Proses penetasan telur ayam meliputi pengolahan telur tetas, pengaturan suhu dan kelembapan di setter dan hatcher, transfer telur ke hatcher, pengelolaan mesin hatcher, dan pengangkatan DOC. Faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, sirkulasi udara, dan sanitasi mempengaruhi hasil penetasan.
Dokumen tersebut menjelaskan cara penetasan telur bebek yang baik dan benar, meliputi persiapan mesin penetas, proses penetasan selama 28 hari, dan tahapan-tahapannya seperti pembalikan telur, pengontrolan suhu, dan peneropongan untuk memantau perkembangan embrio. Proses penetasan telur bebek memerlukan waktu 28 hari, sedikit lebih lama dari telur ayam yang hanya 21 hari.
Telur terdiri atas kuning telur, putih telur, membran shell, dan kerabang telur. Proses penetasan membutuhkan suhu dan kelembaban yang tepat selama 21 hari agar embrio berkembang dengan baik hingga menetas menjadi anak ayam. Perkembangan embrio meliputi pembentukan organ-organ utama seperti jantung, otak, paru-paru, kaki, dan sayap pada minggu-minggu pertama.
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"Yuza Statham
Manajemen produksi ternak unggas membahas pentingnya mencatat dan merekam data produksi ternak untuk tujuan evaluasi, kontrol, dan prediksi tingkat keberhasilan usaha. Dokumen menjelaskan komponen penting yang perlu direkam seperti populasi, berat badan, pemberian pakan, produksi telur, dan riwayat kesehatan. Bentuk-bentuk form yang dapat digunakan untuk merekam data juga dijelaskan. Secara keseluruhan d
Dokumen tersebut membahas tentang ayam kampung, termasuk spesies, bibit, pakan, sistem pemeliharaan, perkandangan, dan penyakitnya. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi dari ayam liar yang tersebar di Indonesia.
Dokumen tersebut menjelaskan cara penetasan telur bebek yang baik dan benar, meliputi persiapan mesin penetas, proses penetasan selama 28 hari, dan tahapan-tahapannya seperti pembalikan telur, pengontrolan suhu, dan peneropongan untuk memantau perkembangan embrio. Proses penetasan telur bebek memerlukan waktu 28 hari, sedikit lebih lama dari telur ayam yang hanya 21 hari.
Telur terdiri atas kuning telur, putih telur, membran shell, dan kerabang telur. Proses penetasan membutuhkan suhu dan kelembaban yang tepat selama 21 hari agar embrio berkembang dengan baik hingga menetas menjadi anak ayam. Perkembangan embrio meliputi pembentukan organ-organ utama seperti jantung, otak, paru-paru, kaki, dan sayap pada minggu-minggu pertama.
Manajemen produksi ternak unggas (Recording) "Yoenk"Yuza Statham
Manajemen produksi ternak unggas membahas pentingnya mencatat dan merekam data produksi ternak untuk tujuan evaluasi, kontrol, dan prediksi tingkat keberhasilan usaha. Dokumen menjelaskan komponen penting yang perlu direkam seperti populasi, berat badan, pemberian pakan, produksi telur, dan riwayat kesehatan. Bentuk-bentuk form yang dapat digunakan untuk merekam data juga dijelaskan. Secara keseluruhan d
Dokumen tersebut membahas tentang ayam kampung, termasuk spesies, bibit, pakan, sistem pemeliharaan, perkandangan, dan penyakitnya. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi dari ayam liar yang tersebar di Indonesia.
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Dokumen tersebut membahas tentang tiga teknologi pengolahan pakan untuk ternak ruminansia yaitu:
1. Pengolahan jerami padi menjadi tape jerami melalui fermentasi dengan ragi tempe untuk meningkatkan kandungan gizi dan palatabilitasnya
2. Pengolahan silase dari batang jagung untuk meningkatkan ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun
3. Pengolahan pakan suplemen berupa "permen sapi" yang dif
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Ringkasan dokumen tentang fermentasi kecap adalah sebagai berikut:
1. Fermentasi kecap melibatkan fermentasi kedelai menggunakan jamur aspergillus oryzae dan aspergillus wentii.
2. Proses pembuatan kecap meliputi pencucian, pengukusan, pengirisan, fermentasi, penambahan bumbu dan penyimpanan.
3. Fermentasi kedelai menghasilkan kecap sebagai produk akhir yang kaya akan protein dan memiliki
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasRamaiyulis Ramai
Pengolahan limbah peternakan khususnya kotoran sapi menjadi biogas memiliki beberapa keuntungan seperti sumber bahan baku yang melimpah dan bermanfaat, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Proses produksi biogas melibatkan fermentasi anaerob oleh bakteri metanogenik di dalam biodigester. Hasilnya berupa biogas yang berkomposisi metan dan karbon dioksida, serta sisa fermentasi
Dokumen tersebut membahas teknik penanganan domba yang meliputi menuntun, mengangkat, mendudukkan, menidurkan, dan mengikat domba dengan cara yang benar dan tidak menyakiti domba untuk mendukung keberhasilan usaha peternakan.
1. Manajemen pemeliharaan ternak sapi dan pengelolaan pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, termasuk penanganan posisi kandang, pembuangan limbah, dan pakan.
2. Limbah ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui perlakuan tertentu untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu.
3. Pengelolaan yang baik dari hulu ke hilir dapat meningkatkan
Dokumen tersebut membahas tentang telur, mulai dari pengertian, jenis, bagian, fungsi, mutu, dan struktur telur. Telur dijelaskan sebagai hasil pembuahan sel telur dan memiliki nilai gizi tinggi. Terdapat beberapa jenis telur seperti telur ayam, itik, dan puyuh yang berbeda ukuran dan warna cangkangnya. Mutu telur ditentukan secara subjektif dan objektif, antara lain berdasarkan warn
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat dan protein dalam pakan ternak. Karbohidrat dibedakan menjadi serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedangkan protein dibedakan menjadi protein murni dan non-protein nitrogen. Analisis van Soest dan proksimat digunakan untuk menganalisis kandungan nutrisi hijauan pakan.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Dokumen ini membahas penentuan kualitas daging pascapanen dan penyimpanan suhu dingin. Kualitas daging masih baik selama enam jam penyimpanan awal dan satu minggu penyimpanan beku, namun menurun setelah dua minggu penyimpanan beku. Daging segar memiliki warna merah, tekstur kenyal, dan jumlah mikroba rendah.
Dokumen ini membahas tentang proses penetasan telur ayam di mesin penetas. Proses ini meliputi pengaturan suhu, kelembaban, ventilasi, dan pembalikan telur secara teratur untuk mendapatkan telur ayam yang berkualitas dan memiliki daya tetas tinggi. Suhu, kelembaban, dan ventilasi harus diatur dengan tepat agar dapat mendukung pertumbuhan embrio di dalam telur.
Uji kualitas telur dan susu memberikan informasi tentang cara menilai kualitas bahan pangan melalui serangkaian tes. Tes kualitas telur meliputi pengamatan eksterior dan interior telur serta pengukuran indeks putih, kuning, dan Haugh untuk menilai kesegaran. Sementara itu, tes kualitas susu mencakup pengamatan warna, bau, rasa, konsistensi, kemampuan masak, dan penambahan alkohol untuk mendeteksi pemalsuan serta pengukuran der
Dokumen tersebut membahas tentang tiga teknologi pengolahan pakan untuk ternak ruminansia yaitu:
1. Pengolahan jerami padi menjadi tape jerami melalui fermentasi dengan ragi tempe untuk meningkatkan kandungan gizi dan palatabilitasnya
2. Pengolahan silase dari batang jagung untuk meningkatkan ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun
3. Pengolahan pakan suplemen berupa "permen sapi" yang dif
Standar ini menetapkan persyaratan mutu, pengambilan contoh, pengujian, pengemasan, dan pelabelan untuk susu sapi segar. Susu harus memenuhi syarat mutu seperti kadar lemak minimal 3%, kadar bahan kering tanpa lemak minimal 7,8%, dan jumlah sel somatis maksimal 4x105 sel/ml. Susu diambil dan diuji sesuai standar, dikemas dalam wadah tertutup yang aman, dan dilabeli dengan informasi produk dan produsen.
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Ringkasan dokumen tentang fermentasi kecap adalah sebagai berikut:
1. Fermentasi kecap melibatkan fermentasi kedelai menggunakan jamur aspergillus oryzae dan aspergillus wentii.
2. Proses pembuatan kecap meliputi pencucian, pengukusan, pengirisan, fermentasi, penambahan bumbu dan penyimpanan.
3. Fermentasi kedelai menghasilkan kecap sebagai produk akhir yang kaya akan protein dan memiliki
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasRamaiyulis Ramai
Pengolahan limbah peternakan khususnya kotoran sapi menjadi biogas memiliki beberapa keuntungan seperti sumber bahan baku yang melimpah dan bermanfaat, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Proses produksi biogas melibatkan fermentasi anaerob oleh bakteri metanogenik di dalam biodigester. Hasilnya berupa biogas yang berkomposisi metan dan karbon dioksida, serta sisa fermentasi
Dokumen tersebut membahas teknik penanganan domba yang meliputi menuntun, mengangkat, mendudukkan, menidurkan, dan mengikat domba dengan cara yang benar dan tidak menyakiti domba untuk mendukung keberhasilan usaha peternakan.
1. Manajemen pemeliharaan ternak sapi dan pengelolaan pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, termasuk penanganan posisi kandang, pembuangan limbah, dan pakan.
2. Limbah ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui perlakuan tertentu untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu.
3. Pengelolaan yang baik dari hulu ke hilir dapat meningkatkan
Dokumen tersebut membahas tentang telur, mulai dari pengertian, jenis, bagian, fungsi, mutu, dan struktur telur. Telur dijelaskan sebagai hasil pembuahan sel telur dan memiliki nilai gizi tinggi. Terdapat beberapa jenis telur seperti telur ayam, itik, dan puyuh yang berbeda ukuran dan warna cangkangnya. Mutu telur ditentukan secara subjektif dan objektif, antara lain berdasarkan warn
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Dokumen tersebut membahas tentang karbohidrat dan protein dalam pakan ternak. Karbohidrat dibedakan menjadi serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedangkan protein dibedakan menjadi protein murni dan non-protein nitrogen. Analisis van Soest dan proksimat digunakan untuk menganalisis kandungan nutrisi hijauan pakan.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Dokumen ini membahas penentuan kualitas daging pascapanen dan penyimpanan suhu dingin. Kualitas daging masih baik selama enam jam penyimpanan awal dan satu minggu penyimpanan beku, namun menurun setelah dua minggu penyimpanan beku. Daging segar memiliki warna merah, tekstur kenyal, dan jumlah mikroba rendah.
Dokumen ini membahas tentang proses penetasan telur ayam di mesin penetas. Proses ini meliputi pengaturan suhu, kelembaban, ventilasi, dan pembalikan telur secara teratur untuk mendapatkan telur ayam yang berkualitas dan memiliki daya tetas tinggi. Suhu, kelembaban, dan ventilasi harus diatur dengan tepat agar dapat mendukung pertumbuhan embrio di dalam telur.
Penelitian ini mengkaji penetasan telur walet putih menggunakan mesin tetas dengan mengatur suhu 34-35°C dan kelembaban 70%. Rata-rata bobot telur 1,81 gram, panjang 20 mm, lebar 12 mm. Bobot tetas rata-rata 1,25-1,66 gram. Tingkat fertilitas telur 78,83% dan daya tetas 26,84%. Penelitian ini bertujuan meningkatkan daya tetas telur walet.
Dokumen tersebut membahas tentang biosecurity dan manajemen pembibitan ayam di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan UNPAD. Dokumen menjelaskan tiga komponen biosecurity yaitu konseptual, struktural, dan operasional serta berbagai persiapan dan prosedur untuk memastikan kesehatan dan kesuburan ayam bibit.
1. Proses setting di hatchery bertujuan untuk mengininkubasi telur selama 18 hari dengan suhu 37°C dan kelembaban 70% serta memutar telur secara perlahan hingga kemiringan 45°
2. Faktor yang mempengaruhi penetasan adalah suhu dan kelembaban, dimana suhu rendah akan memperlambat pertumbuhan embrio dan kelembaban digunakan untuk mengontrol kondisi telur
3. Pemutaran telur bertujuan agar embrio dapat meman
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pemeliharaan ulat sutera, meliputi persyaratan ruang pemeliharaan, alat-alat yang diperlukan, kondisi lingkungan yang mendukung, dan penyediaan pakan yang berkualitas. Secara khusus dibahas tentang pemeliharaan ulat kecil mulai dari inkubasi telur hingga instar III, termasuk desinfeksi ruangan dan alat, kondisi pemeliharaan, dan pembersihan tempat
Power point tugas mekatronika perancangan mesin pembuat tahu otomatisBayuardika
Laporan ini membahas mesin produksi tahu otomatis untuk mempercepat proses produksi, meningkatkan kualitas dan mengurangi tenaga kerja. Mesin ini dapat mengupas kulit ari, memisahkan ampas dan sari, memasak, mengaduk, menyaring, mencetak dan memotong tahu secara otomatis.
Ternak unggas seperti ayam dan itik memegang peranan penting dalam penyediaan protein hewani murah di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Populasi unggas lokal di provinsi ini mencapai 17 juta ekor yang terdiri dari berbagai jenis unggas. Pengembangan ternak unggas di pesantren diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian pesantren. Pemeliharaan ayam arab dan anak ayam membutuhkan persiapan kand
Furnace digunakan untuk menganalisis kadar abu tepung beras dengan memanaskan tepung beras pada suhu berbeda. Tepung beras dihasilkan dari penggilingan beras. Percobaan menggunakan furnace pada suhu 550°C dan 600°C selama 2,5; 3; 3,5 jam. Kadar abu tertinggi 0,8% dihasilkan pada suhu 550°C selama 2,5 jam. Semakin tinggi suhu pemanasan, kadar abu semakin ke
Materi ini menjelaskan tentang pengertian dan konsep dasar sejarah etika profesi.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang teori peluang genetika, yang merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip dan contoh penerapan teori peluang genetika, termasuk rumus dan pedoman untuk menghitung peluang terjadinya hasil tertentu dari persilangan.
Penyusunan Karya Ilmiah - Usulan Penelitian (Bagian Metode Penelitian) - Mate...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana penyusunan karya ilmiah di bab 3 (metode penelitian) pada penelitian peternakan.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang perhitungan untuk melakukan seleksi pada ruminansia besar yaitu sapi perah serta contoh soal terkait seleksi pada sapi perah dan cara penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Korelasi Genetik, Nilai Pemuliaan, dan MPPA - Materi Pemuliaan Ternak DasarLusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian korelasi genetik, nilai pemuliaan, MPPA, dan rumus dari masing-masing sub bab parameter genetik. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang ripitabilitas atau pengulangan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian ripitabilitas, dugaan nilai ripitabilitas, penerapan ripitabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang heritabilitas atau ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian heritabilitas, dugaan nilai heritabilitas, contoh penerapan heritabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang pengertian parameter genetik pada ternak dan sub bab apa saja yang masih berada di dalam cakupan parameter genetik ternak. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana cara penulisan sitasi dalam tinjauan pustaka dan contoh-contoh sub bab dalam tinjauan pustaka di penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang apa saja sub bab yang ada di dalam bab pendahuluan, serta contoh susunan pendahuluan dalam penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Penulisan Pustaka serta Aturan Sitasi dalam Penulisan Karya Ilmiah - Materi M...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini berisi tentang bagaimana cara menulis sitasi dan pustaka yang benar untuk mengutip referensi karya ilmiah dari orang lain agar tidak termasuk dalam plagiasi. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Format Penulisan Karya Ilmiah di Fakultas Peternakan Universitas Tulang BawangLusia Komala Widiastuti
Dokumen tersebut membahas format penulisan berbagai jenis karya ilmiah seperti laporan praktik umum, proposal penelitian, dan skripsi di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang. Dijelaskan urutan pelaksanaan dan format penulisan masing-masing karya ilmiah tersebut, mulai dari halaman judul, daftar isi, bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hingga bagian penutup.
Materi ini menjelaskan tentang dasar penelitian, macam penelitian dan contoh-contohnya dalam ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini membahas tentang materi genetik makhluk hidup yang terdiri dari kromosom, gen, DNA, dan RNA. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Pengertian Genotip, Fenotip, dan Parameter Genetik Ternak - Materi Genetika T...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian genotip, fenotip, dan parameter genetik pada ternak serta membahas terkait Hukum Mendel dan Correns serta contohnya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan terkait pengertian domestikasi, proses dan sejarah terjadinya domestikasi, serta ternak apa saja yang mengalami proses domestikasi. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Dokumen tersebut membahas pengertian genetika ternak yang mempelajari warisan sifat keturunan hewan ternak dan variasi yang mungkin timbul. Genetika digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran hewan, peternakan, dan pertanian untuk menghasilkan strain unggul dan meningkatkan produksi.
Dokumen ini membahas pengorganisasian warga komunitas nelayan di Desa Kuala Lama. Terdapat identifikasi masalah ekonomi, perencanaan peningkatan ekonomi melalui kelompok usaha dan kooperatif, pelaksanaan kegiatan kelompok usaha, pemantauan, dan evaluasi secara berkelanjutan. Pola pengembangan komunitas yang diterapkan adalah memberdayakan komunitas untuk memecahkan masalah secara kooperatif dan demokratis.
Teks tersebut membahas tentang peran komunikasi sosial dalam pengembangan masyarakat. Komunikasi sosial diartikan sebagai proses interaksi antara individu atau lembaga untuk menyampaikan pesan agar pihak lain dapat memahami maksudnya, baik secara lisan maupun nonverbal. Salah satu contoh komunikasi sosial tradisional adalah jagongan di Solo yang memungkinkan pertukaran gagasan antar masyarakat untuk pengemb
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. KELOMPOK 2
Teknologi Penetasan Th 2017/2018
Tri Doni Saputra - 1514141009
Dinda Maisyaroh - 1514141011
Aang Suhendra - 1514141040
Ede Sutisna - 1414141025
Lusia Komala Widiastuti - 1514141010
Viesta Septi Dyana - 1514141017
3. PENGOLAHAN TELUR TETAS
• Pada hatchery skala besar kondisi telur tetas harus diketahui sehingga
dapat tentukan proses inkubasi yang tebat.
Hal yang perlu diketahui
Jenis
telur
Sumber
telur
Status
kesehatan
flock
Usia induk di
kandang
Koleksi telur
tetas di
kandang
Lama
koleksi
Jumlah telur
tetas yang
dikirim
4. •Hal-hal tersebut perlu diketahui guna mengetahui
tindakan antisipasi sanitasi selama proses, mulai dari
terminal, setter, hatcher, dan pada DOC.
•Sanitasi telur tetas dilakukan pnyemprotan
desinfektan (H202) pada saatserah terima di terminal
dan diulang lebih merata pada saat seleksi per egg
tray, kemudian telur tetas difumigasi
5. Agar fumigasi terlaksana dengan efektif
• Konsentrasi formaldehyde dalam formalin 40%
• Suhu ruang fumigasi 27-29oC
• Kelembapan ruang 70-75%
• Volume ruang dan jumlah telur dan dosis fumigasi (PK 60g + formalin
+ 20cc untuk ruang 2.83cm)
• Waktu fumigasi 15-20 menit
• Sistem sirkulasi serta exhaust fan yang baik
6. Beberapa hal yang penting dalam pemilihan
telur tetas:
a) Bobot telur
b) Bentuk telur
c) Kualitas dan kebersihan kerabang
d) Rongga udara
e) Umur telur tetas
7. • Setelah seleksi fisik, telur tetas dimasukan ke dalam egg holding
(cooling room) untuk menunggu jadwal masuk ke dalam setter.
• Penyimpanan telur tetas sebaiknya dilakukan di ruang bersuhu
rendah (18.3oC), dan kelembapan 75-80%
• Waktu simpan telur tetas yang baik maksimal 7 hari, agar tidak
berdampak negative terhadap daya tetas dan menyebabkan
bertambahnya waktu yang diperlukan untuk menetas
8. Pengaturan suhu dan kelembapan di dalam
cooling room
Lama penyimpanan (hari) Suhu (oC) Kelembapan (%) Posisi bagian tumpul
telur
1 – 3 19 -- 21 75 – 77 Di atas
1 – 4 14 – 16 77 – 80 Di atas
8 -- 14 11 – 12 80 -- 82 Di bawah dan perlu
turning
9. hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
setting telur tetas (hatching egg)
• Melakukan sanitasi
• Posisi telur tidak terbalik
• Telur kotor dan retak harus diafkir
• Pengkodean kandang, tanggal produksi, kode stting harus benar
• Telur tetas dikelompokan per mesin, berdasarkan strain, tipe bulu, usia induk,
kandang dan lama koleksinya
10. • Sebelum setting, turning dipastikan sudah dalam posisi netral
• Egg buggy dimasukkan satu per satu untuk di-setting
• Waktu setting mesin chick master multy stage fix rack 40m3nit
(15.552butir)
• Posisi egg tray dipastikan sudah tepat
• Setelah setting, egg buggy harus diserahkan ke ruang pencucian
untuk dicuci
• Selama bekerja diruangan setter pintu selalu dalam keadaan tertutup
11. PENGELOLAAN MESIN SETTER
Mesin tetas
Mesin setter
(inkubasi)
Mesin hatcher
(menetaskan)
1 – 18 hari
18/19 – 21
(menetas)
12. Faktor yang mempengaruhi penetasan
• SUHU
• Sangat mempengaruhi perkembangan embrio. Suhu rendah embrio
tumbuh lambat selama diinkubasi, dan sebaliknya. Pengaturan set
point harus selaras dengan kelembapan
• Pada mesin tetas tanpa kipas suhu ideal 39-40.5oC sedangkan mesin
yang dilengkapi dengan kipas 37-37.5oC
13. • KELEMBAPAN
• Kelembapan (RH) pada setter sangat digunakan untuk mengontrol
weight loss pada telur. Menurut Sudaryani dan Santosa (1999),
kelembapan di setter adalah 52-55%, sedangkan menurut Nuryati,
dkk. (2000), kelembapan ideal dalam penetasan telur ayam hari ke-1
hingga ke-18 adalah 55-60%.
• Untuk daerah tropis seperti Indonesia, umumnya digunakan set point
wt bulb 50-55% untuk mencapai wight loss ideal (12-14%)
• Faktor yang mempengaruhi weight loss : bobot haching egg (HE),
umur induk, lama koleksi HE dalam sooling room, set point wet bulb,
waktu transfer, kualitas kerabang telur.
14. • TURNING (PEMUTARAN TELUR)
• bertujuan agar embrio dapat memanfaatkan seluruh
albumen protein yang tersedia dan mencegah menempelnya
embrio pada sel membrane, khususnya pada minggu
pertama inkubasi.
• Idealnya turning dilakukan setiap jam sekali dengan sudut
kemiringan 45o dengan system automatic electric.
15. • SIRKULASI UDARA
• Kebutuhan oksigen didalam mesin tetas sekitar 21% dan
setiap penurunan 1% oksigen dapat menurunkan hingga 5%
daya tetas telur. Sirkulasi udara dalam setter diatur dengan
adanya ventilasi yang berfungsi untuk mempermudah
gerakan udara atau oksigen dalam mesin dan
mendistribusikan panas secara merata.
16. •Penanganan Telur busuk
Telur busuk menurunkan daya tetas dan kualitas DOC
Langkah untuk memperkecil adanya telur busuk
a. Menghindari telur kotor masuk ke setter
b. Pada ruang tidak representaif telur tetas harus ditangani di bawah 2
jam
c. Melakukan spray HE dengan dosis yang benar
d. Larutan desinfektan dibuat untuk sekali pakai
e. Fumigasi HE dilakukan sesuai standar operasi (SOP)
f. Telur busuk segera dikeluarkan
17. •Prewarming
• Prewarminga yaitu perlakuan atau pengenalan atau adaptasi telur terhadap suhu
inkubasi.
• Manfaat prewarming
a. Telur menetas lebih cepat dalam udara hagat
b. Menghemat pemakaian energi listrik
c. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mnegmbalikkan setter ke suhu operasional
normal
d. Mampu menaikkan daya tetas
• Kerugian prewarming
a. Kemungkinan terjadinya kontaminasi
b. Tidak seragamnya waktu menetas
c. Meemerlukan tenaga kerja dan kemungkinan adanya telur retak dan pecah saat
pengerjaan
18. Pengontrolan setter
• Dilakukan setiap 3 jam sekali yang meliputi pemeriksaan:
a. Display panel dry bul dan wet bulb
b. Fungsi alarm
c. Pengaman termostat
d. Kerja turning
e. Posisi egg tray pada rak triplat
f. Sumbu kelmbaban
g. Kipas
h. Bukaan cooling valve
i. Nozzle dan kondisi nozzle
19. C. Transfer Telur
• Merupakan kegiatan memindahkan telur tetas dari mesin setter ke mesin
hatcher yang sekaligus melakukan pemisahan telur infertile dengan telur
fertil
• Waktu transfer
Dilakukan pada umur 18-19hari
Tujuan waktu transfer
a. Pencapaian weight loss yang tepat sesuai telur yang di setting
b. Tidak ada telur pipping atau menetas di setter
c. Pelaksanaan transfer tidak berbenturan dengan persiapan mesin hatcher
d. Kemudahan pengaturan kerja
20. • Hal-hal yang perlu diperhatikan saat transfer
a. Suhu ruang hatcher 25—280C
b. Meja candling berfungsi dengan baik dan dalam kondisi bersih dan
kering
c. Telur diambil dengan hati-hati dan kodenya sudah benar, dan
pengambilan telur dilakukan per egg buggy
d. Selama pengambilan telur di setter, pintu harus selalu tertutup
e. Hindari tiupanatau terpaan udara dingin langsung mengenai telur
f. Pada saat berlangsung candling dimeja perlu diperhatikan apakah
ada telur yang terbalik atau retak ikut tersetting
21. D. Pengelolaan mesin hatcher
Suhu
Suhu ruangan hatcher berkisar 25—270C. Suhu yang lebih rendah menjelang
akhir penetasan yang berguna untuk:
a. Mengurangi pemakaian oksigen dan mengurangi produk CO2
b. Menurunkan frekuensi bernafas
c. Menambah panjang tarikan napas sehingga meningkatkan daya tetas
Kelembaban
Kelembaban di mesin hatcher 55-60 %. Stelah beerapa telur mulai pipping
dan menetas kelembaban dinaikkan menjadi 60-75 %
22. • Ventilasi
Ventlasi yang tepat di dalam hatcher merupakan faktor yang penting
karena di mesin hatcher produksi panas dan CO2 oleh embrio sangat
tinggi. Direkomendasikan konsentrasi CO2 pada kisaran 0,1 – 0, 3 %
Fumigasi dan penguapan
Setelah transfer telur selesai fumigasi segera dilakukan dengan
kekuatan 1 kali dosis dengan tujuan memindahkan mikroba yang ada
pada telur, mesin, dan peralatan penunjang.
Penguapan formalin dilakukan pada saat telur mulai menetas 10%
yang ditujukan untuk pewarnaan bulu agar menjadi kuning cerah dan
meminimalkan mikroba.
23. • Perawatan hatcher
a. Mesin hatcher yang beroperasi diperika setiap jam yang meliputi kontrol
fungsi alarm, pencatatan suhu, sumbu dan kelembaban serta kontrol
kondisi DOC menjelang panen
b. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh basket hatcher dan dipastikan tidak
ada yang bocor
c. Pada saat mesin kosong, tempat termostat diperiksa daam kondisi bersih
dan kering
d. Dinding dalam dan luar serta atap mesin hatcher harus selalu bersih dan
kering
e. Nampan penadah air dan kelembaban yang ada paada mesin hatcher
diperhatikan jangan sampai ada yang bocor
f. Tidak boleh terdapat fluff pada lubang exhaust mesin
g. Dinding harus selalu bersih, kering dan tidak boleh ada fluff
24. E. Pull chick
Yaitu kegiatan pada saat telur tetas berubah menjadi anak ayam (DOC).
Kriteria dan syarat dilakukan pull chick
a. Semua telur secara keseluruhan sudah menetas
b. DOS sebaiknya dipanen ketika masih 5% basah di sekitar bulan
leher
c. Pusar sudah menutup rapat dan kering
d. DOC bernafas normal dan tidak terengah-engah
e. Pegang dan rasakan kondisi perut DOC, apakah yolk terserap
dengan baik. Kondisi perut yang normal adalah tidak
kempes/lembut dan tidak keras, akan tetapi kenyal-kenyal.
25. • Waktu pull chick
• a. Masa inkubasi normal untuk telur broiler di daerah tropis 498-501 jam
sedangkan layer adalah 504-506 jam
• Kontrol secra berkala kondisi DOC, khususnya pada 4-6 jam menjelang
waktu normal
• Turning waktu pull chick yang tepat akan memengaruhi jumlah culled chick
dan kualitas DOC
• Terlambat mengangkat anak ayam mengakibatkan DOC yang menetas dini
menjadi kekurangan cairan
• Anak ayam yang baru menetas memerlukan waktu istirahat 12 jam.
Analisa culled chick
pada saat memindahkan anak ayam, pada hatcher terdapat beberapa telur
tidak menetas. Telur-telur itu dikumpulkan dan dihitung jumlahnya
26. Macam-macam telur yang tidak menetas:
a. Mati dalam shell;
b. Telur busu (tetapi tidak melerus);
c. Telur retak pada saat pelaksanaan transfer, karena handling yang kasar;
d. Telur infertile;
e. Telur pipping (mati atau hidup);
f. Telur late.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat seleksi dan grading DOC:
a. Box-box DOC diletakkan sedemikian rupa sesuai denagn mesin dan asal kandang;
b. Jarak antar tumpukan DOC dibuat agar sirkulasi udara lebih lancar;
c. Meja seleksi digunakan agar mudah mengamati dan mengambil DOC yang akan diseleksi;
d. Fan sirkulasi diletakkan di tengah atau antar baris-baris tumpukan box-box DOC agar sirkulasi
udara lebih lancar dan merata ke semua box;
e. Seleksi dan grading DOC dilakukan denagn hati-hati;
f. Seleksi dan grading dilakuakn berdasarkan kelompoknya secara untas, dan per mesin, per flock
dan per kandang;
g. Pemeriksaan secara berkala dilakukan terhadap hasil seleksi operator grading yang sudah
dipacking, meliputi : akurasi jumlah, kondisi fisik DOC dan limbah atau ikutan kerabang telur.
27. Tanda-tanda DOC yang berkualitas baik:
a. Pusarnya kering dan tertutup dengan baik;
b. Mempunyai sisik kaki yang berwarna kuning cerah dan tidak kering, sikapnya lincah,
responsif dan warna bulu tidak kusam;
c. Besarnya relatif seragam (37—45 g);
d. Tidak cacat fisik;
e. Mata cerah terang;
f. Nostril bersih dan tidak ada bulu-bulu kecil menempel;
g. Cepat beradaptasi dengan lingkungan.
Indikator lain yang digunakan untuk mengamati keadaan DOC:
a. Tingkat mortalitas/kematian terutama sampai dengan minggu pertama setelah
menetas;
b. Mempunyai ND, IB, IBD, dan AE;
c. Tidak mengandung bibit penyakit yang ditularkan secara vertikal, misalnya Salmonella
pullorum, dan mycoplasma.
28. Sampling DOC
Sampling bobot badan DOC dilakukan dan masing-masing mesin, flock
dan kandang khususnya pada setiap perubahan usia produksi.
a. Usia awal produksi (25—30 minggu);
b. Usia 31—35 minggu;
c. Usia di atas 35 minggu.
Pelaksanaan pengambilan sample bobot DOC secara rutin:
a. Timbang DOC per ekor untuk masing-masing flock sebanyak 100
ekor;
b. Timbang DOC per box @ 102 untuk masing-masing mesin 5 box.
29. Sexing
Sexing adalah memisahkan DOC jantan dan betina melalui feather (bulu)
untuk broiler. Sexing dapat dilakukan melalui warna bulu, dan pemeriksaan
vent pada kloaka.
Aplikasi sexing bentuk bulu:
Male (jantan):
a. Bulu pelindung/penutup selalu lebih panjang dan paad bulu primer;
b. Bulu primer dan bulu coverts sama panjang;
c. Bulu coverts sedikit lebih panjang dari bulu primer;
d. Bulu coverts jelas terlihat lebih panjang dari bulu primer female (betina);
e. Bulu coverts selalu lebih pendek dari bulu primer;
f. Bulu primer sedikit lebih panjang (1/2 –3/4) dan bulu coverts.
30. Debeaking
Debeaking adalah suatu upaya peniadaan atau pemotongan bagian ujung teruncing paruh anak
ayam yang bertujuan untu:
a. Menghindari kanibalisme;
b. Efisiensi penggunaaan ransum.
Distribusi DOC
Pendistribusian DOC per pelanggan harus ditentukan dengan mengambil dari satu kelompok saja
sehingga DOC yang diterima oleh pelanggan relatif seragam.
Pedoman pengelompokkan DOC per pelanggan:
a. Dari satu strain dan tipe pertumbuhan bulu yang sama;
b. Dari satu mesin;
c. Dari flock yang sama;
d. Dari usia in duk yang sama;
e. Diharapkan satu pelanggan satu grade;
f. Dari DOC yang dipanen bersamaan.
31. Status atau kondisi DOC yang perlu mendapat perlakuan tersebut:
a. DOC silver turuna perlu injeksi dengan antibiotik dan cairan injeksi
(0,4 ce/dosis);
b. Pengiriman DOC ke luar pulau perlu tam bahan feed additive;
c. Pengiriman DOC dengan jarak tempuh kendaraan 12 jam perlu
tambahan feed additive;
d. DOC silver dan HE produksi awal minggu pertama betelur perlu
dipertimbangkan untuk diinjeksi antibiotik;
e. DOC yang menginap pada saat pengiriman karena tidak laku dan
akan dikirim besoknya perlu tambahan feed additive.
32. Suhu, kelembaban dan ventilasi pada saat pengiriman.
Administrasi
Pengiriman DOC melalui udara
Beberapa hal yang penting diperhatikan:
a. Ukuran box tidak boleh kurang dari 46x61x18 cm, bila suhu lingkungan di atas 21 C ,maka hanya
dapat diangkut 85 ayam/box standar, tetapi bila suhu lingkungan di bawah 21 C dapat diangkut
100 ekor/box standar;
b. DOC harus berada di bnadar 3 jam sebelum jadwal keberangkatan;
c. Diusahakan tidak ada penerbangan transit;
d. Pada kapal penumpang, perlu dilakukan pemeriksaan fasilitas pengangkutan DOC yang dimiliki;
e. Pada kapal barang, perlu diperhatikan bahwa maksimumb pengangkutan adalah 100 box,
digunakan pallet saat memuat box DOC, dan dilakukan pemeruksaan pada barang lain yang
diangkut supaya tidak mengganggu DOC;
f. Diinformasikan pada pilot tentang adanya DOC dalam kapal tersebut;
g. Penempatan DOC sedemikian rupa sehingga DOC nyaman, ( tidak melebihi 8 tumpukan, tidak
ditutup dengan terpal, tidak terkena sinar matahari langsung, tidak, hindarkan box basah, dan
lembab, dan lain-lain)