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.
Berdampak pada periode berjalan, atau
Diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak
pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu.
Pengungkapan Perubahan
Estimasi
27. Kesalahan Periode Lalu
adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam
laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
tersebut; dan
b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk
√ Dampak kesalahan perhitungan matematis,
√ Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
√ Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
√ Kecurangan.
Kesalahan Periode Lalu
28. Koreksi kesalahan material periode lalu:
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif
pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
ditemukannya dengan:
Koreksi Kesalahan
Periode Lalu
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian
dimana kesalahan terjadi; atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
29. Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali
secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif
kesalahan.
Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas
untuk periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif
adalah praktis (mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada
semua periode lalu
Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal.
Keterbatasan Penyajian Retrospektif
30. Sifat kesalahan periode lalu;
Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang
praktis:
Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.
… Laporan keuangan periode
berikutnya tidak perlu mengulang …
Pengungkapan Koreksi
Kesalahan
31. Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha rasional
dilakukan.
Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk
menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk
mengoreksi kesalahan, jika:
√ dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
tidak dapat ditentukan;
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada pada
periode lalu tersebut; atau
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin
untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi
yang:
menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan
dari informasi lain.
Tidak Praktis
32. Tanggal Efektif
Tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2011.
Menggantikan PSAK 25 (1994).
33. PT. Beta salah mencatat saldo awal persediaan
sebesar Rp 6.500
PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp
104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp 5.250
PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp 73.500,
HPP 53.500 pajak penghasilan Rp 6.000.
Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan
saldo laba akhir Rp 34.000
Tarif pajak 30%
Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki
komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham
tidak diperdagangkan di publik.
Contoh 1
34. 20 × 1
Penjualan 73.500
Beban Pokok Penjualan (53.500)
Laba sebelum pajak penghasilan 20.000
Pajak Penghasilan (6.000)
Laba 14.000
20 × 2 20 × 1
Penjualan 104.000 73.500
Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
Pajak Penghasilan (7.200) (4.050)
Laba 16.800 9.450
Disajikan Kembali
Laporan 20 × 1
Laporan 20 × 2
Contoh 1
35. Modal saham Saldo Laba Total
Saldo per 31 Desember 20x0 5.000 20.000 25.000
Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des
20X1 disajikan kembali
- 9.450 9.450
Saldo per 31 Desember 20X1 5.000 29.450 34.450
Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des
20X2
- 16.800 16.800
Saldo per 31 Desember 20X2 5.000 46.250 51.250
Laporan Perubahan Ekuitas
Contoh 1
36. Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar
Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali
untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan
keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20 × 2.
Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam laba (4.550)
(Penurunan) dalam persediaan (6.500)
Penurunan dalam utang pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam ekuitas (4.550)
Contoh 1
37. 20×2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga
menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang
sama menerapkan model revaluasi.
Pada tahun sebelum 20×2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan
pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20×1, manajemen membuat survei
teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur
manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20×2.
Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi
secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.
Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai 2×2.
Catatan atas Laporan Keuangan
Contoh 2
38. Rp
Aset tetap pada 20X1
Biaya perolehan awal 25.000
Penyusutan (14.000)
Nilai buku neto 11.000
Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 1.500
Beberapa hasil survei teknis
Penilaian 17.000
Nilai residu estimasian 3.000
Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 2.000
Informasi Tambahan: Tarif pajak 30%
Contoh 2
39. Informasi Tambahan
Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi untuk Penyusutan aset
tetap, sehingga menerapkan pendekatan komponen yang lebih penuh, pada
saat yang sama menerapkan model revaluasi.
Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan karena komponen aset tetap lebih akurat dan didasarkan atas nilai
kini.
Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis
untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal.
Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas
periode sebelumnya.
Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada
awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal
sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar
Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi
beban pajak sebesar Rp150.
Contoh 2
40. Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th
Edition, John Wiley
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, IAI.
International Financial Reporting Standards –
Certificate Learning Material–The Institute of
Chartered Accountants, England and Wales
Main References