Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Persyaratan Pembuatan dan Tataletak Kandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Pyometra berasal dari dua kata, yaitu pyo yang artinya nanah dan metra yang artinya uterus. Pyometra merupakan penyakit dimana terjadi penimbunan nanah pada uterus akibat terjadinya endometritis kronis (Basyir, 2007).
Piometra menyebabkan gangguan reproduksi yang bersifat sementara (infertil) atau permanen (majir), dan dapat terjadi pada semua jenis hewan (Sayuti dkk., 2012).
Sekilas mengenai budidaya ayam petelur komersial (layer) menyangkut feeding, breeding, dan manajemen. (Tugas presentasi mata kuliah Pengantar Ilmu Peternakan).
Pyometra berasal dari dua kata, yaitu pyo yang artinya nanah dan metra yang artinya uterus. Pyometra merupakan penyakit dimana terjadi penimbunan nanah pada uterus akibat terjadinya endometritis kronis (Basyir, 2007).
Piometra menyebabkan gangguan reproduksi yang bersifat sementara (infertil) atau permanen (majir), dan dapat terjadi pada semua jenis hewan (Sayuti dkk., 2012).
Sekilas mengenai budidaya ayam petelur komersial (layer) menyangkut feeding, breeding, dan manajemen. (Tugas presentasi mata kuliah Pengantar Ilmu Peternakan).
Penetasan merupakan salahsatu
upaya menjaga bahkan meningkatkan
populasi walet terutama di gedung walet.
Sehingga sistem panen buang telur yang
menghasilkan kualitas dan kualitas sarang
yang optimal dapat dilakukan, dan telur
walet diteaskan dengan mesin tetas.
Penetasan menggunakan mesin tetas atau
secara artificial untuk burung walet belum
banyak dilakukan.
PT PLN (Persero) is an electrical service provider in Indonesia. With a vision to be a "recognized as a growing, superior, and trusted world class company which is relying on Potensi Insani", PT PLN (Persero) is committed to electrify the entire archipelago. We believe that human potential is the greatest asset and our future, so we are investing heavily to get the future leader candidates who will develop PT PLN (Persero) became a World-class company and face the future business challenges.
Career opportunities in PT PLN (Persero) is very large because our business ranges from upstream to downstream, ranging from power plant, transmission to distribution to the customer and other supported services. Please join us.
The 2015 PT PLN (Persero) Open Recruitment Level Bachelor Degree / Diploma IV / Diploma III
Educational Qualifications
Possess Bachelor degree / Diploma IV graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: S1 / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: S1 / ALE)
Mechanical Engineering (Code: S1 / MES)
Industrial Engineering (Code: S1 / IND)
Diploma III graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: D.III / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: D.III / ALE)
Mechanical Engineering (Code: D.III / MES)
Civil Engineering (Code: D.III / SIP) (Makassar Only)
Marketing Management, Trade Administration, Business Administration, Office Administration (Code: D.III / MAN)
Qualifications
Not married and willing to not get married during Diklat Prajabatan
Born in 1989 or thereafter for Bachelor degree / Diploma 4 graduate
Born in 1991 or thereafter for Diploma 3 graduate
Minimum GPA 2.75 for S1/ELE, S1/MES, S1/ALE, S1/IND, D.III/ELE, D.III/ALE, D.III/MES, D.III/SIP positions
Minimum GPA 3.00 for D.III/MAN position
Required Documents
Application letter, addressed to: PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta
Curriculum vitae
Copy of birth certificate (if doesnt have yet, can be submitted on Interview)
Legalized copy of education diploma / Surat Keterangan Lulus
Legalized copy of latest education transcript
Copy of National Identity Card (KTP)
2 pieces 3x4 size recent colour photograph (write your name on back side)
For cross majors program graduate (Diploma III graduate continued to Bachelor degree / Diploma IV) please also submitted: legalized copy of Diploma 3 diploma and transcript
For last semester student who are currently completing the final project / thesis, are encourage to apply with the terms:
Will be graduated no later than November 2015
Attach Surat Keterangan Sedang Mengerjakan Tugas Akhir / Skripsi when applying
During the selection process, if there is a data mismatch, the applicant will be knocked out
Selecti
3) Pemijahan/pembenihan
Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad berarti siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan.
a) Pembenihan alami Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang.
4) Penetasan telur
Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar.
5) Pemeliharaan larva dan benih
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, termasuk tahapan yang cukup sulit.
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha/ industri harus diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam setiap lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Dalam dunia usaha perikanan, budidaya ikan merupakan salah satu subsektor yang menggunakan tenaga kerja dalam jumlah cukup besar untuk memenuhi target produksinya. Tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja beraktivitas untuk pengembangan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan, tempat bekerja terdapat di dalam atau di luar ruangan, bergantung pada jenis usahanya.
Usaha budidaya/pembenihan ikan dapat dilakukan secara ekstensif, semi-intensif ataupun intensif menentukan penerapan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Usaha budidaya/pembenihan ikan secara ekstensif atau tradisional tidak banyak menggunakan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya. Kegiatan produksi dalam budidaya/ pembenihan ikan dibagi dalam beberapa kegiatan, antara lain: pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi yang diharapkan tercapai tanpa terjadi kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi berkaitan dengan metode produksi/ pembenihan yang digunakan.
Materi ini menjelaskan tentang pengertian dan konsep dasar sejarah etika profesi.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Penyusunan Karya Ilmiah - Usulan Penelitian (Bagian Metode Penelitian) - Mate...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana penyusunan karya ilmiah di bab 3 (metode penelitian) pada penelitian peternakan.
Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang perhitungan untuk melakukan seleksi pada ruminansia besar yaitu sapi perah serta contoh soal terkait seleksi pada sapi perah dan cara penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Korelasi Genetik, Nilai Pemuliaan, dan MPPA - Materi Pemuliaan Ternak DasarLusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian korelasi genetik, nilai pemuliaan, MPPA, dan rumus dari masing-masing sub bab parameter genetik. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang ripitabilitas atau pengulangan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian ripitabilitas, dugaan nilai ripitabilitas, penerapan ripitabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang heritabilitas atau ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada ternak. Berisi tentang pengertian heritabilitas, dugaan nilai heritabilitas, contoh penerapan heritabilitas, serta contoh soal dan penyelesaiannya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang pengertian parameter genetik pada ternak dan sub bab apa saja yang masih berada di dalam cakupan parameter genetik ternak. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung
Materi ini menjelaskan tentang bagaimana cara penulisan sitasi dalam tinjauan pustaka dan contoh-contoh sub bab dalam tinjauan pustaka di penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang apa saja sub bab yang ada di dalam bab pendahuluan, serta contoh susunan pendahuluan dalam penelitian peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Penulisan Pustaka serta Aturan Sitasi dalam Penulisan Karya Ilmiah - Materi M...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini berisi tentang bagaimana cara menulis sitasi dan pustaka yang benar untuk mengutip referensi karya ilmiah dari orang lain agar tidak termasuk dalam plagiasi. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Format Penulisan Karya Ilmiah di Fakultas Peternakan Universitas Tulang BawangLusia Komala Widiastuti
Materi ini berisi panduan dan penjelasan tentang format penulisan karya ilmiah yang terdiri dari laporan praktik umum (PU), usulan penelitian/proposal, dan draft skripsi yang ada di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan tentang dasar penelitian, macam penelitian dan contoh-contohnya dalam ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini membahas tentang materi genetik makhluk hidup yang terdiri dari kromosom, gen, DNA, dan RNA. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung.
Pengertian Genotip, Fenotip, dan Parameter Genetik Ternak - Materi Genetika T...Lusia Komala Widiastuti
Materi ini menjelaskan tentang pengertian genotip, fenotip, dan parameter genetik pada ternak serta membahas terkait Hukum Mendel dan Correns serta contohnya. Materi ini disampaikan di Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini menjelaskan terkait pengertian domestikasi, proses dan sejarah terjadinya domestikasi, serta ternak apa saja yang mengalami proses domestikasi. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
Materi ini berisi tentang pengertian genetika ternak, sejarah adanya genetika ternak dan ilmu-ilmu yang mendasarinya, serta penerapan ilmu genetika pada berbagai bidang termasuk ilmu peternakan. Materi ini disampaikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Tulang Bawang Lampung.
2. KELOMPOK 2
Teknologi Penetasan Th 2017/2018
Tri Doni Saputra - 1514141009
Dinda Maisyaroh - 1514141011
Aang Suhendra - 1514141040
Ede Sutisna - 1414141025
Lusia Komala Widiastuti - 1514141010
Viesta Septi Dyana - 1514141017
3. LOKASI HATCHERY
Dekat dengan customer
Mempunyai prasarana
transportasi (jalan)
yang baik
Dekat dengan sumber
telur tetas
4. Telur berjalan satu jalur
Ruang Fumigasi Ruang Seleksi Ulang Ruang Egg Holding
Ruang Pre-heatingSetter dan Hatcher
5. Telur berjalan satu jalur
Ruang
Penanganan
anak ayam
Ruang pencucian Ruang
Penyimpanan
material
Ruang karyawanRuang administrasi
penetasan
6. RUANG
FUMIGASI
Telur dari farm langsung
masuk ruang ini, dan
difumigasi dengan
kekuatan 1-3 kali. Sopir
hanya boleh mengantar
sampai pintu.
7. RUANG SELEKSI
ULANGSesudah difumigasi, telur diseleksi ulang, meliputi: Keutuhan kerabang, berat, kebersihan,
bentuk, keadaan kerabang (halus, kasar). Setelah seleksi telur dimasukan ke egg tray
setter.
8. RUANG EGG
HOLDINGTelur yang tidak langsung dimasukan ke setter, dimasukan ke
cold room. Dalam ruang ini menganut one first one out.
9. RUANG PRE-
HEATING±6 - 8 jam sebelum dimasukkan
setter, telur dikeluarkan dari ruang penyimpanan pada suhu 22ºC, ruang
ini berdekatan dengan ruang penetas. Tujuannya agar suhu secara bertahap
naik, sehingga telur tidak mengalami shock fisiologis.
10. RUANG PENETAS (Setter dan
Hatcher)Ruang setter dan hatcher sebaiknya berpasangan, mudah dilakukan
pemindahan. Pada depan setter dan hatcher, diberi saluran
air tertutup sehingga pada waktu mencuci hatcher kotor bisa
mengalir.
11. RUANG PENANGANAN ANAK
AYAMDigunakan untuk seleksi doc, potong paruh, vaksinasi mareks,
packing. Temperatur optimal ruang 22ºC dan
kelembaban 60%.
12. RUANG PENCUCIAN
Setelah anak ayam menetas dan rak-rak telur dari setter ke
hatcher, rak telur harus dibersihkan. Pencucian dilakukan dengan
detergen, dan didesinfektan.
15. RUANG KARYAWAN
Untuk menjaga sanitasi karyawan penetasan dilarang keluar masuk ruang
penetasan, sehingga perlu disediakan ruang makan, ruang istirahat dan
kamar kecil.
16. Menentukan waktu
setting
Idealnya DOC sampai agen
12 jam setelah menetas.
Waktu menetas telur rata-
rata 500 jam (495-508 jam)
Menyusun telur tetas
Telur tetas yang akan
disusun dalam egg tray
setter, disusun berdasarkan
urutan yang paling lama
dalam cooling room.
Menentukan rencana Pull
Chick (Turun ayam)
Didasarkan pada
kemampuan hatcher,
permintaan pelanggan misal
seminggu 1 – 2x atau 10 hari
sekali
Pengoperasian Mesin
Tetas
Temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, posisi dan
pembalikan telur (turning),
candling, setter dan hatcher.
17. Menentukan
Kelembaban
Mengatur Ventilasi
Berfungsi untuk
menyediakan oksigen dan
mengeluarkan CO2 hasil
metabolism (21%)
Mengatur posisi dan
turning
Tujuan turning untuk
mencegah agar embrio
tidak menempel di
membrane shell.
Temperatur
Penetasan
Mesin setter mempunyai
temperatur stabil 37,3-
38,3 C (98,6-100,4 F),
idealnya 99,5 F.
Terlalu rendah:evaporasi
telur berjalan cepat. Terlalu
tinggi: menghambat
evaporasi telur.
18. Candling dan transfer
telur
Saat umur telur 18 hari,
dilakukan candling
(peneropongan) untuk
menentukan telur fertil dan
infertil.
Proses pemindahan DOC
dari hatcher disebut pull
chick.
Pull Chick
Untuk memilih doc
yang bisa dijual
(salable chick) dan doc
afkir
Seleksi dan grading
19. Sebelum dikrim ke peternak,
doc harus divaksin marek’s,
biasanya memakai kombinasi
marek’s rispent dan HVT.
Vaksinasi Marek’s
Segera dikeluarkan dari
hatchery
Penanganan Sampah
hatchery
Dipacking dengan
jumlah per boks 102
ekor
Pengiriman DOC
(Chick Delivery)
20. Faktor yang mempengaruhi daya
tetas
Tingkat
fertilitas
Geneti
k
Nutri
si
Penyaki
t
Seleksi Telur
Tetas
21. Pengaruh defisiensi nutrien terhadap daya
tetas
Defisiensi Pengaruhnya
Vitamin A Kegagalan pembentukan sistem peredaran darah dan malposisi
Vitamin D3 Ricket, ayam kerdil (stunted) dan tulang lunak
Vitamin E Penurunan fertilitas, pembengkakan mata, embrio mati pada umur 1-3
hari inkubasi
Vitamin K Koaguasi darah lebih lama, sindrom perdarahan pada embrio dan anak
ayam waktu menetas
Riboflavin Mortalitas yang tinggi pada anak ayam, menurunkan daya tetas
Asam pantotenat Pertumbuhan bulu tidak normal, terjadi perdarahan bawah kulit embrio
dan ayam menetas kondisinya lemah
Biotin Perosis pada tulang kaki, sayap, kerangka tubuh memendek dan
berpilin
Mangan Abnormalitas rangka, edema dan pertumbuhan terhambat