SlideShare a Scribd company logo
1 of 127
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis
semakin bertambah ketat. Persaingan ini mengakibatkan suatu perusahaan
yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus dapat
melaksanakan pemasaran yang lebih baik dari para pesaingnya.
Perusahaan-perusahaan yang sukses saat ini memiliki persamaan dalam
satu hal, yakni mereka sangat fokus pada konsumen dan mempunyai
komitmen yang kuat pada pemasaran. Perusahaan tersebut berusaha untuk
memahami kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar. Perusahaan
tersebut memotivasi semua orang di perusahaannya untuk menghasilkan
nilai yang unggul bagi konsumen mereka, yang menghasilkan tingkat
kesetiaan yang tinggi.
Perkembangan dunia usaha yang demikian pesat itu telah
menimbulkan kehati-hatian setiap perusahaan dalam memasarkan
produknya, dimana kondisi pasar saat ini penuh dengan beragam produk
yang ditawarkan dengan strategi promosi yang inovatif. Dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar atau bahkan di
tingkat konsumen secara individual, sebuah perusahaan harus bisa
2
mengambil keputusan yang cepat dan tepat mengenai strategi promosi atas
produk yang ditawarkan. Suksesnya suatu pemasaran didukung pula oleh
peran pelayanan yang dilakukan perusahaan tanpa mengabaikan kegiatan
pemasaran lainnya.
Dengan kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan,
akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen
merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan
membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila konsumen merasa
benar-benar puas, mereka akan membeli ulang dan memberi rekomendasi
kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama (Tjiptono, 2007).
Oleh karena itu, perusahaan harus mulai memikirkan betapa pentingnya
suatu pelayanan yang baik, karena kini semakin disadari bahwa pelayanan
yang baik merupakan salah satu aspek vital dalam rangka bertahan dalam
bisnis dan memenangkan persaingan (Tjiptono, 2004).
Rumah makan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang usaha makanan, berusaha untuk menawarkan sesuatu yang unik
dan diharapkan dapat menjaring konsumen lebih banyak lagi. Dengan
berupaya mempertahankan pelayanan yang memadai ataupun
meningkatkan pelayanannya. Walaupun demikian, keluhan dari konsumen
masih tetap ada, misalnya konsumen merasa kurang puas atas pelayanan
yang diberikan, dalam arti terjadi ketidaksesuaian antara harapan dengan
kejadian yang sebenarnya. Harapan ini diduga meliputi kecepatan dalam
3
penyajian makanan, kebersihan ruangan, keramahan para pramusaji, dan
sebagainya.
Dari sekian banyak pilihan rumah makan yang ada, banyak hal
yang menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk sampai pada
keputusan memilih rumah makan tertentu. Untuk itu pihak manajemen
rumah makan berusaha untuk memenuhi semua kriteria yang menjadi
bahan pertimbangan konsumen, baik produknya sendiri maupun
pelayanannya, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya.
Karena jika hal tersebut diabaikan, maka akan terjadi kesenjangan antara
harapan konsumen dengan produk dan pelayanan yang ada di rumah
makan.
Oleh karena itu, berhasil tidaknya rumah makan dalam
berkomunikasi dengan para konsumennya tergantung pada pelayanannya.
Pelayanan memegang peranan yang sangat penting, yakni apakah
konsumen sudah puas atau belum puas dengan pelayanan yang ada di
rumah makan. Seperti dalam hal tangible, reliability, responsiveness,
assurance, dan emphaty (Yamit, 2005). Dengan dipenuhinya hal ini, maka
kesenjangan antara rumah makan dengan konsumennya tidak perlu terjadi.
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia merupakan rumah makan
yang legendaris di Jakarta. Rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun
1970 dan di rumah makan ini menu utamanya sudah tentu sop buntut,
dimana sop buntut terbagi menjadi tiga varian, yaitu sop buntut rebus, sop
4
buntut goreng, dan sop buntut bakar. Selain sop buntut, di rumah makan
ini juga terdapat menu sate ayam, sate kambing, perkedel, udang balado,
teri kentang, dan aneka minuman (air mineral, teh manis/teh tawar, es
jeruk/jeruk hangat dan teh botol). Rumah makan ini tidak hanya
menyajikan menu yang enak, namun rumah makan ini menyadari bahwa
perlunya kualitas pelayanan yang dibutuhkan untuk memuaskan para
konsumen, sehingga konsumen akan membeli ulang dan memberi
rekomendasi positif kepada orang lain.
Berikut ini adalah tabel rincian jumlah konsumen Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia.
Tabel 1.1
Populasi Responden
Bulan Jumlah Konsumen
Mei 2015 6000
Juni 2015 6000
Rata-rata 6000
Sumber: Hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut
Cut Meutia
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut tentang pengaruh kualitas pelayanan pada rumah makan di
Jakarta yang dituangkan dalam suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
5
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia (Studi Kasus : Konsumen Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia di Jakarta Pusat)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis, untuk memperoleh wawasan pengetahuan, teori-teori yang
diperoleh selama berada di perkuliahan sebagai gambaran untuk bahan
studi perbandingan dengan kesesuaian fakta yang ada.
6
2. Perusahaan, sebagai informasi dan bahan masukan ide, serta gagasan
pemikiran atau saran-saran dalam menentukan kebijakan pelayanan
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil penjualan dimasa yang
akan datang.
3. Pihak lain, dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengembangkan
wawasan ilmiahnya dan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya dalam bidang pelayanan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan
banyak perusahaan menetapkan strategi pemasarannya yang dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen. Pemasaran merupakan salah
satu aktivitas yang penting bagi perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi banyak orang menduga hanya
penjualan dan periklanan saja, namun sesungguhnya aktivitas tersebut
hanya merupakan sebagian kecil dari aktivitas pemasaran yang lebih besar.
1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah:
“Sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dan jasa yang bernilai dengan orang lain”.
Menurut Daryanto (2011) pemasaran adalah:
“Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.
8
Menurut Payne (2007) pemasaran adalah:
“Kegiatan memasarkan barang atau jasa umum kepada masyarakat dan
khususnya kepada masyarakat potensial”.
Dari ketiga definisi tersebut, terlihat suatu kesamaan pandangan
para ahli, bahwa pemasaran menekankan pada kebutuhan, keinginan,
dan kepuasan konsumen. Jadi, pemasaran merupakan aktivitas yang
berorientasi pada konsumen, kebutuhan, dan keinginan manusia
dengan menyelidiki apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan
konsumen, kemudian menyediakan dan menyampaikan kepada
mereka, serta memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan
aktivitas tersebut, individu atau kelompok memerlukan suatu proses
yang mendukung tercapainya tujuan dari aktivitas yang akan
dilaksanakan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen pemasaran adalah:
“Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,
serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan,
dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”.
Menurut Lupiyoadi (2006) manajemen pemasaran adalah:
“Suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta kontrol program-
program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan
pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju
untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama”.
Menurut Laksana (2008) manajemen pemasaran adalah:
“Proses perencanaan dan pelaksana, pemikiran, penetepan harga,
promosi serta pengukuran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi”.
9
2. Bauran Pemasaran
Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada
sejumlah faktor, diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, dan
promosi yang dilakukan. Faktor-faktor ini biasa dikenal dengan nama
marketing mix yang merupakan controllable marketing variables,
artinya faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan sepenuhnya oleh
perusahaan. Sedangkan uncontrollable marketing variables tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan, seperti kondisi perekonomian, sosial,
undang-undang, kebijakan pemerintah, dan faktor alam.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) bauran pemasaran adalah:
“Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mendapatkan respon dalam target pasar”.
Menurut Hurriyati (2010) bauran pemasaran adalah:
“Sebagai elemen-elemen yang dapat dikendalikan oleh organisasi
dapat digunakan untuk memuaskan maupun berkomunikasi dengan
pelanggan”.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran merupakan alat pemasaran yang baik yang berada dalam
suatu perusahaan, dimana perusahaan mampu mengendalikannya agar
dapat mempengaruhi respon pasar sasaran.
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang
dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat
atau saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Sedangkan
dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan
seperti orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses
10
(process), sehingga dikenal dengan istilah 7P. Maka dapat disimpulkan
bauran pemasaran jasa yaitu produk, harga, tempat atau saluran
distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Adapun pengertian
7P menurut Kotler dan Armstrong (2012) adalah:
a. Produk (product)
Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan
dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah
dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-
macam produk atau jasa.
b. Harga (price)
Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus
menentukan strategi yang menyangkut potongan harga,
pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang
bersangkutan.
c. Tempat atau saluran distribusi (place)
Tempat atau saluran distribusi yakni memilih dan mengelola
saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau
jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan
sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara
fisik.
11
d. Promosi (promotion)
Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa
yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi,
promosi penjualan, maupun publikasi.
e. Orang (people)
Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan
karyawan, cara berpakaian karyawan, dan penampilan karyawan
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
f. Bukti fisik (physical evidence)
Bukti fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam bukti fisik
antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan,
perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya.
g. Proses (process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses
ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam
jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti
12
pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa
sebagai bagian jasa itu sendiri.
3. Pengertian Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2010) produk adalah:
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan”.
Menurut Alma (2007) produk adalah:
“Seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak berwujud termasuk
didalamnya warna, harga, nama baik produk, nama baik toko yang
menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan yang
diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan”.
Suatu produk senantiasa dikembangkan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen, namun didalam perkembangannya,
produk tetap mempunyai suatu inti yang sangat berhubungan erat
dengan tujuan dan maksud produk tersebut dibuat. Bentuk produk
tersebut mungkin berubah karena disesuaikan dengan kondisi yang
ada, produk yang sudah mempunyai bentuk diberikan suatu tambahan,
misalnya merek, pelayanan, pembungkusan, dan akhirnya sampai ke
tangan konsumen dalam bentuk yang utuh.
Menurut Kotler dan Keller (2009) produk yang dipasarkan terdiri
dari:
a. Barang fisik (physical goods), misalnya mobil, sepatu, dan buku
b. Jasa (service), misalnya pangkas rambut
c. Pengalaman (experience), misalnya jasa pemandu wisata
13
d. Acara (event), misalnya acara seminar
e. Orang (person), misalnya Justin Bieber, disini bukan berarti kita
“membeli” dia tetapi dalam pengertian kita memberi perhatian
dengan membeli kasetnya
f. Tempat (place), misalnya Dunia Fantasi
g. Properti (properties), misalnya objek wisata Borobudur
h. Organisasi (organization), misalnya asosiasi jantung Indonesia
i. Informasi (information), misalnya fasilitas internet
j. Ide (ideas), misalnya “drive safe”
4. Tingkatan Produk
Dalam merencanakan pemasaran atas suatu produk, pemasar
diharuskan untuk mempertimbangkan lima tingkatan produk. Yang
paling dasar adalah manfaat inti yang merupakan maksud dasar atas
suatu produk yang sebenarnya dibeli.
Menurut Kotler dan Keller (2009) produk dibagi menjadi lima
tingkatan, antara lain:
a. Manfaat inti (core benefit)
Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat yang
sebenarnya dibeli oleh konsumen. Contohnya adalah konsumen
rumah makan membeli “makanan dan minuman”.
14
b. Produk generik (generic product)
Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang
diperoleh dari produk yang dikonsumsi. Contohnya adalah rumah
makan memiliki meja dan kursi.
c. Produk yang diharapkan (expected product)
Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang
diharapkan oleh pembeli ketika membeli sebuah produk.
Contohnya adalah konsumen rumah makan dapat mengharapkan
tempat yang bersih dan nyaman.
d. Produk yang ditingkatkan (augmented product)
Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih
yang malampaui harapan konsumen. Contohnya adalah rumah
makan dapat meningkatkan produknya dengan kualitas rasa
makanan dan minuman yang ditingkatkan dan menambah kualitas
menu.
e. Produk yang potensial (potential product)
Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang
mungkin dialami sebuah produk di kemudian hari. Produk
potensial menekankan pada evolusi dimana perusahaan mencari
cara-cara baru yang agresif untuk memuaskan dan membedakan
tawaran pesaing. Contohnya adalah rumah makan menyediakan
live music.
15
5. Klasifikasi Produk
Menurut Tjiptono (2012) secara garis besar, tawaran produk bisa
dikelompokkan menurut berbagai kriteria. Salah satunya adalah daya
tahan (durability) atau berwujud tidaknya (tangibility) produk
bersangkutan. Berdasarkan kriteria ini produk bisa dibedakan menjadi
tiga macam, yakni:
a. Barang tidak tahan lama (non-durable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Umur
ekonomisnya maksimum satu tahun. Contohnya pasta gigi, sabun
mandi, permen, garam, gula, kapur tulis, rokok, buku tulis, dan
sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama atau berumur ekonomis lebih dari satu tahun.
Contohnya antara lain lemari es, TV, mobil, sepeda motor,
komputer, mesin cuci, dan lain-lain.
c. Jasa (services)
Jasa merupakan aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi kendaraan bermotor,
salon kecantikan, kursus keterampilan, pusat kebugaran, restoran,
hotel, rumah sakit, universitas, dan lain-lain.
16
Barang dan jasa merupakan dua hal yang berbeda tetapi jasa
termasuk produk. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa lebih
menekankan pada kualitas pelayanannya. Sebaliknya perusahaan yang
bergerak dalam bidang barang, cenderung kurang memperhatikan
kualitas pelayanannya tetapi lebih menekankan pada kualitas
produknya.
B. Jasa
1. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2009) jasa adalah:
“Semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada
pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun”.
Menurut Lovelock dan Wright (2007) jasa adalah:
“Tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi konsumen
dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas
nama penerima”.
2. Karakteristik Jasa
Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat
mempengaruhi desain program pemasaran. Keempat karakteristik
tersebut menurut Kotler dan Keller (2009), yaitu:
a. Tidak berwujud (intangibility)
Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan,
diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
17
b. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang
bersamaan. Hal ini tidak berlaku pada barang fisik yang
diproduksi, dimasukkan dalam persediaan, didistribusikan melalui
berbagai perantara, dan akhirnya dikonsumsi.
c. Bervariasi (variability)
Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan
dan dimana disajikan, dan kepada siapa jasa itu disajikan, jasa
sangat bervariasi.
d. Dapat musnah (perishability)
Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan pada masa
mendatang, inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan.
Untuk contohnya, kursi-kursi di suatu rumah makan pada waktu
rumah makan tersebut sepi tidak dapat disimpan manfaatnya untuk
kemudian dapat digunakan pada waktu rumah makan tersebut
ramai.
Melalui karakteristik-karakteristik jasa yang sudah dijelaskan
diatas, maka penjual harus dapat memberikan gambaran atas apa yang
akan didapat oleh konsumen setelah menggunakan jasa tersebut. Oleh
karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut
harus diperhatikan agar konsumen dapat kembali untuk membeli ulang
di perusahaan tersebut.
18
3. Kategori Bauran Jasa
Komponen jasa bisa menjadi bagian kecil atau besar dari
keseluruhan penawaran.
Menurut Kotler dan Keller (2009) penawaran jasa dapat dibedakan
menjadi lima kategori, yaitu:
a. Barang berwujud murni (pure tangible goods)
Penawaran terutama terdiri dari barang berwujud. Tidak ada jasa
yang menyertai produk. Misalnya sabun, pasta gigi, dan garam.
b. Barang berwujud yang disertai jasa (tangible goods with
accompanying services)
Penawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu
atau lebih jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
Misalnya, produsen mobil tidak hanya menjual sebuah mobil tetapi
juga menyediakan pelayanan seperti ruang pameran, pengiriman,
perbaikan, pemeliharaan, petunjuk penggunaan, pemenuhan
jaminan dari mobil tersebut, dan sebagainya.
c. Hibrida (hybrid)
Penawaran terdiri dari bagian barang dan jasa yang sama
proporsinya. Misalnya, orang sering mengunjungi suatu rumah
makan karena makanan atau penyajiannya baik.
19
d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with
accompanying minor goods and services)
Penawaran terdiri dari jasa utama beserta tambahan jasa atau
barang pendukung. Misalnya, meskipun perjalanan mencakup
beberapa barang bewujud seperti makanan ringan dan minuman,
yang dibeli penumpang pesawat terbang adalah transportasi.
e. Jasa murni (pure service)
Penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa. Misalnya,
pengasuh bayi, psikoterapi, dan pijat.
Penulis sendiri berpendapat bahwa jasa adalah sesuatu yang tidak
berwujud namun dapat dirasakan manfaatnya. Kepuasan dan
tindakannya sebagai sesuatu yang ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain dan dapat diorientasikan pada keuntungan ataupun tidak.
Yayasan kemanusiaan merupakan salah satu contoh dari jasa yang
tidak diorientasikan pada keuntungan, karena yayasan tersebut telah
memberikan manfaat kepada pihak lain tanpa mengharapkan suatu
keuntungan.
20
C. Kualitas Pelayanan
1. Pengertian Kualitas dan Kualitas Pelayanan
Kualitas perlu mendapat perhatian yang besar dari manajer, sebab
kualitas mempunyai hubungan yang langsung dengan kemampuan
bersaing dan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
Kualitas yang rendah akan menempatkan perusahaan pada posisi
yang kurang menguntungkan. Apabila konsumen merasa bahwa
kualitas dari suatu produk tidak memuaskan, maka kemungkinan besar
ia tidak akan menggunakan produk perusahaan lagi atau mungkin akan
membeli produk pesaing yang menawarkan kualitas yang lebih baik.
Pengertian kualitas dapat berbeda-beda tergantung pada siapa yang
menggunakan dari sudut pandang setiap orang. Menurut Goetsch dan
Davis yang dikutip oleh Yamit (2005) mengatakan “kualitas adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”.
Menurut Tjiptono (2006) terdapat lima macam perspektif kualitas,
yaitu:
a. Transcendental approach
Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai innate
execellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi
sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan
dalam dunia seni.
21
b. Product-based approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan
karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat
diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam
jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.
c. User-based approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang
paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang
berkualitas tinggi.
d. Manufacturing-based approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai
kesesuaian/sama dengan persyaratan. Dalam sektor jasa bahwa
kualitas seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas
dan penekanan biaya.
e. Value-based approach
Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang dari segi nilai dan harga.
Kualitas dalam pengertian ini bersifat relatif, sehingga produk yang
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling
bernilai, tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang
paling tepat dibeli.
22
Menurut Tjiptono (2005) mengatakan:
“Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan (excellence) yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan”.
Menurut Ratnasari (2011) mengatakan:
“Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang secara konsisten memenuhi
atau melampaui harapan konsumen”.
Konsumen akan memberikan penilaian mengenai tingkat
pelayanan yang diberikan perusahaan. Jadi kualitas pelayanan
merupakan penilaian konsumen mengenai tingkat pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan.
Dengan kata lain, ada dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas pelayanan, yaitu pelayanan yang diharapkan dan pelayanan
yang diterima. Apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan memuaskan. Jika
pelayanan yang diterima melampaui harapan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan sebagai kualitas yang sangat memuaskan. Sebaliknya
jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan tidak memuaskan.
2. Faktor-faktor yang Menentukan Penilaian Kualitas Pelayanan
Salah satu cara utama mendiferensiasikan sebuah perusahaan jasa
adalah memberikan jasa yang berkualitas lebih tinggi dari pesaing
secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
23
Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Yamit (2005)
telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa dan
berhasil mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan
oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima
dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah:
a. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan, serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pegawai
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan tanggap.
d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para pegawai, serta bebas dari
bahaya, risiko ataupun keragu-raguan.
e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan.
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono (2005)
menyatakan ada lima kesenjangan dalam proses pelayanan, yaitu:
a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan pendapat manajemen,
dimana kesenjangan ini muncul sebagai akibat dari ketidaktahuan
24
manajemen tentang kualitas jasa macam apa yang sebenarnya
diharapkan konsumen dan bagaimana penilaian konsumen terhadap
pelayanan yang diberikan.
b. Kesenjangan antara pendapat manajemen tentang harapan
konsumen dan spesifikasi kualitas jasa, dimana kesenjangan ini
muncul karena para manajer menetapkan spesifikasi kualitas jasa
yang tidak jelas dan tidak realistis. Akibatnya pegawai yang
memberikan pelayanan kepada konsumen secara langsung tidak
tahu pelayanan seperti apa yang harus diberikan.
c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa,
dimana kesenjangan ini biasanya muncul pada jasa yang sistem
penyampaiannya sangat tergantung pada karyawan. Pendapat yang
akurat tentang harapan konsumen memang penting, tetapi belum
cukup untuk menjamin bahwa spesifikasi kualitas jasa akan
terpenuhi.
d. Kesenjangan antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi
eksternal kepada konsumen, dimana kesenjangan ini terjadi karena
tidak memadainya komunikasi antara penyedia dengan pembeli
jasa dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang
berlebihan.
e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang
diterima, dimana kesenjangan ini timbul akibat adanya perbedaan
25
antara kinerja pelayanan yang diterima konsumen dan kinerja
pelayanan yang diharapkan konsumen.
Adapun model kesenjangan sebagai berikut:
Expected service
Perceived service
Service Delivery
Customer – driven
Service design and standards
Company perceptions of
consumer expectation
External
communications to
customers
Customer gap
Performance gapListening gap
Communication
gap
Service Design and Standards gap
COMPANY
CUSTOMER
Gambar 2.1 Gaps Model of Service Quality
Sumber: Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono (2005)
Pemasaran Jasa
Menurut Tjiptono (2008) strategi mengurangi kesenjangan-
kesenjangan dalam proses pelayanan, yaitu:
a. Meningkatkan interaksi langsung antara manajer dan pelanggan
dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai kebutuhan dan
preferensi pelanggan dan menindaklanjuti informasi dan wawasan
yang diperoleh dari riset pelanggan.
26
b. Memastikan bahwa manajemen puncak menunjukkan komitmen
konsisten pada kualitas berdasarkan sudut pandang pelanggan,
membekali para manajer dengan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan untuk memimpin karyawan agar dapat menyampaikan
layanan berkualitas, dan menetapkan sasaran kualitas layanan yang
jelas, menantang, realistis, dan dirancang secara eksplisit untuk
memenuhi harapan pelanggan.
c. Mengklarifikasi peranan setiap karyawan melalui deskripsi kerja
yang jelas dan rinci, menyelaraskan karyawan dengan pekerjaan
melalui proses seleksi yang menekankan kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap pekerjaan
dengan baik, dan melatih para karyawan dalam hal penetapan
prioritas dan manajemen waktu.
d. Memastikan bahwa standar layanan yang konsisten diberlakukan di
semua lokasi penyedia layanan dan mengelola harapan pelanggan,
dengan cara menginformasikan kepada mereka apa saja yang
mungkin dan tidak mungkin mereka terima, serta yang paling
penting, disertai alasannya.
3. Faktor-faktor Penyebab Kualitas Pelayanan Buruk
Menurut Tjiptono (2008), ada berbagai macam faktor yang
menyebabkan kualitas pelayanan menjadi buruk. Faktor-faktor tersebut
meliputi:
27
a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan
Salah satu karakteristik unik layanan adalah inseparability, artinya
jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Berbagai
macam persoalan sehubungan dengan interaksi antara penyedia
layanan dengan pelanggan bisa terjadi. Beberapa kelemahan pada
penyedia layanan dan berdampak negatif terhadap persepsi
kualitas, meliputi:
1) Tidak terampil melayani pelanggan
2) Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan kontek
3) Tutur kata karyawan kurang sopan
4) Karyawan selalu cemberut saat menghadapi pelanggan
b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi
Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian layanan
dapat pula menimbulkan masalah pada kualitas, yaitu berupa
tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan.
c. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai
Karyawan front-line merupakan ujung tombak sistem penyampaian
layanan, bukan saja mereka itu adalah ”wajah” organisasi, tetapi
merekalah cerminan jasa yang dipersepsikan pelanggan. Agar para
karyawan front-line mampu melayani para pelanggan secara
efektif, mereka membutuhkan dukungan dari fungsi-fungsi utama
manajemen. Dukungan tersebut bisa berupa peralatan dan pelatihan
keterampilan.
28
d. Kesenjangan-kesenjangan komunikasi
Kesenjangan-kesenjangan komunikasi bisa berupa, yaitu penyedia
layanan memberikan janji yang berlebihan, penyedia layanan tidak
menyajikan informasi terbaru kepada para pelanggan, pesan
komunikasi penyedia layanan tidak dipahami oleh pelanggan, dan
penyedia layanan tidak memperhatikan keluhan dan saran
pelanggan.
e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama
Dalam hal interaksi dengan penyedia layanan, tidak semua
pelanggan bersedia menerima layanan yang seragam. Ada
pelanggan yang menginginkan atau bahkan menuntut layanan yang
sifatnya personal dan berbeda dengan pelanggan lain.
f. Visi bisnis jangka pendek
Visi jangka pendek (misalnya, orientasi pada pencapaian target
penjualan dan laba tahunan, penghematan biaya sebesar-besarnya,
peningkatan produktivitas tahunan) bisa merusak kualitas layanan
yang sedang dibentuk untuk jangka panjang.
4. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono (2012) terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas layanan:
29
a. Mengidentifikasi determinan utama kualitas layanan
Setiap penyedia layanan diwajibkan untuk menyampaikan layanan
berkualitas terbaik kepada konsumen. Beberapa faktor yang
menjadi penilaian konsumen, seperti keamanan transaksi
(pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit), ketepatan
waktu, dan lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk membangun
pandangan konsumen terhadap kualitas layanan yang telah
diterima. Apabila terjadi kekurangan dalam beberapa faktor
tersebut, perlu diperhatikan dan ditingkatkan, sehingga akan terjadi
penilaian yang lebih baik di mata pelanggan.
b. Mengelola ekspektasi pelanggan
Banyak perusahaan yang berusaha menarik perhatian pelanggan
dengan berbagai cara, sebagai salah satunya adalah melebih-
lebihkan janji, sehingga itu menjadi ‘bumerang’ untuk perusahaan
apabila tidak dapat memenuhi apa yang telah dijanjikan, karena
semakin banyak janji yang diberikan, semakin besar pula
ekspektasi pelanggan. Ada baiknya untuk lebih bijak dalam
memberikan ‘janji’ kepada pelanggan.
c. Mengelola bukti kualitas layanan
Pengelolaan ini bertujuan untuk memperkuat penilaian pelanggan
selama dan sesudah layanan disampaikan. Berbeda dengan produk
yang bersifat tangible, sedangkan layanan merupakan kinerja,
maka pelanggan cenderung memperhatikan “seperti apa layanan
30
yang akan diberikan” dan “seperti apa layanan yang telah
diterima”, sehingga dapat menciptakan persepsi tertentu terhadap
penyedia layanan di mata konsumen.
d. Mendidik konsumen tentang layanan
Upaya mendidik layanan kepada konsumen bertujuan untuk
mewujudkan proses penyampaian dan pengkonsumsian layanan
secara efektif dan efisien. Pelanggan akan dapat mengambil
keputusan pembelian secara lebih baik dan memahami perannya
dalam proses penyampaian layanan. Sebagai contoh:
1) Penyedia layanan memberikan informasi kepada konsumen
dalam melakukan sendiri layanan tertentu. Seperti mengisi
formulir pendaftaran, menggunakan fasilitas teknologi (ATM,
Internet banking, dan sebagainya), mengisi bensin sendiri (self-
service), dan lain-lain.
2) Penyedia layanan membantu konsumen dalam pemberitahuan
kapan menggunakan suatu layanan secara lebih mudah dan
murah, yaitu sebisa mungkin untuk menghindari periode waktu
sibuk dan memanfaatkan periode di mana layanan tidak terlalu
sibuk.
3) Penyedia layanan menginformasikan konsumen mengenai
prosedur atau cara penggunaan layanan melalui iklan, brosur,
atau staff secara langsung mendampingi konsumen saat
penggunaan layanan.
31
4) Penyedia layanan meningkatkan kualitas layanan dengan cara
penjelasan kepada konsumen tentang beberapa hal kebijakan
yang mungkin akan mengecewakan konsumen, misalkan
kenaikan harga.
e. Menumbuhkan budaya kualitas
Budaya kualitas dapat dikembangkan dalam sebuah perusahaan
dengan diadakannya komitmen menyeluruh dari semua anggota
organisasi dari yang teratas hingga terendah. Budaya kualitas
terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi,
prosedur, dan harapan yang berkenaan dalam peningkatan kualitas.
Beberapa faktor yang dapat menghambat namun dapat pula
memperlancar pengembangan kualitas layanan, yaitu:
1) Sumber daya manusia, sebagai contoh dalam hal penyeleksian
karyawan, pelatihan karyawan, deskripsi job desk, dan
sebagainya.
2) Organisasi/struktur, meliputi integrasi atau koordinasi antar
fungsi dan struktur pelaporan.
3) Pengukuran (measurement), yaitu melakukan evaluasi kinerja
dan keluhan, serta kepuasan konsumen.
4) Pendukung sistem, yaitu faktor teknologi seperti komputer,
sistem, database, dan teknis.
5) Layanan, meliputi pengelolahan keluhan konsumen, alat-alat
manajemen, dan alat-alat promosi penjualan.
32
6) Komunikasi internal, terdiri dari prosedur dan kebijakan dalam
operasional.
7) Komunikasi eksternal, yakni edukasi pelanggan, manajemen
ekspektasi pelanggan, dan pembentukan citra positif
perusahaan.
f. Menciptakan automating quality
Otomatisasi berpotensi mengatasi masalah dalam hal kurangnya
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Namun
dibutuhkan perhatian dalam aspek-aspek sentuhan manusia (high
touch) dan elemen-elemen yang memerlukan otomatisasi (high
tech). Keseimbangan antara kedua hal tersebut sangat dibutuhkan
untuk menghasilkan kesuksesan penyampaian layanan secara
efektif dan efisien. Contoh, internet banking, phone banking, dan
sejenisnya.
g. Menindaklanjuti layanan
Penindaklanjutan layanan diperlukan untuk memperbaiki aspek-
aspek layanan yang kurang memuaskan dan mempertahankan yang
sudah baik. Dalam rangka ini, perusahaan perlu melakukan survey
terhadap sebagian atau seluruh konsumen mengenai layanan yang
telah diterima, sehingga perusahaan dapat mengetahui tingkat
kualitas layanan perusahaan di mata konsumen.
33
h. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan
Service quality information system adalah sistem yang digunakan
oleh perusahaan dengan cara melakukan riset data. Data dapat
berupa hasil dari masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan
eksternal, serta informasi mengenai perusahaan, pelanggan, dan
pesaing. Bertujuan untuk memahami suara konsumen mengenai
ekspektasi dan persepsi konsumen terhadap layanan yang diberikan
perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan berdasarkan sudut pandang konsumen.
Menurut Yoeti (2005) ada empat cara seorang karyawan dapat
memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik, yaitu:
a. Kemampuan (skill)
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan,
karyawan dituntut harus akrab dengan situasi dan kondisi di
perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan perusahaan juga diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan bagaimana kita harus bertindak,
bersikap, bertutur kata, dan mengambil keputusan yang
menguntungkan bagi perusahaan.
b. Efisiensi (efficiency)
Tujuan sebenarnya adalah untuk mengurangi kesalahan (zero
defect). Suatu kesalahan kecil dapat mempengaruhi kualitas
34
produk, meningkatkan biaya, dan menimbulkan citra yang tidak
baik bagi perusahaan.
c. Keramahtamahan (courtesy)
Keramahtamahan yang dimaksud bukan suatu tingkah laku yang
dibuat-buat, tetapi harus datang dari lubuk hati yang paling dalam.
Usahakan dalam memberikan pelayanan selalu mendahulukan
pelanggan dalam suatu hal, sehingga dapat membuat pelanggan
berbahagia, dengan demikian diharapkan kita selalu memelihara
hubungan yang baik dengan para pelanggan.
d. Kebanggaan (pride)
Setiap karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan sebaik mungkin dan memiliki rasa bangga dengan
pekerjaan yang dilakukannya, karena setiap pelanggan
mengharapkan yang terbaik dari kita. Untuk membantu perusahaan
dan karyawan dalam memberikan kepuasan pelanggan, kita harus
meminta kepada pelanggan masukan atau kritik yang membangun,
baik positif atau negatif, sehingga masukan itu dapat digunakan
untuk memperbaiki kepuasan pelanggan diwaktu yang akan
datang.
Menurut Martin (2004) terdapat empat langkah dalam proses
pelayanan yang bermutu, yaitu:
35
a. Sampaikan sikap positif
Bersikap positif terhadap pekerjaan anda tidak lebih baik dibanding
benar-benar menyukai pekerjaan anda dan membiarkan tindakan
dan kata-kata anda memancarkan kesenangan ini kepada para
pelanggan.
b. Kenalilah kebutuhan pelanggan
Cara terbaik untuk mengenali kebutuhan para pelanggan anda
adalah berusaha untuk menempatkan diri sendiri pada posisi
mereka, tempatkan diri sendiri dalam ukuran mereka.
c. Penuhilah kebutuhan pelanggan
Anda dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan, tamu atau klien
anda dengan cara misalnya, melakukan seluruh tugas dan
kewajiban yang dituntut oleh pekerjaan anda, mengkomunikasikan
pesan yang jelas kepada pelanggan dan tetap memberikan
pelayanan pelanggan bermutu saat terjadi hal-hal tak terduga.
d. Pastikan pelanggan kembali lagi
Pastikan pelanggan anda kembali lagi dengan cara berusaha
memuaskan keluhan pelanggan, siap menangani berbagai keluhan
umum secara pantas dan memberikan satu langkah ekstra dalam
memberikan pelayanan pelanggan bermutu.
36
D. Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Kepuasan dan Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen sesudah pembelian tergantung dari kinerja
penawaran yang dibandingkan dengan harapannya. Definisi kepuasan
menurut Irawan (2007) mengatakan “kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan
hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya”.
Menurut Kotler dan Keller (2007) mengatakan:
“Kepuasan adalah mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang
merupakan hasil dari kinerja (atau hasil) yang dirasakan dari produk
dalam hubungan dengan harapannya”.
Definisi kepuasan konsumen menurut Amir (2005) mengatakan:
“Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk
dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan”.
Menurut Kotler dan Keller (2007) mengatakan:
“Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan”.
Menurut Tjiptono (2007), terciptanya kepuasan konsumen dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara
perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar
yang baik bagi pembelian ulang, terciptanya loyalitas, dan membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Penghargaan pelanggan dibentuk berdasarkan pengalaman mereka,
saran teman-teman, dan iklan yang disampaikan oleh perusahaan jasa.
Pelanggan memilih untuk membeli jasa berdasarkan harapan ini dan
37
setelah menikmati jasa tadi, mereka akan membandingkannya dengan
apa yang mereka harapkan.
Apabila kebutuhan tersebut telah dipenuhi tetapi tidak sesuai
dengan harapan, maka konsumen akan menimbulkan berbagai macam
tindakan. Tindakan-tindakan tersebut menurut Tjiptono (2008) adalah:
a. Tidak melakukan apa-apa
b. Melakukan keluhan secara langsung
c. Memperingatkan teman atau kerabat
d. Mengadu ke media masa
Menurut Hawkinz dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2005)
dimensi karakteristik kepuasan konsumen adalah:
a. Kesesuaian harapan
Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang
diharapkan oleh konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen.
b. Minat berkunjung kembali
Merupakan kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali atau
melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait.
c. Kesediaan merekomendasikan
Merupakan kesediaan konsumen merekomendasikan produk yang
telah dirasakannya kepada teman atau keluarga.
38
Bila jasa yang mereka nikmati ternyata berada jauh dibawah yang
mereka harapkan, maka mengakibatkan ketidakpuasan. Makin besar
jurang antara harapan dengan kenyataan, maka makin besar pula
ketidakpuasan konsumen.
2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan hal yang bersifat kualitatif,
subjektif, dan abstrak. Namun demikian, bukan berarti terlalu sulit
untuk mengukur kepuasan pelanggan, karena berbagai metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan telah dikembangkan oleh beberapa ahli.
Menurut Kotler yang dikutip oleh Tjiptono (2011)
mengidentifikasikan empat metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan, yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran
Suatu perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan
memberikan kesempatan yang luas pada para pelanggannya untuk
menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan
kotak saran, kartu komentar dan lain-lain. Informasi dari para
pelanggan ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi
perusahaan agar bereaksi dengan tanggap dan cepat dalam
menghadapi masalah-masalah yang timbul. Sehingga perusahaan
akan tahu apa yang dikeluhkan oleh para pelanggannya dan segera
39
memperbaikinya. Metode ini berfokus pada identifikasi masalah
dan juga pengumpulan saran-saran dari pelanggannya langsung.
b. Pembeli bayangan (ghost shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan
potensial. Sebagai pembeli potensial terhadap produk dari
perusahaan dan juga dari produk pesaing. Kemudian mereka akan
melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
dari produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka dalam pembelian produk- produk tersebut. Selain itu para
ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap
setiap keluhan yang ada, baik oleh perusahaan yang bersangkutan
maupun dari pesaingnya.
c. Analisis pelanggan yang hilang (lost customer analysis)
Perusahaan akan menghubungi para pelanggannya atau setidaknya
mencari tahu pelanggannya yang telah berhenti membeli produk
atau yang telah pindah pemasok, agar dapat memahami penyebab
mengapa pelanggan tersebut berpindah ke tempat lain. Dengan
adanya peningkatan customer lost rate, dimana peningkatan
customer lost rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan pelanggannya.
40
d. Survei kepuasan pelanggan
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan
menggunakan metode survei, baik survei melalui pos, telepon, e-
mail, website, maupun wawancara langsung. Melalui survei
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara
langsung (feedback) dari pelanggan dan juga akan memberikan
kesan positif terhadap para pelanggannya.
Metode survei adalah metode yang paling banyak digunakan dan
berkembang pesat dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Metode
survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan teknik pengukuran
dengan berbagai cara. Menurut Martilla dan James yang dikutip oleh
Tjiptono (2008) antara lain:
a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan
seperti ‘ungkapkan seberapa puas saudara terhadap pelayanan
perusahaan pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral,
puas, sangat puas’.
b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka
mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang
mereka rasakan.
c. Responden diminta utuk menuliskan masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan
juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka
sarankan.
41
d. Responden diminta untuk meranking berbagai elemen dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan
seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen.
Menurut Tjiptono (2012) pengukuran kepuasan pelanggan
dilakukan dengan berbagai macam tujuan, di antaranya:
a. Mengidentifikasi keperluan pelanggan, yakni aspek-aspek yang
dinilai penting oleh pelanggan dan mempengaruhi apakah ia puas
atau tidak.
b. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja
organisasi pada aspek-aspek penting.
c. Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan
dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik
pesaing langsung maupun tidak langsung.
d. Mengidentifikasi PFI (Priorities for Improvement) melalui analisis
gap antara skor tingkat kepentingan dan kepuasan.
e. Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator
handal dalam memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke
waktu.
3. Strategi Kepuasan Pelanggan
Strategi sebuah perusahaan bisa dikelompokkan secara garis besar
menjadi dua kelompok, yaitu strategi ofensif dan strategi defensif.
Strategi ofensif berfokus pada upaya meraih, merebut atau
42
mendapatkan pelanggan baru, sedangkan strategi defensif menekankan
usaha mempertahankan basis pelanggan saat ini agar tetap setia dan
tidak beralih ke produk, merek maupun perusahaan lain.
Menurut Tjiptono (2012) ada tiga orientasi utama dari strategi
ofensif dan strategi defensif, ketiga orientasi utama dari strategi ofensif
adalah:
a. Menambah jumlah pemakai atau pembeli baru
Setidaknya ada tiga cara pokok untuk mendapatkan pelanggan
baru, yaitu menarik kelompok non-pemakai sebagai pelanggan
baru, merebut pelanggan pesaing, dan menarik kembali mantan
pelanggan.
b. Memperluas pasar yang dilayani
Pasar yang dilayani mencerminkan lingkup produk yang
ditawarkan sebuah perusahaan dan jaringan distribusinya. Dengan
demikian, strategi ini bisa diwujudkan melalui perluasan jaringan
distribusi dan perluasan lini produk.
c. Mencari aplikasi baru produk bersangkutan
Dalam konteks strategi ofensif, cara ini diwujudkan dengan
mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru sebuah
produk yang sudah ada kepada pasar (konsumen) baru.
43
Ketiga orientasi utama dari strategi defensif adalah:
a. Menaikkan frekuensi dan volume pembelian atau pemakaian
Dalam rangka menaikkan tingkat pembelian, perusahaan perlu
mengarahkan strategi pemasarannya pada upaya meningkatkan
kesediaan konsumen untuk membeli lebih sering dan dalam
volume pembelian yang lebih banyak. Alternatif spesifik yang bisa
dilakukan antara lain menambah situasi penggunaan produk,
menaikkan tingkat konsumsi produk, dan mendorong penggantian
produk lebih cepat.
b. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Dalam konteks strategi defensif, cara ini diwujudkan dalam momen
proses layanan, meliputi pra-pembelian, saat dan paska-pembelian,
serta berkesinambungan.
c. Mencari aplikasi baru produk bersangkutan
Dalam konteks strategi defensif, cara ini diwujudkan dengan
mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru sebuah
produk yang sudah ada kepada pasar (konsumen) saat ini.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Usaha rumah makan pada umumnya merupakan bidang usaha yang
memiliki gabungan yang seimbang antara produknya (makanan dan
minuman) dengan jasanya (pelayanan). Keduanya sangat menentukan
dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
44
Kualitas dari suatu pelayanan perlu mendapat perhatian besar dari
manajer, karena kualitas mempunyai hubungan langsung dengan
kemampuan bersaing dengan tingkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Yamit (2005)
mengatakan “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan”.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mampu
memberikan pelayanan yang baik, kemampuan dalam memberikan
pelayanan yang baik inilah yang akan menciptakan citra yang baik bagi
perusahaan dan menciptakan kepuasan konsumen. Adapun menurut Kotler
dan Keller (2009) jasa adalah “semua tindakan atau kinerja yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”.
Jasa itu tidak berwujud (intangible), karena kita tidak dapat
memegang suatu jasa itu berbentuk seperti apa tetapi yang kita peroleh
adalah proses kerja jasa itu, apakah berkualitas atau tidak berkualitas.
Terdapat lima kriteria dalam penentu kualitas jasa (pelayanan). Menurut
Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Yamit (2005) kelima kriteria
tersebut adalah:
a. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
pegawai, dan sarana komunikasi.
b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan, serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pegawai
untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan
dengan tanggap.
45
d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para pegawai, serta bebas dari
bahaya, risiko ataupun keragu-raguan.
e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan.
Perusahaan harus dapat mengidentifikasi apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen, apa yang konsumen pikirkan, apa
yang konsumen rasakan, apakah konsumen merasa puas, dan apakah
konsumen akan kembali lagi atau tidak. Konsumen akan melakukan
penilaian terhadap mutu pelayanan dan perusahaan harus dapat
menyelidiki harapan konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang
baik, karena konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan
apa yang mereka inginkan.
Adapun pengertian kepuasan konsumen menurut Kotler dan Keller
(2007) mengatakan “kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan”.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia” ini adalah Analisis Regresi.
Analisis Regresi merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, yakni variabel
dependen dan variabel independen.
Secara ringkas kerangka pikir penelitian dapat dikembangkan
sebagai berikut:
46
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian
Kualitas Pelayanan (X)
 Bukti langsung
(tangible)
 Kehandalan
(reliability)
 Daya tanggap
(responsiveness)
 Jaminan (assurance)
 Empati (emphaty)
Kepuasan Konsumen (Y)
 Kesesuaian harapan
 Minat berkunjung
kembali
 Kesediaan
merekomendasikan
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA
Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
Analisis Regresi
Sederhana
Kesimpulan
47
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan
uraian kerangka pikir penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat penulis
kemukakan adalah “semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan,
maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat”.
Hipotesis tersebut dalam hipotesis statistik menjadi:
H0 = Kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Ha = Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia yang berlokasi di Jalan Menteng
Kecil Nomor 4/5 Jakarta Pusat dan akan memulai penelitian pada bulan
Mei 2015 s
/d Juni 2015.
B. Jenis Data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yang
berupa kuesioner atas kualitas pelayanan Rumah Makan Sop Buntut
Cut Meutia.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, didapatkan dari
dokumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dan hasil wawancara
dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia.
49
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian yang menggunakan metode survei, tidaklah
selalu perlu meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping
memakan biaya yang besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan
meneliti sebagian dari populasi, penulis mengharapkan hasil yang
diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.
Adapun pengertian dari populasi menurut Sugiyono (2011)
mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Pengertian dari sampel menurut Sugiyono (2011) mengatakan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang makan di Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
Dari hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia diketahui bahwa Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam
sehari bisa menghabiskan empat dandang atau kurang lebih sebanyak dua
ratus mangkuk. Sehingga diasumsikan bahwa dalam satu bulan terdapat
enam ribu orang yang makan atau konsumen Rumah Makan Sop Buntut
Cut Meutia.
50
Adapun untuk mengetahui ukuran sampelnya, dapat digunakan
metode Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Menurut Husein Umar
(2005) rumus metode Slovin adalah sebagai berikut:
2
1 Ne
N
n


Dimana: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambil sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan
Dengan rata-rata konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
sebanyak 6000 orang, setelah menggunakan metode Slovin maka dapat
ditarik sampel yaitu 98 orang, akan tetapi penulis ingin mengambil sampel
sebanyak 100 orang agar memudahkan penulis dalam mengolah data.
51
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah
teknik yang disebabkan karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
E. Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menyebarkan
kuesioner yang diberikan secara langsung kepada semua konsumen yang
makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia yang dijadikan responden
untuk dijawabnya, dimana peneliti hanya memberikan kuesioner kepada
konsumen yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
maksimal dalam dua bulan terakhir. Peneliti akan memeriksa kuesioner
yang telah diisi, bila tidak lengkap maka peneliti akan meminta responden
terkait untuk melengkapinya. Peneliti juga mendampingi responden saat
mengisi kuesioner, apabila ada pertanyaan yang tidak di mengerti oleh
responden, maka peneliti akan memberikan penjelasan.
Dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan mengenai profil diri
responden dan pertanyaan dari indikator setiap variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut diukur dengan
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
52
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti sebagai variabel penelitian, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap
item instrumen tersebut diukur menggunakan skala likert yang mempunyai
gradasi dari sangat setuju sampai pada sangat tidak setuju, yang dapat
berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.1
Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2010)
F. Alat Analisa Data
Dari hasil data yang terkumpul, penulis mencoba untuk mengolah
dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan beberapa alat analisa
data, yaitu:
53
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu
keharusan sebuah kuesioner untuk validitas dan reliabilitas.
Dalam pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner, menurut
Singarimbun (2006) dilakukan perhitungan korelasi antara masing-
masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik
korelasi Product Moment, yaitu:
Dimana: X= skor butir
Y= skor total
N= jumlah responden
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
i. Jika rxy hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid
ii. Jika rxy hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Menurut Singarimbun (2006) pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan teknik belah dua ganjil-genap, dimana penelitian
dilakukan dengan mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai
belahan pertama dan kelompok skor butir genap sebagai belahan
kedua. Rumus yang digunakan adalah rumus Spearman-Brown, yaitu:
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
54
r1/21/2 = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen
kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel
- Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel
Tabel 3.2
Tingkat Reliabilitas Instrumen bisa dilihat dari (r alpha)
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
<0,200 Sangat Rendah
Sumber: Sangadji dan Sopiah (2010)
2. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam rangka pemikiran,
yaitu semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, maka
kepuasan konsumen akan semakin meningkat.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
55
a. Ho : β1 = 0
Tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen.
Ha : β1 ≠ 0
Terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen.
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan diterima
atau tidak, kita harus membandingkan thitung dengan nilai ttabel
distribusi t.
 Jika thitung lebih besar atau sama dengan (≥) ttabel maka hipotesis
(H0) ditolak.
 Jika thitung lebih kecil (<) ttabel maka hipotesis (H0) diterima.
Dari hasil perhitungan diatas, akan diketahui ada tidaknya
pengaruh kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia terhadap kepuasan konsumen, yang akan
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diambil.
3. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2013) syarat dalam analisis parametrik
yaitu distribusi data harus normal. Pengujian normal probability
56
dapat dilihat pada output regresi. Dasar pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi telah memenuhi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2013) uji heteroskedastisitas adalah
“keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual
pada model regresi”. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak
adanya masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan
nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Determinasi ( )
Menurut Priyatno (2013) analisis koefisien determinasi
) digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
57
sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dari tabel model summary dapat diketahui nilai
(Adjusted R Square). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti.
4. Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, yakni variabel
dependen dan variabel independen. Terdapat beberapa tipe dari analisis
regresi, yaitu tipe yang pertama adalah regresi linier sederhana dan tipe
yang kedua adalah regresi linier berganda.
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan variabel dependen.
Persamaan regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2010)
dinyatakan dalam bentuk:
Y = a + bX
Dimana:
Y = nilai yang diprediksikan
a = konstanta atau bila harga X = 0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Regresi linier berganda digunakan bila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
58
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi regresi linier berganda
akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2010)
dinyatakan dalam bentuk:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Dimana :
Y = variabel dependen
a = konstanta
b1, b2 = koefisien regresi
X1, X2 = variabel independen
Berikut ini adalah tabel Interpretasi Koefisien Korelasi:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010)
59
G. Definisi Variabel Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, antara lain variabel
independen (X) adalah kualitas pelayanan dengan lima indikator, yaitu
bukti langsung (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty), sedangkan
variabel dependen (Y) adalah kepuasan konsumen.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia, maka indikatornya
dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini:
60
Tabel 3.4
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kualitas Pelayanan (Variabel X),
yaitu tingkat keunggulan
(excellence) yang diharapkan
dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan.
Wyckof yang dikutip oleh
Tjiptono (2005)
Bukti langsung (tangible),
meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi. Yamit
(2005)
 Lokasi rumah makan
 Kenyamanan ruangan
Likert
Kehandalan (reliability),
yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan
 Kemampuan pramusaji
dalam memberikan informasi
mengenai fasilitas rumah
Likert
61
dengan segera dan
memuaskan, serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan.
Yamit (2005)
makan dengan baik
 Kemampuan pramusaji
dalam menyajikan makanan
yang dipesan dengan tepat
Daya tanggap
(responsiveness), yaitu
keinginan para pegawai
untuk membantu para
pelanggan dan memberikan
pelayanan dengan tanggap.
Yamit (2005)
 Kecepatan pramusaji dalam
merespon keluhan konsumen
 Kecepatan pramusaji dalam
membantu konsumen
Likert
Jaminan (assurance),
mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat
 Kebersihan rumah makan
 Kehalalan makanan dan
minuman
Likert
62
dipercaya yang dimiliki para
pegawai, serta bebas dari
bahaya, risiko ataupun
keragu-raguan. Yamit (2005)
Empati (emphaty), meliputi
kemudahan dalam
melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan
perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan
pelanggan. Yamit (2005)
 Keramahan pramusaji
terhadap konsumen
 Kesopanan pramusaji
terhadap konsumen
Likert
Kepuasan Konsumen (Variabel
Y), yaitu perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul
Kesesuaian harapan, yaitu
tingkat kesesuaian antara
kinerja produk yang
 Pramusaji memberikan
pelayanan yang baik
 Menu yang disediakan sesuai
Likert
63
setelah membandingkan kinerja
(hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang
diharapkan. Kotler dan Keller
(2007)
diharapkan oleh konsumen
dengan yang dirasakan oleh
konsumen. Hawkinz dan
Lonney dikutip dalam
Tjiptono (2005)
dengan yang diharapkan
Minat berkunjung kembali,
yaitu kesediaan konsumen
untuk berkunjung kembali
atau melakukan pembelian
ulang terhadap produk
terkait. Hawkinz dan Lonney
dikutip dalam Tjiptono
(2005)
 Konsumen berminat untuk
berkunjung kembali karena
pelayanan memuaskan
 Konsumen berminat untuk
berkunjung kembali karena
menu yang disediakan
memuaskan
Likert
64
Kesediaan
merekomendasikan, yaitu
kesediaan konsumen untuk
merekomendasikan produk
yang telah dirasakannya
kepada teman atau keluarga.
Hawkinz dan Lonney dikutip
dalam Tjiptono (2005)
 Konsumen
merekomendasikan sebagai
salah satu tempat tujuan
kuliner karena pelayanan
yang memuaskan
 Konsumen
merekomendasikan sebagai
salah satu tempat tujuan
kuliner karena menu yang
disediakan memuaskan
Likert
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia merupakan rumah makan
yang legendaris di Jakarta. Rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun
1970. Alm Hj. Nurdjanah adalah tokoh pendiri Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia. Dahulu Alm Hj. Nurdjanah menjual masakan
padang termasuk sop buntut. Namun, sop buntut yang menjadi
primadona dikalangan masyarakat luas dibandingkan masakan
padangnya. Oleh karena itu, Alm Hj. Nurdjanah memutuskan menjadi
spesialis sop buntut. Sekarang, Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
dijalankan oleh keluarga anaknya, yaitu Hj. Darmawati.
Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terletak di Jalan
Menteng Kecil Nomor 4/5 Jakarta Pusat. Bangunan Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia sederhana, terdapat tujuh meja melintang untuk
menjamu konsumen beserta tujuh buah pintu untuk akses keluar
masuk. Pramusaji mengantarkan makanan dan minuman lewat ketujuh
dari masing-masing pintu tersebut, karena tidak ada lorong antar meja.
66
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memiliki beberapa menu,
antara lain sop buntut, dimana sop buntut terbagi menjadi tiga varian,
yaitu sop buntut rebus, sop buntut goreng, dan sop buntut bakar. Selain
sop buntut, di rumah makan ini juga terdapat menu sate ayam, sate
kambing, perkedel, udang balado, teri kentang, dan aneka minuman
(air mineral, teh manis/teh tawar, es jeruk/jeruk hangat dan teh botol).
B. Profil Responden
1. Deskripsi Profil Responden
Responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini sebanyak
100 orang yang terdiri dari orang yang makan di Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia.
a. Jenis kelamin
Tabel 4.1
Profil responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jawaban Responden
Orang %
1 Laki-laki 50 50%
2 Perempuan 50 50%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
67
Berdasarkan tabel diatas, maka yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 50 orang (50%) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 50 orang (50%).
b. Usia
Tabel 4.2
Profil responden berdasarkan usia
No Usia Jawaban Responden
Orang %
1 <25 tahun 9 9%
2 25-30 tahun 17 17%
3 >30-35 tahun 26 26%
4 >35-40 tahun 29 29%
5 >40 tahun 19 19%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel diatas, maka usia <25 tahun sebanyak 9 orang
(9%), usia 25-30 tahun sebanyak 17 orang (17%), usia >30-35 tahun
sebanyak 26 orang (26%), usia >35-40 tahun sebanyak 29 orang
(29%), usia >40 tahun sebanyak 19 orang (19%). Berdasarkan tabel
diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia adalah responden berusia >35-40 tahun.
68
c. Pekerjaan
Tabel 4.3
Profil responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jawaban Responden
Orang %
1 Pegawai Swasta 39 39%
2 Pegawai Negeri Sipil 35 35%
3 Wiraswasta 18 18%
4 Mahasiswa/Pelajar 8 8%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden
berdasarkan pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebanyak 39 orang
(39%), Pegawai Negeri Sipil sebanyak 35 orang (35%), Wiraswasta
sebanyak 18 orang (18%), Mahasiswa/Pelajar sebanyak 8 orang (8%).
Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan
di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia adalah responden Pegawai
Swasta.
69
d. Frekuensi kunjungan dalam 2 bulan terakhir
Tabel 4.4
Profil responden berdasarkan frekuensi kunjungan dalam
2 bulan terakhir
No Frekuensi Kunjungan
Dalam 2 Bulan Terakhir
Jawaban Responden
Orang %
1 1-3 kali 71 71%
2 4-6 kali 24 24%
3 7-10 kali 3 3%
4 >10 kali 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden
berdasarkan Frekuensi Kunjungan Dalam 2 Bulan Terakhir adalah 1-3
kali sebanyak 71 orang (71%), 4-6 kali sebanyak 24 orang (24%), 7-10
sebanyak 3 orang (3%), >10 kali sebanyak 2 orang (2%). Berdasarkan
tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam 2 bulan terakhir sebanyak 1-3
kali.
70
e. Rata pengeluaran per bulan
Tabel 4.5
Profil responden berdasarkan rata pengeluaran per bulan
No Rata Pengeluaran
Per Bulan
Jawaban Responden
Orang %
1 <Rp 1.000.000 9 9%
2 Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 12 12%
3 >Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 33 33%
4 >Rp 3.000.000 46 46%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden
berdasarkan Rata Pengeluaran Per Bulan adalah <Rp 1.000.000
sebanyak 9 orang (9%), Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 sebanyak 12
orang (12%), >Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 sebanyak 33 orang (33%),
>Rp 3.000.000 sebanyak 46 orang (46%). Berdasarkan tabel diatas
dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia adalah responden dengan rata pengeluaran per
bulan >Rp 3.000.000.
71
C. Pembahasan dan Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan
1. Bukti Langsung (Tangible)
a. Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis
Tabel 4.6
Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 10 10%
4 Setuju 60 60%
3 Cukup Setuju 30 30%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.6 jawaban responden tentang lokasi Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis, responden yang menjawab
sangat setuju berjumlah 10 orang (10%), setuju 60 orang (60%), cukup
setuju 30 orang (30%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4
yang berarti jawaban responden adalah setuju.
72
b. Ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman
Tabel 4.7
Ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 17 17%
4 Setuju 73 73%
3 Cukup Setuju 10 10%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.7 jawaban responden tentang ruangan Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman, responden yang menjawab
sangat setuju berjumlah 17 orang (17%), setuju 73 orang (73%), cukup
setuju 10 orang (10%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4
yang berarti jawaban responden adalah setuju.
73
2. Kehandalan (Reliability)
c. Pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai
fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
Tabel 4.8
Pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai
fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 37 37%
4 Setuju 59 59%
3 Cukup Setuju 4 4%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.8 jawaban responden tentang pramusaji dapat
memberikan informasi dengan baik mengenai fasilitas Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 37 orang (37%), setuju 59 orang (59%), cukup setuju 4
orang (4%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti
jawaban responden adalah setuju.
74
d. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan
makanan yang dipesan dengan tepat
Tabel 4.9
Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan
makanan yang dipesan dengan tepat
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 11 11%
4 Setuju 78 78%
3 Cukup Setuju 11 11%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.9 jawaban responden tentang pramusaji
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan makanan yang
dipesan dengan tepat, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 11 orang (11%), setuju 78 orang (78%), cukup setuju 11
orang (11%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang
berarti jawaban responden adalah setuju.
75
3. Daya Tangggap (Responsiveness)
e. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat
merespon keluhan konsumen
Tabel 4.10
Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat
merespon keluhan konsumen
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 3 3%
4 Setuju 57 57%
3 Cukup Setuju 40 40%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.10 jawaban responden tentang pramusaji
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat merespon keluhan
konsumen, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 3 orang
(3%), setuju 57 orang (57%), cukup setuju 40 orang (40%), dan tidak
ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban
responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden
adalah setuju.
76
f. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat
membantu konsumen
Tabel 4.11
Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat
membantu konsumen
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 9 9%
4 Setuju 37 37%
3 Cukup Setuju 53 53%
2 Tidak Setuju 1 1%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.11 jawaban responden tentang pramusaji
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat membantu konsumen,
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 9 orang (9%),
setuju 37 orang (37%), cukup setuju 53 orang (53%), tidak setuju 1
orang (1%), dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Dari
jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban
responden adalah cukup setuju.
77
4. Jaminan (Assurance)
g. Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin
kebersihannya
Tabel 4.12
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin
kebersihannya
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 10 10%
4 Setuju 76 76%
3 Cukup Setuju 14 14%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.12 jawaban responden tentang Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia terjamin kebersihannya, responden yang
menjawab sangat setuju berjumlah 10 orang (10%), setuju 76 orang
(76%), cukup setuju 14 orang (14%), dan tidak ada yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah
pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
78
h. Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan
makanan dan minuman
Tabel 4.13
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan
makanan dan minuman
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 36 36%
4 Setuju 56 56%
3 Cukup Setuju 8 8%
2 Tidak Setuju 0 0%
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.13 jawaban responden tentang Rumah Makan
Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan makanan dan minuman,
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 36 orang (36%),
setuju 56 orang (56%), cukup setuju 8 orang (8%), dan tidak ada yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban
responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden
adalah setuju.
79
5. Empati (Emphaty)
i. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah
terhadap konsumen
Tabel 4.14
Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah
terhadap konsumen
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 15 15%
4 Setuju 28 28%
3 Cukup Setuju 51 51%
2 Tidak Setuju 5 5%
1 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.14 jawaban responden tentang pramusaji
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah terhadap konsumen,
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 15 orang (15%),
setuju 28 orang (28%), cukup setuju 51 orang (51%), tidak setuju 5
orang (5%), dan sangat tidak setuju 1 orang (1%). Dari jawaban
responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban responden
adalah cukup setuju.
80
j. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan
terhadap konsumen
Tabel 4.15
Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan
terhadap konsumen
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Setuju 14 14%
4 Setuju 31 31%
3 Cukup Setuju 52 52%
2 Tidak Setuju 2 2%
1 Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.15 jawaban responden tentang pramusaji
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan terhadap konsumen,
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 14 orang (14%),
setuju 31 orang (31%), cukup setuju 52 orang (52%), tidak setuju 2
orang (2%), dan sangat tidak setuju 1 orang (1%). Dari jawaban
responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban responden
adalah cukup setuju.
81
D. Pembahasan dan Analisis Dimensi Kepuasan Konsumen
1. Kesesuaian Harapan
a. Pramusaji memberikan pelayanan yang baik
Tabel 4.16
Pramusaji memberikan pelayanan yang baik
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 17 17%
4 Puas 66 66%
3 Cukup Puas 17 17%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.16 jawaban responden tentang pramusaji
memberikan pelayanan yang baik, responden yang menjawab sangat
puas berjumlah 17 orang (17%), puas 66 orang (66%), cukup puas 17
orang (17%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak
puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti
jawaban responden adalah puas.
82
b. Menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sesuai dengan yang diharapkan
Tabel 4.17
Menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sesuai dengan yang diharapkan
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 10 10%
4 Puas 50 50%
3 Cukup Puas 40 40%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.17 jawaban responden tentang menu yang
disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sesuai dengan
yang diharapkan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 10
orang (10%), puas 50 orang (50%), cukup puas 40 orang (40%), dan
tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari
jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban
responden adalah puas.
83
2. Minat Berkunjung Kembali
c. Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena
pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
memuaskan
Tabel 4.18
Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena
pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia
memuaskan
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 7 7%
4 Puas 72 72%
3 Cukup Puas 21 21%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.18 jawaban responden tentang konsumen
berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan oleh pihak
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memuaskan, responden yang
menjawab sangat puas berjumlah 7 orang (7%), puas 72 orang (72%),
cukup puas 21 orang (21%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas
dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4
yang berarti jawaban responden adalah puas.
84
d. Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu
yang disediakan memuaskan
Tabel 4.19
Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu
yang disediakan memuaskan
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 38 38%
4 Puas 55 55%
3 Cukup Puas 7 7%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.19 jawaban responden tentang konsumen
berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan
memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 38
orang (38%), puas 55 orang (55%), cukup puas 7 orang (7%), dan
tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari
jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban
responden adalah puas.
85
3. Kesediaan Merekomendasikan
e. Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena
pelayanan yang memuaskan
Tabel 4.20
Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena
pelayanan yang memuaskan
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 28 28%
4 Puas 63 63%
3 Cukup Puas 9 9%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.20 jawaban responden tentang konsumen
merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai
salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan,
responden yang menjawab sangat puas berjumlah 28 orang (28%),
puas 63 orang (63%), cukup puas 9 orang (9%), dan tidak ada yang
menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden
mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
86
f. Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu
yang disediakan memuaskan
Tabel 4.21
Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu
yang disediakan memuaskan
Skor Kategori Frekuensi %
5 Sangat Puas 66 66%
4 Puas 32 32%
3 Cukup Puas 2 2%
2 Tidak Puas 0 0%
1 Sangat Tidak Puas 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.21 jawaban responden tentang konsumen
merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai
salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan
memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 66
orang (66%), puas 32 orang (32%), cukup puas 2 orang (2%), dan
tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari
jawaban responden mengarah pada skor 5 yang berarti jawaban
responden adalah sangat puas.
87
E. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
1. Berdasarkan hasil uji validitas kualitas pelayanan tercantum pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.22
Validitas Kualitas Pelayanan
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Kualitas Pelayanan
No Keterangan r
hitung
r tabel
(5%)
Keputusan
1 Lokasi Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia strategis
0.665
0.195
Valid
2 Ruangan Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia nyaman
0.604 Valid
3 Pramusaji dapat memberikan
informasi dengan baik
mengenai fasilitas Rumah
Makan Sop Buntut Cut Meutia
0.537 Valid
4 Pramusaji Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia menyajikan
makanan yang dipesan dengan
tepat
0.294 Valid
5 Pramusaji Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia cepat
merespon keluhan konsumen
0.608 Valid
6 Pramusaji Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia cepat
membantu konsumen
0.530 Valid
7 Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia terjamin kebersihannya
0.586 Valid
8 Rumah Makan Sop Buntut Cut
Meutia menjamin kehalalan
makanan dan minuman
0.436 Valid
9 Pramusaji Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia ramah
terhadap konsumen
0.500 Valid
10 Pramusaji Rumah Makan Sop
Buntut Cut Meutia sopan
terhadap konsumen
0.591 Valid
Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
88
Penjelasan tabel kualitas pelayanan adalah bahwa nilai r hitung > r
tabel (0.195), maka dinyatakan valid.
2. Berdasarkan hasil uji validitas kepuasan konsumen tercantum pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.23
Validitas Kepuasan Konsumen
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas
Kepuasan Konsumen
No Keterangan r hitung r tabel
(5%)
Keputusan
1 Pramusaji memberikan
pelayanan yang baik
0.452
0.195
Valid
2 Menu yang disediakan oleh
Rumah Makan Sop Buntut
Cut Meutia sesuai dengan
yang diharapkan
0.581 Valid
3 Konsumen berminat untuk
berkunjung kembali karena
pelayanan oleh pihak
Rumah Makan Sop Buntut
Cut Meutia memuaskan
0.606 Valid
4 Konsumen berminat untuk
berkunjung kembali karena
menu yang disediakan
memuaskan
0.635 Valid
5 Konsumen
merekomendasikan Rumah
Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu
tempat tujuan kuliner karena
pelayanan yang memuaskan
0.585 Valid
6 Konsumen
merekomendasikan Rumah
Makan Sop Buntut Cut
Meutia sebagai salah satu
tempat tujuan kuliner karena
menu yang disediakan
memuaskan
0.354 Valid
89
Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
Penjelasan tabel kepuasan konsumen adalah bahwa nilai r hitung > r
tabel (0.195), maka dinyatakan valid.
F. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
1. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kualitas pelayanan tercantum pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.24
Reliabilitas Kualitas Pelayanan
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas
Kualitas Pelayanan
No.
Responden
Keterangan r hitung Alpha (r) Reliabilitas
p1
GANJIL 0.752 > 0.600 RELIABEL
p3
p5
p7
p9
p2
GENAP 0.752 > 0.600 RELIABEL
p4
p6
p8
p10
Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
90
Penjelasan tabel kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:
a. Hasil jawaban pada pertanyaan ganjil (p1, p3, p5, p7, dan p9)
memiliki nilai r hitung sebesar 0.752 (tinggi) yang berarti keputusan
adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu >
0,600.
b. Hasil jawaban pada pertanyaan genap (p2, p4, p6, p8, dan p10)
memiliki nilai r hitung sebesar 0.752 (tinggi) yang berarti keputusan
adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu >
0,600.
2. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kepuasan konsumen tercantum pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.25
Reliabilitas Kepuasan Konsumen
Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas
Kepuasan Konsumen
No.
Responden
Keterangan r hitung Alpha (r) Reliabilitas
p1
GANJIL 0.605 > 0.600 RELIABEL
p3
p5
p2
GENAP 0.605 >0.600 RELIABEL
p4
p6
Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
91
Penjelasan tabel kepuasan konsumen adalah sebagai berikut:
a. Hasil jawaban pada pertanyaan ganjil (p1, p3, dan p5) memiliki
nilai r hitung sebesar 0.605 (tinggi) yang berarti keputusan adalah
reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0.600.
b. Hasil jawaban pada pertanyaan genap (p2, p4, dan p6) memiliki
nilai r hitung sebesar 0.605 (tinggi) yang berarti keputusan adalah
reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0.600.
G. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, distribusi data normal atau tidak dari tiap-tiap variabel. Pengujian
Normal Probability dapat dilihat pada output regresi.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi telah memenuhi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi
normalitas.
Dibawah ini adalah gambar hasil pengujian data yang diperoleh melalui
SPSS statistics 20 sebagai berikut:
92
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS diolah 2015
Dari gambar 4.1 di atas dapat di lihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data
terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
H. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi, jika titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Dibawah ini adalah gambar hasil pengujian data yang diperoleh melalui
SPSS statistics 20 sebagai berikut:
93
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS diolah 2015
Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
I. Analisis Regresi Linier Sederhana
1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Pada penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier
sederhana yang gunanya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
kualitas pelayanan (X) terhadap variabel kepuasan konsumen (Y).
Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Statistics 20
diperoleh hasil sebagai berikut:
94
Tabel 4.26
Hasil Coefficients Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) 17.475 2.090 8.360 .000
Kualitas
Pelayanan
.187 .054 .332 3.478 .001 1.000
1.00
0
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Output SPSS diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.26 maka terlihat a (angka konstan) dari
unstandardized coefficients yang dalam penelitian ini adalah sebesar
17.475 dan terlihat kualitas pelayanan (X) sebesar 0.187. Berdasarkan
nilai konstanta dan koefisien tersebut maka diperoleh persamaan regresi
Y= 17.475 + 0.187 X. Dari persamaan ini dapat diketahui beberapa
analisis:
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients yang dalam
penelitian ini adalah sebesar 17.475. Angka ini berupa angka
konstanta yang mempunyai arti bahwa jika nilai variabel kualitas
pelayanan sama dengan 0 (nol), maka nilai kepuasan konsumen
sama dengan sebesar 17.475.
95
b. b = angka koefisien regresi X sebesar 0.187. Angka tersebut
mempunyai arti bahwa setiap penambahan satu kualitas pelayanan,
maka kepuasan konsumen akan bertambah 0.187.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kenaikan
variabel kualitas pelayanan (X) berbanding lurus terhadap tingkat
kenaikan nilai kepuasan konsumen (Y).
Tabel 4.27
Hasil Koefisien Determinasi Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .332
a
.110 .101 1.75771
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Output SPSS diolah 2015
Dari tabel 4.27 di atas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(R2
) kolom R Square memiliki nilai sebesar 0,110 yang berarti bahwa
sebesar 11% kepuasan konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan
variabel kualitas pelayanan, sedangkan sisanya yaitu sebesar 89% dapat
dipengaruhi oleh variabel lain.
96
2. Uji t (Parsial)
Dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan uji t adapun langkah – langkah pengujian
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.28
Hasil Uji t (Parsial)
Variabel Koefisien Regresi thitung Sig
Konstanta 17.475 8.360 0.000
Kualitas Pelayanan 0.187 3.478 0.001
R2
= 0,110
Sumber : Output SPSS diolah 2015
1. Ho : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen.
Ha : β1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen.
Kualitas Pelayanan
ɑ = 0,05 dengan df = n – k ( 100 – 2 ), df = 98
ttabel = 1.984
thitung = 3.478
Keputusannya adalah berdasarkan perhitungan yang diperoleh
thitung = 3.478 > ttabel = 1.984, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan
Ha diterima pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian variabel
97
kualitas pelayanan (X) memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen
(Y).
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Variabel kualitas pelayanan (X) setelah dilakukan uji hipotesis ada
pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. Besarnya pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen dapat dilihat pada besaran nilai
koefisien determinasi (R2
) yang memiliki pengaruh sangat rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan kepada
Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia, yaitu setelah dilakukan analisis
koefisien determinasi bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh
sangat rendah terhadap kepuasan konsumen, maka penulis memberikan
saran kepada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik guna untuk
meningkatkan kepuasan konsumen.
99
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi
Bandung: CV Alfabeta.
Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana
Tutorial Nurani Sejahtera.
Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.
Irawan, Handi. 2007. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Cetakan 9. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Kotler, Philip dan Kevin Lene Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12.
Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Kotler, Philip dan Kevin Lene Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Alih
Bahasa Oleh Bob Sabran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. 13 Edition.
United States of America: Pearson.
100
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing. 14 Edition,
United States of America: Pearson.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Lovelock dan Wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Alih bahasa oleh Agus
Widyantoro. Jakarta: PT indeks.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Martin, William B. 2004. Pelayanan Pelanggan yang Bermutu. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Payne, Adrian. 2007. Service Marketing Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi.
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Gava Media.
Ratnasari, Tri, Ririn dan Aksa, H. Mastuti. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia.
Sangadji, E, M. Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
101
Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan 10. Bandung:
CV Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Edisi 1. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi 1. Malang: Bayumedia Publishing.
Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2007. Service Quality Satisfaction.
Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2011. Service Quality Satisfaction. Edisi
3. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi
2. Yogyakarta: Andi.
Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
102
Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi 1, Cetakan 4.
Jakarta: Ekonisia.
Yoeti, Oka A. 2005. Cara Efektif Memuaskan Pelanggan. Cetakan 4. Jakarta:
Pradnya Paramitha.
103
LAMPIRAN I
KUESIONER
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA
No. Kuesioner:
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas
Ekonomi Universitas Darma Persada, maka saya melakukan penelitian dengan judul:
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA.
Adapun cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden. Untuk itu saya mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi
kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan
kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda cheklist (√) atau silang (x) pada jawaban dari setiap pertanyaan yang paling
sesuai dengan pilihan Anda.
A. Profil Diri
Nama:
1. Jenis kelamin:
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia saat ini:
a. <25 tahun
b. 25-30 tahun
c. >30-35 tahun
d. >35-40 tahun
e. >40 tahun
3. Pekerjaan saat ini:
a. Pegawai swasta
b. Pegawai negeri sipil
c. Wiraswasta
d. Mahasiswa/Pelajar
4. Frekuensi kunjungan dalam 2 bulan terakhir:
a. 1-3 kali
b. 4-6 kali
c. 7-10 kali
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.
Skripsi Imam H.

More Related Content

What's hot

Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Ikhsan Bz
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
Yunitha Rahmah
 

What's hot (20)

Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumenContoh kuesioner riset perilaku konsumen
Contoh kuesioner riset perilaku konsumen
 
Presentasi Jurnal
Presentasi JurnalPresentasi Jurnal
Presentasi Jurnal
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPIIRoadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
Roadmap Penelitian dan PkM Prodi IPII
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Cara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalCara Mereview Jurnal
Cara Mereview Jurnal
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
Analisis SWOT-SPACE matrix untuk PT Amerta Indah Otsuka
Analisis SWOT-SPACE matrix untuk PT Amerta Indah OtsukaAnalisis SWOT-SPACE matrix untuk PT Amerta Indah Otsuka
Analisis SWOT-SPACE matrix untuk PT Amerta Indah Otsuka
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 

Viewers also liked

163182708201011241
163182708201011241163182708201011241
163182708201011241
Agus Witono
 
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotorAnalisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Efry Ghani
 
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
GSA Publishing
 
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
www.didiarsandi.com
 
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Juhaeri Susanto
 

Viewers also liked (20)

Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan padaAnalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas  pelayanan pada
Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan pada
 
163182708201011241
163182708201011241163182708201011241
163182708201011241
 
EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PAD...
EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PAD...EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PAD...
EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH PAD...
 
Laporan tugas besar
Laporan tugas besarLaporan tugas besar
Laporan tugas besar
 
Skripsi016
Skripsi016Skripsi016
Skripsi016
 
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotorAnalisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor
 
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI  TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI  TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KA...
 
Bagan kerangka berfikir
Bagan kerangka berfikirBagan kerangka berfikir
Bagan kerangka berfikir
 
Contoh stp
Contoh stpContoh stp
Contoh stp
 
“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Me...
“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Me...“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Me...
“ANALISIS ASOSIASI MEREK (BRAND ASSOCIATION) PROGRAM TALKSHOW KICK ANDY di Me...
 
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
Jurnal nasional akreditasi-8 (((sk dikti no. 110:dikti:kep:desember2009)
 
Kepuasan pelanggan dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Kepuasan pelanggan dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawanKepuasan pelanggan dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Kepuasan pelanggan dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
 
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
 
Inovasi produk dan manajemen
Inovasi produk dan manajemenInovasi produk dan manajemen
Inovasi produk dan manajemen
 
EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEN...
EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEN...EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEN...
EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PEN...
 
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
Tesis juhaeri pengaruh_pemasaran_online_harga_dan_pelayanan_terhadap_keputusa...
 
Contoh Skripsi: Ekonomi managemen
Contoh Skripsi: Ekonomi managemenContoh Skripsi: Ekonomi managemen
Contoh Skripsi: Ekonomi managemen
 
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN INSENTIF PAJAK BERUPA TAX HOLIDAY SEBAGAI UPAYA MEN...
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelangganPengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS ...
 

Similar to Skripsi Imam H.

Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Akuun Pribadi
 
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumenBab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
Shelly Intan Permatasari
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaran
Putri Sanuria
 
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptxMinimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
apriliakartika10
 
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
Eka Setiawan
 
Dasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
Dasa r- Dasar Manajemen PemasaranDasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
Dasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
Danny Marcheta
 

Similar to Skripsi Imam H. (20)

Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaranManajemen pemasaran
Manajemen pemasaran
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bab i bab v ade sidang ok
Bab i   bab v ade sidang okBab i   bab v ade sidang ok
Bab i bab v ade sidang ok
 
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, manajemen p...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, manajemen p...Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, manajemen p...
Kewirausahaan, deby anggreani br sembiring, hapzi ali,prof.dr.mm, manajemen p...
 
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumenBab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
Bab x memahami proses pemasaran dan perilaku konsumen
 
Latihan marketing - pengertian marketing, fungsi marketing
Latihan marketing - pengertian marketing, fungsi marketingLatihan marketing - pengertian marketing, fungsi marketing
Latihan marketing - pengertian marketing, fungsi marketing
 
Modul 1 Manajemen Pemasaran
Modul 1 Manajemen PemasaranModul 1 Manajemen Pemasaran
Modul 1 Manajemen Pemasaran
 
MANAJEMEN PEMASARAN
MANAJEMEN PEMASARANMANAJEMEN PEMASARAN
MANAJEMEN PEMASARAN
 
Riska 6
Riska 6Riska 6
Riska 6
 
Makalah_20 Laporan makalah kel 4
Makalah_20 Laporan makalah kel 4Makalah_20 Laporan makalah kel 4
Makalah_20 Laporan makalah kel 4
 
Makalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaranMakalah lingkungan pemasaran
Makalah lingkungan pemasaran
 
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumenMakalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
Makalah pasar kosumen dan perilaku pembelian konsumen
 
Marketing consumer behavior- Kezia Florance Klarisa
Marketing consumer behavior- Kezia Florance KlarisaMarketing consumer behavior- Kezia Florance Klarisa
Marketing consumer behavior- Kezia Florance Klarisa
 
BAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.docBAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.doc
 
BAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.docBAB 1 - ERSA.doc
BAB 1 - ERSA.doc
 
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptxMinimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
Minimalist Korean Aesthetic Pitch Deck by Slidesgo.pptx
 
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
Ars 103, manajemen pemasaran rs, tugas on line 8, eka setiawan, erlina puspit...
 
3.+JURNAL+Annikmah.pdf
3.+JURNAL+Annikmah.pdf3.+JURNAL+Annikmah.pdf
3.+JURNAL+Annikmah.pdf
 
PEMASARAN.pptx
PEMASARAN.pptxPEMASARAN.pptx
PEMASARAN.pptx
 
Dasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
Dasa r- Dasar Manajemen PemasaranDasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
Dasa r- Dasar Manajemen Pemasaran
 

More from Uofa_Unsada

More from Uofa_Unsada (20)

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
meirahayu651
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
buktifisikskp23
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Obat Telat Bulan Di Bandung
 

Recently uploaded (20)

Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 

Skripsi Imam H.

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus dapat melaksanakan pemasaran yang lebih baik dari para pesaingnya. Perusahaan-perusahaan yang sukses saat ini memiliki persamaan dalam satu hal, yakni mereka sangat fokus pada konsumen dan mempunyai komitmen yang kuat pada pemasaran. Perusahaan tersebut berusaha untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen di pasar. Perusahaan tersebut memotivasi semua orang di perusahaannya untuk menghasilkan nilai yang unggul bagi konsumen mereka, yang menghasilkan tingkat kesetiaan yang tinggi. Perkembangan dunia usaha yang demikian pesat itu telah menimbulkan kehati-hatian setiap perusahaan dalam memasarkan produknya, dimana kondisi pasar saat ini penuh dengan beragam produk yang ditawarkan dengan strategi promosi yang inovatif. Dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar atau bahkan di tingkat konsumen secara individual, sebuah perusahaan harus bisa
  • 2. 2 mengambil keputusan yang cepat dan tepat mengenai strategi promosi atas produk yang ditawarkan. Suksesnya suatu pemasaran didukung pula oleh peran pelayanan yang dilakukan perusahaan tanpa mengabaikan kegiatan pemasaran lainnya. Dengan kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang dan memberi rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama (Tjiptono, 2007). Oleh karena itu, perusahaan harus mulai memikirkan betapa pentingnya suatu pelayanan yang baik, karena kini semakin disadari bahwa pelayanan yang baik merupakan salah satu aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan memenangkan persaingan (Tjiptono, 2004). Rumah makan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha makanan, berusaha untuk menawarkan sesuatu yang unik dan diharapkan dapat menjaring konsumen lebih banyak lagi. Dengan berupaya mempertahankan pelayanan yang memadai ataupun meningkatkan pelayanannya. Walaupun demikian, keluhan dari konsumen masih tetap ada, misalnya konsumen merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan, dalam arti terjadi ketidaksesuaian antara harapan dengan kejadian yang sebenarnya. Harapan ini diduga meliputi kecepatan dalam
  • 3. 3 penyajian makanan, kebersihan ruangan, keramahan para pramusaji, dan sebagainya. Dari sekian banyak pilihan rumah makan yang ada, banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk sampai pada keputusan memilih rumah makan tertentu. Untuk itu pihak manajemen rumah makan berusaha untuk memenuhi semua kriteria yang menjadi bahan pertimbangan konsumen, baik produknya sendiri maupun pelayanannya, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya. Karena jika hal tersebut diabaikan, maka akan terjadi kesenjangan antara harapan konsumen dengan produk dan pelayanan yang ada di rumah makan. Oleh karena itu, berhasil tidaknya rumah makan dalam berkomunikasi dengan para konsumennya tergantung pada pelayanannya. Pelayanan memegang peranan yang sangat penting, yakni apakah konsumen sudah puas atau belum puas dengan pelayanan yang ada di rumah makan. Seperti dalam hal tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty (Yamit, 2005). Dengan dipenuhinya hal ini, maka kesenjangan antara rumah makan dengan konsumennya tidak perlu terjadi. Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia merupakan rumah makan yang legendaris di Jakarta. Rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun 1970 dan di rumah makan ini menu utamanya sudah tentu sop buntut, dimana sop buntut terbagi menjadi tiga varian, yaitu sop buntut rebus, sop
  • 4. 4 buntut goreng, dan sop buntut bakar. Selain sop buntut, di rumah makan ini juga terdapat menu sate ayam, sate kambing, perkedel, udang balado, teri kentang, dan aneka minuman (air mineral, teh manis/teh tawar, es jeruk/jeruk hangat dan teh botol). Rumah makan ini tidak hanya menyajikan menu yang enak, namun rumah makan ini menyadari bahwa perlunya kualitas pelayanan yang dibutuhkan untuk memuaskan para konsumen, sehingga konsumen akan membeli ulang dan memberi rekomendasi positif kepada orang lain. Berikut ini adalah tabel rincian jumlah konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. Tabel 1.1 Populasi Responden Bulan Jumlah Konsumen Mei 2015 6000 Juni 2015 6000 Rata-rata 6000 Sumber: Hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh kualitas pelayanan pada rumah makan di Jakarta yang dituangkan dalam suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
  • 5. 5 Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia (Studi Kasus : Konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia di Jakarta Pusat)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis, untuk memperoleh wawasan pengetahuan, teori-teori yang diperoleh selama berada di perkuliahan sebagai gambaran untuk bahan studi perbandingan dengan kesesuaian fakta yang ada.
  • 6. 6 2. Perusahaan, sebagai informasi dan bahan masukan ide, serta gagasan pemikiran atau saran-saran dalam menentukan kebijakan pelayanan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil penjualan dimasa yang akan datang. 3. Pihak lain, dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengembangkan wawasan ilmiahnya dan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian- penelitian selanjutnya dalam bidang pelayanan.
  • 7. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak perusahaan menetapkan strategi pemasarannya yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi banyak orang menduga hanya penjualan dan periklanan saja, namun sesungguhnya aktivitas tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari aktivitas pemasaran yang lebih besar. 1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah: “Sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain”. Menurut Daryanto (2011) pemasaran adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.
  • 8. 8 Menurut Payne (2007) pemasaran adalah: “Kegiatan memasarkan barang atau jasa umum kepada masyarakat dan khususnya kepada masyarakat potensial”. Dari ketiga definisi tersebut, terlihat suatu kesamaan pandangan para ahli, bahwa pemasaran menekankan pada kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen. Jadi, pemasaran merupakan aktivitas yang berorientasi pada konsumen, kebutuhan, dan keinginan manusia dengan menyelidiki apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, kemudian menyediakan dan menyampaikan kepada mereka, serta memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan aktivitas tersebut, individu atau kelompok memerlukan suatu proses yang mendukung tercapainya tujuan dari aktivitas yang akan dilaksanakan. Menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen pemasaran adalah: “Seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Menurut Lupiyoadi (2006) manajemen pemasaran adalah: “Suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta kontrol program- program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama”. Menurut Laksana (2008) manajemen pemasaran adalah: “Proses perencanaan dan pelaksana, pemikiran, penetepan harga, promosi serta pengukuran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi”.
  • 9. 9 2. Bauran Pemasaran Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada sejumlah faktor, diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi, dan promosi yang dilakukan. Faktor-faktor ini biasa dikenal dengan nama marketing mix yang merupakan controllable marketing variables, artinya faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan sepenuhnya oleh perusahaan. Sedangkan uncontrollable marketing variables tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti kondisi perekonomian, sosial, undang-undang, kebijakan pemerintah, dan faktor alam. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) bauran pemasaran adalah: “Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan respon dalam target pasar”. Menurut Hurriyati (2010) bauran pemasaran adalah: “Sebagai elemen-elemen yang dapat dikendalikan oleh organisasi dapat digunakan untuk memuaskan maupun berkomunikasi dengan pelanggan”. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang baik yang berada dalam suatu perusahaan, dimana perusahaan mampu mengendalikannya agar dapat mempengaruhi respon pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat atau saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses
  • 10. 10 (process), sehingga dikenal dengan istilah 7P. Maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu produk, harga, tempat atau saluran distribusi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Armstrong (2012) adalah: a. Produk (product) Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam- macam produk atau jasa. b. Harga (price) Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan. c. Tempat atau saluran distribusi (place) Tempat atau saluran distribusi yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.
  • 11. 11 d. Promosi (promotion) Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi. e. Orang (people) Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan, dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. f. Bukti fisik (physical evidence) Bukti fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya. g. Proses (process) Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti
  • 12. 12 pelanggan jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. 3. Pengertian Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2010) produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”. Menurut Alma (2007) produk adalah: “Seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya warna, harga, nama baik produk, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan”. Suatu produk senantiasa dikembangkan untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, namun didalam perkembangannya, produk tetap mempunyai suatu inti yang sangat berhubungan erat dengan tujuan dan maksud produk tersebut dibuat. Bentuk produk tersebut mungkin berubah karena disesuaikan dengan kondisi yang ada, produk yang sudah mempunyai bentuk diberikan suatu tambahan, misalnya merek, pelayanan, pembungkusan, dan akhirnya sampai ke tangan konsumen dalam bentuk yang utuh. Menurut Kotler dan Keller (2009) produk yang dipasarkan terdiri dari: a. Barang fisik (physical goods), misalnya mobil, sepatu, dan buku b. Jasa (service), misalnya pangkas rambut c. Pengalaman (experience), misalnya jasa pemandu wisata
  • 13. 13 d. Acara (event), misalnya acara seminar e. Orang (person), misalnya Justin Bieber, disini bukan berarti kita “membeli” dia tetapi dalam pengertian kita memberi perhatian dengan membeli kasetnya f. Tempat (place), misalnya Dunia Fantasi g. Properti (properties), misalnya objek wisata Borobudur h. Organisasi (organization), misalnya asosiasi jantung Indonesia i. Informasi (information), misalnya fasilitas internet j. Ide (ideas), misalnya “drive safe” 4. Tingkatan Produk Dalam merencanakan pemasaran atas suatu produk, pemasar diharuskan untuk mempertimbangkan lima tingkatan produk. Yang paling dasar adalah manfaat inti yang merupakan maksud dasar atas suatu produk yang sebenarnya dibeli. Menurut Kotler dan Keller (2009) produk dibagi menjadi lima tingkatan, antara lain: a. Manfaat inti (core benefit) Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat yang sebenarnya dibeli oleh konsumen. Contohnya adalah konsumen rumah makan membeli “makanan dan minuman”.
  • 14. 14 b. Produk generik (generic product) Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang diperoleh dari produk yang dikonsumsi. Contohnya adalah rumah makan memiliki meja dan kursi. c. Produk yang diharapkan (expected product) Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan oleh pembeli ketika membeli sebuah produk. Contohnya adalah konsumen rumah makan dapat mengharapkan tempat yang bersih dan nyaman. d. Produk yang ditingkatkan (augmented product) Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih yang malampaui harapan konsumen. Contohnya adalah rumah makan dapat meningkatkan produknya dengan kualitas rasa makanan dan minuman yang ditingkatkan dan menambah kualitas menu. e. Produk yang potensial (potential product) Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin dialami sebuah produk di kemudian hari. Produk potensial menekankan pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif untuk memuaskan dan membedakan tawaran pesaing. Contohnya adalah rumah makan menyediakan live music.
  • 15. 15 5. Klasifikasi Produk Menurut Tjiptono (2012) secara garis besar, tawaran produk bisa dikelompokkan menurut berbagai kriteria. Salah satunya adalah daya tahan (durability) atau berwujud tidaknya (tangibility) produk bersangkutan. Berdasarkan kriteria ini produk bisa dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Barang tidak tahan lama (non-durable goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Umur ekonomisnya maksimum satu tahun. Contohnya pasta gigi, sabun mandi, permen, garam, gula, kapur tulis, rokok, buku tulis, dan sebagainya. b. Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama atau berumur ekonomis lebih dari satu tahun. Contohnya antara lain lemari es, TV, mobil, sepeda motor, komputer, mesin cuci, dan lain-lain. c. Jasa (services) Jasa merupakan aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi kendaraan bermotor, salon kecantikan, kursus keterampilan, pusat kebugaran, restoran, hotel, rumah sakit, universitas, dan lain-lain.
  • 16. 16 Barang dan jasa merupakan dua hal yang berbeda tetapi jasa termasuk produk. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa lebih menekankan pada kualitas pelayanannya. Sebaliknya perusahaan yang bergerak dalam bidang barang, cenderung kurang memperhatikan kualitas pelayanannya tetapi lebih menekankan pada kualitas produknya. B. Jasa 1. Pengertian Jasa Menurut Kotler dan Keller (2009) jasa adalah: “Semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”. Menurut Lovelock dan Wright (2007) jasa adalah: “Tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi konsumen dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima”. 2. Karakteristik Jasa Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran. Keempat karakteristik tersebut menurut Kotler dan Keller (2009), yaitu: a. Tidak berwujud (intangibility) Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
  • 17. 17 b. Tidak dapat dipisahkan (inseparability) Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak berlaku pada barang fisik yang diproduksi, dimasukkan dalam persediaan, didistribusikan melalui berbagai perantara, dan akhirnya dikonsumsi. c. Bervariasi (variability) Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan dan dimana disajikan, dan kepada siapa jasa itu disajikan, jasa sangat bervariasi. d. Dapat musnah (perishability) Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan pada masa mendatang, inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan. Untuk contohnya, kursi-kursi di suatu rumah makan pada waktu rumah makan tersebut sepi tidak dapat disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu rumah makan tersebut ramai. Melalui karakteristik-karakteristik jasa yang sudah dijelaskan diatas, maka penjual harus dapat memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah menggunakan jasa tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus diperhatikan agar konsumen dapat kembali untuk membeli ulang di perusahaan tersebut.
  • 18. 18 3. Kategori Bauran Jasa Komponen jasa bisa menjadi bagian kecil atau besar dari keseluruhan penawaran. Menurut Kotler dan Keller (2009) penawaran jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: a. Barang berwujud murni (pure tangible goods) Penawaran terutama terdiri dari barang berwujud. Tidak ada jasa yang menyertai produk. Misalnya sabun, pasta gigi, dan garam. b. Barang berwujud yang disertai jasa (tangible goods with accompanying services) Penawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Misalnya, produsen mobil tidak hanya menjual sebuah mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruang pameran, pengiriman, perbaikan, pemeliharaan, petunjuk penggunaan, pemenuhan jaminan dari mobil tersebut, dan sebagainya. c. Hibrida (hybrid) Penawaran terdiri dari bagian barang dan jasa yang sama proporsinya. Misalnya, orang sering mengunjungi suatu rumah makan karena makanan atau penyajiannya baik.
  • 19. 19 d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with accompanying minor goods and services) Penawaran terdiri dari jasa utama beserta tambahan jasa atau barang pendukung. Misalnya, meskipun perjalanan mencakup beberapa barang bewujud seperti makanan ringan dan minuman, yang dibeli penumpang pesawat terbang adalah transportasi. e. Jasa murni (pure service) Penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa. Misalnya, pengasuh bayi, psikoterapi, dan pijat. Penulis sendiri berpendapat bahwa jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud namun dapat dirasakan manfaatnya. Kepuasan dan tindakannya sebagai sesuatu yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain dan dapat diorientasikan pada keuntungan ataupun tidak. Yayasan kemanusiaan merupakan salah satu contoh dari jasa yang tidak diorientasikan pada keuntungan, karena yayasan tersebut telah memberikan manfaat kepada pihak lain tanpa mengharapkan suatu keuntungan.
  • 20. 20 C. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas dan Kualitas Pelayanan Kualitas perlu mendapat perhatian yang besar dari manajer, sebab kualitas mempunyai hubungan yang langsung dengan kemampuan bersaing dan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Kualitas yang rendah akan menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan. Apabila konsumen merasa bahwa kualitas dari suatu produk tidak memuaskan, maka kemungkinan besar ia tidak akan menggunakan produk perusahaan lagi atau mungkin akan membeli produk pesaing yang menawarkan kualitas yang lebih baik. Pengertian kualitas dapat berbeda-beda tergantung pada siapa yang menggunakan dari sudut pandang setiap orang. Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Yamit (2005) mengatakan “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Menurut Tjiptono (2006) terdapat lima macam perspektif kualitas, yaitu: a. Transcendental approach Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai innate execellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan dalam dunia seni.
  • 21. 21 b. Product-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. c. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas tinggi. d. Manufacturing-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan. Dalam sektor jasa bahwa kualitas seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. e. Value-based approach Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam pengertian ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai, tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli.
  • 22. 22 Menurut Tjiptono (2005) mengatakan: “Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Menurut Ratnasari (2011) mengatakan: “Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang secara konsisten memenuhi atau melampaui harapan konsumen”. Konsumen akan memberikan penilaian mengenai tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan. Jadi kualitas pelayanan merupakan penilaian konsumen mengenai tingkat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Dengan kata lain, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima. Apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang sangat memuaskan. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan tidak memuaskan. 2. Faktor-faktor yang Menentukan Penilaian Kualitas Pelayanan Salah satu cara utama mendiferensiasikan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa yang berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  • 23. 23 Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Yamit (2005) telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah: a. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan, serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pegawai, serta bebas dari bahaya, risiko ataupun keragu-raguan. e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono (2005) menyatakan ada lima kesenjangan dalam proses pelayanan, yaitu: a. Kesenjangan antara harapan konsumen dan pendapat manajemen, dimana kesenjangan ini muncul sebagai akibat dari ketidaktahuan
  • 24. 24 manajemen tentang kualitas jasa macam apa yang sebenarnya diharapkan konsumen dan bagaimana penilaian konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. b. Kesenjangan antara pendapat manajemen tentang harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa, dimana kesenjangan ini muncul karena para manajer menetapkan spesifikasi kualitas jasa yang tidak jelas dan tidak realistis. Akibatnya pegawai yang memberikan pelayanan kepada konsumen secara langsung tidak tahu pelayanan seperti apa yang harus diberikan. c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, dimana kesenjangan ini biasanya muncul pada jasa yang sistem penyampaiannya sangat tergantung pada karyawan. Pendapat yang akurat tentang harapan konsumen memang penting, tetapi belum cukup untuk menjamin bahwa spesifikasi kualitas jasa akan terpenuhi. d. Kesenjangan antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi eksternal kepada konsumen, dimana kesenjangan ini terjadi karena tidak memadainya komunikasi antara penyedia dengan pembeli jasa dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang berlebihan. e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima, dimana kesenjangan ini timbul akibat adanya perbedaan
  • 25. 25 antara kinerja pelayanan yang diterima konsumen dan kinerja pelayanan yang diharapkan konsumen. Adapun model kesenjangan sebagai berikut: Expected service Perceived service Service Delivery Customer – driven Service design and standards Company perceptions of consumer expectation External communications to customers Customer gap Performance gapListening gap Communication gap Service Design and Standards gap COMPANY CUSTOMER Gambar 2.1 Gaps Model of Service Quality Sumber: Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono (2005) Pemasaran Jasa Menurut Tjiptono (2008) strategi mengurangi kesenjangan- kesenjangan dalam proses pelayanan, yaitu: a. Meningkatkan interaksi langsung antara manajer dan pelanggan dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai kebutuhan dan preferensi pelanggan dan menindaklanjuti informasi dan wawasan yang diperoleh dari riset pelanggan.
  • 26. 26 b. Memastikan bahwa manajemen puncak menunjukkan komitmen konsisten pada kualitas berdasarkan sudut pandang pelanggan, membekali para manajer dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin karyawan agar dapat menyampaikan layanan berkualitas, dan menetapkan sasaran kualitas layanan yang jelas, menantang, realistis, dan dirancang secara eksplisit untuk memenuhi harapan pelanggan. c. Mengklarifikasi peranan setiap karyawan melalui deskripsi kerja yang jelas dan rinci, menyelaraskan karyawan dengan pekerjaan melalui proses seleksi yang menekankan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap pekerjaan dengan baik, dan melatih para karyawan dalam hal penetapan prioritas dan manajemen waktu. d. Memastikan bahwa standar layanan yang konsisten diberlakukan di semua lokasi penyedia layanan dan mengelola harapan pelanggan, dengan cara menginformasikan kepada mereka apa saja yang mungkin dan tidak mungkin mereka terima, serta yang paling penting, disertai alasannya. 3. Faktor-faktor Penyebab Kualitas Pelayanan Buruk Menurut Tjiptono (2008), ada berbagai macam faktor yang menyebabkan kualitas pelayanan menjadi buruk. Faktor-faktor tersebut meliputi:
  • 27. 27 a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan Salah satu karakteristik unik layanan adalah inseparability, artinya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Berbagai macam persoalan sehubungan dengan interaksi antara penyedia layanan dengan pelanggan bisa terjadi. Beberapa kelemahan pada penyedia layanan dan berdampak negatif terhadap persepsi kualitas, meliputi: 1) Tidak terampil melayani pelanggan 2) Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan kontek 3) Tutur kata karyawan kurang sopan 4) Karyawan selalu cemberut saat menghadapi pelanggan b. Intensitas tenaga kerja yang tinggi Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian layanan dapat pula menimbulkan masalah pada kualitas, yaitu berupa tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan. c. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai Karyawan front-line merupakan ujung tombak sistem penyampaian layanan, bukan saja mereka itu adalah ”wajah” organisasi, tetapi merekalah cerminan jasa yang dipersepsikan pelanggan. Agar para karyawan front-line mampu melayani para pelanggan secara efektif, mereka membutuhkan dukungan dari fungsi-fungsi utama manajemen. Dukungan tersebut bisa berupa peralatan dan pelatihan keterampilan.
  • 28. 28 d. Kesenjangan-kesenjangan komunikasi Kesenjangan-kesenjangan komunikasi bisa berupa, yaitu penyedia layanan memberikan janji yang berlebihan, penyedia layanan tidak menyajikan informasi terbaru kepada para pelanggan, pesan komunikasi penyedia layanan tidak dipahami oleh pelanggan, dan penyedia layanan tidak memperhatikan keluhan dan saran pelanggan. e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama Dalam hal interaksi dengan penyedia layanan, tidak semua pelanggan bersedia menerima layanan yang seragam. Ada pelanggan yang menginginkan atau bahkan menuntut layanan yang sifatnya personal dan berbeda dengan pelanggan lain. f. Visi bisnis jangka pendek Visi jangka pendek (misalnya, orientasi pada pencapaian target penjualan dan laba tahunan, penghematan biaya sebesar-besarnya, peningkatan produktivitas tahunan) bisa merusak kualitas layanan yang sedang dibentuk untuk jangka panjang. 4. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono (2012) terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas layanan:
  • 29. 29 a. Mengidentifikasi determinan utama kualitas layanan Setiap penyedia layanan diwajibkan untuk menyampaikan layanan berkualitas terbaik kepada konsumen. Beberapa faktor yang menjadi penilaian konsumen, seperti keamanan transaksi (pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit), ketepatan waktu, dan lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk membangun pandangan konsumen terhadap kualitas layanan yang telah diterima. Apabila terjadi kekurangan dalam beberapa faktor tersebut, perlu diperhatikan dan ditingkatkan, sehingga akan terjadi penilaian yang lebih baik di mata pelanggan. b. Mengelola ekspektasi pelanggan Banyak perusahaan yang berusaha menarik perhatian pelanggan dengan berbagai cara, sebagai salah satunya adalah melebih- lebihkan janji, sehingga itu menjadi ‘bumerang’ untuk perusahaan apabila tidak dapat memenuhi apa yang telah dijanjikan, karena semakin banyak janji yang diberikan, semakin besar pula ekspektasi pelanggan. Ada baiknya untuk lebih bijak dalam memberikan ‘janji’ kepada pelanggan. c. Mengelola bukti kualitas layanan Pengelolaan ini bertujuan untuk memperkuat penilaian pelanggan selama dan sesudah layanan disampaikan. Berbeda dengan produk yang bersifat tangible, sedangkan layanan merupakan kinerja, maka pelanggan cenderung memperhatikan “seperti apa layanan
  • 30. 30 yang akan diberikan” dan “seperti apa layanan yang telah diterima”, sehingga dapat menciptakan persepsi tertentu terhadap penyedia layanan di mata konsumen. d. Mendidik konsumen tentang layanan Upaya mendidik layanan kepada konsumen bertujuan untuk mewujudkan proses penyampaian dan pengkonsumsian layanan secara efektif dan efisien. Pelanggan akan dapat mengambil keputusan pembelian secara lebih baik dan memahami perannya dalam proses penyampaian layanan. Sebagai contoh: 1) Penyedia layanan memberikan informasi kepada konsumen dalam melakukan sendiri layanan tertentu. Seperti mengisi formulir pendaftaran, menggunakan fasilitas teknologi (ATM, Internet banking, dan sebagainya), mengisi bensin sendiri (self- service), dan lain-lain. 2) Penyedia layanan membantu konsumen dalam pemberitahuan kapan menggunakan suatu layanan secara lebih mudah dan murah, yaitu sebisa mungkin untuk menghindari periode waktu sibuk dan memanfaatkan periode di mana layanan tidak terlalu sibuk. 3) Penyedia layanan menginformasikan konsumen mengenai prosedur atau cara penggunaan layanan melalui iklan, brosur, atau staff secara langsung mendampingi konsumen saat penggunaan layanan.
  • 31. 31 4) Penyedia layanan meningkatkan kualitas layanan dengan cara penjelasan kepada konsumen tentang beberapa hal kebijakan yang mungkin akan mengecewakan konsumen, misalkan kenaikan harga. e. Menumbuhkan budaya kualitas Budaya kualitas dapat dikembangkan dalam sebuah perusahaan dengan diadakannya komitmen menyeluruh dari semua anggota organisasi dari yang teratas hingga terendah. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkenaan dalam peningkatan kualitas. Beberapa faktor yang dapat menghambat namun dapat pula memperlancar pengembangan kualitas layanan, yaitu: 1) Sumber daya manusia, sebagai contoh dalam hal penyeleksian karyawan, pelatihan karyawan, deskripsi job desk, dan sebagainya. 2) Organisasi/struktur, meliputi integrasi atau koordinasi antar fungsi dan struktur pelaporan. 3) Pengukuran (measurement), yaitu melakukan evaluasi kinerja dan keluhan, serta kepuasan konsumen. 4) Pendukung sistem, yaitu faktor teknologi seperti komputer, sistem, database, dan teknis. 5) Layanan, meliputi pengelolahan keluhan konsumen, alat-alat manajemen, dan alat-alat promosi penjualan.
  • 32. 32 6) Komunikasi internal, terdiri dari prosedur dan kebijakan dalam operasional. 7) Komunikasi eksternal, yakni edukasi pelanggan, manajemen ekspektasi pelanggan, dan pembentukan citra positif perusahaan. f. Menciptakan automating quality Otomatisasi berpotensi mengatasi masalah dalam hal kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Namun dibutuhkan perhatian dalam aspek-aspek sentuhan manusia (high touch) dan elemen-elemen yang memerlukan otomatisasi (high tech). Keseimbangan antara kedua hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kesuksesan penyampaian layanan secara efektif dan efisien. Contoh, internet banking, phone banking, dan sejenisnya. g. Menindaklanjuti layanan Penindaklanjutan layanan diperlukan untuk memperbaiki aspek- aspek layanan yang kurang memuaskan dan mempertahankan yang sudah baik. Dalam rangka ini, perusahaan perlu melakukan survey terhadap sebagian atau seluruh konsumen mengenai layanan yang telah diterima, sehingga perusahaan dapat mengetahui tingkat kualitas layanan perusahaan di mata konsumen.
  • 33. 33 h. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan Service quality information system adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan dengan cara melakukan riset data. Data dapat berupa hasil dari masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi mengenai perusahaan, pelanggan, dan pesaing. Bertujuan untuk memahami suara konsumen mengenai ekspektasi dan persepsi konsumen terhadap layanan yang diberikan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan berdasarkan sudut pandang konsumen. Menurut Yoeti (2005) ada empat cara seorang karyawan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik, yaitu: a. Kemampuan (skill) Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, karyawan dituntut harus akrab dengan situasi dan kondisi di perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan perusahaan juga diperlukan untuk meningkatkan kemampuan bagaimana kita harus bertindak, bersikap, bertutur kata, dan mengambil keputusan yang menguntungkan bagi perusahaan. b. Efisiensi (efficiency) Tujuan sebenarnya adalah untuk mengurangi kesalahan (zero defect). Suatu kesalahan kecil dapat mempengaruhi kualitas
  • 34. 34 produk, meningkatkan biaya, dan menimbulkan citra yang tidak baik bagi perusahaan. c. Keramahtamahan (courtesy) Keramahtamahan yang dimaksud bukan suatu tingkah laku yang dibuat-buat, tetapi harus datang dari lubuk hati yang paling dalam. Usahakan dalam memberikan pelayanan selalu mendahulukan pelanggan dalam suatu hal, sehingga dapat membuat pelanggan berbahagia, dengan demikian diharapkan kita selalu memelihara hubungan yang baik dengan para pelanggan. d. Kebanggaan (pride) Setiap karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin dan memiliki rasa bangga dengan pekerjaan yang dilakukannya, karena setiap pelanggan mengharapkan yang terbaik dari kita. Untuk membantu perusahaan dan karyawan dalam memberikan kepuasan pelanggan, kita harus meminta kepada pelanggan masukan atau kritik yang membangun, baik positif atau negatif, sehingga masukan itu dapat digunakan untuk memperbaiki kepuasan pelanggan diwaktu yang akan datang. Menurut Martin (2004) terdapat empat langkah dalam proses pelayanan yang bermutu, yaitu:
  • 35. 35 a. Sampaikan sikap positif Bersikap positif terhadap pekerjaan anda tidak lebih baik dibanding benar-benar menyukai pekerjaan anda dan membiarkan tindakan dan kata-kata anda memancarkan kesenangan ini kepada para pelanggan. b. Kenalilah kebutuhan pelanggan Cara terbaik untuk mengenali kebutuhan para pelanggan anda adalah berusaha untuk menempatkan diri sendiri pada posisi mereka, tempatkan diri sendiri dalam ukuran mereka. c. Penuhilah kebutuhan pelanggan Anda dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan, tamu atau klien anda dengan cara misalnya, melakukan seluruh tugas dan kewajiban yang dituntut oleh pekerjaan anda, mengkomunikasikan pesan yang jelas kepada pelanggan dan tetap memberikan pelayanan pelanggan bermutu saat terjadi hal-hal tak terduga. d. Pastikan pelanggan kembali lagi Pastikan pelanggan anda kembali lagi dengan cara berusaha memuaskan keluhan pelanggan, siap menangani berbagai keluhan umum secara pantas dan memberikan satu langkah ekstra dalam memberikan pelayanan pelanggan bermutu.
  • 36. 36 D. Kepuasan Konsumen 1. Pengertian Kepuasan dan Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen sesudah pembelian tergantung dari kinerja penawaran yang dibandingkan dengan harapannya. Definisi kepuasan menurut Irawan (2007) mengatakan “kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya”. Menurut Kotler dan Keller (2007) mengatakan: “Kepuasan adalah mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang merupakan hasil dari kinerja (atau hasil) yang dirasakan dari produk dalam hubungan dengan harapannya”. Definisi kepuasan konsumen menurut Amir (2005) mengatakan: “Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan”. Menurut Kotler dan Keller (2007) mengatakan: “Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan”. Menurut Tjiptono (2007), terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, terciptanya loyalitas, dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Penghargaan pelanggan dibentuk berdasarkan pengalaman mereka, saran teman-teman, dan iklan yang disampaikan oleh perusahaan jasa. Pelanggan memilih untuk membeli jasa berdasarkan harapan ini dan
  • 37. 37 setelah menikmati jasa tadi, mereka akan membandingkannya dengan apa yang mereka harapkan. Apabila kebutuhan tersebut telah dipenuhi tetapi tidak sesuai dengan harapan, maka konsumen akan menimbulkan berbagai macam tindakan. Tindakan-tindakan tersebut menurut Tjiptono (2008) adalah: a. Tidak melakukan apa-apa b. Melakukan keluhan secara langsung c. Memperingatkan teman atau kerabat d. Mengadu ke media masa Menurut Hawkinz dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2005) dimensi karakteristik kepuasan konsumen adalah: a. Kesesuaian harapan Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang diharapkan oleh konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen. b. Minat berkunjung kembali Merupakan kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait. c. Kesediaan merekomendasikan Merupakan kesediaan konsumen merekomendasikan produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga.
  • 38. 38 Bila jasa yang mereka nikmati ternyata berada jauh dibawah yang mereka harapkan, maka mengakibatkan ketidakpuasan. Makin besar jurang antara harapan dengan kenyataan, maka makin besar pula ketidakpuasan konsumen. 2. Pengukuran Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan hal yang bersifat kualitatif, subjektif, dan abstrak. Namun demikian, bukan berarti terlalu sulit untuk mengukur kepuasan pelanggan, karena berbagai metode untuk mengukur kepuasan pelanggan telah dikembangkan oleh beberapa ahli. Menurut Kotler yang dikutip oleh Tjiptono (2011) mengidentifikasikan empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu: a. Sistem keluhan dan saran Suatu perusahaan yang berorientasi pada pelanggan akan memberikan kesempatan yang luas pada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain. Informasi dari para pelanggan ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi perusahaan agar bereaksi dengan tanggap dan cepat dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul. Sehingga perusahaan akan tahu apa yang dikeluhkan oleh para pelanggannya dan segera
  • 39. 39 memperbaikinya. Metode ini berfokus pada identifikasi masalah dan juga pengumpulan saran-saran dari pelanggannya langsung. b. Pembeli bayangan (ghost shopping) Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial. Sebagai pembeli potensial terhadap produk dari perusahaan dan juga dari produk pesaing. Kemudian mereka akan melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan dari produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk- produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap setiap keluhan yang ada, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun dari pesaingnya. c. Analisis pelanggan yang hilang (lost customer analysis) Perusahaan akan menghubungi para pelanggannya atau setidaknya mencari tahu pelanggannya yang telah berhenti membeli produk atau yang telah pindah pemasok, agar dapat memahami penyebab mengapa pelanggan tersebut berpindah ke tempat lain. Dengan adanya peningkatan customer lost rate, dimana peningkatan customer lost rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.
  • 40. 40 d. Survei kepuasan pelanggan Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik survei melalui pos, telepon, e- mail, website, maupun wawancara langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung (feedback) dari pelanggan dan juga akan memberikan kesan positif terhadap para pelanggannya. Metode survei adalah metode yang paling banyak digunakan dan berkembang pesat dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Metode survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan teknik pengukuran dengan berbagai cara. Menurut Martilla dan James yang dikutip oleh Tjiptono (2008) antara lain: a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti ‘ungkapkan seberapa puas saudara terhadap pelayanan perusahaan pada skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas’. b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan. c. Responden diminta utuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.
  • 41. 41 d. Responden diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen. Menurut Tjiptono (2012) pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan berbagai macam tujuan, di antaranya: a. Mengidentifikasi keperluan pelanggan, yakni aspek-aspek yang dinilai penting oleh pelanggan dan mempengaruhi apakah ia puas atau tidak. b. Menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja organisasi pada aspek-aspek penting. c. Membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap organisasi lain, baik pesaing langsung maupun tidak langsung. d. Mengidentifikasi PFI (Priorities for Improvement) melalui analisis gap antara skor tingkat kepentingan dan kepuasan. e. Mengukur indeks kepuasan pelanggan yang bisa menjadi indikator handal dalam memantau kemajuan perkembangan dari waktu ke waktu. 3. Strategi Kepuasan Pelanggan Strategi sebuah perusahaan bisa dikelompokkan secara garis besar menjadi dua kelompok, yaitu strategi ofensif dan strategi defensif. Strategi ofensif berfokus pada upaya meraih, merebut atau
  • 42. 42 mendapatkan pelanggan baru, sedangkan strategi defensif menekankan usaha mempertahankan basis pelanggan saat ini agar tetap setia dan tidak beralih ke produk, merek maupun perusahaan lain. Menurut Tjiptono (2012) ada tiga orientasi utama dari strategi ofensif dan strategi defensif, ketiga orientasi utama dari strategi ofensif adalah: a. Menambah jumlah pemakai atau pembeli baru Setidaknya ada tiga cara pokok untuk mendapatkan pelanggan baru, yaitu menarik kelompok non-pemakai sebagai pelanggan baru, merebut pelanggan pesaing, dan menarik kembali mantan pelanggan. b. Memperluas pasar yang dilayani Pasar yang dilayani mencerminkan lingkup produk yang ditawarkan sebuah perusahaan dan jaringan distribusinya. Dengan demikian, strategi ini bisa diwujudkan melalui perluasan jaringan distribusi dan perluasan lini produk. c. Mencari aplikasi baru produk bersangkutan Dalam konteks strategi ofensif, cara ini diwujudkan dengan mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru sebuah produk yang sudah ada kepada pasar (konsumen) baru.
  • 43. 43 Ketiga orientasi utama dari strategi defensif adalah: a. Menaikkan frekuensi dan volume pembelian atau pemakaian Dalam rangka menaikkan tingkat pembelian, perusahaan perlu mengarahkan strategi pemasarannya pada upaya meningkatkan kesediaan konsumen untuk membeli lebih sering dan dalam volume pembelian yang lebih banyak. Alternatif spesifik yang bisa dilakukan antara lain menambah situasi penggunaan produk, menaikkan tingkat konsumsi produk, dan mendorong penggantian produk lebih cepat. b. Meningkatkan kepuasan pelanggan Dalam konteks strategi defensif, cara ini diwujudkan dalam momen proses layanan, meliputi pra-pembelian, saat dan paska-pembelian, serta berkesinambungan. c. Mencari aplikasi baru produk bersangkutan Dalam konteks strategi defensif, cara ini diwujudkan dengan mendemonstrasikan atau mempromosikan manfaat baru sebuah produk yang sudah ada kepada pasar (konsumen) saat ini. E. Kerangka Pikir Penelitian Usaha rumah makan pada umumnya merupakan bidang usaha yang memiliki gabungan yang seimbang antara produknya (makanan dan minuman) dengan jasanya (pelayanan). Keduanya sangat menentukan dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
  • 44. 44 Kualitas dari suatu pelayanan perlu mendapat perhatian besar dari manajer, karena kualitas mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan bersaing dengan tingkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Menurut Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Yamit (2005) mengatakan “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mampu memberikan pelayanan yang baik, kemampuan dalam memberikan pelayanan yang baik inilah yang akan menciptakan citra yang baik bagi perusahaan dan menciptakan kepuasan konsumen. Adapun menurut Kotler dan Keller (2009) jasa adalah “semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”. Jasa itu tidak berwujud (intangible), karena kita tidak dapat memegang suatu jasa itu berbentuk seperti apa tetapi yang kita peroleh adalah proses kerja jasa itu, apakah berkualitas atau tidak berkualitas. Terdapat lima kriteria dalam penentu kualitas jasa (pelayanan). Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman dalam Yamit (2005) kelima kriteria tersebut adalah: a. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi. b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan, serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
  • 45. 45 d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pegawai, serta bebas dari bahaya, risiko ataupun keragu-raguan. e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, apa yang konsumen pikirkan, apa yang konsumen rasakan, apakah konsumen merasa puas, dan apakah konsumen akan kembali lagi atau tidak. Konsumen akan melakukan penilaian terhadap mutu pelayanan dan perusahaan harus dapat menyelidiki harapan konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang baik, karena konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun pengertian kepuasan konsumen menurut Kotler dan Keller (2007) mengatakan “kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia” ini adalah Analisis Regresi. Analisis Regresi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, yakni variabel dependen dan variabel independen. Secara ringkas kerangka pikir penelitian dapat dikembangkan sebagai berikut:
  • 46. 46 Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian Kualitas Pelayanan (X)  Bukti langsung (tangible)  Kehandalan (reliability)  Daya tanggap (responsiveness)  Jaminan (assurance)  Empati (emphaty) Kepuasan Konsumen (Y)  Kesesuaian harapan  Minat berkunjung kembali  Kesediaan merekomendasikan PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia Analisis Regresi Sederhana Kesimpulan
  • 47. 47 F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pikir penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat penulis kemukakan adalah “semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat”. Hipotesis tersebut dalam hipotesis statistik menjadi: H0 = Kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Ha = Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
  • 48. 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia yang berlokasi di Jalan Menteng Kecil Nomor 4/5 Jakarta Pusat dan akan memulai penelitian pada bulan Mei 2015 s /d Juni 2015. B. Jenis Data Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yang berupa kuesioner atas kualitas pelayanan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung, didapatkan dari dokumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dan hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia.
  • 49. 49 C. Populasi dan Sampel Dalam penelitian yang menggunakan metode survei, tidaklah selalu perlu meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya yang besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, penulis mengharapkan hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Adapun pengertian dari populasi menurut Sugiyono (2011) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pengertian dari sampel menurut Sugiyono (2011) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Dari hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia diketahui bahwa Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam sehari bisa menghabiskan empat dandang atau kurang lebih sebanyak dua ratus mangkuk. Sehingga diasumsikan bahwa dalam satu bulan terdapat enam ribu orang yang makan atau konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia.
  • 50. 50 Adapun untuk mengetahui ukuran sampelnya, dapat digunakan metode Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Menurut Husein Umar (2005) rumus metode Slovin adalah sebagai berikut: 2 1 Ne N n   Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambil sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan Dengan rata-rata konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebanyak 6000 orang, setelah menggunakan metode Slovin maka dapat ditarik sampel yaitu 98 orang, akan tetapi penulis ingin mengambil sampel sebanyak 100 orang agar memudahkan penulis dalam mengolah data.
  • 51. 51 D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik yang disebabkan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. E. Pengumpulan Data Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menyebarkan kuesioner yang diberikan secara langsung kepada semua konsumen yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia yang dijadikan responden untuk dijawabnya, dimana peneliti hanya memberikan kuesioner kepada konsumen yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia maksimal dalam dua bulan terakhir. Peneliti akan memeriksa kuesioner yang telah diisi, bila tidak lengkap maka peneliti akan meminta responden terkait untuk melengkapinya. Peneliti juga mendampingi responden saat mengisi kuesioner, apabila ada pertanyaan yang tidak di mengerti oleh responden, maka peneliti akan memberikan penjelasan. Dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan mengenai profil diri responden dan pertanyaan dari indikator setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
  • 52. 52 pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti sebagai variabel penelitian, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen tersebut diukur menggunakan skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai pada sangat tidak setuju, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Tabel 3.1 Skala Likert Kategori Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Cukup Setuju (CS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2010) F. Alat Analisa Data Dari hasil data yang terkumpul, penulis mencoba untuk mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan beberapa alat analisa data, yaitu:
  • 53. 53 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk validitas dan reliabilitas. Dalam pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner, menurut Singarimbun (2006) dilakukan perhitungan korelasi antara masing- masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu: Dimana: X= skor butir Y= skor total N= jumlah responden Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: i. Jika rxy hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid ii. Jika rxy hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid Menurut Singarimbun (2006) pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua ganjil-genap, dimana penelitian dilakukan dengan mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir genap sebagai belahan kedua. Rumus yang digunakan adalah rumus Spearman-Brown, yaitu: Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
  • 54. 54 r1/21/2 = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel - Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Instrumen bisa dilihat dari (r alpha) 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah <0,200 Sangat Rendah Sumber: Sangadji dan Sopiah (2010) 2. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian yang dikemukakan dalam rangka pemikiran, yaitu semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
  • 55. 55 a. Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan diterima atau tidak, kita harus membandingkan thitung dengan nilai ttabel distribusi t.  Jika thitung lebih besar atau sama dengan (≥) ttabel maka hipotesis (H0) ditolak.  Jika thitung lebih kecil (<) ttabel maka hipotesis (H0) diterima. Dari hasil perhitungan diatas, akan diketahui ada tidaknya pengaruh kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terhadap kepuasan konsumen, yang akan membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diambil. 3. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Menurut Priyatno (2013) syarat dalam analisis parametrik yaitu distribusi data harus normal. Pengujian normal probability
  • 56. 56 dapat dilihat pada output regresi. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi telah memenuhi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi normalitas. b. Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2013) uji heteroskedastisitas adalah “keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi”. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. c. Uji Determinasi ( ) Menurut Priyatno (2013) analisis koefisien determinasi ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
  • 57. 57 sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel model summary dapat diketahui nilai (Adjusted R Square). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 4. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, yakni variabel dependen dan variabel independen. Terdapat beberapa tipe dari analisis regresi, yaitu tipe yang pertama adalah regresi linier sederhana dan tipe yang kedua adalah regresi linier berganda. Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2010) dinyatakan dalam bentuk: Y = a + bX Dimana: Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefisien regresi X = nilai variabel independen Regresi linier berganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
  • 58. 58 bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Persamaan regresi linier berganda menurut Sugiyono (2010) dinyatakan dalam bentuk: Y = a + b1 X1 + b2 X2 Dimana : Y = variabel dependen a = konstanta b1, b2 = koefisien regresi X1, X2 = variabel independen Berikut ini adalah tabel Interpretasi Koefisien Korelasi: Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2010)
  • 59. 59 G. Definisi Variabel Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, antara lain variabel independen (X) adalah kualitas pelayanan dengan lima indikator, yaitu bukti langsung (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty), sedangkan variabel dependen (Y) adalah kepuasan konsumen. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia, maka indikatornya dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini:
  • 60. 60 Tabel 3.4 Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala Kualitas Pelayanan (Variabel X), yaitu tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Wyckof yang dikutip oleh Tjiptono (2005) Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Yamit (2005)  Lokasi rumah makan  Kenyamanan ruangan Likert Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan  Kemampuan pramusaji dalam memberikan informasi mengenai fasilitas rumah Likert
  • 61. 61 dengan segera dan memuaskan, serta sesuai dengan yang telah dijanjikan. Yamit (2005) makan dengan baik  Kemampuan pramusaji dalam menyajikan makanan yang dipesan dengan tepat Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Yamit (2005)  Kecepatan pramusaji dalam merespon keluhan konsumen  Kecepatan pramusaji dalam membantu konsumen Likert Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat  Kebersihan rumah makan  Kehalalan makanan dan minuman Likert
  • 62. 62 dipercaya yang dimiliki para pegawai, serta bebas dari bahaya, risiko ataupun keragu-raguan. Yamit (2005) Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Yamit (2005)  Keramahan pramusaji terhadap konsumen  Kesopanan pramusaji terhadap konsumen Likert Kepuasan Konsumen (Variabel Y), yaitu perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul Kesesuaian harapan, yaitu tingkat kesesuaian antara kinerja produk yang  Pramusaji memberikan pelayanan yang baik  Menu yang disediakan sesuai Likert
  • 63. 63 setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Kotler dan Keller (2007) diharapkan oleh konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen. Hawkinz dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2005) dengan yang diharapkan Minat berkunjung kembali, yaitu kesediaan konsumen untuk berkunjung kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap produk terkait. Hawkinz dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2005)  Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan memuaskan  Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan memuaskan Likert
  • 64. 64 Kesediaan merekomendasikan, yaitu kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga. Hawkinz dan Lonney dikutip dalam Tjiptono (2005)  Konsumen merekomendasikan sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan  Konsumen merekomendasikan sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan memuaskan Likert
  • 65. 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia merupakan rumah makan yang legendaris di Jakarta. Rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun 1970. Alm Hj. Nurdjanah adalah tokoh pendiri Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. Dahulu Alm Hj. Nurdjanah menjual masakan padang termasuk sop buntut. Namun, sop buntut yang menjadi primadona dikalangan masyarakat luas dibandingkan masakan padangnya. Oleh karena itu, Alm Hj. Nurdjanah memutuskan menjadi spesialis sop buntut. Sekarang, Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dijalankan oleh keluarga anaknya, yaitu Hj. Darmawati. Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terletak di Jalan Menteng Kecil Nomor 4/5 Jakarta Pusat. Bangunan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sederhana, terdapat tujuh meja melintang untuk menjamu konsumen beserta tujuh buah pintu untuk akses keluar masuk. Pramusaji mengantarkan makanan dan minuman lewat ketujuh dari masing-masing pintu tersebut, karena tidak ada lorong antar meja.
  • 66. 66 Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memiliki beberapa menu, antara lain sop buntut, dimana sop buntut terbagi menjadi tiga varian, yaitu sop buntut rebus, sop buntut goreng, dan sop buntut bakar. Selain sop buntut, di rumah makan ini juga terdapat menu sate ayam, sate kambing, perkedel, udang balado, teri kentang, dan aneka minuman (air mineral, teh manis/teh tawar, es jeruk/jeruk hangat dan teh botol). B. Profil Responden 1. Deskripsi Profil Responden Responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang terdiri dari orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. a. Jenis kelamin Tabel 4.1 Profil responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jawaban Responden Orang % 1 Laki-laki 50 50% 2 Perempuan 50 50% Jumlah 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015
  • 67. 67 Berdasarkan tabel diatas, maka yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50 orang (50%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 50 orang (50%). b. Usia Tabel 4.2 Profil responden berdasarkan usia No Usia Jawaban Responden Orang % 1 <25 tahun 9 9% 2 25-30 tahun 17 17% 3 >30-35 tahun 26 26% 4 >35-40 tahun 29 29% 5 >40 tahun 19 19% Jumlah 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel diatas, maka usia <25 tahun sebanyak 9 orang (9%), usia 25-30 tahun sebanyak 17 orang (17%), usia >30-35 tahun sebanyak 26 orang (26%), usia >35-40 tahun sebanyak 29 orang (29%), usia >40 tahun sebanyak 19 orang (19%). Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia adalah responden berusia >35-40 tahun.
  • 68. 68 c. Pekerjaan Tabel 4.3 Profil responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Jawaban Responden Orang % 1 Pegawai Swasta 39 39% 2 Pegawai Negeri Sipil 35 35% 3 Wiraswasta 18 18% 4 Mahasiswa/Pelajar 8 8% Jumlah 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden berdasarkan pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebanyak 39 orang (39%), Pegawai Negeri Sipil sebanyak 35 orang (35%), Wiraswasta sebanyak 18 orang (18%), Mahasiswa/Pelajar sebanyak 8 orang (8%). Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia adalah responden Pegawai Swasta.
  • 69. 69 d. Frekuensi kunjungan dalam 2 bulan terakhir Tabel 4.4 Profil responden berdasarkan frekuensi kunjungan dalam 2 bulan terakhir No Frekuensi Kunjungan Dalam 2 Bulan Terakhir Jawaban Responden Orang % 1 1-3 kali 71 71% 2 4-6 kali 24 24% 3 7-10 kali 3 3% 4 >10 kali 2 2% Jumlah 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden berdasarkan Frekuensi Kunjungan Dalam 2 Bulan Terakhir adalah 1-3 kali sebanyak 71 orang (71%), 4-6 kali sebanyak 24 orang (24%), 7-10 sebanyak 3 orang (3%), >10 kali sebanyak 2 orang (2%). Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia dalam 2 bulan terakhir sebanyak 1-3 kali.
  • 70. 70 e. Rata pengeluaran per bulan Tabel 4.5 Profil responden berdasarkan rata pengeluaran per bulan No Rata Pengeluaran Per Bulan Jawaban Responden Orang % 1 <Rp 1.000.000 9 9% 2 Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 12 12% 3 >Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 33 33% 4 >Rp 3.000.000 46 46% Jumlah 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Dalam penelitian ini kuesioner yang dibagikan kepada responden berdasarkan Rata Pengeluaran Per Bulan adalah <Rp 1.000.000 sebanyak 9 orang (9%), Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 sebanyak 12 orang (12%), >Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 sebanyak 33 orang (33%), >Rp 3.000.000 sebanyak 46 orang (46%). Berdasarkan tabel diatas dapat diindikasikan bahwa orang yang makan di Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia adalah responden dengan rata pengeluaran per bulan >Rp 3.000.000.
  • 71. 71 C. Pembahasan dan Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan 1. Bukti Langsung (Tangible) a. Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis Tabel 4.6 Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 10 10% 4 Setuju 60 60% 3 Cukup Setuju 30 30% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.6 jawaban responden tentang lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 10 orang (10%), setuju 60 orang (60%), cukup setuju 30 orang (30%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 72. 72 b. Ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman Tabel 4.7 Ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 17 17% 4 Setuju 73 73% 3 Cukup Setuju 10 10% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.7 jawaban responden tentang ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 17 orang (17%), setuju 73 orang (73%), cukup setuju 10 orang (10%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 73. 73 2. Kehandalan (Reliability) c. Pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia Tabel 4.8 Pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 37 37% 4 Setuju 59 59% 3 Cukup Setuju 4 4% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.8 jawaban responden tentang pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 37 orang (37%), setuju 59 orang (59%), cukup setuju 4 orang (4%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 74. 74 d. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan makanan yang dipesan dengan tepat Tabel 4.9 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan makanan yang dipesan dengan tepat Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 11 11% 4 Setuju 78 78% 3 Cukup Setuju 11 11% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.9 jawaban responden tentang pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan makanan yang dipesan dengan tepat, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 11 orang (11%), setuju 78 orang (78%), cukup setuju 11 orang (11%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 75. 75 3. Daya Tangggap (Responsiveness) e. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat merespon keluhan konsumen Tabel 4.10 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat merespon keluhan konsumen Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 3 3% 4 Setuju 57 57% 3 Cukup Setuju 40 40% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.10 jawaban responden tentang pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat merespon keluhan konsumen, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 3 orang (3%), setuju 57 orang (57%), cukup setuju 40 orang (40%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 76. 76 f. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat membantu konsumen Tabel 4.11 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat membantu konsumen Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 9 9% 4 Setuju 37 37% 3 Cukup Setuju 53 53% 2 Tidak Setuju 1 1% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.11 jawaban responden tentang pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat membantu konsumen, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 9 orang (9%), setuju 37 orang (37%), cukup setuju 53 orang (53%), tidak setuju 1 orang (1%), dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban responden adalah cukup setuju.
  • 77. 77 4. Jaminan (Assurance) g. Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin kebersihannya Tabel 4.12 Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin kebersihannya Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 10 10% 4 Setuju 76 76% 3 Cukup Setuju 14 14% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.12 jawaban responden tentang Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin kebersihannya, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 10 orang (10%), setuju 76 orang (76%), cukup setuju 14 orang (14%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 78. 78 h. Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan makanan dan minuman Tabel 4.13 Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan makanan dan minuman Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 36 36% 4 Setuju 56 56% 3 Cukup Setuju 8 8% 2 Tidak Setuju 0 0% 1 Sangat Tidak Setuju 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.13 jawaban responden tentang Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan makanan dan minuman, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 36 orang (36%), setuju 56 orang (56%), cukup setuju 8 orang (8%), dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah setuju.
  • 79. 79 5. Empati (Emphaty) i. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah terhadap konsumen Tabel 4.14 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah terhadap konsumen Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 15 15% 4 Setuju 28 28% 3 Cukup Setuju 51 51% 2 Tidak Setuju 5 5% 1 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.14 jawaban responden tentang pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah terhadap konsumen, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 15 orang (15%), setuju 28 orang (28%), cukup setuju 51 orang (51%), tidak setuju 5 orang (5%), dan sangat tidak setuju 1 orang (1%). Dari jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban responden adalah cukup setuju.
  • 80. 80 j. Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan terhadap konsumen Tabel 4.15 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan terhadap konsumen Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Setuju 14 14% 4 Setuju 31 31% 3 Cukup Setuju 52 52% 2 Tidak Setuju 2 2% 1 Sangat Tidak Setuju 1 1% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.15 jawaban responden tentang pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan terhadap konsumen, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 14 orang (14%), setuju 31 orang (31%), cukup setuju 52 orang (52%), tidak setuju 2 orang (2%), dan sangat tidak setuju 1 orang (1%). Dari jawaban responden mengarah pada skor 3 yang berarti jawaban responden adalah cukup setuju.
  • 81. 81 D. Pembahasan dan Analisis Dimensi Kepuasan Konsumen 1. Kesesuaian Harapan a. Pramusaji memberikan pelayanan yang baik Tabel 4.16 Pramusaji memberikan pelayanan yang baik Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 17 17% 4 Puas 66 66% 3 Cukup Puas 17 17% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.16 jawaban responden tentang pramusaji memberikan pelayanan yang baik, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 17 orang (17%), puas 66 orang (66%), cukup puas 17 orang (17%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
  • 82. 82 b. Menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sesuai dengan yang diharapkan Tabel 4.17 Menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sesuai dengan yang diharapkan Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 10 10% 4 Puas 50 50% 3 Cukup Puas 40 40% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.17 jawaban responden tentang menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sesuai dengan yang diharapkan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 10 orang (10%), puas 50 orang (50%), cukup puas 40 orang (40%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
  • 83. 83 2. Minat Berkunjung Kembali c. Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memuaskan Tabel 4.18 Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memuaskan Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 7 7% 4 Puas 72 72% 3 Cukup Puas 21 21% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.18 jawaban responden tentang konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 7 orang (7%), puas 72 orang (72%), cukup puas 21 orang (21%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
  • 84. 84 d. Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan memuaskan Tabel 4.19 Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan memuaskan Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 38 38% 4 Puas 55 55% 3 Cukup Puas 7 7% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.19 jawaban responden tentang konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 38 orang (38%), puas 55 orang (55%), cukup puas 7 orang (7%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
  • 85. 85 3. Kesediaan Merekomendasikan e. Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan Tabel 4.20 Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 28 28% 4 Puas 63 63% 3 Cukup Puas 9 9% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.20 jawaban responden tentang konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 28 orang (28%), puas 63 orang (63%), cukup puas 9 orang (9%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 4 yang berarti jawaban responden adalah puas.
  • 86. 86 f. Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan memuaskan Tabel 4.21 Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan memuaskan Skor Kategori Frekuensi % 5 Sangat Puas 66 66% 4 Puas 32 32% 3 Cukup Puas 2 2% 2 Tidak Puas 0 0% 1 Sangat Tidak Puas 0 0% Total 100 100% Sumber: Data Kuesioner, diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.21 jawaban responden tentang konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan memuaskan, responden yang menjawab sangat puas berjumlah 66 orang (66%), puas 32 orang (32%), cukup puas 2 orang (2%), dan tidak ada yang menjawab tidak puas dan sangat tidak puas. Dari jawaban responden mengarah pada skor 5 yang berarti jawaban responden adalah sangat puas.
  • 87. 87 E. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen 1. Berdasarkan hasil uji validitas kualitas pelayanan tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Validitas Kualitas Pelayanan Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kualitas Pelayanan No Keterangan r hitung r tabel (5%) Keputusan 1 Lokasi Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia strategis 0.665 0.195 Valid 2 Ruangan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia nyaman 0.604 Valid 3 Pramusaji dapat memberikan informasi dengan baik mengenai fasilitas Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia 0.537 Valid 4 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menyajikan makanan yang dipesan dengan tepat 0.294 Valid 5 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat merespon keluhan konsumen 0.608 Valid 6 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia cepat membantu konsumen 0.530 Valid 7 Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia terjamin kebersihannya 0.586 Valid 8 Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia menjamin kehalalan makanan dan minuman 0.436 Valid 9 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia ramah terhadap konsumen 0.500 Valid 10 Pramusaji Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sopan terhadap konsumen 0.591 Valid Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
  • 88. 88 Penjelasan tabel kualitas pelayanan adalah bahwa nilai r hitung > r tabel (0.195), maka dinyatakan valid. 2. Berdasarkan hasil uji validitas kepuasan konsumen tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 4.23 Validitas Kepuasan Konsumen Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kepuasan Konsumen No Keterangan r hitung r tabel (5%) Keputusan 1 Pramusaji memberikan pelayanan yang baik 0.452 0.195 Valid 2 Menu yang disediakan oleh Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sesuai dengan yang diharapkan 0.581 Valid 3 Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan oleh pihak Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia memuaskan 0.606 Valid 4 Konsumen berminat untuk berkunjung kembali karena menu yang disediakan memuaskan 0.635 Valid 5 Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena pelayanan yang memuaskan 0.585 Valid 6 Konsumen merekomendasikan Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia sebagai salah satu tempat tujuan kuliner karena menu yang disediakan memuaskan 0.354 Valid
  • 89. 89 Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015 Penjelasan tabel kepuasan konsumen adalah bahwa nilai r hitung > r tabel (0.195), maka dinyatakan valid. F. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen 1. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kualitas pelayanan tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 4.24 Reliabilitas Kualitas Pelayanan Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Kualitas Pelayanan No. Responden Keterangan r hitung Alpha (r) Reliabilitas p1 GANJIL 0.752 > 0.600 RELIABEL p3 p5 p7 p9 p2 GENAP 0.752 > 0.600 RELIABEL p4 p6 p8 p10 Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
  • 90. 90 Penjelasan tabel kualitas pelayanan adalah sebagai berikut: a. Hasil jawaban pada pertanyaan ganjil (p1, p3, p5, p7, dan p9) memiliki nilai r hitung sebesar 0.752 (tinggi) yang berarti keputusan adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0,600. b. Hasil jawaban pada pertanyaan genap (p2, p4, p6, p8, dan p10) memiliki nilai r hitung sebesar 0.752 (tinggi) yang berarti keputusan adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0,600. 2. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kepuasan konsumen tercantum pada tabel berikut ini: Tabel 4.25 Reliabilitas Kepuasan Konsumen Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas Kepuasan Konsumen No. Responden Keterangan r hitung Alpha (r) Reliabilitas p1 GANJIL 0.605 > 0.600 RELIABEL p3 p5 p2 GENAP 0.605 >0.600 RELIABEL p4 p6 Sumber: Hasil tabulasi, diolah pada excel 2015
  • 91. 91 Penjelasan tabel kepuasan konsumen adalah sebagai berikut: a. Hasil jawaban pada pertanyaan ganjil (p1, p3, dan p5) memiliki nilai r hitung sebesar 0.605 (tinggi) yang berarti keputusan adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0.600. b. Hasil jawaban pada pertanyaan genap (p2, p4, dan p6) memiliki nilai r hitung sebesar 0.605 (tinggi) yang berarti keputusan adalah reliabel, karena memiliki nilai diatas nilai Alpha (r) yaitu > 0.600. G. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, distribusi data normal atau tidak dari tiap-tiap variabel. Pengujian Normal Probability dapat dilihat pada output regresi. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi telah memenuhi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi normalitas. Dibawah ini adalah gambar hasil pengujian data yang diperoleh melalui SPSS statistics 20 sebagai berikut:
  • 92. 92 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber : Output SPSS diolah 2015 Dari gambar 4.1 di atas dapat di lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. H. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi, jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dibawah ini adalah gambar hasil pengujian data yang diperoleh melalui SPSS statistics 20 sebagai berikut:
  • 93. 93 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS diolah 2015 Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. I. Analisis Regresi Linier Sederhana 1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier sederhana yang gunanya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel kualitas pelayanan (X) terhadap variabel kepuasan konsumen (Y). Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Statistics 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
  • 94. 94 Tabel 4.26 Hasil Coefficients Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 (Constant) 17.475 2.090 8.360 .000 Kualitas Pelayanan .187 .054 .332 3.478 .001 1.000 1.00 0 a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Sumber : Output SPSS diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.26 maka terlihat a (angka konstan) dari unstandardized coefficients yang dalam penelitian ini adalah sebesar 17.475 dan terlihat kualitas pelayanan (X) sebesar 0.187. Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien tersebut maka diperoleh persamaan regresi Y= 17.475 + 0.187 X. Dari persamaan ini dapat diketahui beberapa analisis: a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients yang dalam penelitian ini adalah sebesar 17.475. Angka ini berupa angka konstanta yang mempunyai arti bahwa jika nilai variabel kualitas pelayanan sama dengan 0 (nol), maka nilai kepuasan konsumen sama dengan sebesar 17.475.
  • 95. 95 b. b = angka koefisien regresi X sebesar 0.187. Angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan satu kualitas pelayanan, maka kepuasan konsumen akan bertambah 0.187. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kenaikan variabel kualitas pelayanan (X) berbanding lurus terhadap tingkat kenaikan nilai kepuasan konsumen (Y). Tabel 4.27 Hasil Koefisien Determinasi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .332 a .110 .101 1.75771 a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Sumber : Output SPSS diolah 2015 Dari tabel 4.27 di atas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2 ) kolom R Square memiliki nilai sebesar 0,110 yang berarti bahwa sebesar 11% kepuasan konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kualitas pelayanan, sedangkan sisanya yaitu sebesar 89% dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
  • 96. 96 2. Uji t (Parsial) Dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t adapun langkah – langkah pengujian adalah sebagai berikut : Tabel 4.28 Hasil Uji t (Parsial) Variabel Koefisien Regresi thitung Sig Konstanta 17.475 8.360 0.000 Kualitas Pelayanan 0.187 3.478 0.001 R2 = 0,110 Sumber : Output SPSS diolah 2015 1. Ho : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Ha : β1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Kualitas Pelayanan ɑ = 0,05 dengan df = n – k ( 100 – 2 ), df = 98 ttabel = 1.984 thitung = 3.478 Keputusannya adalah berdasarkan perhitungan yang diperoleh thitung = 3.478 > ttabel = 1.984, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian variabel
  • 97. 97 kualitas pelayanan (X) memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y).
  • 98. 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Variabel kualitas pelayanan (X) setelah dilakukan uji hipotesis ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dapat dilihat pada besaran nilai koefisien determinasi (R2 ) yang memiliki pengaruh sangat rendah. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan kepada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia, yaitu setelah dilakukan analisis koefisien determinasi bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh sangat rendah terhadap kepuasan konsumen, maka penulis memberikan saran kepada Rumah Makan Sop Buntut Cut Meutia untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik guna untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
  • 99. 99 DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi Bandung: CV Alfabeta. Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta. Irawan, Handi. 2007. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Cetakan 9. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kotler, Philip dan Kevin Lene Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. Kotler, Philip dan Kevin Lene Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa Oleh Bob Sabran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2010. Principles of Marketing. 13 Edition. United States of America: Pearson.
  • 100. 100 Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing. 14 Edition, United States of America: Pearson. Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Lovelock dan Wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Alih bahasa oleh Agus Widyantoro. Jakarta: PT indeks. Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Martin, William B. 2004. Pelayanan Pelanggan yang Bermutu. Jakarta: Binarupa Aksara. Payne, Adrian. 2007. Service Marketing Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi. Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Ratnasari, Tri, Ririn dan Aksa, H. Mastuti. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Sangadji, E, M. Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam
  • 101. 101 Penelitian. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan 10. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Edisi 1. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi 1. Malang: Bayumedia Publishing. Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi 2. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi 2. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2007. Service Quality Satisfaction. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2011. Service Quality Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Edisi 2. Yogyakarta: Andi. Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • 102. 102 Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi 1, Cetakan 4. Jakarta: Ekonisia. Yoeti, Oka A. 2005. Cara Efektif Memuaskan Pelanggan. Cetakan 4. Jakarta: Pradnya Paramitha.
  • 103. 103 LAMPIRAN I KUESIONER PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA No. Kuesioner: Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada, maka saya melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN SOP BUNTUT CUT MEUTIA. Adapun cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu saya mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Pengisian: Berilah tanda cheklist (√) atau silang (x) pada jawaban dari setiap pertanyaan yang paling sesuai dengan pilihan Anda. A. Profil Diri Nama: 1. Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia saat ini: a. <25 tahun b. 25-30 tahun c. >30-35 tahun d. >35-40 tahun e. >40 tahun 3. Pekerjaan saat ini: a. Pegawai swasta b. Pegawai negeri sipil c. Wiraswasta d. Mahasiswa/Pelajar 4. Frekuensi kunjungan dalam 2 bulan terakhir: a. 1-3 kali b. 4-6 kali c. 7-10 kali