Muktamar Khilafah dan Peta Politik Sikap Umat Terhadap Khilafah
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
1. ibnufatih.wordpress.com/2010/09/02/nasionalisme-dalam-pandangan-syariah-islam/ 1/3
Ibnu Fatih
Feeds:
Posts
Comments
Nasionalisme dalam Pandangan Syariah Islam
September 2, 2010 by Ibnu Fatih
i
2 Votes
Banyak dari kalangan kaum muslim yang masih fanatik banget dengan faham yang satu ini. Maklum
saja, hal ini memang sengaja dihembuskan oleh barat kepada dunia Islam sudah sejak lama. Bahkan
nasionalisme-lah yang punya andil besar terhadap runtuhnya daulah khilafah Utsmaniyah yang
beribukota di istanbul Turki pada waktu itu. Sadar maupun tidak sadar sebenarnya faham inilah salah
satu sebab yang menjadi biang kerok terhadap perpecahan ummat hingga terbukti sekarang ini negri-
negri muslim disekat-sekat menjadi 50 negara lebih. Ada apa sih dengan nasionalisme?. Berikut coba
kami uraikan tentang faham nasionalisme ini,
Kelemahan Nasionalisme
1. Kualitas ikatannya rendah. Sehingga tidak mampu mengikat manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya tatkala mewujudkan kesatuan ummat.
2. Ikatannya hanya bersifat emosional dan muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri,
disamping adanya peluang selalu berubah-ubah.
3. Ikatan ini bersifat temporal, akan meningkat ketika ada ancaman dari luar, sebaliknya pada saat
keadaan normal atau aman ikatan ini tidak berarti sama sekali.
2. ibnufatih.wordpress.com/2010/09/02/nasionalisme-dalam-pandangan-syariah-islam/ 2/3
Bisa diambil contoh dahulu semangat nasionalisme masyarakat indonesia ketika masih dijajah sangat
menggebu-gebu, bahkan kita sering dengar slogan “rawe-rawe rantas malang-malang putung” atau
“bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, namun setelah indonesia merdeka semangat nasionalisme
itupun pudar, lihat saja kasus timor-timur, aceh, papua, dan daerah-daerah lain yang malah ingin
memisahkan diri dari NKRI. Yang jadi pertanyaan mana nasionalismenya?
Pandangan Islam mengenai faham nasionalisme
Rasulullah SAW bersabda
“Bukan termasuk Ummatku orang yang m engajak pada Ashabiyah,dan bukan termasuk ummatku
orang yang berperang atas dasar Ashabiyah,dan bukan termasuk ummatku orang yang mati atas
dasar Ashabiyah.“(HR.Abu Dawud).
Islam tidak kenal dengan namanya nasionalisme, maksudnya itu tidak diajarkan oleh Islam bahkan
harus dijauhi, tidak boleh diperjuangkan. Paham seperti ini dalam al-quran dikenal dengan ashabiyah.
Rasulullah mempersatukan kaum muhajirin dan anshor dengan satu landasan yaitu akidah Islamiyah.
Bukan karena landasan nasionalisme atau yg lainya. Rasulullah mengumpamakan kita seperti satu tubuh
yang saling melengkapi satu sama lain.
Menurut sejarah para sahabat Rasulullah SAW. di kota Madinah, bahkan masih di masa Baginda
Rasulullah SAW masih hidup mengajarkan hal itu. Ketika masyarakat dan negara Islam baru tumbuh di
kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan ekonomi mereka menggeser kepentingan dan posisi
kaum Yahudi, maka Yahudi membuat makar. Salah seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais
yang sangat benci dengan bersatunya dua suku besar penghuni kota Madinah Aus dan Khazraj dalam
ikatan Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar membacakan syair-syair Arab
Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang Buats. Perang Buats adalah perang yang terjadi selama
120 tahun (Ibnu Ishaq dalam Tafsir Al Mawardi) antara kaum Aus dan Khazraj. Dan selama musim
perang tersebut, pihak Yahudilah yang mengambil keuntungan politik maupun ekonominya.
Penyair suruhan Syas berhasil mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum Anshar dari kalangan Aus dan
Khazraj di suatu tempat di kota Madinah. Syair jahiliyah tersebut mengantarkan mereka kepada
perasaan kebanggaan dan kepahlawanan mereka di masa jahiliyah dalam medan perang Buats.
Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum Aus maupun Khazraj itu memuncak hingga mereka
lupa bahwa mereka sesama muslim. Yang Aus merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam
puncak emosi perang itu mereka akhirnya berteriak-teriak histeris ”Senjata-senjata!”.
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah datang bersama pasukan kaum muslimin untuk melerai mereka.
Rasulullah SAW bersabda:“Wahai kaum muslimin, apakah karena seruan jahiliyah ini (kalian hendak
berperang) padahal aku ada di tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada
kalian. Dan dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan dengan Islam Allah putuskan urusan kalian
pada masa jahiliyyah. Dan dengan Islam itu Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan Islam
itu Allah pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan
mereka itu adalah dari syaithan dan tipuan kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu
sama lain. Lalu mereka berpaling kepada Rasulullah SAW. dengan senantiasa siap mendengar dan
taat…” (Sirah Ibnu Hisyam Juz 1/555).
Dan marilah kita memperhatikan firman Allah SWT “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
3. ibnufatih.wordpress.com/2010/09/02/nasionalisme-dalam-pandangan-syariah-islam/ 3/3
Dan marilah kita memperhatikan firman Allah SWT “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang ber-saudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103).
Umat Islam baik itu yang berkulit hitam atau putih, yang mancung maupun pesek, berdomisili di
sabang sampai dimaroko, semua adalah saudara , tidak berbeda satu dengan yang lainnya dan yang
membedakan hanyalah iman dan taqwanya. Maka sudah selayaknyalah kita bersatu, bersatu dalam hal
artian yang sebenarnya yaitu bersatu dalam bingkai negara khilafah. Dengan ikatan akidah islam bukan
nasionalisme. Karena inilah wujud persatuan yang sesungguhnya.
Allahu Akbar!Wallahu a’lam
Posted in Nafsiyah, Siyasy | Leave a Comment
Comments RSS
Blog at WordPress.com.
Theme: MistyLook by WPThemes.
Follow
Follow “Ibnu Fatih”
Powered by WordPress.com
%d bloggers like this: