3. Kata SISTEM, lazim digunakan.
Upaya penciptaan kultur sekolah yang ideal
HARUS didukung oleh setiap elemen yang
ada di sekolah.
Sistem dirancang untuk memudahkan
proses dalam meraih tujuan.
Konsep kultur di dunia pendidikan berasal
dari kultur tempat kerja di dunia industri.
Adaya hubungan saling mempengaruhi
antara sistem dengan kultur sekolah.
SISTEM sebagai instrumen mekanis
yang digunakan untuk menciptakan
kultur sekolah yang ideal.
LBM
6. Ludwing Von Bartalanfy
Anatol Raporot
L.Ackof
Gordon B.Davis
Raymond Mcleod
SISTEM adalah sekumpulan unsur
atau elemen yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama
untuk mencapai suatu tujuan
A/1
DEFINISI
SISTEM
7. A/2
SYARAT-SYARAT
SISTEM
SISTEM harus dibentuk untuk
menyelesaikan masalah
Elemen SISTEM harus mempunyai
rencana yang ditetapkan
Adanya hubungan diantara
elemen SISTEM
Unsur dasar dari proses lebih
penting dari elemen sistem
Tujuan organisasi lebih penting
dari pada tujuan eleman
9. A/3
PEMBAGIAN
SISTEM SECARA
GARIS BESAR
SISTEM FISIK
SISTEM ABSTRAK
Kumpulan elemen saling
berinteraksi secara fisik7an
teridentifikasi secara nyata
Sistem akibat
terselenggaranya
ketergantungan ide tidak bisa
diidentifikasi secara nyata
tapi elemen2 dapat diuraikan
Contohsistem sekolah
Contohsistem teologi
11. B/1
MODEL UMUM
SISTEM
Berarti bagaimana cara
suatu sistem bekerja input proses
output
Output n
………
Output 2
Output 1
Input n
………
Input 2
Input 1
proses
SEDERHANA
KOMPLEKS
16. “C”
Kultur sekolah sebagai bagian dari sistem
pendidikan secara umum, dan bagian dari
sistem persekolahan secara khusus.
Kultur sekolah selain sebagai pembentuk
sistem persekolahan,JUGA sebagai tujuan
sistem itu sendiri.
Sistem digunakan sebagai instrumen untuk meraih
tujuandalah hal ini sistem sebagai instrumen
untuk menciptakan kultur sekolah yang ideal.
Memiliki kultur sekolah yang ideal, merupakan
tujuan yang termaktub dalam visi dan misi sekolah.
17. Manfaat dari upaya
pengembangan kultur sekolah
= cara kerja = kultur ideal
itu sendiri !!!
Kultur sekolah
manfaat
Cara kerja sistem (yang
diharapkan dan yang
seharusnya
Kultur ideal
18. =1. menjamin kualitas kerja yang baik
=2. membuka seluruh jaringan dan komunikasi dari
segala jenis dan level, baik komunikasi vertikal
maupun horisontal
=4. menciptakan kebersamaan dan rasa
saling memiliki yang tinggi
=3. lebih terbuka dan transparan
=7. dapat beradaptasi dengan baik
terhadap perkembangan IPTEK
=6. jika menemukan kesalahan akan
segera dapat diperbaiki
=5. meningkatkan rasa solidaritas
dan rasa kekeluargaan
19. Formulasi ALUR prinsip/cara kerja
sistem persekolahan dan
identifikasi berdasarkan wilayah
sistem, dalam menciptakan kultur
sekolah yang ideal..
Berangkat dari wilayah dan
prinsip/cara kerja unsur-
unsur pembentuk sistem yang
telah kami konstruksikan.
22. Menunujuk pada sistem yang diterapkan
di sekolah. Salah satu 7an: menciptakan
kultur sekolah yang ideal.1
Menunjuk pada komponen sistem, yakni
manajemen sekolah – proses
pembelajaran – kultur sekolah.
Subsistem. MS pimpinan; seperangkat
organisasi sekolah; komite sekolah.
PP kurikulum; pendidik + peserta
didik; berbagai fasilitas dan perangkat
pembelajaran
KS aturan/tata tertib all level;
habits; objectives.
2
3
23. Batasan: hirarkhi kepemimpinan; tugas
dan wewenang yang jelas di setiap level
dan bagian; kebijakan yang mengatur
bekerjanya sistem; penerapan reward
and punishment dalam sistem.
5
6
4
Lingkungan sistem: lingkungan alam
maupun sosial; stakeholder; masyarakat
(luas maupun entitas-entitas
kelembagaan).
Interface: hubungan komunikasi yang
proaktif, baik komunikasi V/H.
interface memiliki beberapa fungsi.
24.
25. Sistem yang bekerja optimal adalah sistem yang
tidak berhenti beroperasi meskipun telah
menghasilkan output sebagai tujuan sistem.
Pada akhirnya, sistem TIDAKLAH lebih dari
sekadar rancangan kerja, manakala manusia
sebagai ‘penggerak’ sistem enggan untuk
berinovasi dan peka terhadap hal-hal yang
mempengaruhi jalannya sistem.
SISTEM adalah instrumen kerja yang
mengedepankan kerjasama sinergis setiap
komponen yang membentuknya, bahkan komponen
yang terkecil sekalipun tetap memiliki fungsinya
yang determinan.