Materi ini menjelaskan terkait pengertian domestikasi, proses dan sejarah terjadinya domestikasi, serta ternak apa saja yang mengalami proses domestikasi. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrEmi Suhaemi
Maaf, saya tidak bisa mengikuti kuis secara langsung karena saya adalah asisten virtual. Saya hanya dapat memberikan tanggapan berdasarkan informasi yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang taksonomi dan domestikasi ternak ayam. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi taksonomi ayam, istilah-istilah yang terkait ayam seperti bangsa, kelas, varietas, dan strain. Juga dijelaskan mengenai teori terbentuknya bangsa-bangsa ayam modern dan pembagian kelas bangsa ayam. Di akhir dokumen membahas sejarah perunggasan di Indonesia dan klasifikasi ayam di Indonesia.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Buku petunjuk praktis ini membahas manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit pada ternak sapi di NTB, dengan menjelaskan beberapa penyakit utama seperti antrax, septichaemia epizootica, surra, scabies, dan cacingan beserta gejala dan tindakan pencegahannya. Buku ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ternak sapi di NTB.
Teknik analisis daya cerna pada ruminansia meliputi metode in vitro, in sacco, dan in vivo. Metode in vitro seperti Tilley and Terry mengukur fermentasi mikroba tanpa ternak, sedangkan in sacco menggunakan kantong nilon di rumen. Metode in vivo langsung mengukur kecernaan pada ternak dengan mempertimbangkan periode prelim dan mengumpulkan konsumsi, feses, dan urin.
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrEmi Suhaemi
Maaf, saya tidak bisa mengikuti kuis secara langsung karena saya adalah asisten virtual. Saya hanya dapat memberikan tanggapan berdasarkan informasi yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit non infeksius pada ternak, seperti asidosis rumen, indigesti, milk fever, downer cow syndrome, grass tetany, asetonemia, dan pregnancy toxemia. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian pakan yang tidak seimbang, produksi susu tinggi, perubahan lingkungan, dan kebuntingan lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang taksonomi dan domestikasi ternak ayam. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi taksonomi ayam, istilah-istilah yang terkait ayam seperti bangsa, kelas, varietas, dan strain. Juga dijelaskan mengenai teori terbentuknya bangsa-bangsa ayam modern dan pembagian kelas bangsa ayam. Di akhir dokumen membahas sejarah perunggasan di Indonesia dan klasifikasi ayam di Indonesia.
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Buku petunjuk praktis ini membahas manajemen pencegahan dan pengendalian penyakit pada ternak sapi di NTB, dengan menjelaskan beberapa penyakit utama seperti antrax, septichaemia epizootica, surra, scabies, dan cacingan beserta gejala dan tindakan pencegahannya. Buku ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ternak sapi di NTB.
Dokumen tersebut membahas ilmu pemuliaan ternak, termasuk metode seleksi individu untuk meningkatkan produktivitas dan mutu bibit. Seleksi individu paling sederhana dan cocok jika nilai heritabilitas tinggi dan sifat fenotipe terlihat. Kemajuan seleksi per generasi dan tahun dipengaruhi oleh seleksi diferensial, heritabilitas, dan interval generasi. Rumus dugaan kemajuan seleksi menggunakan faktor-faktor tersebut
Naskah ini membahas tentang dasar-dasar pengertian, komposisi, dan sifat-sifat daging. Daging merupakan sumber protein hewani yang mudah rusak dan mempunyai komposisi air 75%, protein 18%, dan lemak 3%. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan seperti genetik, pakan, dan penanganan. Sifat fisik daging meliputi keempukan, rasa, warna yang merah cerah.
Inseminasi buatan adalah deposisi semen ke dalam organ reproduksi betina dengan menggunakan alat. Tujuannya antara lain meningkatkan kualitas genetik keturunan, mencegah penyakit veneris, dan menghemat biaya pemeliharaan pejantan. Prosesnya meliputi seleksi pejantan, penampungan semen, evaluasi kualitas, pemrosesan, inseminasi, pencatatan, dan evaluasi keberhasilan. Pemrosesan semen mencakup pengenceran
Rekombinasi genetik adalah proses pemindahan fragmen DNA antar sel yang mampu membentuk susunan gen baru. Teknik rekayasa genetik memungkinkan manipulasi organisme dengan mengisolasi, memotong, dan menyisipkan gen yang diinginkan ke dalam vektor untuk diintroduksikan ke dalam sel inang. Sel inang yang mengandung gen rekombinan kemudian diseleksi untuk studi lebih lanjut.
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Faktor-faktor evolusi meliputi mutasi, rekombinasi, seleksi alam, genetik drift, dan adaptasi. Mutasi dan rekombinasi menghasilkan variasi genetik, sementara seleksi alam dan genetik drift memengaruhi frekuensi gen dalam suatu populasi. Proses ini secara berkelanjutan menghasilkan perubahan evolusioner pada organisme.
Dokumen tersebut membahas pengertian genetika ternak yang mempelajari warisan sifat keturunan hewan ternak dan variasi yang mungkin timbul. Genetika digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran hewan, peternakan, dan pertanian untuk menghasilkan strain unggul dan meningkatkan produksi.
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas XKevinAnggono
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi makhluk hidup yang dibahas oleh Team 3. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki, sistem klasifikasi, dan cara mengidentifikasi hewan dan tumbuhan.
Simbiosis mutualisme antara jamur dan ganggang membentuk organisme baru bernama lichenes atau lumut kerak. Lichenes dapat hidup di berbagai habitat dan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan, seperti sebagai vegetasi perintis dan indikator tingkat pencemaran udara. Jamur dan ganggang saling menguntungkan dalam simbiosis ini.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi antar sel, dimana sel dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mengirimkan sinyal. Terdapat 3 jenis komunikasi sel yaitu autokrin (komunikasi diri sendiri), parakrin (komunikasi antar sel dalam jarak dekat), dan endokrin (komunikasi jarak jauh melalui pembuluh darah). Proses komunikasi melibatkan pelepasan ligand oleh sel pengirim, penerimaan ligand oleh reseptor di sel
Plasenta merupakan jaringan yang terbentuk dari embrio dan induk untuk penyaluran nutrisi dan zat buangan. Trophoblast membentuk berbagai struktur seperti amnion, khorion, dan alantois yang kemudian membentuk plasenta melalui fusi dengan endometrium. Bentuk makroskopis plasenta bervariasi antara lain kotiledonaria, difusa, zonaria, dan discoidalis.
Dokumen tersebut merangkum tentang panduan lapangan mengenai amfibi dan reptil di areal Mawas Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Yayasan BOSF. Dokumen ini memberikan pendahuluan tentang lokasi penelitian, tujuan dari BOSF dalam konservasi, dan keanekaragaman hayati di areal tersebut yang meliputi beberapa jenis mamalia, burung, ikan, amfibi dan reptil.
Dokumen tersebut membahas ilmu pemuliaan ternak, termasuk metode seleksi individu untuk meningkatkan produktivitas dan mutu bibit. Seleksi individu paling sederhana dan cocok jika nilai heritabilitas tinggi dan sifat fenotipe terlihat. Kemajuan seleksi per generasi dan tahun dipengaruhi oleh seleksi diferensial, heritabilitas, dan interval generasi. Rumus dugaan kemajuan seleksi menggunakan faktor-faktor tersebut
Naskah ini membahas tentang dasar-dasar pengertian, komposisi, dan sifat-sifat daging. Daging merupakan sumber protein hewani yang mudah rusak dan mempunyai komposisi air 75%, protein 18%, dan lemak 3%. Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan seperti genetik, pakan, dan penanganan. Sifat fisik daging meliputi keempukan, rasa, warna yang merah cerah.
Inseminasi buatan adalah deposisi semen ke dalam organ reproduksi betina dengan menggunakan alat. Tujuannya antara lain meningkatkan kualitas genetik keturunan, mencegah penyakit veneris, dan menghemat biaya pemeliharaan pejantan. Prosesnya meliputi seleksi pejantan, penampungan semen, evaluasi kualitas, pemrosesan, inseminasi, pencatatan, dan evaluasi keberhasilan. Pemrosesan semen mencakup pengenceran
Rekombinasi genetik adalah proses pemindahan fragmen DNA antar sel yang mampu membentuk susunan gen baru. Teknik rekayasa genetik memungkinkan manipulasi organisme dengan mengisolasi, memotong, dan menyisipkan gen yang diinginkan ke dalam vektor untuk diintroduksikan ke dalam sel inang. Sel inang yang mengandung gen rekombinan kemudian diseleksi untuk studi lebih lanjut.
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Faktor-faktor evolusi meliputi mutasi, rekombinasi, seleksi alam, genetik drift, dan adaptasi. Mutasi dan rekombinasi menghasilkan variasi genetik, sementara seleksi alam dan genetik drift memengaruhi frekuensi gen dalam suatu populasi. Proses ini secara berkelanjutan menghasilkan perubahan evolusioner pada organisme.
Dokumen tersebut membahas pengertian genetika ternak yang mempelajari warisan sifat keturunan hewan ternak dan variasi yang mungkin timbul. Genetika digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran hewan, peternakan, dan pertanian untuk menghasilkan strain unggul dan meningkatkan produksi.
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas XKevinAnggono
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi makhluk hidup yang dibahas oleh Team 3. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki, sistem klasifikasi, dan cara mengidentifikasi hewan dan tumbuhan.
Simbiosis mutualisme antara jamur dan ganggang membentuk organisme baru bernama lichenes atau lumut kerak. Lichenes dapat hidup di berbagai habitat dan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan, seperti sebagai vegetasi perintis dan indikator tingkat pencemaran udara. Jamur dan ganggang saling menguntungkan dalam simbiosis ini.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi antar sel, dimana sel dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mengirimkan sinyal. Terdapat 3 jenis komunikasi sel yaitu autokrin (komunikasi diri sendiri), parakrin (komunikasi antar sel dalam jarak dekat), dan endokrin (komunikasi jarak jauh melalui pembuluh darah). Proses komunikasi melibatkan pelepasan ligand oleh sel pengirim, penerimaan ligand oleh reseptor di sel
Plasenta merupakan jaringan yang terbentuk dari embrio dan induk untuk penyaluran nutrisi dan zat buangan. Trophoblast membentuk berbagai struktur seperti amnion, khorion, dan alantois yang kemudian membentuk plasenta melalui fusi dengan endometrium. Bentuk makroskopis plasenta bervariasi antara lain kotiledonaria, difusa, zonaria, dan discoidalis.
Dokumen tersebut merangkum tentang panduan lapangan mengenai amfibi dan reptil di areal Mawas Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Yayasan BOSF. Dokumen ini memberikan pendahuluan tentang lokasi penelitian, tujuan dari BOSF dalam konservasi, dan keanekaragaman hayati di areal tersebut yang meliputi beberapa jenis mamalia, burung, ikan, amfibi dan reptil.
Manusia purba merupakan manusia prasejarah yang hidup antara 6-2 juta tahun lalu dan fosilnya ditemukan di Afrika. Terdapat beberapa jenis manusia purba seperti Pithecanthropus Erectus dengan ciri rahang kuat, tulang pipi tebal, dan tidak memiliki dagu. Mereka hidup nomaden, bergantung pada lingkungan, dan meyakini animisme, dinamisme, totemisme. Penyebab punahnya di antaranya
Manusia purba di Indonesia mulai berkembang sejak zaman Paleolitikum dengan ditemukannya fosil-fosil seperti Meganthropus, Pithecantropus erectus, dan Homo soloensis. Berbagai jenis manusia purba ini dikenali melalui penemuan fosil dan artefak batu sederhana yang digunakan sebagai alat. Perkembangan budaya manusia purba di Indonesia dibedakan ke dalam zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum,
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ternak potong dan kerja kelinci pedaging. Secara singkat, dibahas tentang asal usul kelinci dari zaman kuno hingga penyebarannya ke seluruh dunia, bangsa-bangsa kelinci pedaging seperti Flemish Giant dan New Zealand White, serta perkembangan peternakan kelinci pedaging di Indonesia.
Buku ini membahas 171 jenis burung yang ditemukan di Taman Nasional Baluran. Buku ini berisi foto dan peta sebaran masing-masing spesies burung beserta penjelasan singkat. Buku ini bertujuan melestarikan burung-burung di kawasan konservasi tersebut dengan melakukan inventarisasi dan pendokumentasian spesies burung yang ada.
Rusa timor merupakan salah satu spesies rusa asli Indonesia. Rusa timor memiliki warna bulu coklat abu-abu sampai coklat tua kemerahan, dengan tinggi bahu sekitar 100-110 cm dan bobot 100 kg. Rusa jantan memiliki tanduk bercabang tiga dengan panjang sekitar 80-90 cm. Pada musim kawin, rusa jantan dan betina mengalami perubahan perilaku seperti menjadi lebih peka dan agresif.
Buku ini membahas 171 jenis burung yang ditemukan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Buku ini berisi foto-foto dan peta sebaran masing-masing spesies burung beserta informasi penting lainnya untuk pelestarian satwa di taman nasional tersebut.
Kelompok ini membahas beberapa topik terkait manusia purba, termasuk teori evolusi Darwin, ciri-ciri manusia purba, peta penemuan manusia purba di Indonesia, dan informasi tentang Sangiran sebagai situs penting penemuan fosil manusia purba. Sangiran merupakan kompleks situs manusia purba paling lengkap dan penting di Indonesia yang menyimpan ribuan peninggalan berusia 1,5 juta hingga 100.000 tahun lalu.
Biosfer merupakan lapisan tempat hidup makhluk hidup yang terbentuk dari interaksi litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Persebaran hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti iklim dan topografi. Pemerintah melindungi keanekaragaman hayati dengan mendirikan kawasan konservasi seperti cagar alam dan suaka margasatwa.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu genetik, spesies, dan ekosistem. Juga dibahas mengenai manfaat, pelestarian, klasifikasi, dan penamaan ilmiah makhluk hidup.
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)Sansanikhs
Dokumen tersebut membahas tentang keistimewaan flora dan fauna di Malino, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Flora unik yang ditemukan adalah pohon kelapa yang mampu tumbuh di daerah dataran tinggi di Desa Manimbaho meski umumnya pohon kelapa hanya tumbuh di dataran rendah."
Similar to Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak (20)
Materi ini menjelaskan tentang pengertian dan konsep dasar sejarah etika profesi.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Dokumen tersebut membahas tentang teori peluang genetika, yang merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip dan contoh penerapan teori peluang genetika, termasuk rumus dan pedoman untuk menghitung peluang terjadinya hasil tertentu dari persilangan.
Penyusunan Karya Ilmiah - Usulan Penelitian (Bagian Metode Penelitian) - Mate...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana penyusunan karya ilmiah di bab 3 (metode penelitian) pada penelitian peternakan.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang perhitungan untuk melakukan seleksi pada ruminansia besar yaitu sapi perah serta contoh soal terkait seleksi pada sapi perah dan cara penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Korelasi Genetik, Nilai Pemuliaan, dan MPPA - Materi Pemuliaan Ternak DasarLusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian korelasi genetik, nilai pemuliaan, MPPA, dan rumus dari masing-masing sub bab parameter genetik. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang ripitabilitas atau pengulangan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian ripitabilitas, dugaan nilai ripitabilitas, penerapan ripitabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang heritabilitas atau ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian heritabilitas, dugaan nilai heritabilitas, contoh penerapan heritabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang pengertian parameter genetik pada ternak dan sub bab apa saja yang masih berada di dalam cakupan parameter genetik ternak. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana cara penulisan sitasi dalam tinjauan pustaka dan contoh-contoh sub bab dalam tinjauan pustaka di penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang apa saja sub bab yang ada di dalam bab pendahuluan, serta contoh susunan pendahuluan dalam penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Penulisan Pustaka serta Aturan Sitasi dalam Penulisan Karya Ilmiah - Materi M...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini berisi tentang bagaimana cara menulis sitasi dan pustaka yang benar untuk mengutip referensi karya ilmiah dari orang lain agar tidak termasuk dalam plagiasi. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Format Penulisan Karya Ilmiah di Fakultas Peternakan Universitas Tulang BawangLusia Komala Widiastuti
Dokumen tersebut membahas format penulisan berbagai jenis karya ilmiah seperti laporan praktik umum, proposal penelitian, dan skripsi di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang. Dijelaskan urutan pelaksanaan dan format penulisan masing-masing karya ilmiah tersebut, mulai dari halaman judul, daftar isi, bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hingga bagian penutup.
Materi ini menjelaskan tentang dasar penelitian, macam penelitian dan contoh-contohnya dalam ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini membahas tentang materi genetik makhluk hidup yang terdiri dari kromosom, gen, DNA, dan RNA. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Pengertian Genotip, Fenotip, dan Parameter Genetik Ternak - Materi Genetika T...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian genotip, fenotip, dan parameter genetik pada ternak serta membahas terkait Hukum Mendel dan Correns serta contohnya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Dokumen ini membahas pengorganisasian warga komunitas nelayan di Desa Kuala Lama. Terdapat identifikasi masalah ekonomi, perencanaan peningkatan ekonomi melalui kelompok usaha dan kooperatif, pelaksanaan kegiatan kelompok usaha, pemantauan, dan evaluasi secara berkelanjutan. Pola pengembangan komunitas yang diterapkan adalah memberdayakan komunitas untuk memecahkan masalah secara kooperatif dan demokratis.
Teks tersebut membahas tentang peran komunikasi sosial dalam pengembangan masyarakat. Komunikasi sosial diartikan sebagai proses interaksi antara individu atau lembaga untuk menyampaikan pesan agar pihak lain dapat memahami maksudnya, baik secara lisan maupun nonverbal. Salah satu contoh komunikasi sosial tradisional adalah jagongan di Solo yang memungkinkan pertukaran gagasan antar masyarakat untuk pengemb
Dokumen tersebut membahas manajemen program keluarga berencana di Kota Gorontalo. Program keluarga berencana dapat digolongkan sebagai pendidikan kehidupan keluarga yang berfokus pada orang dewasa. Prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa, seperti memiliki konsep diri yang kuat, perlu diterapkan dalam penyuluhan program ini. Tenaga penyuluh perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena topiknya masih dianggap
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
1. PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS TULANG BAWANG
GENETIKA TERNAK
Pertemuan 3. Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak
Lusia Komala Widiastuti, S.Pt., M.Sc.
Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang
2. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Pengertian Domestikasi
Proses perubahan dari yang sebelumnya hewan liar menjadi hewan peliharaan karena
campur tangan manusia.
Hewan yang mengalami domestikasi hidupnya dikuasai sepenuhnya oleh manusia.
Oleh karena itu, hewan liar yang didomestikasi adalah hewan yang sekiranya memberi
manfaat bagi manusia.
Hewan yang sudah didomestikasi biasanya sulit berubah menjadi liar kembali.
Sapi liar Sapi domestikasi
3. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Estimasi (Pendugaan) Proses Domestikasi
Dalam menetapkan estimasi proses domestikasi, diperlukan keterlibatan ilmu-ilmu:
Palaentologi (ilmu tentang evolusi)
Arkeologi (ilmu tentang kebudayaan masa lalu)
Anatomi komparatif (ilmu tentang persamaan dan perbedaan anatomi spesies)
Embriologi (ilmu pembentukan organisme)
Faal (ilmu tentang sistem kerja tubuh)
Genetika, dan lain-lain
4. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Domestikasi Berarti
Dalam melakukan domestikasi hewan, manusia harus mampu:
Menguasai hidupnya
Menyediakan kebutuhan pakannya
Mengatur perkembangbiakannya (reproduksinya)
5. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Syarat Domestikasi
Menurut ahli biologi Jared Diamond, hewan harus memenuhi enam kriteria agar dapat
dipertimbangkan untuk didomestikasi. Kriteria tersebut antara lain:
Pakannya mudah didapatkan dan bukan merupakan makanan manusia
Pertumbuhannya cepat sehingga perkembangbiakannya juga cepat
Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran
Tidak agresif
Tidak mudah stres
Memiliki hierarki sosial yang dapat dimodifikasi
6. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Konsekuensi Domestikasi
Hewan didomestikasikan ketika kehidupan dan perkembangbiakannya diatur dan
dikendalikan oleh manusia. Akibatnya:
Mengubah perilaku hewan dari yang sebelumnya liar menjadi lebih jinak
Mengubah siklus kehidupannya
Merubah fisiologi hewan secara signifikan
Saat ini, begitu banyak hewan ternak yang tidak mampu hidup di alam liar.
7. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Peternakan di Indonesia (Berdasarkan Jejak Genetik)
Ditemukannya sapi,
kerbau, domba,
kambing, itik, dan babi
di Indonesia
Diduga sejak zaman dulu,
penduduk Indonesia sudah
melakukan domestikasi ternak
Kedatangan Bangsa Eropa, Cina,
Arab dan negara lain ke Indonesia
dengan membawa serta berbagai
jenis ternak
Terjadi persilangan dengan
ternak lokal menghasilkan
keturunan (peranakan)
Zaman kerajaan tua seperti Kerajaan
Tarumanegara, Majapahit, Singosari,
dan kerajaan lainnya
Petunjuk yg ada hanya pemanfaatan
dan perhatian kerajaan terhadap
ternak yang muncul pada prasasti dan
kitab-kitab Cina Kuno
8. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Hewan Domestik Terpilih
Hewan Peliharaan Awal Proses Moyang Liar Tempat Awal
Anjing (Canis lupus familiaris) sebelum 10.000 SM Serigala (Canis lupus lupus) Asia Timur
Domba/biri-biri (Ovis orientalis aries) 7.000 SM Domba padang Irak, Iran, pantai Levantia, Asia Barat Daya
Kambing (Capra aegagrus hircus) 7.000 SM Kambing gunung Pegunungan Zagros, Irak, Iran
Babi (Sus scrofa domestica) 7.000 SM Babi hutan Anatolia, Asia Barat Daya
Sapi (Bos primigenius taurus) 6.500 SM Sapi liar (Bos primigenius) Asia Barat Daya dan Eropa, India, Timur Tengah, and Sub-Sahara
Kucing (Felis silvestris catus) 6.000 SM Kucing liar (Felis silvestris) Mesir, Asia Barat Daya, Siprus
Ayam (Gallus gallus domesticus) 6.000 SM Ayam hutan (Gallus gallus dan G. varius) Lembah Sungai Indus, Asia Tenggara
Tikus belanda/marmot (Cavia porcellus) 5.000 SM - Peru
Keledai (Equus africanus asinus) 5.000 SM Keledai liar Afrika Timur Laut, Mesir
Kuda (Equus ferus caballus) 4.000 SM Kuda liar Ukraina dan daerah Laut Hitam dan padang Eurasia
Llama (Lama glama) 4.000 SM Guanako Pegunungan Andes, Peru
Kerbau (Bubalus bubalis) 4.000 SM Kerbau liar Lembah Sungai Indus
Unta 3.000 SM Unta liar Jazirah Arab (punuk tunggal) dan Asia Tengah (punuk ganda)
Angsa 3.000 SM Angsa liar Laut Tengah timur
Yak (Bos grunniens) 2.500 SM Yak liar Tibet
Sapi Bali (Bos javanicus) ?2.500 SM Banteng Jawa
Ikan mas hias (Carassius auratus auratus) Sekitar abad ke-9 Karper prusia (Carassius auratus gibelio) Cina
10. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Anjing dan Taksonominya
Anjing merupakan hewan
karnivora peliharaan tertua di
muka bumi yang dekat dengan
manusia dan sudah berperan
sejak 3.400 tahun SM.
Disimpulkan bahwa
domestikasi anjing yang terjadi
dulunya karena anjing liar yang
datang mendekati manusia.
14. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Domba dan Taksonominya
Domba berasal dari hewan
pegunungan dan didomestikasikan
pada 9.000 tahun yang lalu dengan
tujuan untuk menghasilkan daging
dan bulu.
17. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Kambing dan Taksonominya
Sama seperti domba, kambing
berasal dari hewan pegunungan
dan didomestikasikan pada 9.000
tahun yang lalu dengan tujuan
untuk menghasilkan daging.
21. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Babi dan Taksonominya
Babi yang ada saat ini diduga
berasal dari dua jenis babi
liar Sus scrofa di Eropa dan
Sus vittatus di Asia dengan
tujuan untuk menghasilkan
daging.
24. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Sapi dan Taksonominya
Domestikasi sapi dilakukan
karena manusia membutuhkan
bantuan tenaga untuk membajak
lahan. Lambat laun, sapi
berkembang sebagai penghasil
daging dan susu.
27. fapet.utb.ac.id
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Sejarah Domestikasi Kucing dan Taksonominya
Ide untuk menjinakkan kucing berasal dari
Mesir, dan kucing jinak saat ini diduga
merupakan keturunan kucing liar dari Afrika.
31. TERIMA KASIH
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Pertemuan 3. Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-bangsa Ternak