Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Sirup Syukur di pasar Obama Market Matangglumpangdua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas terhadap minat beli konsumen, mengingat sirup ini mengalami persaingan dengan produk sirup lain. Beberapa variabel yang mempengaruhi antara lain keterjangkauan harga, diskon, kualitas bentuk produk, dan kes
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
Proposal skripsi irmayani
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis dalam era globalisasi dewasa ini sangat ketat, di mana
setiap perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta
berusaha untuk menciptakan suatu produk yang mempunyai keunggulan dan
menciptakan produk yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian usaha
pengembangan produk yang berbeda, dapat menjadi suatu strategi yang efektif
bagi perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif sehingga
tercapai suatu kepuasan masing-masing pihak, baik dari pembeli karena membeli
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan seleranya maupun bagi pihak
perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan produk-
produknya dan juga menjaga citra baik perusahaan di mata konsumen.
Objek yang di ambil dalam penelitian ini adalah salah satu produk sirup
yang ada di Obama Market Matangglumpangdua. Sirup merupakan olahan bahan
minuman yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seiring
perkembangan zaman, kebutuhan akan sirup juga semakin meningkat. Persaingan
antar perusahaan sirup pun menjadi sangat ketat. Perusahaan harus memiliki
strategi agar dapat mengambil pasar dan tetap mempertahankan konsumennya.
Sirup Syukur merupakan salah satu produk sirup yang berasal dari Medan.
Banyaknya produk sirup-sirup lain yang lebih menarik dan berkualitas tinggi
membuat konsumen produk Sirup Syukur memilih produk lain, informasi di dapat
dari hasil survei awal kepada beberapa konsumen Obama Market
2. 2
Matangglumpangdua. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan adanya
persaingan antara Sirup Syukur dan sirup-sirup pesaing menyebabkan turunnya
minat beli konsumen Sirup Syukur.
Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama
sangat terasa dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting
terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar. Dengan kata
lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan
kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
Harga menjadi faktor yang berpengaruh secara nyata dan kuat pada
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Kebijakan penetapan harga
selalu dikaitkan dengan kesesuaian dari apa yang diterima oleh konsumen. Dari
sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasa atas suatu
barang atau jasa.
Dalam situasi tertentu para konsumen sangat sensitif terhadap harga
(misalnya, permintaan yang elastik), sehingga harga yang relatif tinggi dibanding
para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen. Akan
tetapi, dalam kasus lainnnya harga dapat dipergunakan sebagai indikator
pengganti kualitas produk, dengan hasil bahwa harga yang lebih tinggi dipandang
positif oleh segmen tertentu.
Peneliti telah melakukan survei awal kepada beberapa konsumen Obama
Market Matangglumpangdua. Adapun fenomena yang terlihat dari perspektif
pemasaran dari sisi harga yaitu daftar harga, daftar harga adalah informasi
3. 3
mengenai harga produk yang di tawarkan agar konsumen mempertimbangkan
untuk membeli (Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009, p.63). Informasi mengenai
harga produk yang di tawarkan Sirup Syukur masih kurang sehingga konsumen
Obama Market Matangglumpangdua masih ragu untuk melakukan keputusan
pembelian Sirup Syukur karena konsumen takut harganya mahal atau tidak bisa di
jangkau oleh konsumen tersebut.
Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan
konsumen sebelum membeli suatu produk, selain itu kualitas juga salah satu alat
pemasaran yang penting. Kualitas produk merupakan proses evaluasi secara
keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang atau jasa
(Mowen, 2005, p.90). Kualitas produk juga merupakan aspek penting yang akan
diperhatikan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian
suatu produk.
Fenomena yang terlihat dari sisi kualitas produk yang pertama yaitu pada
bentuknya, bentuk yaitu meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk. Yang
menjadi permasalahannya yaitu,ukuran dari bentuk Sirup Syukur yang kurang
bervariasi sehingga konsumen kurang tertarik untuk membeli Sirup Syukur
melihat beberapa sirup lain yang ukuran bentuknya lebih bervariasi dan menarik.
Masalah yang kedua yaitu kesan kualitas, kesan kualitas yaitu hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan. Konsumen masih kekurangan informasi dari Sirup
Syukur tersebut sehingga terkesan bahwa sirup ini masih biasa-biasa saja dan
4. 4
konsumen pun ragu untuk membeli Sirup Syukur tersebut sehingga konsumen
tidak memiliki kesan kualitas terhadap produk Sirup Syukur.
Kualitas merupakan hal utama setelah harga, Sirup Syukur juga
mempunyai kualitas yang cukup baik agar mampu bersaing dengan produk lain.
Kualitas produk yang baik akan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen akan produk tersebut. Hal ini senada dengan pendapat dari Kotler dan
Amstrong (2008) bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan
memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
Menurut Tjiptono (2008, P.156), keputusan pembelian merupakan
tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang di butuhkan. Jadi,
keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen melakukan
pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum melakukan
pembelian.
Fenomena terakhir terlihat dari keputusan pembelian yang pertama yaitu
(Attention) perhatian calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh
produsen. Sirup Syukur ini masih belum bisa menarik konsumen untuk membeli
produk tersebut karena lebih banyak lagi sirup-sirup lain yang lebih menarik dan
berkualitas tinggi.
Permasalah yang kedua yaitu (Desire) keinginan calon konsumen untuk
memiliki produk yang ditawarkan oleh produsen, jelas terlihat dimasyarakat
sedikitpun tidak mempunyai keinginan untuk membeli produk ini, karena sirup ini
5. 5
tidak memperkenalkan produknya secara umum kepada masyarakat sehingga
masyarakat kurang tertarik untuk memiliki produk tersebut. Hal tersebut menjadi
pengaruh besar terhadap keputusan pembelian konsumen Sirup Syukur di Obama
Market Matangglumpangdua.
Dilihat dari fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Keputusan
Pembelian Sirup Syukur di Obama Market Matangglumpangdua”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang timbul, antara lain:
1. Pengetahuan konsumen akan harga Sirup Syukur di Obama Market
Matangglumpangdua masih kurang sehingga perlu adanya pengkajian
lanjut mengenai analisis harga.
2. Kualitas Produk Sirup Syukur yang ditawarkan sebenarnya cukup baik,
akan tetapi adanya persaingan dengan produk sirup-sirup lain, sehingga
perlu adanya kajian untuk meningkatkan produk Sirup Syukur baik dari
kualitas maupun kuantitas.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sirup
Syukur Di Obama Market Matangglumpangdua?
6. 6
2. Bagaimanakah Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Sirup Syukur Di Obama Market Matangglumpangdua?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Sirup Syukur di Obama
Market Matangglumpangdua.
2. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Sirup Syukur di
Obama Market Matangglumpangdua.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang pemasaran dan menjadi bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat dan memberikan
informasi bagi perusahaan dan untuk mengetahui variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
7. 7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Harga
2.1.1.1 Definisi Harga
Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong (2008, p.345), harga
merupakan sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah
dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh mamfaat dari
memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Dalam suatu produk terkandung nilai ekonomis yang pada umumnya
disebut harga. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel
dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu dan tempatnya. Menurut
Tjiptono (2008, p.151), harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga merupakan
elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk,
saluran dan bahkan komunikasi yang membutuhkan banyak waktu.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen guna
memperoleh produk berupa barang dan atau jasa yang dimaksud kepada pihak
yang menawarkannya. Harga dalam bentuk nominal uang yang harus
dibayarkan telah melalui proses kesepakatan antara kedua belah pihak. Harga
sebagai sejumlah uang yang harus dibayar untuk mendapatkan hak penggunaan
produk. Harga dalam keputusan pembelian dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian untuk memengaruhi keputusan konsumen
7
8. 8
dalam pembelian suatu produk, pemasar biasanya memodifikasi harga mereka.
Pemahaman konsumen terhadap harga mempunyai dampak yang
penting terhadap penetapan kebijakan harga. Konsumen dapat mempunyai
ekspektasi atas hubungan harga dengan kualitas. Konsumen mungkin mempunyai
ekspektasi bahwa harga yang lebih mahal mencerminkan kualitas yang lebih
baik.
Fungsi stimulasi harga dapat mempengaruhi konsumen secara berbeda-
beda dalam pembuatan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Harga
merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen yang lainnya menimbulkan biaya. Harga merupakan salah
satu elemen bauran pemasaran paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan
cepat. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga menjadi salah satu
hal yang sering dihadapi oleh para eksekutif pemasaran. Penetapan harga
merupakan salah satu keputusan penting bagi pelaku usaha. Keputusan
penetapan harga tergantung pada serangkaian kekuatan-kekuatan lingkungan dan
persaingan yang sangat rumit.
Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai sebagai rasio antara manfaat yang
dirasakan terhadap harga. Persepsi harga sangat memengaruhi keputusan
konsumen untuk menggunakan suatu produk. Persepsi harga (price
perception) berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya
oleh konsumen dan memberikan makna yang mendalam bagi mereka.
9. 9
Pengetahuan tentang harga pada suatu merek akan dibandingkan dengan
harga dari merek lain dalam produk yang sama kelasnya, ciri-ciri dari berbagai
merek dan biaya-biaya konsumen lainnya. Pada akhirnya, terbentuklah sebuah
sikap terhadap berbagai alternatif yang ada. Seringkali beberapa konsumen
mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya
mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian masa lampau. Konsumen
akan membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh
mereka.
2.1.1.2 Indikator Harga
Dalam penelitian ini, harga di ukur dengan indikator sebagai berikut:
Indikator harga menurut Hermann,et al (2007, p.54), yaitu :
1. Keterjangkauan harga
Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya dari suatu produk yang
tertulis disuatu produk, yang harus dibayarkan oleh pelanggan. Maksudnya adalah
pelanggan cenderung melihat harga akhir dan memutuskan apakah akan menerima
nilai yang baik seperti yang diharapkan.
2. Diskon atau potongan harga
Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan
bagi penjual
3. Cara pembayaran
Cara pembayaran sebagai prosedur dan mekanisme pembayaran suatu produk
atau jasa sesuai ketentuan yang ada. Kemudahan dalam melakukan pembayaran dapat
10. 10
dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian. Karena jika fasilitas pembayaran tersebut masih kurang
memadai atau tidak memudahkan konsumen, maka hal itu dapat mengakibatkan
masalah baru kepada konsumen.
2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan harga, antara lain :
a. Faktor Internal Perusahaan
Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, meliputi :
1. Tujuan pemasaran perusahaan, semakin jelas tujuan suatu perusahaan,
semakin mudah pula perusahaan tersebut dalam menetapkan harganya.
2. Strategi bauran pemasaran, harga merupakan salah satu alat bauran
pemasaran yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan
pemasarannya.
3. Biaya, biaya menjadi dasar harga yang dapat ditetapkan perusahaan
terhadap produknya agar tidak mengalami kerugian.
4. Pertimbangan organisasi, dalam perusahaan besar penetapan harga
biasanya ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk.
b. Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor ini berasal dari luar perusahaan, meliputi :
1. Pasar dan permintaan, sebelum menetapkan harga, seorang pemasar harus
memahami hubungan antara harga dengan pasar dan pemintaan atas
produknya.
11. 11
2. Persaingan, kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu
bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda.
c. Faktor Eksternal Lainnya
Ketika menetapkan harga, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor
faktor lain diluar perusahaan. Keadaan ekonomi dapat mempengaruhi
penetapan harga. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi penetapan
harga yaitu seperti inflasi atau tingkat bunga.
2.1.2. Kualitas Produk
2.1.2.1 Definisi Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009,
p.143) kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil
atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang inginkan pelanggan.
Sedangkan menurut Mowen (2005, p.90) kualitas produk merupakan proses
evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang
atau jasa. Karena itu kualitas tersebut dapat menggambarkan salah satu dari hal-
hal seperti kemampuan untuk mempergunakan, kelas atau derajat, mutu
kecocokan, karakteristik mutu, fungsi mutu dan nama sebuah bagian dalam
sebuah organisasi.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas suatu produk merupakan
kadar atau tingkat baik buruknya sesuatu yang terdiri dari semua faktor yang
melekat pada barang atau jasa, sehingga produk tersebut memiliki kemampuan
untuk dipergunakan sebagaimana yang diinginkan konsumen produk tersebut.
12. 12
Produk yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan
konsumen dapat dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai dengan
harapannya akan membuat konsumen menerima suatu produk bahkan sampai
loyal terhadap produk tersebut.
Pesaing yang banyak di pasar menuntut perusahaan harus memperhatikan
kebutuhan konsumen, serta berusaha memenuhi kebutuhan itu dengan produk
yang bermutu tinggi. Kualitas produk memberikan dorongan kepada konsumen
untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Konsumen akan senang jika
kebutuhannya terpenuhi.
Loyalitas pelanggan merupakan aset berharga bagi perusahaan, agar
perusahaan dapat memenangkan persaingan maka perusahaan tersebut harus
meningkatkan loyalitas pelanggan dan menjalin hubungan mesra dengan
pelanggan. Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi hal ini adalah
kualitas produk, kualitas memiliki daya tarik bagi konsumen dan sangat
mempengaruhi konsumen dalam memilih barang maupun jasa.
Produk dikatakan berkualitas jika sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Sangat penting pula mempertahankan kualitas, karena
kualitas yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan untuk
mempertahakan pelanggannya, dimana produk yang baik akan menimbulkan
keputusan membeli dan nantinya berdampak pada peningkatan loyalitas
pelanggan. Karena semakin tinggi kualitas produk yang diterima pelanggan maka
semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan tersebut.
Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,
13. 13
hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan
segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan
pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan
bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk
Ada sembilan indikator kualitas produk menurut Kotler dan Keller yang
dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009,p.8-10) seperti berikut ini :
1. Bentuk, meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.
2. Fitur, karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi dasar produk.
3. Kualitas kinerja, tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi.
4. Kesan kualitas, hasil dari penggunaan pengukuran yang di lakukan secara
tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak
mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
5. Ketahanan, ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau
penuh tekanan.
6. Keandalan, ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami
malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.
7. Kemudahan perbaikan, ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk
itu tak berfungsi atau gagal.
8. Gaya, menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
9. Desain, totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk
berdasarkan kebutuhan pelanggan.
14. 14
2.1.2.3 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk, antara lain :
1. Proses pembuatan produk dan perlengkapan serta pengaturan yang di
gunakan dalam proses produksi.
2. Aspek penjualan. Apabila kualitas dari barang yang di hasilkan terlalu
rendah maka dapat menyebabkan berkurangnya penjualan, begitu pula
sebaliknya.
3. Perubahan permintaan konsumen. Konsumen atau pemakai sering
menginginkan adanya perubahan-perubahan barang yang pakainya baik
berupa kualitas maupun kuantitas.
4. Peranan inspeksi. Selain dapat mengawasi atau menjadi kualitas standar
yang telah di tetapkan juga berusaha untuk memperkecil biaya produksi.
2.1.3. Keputusan Pembelian
2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono (2008, P.156) keputusan pembelian merupakan tindakan
individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang di butuhkan. Jadi,
keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen melakukan
pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum melakukan
pembelian.
Menurut Kotler (2005, p.251-252) yang di maksud dengan keputusan
pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa
atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber
15. 15
sumber seleksi terhadap alternatif pembelian.
Jadi, keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen
melakukan pembelajaran terlebih dahulu tentang sebuah produk sebelum
melakukan pembelian. Keputusan pembelian merupakan alternatif bagi
konsumen untuk menentukan pilihannya.
Setiap keputusan untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur
sebanyak tujuh komponen, yang meliputi:
a. Keputusan tentang jenis produk
Dalam hal ini konsumen dapat mengambil keputusan tentang produk apa
yang akan dibelinya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.
b. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
dengan bentuk tertentu sesuai dengan seleranya.
c. Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan-perbedaan tersendiri.
d. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk yang dibutuhkan
tersebut akan dibeli.
e. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibeli.
16. 16
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan dia harus melakukan
pembelian.
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembelian produk yang akan dibeli, apakah secara tunai atau kredit.
Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan
jumlah pembeliannya.
Proses keputusan pembelian oleh konsumen secara umum mempunyai
karakteristik yang hampir sama. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan
umum konsumen dalam melakukan suatu proses pembelian.
Proses pembelian konsumen tersebut di atas sangat berpengaruh pada
prospek pemasaran pada saat ini maupun mendatang. Hal tersebut karena
pemasaran tidak berhenti dengan terjualnya suatu produk. Pemasaran mencakup
proses konsumsi. Tenaga-tenaga pemasaran ingin konsumennya puas setelah
mengkonsumsi produknya sehingga pembeli kemungkinan akan membeli
kembali. Pada kenyataannya, karena konsumen tidak ingin mengalami proses
keputusan yang rumit bagi setiap pembelian, pembeli seringkali membeli kembali
produk-produk yang telah mereka gunakan dan mereka sukai.
Perilaku pembelian biasanya terjadi jika konsumen puas terhadap produk
yang telah dikonsumsi. Namun demikian kadang konsumen tidak seluruhnya puas
dengan pembelian yang dilakukan. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan
yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan
17. 17
psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak
berwujud dari produk. Konsumen yang tidak puas dapat mengajukan keluhan
kepada penjual, mengkritik produk di masyarakat umum atau bahkan mengajukan
tuntutan. Tak perlu dikatakan, konsumen pasti akan membeli produk-produk yang
sama. Selain itu konsumen yang tidak puas kemungkinan lebih banyak
mengumbar pengalamannya daripada konsumen yang merasa puas.
Namun demikinan, walaupun keadaan tersebut berdampak negatif,
konsumen yang tidak puas merupakan sumber informasi potensial yang berguna
terhadap perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada konsumen.
2.1.3.2 Indikator Keputusan Pembelian
Menurut Kotler & Keller (2009) keputusan pembelian dibentuk oleh
empat indikator, yaitu :
1. Attention (Perhatian)
Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat
menimbulkan perhatian baik dalam bentuk media yang disampaikan, dimana
perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen.
2. Interst (Ketertarikan)
Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu,
ingin mengamati dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama.
3. Desire (Keinginan)
Pemikiran terjadi dari adanya keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan
motivasi konsumen dalam membeli suatu produk.
18. 18
4. Action (Tindakan)
Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
2.1.3.3 Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain :
1. Kualias produk, semakin maksimal kualitas produk yang diberikan membuat
konsumen lebih tertarik.
2. Pengiriman gratis, pelayanan pengiriman gratis yang diberikan produsen
mempengaruhi minat beli konsumen.
3. Banyak pilihan, dengan banyaknya pilihan produk dapat membantu
konsumen dalam melakukan pembelian.
4. Berbagai ukuran, apabila ukuran produk bervariasi maka konsumen dapat
memilih sesuai kebutuhan.
5. Produk terbaru, produk terbaru yang selalu dibuat untuk menarik minat beli
konsumen.
2.2. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
Harga (X1)
Kualitas
Produk (X2)
Keputusan
Pembelian (Y)
19. 19
Keterangan:
: Pengaruh antara masing-masing variabel
X1 : Harga Sirup Syukur
X2 : Kualitas produk Sirup Syukur
Y : Keputusan pembelian
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian
yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen Sirup
Syukur.
H2 : Terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen Sirup Syukur.
H3 : Terdapat pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian konsumen Sirup Syukur.
2.4. Hubungan Antar Variabel Penelitian
2.4.1 Hubungan antara harga terhadap keputusan pembelian
Hubungan antara permintaan dan harga jual biasanya berbanding terbalik
yaitu makin tinggi harga, makin kecil jumlah permintaan demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu, bila produsen menginginkan agar keputusan
pembelian yang dilakukan oleh pembeli dapat meningkat, maka produsen perlu
memahami kepekaan konsumen terhadap harga, sebab setiap konsumen memiliki
kepekaan yang berbeda-beda terhadap harga. Harga menjadi faktor yang
20. 20
berpengaruh secara nyata dan kuat pada keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian. Setiap melakukan pembelian, konsumen akan mengharapkan bahwa
harga yang ditetapkan produsen dapat terjangkau dan sesuai keinginannya yaitu
harga yang murah, oleh sebab itu keinginan konsumen dalam membeli produk
sangat dipengaruhi oleh harga.
2.4.2 Hubungan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Kualitas produk yang baik akan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen akan produk tersebut. Hal ini senada dengan pendapat dari
Kotler dan Amstrong (2008) bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan
maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian. Kualitas produk merupakan karakteristik suatu barang atau
jasa yang berpengaruh pada keputusan pembelian. Produk yang berkualitas tinggi
sangat diperlukan agar keinginan konsumen dapat terpenuhi, karena semakin
tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi tingkat keputusan pembelian
konsumen.
2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti/
Tahun
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Wayan
(2006)
Pengaruh Harga,
Kualitas Produk Dan
Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
(Studi Pada
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta
Pengguna Helm Merek
Variabel
independent
Harga
Kualitas
Produk
Citra Merek
Variabel
dependent
Keputusan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
Harga, kualitas
produk dan citra
merek berpengaruh
positif terhadap
keputusan
pembelian
21. 21
Ink) Pembelian
2. Heninda
(2007)
Pengaruh kualitas
produk dan promosi
terhadap keputusan
Pembelian sirup freiss
indofood (studi kasus
pada konsumen sirup
freiss Indofood di kota
semarang)
Variabel
Independent
kualitas
produk
promosi
Variabel
Dependent
keputusan
Pembelian
Penelitian ini
menyimpulkan
bahwa kualitas
produk dan promosi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian baik
secara parsial
maupun simultan.
Variabel promosi
memiliki pengaruh
yang lebih besar
daripada kualitas
produk.
3. Ummu
Habibah,
Sumiati
(2016)
Pengaruh kualitas
produk dan harga
terhadap
Keputusan pembelian
produk kosmetik
Wardah di kota
bangkalan madura
Variabel
Independent
kualitas
produk
harga
Variabel
Dependent
keputusan
Pembelian
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel-variabel
independen (kualitas
produk dan
harga) mempunyai
pengaruh positif
terhadap variabel
dependen (keputusan
pembelian).
4. Iful
Anwar
Budhi
Satrio,
(2015)
Pengaruh harga dan
kualitas produk
Terhadap keputusan
pembelian
Variabel
Independent
kualitas
produk
harga
Variabel
Dependent
keputusan
Pembelian
Penelitian ini
menyimpulkan
bahwa kualitas
produk dan harga
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian baik
secara parsial
maupun simultan.
22. 22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Obama Market Matangglumpangdua
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Waktu penelitian pada bulan Februari
2017 sampai September 2017.
3.2 Populasi dan Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah pengunjung Obama Market Matangglumpangdua
Kabupaten Bireuen. Pada penelitian ini populasi yang di ambil berukuran besar
dan jumlahnya tidak di ketahui, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti
seluruh populasi yang ada.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen
Sirup Syukur di Obama Market Matangglumpangdua.
Untuk menentukan sampel, yang diambil menggunakan non probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi
dalam posisi yang sama-sama memiliki peluang untuk dipilih menjadi sampel.
22
23. 23
Metode pengambilan sampelnya menggunakan accidental sampling, yaitu
metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan siapa saja
yang ditemui secara kebetulan sebagai sampel. Data dari kuesioner diisi oleh
konsumen Sirup Syukur di Obama Market Matangglumpangdua yang ditemui
secara kebetulan.
Menurut Ferdinand (2005), pedoman ukuran sampel yang baik yaitu
tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel
penelitian. Penentuan jumlah sampel minimum dihitung berdasarkan rumus
berikut :
n = {5 sampai 10 x jumlah indikator yang digunakan}
= 5 x 16 indikator
= 80 sampel
Dari perhitungan diatas, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti
adalah sebesar 80 responden.
3.3 Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data
responden sangat di perlukan untuk mengetahui tanggapan responden keputusan
pembelian konsumen pada produk Sirup Syukur. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden.
24. 24
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dokumen-
dokumen perusahaan dan dari industri terkait yang ada hubungan dengan
pembahasan penulisan (Sugiyono, 2009).
3.4 Metode dan Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian in dimaksudkan untuk memperoleh
data yang relavan dan akurat dengan masalah yang di bahas. Tehnik
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan proses pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung di objek penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertutup dengan jawaban
yang telah disediakan dan harus diisi responden penelitian dengan cara
memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dari dokumen-
dokumen yang terdapat pada lokasi penelitian.
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2008), instrumen penelitian adalah semua alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau
25. 25
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Instrumen
dalam penelitian ini disusun berdasarkan indikator yang terkandung dalam
harga dan kualitas produk kemudian dijabarkan dalam item-item pertanyaan yang
akan dijawab dan diisi oleh responden.
3.5.1. Skala Pengukuran Konsumen
Skala pengukuran instrumen adalah suatu kesepakatan yang menjadi
acuan panjang pendeknya interval yang ada dalam instrumen, sehingga instrumen
tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi orang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel yang selanjutnya dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item yang berupa pertanyaan, hasil jawaban atau jawaban dari
setiap item.
Penentuan nilai skala likert dengan menggunakan lima tingkatan jawaban
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Skala Pengukuran
No Keterangan Bobot
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Netral (N) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
26. 26
3.6 Pengujian Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya angket
penelitian akan diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan untuk
mengetahui apakah instrumen yang disusun benar-benar merupakan hasil yang
baik, karena baik buruknya instrumen akan berpengaruh pada benar tidaknya data
dan sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Baik buruknya
instrumen ditunjukan oleh tingkat kesahihan (validity) dan keandalan (reliability).
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahuai ketepatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk memilih di
antara item- item pernyataan yang relevan untuk dianalisis dengan cara menguji
korelasi antara skor item pernyataan dan skor total dari pernyataan tersebut.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
dapat dipercaya. Uji reliabilitas juga merupakan cara untuk melihat apakah
alternatif ukur kuesioner yang digunakan konsisten atau tidak. Setelah dilakukan
uji validitas instrumen dan diperoleh item-item yang valid, selanjutnya terhadap
item- item yang valid tersebut diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus
alpha cronbach.
27. 27
3.7 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel
No Variabel Konsep Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
1. Harga (X1) Harga adalah
sejumlah uang yang
harus dibayarkan
konsumen guna
memperoleh produk
berupa barang dan
atau jasa yang
dimaksud kepada
pihak yang
menawarkannya.
Keterjangkauan
harga
Diskon atau
potongan harga
Cara
pembayaran
Likert
2. Kualitas
Produk
(X2)
Kualitas produk
merupakan proses
evaluasi secara
keseluruhan kepada
pelanggan atas
perbaikan kinerja
suatu barang atau jasa
Mowen (2005, p.90).
Bentuk
Fitur
Kualitas
kinerja
Kesan kualitas
Ketahanan
Keandalan
Kemudahan
perbaikan
Gaya
Desain
Likert
3. Keputusan
Pembelian
(Y)
Keputusan pembelian
adalah suatu proses
penyelesaian masalah
yang terdiri dari
menganalisa atau
pengenalan kebutuhan
dan keinginan,
pencarian informasi,
penilaian sumber
sumber seleksi
terhadap alternatif
pembelian (Kotler,
2005, p.251-252).
Attention
(Perhatian)
Interst
(Ketertarikan)
Desire
(Keinginan)
Action
(Tindakan)
Likert
28. 28
3.8 Peralatan Analisis Data
3.8.1 Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan.
3.8.1.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
besar yaitu: harga (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian
(Y). Adapun pembentuk umum persamaan regresi linear berganda adalah sebagai
berikut (Sudjana, 2005, p.150)
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
A = Konstanta
X1 = Harga
X2 = Kualitas produk
b1 b2 = Koefisien
e = Eror
3.9 Uji Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2008), merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu
harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan secara statistik
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian
29. 29
(statistik). Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel.
Oleh karena itu dalam statistik yang di uji adalah nol.
Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara
parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah
hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan
statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.
a. Uji parsial (T)
Uji parsial (T) digunakan untuk menguji apakah variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Suatu variabel akan memiliki
pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan
dengan nilai t tabel. Kriteria pengujian ditentukan sebagai berikut :
Apabila t hitung > t table, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Apabila t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b. Uji simultan (F)
Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen.