SlideShare a Scribd company logo
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
By : Farmasi A Kelompok Ganjil
DIABETES MELITUS
DAN
HIPERTENSI
Anggota Kelompok :
Faradila Vebrial S. 201210410311003
Novi arivani 201210410311022
Putra pratama R 201210410311035
Ariyo handono 201210410311089
Fathimah kuzachroh 201210410311152
Sannia restiasari 201210410311173
Mustika sri halimah 201210410311176
Desy norwahyu 201210410311182
Siska hermawati 201210410311184
Venny aryandinini 201210410311189
Navisa 201210410311193
Inne Fatimah 201210410311196
Maya oktavianti 201210410311199
Rosida fajrin 201210410311201
Gufron 201210410311203
Vina salviana 201210410311207
Yogo Muhammad 201210410311210
Tenthnia putri 201210410311228
Virginia lorenza 201210410311235
Neni hartinah dwitati 201210410311243
Siti aesyah 201210410311256
Yunus ilhami 201110410311208
DIABETES MELITUS
Dr. Risa AnwarGlucovance 4
100
150
200
250
300
350
PrevalensiDiabetesdi
seluruhdunia(juta)
2000 2010 2025
PANDEMI DIABETES TIPE 2
DI DUNIA
International Diabetes Federation Diabetes Atlas 2000;
Amos et al. Diabet Med 1997;14 (Suppl 5):S1-S85.
150
221
300
DIABETES MELLITUS (DM)
Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
KELENJAR PANKREAS :
• Sel α Langerhans = glukagon, proglukagon
• Sel alfa Langerhans : Sejenis sel di kelenjar pankreas yang mensekresi
hormon glukagon. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel alfa
untuk membuat dan mensekresi glukagon jika kadar glukosa darah terlalu
rendah di bawah normal.
• Sel β Langerhans = Insulin, C-Peptide, Pro Insulin, Amylin
• Sel beta Langerhans: Sejenis sel di kelenjar pankreas yang
mensekresi hormon insulin. Tubuh akan memberikan signal kepada
sel-sel beta untuk membuat dan mensekresi insulin jika kadar
glukosa darah meningkat melampaui normal.
• Sel δ = Somatostatin
• F = Pancreatic Polypeptide (PP)
HOMEOSTASIS GLUKOSA :
TIPE DIABETES MELITUS
DM Tipe 1
DM Tipe 2
DM Tipe lain-lain
DM GESTASIONAL
DM Tipe 1
• Kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
• DM tipe 1 dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
• Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pul
au Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun
• Penyebab lain, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagain
ya.
• Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet
Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GA
D (glutamic acid decarboxylase).
• Defisiensi insulin menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1.
• Fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal
sehingga ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans.
• Manifestasi : ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapat terapi insulin.
DM Tipe 2
• Penderita DM Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi
penderita diabetes.
• DM tipe 2 dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Mellitu
s (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.
• Faktor lingkungan antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
serta kurang gerak badan juga merupakan faktor penyebab DM tipe 2
• “RESISTENSI INSULIN” disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau
tak mampu merespon insulin secara normal.
• “DEFISIENISI INSULIN” yang sifatnya relatif akibat gangguan sekresi insulin
dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.
DM Tipe Lain
1. Defek genetik fungsi insulin
2. Defek genetik kerja insulin
3. Karena obat
4. Infeksi
5. Sebab imunologi yang jarang : antibody insulin
6. Resistensi Insulin
7. Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM
(Klinefelter, sindrom Turner)
DM GESTASIONAL
• Diabetes melitus yang muncul pada masa kehamilan,
umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor
risiko untuk DM Tipe 2.
GEJALA KLINIK
Gejala tipikal DM Tipe 1 DM Tipe 2
Khas :
1. Poliuria (sering buang air ke
cil)
2. Polidipsia (sering haus)
3. Polifagia (banyak makan/mu
dah lapar).
Keluhan :
- penglihatan kabur
- koordinasi gerak anggota tub
uh tergangg
- kesemutan pada tangan atau
kaki
- timbul gatal-gatal yang serin
gkali sangat mengganggu (pr
uritus)
- berat badan menurun tanpa s
ebab yang jelas.
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. Penurunan berat bad
an
5. Cepat merasa lelah (f
atigue)
6. Iritabilitas
7. Pruritus (gatal-gatal
pada kulit).
-umumnya hampir tidak ada gejala
-muncul tanpa diketahui
-penanganan baru dimulai beberapa tah
un kemudian ketika penyakit sudah ber
kembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya :
-lebih mudah terkena infeksi
-sukar sembuh dari luka
-daya penglihatan makin buruk
-umumnya menderita hipertensi, hiperli
pidemia, obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.
Lanjutan..
Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosa DM
catatan :
# Gula darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa memperhatikan kapan
asupan kalori atau waktu makan terakhir.
# Gula darah puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori atau
makanan sedikitnya 8 jam.
Kriteria Diagnosa DM
DIAGNOSIS DM
1. Kriteria diagnosis DM apabila terdapat gejala 3P & penurunan
tanpa sebab ditambah satu dari :
– GDA ≥ 200 mg/dl
– GDP ≥ 126 mg/dl
– Tes toleransi Glucosa Oral (TTGO) di dpt hasil kadar gula darah
2 jam ≥ 200 mg/dl sesudah pemberian glucosa 75 gram
Alogaritma
Diagnosis DM
• Pemeriksaan GDP & GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post
Prandial) sesuai kebutuhan
• Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan
• Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan:
– Jasmani lengkap
– Mikroalbuminuria
– Kreatinin
– Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida
– EKG
– Foto thorax
– Funduskopi
Evaluasi Medis Berkala
Pemeriksaan DM
Pmx Lab
Dx
- Gula Darah Sesaat (GDS)
- Gula Darah Puasa (GDP)
- TTGO
MARKER AUTOIMUN
- ICA
- IAA
- ANTI-GAD
- C peptide
Pemantauan
- Hb A1C (N : 4-5,9 %)
- MIKRO-ALBUMINURI
- PROFIL LEMAK
- FUNGSI GINJAL
- DL, URINALISA
- ELEKTROLIT
- GAS DARAH
- KETON BODIES
KOMPLIKASI DM
Komplikasi
Diabetes Melitus
Akut
Koma
Hipoglikemia
KAD
(Ketoacidosis
diabetic)
KHONK
(Koma
Hiperosmoler
Non Ketotik)
Kronik
Mikro
vaskuler
Makro
vaskuler
Retinopati,
Neuropati,
Nefropati
Jantung,
Hipertensi,
Hiperlipid
KOMPLIKASI DM AKUT
1. HIPOGLIKEMIA
Gejala dan ciri-ciri
• pusing, lemas, gemetar,
pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi
gelap), keluar keringat dingin,
detak jantung meningkat,
sampai hilang kesadaran.
Apabila tidak segera ditolong
dapat terjadi kerusakan otak
dan akhirnya kematian
• Kadar glukosa plasma penderita
< 50 mg/dl sehingga
menyebabkan sel-sel otak tidak
mendapat pasokan energi dan
tidak dapat berfungsi bahkan
dapat rusak.
• lebih sering terjadi pada
penderita diabetes tipe 1, yang
dapat dialami 1 – 2 kali
perminggu.
Serangan hipoglikemia pada
penderita diabetes umumnya
terjadi apabila penderita :
• Lupa atau sengaja
meninggalkan makan (pagi,
siang atau malam)
• Makan terlalu sedikit, lebih
sedikit dari yang disarankan
oleh dokter atau ahli gizi
• Berolah raga terlalu berat
• Mengkonsumsi obat
antidiabetes dalam dosis
lebih besar dari pada
seharusnya
• Minum alkohol
• Stress
• Mengkonsumsi obat-obatan
lain yang dapat
meningkatkan risiko
hipoglikemia
kemungkinan penyebabnya adalah:
• a) Dosis insulin yang berlebihan
• b) Saat pemberian yang tidak
tepat
• c) Penggunaan glukosa yang
berlebihan misalnya olahraga
anaerobik berlebihan
• d) Faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kepekaan individu
terhadap insulin, misalnya
gangguan fungsi adrenal atau
hipofisis
2. DIABETIK KETOASIDOSIS
Umumnya banyak terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe I)
Akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak
Suatu keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik, terutama disebabkan
oleh defisiensi insulin absolut atau relatif
Ditandai trias : Hiperglikemia, Asidosis dan Ketosis
• Sindrom KHONK ditandai hiperglikemi, hipe
rosmolar tanpa disertai adanya ketosis
• Biasanya pada pasien usia tua dengan DM
tipe 2.
3. KOMA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK
(KHONK)
HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba
-tiba, disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan t
ertentu
Gejala :
• poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandanga
n kabur.
• Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti ga
stroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina.
• Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ket
oacidosis)
Feature Diabetic Ketoacidosis (KAD)
Hyperglycaemic non-ketotic
coma
(KHONK)
Diabetic history Known type I or new diabetic Mild or new type II diabetes
Age Young Old
Onset Days Days to weeks
Acidosis +++ o/+
Fluid Loss ++ +++
Blood Sugar ++ +++
Comparasion of Diabetic emergencies
KOMPLIKASI DM KRONIK
1. MAKROVASKULAR
3 jenis komplikasi makrovaskular yg umum berkembang pada penderita diabetes adalah:
1. penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD),
2. penyakit pembuluh darah otak
3. penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD).
Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang leb
ih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umu
mnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan.
Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai na
ma, antara lain Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Synd
rome, atau Insulin Resistance Syndrome.
Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka
dilakukan pencegahan dengan pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid dar
ah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/8
0 mm Hg
2. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR
 Terjadi pada penderita diabetes tipe 1.
 Timbul retinopati, nefropati, dan neuropati.
 Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah a
tau memperlambat jalan perkembangan komplikasi
mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gu
la darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan m
enggunakan suntikan insulin multi-dosis atau denga
n pompa insulin yang disertai dengan monitoring ka
dar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko tim
bulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%
INFORMASI OBAT DM
INSULIN
ORAL ANTIDIABETES
Insulin
Secretagogue
Biguanides
Thiazolidindion
A-Glukokinase Inhibitor
a. Sulfonilurea
b. meglitinide
ORAL ANTIDIABETES
1. Insulin Secretagogue
a. Sulfonilurea
1. Glimepiride
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glimepiride MIMS ED 11 hal 279
Indikasi sebagai obat tambahan untuk diet dan latihan pada penderita DM tipe 2 yang mana hiepr
glikemia nya tidak dapat di control dengan diet dan olahraga saja.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Dosis
berikan segera sebelum makan utama pertama pada hwaktu yang sama. Dosis awal 1-2
mg 1x/hri. Pemeliharaaan 1-4mg 1x/hri. Maks: 8 mg 1x/hri.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Kontraindikasi ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa disertai koma.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Efek Samping
Interaksi obat
Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, eritema, urtikaria, erupsi yang menyerupai ruam
morbili atau amkulopapular, hiponatremia, gangguan pengelihatan atau pengelihatan kab
ur. Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastic, pan
sitopenia.
potensiasi dengan B-bloker, bezafibrat, biguanid, klofibrat, fenfluramin, MAOI, mikonaz
ol, salisilat, pentoksifillin (dosis tinggi) fenilbutazon, feniramidol, kloramfenikol, fosfam
id, sulfinpyrazon, sulfonamide,tetrasiklin. Efek diperingan dengan kortikosteroid, diureti
c gestagen, estrogen, derivate fenotiazid, asam nikotinat, hormone tiroid, simpatomimeti
k, ketergantungan laksatif.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Perhatian
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lemah fisik atau malnutrisi. Insufisiensi adrenal, h
ipofisis, atau hati. Lansia. Pasien yang mendapat B-bloker atau simpatolitik lain. Hamil, l
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
2. Glyburide
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glyburide
A TO Z
Indikasi Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang h
iperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet saja; dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dan glyburide atau diet d
an metformin saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.
A TO Z
Dosis
DEWASA : PO 2,5-5 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama.
Pasien Lebih sensitive terhadap Obat hipoglikemi (misalnya, orang tua atau pasien dengan disfungsi ginjal atau hati)
DEWASA: PO 1,25 mg / hari awalnya. Pemeliharaan: 1.25 sampai 20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dibagi (pasien yang mene
rima> 10 mg / hari mungkin memiliki respon yang lebih baik dosis dua kali sehari). Dosis harian> 20 mg tidak dianjurkan.
Bentuk micronized (glynase press tab)
Dewasa: PO 1,5 sampai 3 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama. Pemeliharaan: 0,75-12 mg / hari. Pasien yang mene
rima> 6 mg / hari memiliki respon yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari. Dosis harian> 12 mg tidak dianjurkan.
Kombinasi metformin : tambahkan glyburide dengan rgimen dosis bertahap terhadap pasien yang tidak berespon terhadap metformi
n dosis maksimal selama 4 minggu.
A TO Z
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disertai dengan ketoasidosis dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal
diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes yang disebabkan oleh (saat) kehamilan. A TO Z
Efek Samping dapat mengalami peningkatan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP:
Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lich
enoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. GI: Mual, kepenuhan epigastrium; mulas. GU: diuresis ringan; ringan sampai sedang keting
gian di BUN dan kreatinin. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pansitopenia;
porfiria hati. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; kel
emahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, kloramfenikol, clofibrate, d
icumarol, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, inhibitor monoamine oxidas
e, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan efek hi
poglikemik. Beta-blocker, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunka
n efek hipoglikemik. Ciprofloxacin: Kemungkinan interaksi antara glyburide dan ciprofloxacin telah dilaporkan, mengakibatkan pot
A TO Z
3. Glipizide
Aspek InformasiObat Pustaka
Komposisi
Glipizide A TO Z
Indikasi
Tambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-
dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja.
A TO Z
Dosis
PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan. Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari berdas
arkan respon glukosa darah. Dosis terbagi dapat diberikan (maksimum 15 mg (single dose) ; maksimum d
osis harian total 40 mg). PASIEN LANSIA DENGAN ATAU LIVER PENYAKIT: PO 2,5 mg / hari awalnya.
A TO Z
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disebabkan oleh ketoasidosis, dengan atau tanpa koma;
Terapi tunggal tergantung insulin (tipe I) diabetes melitus; diabetes disebabkan oleh kehamilan.
A TO Z
EfekSamping
CV: Dapat telah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang dioba
ti dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbilif
ormis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. Gangguan GI (misalnya,
mual, kepenuhan epigastrium, mulas);: GI diare. GU: diuresis ringan; BUN tinggi dan kreatinin. HEPA: ikteru
s kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranul
ositosis; anemia hemolitik; pansitopenia; porfiria hati. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; k
elemahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, klor
amfenikol, clofibrate, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metil
dopa, monoamine oxidase, antikoagulan oral, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid,
antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: efek hipoglikemik dapat ditingkatkan. Betablockers, cholestyramine,
diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik.
Makanan: Penyerapan tertunda ketika diminum bersamaan dengan makanan. Berikan obat »30 menit sebel
um makan.
A TO Z
4. Glibenclamid
eAspek InformasiObat Pustaka
Komposisi
Glibenclamide
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pen
gobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasi
lkan control glikemik yang cukup
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Dosis
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan inter
val 1 minggu. Maks : 15 mg/hari.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Kontraindikas
i
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, tra
uma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal
berat, kehamilan, laktasi.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
EfekSamping
sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, p
erubahan dari system hemopoitik.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Perhatian
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin
, fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, sal
isilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dos
is tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, obat simpato
mimetik, hormone tiroid
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
5. Candiabet
Aspek InformasiObat Pustaka
Komposisi Glibenclamide ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pengobatan aw
al dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik y
ang cukup
ISO ed 45 hal 264
Dosis
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1 ming
gu. Maks : 15 mg/hari.
ISO ed 45 hal 264
Kontraindikasi
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangr
ene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, lakt
asi.
ISO ed 45 hal 264
Efek Samping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, perubahan d
ari system hemopoitik.
ISO ed 45 hal 264
Perhatian
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin, fenfluramin,
MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasik
lin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fe
notiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hormone tiroid
ISO ed 45 hal 264
6. Gliklazide
Komposisi Gliklazide pustaka
Indikasi gliklaziddigunakansebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengoba
tan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th editi
on hal 440
BNF editioen 61 hal 4
28
Dosis dosisawal yang diberikan 40 sampai 80 mg sehari, secaraberkalameningkat, jikaperluhi
ngga 320 mg perhari. Dosisebihdari 160 mg hariandiberikandalam 2 dosisterbagi. Table
t yang dimodifikasi release jugaadapadapemberiandosisawal yang diberikan 30 mg sek
alisehari, meningkatjikaperlusampaimaksimum 120 mg setiaphari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan
respon; sampai 160mgsebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tin
ggidibagi; max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th editi
on hal 440
- BNF edition 61 h
al 428
Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infek
siberat, trauma
Martindale 36 th editi
on hal 460
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, ter
jadipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanprurit
is.
Martindale 36 th editi
on hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, a
lkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat
), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, cl
ofibratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, oc
treotide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazo
Martindale 36 th editi
on hal 461
7. GLIQUIDONE
Komposisi GLIQUIDONE
Indikasi gliquidonesebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengobatan diab
etes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th editi
on hal 442
Dosis dosisawaldiberikan 15 mg seharisebagaidosistunggalpadawaktu 30 menitsebelumsarapa
n. Dosisdapatdisesuaikandenganpertambahan 15 mg, untukdosisbiasa 45 mg sampai 60
mg seharidalam 2 atau 3 bagiandosisterbagi. Dosisterbesardigunakanpagiharisaatsarapa
n. Untukdosistunggaldiatas 60 mg/haridandosishariandiatas 180 mg tidakdianjurkan.
Martindale 36 th editi
on hal 442
Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infeksi
berat, trauma
Martindale 36 th editi
on hal 442
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, terj
adipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanpruritis
.
Martindale 36 th editi
on hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, al
kohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat),
antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofib
ratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreot
ide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulf
onamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan antidepresantrisiklik.
Martindale 36 th editi
on hal 461
8. GLICLAZIDE
Komposisi Gliklazide
Indikasi Gliklazid digunakan sebagai antidiabetes sulfonylurea. Diberikan secara oral
untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th edition hal
440
BNF editioen 61 hal 428
Dosis Dosis awal yang diberikan 40 sampai80 mg sehari, secara berkala meningka
t, jika perluhingga 320 mg perhari. Dosis lebih dari 160 mg harian diberikan
dalam 2 dosis terbagi. Tablet yang dimodifikasi release juga ada pada pemb
erian dosis awal yang diberikan 30 mg sekali sehari, meningkatjika perlu sa
mpai maksimum 120 mg setiap hari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan respon; sampai 160mg
sebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tinggi dibagi;
max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th edition hal
440
- BNF edition 61 hal 428
Kontraindikasi Tidak boleh digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Pada pasien ke
toasidosis, infeksiberat, trauma
Martindale 36 th edition hal
460
Efeksamping Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan
rasa logam, terjadi peningkatan nafsu makan yang diikuti dengan kenaikan
berat badan, ruam kulit dan pruritis.
Martindale 36 th edition hal
460
Interaksi Klorpropamid dan tolbutamid. Efek hipoglikemik meningkat dengan adanya
inhibitor ACE, alkohol, allopurinol, beberapa analgesik (terutama azapropaz
one, fenilbutazon, dansalisilat), anti jamur azole (flukonazol, ketokonazol, da
nmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofibratedan terkait senyawa, antik
oagulan coumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun in
i mungkin juga menghasilkan hiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulfo
Martindale 36 th edition hal
461
9. Neurodex
Komposisi - Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Vit B1mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
- ISO volume 46 (2011/2012) hal. 55
6
Indikasi - Pencegahandanpenyembuhankurang vitamin, neurotropik, ga
ngguanpada system sarafseperti neuralgia, neuritis perifer, po
lyneuritis, parestesia, sindrombahulengan, hispastenia, skiatik
a, konfulsikibathiperitabilitasdan herpes zoster, rasa pusingda
nmuntahpadawaktuhamil, terapitambahanpadapengobatanpen
yakitkulit, migraine, rasa penyembuhan, kelelahankerjadanel
elahanakibatketuaan.
- Gejalaneutropikkarenadefisiensi vitamin, gngguan neurologic
muandanmuntahpadakehamilan, anemia, aritmia, reaksialergi
.
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Dosis - Sehari 3 kali 1 tablet
- Sehari 2-3 kali perhari
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap komponen obat ini.
Efeksamping
Interaksi
lanjutan...
• Efeksamping : pemakaian vitamin B6 dalamdosisbesardandalamjangkawa
ktu yang lama dapat menyebabkan sindrom neuropatik
(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)
• Perigatandanperhatian :sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang se
dang menerima terapi levodopa
(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)
• Farmakologi :
• Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto dan be
rperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 di dalam tubuh beru
bah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat memba
ntu dalam metabolisme protein dan asam amino.
• VitaminB12 berperandalamsintesaasamnukleatdanberpengaruhpadapema
tanganseldanmemeliharaintegritasjaringansyaraf.
• Penggunaan :Dapatdiberikanbersamamakananuntukmengurangi rasa tida
knyamanpada GI.Vitamin B6 bekerjamenstimulasisoistemsaraf yang akan
mempengaruhidarah.
b. Meglitinide
1. Nateglinide
Komposisi NATEGLINIDE Pustaka
Indikasi nateglinidasepertirepaglinideyaitumaglitinideantidiabetes yang digunakandaampe
ngobatan diabetes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th edition
hal 455
Dosis dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehariditingkatkansampai 180 mg tiga kali se
harijikaperlu
Martindale 36 th edition
hal 455
Kontraindikasi harus diberikandengan hati-hatiuntukpasiendengankerusakan hati. Martindale 36 th edition
hal 455
Efeksamping samadenganrepaglinide : gangguan GI (mual, muntah, sakitperut, diare, sembelit)
, hipoglikemia, nyerisendi, reaksihipersensitifitas (pruritis), ruam, urtikaria.
Martindale 36 th edition
hal 455
Interaksi
Farmakokinetik :nateglinide dalam pemberian oral cepat diserap dengan puncak plasma terapi dalam wakt
u satu jam dan memiliki bioavabilitas 73%. Nateglinide sebanyak 9% terikat pada protein plasma, dandimet
abolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9 dan metabolism rendah oleh CYP3A4.Metabolit utamaya it
u M1 yang kurang kuat dibandingkan nateglinide. Pada orang lansia, metabolit banyak diekskresikan dalam
urin namun 10% dieliminasi melalui feses.Waktu paruh eliminasi sekitar 1.5 jam.
Dosis dan Cara pemberian: pada golongan obat ini diberikan 30 menit sebelum m
akan dalam dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sam
pai 180 mg tiga kali sehari jika perlu.Nateglinide juga diberikan dalam dosis yang sa
ma dengan metformin atau thiazolidione. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada p
2. Starlix
Komposisi Nateglinide Mims edisi 11 (20
11/2012) hal 285
Indikasi Terapiuntuk DM tipe 2 (non insulin) sebagaiterapitunggalata
ukombinasidengan metformin
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Dosis 120 mg 3 x sehari Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Kontraindik
asi
DM tpie 1, diabetic ketoasidosishamildanlaktasi. Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Effeksampi
ng
Hipoglikemia, gangguan GI, infeksisalurannafasatas, nyeripu
nggung, gejala flu, pusing, antropati, bronchitis, batuk, peni
ngkatankadarenzimhati.
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Interaksi Potensialefekhipoglikemiaoleh AINS, salisilat, penghambat
MAO danpenghambatan beta adrenergic non selektif,penur
unanefekhipoglikemijikadiberikanbersama thiazide, kortikost
eroid, produkdaritiroiddansimpatomimetik.
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
2. Golongan Biguanida
1. Metformin
Komposisi Metformin
Indikasi Menurunkan gula darah di pasiedn dengan DM tipe 2 dimana hiperglikemi tidak dapat di
kontrol dengan diet saja
A to Z
Dosis Incremental dosing recommendations based on dosage form:
500 mg tablet: One tablet/day at weekly intervals
850 mg tablet: One tablet/day every other week
Oral solution: 500 mg twice daily every other week
Doses of up to 2000 mg/day may be given twice daily. If a dose >2000 mg/day is required
, it may be better tolerated in three divided doses. Maximum recommended dose 2550 mg
/day.
DIH
Initial dosage is 500 mg two or three times daily or 850 mg once or twice daily with o
r after meals, gradually increased if necessary, at intervals of at least 1 week, to 2
to 3 g daily; doses of 3 g daily are associated with an increased incidence of gastr
ointestinal adverse effects
Martindale
500 mg at breakfast for at least 1 week, then increasing to 500 mg twice daily for at le
ast 1 week, with further
increases as required, up to a usual maximum of 2 g daily in 3 divided doses with mea
ls
BNF
Kontraindikasi Penyakit ginjal serum creatinine > 1.5 mg/dL in males or > 1.4 mg/dL in females or abnor
mal Ccr,, cardiovascular collapse, acute MI, septicemia
A to Z
Efek samping Rasa seperti logam, GI: diare( 10% to 53%),, mual muntah (7% to 26%) ,perut kembung,
flatulen (12%), anoreksia, METABOLIK: asidosis laktat. LAINNYA : subnormal vit B12
level
A to Z
Perhatian Pregnancy: Category
Hepatic Disease
A to Z
Lanjutan...
Cara peng
gunaan
Dapat digunakan bersamaan dengan makan untuk mengurangi gangguan GI , dimulai
dari dosis terendah
Cek dulu kadar gula sebelum menentukan dosis awal
Jangan dikunyah atau di gerus!
DIH
ATO Z
Penyimpana
n
Store in a tightly closed container at room temperature A to Z
Interaksi Alcohol
Potentiates effect of metformin on lactate metabolism.
Cationic Drugs (eg, Amiloride, Digoxin, Quinidine)
May increase metformin serum concentration by competing for tubular secretion.
Cimetidine
Increases metformin serum concentration.
Furosemide
May increase metformin serum concentration; metformin may reduce furosemide serum con
centration.
Iodinated Contrast Material
May cause acute renal failure and has been associated with lactic acidosis in patients receivin
g metformin.
Nifedipine
Increases metformin serum concentration
Corticosteroids (Orally Inhaled): May diminish the hypoglycemic effect of Antidiabetic Agen
ts.
Luteinizing Hormone-Releasing Hormone Analogs: May diminish the therapeutic effect of A
ntidiabetic Agents. Risk C: Monitor therapy
Food: Food decreases the extent and slightly delays the absorption. May decrease absorption
of vitamin B12 and/or folic acid
A to Z
DIH
2. Glucovance
Informasi Obat Pustaka
komposisi Per tab 1.25mg/ 250 mg glibenclamide 1.25 mg, metformin HCl 250 mg. per tab 2.5 mg/500 mg gl
ibenclamide 2,5 mg, metformin HCl 500 mg. pertab 5mg/500 mg glibenclamide 5 mg. metformin
HCl 500 mg.
ISO ed 45 hal 268
indikasi terapi awal, sebagai tambahan tdp diet dan olahraga, untuk memperbaiki control gula darah pada p
asien dengan diabetes tipe 2 dg HbAc >8% dengan hiperglikemia yang tidak dapat diatasi dengan
diet dan olahraga saja . terapi lini kedua dimana diet dan olahraga & terapi awal dengan sulfonylur
ea atau metformin tidak menghasilkan control gula darah yang adekuat pada pasien diabetes tipe 2.
ISO ed 45 hal 268
Dosis terapi awal anjuran dosis awal : 1.25 mg/250 mg 1-2 x/hr. terapi lini kedua anjuran dosis awal : 5
mg/500 mg atau 2.5 mg/500 mg 2x/hr, s/d dosis maks harian 20mg glibenclamide/2000 mg metfor
min.
ISO ed 45 hal 268
Kontraindikasi penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif yang membutuhkan terapi farma
kologi, asidosis metabolic akut atau kronik, termasuk ketoasidosis diabetikum dengan atau tanpa ko
ma. Terapi hrs dihentikan utk pasien yang sedang menjalani pemeriksaan radiologi termasuk pember
ian intravaskuler dri bahan komtras teryodisasi. Insufisiensi hati, alkoholik, porfiria, laktasi, pemberi
an bersama dengan mikonazol
ISO ed 45 hal 268
Efek samping infeksi sal. Napas atas, reaksi GIT seperti diare, mual/ muntah, & nyeri perut, sakit kepala, pusing,
hipoglikemia.
ISO ed 45 hal 268
perhatian Asidosis laktat jarang & dapat tjd pada insufisiensi ginjal yang signifikan. Lakukan pemantauan b
erkala pada fungsi ginjal, terutama pd lanjut usia. Hindari pemberian pd pasien dengan gejala klini
s atau lab peny. Hati. Pasien harus diingatkan thdp asupan alkohol yang berlebihan.
ISO ed 45 hal 268
In teraksi media kontras yang tertodisasi, alkohol, obat kationik, yg dieliminasi melalui sekresi tubulus ginjal, f
urosemide, nifedipin. Mengurangi absorpsi vit B12. Tiazid & diuretic lain, kortikosteroid, fenotiazin,
produk tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik, penghambat kana
l Ca & INH dpt menimbulkan hiperglikemia, & hilangnya control gula darah.
ISO ed 45 hal 268
3. Golongan Tiazolidindion
4. A-Glukosidase Inhibitor
Komposisi Acarbose
Indikasi merupakan inhibitor alpha glucosidase, terutamasukrase. Kerjanyame
mperlambatpencernaandanpenyerapankarbohidratdiususkecildanmeng
urangipeningkatankonsentrasiglukosadarah. Diberikanpadapasien Dia
betes mellitus tipe 2. Untukpengobatanhipoglikemia, hiperlipoprotein.
Martindale 36 th edition hal
436
dosis dosisawal 25 atau 50 mg setiaphariuntukmeminimalkanpencernaan.m
eningkatmenjadi 25 atau 50 mg tiga kali seharisegerasebelummakand
osishingga 100 sampai 200 mg tiga kali seharidiperlukanjikadiperluka
n.
Martindale 36 th edition hal
436
kontraindikasi pasieninflamasipadapenyakitusus, ulserasi, pasiendengangangguanhat
i, obstruksi gastro, penyakit ususkronis,
Martindale 36 th edition hal
436
Efeksamping acarboseseringmenyebabkangangguanpencernaan, perutkembung, dist
ensi abdomen, diare, dannyeri. Bisamenyebabkanhepatotoksisitas.
Martindale 36 th edition hal
436
Interaksi neomycindankolestiramindapatmeningkatkan efekacarboseAcarbosed
apatmenghambatpenyerapandigoxin. Acarbosedapatmeningkatkan efe
kobat antidiabetiklainnya, termasukinsulin.
Martindale 36 th edition hal
436
1. Acarbose
CARA PENGGUNAAN INSULIN
INSULIN
Langkah 1 : Persiapkan insulin pen
, lepaskan penutup insulin pen.
Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus da
n tutup jarum
A. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
B. Putar jarum insulin ke insulin pen.
C. Lepaskan penutup jarum luar.
D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum ta
mpak.
Buang penutup jarum ke tempat sampah
Langkah 3 : Pertama insulin pen, pasti
akan pen siap digunakan
A. Hilangkan udara di dalam pen mel
alui jarum. Hal ini untuk mengatur ket
epatan pen dan jarum dalam mengatu
r dosis insulin. Putar tombol pemilih d
osis pada ujung pen untuk 1 atau 2 uni
t (pengaturan dosis dengan cara mem
utar tobol).
B. Tahan pena dengan jarum mengara
h ke atas. Tekan tombol dosis dengan
benar sambil mengamati keluarnya ins
ulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Tombol pemut
ar harus kembali ke nol setelah insuli
n terlihat di dalam pen.
Langkah 4 : Aktifkan to
mbol dosis insulin (bis
a diputar-putar sesuai k
einginan).
Langkah 5 :Pilih lokasi bagian
tubuh yang akan disuntikan.
Pastikan posisi nyaman saat m
enyuntikkan insulin pen. Hin
dari menyuntik disekitar pus
ar.
Langkah 6 : Suntikkan insulin
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ib
u jari pada tombol dosis.
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 d
erajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke baw
ah pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jaru
m di tempat selama 5-10 detik untuk memb
antu mencegah insulin dari keluar dari tem
pat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang t
erlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu
tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue
atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daera
h bekas suntikan.
Langkah 7 : Persiapkan pen insul
in untuk penggunaan berikutnya.
Lepaskan tutup luar jarum dan p
utar untuk melepaskan jarum dar
i pen. Tempatkan jarum yang tela
h digunakan pada wadah yang a
man (kaleng kosong). Buang ke
tempat sampah jangan dibuang
ditempat pendaurulang sampah
HIPERTENSI
Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang paling sering
terjadi. Prevalensi penyakit ini meningkat dengan bertambahnya usia.
Peningkatan tekanan arteri menyebabkan perubahan patologis pada jari
ngan vaskular dan hipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, faktor resiko utama pen
yakit arteri koroner dan komplikasinya, dan kontributor utama gagal jan
tung. Infisiensi ginjal, dan aneurisme aorta lapah.
(Farmakologi dan Terapi Goodman And Gilman Hal 507)
Definisi
Pengukuran
Tekanan Darah
Sistolik
tekanan pada dinding
arteri oleh sewaktu jantung
menguncup(sistole)
Diastolik
bila jantung sudah
mengendur
kembali(diastole)
ETIOLOGI
Hipertensi primer (essensial)
• > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi prim
er).
• Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol.
• Disebabkan oleh faktor genetik.
• Adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan n
itric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
Hipertensi sekunder
• < 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau oba
t-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
• Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
• Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat
yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertai
nya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu
hipertensi diastolic, campuran, dan sistolik.
Hipertensi diastolik
(diastolic hypertension)
yaitu peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan
sistolik. Biasanya
ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda.
Hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang
meninggi) yaitu
peningkatan tekanan darah
pada sistol dan diastol.
Hipertensi sistolik
(isolated systolic
hypertension) yaitu
peningkatan tekanan
sistolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan
diastolik. Umumnya
ditemukan pada usia
lanjut.
Patofisiologi :
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerus
akan organ target yang progresif ditandai oleh tekanan darah >180/12
0 mmHg. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke
nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beb
erap hari.
Faktor utama penyebab Hipertensi
Faktor peningkatan tekanan darah
(OBAT-OBAT PENTING HAL 540)
1. Garam : ion natrium
mengakibatkan retensi
air, sehingga volume
darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan
pembuluh meningkat,
juga memperkuat efek
vasokontruksi
noradrenalin. Secara
statis ternyata bahwa
pada kelompok yang
banyak mengonsumsi
terlalu banyak garam
terdapat lebih banyak
hipertensi dari pada
orang-orang yang
memakan hanya sedikit
garam.
2. Merokok.
Nikotin dalam rokok
berkhasiat
vasokontruksi dan
meningkatkan TD.
Merokok
memperkuat efek
buruk dari hipertensi
terhadap sistem
pembuluh.
3. Stres ( ketegangan
emosional) dapat
meningkatkan TD
untuk sementara
akibat pelepasan
adrenalin dan
noradrenalin
(hormon stress),
yang bersifat
vasokonstriktif. TD
meningkatkan pula
pada waktu
ketengangan fisik
(pengeluaran tenaga,
olahraga). Bila stres
hilang, TD bisa turun
lagi.
4. Hormon pria dan
kortikosteroid juga
berkhasiat retensi
air. Setelah
penggunaan hormon
ini atau pil antihamil
dihentikan, atau
pemakaian garam
sangat dikurangi,
pada umumnya TD
menurun dan
menjadi normal
kembali.
5. Kehamilan. Yang
terkenal adalah kenaikan
TD yang dapat terjadi
selama kehamilan.
Mekanisme hipertensi ini
serupa dengan proses
ginjal, bila uterus
diregangkan terlampau
banyak (oleh janin) dan
menerima kurang darah,
maka dilepaskan nya zat-
zat yang meningkatkan
TD.
KONTROL TUBUH TERHADAP TEKANAN DARAH
Mekanisme kontrol melalui sympathetic autonomic
norvous system dan oleh ginjal.
• Ketika terjadi penurunan TD, saraf simpatik merangsang kelenjar adrenal untuk me
release epinephrine dan norepinephrine. NE bekerja pada reseptor alfa tetapi juml
ahnya lebih sedikit dibanding Epi. Sedangkan Epi bekerja langsung pada jantung.
Peningkatan β1 akan menyebabkan peningkatan Cardiac Output sehingga jantung
berdenyut lebih cepat. Peningkatan α1 akan menyebabkan peningkatan TD melalui
peningkatan resistensi peripheral. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan tekanan
darah.
• Kontrol darah oleh ginjal adalah apabila tekanan darah turun maka ginjal akan me
nurunkan ekskresi garam natrium dan air, ginjal mengeluarkan enzim renin yang a
kan mengubah angiotensinogen menjadi AT I. Oleh ACE diubah menjadi AT II yan
g menyebabkan vasokonstriksi arteriol, menstimulai saraf simpatik dan menyebabk
an pelepasan hormon aldosterone dan antiduretik yang menyebabkan ginjal mere
tensi air dan natrium. Sebaliknya ketika tekanan darah naik, maka ginjal akan men
ingkatkan ekskresi air dan garam.
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI
OBAT-OBAT HIPERTENSI
• A  ACE-1 / ARB / 1-BLOCKER
• B  BETA-BLOCKER
• C  Ca-ANTAGONIS, centralling agent
• D  DIURETIC
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i)
Antihipertensi Beta Blocker
Calcium-channel blockers
Antihipertensi Diuretik
Penjelasan : Reseptor Angiotensin terdiri atas 2 : AT 1 dan AT 2
• AT 1 terdapat di otot polos pembuluh darah, otot jantung, ginjal, otak dan kelenjar adrenal.
• AT 2 terdapat di medula adrenal dan SSP.
• Angitensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang merupa
kan hormon yang belum aktif. Oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) kemudian AT I di
ubah menjadi Angiotensin II (AT II) sehingga merangsang vasokonstriksi dan merangsang sek
resi aldosteron dan kelenjar adrenal.
1. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Informasi Obat (VALSARTAN) Pustaka
komposisi
valsartan
indikasi Hipertensi, gagal jantung, Left ventricular dysfunction af
ter MI
DIH
Dosis
Adults: PO Initial dose : 80 mg qd. Maintenance : 80 to 3
20 mg qd.
A TO Z
Dosing: Pediatric
Hypertension: Oral: Children 6-16 years: Initial: 1.3 mg/kg
once daily (maximum: 40 mg/day); dose may be increase
d to achieve desired effect; doses >2.7 mg/kg (maximum
: 160 mg) have not been studied. Dosing: Renal Impairm
ent Children: Use is not recommended if Clcr <30 mL/mi
nute. Adults: No dosage adjustment necessary if Clcr >10
mL/minute
DIH
ARB
Kontraindikasi Standart consideration
Efek samping Sakit kepala, pusing, lemah, Sinusitis; pharyngitis; rhinitis. GI: Abdominal pain; diarrhe
a; nausea. HEMATOLOGIC: Neutropenia. METABOLIC: Hyperkalemia. RESPIRATORY: Co
ugh. OTHER: Fatigue; viral infection; edema; arthralgia.
interaksi Litium. Konsentrasi plasma meningkat karena valasartan
perhatian
Category D (second and third trimester); Category C (first trimester).
Cara pengguanaan
Sehari sekali (tiap 24 jam) sebelum atau sesudah makan
penyimpanan Simpan di suhu ruang, temperatur kamar, hindari dari kemlembaban
LANJUTAN .....
ARB
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka
komposisi
indikasi HYPERTENSI A to z
Kontraindikasi
Hypersensitivity to doxazosin, prazosin, or tera
zosin
A to z
DOSIS Adults: PO Initial dose: 1 mg bid to tid. Mainte
nance: 6 to 20 mg/day in divided doses (max, 4
0 mg/day).
Children: PO 0.5 to 7 mg tid has been suggeste
d
A TO Z
Hypertension: Oral: Initial: 1 mg/dose 2-3 time
s/day; usual maintenance dose: 3-15 mg/da
y in divided doses 2-4 times/day; maximu
m daily dose: 20 mg
Hypertensive urgency: Oral: 10-20 mg once, m
ay repeat in 30 minutes
DIH
Efek samping Palpitasi, hipotensi ortostatik, hipotensi, takikar
di. CNS : depresi, pusing. Dematologic : pruriti
s, kemerahan, berkeringat, alopecia.
Pengelihatan kabur
GI: mual muntah, konstipasi, perut tidak nyama
n
A to z
ALFA BLOKER
interaksi Alcohol: Increased risk of hypotension.
Beta-blockers: Enhanced acute orthostatic hypotensive reaction
after first dose of prazosin.
Verapamil: Increased serum prazosin levels and increased sensit
ivity to orthostatic hypotension
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk
A to z
Cara pengguana
an
Dosis awal diberikan saat mau tidur untuk menghindari terjadinya s
ycope(Syncope
merupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi perubahan
suplai darah keotak dan biasanya terjadi secara mendadak dan seben
tar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan posturaltubuh serta kem
ampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Ping
san, "blacking out",atau
syncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan kesadaran sementara
yang diikuti oleh kembalinyakesiagaan penuh)
dosis ditingkatkan perlahan, biasanya tiap 2 minggu, diberikan saat
mau tidur
A to z
penyimpanan Store at room temperature in tightly-closed, light-resistant container A to z
Lanjutan ....Alfa Blocker
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka
komposisi
indikasi HYPERTENSI A to z
Kontraindikasi Hypersensitivity to clonidine or any componen
t of adhesive layer of transdermal system
A to z
DOSIS DOSIS AWAL : PO 0.1 mg 2 kali sehari : ditin
gkatkan dengantambahan 0.1-0.2 mgmg/hari s
ampai diperoleh respon yg diinginkan (maksi
mum 2.4 mg/hari dalam dosis terbagi). SUBLI
NGUAL 0.2-0.4 mg/hari. TRANSDERMAL 0.
1 mg patch tiap minggu. Dosis >dua 0.3 mg pa
tch tidak meningkatkan efek.
CHILDREN: PO 5–25 mcg/kg/day in divided
doses given q 6 hr; increase dose as necessary
at 5–7 day intervals
A TO Z
Oral: Initial dose: 0.1 mg twice daily (maximu
m recommended dose: 2.4 mg/day);Trans
dermal: Apply once every 7 days; for initi
al therapy start with 0.1 mg and increase b
y 0.1 mg at 1- to 2-week intervals (dosage
s >0.6 mg do not improve efficacy); usual
dose range (JNC 7): 0.1-0.3 mg once wee
kly
DIH
AGONIS ALFA 2
Efek samping CV: CHF; orthostatic symptoms; palpitations; tachycard
ia; bradycardia. CNS: drowsiness; dizziness; sedation; ni
ghtmares; insomnia; nervousness or agitation; headache;
fatigue; hypotension (epidural only); confusion (epidural
only).
A to z
interaksi Alcohol, CNS depressants: Clonidine may enhance depressa
nt effects. Beta-adrenergic blocking agents: May increase po
tential for rebound hypertension when clonidine therapy is d
iscontinued. Local anesthetics: Epidural clonidine may prolo
ng the duration of pharmacologic effects of epidural local an
esthetics, including sensory and motor blockade. Narcotic an
algesics: May potentiate the hypotensive effects of clonidine
. Tricyclic antidepressants: May reduce effect of clonidine
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk
A to z
Cara penggua
naan
Berikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam A to z
penyimpanan Simpan tablet dalam ruang tertutup pada suhu ruang A to z
Lanjutan .....AGONIS ALFA 2
2. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i)
Angiotensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang.
Oleh Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE i) maka pembentukan AT I
menjadi Angiotensin II (AT II) dihambat sehingga yang terjadi adalah vasodilatasi yang
menurunkan TD dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga
dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek va
sodilatasi ACE-i.
Komposisi capozidegolongan Ace inhibitor (OOP)
Indikasi hipertensiringan-beratdandekompensasijantung (OOP)
Kontraindikasi Hipersensitif terhadapinhibitorACE (A TO Z DRUG FA
CTS)
Dosis hipertensi oral 1-2 dd 25mg,bila perlu setelah 2 minggu 1-2 dd 50 mg ; dekompen
sasi : 3 dd 6,25-12,5mg,berangsur-angsur dinaikan sampai 3 dd 25-50mg (Dosis
umum tidak melebihi 50mg 3 kali sehari. Max dosis harian 450mg.)
Hipertensi : oral 12,5 mg sehari dua kali, bila perlu dapat ditingkatkan setelah 2- 4
minggu. Ketika terapi awal dengan ACE inhibitor, dosis pertama seharusnya diber
ikan saat bedtime. Dosis 6,25 mg sehari dua kali direkomendasikan jika captopril
diberikan kepada pasien yang menggunakan diuretic, jika memungkinkan diuretic
seharusnya dihentikan selama 2 atau 3 hari sebelum meminum captopril. Dosis un
tuk maintenance adalah 25 – 50 mg sehari dua kali dan tidak boleh lebih dari 50
mg sehari tiga kali.
OOP
(Martindale ed 36 p.
1240)
Efeksamping Takikardia, berat badan turun , stomatitis, acidosis, kemerahan, photo sensitive.
Efek samping yang sering adalah batuk kering, hilangnya rasa (kadang-kadang ju
ga pencium) dan exanthema.
(BNF ed. 57 p.102)
Perhatian Kehamilan katagori D, di sekresi dalam asi,Angioedema: Gunakan dengan sangat
hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter
A TO Z DRUG FAC
TS
interaksi Dg obat diuretika meningkatkan efek sampingnya, dg beta bloker menimbulkan a
disi (OOP)
A TO Z DRUG FAC
TS
ACE INHIBITOR
Captopril :
:
Penggunaan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesu
dah makan
( A to Z drug
Facts)
Penyimpanan Suhu ruangan dan terlindung dari cahaya ( A to Z drug
Facts)
Lanjutan Captopril...
3. Antihipertensi Beta Blocker
Pemberian β bloker dapat dikaitakan dengan hambatan reseptor β1
1. Aktivasi β1 adrenoreceptor dihambat sehingga terjadi penurunan cardiac o
utput dan resistensi peripheral sehingga menurunkan TD
2. Hambatan sekresi renin sehingga produksi AT II menurun
3. AT II menurun menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan retensi air
dan natrium sehingga terjadi penurunan TD
KOMPOSISI Inderal, golonganbetta blocker OOP
INDIKASI pengobatan hipertensi; angina pektoris; stenosissubaortahipertrofi; MI
; pheochromocytoma; profilaksismigrain; tremoresensial; beberapaven
trikeldanaritmiasupraventrikuler
A TO Z DRUG FACT
KONTRA INDIKASI lebih besar daritingkat pertamablok jantung; CHFkecualisekunder unt
uktakiaritmiaatauhipertensi yang tidak diobatidapat diobatidenganbet
a-blocker; gagal jantungterbuka; bradikardiasinus; syok kardiogenik; a
smabronkialtidak diobatiataubronkospasme, termasukPPOKyang para
h
A TO Z DRUG FACTS
DOSIS hipertensiDEWASA: POdosisawal:40mgbidawalnyaatau80mgobatberkel
anjutan-release /hari; titrasiuntukrespon. Pemeliharaan: 120-240mg/ha
ridalam 2 sampai 3dosis terbagiatau120 sampai 160mg/ haripengoba
tanberkelanjutan-release. Jangan melebihi640mg/hari. ANAK: PO0,5m
g/kgbid; titrasiq3 sampai 5hari untukdosismaksimal1mg/kgbid
A TO Z DRUG DRUG
EFEK SAMPING :Kardiovascular :bradikardia, gagaljantungkongestif, blokade A-V, hipo
tensi, tanganterasadingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arteri
al.Gastrointesnial :mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, kons
tipasi ischemic colitis, flatulen
PERHATIAN :Kehamilan: KategoriC.Laktasi: diekskresikandalam ASI.Tidak boleh dih
entikan secara mendadak PenggunaanIVtidak dianjurkan
A TO Z DRUG FACTSS
B-BLOCKER
Propranolol :
INTERAKSI Barbiturat: bioavailabilitasPenurunanproprano
lol. Simetidin: Peningkatan kadarpropranolol.
Clonidine: Attenuationataupembalikanefek ant
ihipertensi; berpotensipeningkatanBPmengan
cam jiwa, terutama padapenarikan. Epinefrin:
episodehipertensiawaldiikuti olehbradikardia.
Alkaloidergot: iskemiaperifer, dimanifestasika
n olehekstremitasdingin danmungkingangren.
Hydralazine: Peningkatan kadarserumkedua o
bat. Insulin: berkepanjanganhipoglikemiadeng
anmaskinggejala. Lidocaine: Peningkatan kada
rlidocaine, yang menyebabkan keracunan. NS
AID: Beberapa agendapat menggangguefek a
ntihipertensi. Fenotiazin: efekbaikobatPeningk
atan. Prazosin: Peningkatanhipotensi ortostati
k
A TO Z DRUG FACTS
LANJUTAN .....
B-BLOCKER
Propranolol :
4. Calcium-channel blockers
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel
otot polos pembuluh darah dan miokard.
Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimb
ulkan relaksasi arteriol sedangkan vena kurang dipengaru
hi.
Informasi Obat ( NIFEDIPIN) Pustaka
komposisi Sustained release
indikasi hypertensi A to z
Kontraindikasi
Sick sinus syndrome; second- or third-degree AV block, except with f
unctioning pacemaker.
A to z
DOSIS Oral: Initial: 10 mg 3 times/day as capsules or 30 mg once daily as su
stained release
Usual dose: 10-30 mg 3 times/day as capsules or 30-60 mg once dail
y as sustained release
Maximum: 120-180 mg/day
DIH
Efek samping Hipotensi, palpitasi, aritmia, edem pulmonary, angina, takikardi, pusi
ng,insomnia, cemas, pruritis, urtrikaria, sinusitis, rinitis A to z
interaksi A to z
perhatian
Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk in small a
mounts
Pada orang tua : resiko terjadi hipotensi
A to z
Cara pengguana
an
Sebelum atau sesudah makan,
Tappering obat 7 -14 hari
Jangan kunyah dan gerus tablet
A to z
penyimpanan Suhu ruang, jauhkan dari paparan cahaya langsung dan kelembaban A to z
ANTAGONIS KALSIUM
5. Antihipertensi Diuretik
Penjelasan:
• Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga terjadi penurunan volu
me darah yang berakibat pada penurunan cardiac aoutput dan TD.
• Diuretik kuat (Furosemid, Torsemid, Bumetanid, As.etakrinat) bekerja di Lengkung Henle deng
an cara menghambat Co transport Na+, K+, Cl- dan menghambat absorpsi air dan elektrolit. Diur
etik kuat jarang digunakan untuk pasien hipertensi kecuali dengan gagal ginjal.
• Tiazid sebagai obat tunggal hipertensi ringan sampai sedang. Tiazid dapat menyebabkan hipergli
kemia pada pasien DM.
Acetazolamide
• Mekanisme : Menghambat enzim karbonat anhidrase, menguran
gi laju pembentukan aqueous humor dan dengan demikian menu
runkan TIO; menghasilkan efek diuretik; menghambat konduksi sa
raf di otak. (A to Z drug fact)
• Farmakokinetik : acetazolamide cepat diserap disaluran pencerna
an dengan konsentrasi puncak plasma sekitar 2 jam setelah diberi
kan oral. Memiliki waktu paruh 3 sampai 6 jam. Sel darah merah
pada korteks ginjal terikat pada protein plasma. Diekskresikan dal
am urin. (martindale 36 th edition page 1875)
• Merupakan inhibitor karbonat anhydrase dengan aktivitas diuretic
lemah.
Komposisi
Indikasi Terapi ajuvan glaucoma kronis dan glaucoma sekunder, glaucoma akut, pencegahan atau berkurang
nya gejala yang berhubungan dengan mountain sickness akut, terapi tambahan, edema yang diseba
bkan oleh CHF atau edema akibat obat, epilepsi centrencephalic (misalnya, petit mal, kejang umum).
A to Z drug fact
Dosis Epilepsy, dewasa dan anak : 8-30 mg/kg sehari dalam dosis terbagi, rentang maksimal 375-1000 mg
sehari.
Chronic simple glaucoma : dewasa peroral 250 mg-1g/hari,
Diuresis in CHF : dewasa peroral diberikan dosis pada umumnya 250-375 mg (5-10 mg/hari)
Acute Mountain Sickness: dewasa peroral 500-1000 mg/hari dalam dosis terbagi
A to Z drug fact
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonamida lain; natrium atau kalium serum tingkat depresi, penyakit hati, ke
gagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, obstruksi paru berat, peningkatan asidosis, sirosis
, tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antikonvulsan atau untuk pengobatan edema yang diseb
abkan oleh CHF atau edema akibat obat.
A to Z drug fact
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan pencern
aan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimban
gan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi gi
njal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah, kebingungan, menguran
gi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal,
martindale 36 th ed
ition page 1875
Interaksi Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dapat mengakibatkan asidosis berat dan peningkatan tok
sisitas SSP. rendering acetazolamide basa dapat mengurangi ekskresi urin, dapat meningkatkan obat
amfetamines, efedrin, dan quinidine.
- Primidone : dapat menurunkan primidone
- Quinidine : kadar serum quinidine dapat meningkat
- Salisilat : dapat menyebabkan akumulasi acetazolamide dan terjadi toksisitas, termasuk depresi
SSP dan asidosis metabolic.
- Antasida. Sodium bicarbonatetherapy meningkatkan risiko pembentukan kalkulus ginjal pada p
asien yang memakai acetazolamide
- Acetazolamide dapat meningkatkan konsentrasi serum carbamazepine
-
martindale 36 th ed
ition page 1875
A to Z drug fact
Martindale 36 th ed
ition page 1876
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat: Meningkatkan dosis tidak menin A to Z drug fact
Methazolamide
• Farmakokinetik : Methazolamide diserap
dari saluran pencernaan lebih lambat dar
i acetazolamide.tidak banyak terikat pada
protein plasma. Memiliki waktu paruh se
kitar 14 jam. Sekitar 15 sampai 30% dosi
s diekskresikan dalam urin.
• Methazolamide merupakan inhibitor karb
onik anhydrase, dengan mekanisme kerja
mirip dengan acetazolamide.
Komposisi
Indikasi Untuk terapi glaukoma martindale 36 th edition
page 1873
Dosis Dosis oral diberikan 50 sampai 100 mg 2-3 kali sehari.
martindale 36 th edition page 1883
martindale 36 th edition
page 1883
kontraindikasi
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat ba
dan, dan gangguan pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan
mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit te
rmasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik
ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, atak
sia, lekas marah, kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria,
gagal ginjal,
martindale 36 th edition
page 1883
Interaksi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat
: Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi dapat me
ningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru: Gunakan obs
truksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau memicu asido
sis.
A to Z drug fact
Manitol
Indikasi memperlancar diuresis dan ekskresi material toksik dal
am urin, mengurangi TIK, dan TIO yang tinggi
[ISO VOL
47: 248]
Kontraindik
asi
kongesti atau edema paru; pendarahan intrakranial kec
uali selama prosedur kraniotomi, gagal jantung konges
tif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler abnormal
; gagal ginjal.
[ISO VOL
47: 248]
Efek sampin
g
gangguan keseinbangan cairan tubuh ddan elekttrolit,
gg saluran cerna, rasa haus; sakit kepala, pusing, meng
gigil demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehid
rasi; penglihatan kabur; urtikaria; hipotensi atau hipert
ensi.
[ISO VOL
47: 248]
Perhatian jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor
kondisi cairan tubuh dan elektrolit.
[ISO VOL
47: 248]
Dosis : dws 250ml/l dlm 24 jam. [ISO VOL
47: 248]
Sediaan : infus 250ml; 500ml. [ISO VOL
47: 248]
Furosemide
• Turunan sulfonamida ini berdaya diuretis
kuat dan bertitik kerja di lengkungan he
nle bagian menai. Sanga efektif pada kea
daan udema di otak dan paru-paru yang
akut. Mula kerjanya pesat, oral dalam 0,5
– 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intraven
a dalam beberapa menit dan 2, 5 jam la
manya.
Indikasi Furosemid adalah diuretic kuat dengan onset kerja cepat.
Furosemid digunakan untuk pengibatan udema dengan kerusaka
n hati, termasuk oedema pulmonary, dan dengan ginjal dan hati y
ang rusak ( tetapi lihat, precautionnya dulu) dan efektif untuk pa
sien yang tidak efektif dengan penggunaan thiazide. Serta untuk
pengobatan hipertensi, baik sendiri ataupun dikombinasi dengan
obat yang lain.
Dosis Udema : dosis awal 40 mg sehari sekali,tergantung kebutuhan. Kasus
ringan diperbolehkan sampai 20 mg sehari atau 40 mg pada hari peng
ganti. Beberapa pasien membutuhkan dosis 80 mg atau lebih dalam se
hari dengan satu atau dua dosis sehari.
Hipertensi : 40 – 80 mg sehari, diberikan sendiri atau kombinasi deng
an obat lain.
(Martindale ed 36
p. 1293)
Farkin Furosemid absorbsinya cepat dari GI track, bioavaibilitasnya sekitar 6
0 – 70% tetapiu absorbsinya tidak menentu dan tidak teratur. T ½ seki
a=tar 2 jam meskipun berkepanjangan pada neonates dan pasien deng
an ginjal dan hepar yang tidak baik. Furosemide lenih dari 99% terika
t pada albumin plasma, dan tereksresi secara sempurna lewat urin. Fu
rosemide melalui placenta dan terdistribusi di air susu.
(Martindale ed 36
p. 1293)
ES Hiponatremia, hipokalemia dan hipochloraemic alkalosis setelah peng
gunaan jangka lama. Tanda ketidakseimbangannya termasuk pusing,
hipotensi, kram otot, mulut kering, haus, lemas, lesu, mengantuk, oli
guria, aritmia jantung, dan gangguan gastrointestinal.
(Martindale ed 36
p. 1292)
Kontraindikasi : Hypersensitivity to sulfonylureas; anuria ( A to Z drug Fact
s)
Spironolakton
• Penghambat aldosteron ini ( 1959) berumus steroida, mirip strukt
ur hormon alamiah. Mula kerjanya setelah 2 – 3 hari dan bertaha
n sampai beberapa hari pula setelah pengobatan dihentikan. Daya
diuretiknya agak lemah, maka khusus digunakan terkombinasi de
ngan diuretika lainnya. Efek kombinasi demikian adalah adisi disa
mping mencegah kehilangan kalium. Akhir-akhir ini ditemukan ba
hwa spironolakton pada gagal jantung berat berdaya mengurangi
risiko kematian sampai 30 % ( NEJ Med Sept 1999)
Indikasi :
oedema and ascites in cirrhosis of the liver, malignant ascites, nephrotic syndrome, conges- tive heart failure;
primary hyperaldosteronism
( BNF ed 61 p. 88)
Kontra Indikasi :
Hiperkalemia, Hiponatremia, Anuria, Penyakit Addison
( BNF ed 61 p. 88)
Dosis :
100 – 200 mg sehari, bila perlu ditingkatkan hingga 400 mg
( BNF ed 61 p. 88)
Efek samping :
Spironolakton bisa menyebabkan pusing dan gangguan gastroinstetinal termasuk kram dan diare. Ataksia, ke
bingujgan mental dan kulit kemerahan. Hiponatremia dan hiperkalemia. Pada penggunaan lama dan dosis tin
ggi efeknya antiandrogen dengan gynecomastiae, gangguan potensi dan libido pada pria, sedangkan pada w
anita nyeri buah dada, dan gangguan haid. Pada tikus ternyata berefek karsinogen menyebabkan tumor, mak
a hendaknya digunakan dalam jangka pendek.
Perhatian :
Ibu Hamil kategori D
Amiloride HCl
Indikasi Pengobatan pada CHF atau hipertensi (dikombinasikan deng
an tiazid atau loop diuretic) dan dapat menginduksi-diuretik
hipokalemi.
A to z drug facts
Penggunaan Diminum saat sedang makan agar tidak mengganggu GIT DIH
Dosis Dewasa; oral; 5-10 mg sehari
Induksi-litium: 10-20 mg sehari
Cysctic fibrosis: dilarutkan dalam 0,3% saline dan dilepaskan ol
eh nebulizer
Oedema: 5 -10 mg sehari, 2.5 mg sehari sekali jika pasien sudah mengg
unakan diuretic lain atau antihipertesi
A to Z drug Fact
Martindale hal.1210
Aksi Meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan ekskresi potas
ium
Martindale hal.1210
Efek samping Hiprkalemi terutama pada geriatric, pusing dan penglihatan ka
bur
Martindale hal.1210, A to z drug
Kontraindikasi Serum potassium > 5.5 mEq/L; suplemen potassium; kerusakan
fungsi ginjal: spironolakton or terapi triamterene
Pasien DM
A to z drug
DIH
Perhatian Tidak diberikan pada pasien DM A to Z, martindale
Interaksi Suplemen potassium atau potesium-diuetik; dapat meningkatkan resiko
hiperkalemi
ACE inhibitors, angiotensin II receptor antagonists, dan trilostane: hiperk
alemi
NSAIDs or ciclosporin; dapat meningkatkan resiko hiperkalemi dan nuer
otoksik
Martindale hal.1210
Triamteran
Aksi Mengganggu reabsorbsi natriumpada tubulus distal, meningkatkan ekskres
i sodium dan air dan menurunkan ekskresi potasium
A to Z drug
Indikasi
Diberikan sendiri atau dikombinasi dengan diuretic lain pad pengobatan edem
a dan hipertensi, menurunkan ekskresi potassium yang disebabkan oleh diureti
c kaliuretik
DIH
Dosis Edema: PO antara 150-240 mg sehari 2x
Oedema (tdk boleh diberikan >300 mg)
Jika diberikan bersamaan dengan diuretic yang lain, dosisnya 50 mg sehari
Martindale hal.1418
Penggunaan Diminum setelah sarapan dan makan siang Martindale hal.1418
Kontra indikasi Hipersensitivitas triamterene atau komponenya, pasien yang menerima diuretic
hemat kalium, anuria, penyakit hati;hiperkalemi, penyakit ginjal, hamil
DIH
Efek samping Meningkatkan keasaman urin, dan dyscrasis darah, phtosensitivitas (peka caha
ya)
Martindale 1417
Perhatian Hamil: kategori B
DM: gula darah dpt meningkat
Jangan diberikan suplemen potassium, garam yang mengandung potasium
DIH, A to Z
Interaksi ACE inhibitordan Potassium dan garamnya : dapat meningkatkan level kalium
Indometacin: dapat mempercepat progresi gagal ginjal akut
A to Z
ASSESMENT
1. Keluhan : lemah
2. Yang dilakukan sebelum pergi ke dokter : -
3. Informasi dokter : DM sudah parah
4. Riwayat alergi : -
5. GDA = 380 mg/dl
6. Riwayat pengobatan = glibenclamid yang tidak teratur pemakaiannya
7. Perokok aktif, tidak minum alkohol, makan banyak
8. BB <<
9. Riwayat penyakit = DM 3 tahun
Rx
Amaryl 2 mg NO XXX
S1dd1
Simvastatin 10 mg no xxx
S1dd1
Solostar pen injection 100 IU NO I
S. Malam, 10 u
Pro : tn. Arlan
Pasien DM
1. Perkenalan dan mempersilahkan duduk dan
meminta waktu penebus resep
2. Menanyakan latar belakang penebus obat.
3. Menanyakan latar belakang pasien
4. Menanyakan tanggal ke dokter
5. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien
6. Informasi apa yang diberikan oleh dokter ?
Pasien HIPERTENSI
1. Menanyakan latar belakang penebus obat.
2. Menanyakan latar belakang pasien
3. Menanyakan tanggal ke dokter
4. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien
5. Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
KIE
Pasien DM
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi,
2. Aturan pakai, rute pemakaian, cara pemakaian terutama insulin tempat penyimpan
an obat
3. Efek samping yang dari obat tersebut, waspadai hipoglikemi dengan ciri: pusing, l
emas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap),
keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran, apabila
terjadi hal tersebut segera berikan pasien air gula atau makanan yang manis
4. Selalu ingatkan pasien setiap selesai minum obat antidiabetes selang 15-30 menit
pasien wajib makan
5. Terapi non-farmakologi:
6. Diet sesuai dengan anjuran ahli gizi,
7. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur misalnya
jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
8. Sesekali lakukan pengecekan gula
9. Banyak makan buah dan sayur
Simvastatin
1. Dimunum sebelum tidur 1 tablet sekali sehari (malam hari)
2. Simpan di suhu ruang
3. Rekomendasi pasien untuk cek kolesterol rutin 3-6 mo tiap 4-6 minggu
4. Sarankan pasien untuk menurunkna berat badan dengan rajid berolahraga dan ma
5. Sarankan pasien untuk menghentikan penggunaan obat sebelumnya terutama OTC
6. Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, konstipasi
Glimepirid :
1. Diminum saat sarapan suapan pertama ( 1 tablet tiap 24 jam)
2. Simpan di suhu ruang 25c
3. Sarankan pasien untuk banyak olahraga, kurangi merokok
4. Monitor guladarah rutin
5. Gejala hipoglikemi
6. Es : mual muntah, diare, kemereahan
7. Hindari alhohol hindari paparan sinar matahari langsung atau gunakan sunscreen
Solostar
1. Penyimpanan di lemari es, tidak boleh beku .
2. Pemakaian sehari sekali, kapan saja
3. Disuntik di tempat yang berbeda. Misal di lengan kanan, pada suntikan berikutnya
Tidak boleh di tempat yang sama karena resiko terjadi udem atau sepsis. Suntikan
Selanjutnya boleh di lengan yang sama tapi spotnya berbeda (melingkar), jika
Sudah sampai ke titik awal pertama kali penyuntikkan, pindah ke anggota badan
Lainnya ( lengan kiri, abdomen kiri atau kanan, paha samping kiri dan kanan,
Gluteus kiri dan kanan, mengikuti pola angka 8
4. Cara penyuntikan 90 o
5. Efek samping : hipokalemi, edem insulin, sepsis
6. Hindari rokok, karena nikotin dapat menurunkan efektifitas insulin
7. Jangan digunakan bergantian dengan orang lain, segera buang jarum yang sudah
dipakai
Pasien HIPERTENSI
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi,
2. Aturan pakai, rute pemakaian, dan tempat penyimpanan obat
3. Efek samping yang dari obat tersebut
4. Terapi non-farmakologi:
5. Hindari merokok
6. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur
misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
7. Sesekali lakukan pengecekan tekanan darah
8. Banyak makan buah dan sayur
9. Lakukan diet garam (kurangi asupan garam)
10. Istirahat yang cukup agar stamina selalu terjaga, jangan lakukan hal yang
berat-berat
RESEP
INFO OBAT DALAM RESEP
Drug Related Problem
PERHITUNGAN HARGA

More Related Content

What's hot

Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusPenyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusAcep Hidayah
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitusharuna_06
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
Fransiska Oktafiani
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
rs_suyudi
 
Leaflet Diabetes Mellitus
Leaflet Diabetes MellitusLeaflet Diabetes Mellitus
Leaflet Diabetes Mellitus
Richenly Tutupary
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentationFerdy Tohopi
 
Mengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes MellitusMengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes Mellitusjasmine2688
 
Materi DM
Materi DMMateri DM
Materi DM
Dedy Setiawan
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Lisa Wiramas
 
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Mangatas Manalu-Tiga
 
Diabetes mellitus pada lanjut usia
Diabetes mellitus pada lanjut  usiaDiabetes mellitus pada lanjut  usia
Diabetes mellitus pada lanjut usiaPiTria HaYati
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
yuli anggraeni
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
Siti Khalilah
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
Ayu Kristiningrum
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
Noor Fariza AR
 

What's hot (20)

Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusPenyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Leaflet Diabetes Mellitus
Leaflet Diabetes MellitusLeaflet Diabetes Mellitus
Leaflet Diabetes Mellitus
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
 
Mengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes MellitusMengenal Diabetes Mellitus
Mengenal Diabetes Mellitus
 
Materi DM
Materi DMMateri DM
Materi DM
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
 
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...
 
Diabetes mellitus pada lanjut usia
Diabetes mellitus pada lanjut  usiaDiabetes mellitus pada lanjut  usia
Diabetes mellitus pada lanjut usia
 
Leaflet diabetes melitus akper muna 2
Leaflet diabetes melitus akper muna 2Leaflet diabetes melitus akper muna 2
Leaflet diabetes melitus akper muna 2
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Leaflet diabetes melitus akper raha
Leaflet diabetes melitus akper rahaLeaflet diabetes melitus akper raha
Leaflet diabetes melitus akper raha
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 

Viewers also liked

Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
Sherlyn Sense
 
4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran selSulistia Rini
 
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUHMENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
SEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahFirdika Arini
 
MEMBRAN SEL
MEMBRAN SELMEMBRAN SEL
MEMBRAN SEL
Muhammad Nasrullah
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
dwimank
 
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta PusatPresentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
Andrew Lie
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
 
Presentasi Infeksi Paru pada Diabetes
Presentasi Infeksi Paru pada DiabetesPresentasi Infeksi Paru pada Diabetes
Presentasi Infeksi Paru pada Diabetes
TanyaDok.com
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
Verar Oka
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhImaaELF
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
Masriahmasriah
 
KENALI UBAT ANDA
KENALI UBAT ANDAKENALI UBAT ANDA
KENALI UBAT ANDA
Tuan Syuhada Tuan Mohamad
 
1. dasar anatomi fisiologi
1. dasar anatomi fisiologi1. dasar anatomi fisiologi
1. dasar anatomi fisiologiAnton Gituu
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
Syarif M.
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
Rolly Scavengers
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
Yoshua Yanottama
 

Viewers also liked (20)

Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
 
Reprod manusia
Reprod  manusiaReprod  manusia
Reprod manusia
 
4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel4. sistem transport melalui membran sel
4. sistem transport melalui membran sel
 
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUHMENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
MENGENAL HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
 
MEMBRAN SEL
MEMBRAN SELMEMBRAN SEL
MEMBRAN SEL
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta PusatPresentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
Presentasi Kasus KAD di suatu RS di Jakarta Pusat
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Presentasi Infeksi Paru pada Diabetes
Presentasi Infeksi Paru pada DiabetesPresentasi Infeksi Paru pada Diabetes
Presentasi Infeksi Paru pada Diabetes
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Sistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuhSistem homeostatis tubuh
Sistem homeostatis tubuh
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
KENALI UBAT ANDA
KENALI UBAT ANDAKENALI UBAT ANDA
KENALI UBAT ANDA
 
1. dasar anatomi fisiologi
1. dasar anatomi fisiologi1. dasar anatomi fisiologi
1. dasar anatomi fisiologi
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Membran Sel
Membran SelMembran Sel
Membran Sel
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 

Similar to Preskripsi DM-Hipertensi

78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
khriesna
 
Lp dm
Lp dmLp dm
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdfdibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
imambudigunawan1
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Aceh Cyber Team (Act-Crew)
 
REFERAT DM
REFERAT DMREFERAT DM
REFERAT DM
Natasha Nasution
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
elizarman
 
Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)
Chudy KeDai
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Yabniel Lit Jingga
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
SofiaNofianti
 
Diabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.pptDiabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.ppt
VincentiusKevin5
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
YudaDanang
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
sandymurtiningtyas1
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
pjj_kemenkes
 
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptxDM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
paprsmelati
 

Similar to Preskripsi DM-Hipertensi (20)

78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Lp dm
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
Eklamsia 1
Eklamsia 1Eklamsia 1
Eklamsia 1
 
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdfdibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
REFERAT DM
REFERAT DMREFERAT DM
REFERAT DM
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
Kaki diabetik
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Diabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.pptDiabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.ppt
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptxDM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx
 

Recently uploaded

80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 

Recently uploaded (20)

80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 

Preskripsi DM-Hipertensi

  • 1. ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts By : Farmasi A Kelompok Ganjil DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI
  • 2. Anggota Kelompok : Faradila Vebrial S. 201210410311003 Novi arivani 201210410311022 Putra pratama R 201210410311035 Ariyo handono 201210410311089 Fathimah kuzachroh 201210410311152 Sannia restiasari 201210410311173 Mustika sri halimah 201210410311176 Desy norwahyu 201210410311182 Siska hermawati 201210410311184 Venny aryandinini 201210410311189 Navisa 201210410311193 Inne Fatimah 201210410311196 Maya oktavianti 201210410311199 Rosida fajrin 201210410311201 Gufron 201210410311203 Vina salviana 201210410311207 Yogo Muhammad 201210410311210 Tenthnia putri 201210410311228 Virginia lorenza 201210410311235 Neni hartinah dwitati 201210410311243 Siti aesyah 201210410311256 Yunus ilhami 201110410311208
  • 4. Dr. Risa AnwarGlucovance 4 100 150 200 250 300 350 PrevalensiDiabetesdi seluruhdunia(juta) 2000 2010 2025 PANDEMI DIABETES TIPE 2 DI DUNIA International Diabetes Federation Diabetes Atlas 2000; Amos et al. Diabet Med 1997;14 (Suppl 5):S1-S85. 150 221 300
  • 5. DIABETES MELLITUS (DM) Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
  • 6. KELENJAR PANKREAS : • Sel α Langerhans = glukagon, proglukagon • Sel alfa Langerhans : Sejenis sel di kelenjar pankreas yang mensekresi hormon glukagon. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel alfa untuk membuat dan mensekresi glukagon jika kadar glukosa darah terlalu rendah di bawah normal. • Sel β Langerhans = Insulin, C-Peptide, Pro Insulin, Amylin • Sel beta Langerhans: Sejenis sel di kelenjar pankreas yang mensekresi hormon insulin. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel beta untuk membuat dan mensekresi insulin jika kadar glukosa darah meningkat melampaui normal. • Sel δ = Somatostatin • F = Pancreatic Polypeptide (PP)
  • 8. TIPE DIABETES MELITUS DM Tipe 1 DM Tipe 2 DM Tipe lain-lain DM GESTASIONAL
  • 9. DM Tipe 1 • Kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. • DM tipe 1 dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). • Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pul au Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun • Penyebab lain, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagain ya. • Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GA D (glutamic acid decarboxylase). • Defisiensi insulin menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1. • Fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal sehingga ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans. • Manifestasi : ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapat terapi insulin.
  • 10. DM Tipe 2 • Penderita DM Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. • DM tipe 2 dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Mellitu s (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. • Faktor lingkungan antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan juga merupakan faktor penyebab DM tipe 2 • “RESISTENSI INSULIN” disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. • “DEFISIENISI INSULIN” yang sifatnya relatif akibat gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.
  • 11. DM Tipe Lain 1. Defek genetik fungsi insulin 2. Defek genetik kerja insulin 3. Karena obat 4. Infeksi 5. Sebab imunologi yang jarang : antibody insulin 6. Resistensi Insulin 7. Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM (Klinefelter, sindrom Turner)
  • 12. DM GESTASIONAL • Diabetes melitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2.
  • 13.
  • 14.
  • 15. GEJALA KLINIK Gejala tipikal DM Tipe 1 DM Tipe 2 Khas : 1. Poliuria (sering buang air ke cil) 2. Polidipsia (sering haus) 3. Polifagia (banyak makan/mu dah lapar). Keluhan : - penglihatan kabur - koordinasi gerak anggota tub uh tergangg - kesemutan pada tangan atau kaki - timbul gatal-gatal yang serin gkali sangat mengganggu (pr uritus) - berat badan menurun tanpa s ebab yang jelas. 1. Poliuria 2. Polidipsia 3. Polifagia 4. Penurunan berat bad an 5. Cepat merasa lelah (f atigue) 6. Iritabilitas 7. Pruritus (gatal-gatal pada kulit). -umumnya hampir tidak ada gejala -muncul tanpa diketahui -penanganan baru dimulai beberapa tah un kemudian ketika penyakit sudah ber kembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya : -lebih mudah terkena infeksi -sukar sembuh dari luka -daya penglihatan makin buruk -umumnya menderita hipertensi, hiperli pidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
  • 17. Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosa DM catatan : # Gula darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa memperhatikan kapan asupan kalori atau waktu makan terakhir. # Gula darah puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori atau makanan sedikitnya 8 jam.
  • 18.
  • 20. DIAGNOSIS DM 1. Kriteria diagnosis DM apabila terdapat gejala 3P & penurunan tanpa sebab ditambah satu dari : – GDA ≥ 200 mg/dl – GDP ≥ 126 mg/dl – Tes toleransi Glucosa Oral (TTGO) di dpt hasil kadar gula darah 2 jam ≥ 200 mg/dl sesudah pemberian glucosa 75 gram
  • 22. • Pemeriksaan GDP & GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post Prandial) sesuai kebutuhan • Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan • Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan: – Jasmani lengkap – Mikroalbuminuria – Kreatinin – Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida – EKG – Foto thorax – Funduskopi Evaluasi Medis Berkala
  • 23. Pemeriksaan DM Pmx Lab Dx - Gula Darah Sesaat (GDS) - Gula Darah Puasa (GDP) - TTGO MARKER AUTOIMUN - ICA - IAA - ANTI-GAD - C peptide Pemantauan - Hb A1C (N : 4-5,9 %) - MIKRO-ALBUMINURI - PROFIL LEMAK - FUNGSI GINJAL - DL, URINALISA - ELEKTROLIT - GAS DARAH - KETON BODIES
  • 26.
  • 27.
  • 29. 1. HIPOGLIKEMIA Gejala dan ciri-ciri • pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian • Kadar glukosa plasma penderita < 50 mg/dl sehingga menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi dan tidak dapat berfungsi bahkan dapat rusak. • lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita : • Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam) • Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi • Berolah raga terlalu berat • Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya • Minum alkohol • Stress • Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia kemungkinan penyebabnya adalah: • a) Dosis insulin yang berlebihan • b) Saat pemberian yang tidak tepat • c) Penggunaan glukosa yang berlebihan misalnya olahraga anaerobik berlebihan • d) Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau hipofisis
  • 30. 2. DIABETIK KETOASIDOSIS Umumnya banyak terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe I) Akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak Suatu keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif Ditandai trias : Hiperglikemia, Asidosis dan Ketosis
  • 31. • Sindrom KHONK ditandai hiperglikemi, hipe rosmolar tanpa disertai adanya ketosis • Biasanya pada pasien usia tua dengan DM tipe 2. 3. KOMA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK (KHONK)
  • 32. HIPERGLIKEMIA Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba -tiba, disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan t ertentu Gejala : • poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandanga n kabur. • Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti ga stroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina. • Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ket oacidosis)
  • 33. Feature Diabetic Ketoacidosis (KAD) Hyperglycaemic non-ketotic coma (KHONK) Diabetic history Known type I or new diabetic Mild or new type II diabetes Age Young Old Onset Days Days to weeks Acidosis +++ o/+ Fluid Loss ++ +++ Blood Sugar ++ +++ Comparasion of Diabetic emergencies
  • 35. 1. MAKROVASKULAR 3 jenis komplikasi makrovaskular yg umum berkembang pada penderita diabetes adalah: 1. penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD), 2. penyakit pembuluh darah otak 3. penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD). Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang leb ih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umu mnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan. Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai na ma, antara lain Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Synd rome, atau Insulin Resistance Syndrome. Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka dilakukan pencegahan dengan pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid dar ah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/8 0 mm Hg
  • 36. 2. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR  Terjadi pada penderita diabetes tipe 1.  Timbul retinopati, nefropati, dan neuropati.  Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah a tau memperlambat jalan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gu la darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan m enggunakan suntikan insulin multi-dosis atau denga n pompa insulin yang disertai dengan monitoring ka dar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko tim bulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%
  • 37.
  • 41.
  • 44.
  • 45. 1. Glimepiride Aspek Informasi Obat Pustaka Komposisi Glimepiride MIMS ED 11 hal 279 Indikasi sebagai obat tambahan untuk diet dan latihan pada penderita DM tipe 2 yang mana hiepr glikemia nya tidak dapat di control dengan diet dan olahraga saja. A TO Z MIMS ED 11 hal 279 Dosis berikan segera sebelum makan utama pertama pada hwaktu yang sama. Dosis awal 1-2 mg 1x/hri. Pemeliharaaan 1-4mg 1x/hri. Maks: 8 mg 1x/hri. A TO Z MIMS ED 11 hal 279 Kontraindikasi ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa disertai koma. A TO Z MIMS ED 11 hal 279 Efek Samping Interaksi obat Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, eritema, urtikaria, erupsi yang menyerupai ruam morbili atau amkulopapular, hiponatremia, gangguan pengelihatan atau pengelihatan kab ur. Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastic, pan sitopenia. potensiasi dengan B-bloker, bezafibrat, biguanid, klofibrat, fenfluramin, MAOI, mikonaz ol, salisilat, pentoksifillin (dosis tinggi) fenilbutazon, feniramidol, kloramfenikol, fosfam id, sulfinpyrazon, sulfonamide,tetrasiklin. Efek diperingan dengan kortikosteroid, diureti c gestagen, estrogen, derivate fenotiazid, asam nikotinat, hormone tiroid, simpatomimeti k, ketergantungan laksatif. A TO Z MIMS ED 11 hal 279 A TO Z MIMS ED 11 hal 279 Perhatian pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lemah fisik atau malnutrisi. Insufisiensi adrenal, h ipofisis, atau hati. Lansia. Pasien yang mendapat B-bloker atau simpatolitik lain. Hamil, l A TO Z MIMS ED 11 hal 279
  • 46. 2. Glyburide Aspek Informasi Obat Pustaka Komposisi Glyburide A TO Z Indikasi Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang h iperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet saja; dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dan glyburide atau diet d an metformin saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai. A TO Z Dosis DEWASA : PO 2,5-5 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama. Pasien Lebih sensitive terhadap Obat hipoglikemi (misalnya, orang tua atau pasien dengan disfungsi ginjal atau hati) DEWASA: PO 1,25 mg / hari awalnya. Pemeliharaan: 1.25 sampai 20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dibagi (pasien yang mene rima> 10 mg / hari mungkin memiliki respon yang lebih baik dosis dua kali sehari). Dosis harian> 20 mg tidak dianjurkan. Bentuk micronized (glynase press tab) Dewasa: PO 1,5 sampai 3 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama. Pemeliharaan: 0,75-12 mg / hari. Pasien yang mene rima> 6 mg / hari memiliki respon yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari. Dosis harian> 12 mg tidak dianjurkan. Kombinasi metformin : tambahkan glyburide dengan rgimen dosis bertahap terhadap pasien yang tidak berespon terhadap metformi n dosis maksimal selama 4 minggu. A TO Z Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disertai dengan ketoasidosis dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes yang disebabkan oleh (saat) kehamilan. A TO Z Efek Samping dapat mengalami peningkatan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lich enoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. GI: Mual, kepenuhan epigastrium; mulas. GU: diuresis ringan; ringan sampai sedang keting gian di BUN dan kreatinin. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pansitopenia; porfiria hati. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; kel emahan; paresthesia; kelelahan; malaise. A TO Z Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, kloramfenikol, clofibrate, d icumarol, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, inhibitor monoamine oxidas e, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan efek hi poglikemik. Beta-blocker, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunka n efek hipoglikemik. Ciprofloxacin: Kemungkinan interaksi antara glyburide dan ciprofloxacin telah dilaporkan, mengakibatkan pot A TO Z
  • 47. 3. Glipizide Aspek InformasiObat Pustaka Komposisi Glipizide A TO Z Indikasi Tambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin- dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja. A TO Z Dosis PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan. Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari berdas arkan respon glukosa darah. Dosis terbagi dapat diberikan (maksimum 15 mg (single dose) ; maksimum d osis harian total 40 mg). PASIEN LANSIA DENGAN ATAU LIVER PENYAKIT: PO 2,5 mg / hari awalnya. A TO Z Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disebabkan oleh ketoasidosis, dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal tergantung insulin (tipe I) diabetes melitus; diabetes disebabkan oleh kehamilan. A TO Z EfekSamping CV: Dapat telah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang dioba ti dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbilif ormis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. Gangguan GI (misalnya, mual, kepenuhan epigastrium, mulas);: GI diare. GU: diuresis ringan; BUN tinggi dan kreatinin. HEPA: ikteru s kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranul ositosis; anemia hemolitik; pansitopenia; porfiria hati. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; k elemahan; paresthesia; kelelahan; malaise. A TO Z Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, klor amfenikol, clofibrate, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metil dopa, monoamine oxidase, antikoagulan oral, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: efek hipoglikemik dapat ditingkatkan. Betablockers, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik. Makanan: Penyerapan tertunda ketika diminum bersamaan dengan makanan. Berikan obat »30 menit sebel um makan. A TO Z
  • 48. 4. Glibenclamid eAspek InformasiObat Pustaka Komposisi Glibenclamide Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264 Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pen gobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasi lkan control glikemik yang cukup Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264 Dosis awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan inter val 1 minggu. Maks : 15 mg/hari. Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264 Kontraindikas i IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, tra uma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, laktasi. Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264 EfekSamping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, p erubahan dari system hemopoitik. Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264 Perhatian B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin , fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, sal isilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dos is tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, obat simpato mimetik, hormone tiroid Martindale 36 ed hal 440, 460, 461 ISO ed 45 hal 264
  • 49. 5. Candiabet Aspek InformasiObat Pustaka Komposisi Glibenclamide ISO ed 45 hal 264 Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pengobatan aw al dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik y ang cukup ISO ed 45 hal 264 Dosis awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1 ming gu. Maks : 15 mg/hari. ISO ed 45 hal 264 Kontraindikasi IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangr ene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, lakt asi. ISO ed 45 hal 264 Efek Samping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, perubahan d ari system hemopoitik. ISO ed 45 hal 264 Perhatian B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin, fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasik lin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fe notiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hormone tiroid ISO ed 45 hal 264
  • 50. 6. Gliklazide Komposisi Gliklazide pustaka Indikasi gliklaziddigunakansebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengoba tan diabetes mellitus tipe 2 - Pengobatan diabetes tipe 2 Martindale 36 th editi on hal 440 BNF editioen 61 hal 4 28 Dosis dosisawal yang diberikan 40 sampai 80 mg sehari, secaraberkalameningkat, jikaperluhi ngga 320 mg perhari. Dosisebihdari 160 mg hariandiberikandalam 2 dosisterbagi. Table t yang dimodifikasi release jugaadapadapemberiandosisawal yang diberikan 30 mg sek alisehari, meningkatjikaperlusampaimaksimum 120 mg setiaphari. - Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan respon; sampai 160mgsebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tin ggidibagi; max. 320mgsetiap hari Martindale 36 th editi on hal 440 - BNF edition 61 h al 428 Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infek siberat, trauma Martindale 36 th editi on hal 460 Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, ter jadipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanprurit is. Martindale 36 th editi on hal 460 Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, a lkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat ), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, cl ofibratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, oc treotide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazo Martindale 36 th editi on hal 461
  • 51. 7. GLIQUIDONE Komposisi GLIQUIDONE Indikasi gliquidonesebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengobatan diab etes mellitus tipe 2. Martindale 36 th editi on hal 442 Dosis dosisawaldiberikan 15 mg seharisebagaidosistunggalpadawaktu 30 menitsebelumsarapa n. Dosisdapatdisesuaikandenganpertambahan 15 mg, untukdosisbiasa 45 mg sampai 60 mg seharidalam 2 atau 3 bagiandosisterbagi. Dosisterbesardigunakanpagiharisaatsarapa n. Untukdosistunggaldiatas 60 mg/haridandosishariandiatas 180 mg tidakdianjurkan. Martindale 36 th editi on hal 442 Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infeksi berat, trauma Martindale 36 th editi on hal 442 Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, terj adipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanpruritis . Martindale 36 th editi on hal 460 Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, al kohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofib ratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreot ide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulf onamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan antidepresantrisiklik. Martindale 36 th editi on hal 461
  • 52. 8. GLICLAZIDE Komposisi Gliklazide Indikasi Gliklazid digunakan sebagai antidiabetes sulfonylurea. Diberikan secara oral untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 - Pengobatan diabetes tipe 2 Martindale 36 th edition hal 440 BNF editioen 61 hal 428 Dosis Dosis awal yang diberikan 40 sampai80 mg sehari, secara berkala meningka t, jika perluhingga 320 mg perhari. Dosis lebih dari 160 mg harian diberikan dalam 2 dosis terbagi. Tablet yang dimodifikasi release juga ada pada pemb erian dosis awal yang diberikan 30 mg sekali sehari, meningkatjika perlu sa mpai maksimum 120 mg setiap hari. - Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan respon; sampai 160mg sebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tinggi dibagi; max. 320mgsetiap hari Martindale 36 th edition hal 440 - BNF edition 61 hal 428 Kontraindikasi Tidak boleh digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Pada pasien ke toasidosis, infeksiberat, trauma Martindale 36 th edition hal 460 Efeksamping Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, terjadi peningkatan nafsu makan yang diikuti dengan kenaikan berat badan, ruam kulit dan pruritis. Martindale 36 th edition hal 460 Interaksi Klorpropamid dan tolbutamid. Efek hipoglikemik meningkat dengan adanya inhibitor ACE, alkohol, allopurinol, beberapa analgesik (terutama azapropaz one, fenilbutazon, dansalisilat), anti jamur azole (flukonazol, ketokonazol, da nmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofibratedan terkait senyawa, antik oagulan coumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun in i mungkin juga menghasilkan hiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulfo Martindale 36 th edition hal 461
  • 53. 9. Neurodex Komposisi - Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg - Vit B1mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg - Mims ed 11 (2011/2012) hal 291 - ISO volume 46 (2011/2012) hal. 55 6 Indikasi - Pencegahandanpenyembuhankurang vitamin, neurotropik, ga ngguanpada system sarafseperti neuralgia, neuritis perifer, po lyneuritis, parestesia, sindrombahulengan, hispastenia, skiatik a, konfulsikibathiperitabilitasdan herpes zoster, rasa pusingda nmuntahpadawaktuhamil, terapitambahanpadapengobatanpen yakitkulit, migraine, rasa penyembuhan, kelelahankerjadanel elahanakibatketuaan. - Gejalaneutropikkarenadefisiensi vitamin, gngguan neurologic muandanmuntahpadakehamilan, anemia, aritmia, reaksialergi . ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556 Mims ed 11 (2011/2012) hal 291 Dosis - Sehari 3 kali 1 tablet - Sehari 2-3 kali perhari ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556 Mims ed 11 (2011/2012) hal 291 Kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap komponen obat ini. Efeksamping Interaksi
  • 54. lanjutan... • Efeksamping : pemakaian vitamin B6 dalamdosisbesardandalamjangkawa ktu yang lama dapat menyebabkan sindrom neuropatik (http://www.farmasi-id.com/neurodex/) • Perigatandanperhatian :sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang se dang menerima terapi levodopa (http://www.farmasi-id.com/neurodex/) • Farmakologi : • Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto dan be rperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 di dalam tubuh beru bah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat memba ntu dalam metabolisme protein dan asam amino. • VitaminB12 berperandalamsintesaasamnukleatdanberpengaruhpadapema tanganseldanmemeliharaintegritasjaringansyaraf. • Penggunaan :Dapatdiberikanbersamamakananuntukmengurangi rasa tida knyamanpada GI.Vitamin B6 bekerjamenstimulasisoistemsaraf yang akan mempengaruhidarah.
  • 56. 1. Nateglinide Komposisi NATEGLINIDE Pustaka Indikasi nateglinidasepertirepaglinideyaitumaglitinideantidiabetes yang digunakandaampe ngobatan diabetes mellitus tipe 2. Martindale 36 th edition hal 455 Dosis dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehariditingkatkansampai 180 mg tiga kali se harijikaperlu Martindale 36 th edition hal 455 Kontraindikasi harus diberikandengan hati-hatiuntukpasiendengankerusakan hati. Martindale 36 th edition hal 455 Efeksamping samadenganrepaglinide : gangguan GI (mual, muntah, sakitperut, diare, sembelit) , hipoglikemia, nyerisendi, reaksihipersensitifitas (pruritis), ruam, urtikaria. Martindale 36 th edition hal 455 Interaksi Farmakokinetik :nateglinide dalam pemberian oral cepat diserap dengan puncak plasma terapi dalam wakt u satu jam dan memiliki bioavabilitas 73%. Nateglinide sebanyak 9% terikat pada protein plasma, dandimet abolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9 dan metabolism rendah oleh CYP3A4.Metabolit utamaya it u M1 yang kurang kuat dibandingkan nateglinide. Pada orang lansia, metabolit banyak diekskresikan dalam urin namun 10% dieliminasi melalui feses.Waktu paruh eliminasi sekitar 1.5 jam. Dosis dan Cara pemberian: pada golongan obat ini diberikan 30 menit sebelum m akan dalam dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sam pai 180 mg tiga kali sehari jika perlu.Nateglinide juga diberikan dalam dosis yang sa ma dengan metformin atau thiazolidione. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada p
  • 57. 2. Starlix Komposisi Nateglinide Mims edisi 11 (20 11/2012) hal 285 Indikasi Terapiuntuk DM tipe 2 (non insulin) sebagaiterapitunggalata ukombinasidengan metformin Mims edisi 11 (201 1/2012) hal 285 Dosis 120 mg 3 x sehari Mims edisi 11 (201 1/2012) hal 285 Kontraindik asi DM tpie 1, diabetic ketoasidosishamildanlaktasi. Mims edisi 11 (201 1/2012) hal 285 Effeksampi ng Hipoglikemia, gangguan GI, infeksisalurannafasatas, nyeripu nggung, gejala flu, pusing, antropati, bronchitis, batuk, peni ngkatankadarenzimhati. Mims edisi 11 (201 1/2012) hal 285 Interaksi Potensialefekhipoglikemiaoleh AINS, salisilat, penghambat MAO danpenghambatan beta adrenergic non selektif,penur unanefekhipoglikemijikadiberikanbersama thiazide, kortikost eroid, produkdaritiroiddansimpatomimetik. Mims edisi 11 (201 1/2012) hal 285
  • 59.
  • 60. 1. Metformin Komposisi Metformin Indikasi Menurunkan gula darah di pasiedn dengan DM tipe 2 dimana hiperglikemi tidak dapat di kontrol dengan diet saja A to Z Dosis Incremental dosing recommendations based on dosage form: 500 mg tablet: One tablet/day at weekly intervals 850 mg tablet: One tablet/day every other week Oral solution: 500 mg twice daily every other week Doses of up to 2000 mg/day may be given twice daily. If a dose >2000 mg/day is required , it may be better tolerated in three divided doses. Maximum recommended dose 2550 mg /day. DIH Initial dosage is 500 mg two or three times daily or 850 mg once or twice daily with o r after meals, gradually increased if necessary, at intervals of at least 1 week, to 2 to 3 g daily; doses of 3 g daily are associated with an increased incidence of gastr ointestinal adverse effects Martindale 500 mg at breakfast for at least 1 week, then increasing to 500 mg twice daily for at le ast 1 week, with further increases as required, up to a usual maximum of 2 g daily in 3 divided doses with mea ls BNF Kontraindikasi Penyakit ginjal serum creatinine > 1.5 mg/dL in males or > 1.4 mg/dL in females or abnor mal Ccr,, cardiovascular collapse, acute MI, septicemia A to Z Efek samping Rasa seperti logam, GI: diare( 10% to 53%),, mual muntah (7% to 26%) ,perut kembung, flatulen (12%), anoreksia, METABOLIK: asidosis laktat. LAINNYA : subnormal vit B12 level A to Z Perhatian Pregnancy: Category Hepatic Disease A to Z
  • 61. Lanjutan... Cara peng gunaan Dapat digunakan bersamaan dengan makan untuk mengurangi gangguan GI , dimulai dari dosis terendah Cek dulu kadar gula sebelum menentukan dosis awal Jangan dikunyah atau di gerus! DIH ATO Z Penyimpana n Store in a tightly closed container at room temperature A to Z Interaksi Alcohol Potentiates effect of metformin on lactate metabolism. Cationic Drugs (eg, Amiloride, Digoxin, Quinidine) May increase metformin serum concentration by competing for tubular secretion. Cimetidine Increases metformin serum concentration. Furosemide May increase metformin serum concentration; metformin may reduce furosemide serum con centration. Iodinated Contrast Material May cause acute renal failure and has been associated with lactic acidosis in patients receivin g metformin. Nifedipine Increases metformin serum concentration Corticosteroids (Orally Inhaled): May diminish the hypoglycemic effect of Antidiabetic Agen ts. Luteinizing Hormone-Releasing Hormone Analogs: May diminish the therapeutic effect of A ntidiabetic Agents. Risk C: Monitor therapy Food: Food decreases the extent and slightly delays the absorption. May decrease absorption of vitamin B12 and/or folic acid A to Z DIH
  • 62. 2. Glucovance Informasi Obat Pustaka komposisi Per tab 1.25mg/ 250 mg glibenclamide 1.25 mg, metformin HCl 250 mg. per tab 2.5 mg/500 mg gl ibenclamide 2,5 mg, metformin HCl 500 mg. pertab 5mg/500 mg glibenclamide 5 mg. metformin HCl 500 mg. ISO ed 45 hal 268 indikasi terapi awal, sebagai tambahan tdp diet dan olahraga, untuk memperbaiki control gula darah pada p asien dengan diabetes tipe 2 dg HbAc >8% dengan hiperglikemia yang tidak dapat diatasi dengan diet dan olahraga saja . terapi lini kedua dimana diet dan olahraga & terapi awal dengan sulfonylur ea atau metformin tidak menghasilkan control gula darah yang adekuat pada pasien diabetes tipe 2. ISO ed 45 hal 268 Dosis terapi awal anjuran dosis awal : 1.25 mg/250 mg 1-2 x/hr. terapi lini kedua anjuran dosis awal : 5 mg/500 mg atau 2.5 mg/500 mg 2x/hr, s/d dosis maks harian 20mg glibenclamide/2000 mg metfor min. ISO ed 45 hal 268 Kontraindikasi penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif yang membutuhkan terapi farma kologi, asidosis metabolic akut atau kronik, termasuk ketoasidosis diabetikum dengan atau tanpa ko ma. Terapi hrs dihentikan utk pasien yang sedang menjalani pemeriksaan radiologi termasuk pember ian intravaskuler dri bahan komtras teryodisasi. Insufisiensi hati, alkoholik, porfiria, laktasi, pemberi an bersama dengan mikonazol ISO ed 45 hal 268 Efek samping infeksi sal. Napas atas, reaksi GIT seperti diare, mual/ muntah, & nyeri perut, sakit kepala, pusing, hipoglikemia. ISO ed 45 hal 268 perhatian Asidosis laktat jarang & dapat tjd pada insufisiensi ginjal yang signifikan. Lakukan pemantauan b erkala pada fungsi ginjal, terutama pd lanjut usia. Hindari pemberian pd pasien dengan gejala klini s atau lab peny. Hati. Pasien harus diingatkan thdp asupan alkohol yang berlebihan. ISO ed 45 hal 268 In teraksi media kontras yang tertodisasi, alkohol, obat kationik, yg dieliminasi melalui sekresi tubulus ginjal, f urosemide, nifedipin. Mengurangi absorpsi vit B12. Tiazid & diuretic lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik, penghambat kana l Ca & INH dpt menimbulkan hiperglikemia, & hilangnya control gula darah. ISO ed 45 hal 268
  • 64.
  • 66.
  • 67. Komposisi Acarbose Indikasi merupakan inhibitor alpha glucosidase, terutamasukrase. Kerjanyame mperlambatpencernaandanpenyerapankarbohidratdiususkecildanmeng urangipeningkatankonsentrasiglukosadarah. Diberikanpadapasien Dia betes mellitus tipe 2. Untukpengobatanhipoglikemia, hiperlipoprotein. Martindale 36 th edition hal 436 dosis dosisawal 25 atau 50 mg setiaphariuntukmeminimalkanpencernaan.m eningkatmenjadi 25 atau 50 mg tiga kali seharisegerasebelummakand osishingga 100 sampai 200 mg tiga kali seharidiperlukanjikadiperluka n. Martindale 36 th edition hal 436 kontraindikasi pasieninflamasipadapenyakitusus, ulserasi, pasiendengangangguanhat i, obstruksi gastro, penyakit ususkronis, Martindale 36 th edition hal 436 Efeksamping acarboseseringmenyebabkangangguanpencernaan, perutkembung, dist ensi abdomen, diare, dannyeri. Bisamenyebabkanhepatotoksisitas. Martindale 36 th edition hal 436 Interaksi neomycindankolestiramindapatmeningkatkan efekacarboseAcarbosed apatmenghambatpenyerapandigoxin. Acarbosedapatmeningkatkan efe kobat antidiabetiklainnya, termasukinsulin. Martindale 36 th edition hal 436 1. Acarbose
  • 69. Langkah 1 : Persiapkan insulin pen , lepaskan penutup insulin pen. Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus da n tutup jarum A. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen. B. Putar jarum insulin ke insulin pen. C. Lepaskan penutup jarum luar. D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum ta mpak. Buang penutup jarum ke tempat sampah Langkah 3 : Pertama insulin pen, pasti akan pen siap digunakan A. Hilangkan udara di dalam pen mel alui jarum. Hal ini untuk mengatur ket epatan pen dan jarum dalam mengatu r dosis insulin. Putar tombol pemilih d osis pada ujung pen untuk 1 atau 2 uni t (pengaturan dosis dengan cara mem utar tobol). B. Tahan pena dengan jarum mengara h ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya ins ulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemut ar harus kembali ke nol setelah insuli n terlihat di dalam pen.
  • 70. Langkah 4 : Aktifkan to mbol dosis insulin (bis a diputar-putar sesuai k einginan). Langkah 5 :Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan. Pastikan posisi nyaman saat m enyuntikkan insulin pen. Hin dari menyuntik disekitar pus ar. Langkah 6 : Suntikkan insulin A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ib u jari pada tombol dosis. B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik. C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 d erajat. Lepaskan cubitan. D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke baw ah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jaru m di tempat selama 5-10 detik untuk memb antu mencegah insulin dari keluar dari tem pat injeksi. Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang t erlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daera h bekas suntikan.
  • 71. Langkah 7 : Persiapkan pen insul in untuk penggunaan berikutnya. Lepaskan tutup luar jarum dan p utar untuk melepaskan jarum dar i pen. Tempatkan jarum yang tela h digunakan pada wadah yang a man (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaurulang sampah
  • 73. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi. Prevalensi penyakit ini meningkat dengan bertambahnya usia. Peningkatan tekanan arteri menyebabkan perubahan patologis pada jari ngan vaskular dan hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, faktor resiko utama pen yakit arteri koroner dan komplikasinya, dan kontributor utama gagal jan tung. Infisiensi ginjal, dan aneurisme aorta lapah. (Farmakologi dan Terapi Goodman And Gilman Hal 507) Definisi
  • 74. Pengukuran Tekanan Darah Sistolik tekanan pada dinding arteri oleh sewaktu jantung menguncup(sistole) Diastolik bila jantung sudah mengendur kembali(diastole)
  • 75. ETIOLOGI Hipertensi primer (essensial) • > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi prim er). • Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. • Disebabkan oleh faktor genetik. • Adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan n itric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen. Hipertensi sekunder • < 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau oba t-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. • Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. • Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertai nya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
  • 76.
  • 77. Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu hipertensi diastolic, campuran, dan sistolik. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut.
  • 78. Patofisiologi : Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerus akan organ target yang progresif ditandai oleh tekanan darah >180/12 0 mmHg. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beb erap hari.
  • 79. Faktor utama penyebab Hipertensi
  • 80. Faktor peningkatan tekanan darah (OBAT-OBAT PENTING HAL 540) 1. Garam : ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat, juga memperkuat efek vasokontruksi noradrenalin. Secara statis ternyata bahwa pada kelompok yang banyak mengonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih banyak hipertensi dari pada orang-orang yang memakan hanya sedikit garam. 2. Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontruksi dan meningkatkan TD. Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi terhadap sistem pembuluh. 3. Stres ( ketegangan emosional) dapat meningkatkan TD untuk sementara akibat pelepasan adrenalin dan noradrenalin (hormon stress), yang bersifat vasokonstriktif. TD meningkatkan pula pada waktu ketengangan fisik (pengeluaran tenaga, olahraga). Bila stres hilang, TD bisa turun lagi. 4. Hormon pria dan kortikosteroid juga berkhasiat retensi air. Setelah penggunaan hormon ini atau pil antihamil dihentikan, atau pemakaian garam sangat dikurangi, pada umumnya TD menurun dan menjadi normal kembali. 5. Kehamilan. Yang terkenal adalah kenaikan TD yang dapat terjadi selama kehamilan. Mekanisme hipertensi ini serupa dengan proses ginjal, bila uterus diregangkan terlampau banyak (oleh janin) dan menerima kurang darah, maka dilepaskan nya zat- zat yang meningkatkan TD.
  • 81. KONTROL TUBUH TERHADAP TEKANAN DARAH
  • 82. Mekanisme kontrol melalui sympathetic autonomic norvous system dan oleh ginjal. • Ketika terjadi penurunan TD, saraf simpatik merangsang kelenjar adrenal untuk me release epinephrine dan norepinephrine. NE bekerja pada reseptor alfa tetapi juml ahnya lebih sedikit dibanding Epi. Sedangkan Epi bekerja langsung pada jantung. Peningkatan β1 akan menyebabkan peningkatan Cardiac Output sehingga jantung berdenyut lebih cepat. Peningkatan α1 akan menyebabkan peningkatan TD melalui peningkatan resistensi peripheral. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan tekanan darah. • Kontrol darah oleh ginjal adalah apabila tekanan darah turun maka ginjal akan me nurunkan ekskresi garam natrium dan air, ginjal mengeluarkan enzim renin yang a kan mengubah angiotensinogen menjadi AT I. Oleh ACE diubah menjadi AT II yan g menyebabkan vasokonstriksi arteriol, menstimulai saraf simpatik dan menyebabk an pelepasan hormon aldosterone dan antiduretik yang menyebabkan ginjal mere tensi air dan natrium. Sebaliknya ketika tekanan darah naik, maka ginjal akan men ingkatkan ekskresi air dan garam.
  • 84. OBAT-OBAT HIPERTENSI • A  ACE-1 / ARB / 1-BLOCKER • B  BETA-BLOCKER • C  Ca-ANTAGONIS, centralling agent • D  DIURETIC
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90. Angiotensin Receptor Blocker (ARB) Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i) Antihipertensi Beta Blocker Calcium-channel blockers Antihipertensi Diuretik
  • 91. Penjelasan : Reseptor Angiotensin terdiri atas 2 : AT 1 dan AT 2 • AT 1 terdapat di otot polos pembuluh darah, otot jantung, ginjal, otak dan kelenjar adrenal. • AT 2 terdapat di medula adrenal dan SSP. • Angitensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang merupa kan hormon yang belum aktif. Oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) kemudian AT I di ubah menjadi Angiotensin II (AT II) sehingga merangsang vasokonstriksi dan merangsang sek resi aldosteron dan kelenjar adrenal. 1. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
  • 92. Informasi Obat (VALSARTAN) Pustaka komposisi valsartan indikasi Hipertensi, gagal jantung, Left ventricular dysfunction af ter MI DIH Dosis Adults: PO Initial dose : 80 mg qd. Maintenance : 80 to 3 20 mg qd. A TO Z Dosing: Pediatric Hypertension: Oral: Children 6-16 years: Initial: 1.3 mg/kg once daily (maximum: 40 mg/day); dose may be increase d to achieve desired effect; doses >2.7 mg/kg (maximum : 160 mg) have not been studied. Dosing: Renal Impairm ent Children: Use is not recommended if Clcr <30 mL/mi nute. Adults: No dosage adjustment necessary if Clcr >10 mL/minute DIH ARB
  • 93. Kontraindikasi Standart consideration Efek samping Sakit kepala, pusing, lemah, Sinusitis; pharyngitis; rhinitis. GI: Abdominal pain; diarrhe a; nausea. HEMATOLOGIC: Neutropenia. METABOLIC: Hyperkalemia. RESPIRATORY: Co ugh. OTHER: Fatigue; viral infection; edema; arthralgia. interaksi Litium. Konsentrasi plasma meningkat karena valasartan perhatian Category D (second and third trimester); Category C (first trimester). Cara pengguanaan Sehari sekali (tiap 24 jam) sebelum atau sesudah makan penyimpanan Simpan di suhu ruang, temperatur kamar, hindari dari kemlembaban LANJUTAN ..... ARB
  • 94. Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka komposisi indikasi HYPERTENSI A to z Kontraindikasi Hypersensitivity to doxazosin, prazosin, or tera zosin A to z DOSIS Adults: PO Initial dose: 1 mg bid to tid. Mainte nance: 6 to 20 mg/day in divided doses (max, 4 0 mg/day). Children: PO 0.5 to 7 mg tid has been suggeste d A TO Z Hypertension: Oral: Initial: 1 mg/dose 2-3 time s/day; usual maintenance dose: 3-15 mg/da y in divided doses 2-4 times/day; maximu m daily dose: 20 mg Hypertensive urgency: Oral: 10-20 mg once, m ay repeat in 30 minutes DIH Efek samping Palpitasi, hipotensi ortostatik, hipotensi, takikar di. CNS : depresi, pusing. Dematologic : pruriti s, kemerahan, berkeringat, alopecia. Pengelihatan kabur GI: mual muntah, konstipasi, perut tidak nyama n A to z ALFA BLOKER
  • 95. interaksi Alcohol: Increased risk of hypotension. Beta-blockers: Enhanced acute orthostatic hypotensive reaction after first dose of prazosin. Verapamil: Increased serum prazosin levels and increased sensit ivity to orthostatic hypotension A to z perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk A to z Cara pengguana an Dosis awal diberikan saat mau tidur untuk menghindari terjadinya s ycope(Syncope merupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi perubahan suplai darah keotak dan biasanya terjadi secara mendadak dan seben tar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan posturaltubuh serta kem ampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Ping san, "blacking out",atau syncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan kesadaran sementara yang diikuti oleh kembalinyakesiagaan penuh) dosis ditingkatkan perlahan, biasanya tiap 2 minggu, diberikan saat mau tidur A to z penyimpanan Store at room temperature in tightly-closed, light-resistant container A to z Lanjutan ....Alfa Blocker
  • 96. Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka komposisi indikasi HYPERTENSI A to z Kontraindikasi Hypersensitivity to clonidine or any componen t of adhesive layer of transdermal system A to z DOSIS DOSIS AWAL : PO 0.1 mg 2 kali sehari : ditin gkatkan dengantambahan 0.1-0.2 mgmg/hari s ampai diperoleh respon yg diinginkan (maksi mum 2.4 mg/hari dalam dosis terbagi). SUBLI NGUAL 0.2-0.4 mg/hari. TRANSDERMAL 0. 1 mg patch tiap minggu. Dosis >dua 0.3 mg pa tch tidak meningkatkan efek. CHILDREN: PO 5–25 mcg/kg/day in divided doses given q 6 hr; increase dose as necessary at 5–7 day intervals A TO Z Oral: Initial dose: 0.1 mg twice daily (maximu m recommended dose: 2.4 mg/day);Trans dermal: Apply once every 7 days; for initi al therapy start with 0.1 mg and increase b y 0.1 mg at 1- to 2-week intervals (dosage s >0.6 mg do not improve efficacy); usual dose range (JNC 7): 0.1-0.3 mg once wee kly DIH AGONIS ALFA 2
  • 97. Efek samping CV: CHF; orthostatic symptoms; palpitations; tachycard ia; bradycardia. CNS: drowsiness; dizziness; sedation; ni ghtmares; insomnia; nervousness or agitation; headache; fatigue; hypotension (epidural only); confusion (epidural only). A to z interaksi Alcohol, CNS depressants: Clonidine may enhance depressa nt effects. Beta-adrenergic blocking agents: May increase po tential for rebound hypertension when clonidine therapy is d iscontinued. Local anesthetics: Epidural clonidine may prolo ng the duration of pharmacologic effects of epidural local an esthetics, including sensory and motor blockade. Narcotic an algesics: May potentiate the hypotensive effects of clonidine . Tricyclic antidepressants: May reduce effect of clonidine A to z perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk A to z Cara penggua naan Berikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam A to z penyimpanan Simpan tablet dalam ruang tertutup pada suhu ruang A to z Lanjutan .....AGONIS ALFA 2
  • 98. 2. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i) Angiotensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang. Oleh Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE i) maka pembentukan AT I menjadi Angiotensin II (AT II) dihambat sehingga yang terjadi adalah vasodilatasi yang menurunkan TD dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek va sodilatasi ACE-i.
  • 99. Komposisi capozidegolongan Ace inhibitor (OOP) Indikasi hipertensiringan-beratdandekompensasijantung (OOP) Kontraindikasi Hipersensitif terhadapinhibitorACE (A TO Z DRUG FA CTS) Dosis hipertensi oral 1-2 dd 25mg,bila perlu setelah 2 minggu 1-2 dd 50 mg ; dekompen sasi : 3 dd 6,25-12,5mg,berangsur-angsur dinaikan sampai 3 dd 25-50mg (Dosis umum tidak melebihi 50mg 3 kali sehari. Max dosis harian 450mg.) Hipertensi : oral 12,5 mg sehari dua kali, bila perlu dapat ditingkatkan setelah 2- 4 minggu. Ketika terapi awal dengan ACE inhibitor, dosis pertama seharusnya diber ikan saat bedtime. Dosis 6,25 mg sehari dua kali direkomendasikan jika captopril diberikan kepada pasien yang menggunakan diuretic, jika memungkinkan diuretic seharusnya dihentikan selama 2 atau 3 hari sebelum meminum captopril. Dosis un tuk maintenance adalah 25 – 50 mg sehari dua kali dan tidak boleh lebih dari 50 mg sehari tiga kali. OOP (Martindale ed 36 p. 1240) Efeksamping Takikardia, berat badan turun , stomatitis, acidosis, kemerahan, photo sensitive. Efek samping yang sering adalah batuk kering, hilangnya rasa (kadang-kadang ju ga pencium) dan exanthema. (BNF ed. 57 p.102) Perhatian Kehamilan katagori D, di sekresi dalam asi,Angioedema: Gunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter A TO Z DRUG FAC TS interaksi Dg obat diuretika meningkatkan efek sampingnya, dg beta bloker menimbulkan a disi (OOP) A TO Z DRUG FAC TS ACE INHIBITOR Captopril :
  • 100. : Penggunaan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesu dah makan ( A to Z drug Facts) Penyimpanan Suhu ruangan dan terlindung dari cahaya ( A to Z drug Facts) Lanjutan Captopril...
  • 101. 3. Antihipertensi Beta Blocker Pemberian β bloker dapat dikaitakan dengan hambatan reseptor β1 1. Aktivasi β1 adrenoreceptor dihambat sehingga terjadi penurunan cardiac o utput dan resistensi peripheral sehingga menurunkan TD 2. Hambatan sekresi renin sehingga produksi AT II menurun 3. AT II menurun menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan retensi air dan natrium sehingga terjadi penurunan TD
  • 102. KOMPOSISI Inderal, golonganbetta blocker OOP INDIKASI pengobatan hipertensi; angina pektoris; stenosissubaortahipertrofi; MI ; pheochromocytoma; profilaksismigrain; tremoresensial; beberapaven trikeldanaritmiasupraventrikuler A TO Z DRUG FACT KONTRA INDIKASI lebih besar daritingkat pertamablok jantung; CHFkecualisekunder unt uktakiaritmiaatauhipertensi yang tidak diobatidapat diobatidenganbet a-blocker; gagal jantungterbuka; bradikardiasinus; syok kardiogenik; a smabronkialtidak diobatiataubronkospasme, termasukPPOKyang para h A TO Z DRUG FACTS DOSIS hipertensiDEWASA: POdosisawal:40mgbidawalnyaatau80mgobatberkel anjutan-release /hari; titrasiuntukrespon. Pemeliharaan: 120-240mg/ha ridalam 2 sampai 3dosis terbagiatau120 sampai 160mg/ haripengoba tanberkelanjutan-release. Jangan melebihi640mg/hari. ANAK: PO0,5m g/kgbid; titrasiq3 sampai 5hari untukdosismaksimal1mg/kgbid A TO Z DRUG DRUG EFEK SAMPING :Kardiovascular :bradikardia, gagaljantungkongestif, blokade A-V, hipo tensi, tanganterasadingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arteri al.Gastrointesnial :mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, kons tipasi ischemic colitis, flatulen PERHATIAN :Kehamilan: KategoriC.Laktasi: diekskresikandalam ASI.Tidak boleh dih entikan secara mendadak PenggunaanIVtidak dianjurkan A TO Z DRUG FACTSS B-BLOCKER Propranolol :
  • 103. INTERAKSI Barbiturat: bioavailabilitasPenurunanproprano lol. Simetidin: Peningkatan kadarpropranolol. Clonidine: Attenuationataupembalikanefek ant ihipertensi; berpotensipeningkatanBPmengan cam jiwa, terutama padapenarikan. Epinefrin: episodehipertensiawaldiikuti olehbradikardia. Alkaloidergot: iskemiaperifer, dimanifestasika n olehekstremitasdingin danmungkingangren. Hydralazine: Peningkatan kadarserumkedua o bat. Insulin: berkepanjanganhipoglikemiadeng anmaskinggejala. Lidocaine: Peningkatan kada rlidocaine, yang menyebabkan keracunan. NS AID: Beberapa agendapat menggangguefek a ntihipertensi. Fenotiazin: efekbaikobatPeningk atan. Prazosin: Peningkatanhipotensi ortostati k A TO Z DRUG FACTS LANJUTAN ..... B-BLOCKER Propranolol :
  • 104. 4. Calcium-channel blockers Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimb ulkan relaksasi arteriol sedangkan vena kurang dipengaru hi.
  • 105. Informasi Obat ( NIFEDIPIN) Pustaka komposisi Sustained release indikasi hypertensi A to z Kontraindikasi Sick sinus syndrome; second- or third-degree AV block, except with f unctioning pacemaker. A to z DOSIS Oral: Initial: 10 mg 3 times/day as capsules or 30 mg once daily as su stained release Usual dose: 10-30 mg 3 times/day as capsules or 30-60 mg once dail y as sustained release Maximum: 120-180 mg/day DIH Efek samping Hipotensi, palpitasi, aritmia, edem pulmonary, angina, takikardi, pusi ng,insomnia, cemas, pruritis, urtrikaria, sinusitis, rinitis A to z interaksi A to z perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk in small a mounts Pada orang tua : resiko terjadi hipotensi A to z Cara pengguana an Sebelum atau sesudah makan, Tappering obat 7 -14 hari Jangan kunyah dan gerus tablet A to z penyimpanan Suhu ruang, jauhkan dari paparan cahaya langsung dan kelembaban A to z ANTAGONIS KALSIUM
  • 106. 5. Antihipertensi Diuretik Penjelasan: • Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga terjadi penurunan volu me darah yang berakibat pada penurunan cardiac aoutput dan TD. • Diuretik kuat (Furosemid, Torsemid, Bumetanid, As.etakrinat) bekerja di Lengkung Henle deng an cara menghambat Co transport Na+, K+, Cl- dan menghambat absorpsi air dan elektrolit. Diur etik kuat jarang digunakan untuk pasien hipertensi kecuali dengan gagal ginjal. • Tiazid sebagai obat tunggal hipertensi ringan sampai sedang. Tiazid dapat menyebabkan hipergli kemia pada pasien DM.
  • 107. Acetazolamide • Mekanisme : Menghambat enzim karbonat anhidrase, menguran gi laju pembentukan aqueous humor dan dengan demikian menu runkan TIO; menghasilkan efek diuretik; menghambat konduksi sa raf di otak. (A to Z drug fact) • Farmakokinetik : acetazolamide cepat diserap disaluran pencerna an dengan konsentrasi puncak plasma sekitar 2 jam setelah diberi kan oral. Memiliki waktu paruh 3 sampai 6 jam. Sel darah merah pada korteks ginjal terikat pada protein plasma. Diekskresikan dal am urin. (martindale 36 th edition page 1875) • Merupakan inhibitor karbonat anhydrase dengan aktivitas diuretic lemah.
  • 108. Komposisi Indikasi Terapi ajuvan glaucoma kronis dan glaucoma sekunder, glaucoma akut, pencegahan atau berkurang nya gejala yang berhubungan dengan mountain sickness akut, terapi tambahan, edema yang diseba bkan oleh CHF atau edema akibat obat, epilepsi centrencephalic (misalnya, petit mal, kejang umum). A to Z drug fact Dosis Epilepsy, dewasa dan anak : 8-30 mg/kg sehari dalam dosis terbagi, rentang maksimal 375-1000 mg sehari. Chronic simple glaucoma : dewasa peroral 250 mg-1g/hari, Diuresis in CHF : dewasa peroral diberikan dosis pada umumnya 250-375 mg (5-10 mg/hari) Acute Mountain Sickness: dewasa peroral 500-1000 mg/hari dalam dosis terbagi A to Z drug fact Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonamida lain; natrium atau kalium serum tingkat depresi, penyakit hati, ke gagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, obstruksi paru berat, peningkatan asidosis, sirosis , tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antikonvulsan atau untuk pengobatan edema yang diseb abkan oleh CHF atau edema akibat obat. A to Z drug fact Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan pencern aan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimban gan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi gi njal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah, kebingungan, menguran gi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal, martindale 36 th ed ition page 1875 Interaksi Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dapat mengakibatkan asidosis berat dan peningkatan tok sisitas SSP. rendering acetazolamide basa dapat mengurangi ekskresi urin, dapat meningkatkan obat amfetamines, efedrin, dan quinidine. - Primidone : dapat menurunkan primidone - Quinidine : kadar serum quinidine dapat meningkat - Salisilat : dapat menyebabkan akumulasi acetazolamide dan terjadi toksisitas, termasuk depresi SSP dan asidosis metabolic. - Antasida. Sodium bicarbonatetherapy meningkatkan risiko pembentukan kalkulus ginjal pada p asien yang memakai acetazolamide - Acetazolamide dapat meningkatkan konsentrasi serum carbamazepine - martindale 36 th ed ition page 1875 A to Z drug fact Martindale 36 th ed ition page 1876 Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat: Meningkatkan dosis tidak menin A to Z drug fact
  • 109. Methazolamide • Farmakokinetik : Methazolamide diserap dari saluran pencernaan lebih lambat dar i acetazolamide.tidak banyak terikat pada protein plasma. Memiliki waktu paruh se kitar 14 jam. Sekitar 15 sampai 30% dosi s diekskresikan dalam urin. • Methazolamide merupakan inhibitor karb onik anhydrase, dengan mekanisme kerja mirip dengan acetazolamide.
  • 110. Komposisi Indikasi Untuk terapi glaukoma martindale 36 th edition page 1873 Dosis Dosis oral diberikan 50 sampai 100 mg 2-3 kali sehari. martindale 36 th edition page 1883 martindale 36 th edition page 1883 kontraindikasi Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat ba dan, dan gangguan pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit te rmasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, atak sia, lekas marah, kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal, martindale 36 th edition page 1883 Interaksi Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat : Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi dapat me ningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru: Gunakan obs truksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau memicu asido sis. A to Z drug fact
  • 111. Manitol Indikasi memperlancar diuresis dan ekskresi material toksik dal am urin, mengurangi TIK, dan TIO yang tinggi [ISO VOL 47: 248] Kontraindik asi kongesti atau edema paru; pendarahan intrakranial kec uali selama prosedur kraniotomi, gagal jantung konges tif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler abnormal ; gagal ginjal. [ISO VOL 47: 248] Efek sampin g gangguan keseinbangan cairan tubuh ddan elekttrolit, gg saluran cerna, rasa haus; sakit kepala, pusing, meng gigil demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehid rasi; penglihatan kabur; urtikaria; hipotensi atau hipert ensi. [ISO VOL 47: 248] Perhatian jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh dan elektrolit. [ISO VOL 47: 248] Dosis : dws 250ml/l dlm 24 jam. [ISO VOL 47: 248] Sediaan : infus 250ml; 500ml. [ISO VOL 47: 248]
  • 112. Furosemide • Turunan sulfonamida ini berdaya diuretis kuat dan bertitik kerja di lengkungan he nle bagian menai. Sanga efektif pada kea daan udema di otak dan paru-paru yang akut. Mula kerjanya pesat, oral dalam 0,5 – 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intraven a dalam beberapa menit dan 2, 5 jam la manya.
  • 113. Indikasi Furosemid adalah diuretic kuat dengan onset kerja cepat. Furosemid digunakan untuk pengibatan udema dengan kerusaka n hati, termasuk oedema pulmonary, dan dengan ginjal dan hati y ang rusak ( tetapi lihat, precautionnya dulu) dan efektif untuk pa sien yang tidak efektif dengan penggunaan thiazide. Serta untuk pengobatan hipertensi, baik sendiri ataupun dikombinasi dengan obat yang lain. Dosis Udema : dosis awal 40 mg sehari sekali,tergantung kebutuhan. Kasus ringan diperbolehkan sampai 20 mg sehari atau 40 mg pada hari peng ganti. Beberapa pasien membutuhkan dosis 80 mg atau lebih dalam se hari dengan satu atau dua dosis sehari. Hipertensi : 40 – 80 mg sehari, diberikan sendiri atau kombinasi deng an obat lain. (Martindale ed 36 p. 1293) Farkin Furosemid absorbsinya cepat dari GI track, bioavaibilitasnya sekitar 6 0 – 70% tetapiu absorbsinya tidak menentu dan tidak teratur. T ½ seki a=tar 2 jam meskipun berkepanjangan pada neonates dan pasien deng an ginjal dan hepar yang tidak baik. Furosemide lenih dari 99% terika t pada albumin plasma, dan tereksresi secara sempurna lewat urin. Fu rosemide melalui placenta dan terdistribusi di air susu. (Martindale ed 36 p. 1293) ES Hiponatremia, hipokalemia dan hipochloraemic alkalosis setelah peng gunaan jangka lama. Tanda ketidakseimbangannya termasuk pusing, hipotensi, kram otot, mulut kering, haus, lemas, lesu, mengantuk, oli guria, aritmia jantung, dan gangguan gastrointestinal. (Martindale ed 36 p. 1292) Kontraindikasi : Hypersensitivity to sulfonylureas; anuria ( A to Z drug Fact s)
  • 114. Spironolakton • Penghambat aldosteron ini ( 1959) berumus steroida, mirip strukt ur hormon alamiah. Mula kerjanya setelah 2 – 3 hari dan bertaha n sampai beberapa hari pula setelah pengobatan dihentikan. Daya diuretiknya agak lemah, maka khusus digunakan terkombinasi de ngan diuretika lainnya. Efek kombinasi demikian adalah adisi disa mping mencegah kehilangan kalium. Akhir-akhir ini ditemukan ba hwa spironolakton pada gagal jantung berat berdaya mengurangi risiko kematian sampai 30 % ( NEJ Med Sept 1999)
  • 115. Indikasi : oedema and ascites in cirrhosis of the liver, malignant ascites, nephrotic syndrome, conges- tive heart failure; primary hyperaldosteronism ( BNF ed 61 p. 88) Kontra Indikasi : Hiperkalemia, Hiponatremia, Anuria, Penyakit Addison ( BNF ed 61 p. 88) Dosis : 100 – 200 mg sehari, bila perlu ditingkatkan hingga 400 mg ( BNF ed 61 p. 88) Efek samping : Spironolakton bisa menyebabkan pusing dan gangguan gastroinstetinal termasuk kram dan diare. Ataksia, ke bingujgan mental dan kulit kemerahan. Hiponatremia dan hiperkalemia. Pada penggunaan lama dan dosis tin ggi efeknya antiandrogen dengan gynecomastiae, gangguan potensi dan libido pada pria, sedangkan pada w anita nyeri buah dada, dan gangguan haid. Pada tikus ternyata berefek karsinogen menyebabkan tumor, mak a hendaknya digunakan dalam jangka pendek. Perhatian : Ibu Hamil kategori D
  • 116. Amiloride HCl Indikasi Pengobatan pada CHF atau hipertensi (dikombinasikan deng an tiazid atau loop diuretic) dan dapat menginduksi-diuretik hipokalemi. A to z drug facts Penggunaan Diminum saat sedang makan agar tidak mengganggu GIT DIH Dosis Dewasa; oral; 5-10 mg sehari Induksi-litium: 10-20 mg sehari Cysctic fibrosis: dilarutkan dalam 0,3% saline dan dilepaskan ol eh nebulizer Oedema: 5 -10 mg sehari, 2.5 mg sehari sekali jika pasien sudah mengg unakan diuretic lain atau antihipertesi A to Z drug Fact Martindale hal.1210 Aksi Meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan ekskresi potas ium Martindale hal.1210 Efek samping Hiprkalemi terutama pada geriatric, pusing dan penglihatan ka bur Martindale hal.1210, A to z drug Kontraindikasi Serum potassium > 5.5 mEq/L; suplemen potassium; kerusakan fungsi ginjal: spironolakton or terapi triamterene Pasien DM A to z drug DIH Perhatian Tidak diberikan pada pasien DM A to Z, martindale Interaksi Suplemen potassium atau potesium-diuetik; dapat meningkatkan resiko hiperkalemi ACE inhibitors, angiotensin II receptor antagonists, dan trilostane: hiperk alemi NSAIDs or ciclosporin; dapat meningkatkan resiko hiperkalemi dan nuer otoksik Martindale hal.1210
  • 117. Triamteran Aksi Mengganggu reabsorbsi natriumpada tubulus distal, meningkatkan ekskres i sodium dan air dan menurunkan ekskresi potasium A to Z drug Indikasi Diberikan sendiri atau dikombinasi dengan diuretic lain pad pengobatan edem a dan hipertensi, menurunkan ekskresi potassium yang disebabkan oleh diureti c kaliuretik DIH Dosis Edema: PO antara 150-240 mg sehari 2x Oedema (tdk boleh diberikan >300 mg) Jika diberikan bersamaan dengan diuretic yang lain, dosisnya 50 mg sehari Martindale hal.1418 Penggunaan Diminum setelah sarapan dan makan siang Martindale hal.1418 Kontra indikasi Hipersensitivitas triamterene atau komponenya, pasien yang menerima diuretic hemat kalium, anuria, penyakit hati;hiperkalemi, penyakit ginjal, hamil DIH Efek samping Meningkatkan keasaman urin, dan dyscrasis darah, phtosensitivitas (peka caha ya) Martindale 1417 Perhatian Hamil: kategori B DM: gula darah dpt meningkat Jangan diberikan suplemen potassium, garam yang mengandung potasium DIH, A to Z Interaksi ACE inhibitordan Potassium dan garamnya : dapat meningkatkan level kalium Indometacin: dapat mempercepat progresi gagal ginjal akut A to Z
  • 119. 1. Keluhan : lemah 2. Yang dilakukan sebelum pergi ke dokter : - 3. Informasi dokter : DM sudah parah 4. Riwayat alergi : - 5. GDA = 380 mg/dl 6. Riwayat pengobatan = glibenclamid yang tidak teratur pemakaiannya 7. Perokok aktif, tidak minum alkohol, makan banyak 8. BB << 9. Riwayat penyakit = DM 3 tahun
  • 120. Rx Amaryl 2 mg NO XXX S1dd1 Simvastatin 10 mg no xxx S1dd1 Solostar pen injection 100 IU NO I S. Malam, 10 u Pro : tn. Arlan
  • 121. Pasien DM 1. Perkenalan dan mempersilahkan duduk dan meminta waktu penebus resep 2. Menanyakan latar belakang penebus obat. 3. Menanyakan latar belakang pasien 4. Menanyakan tanggal ke dokter 5. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien 6. Informasi apa yang diberikan oleh dokter ?
  • 122.
  • 123.
  • 124. Pasien HIPERTENSI 1. Menanyakan latar belakang penebus obat. 2. Menanyakan latar belakang pasien 3. Menanyakan tanggal ke dokter 4. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien 5. Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
  • 125.
  • 126.
  • 127. KIE
  • 128. Pasien DM 1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi, 2. Aturan pakai, rute pemakaian, cara pemakaian terutama insulin tempat penyimpan an obat 3. Efek samping yang dari obat tersebut, waspadai hipoglikemi dengan ciri: pusing, l emas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran, apabila terjadi hal tersebut segera berikan pasien air gula atau makanan yang manis 4. Selalu ingatkan pasien setiap selesai minum obat antidiabetes selang 15-30 menit pasien wajib makan 5. Terapi non-farmakologi: 6. Diet sesuai dengan anjuran ahli gizi, 7. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, 8. Sesekali lakukan pengecekan gula 9. Banyak makan buah dan sayur
  • 129. Simvastatin 1. Dimunum sebelum tidur 1 tablet sekali sehari (malam hari) 2. Simpan di suhu ruang 3. Rekomendasi pasien untuk cek kolesterol rutin 3-6 mo tiap 4-6 minggu 4. Sarankan pasien untuk menurunkna berat badan dengan rajid berolahraga dan ma 5. Sarankan pasien untuk menghentikan penggunaan obat sebelumnya terutama OTC 6. Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, konstipasi Glimepirid : 1. Diminum saat sarapan suapan pertama ( 1 tablet tiap 24 jam) 2. Simpan di suhu ruang 25c 3. Sarankan pasien untuk banyak olahraga, kurangi merokok 4. Monitor guladarah rutin 5. Gejala hipoglikemi 6. Es : mual muntah, diare, kemereahan 7. Hindari alhohol hindari paparan sinar matahari langsung atau gunakan sunscreen
  • 130. Solostar 1. Penyimpanan di lemari es, tidak boleh beku . 2. Pemakaian sehari sekali, kapan saja 3. Disuntik di tempat yang berbeda. Misal di lengan kanan, pada suntikan berikutnya Tidak boleh di tempat yang sama karena resiko terjadi udem atau sepsis. Suntikan Selanjutnya boleh di lengan yang sama tapi spotnya berbeda (melingkar), jika Sudah sampai ke titik awal pertama kali penyuntikkan, pindah ke anggota badan Lainnya ( lengan kiri, abdomen kiri atau kanan, paha samping kiri dan kanan, Gluteus kiri dan kanan, mengikuti pola angka 8 4. Cara penyuntikan 90 o 5. Efek samping : hipokalemi, edem insulin, sepsis 6. Hindari rokok, karena nikotin dapat menurunkan efektifitas insulin 7. Jangan digunakan bergantian dengan orang lain, segera buang jarum yang sudah dipakai
  • 131. Pasien HIPERTENSI 1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi, 2. Aturan pakai, rute pemakaian, dan tempat penyimpanan obat 3. Efek samping yang dari obat tersebut 4. Terapi non-farmakologi: 5. Hindari merokok 6. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, 7. Sesekali lakukan pengecekan tekanan darah 8. Banyak makan buah dan sayur 9. Lakukan diet garam (kurangi asupan garam) 10. Istirahat yang cukup agar stamina selalu terjaga, jangan lakukan hal yang berat-berat
  • 132. RESEP
  • 133. INFO OBAT DALAM RESEP