Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
IABP adalah alat bantu mekanik yang digunakan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan meningkatkan output jantung dengan cara mengembangkan balon di dalam aorta pada fase diastole dan mengembuskannya pada awal sistole. IABP dapat meningkatkan aliran darah selama diastole dan mengurangi beban kerja jantung selama sistole. IABP memiliki berbagai indikasi penggunaan seperti syok kardiogenik dan sind
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
IABP adalah alat bantu mekanik yang digunakan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan meningkatkan output jantung dengan cara mengembangkan balon di dalam aorta pada fase diastole dan mengembuskannya pada awal sistole. IABP dapat meningkatkan aliran darah selama diastole dan mengurangi beban kerja jantung selama sistole. IABP memiliki berbagai indikasi penggunaan seperti syok kardiogenik dan sind
Transfer pasien dapat dilakukan intra atau antar rumah sakit dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan pasien. Pengambilan keputusan transfer melibatkan dokter dan harus didasarkan pada manfaat yang melebihi risiko. Pasien perlu distabilisasi sebelum transfer dengan memastikan akses vena, tekanan darah, dan terapi yang diperlukan. Petugas transfer harus terlatih dan sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pasien.
This document provides an overview of chest x-ray interpretation. It discusses the normal anatomy seen on a chest x-ray and various technical aspects such as positioning, inspiration, and penetration. It then outlines the systematic RIPE (Rotation, Inspiration, Penetration, Exposure) method for evaluating chest x-ray quality prior to interpretation. The document details how to assess the lungs, heart, vessels, diaphragm, and other structures visible on a chest x-ray. Common abnormalities are also briefly mentioned. The goal is to teach healthcare professionals the important steps and anatomical landmarks for accurate chest x-ray interpretation.
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Dokumen ini membahas tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang meliputi tujuan pelatihan PPGD untuk mendemonstrasikan penanganan darurat dengan benar, prinsip-prinsip PPGD, Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan algoritmanya, serta survei kedua untuk mencari cidera tambahan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur pemberian transfusi darah ke pasien, meliputi pengenalan transfusi darah, tujuan, kebijakan, dan langkah-langkah prosedur mulai dari identifikasi pasien, persiapan peralatan, pemberian transfusi, observasi pasien, dokumentasi, dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pemberian transfusi darah secara aman dengan mencocokkan identitas pasien dan data darah serta mem
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut membahas tentang henti jantung, yang merupakan kehilangan fungsi jantung secara mendadak dan tiba-tiba. Dokumen menjelaskan penyebab, patofisiologi, dan prinsip-prinsip resusitasi dari henti jantung, yaitu akses cepat ke fasilitas darurat, melakukan RKP dini, defibrilasi dini, dan terapi bantuan jantung dini. Tujuan resusitasi adalah mengembalikan fungsi pernap
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit) di rumah sakit tertentu. Pelayanan ini memberikan asuhan dan pengawasan intensif bagi bayi berusia kurang dari 1 bulan atau berat badan kurang dari 3 kg yang membutuhkan perawatan khusus. Pelayanan ini tersedia 24 jam dan memiliki persyaratan tertentu bagi pasien umum, BPJS, SKTM, dan Jampersal.
Dokumen tersebut membahas tentang trakeostomi dan krikotirotomi sebagai teknik pembuatan jalan nafas darurat sementara. Trakeostomi dapat dilakukan secara elektif maupun darurat dengan berbagai jenis insisi trakea, sedangkan krikotirotomi lebih sering dilakukan dalam keadaan darurat meskipun memiliki risiko. Kedua prosedur ini memerlukan pemahaman anatomi laring dan trakea untuk mengetahui tekn
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Prosedur pemasangan infus meliputi persiapan alat dan bahan, identifikasi pasien, pembersihan daerah tusuk, tusuk vena dan pemasangan kateter infus, serta pengaturan tetesan cairan infus sesuai kebutuhan pasien. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan cairan dan obat secara intravena pada pasien yang membutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (HAIs) melalui penerapan bundle-bundle yang terdiri dari serangkaian tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan secara konsisten untuk pasien berisiko terinfeksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai bundle seperti bundle infeksi saluran kemih, infeksi daerah operasi, dan infeksi darah akibat peralatan infus perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit pleura dan pneumotoraks. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan anatomi dan fisiologi pleura dan rongga pleura, penyebab-penyebab terjadinya efusi dan akumulasi cairan dalam rongga pleura, diagnosis dan pengobatan empiema dan pneumotoraks, serta patofisiologi pneumotoraks.
Dokumen tersebut membahas tentang khitan atau sirkumsisi, termasuk manfaat, teknik, dan metode-metode pelaksanaannya. Beberapa metode yang disebutkan adalah metode konvensional, metode kauter atau laser, metode klem, dan metode laser CO2. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pelatihan khusus bagi pelaku sirkumsisi agar dapat melakukannya dengan benar dan aman.
Dokumen ini membahas tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang meliputi tujuan pelatihan PPGD untuk mendemonstrasikan penanganan darurat dengan benar, prinsip-prinsip PPGD, Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan algoritmanya, serta survei kedua untuk mencari cidera tambahan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur pemberian transfusi darah ke pasien, meliputi pengenalan transfusi darah, tujuan, kebijakan, dan langkah-langkah prosedur mulai dari identifikasi pasien, persiapan peralatan, pemberian transfusi, observasi pasien, dokumentasi, dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pemberian transfusi darah secara aman dengan mencocokkan identitas pasien dan data darah serta mem
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut membahas tentang henti jantung, yang merupakan kehilangan fungsi jantung secara mendadak dan tiba-tiba. Dokumen menjelaskan penyebab, patofisiologi, dan prinsip-prinsip resusitasi dari henti jantung, yaitu akses cepat ke fasilitas darurat, melakukan RKP dini, defibrilasi dini, dan terapi bantuan jantung dini. Tujuan resusitasi adalah mengembalikan fungsi pernap
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit) di rumah sakit tertentu. Pelayanan ini memberikan asuhan dan pengawasan intensif bagi bayi berusia kurang dari 1 bulan atau berat badan kurang dari 3 kg yang membutuhkan perawatan khusus. Pelayanan ini tersedia 24 jam dan memiliki persyaratan tertentu bagi pasien umum, BPJS, SKTM, dan Jampersal.
Dokumen tersebut membahas tentang trakeostomi dan krikotirotomi sebagai teknik pembuatan jalan nafas darurat sementara. Trakeostomi dapat dilakukan secara elektif maupun darurat dengan berbagai jenis insisi trakea, sedangkan krikotirotomi lebih sering dilakukan dalam keadaan darurat meskipun memiliki risiko. Kedua prosedur ini memerlukan pemahaman anatomi laring dan trakea untuk mengetahui tekn
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
1. Atelektasis adalah kondisi paru atau sebagian paru yang tidak berkembang sempurna sehingga tidak berisi udara.
2. Penyebabnya antara lain penyumbatan bronkus, tekanan luar, dan gangguan pernapasan.
3. Pada radiologi tampak penurunan volume paru, pergeseran mediastinum dan fissura.
Prosedur pemasangan infus meliputi persiapan alat dan bahan, identifikasi pasien, pembersihan daerah tusuk, tusuk vena dan pemasangan kateter infus, serta pengaturan tetesan cairan infus sesuai kebutuhan pasien. Tindakan ini bertujuan untuk memberikan cairan dan obat secara intravena pada pasien yang membutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (HAIs) melalui penerapan bundle-bundle yang terdiri dari serangkaian tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan secara konsisten untuk pasien berisiko terinfeksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai bundle seperti bundle infeksi saluran kemih, infeksi daerah operasi, dan infeksi darah akibat peralatan infus perifer.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit pleura dan pneumotoraks. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan anatomi dan fisiologi pleura dan rongga pleura, penyebab-penyebab terjadinya efusi dan akumulasi cairan dalam rongga pleura, diagnosis dan pengobatan empiema dan pneumotoraks, serta patofisiologi pneumotoraks.
Dokumen tersebut membahas tentang Kanulasi Vena Central (KVS) atau Central Venous Pressure (CVP). KVS digunakan untuk mengukur tekanan vena sentral dan memberikan nutrisi, obat-obatan, atau cairan secara intravena. Prosedur KVS melibatkan memasukkan kateter ke pembuluh darah vena hingga ujungnya mencapai muara vena cava superior dan inferior. Dokumen tersebut juga membahas indikasi, persiapan, cara pelaksana
CVP digunakan untuk memantau tekanan vena sentral dan fungsi ventrikel kanan. Nilai normal CVP adalah 3-8 mmHg. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi emboli udara, pneumotoraks, dan infeksi, namun dapat dicegah dengan teknik steril dan memantau tanda infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring hemodinamik, termasuk definisi, tujuan, parameter yang diukur secara invasif dan noninvasif, cara pengukurannya, keuntungan dan kerugiannya. Secara khusus membahas tentang pengukuran tekanan arteri, tekanan vena sentral, dan kateter arteri pulmonal beserta cara kerjanya."
Pasien mengeluhkan luka borok berbau di kemaluan selama setahun. Pasien sebelumnya menjalani pengangkatan alat kelamin dan buah zakar. Pemeriksaan menemukan luka borok membusuk di kemaluan. Diagnosa adalah luka borok membusuk pasca operasi pengangkatan tumor testis. Tindakan yang direncanakan adalah debridement dan jahitan ulang luka disertai kolostomi.
EKG merupakan alat bantu diagnosis gangguan jantung. EKG normal belum tentu artinya jantung sehat, dan sebaliknya EKG abnormal belum tentu artinya ada gangguan jantung. EKG berguna untuk menegakkan diagnosis aritmia jantung. Perekaman EKG didasarkan pada konduktivitas listrik tubuh manusia melalui elektrode yang merekam beda potensial gerak listrik jantung.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi jantung. Jantung terletak di rongga dada kiri dan terdiri atas atrium dan ventrikel. Jantung berfungsi sebagai pompa darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui siklus kontraksi dan relaksasi. Aliran darah koroner diatur secara lokal dan saraf tepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen jantung.
Pasien pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri yang mengarah ke lengan kiri atas dan bahu disertai keringat dingin dan mual. Pemeriksaan menunjukkan ST elevasi di lead II, III, dan aVF yang menunjukkan diagnosis STEMI inferior. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan oksigen, nitrat, aspirin, dan mempertimbangkan fibrinolitik karena tidak tersedianya fasilitas PCI di rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang harapan terhadap lulusan perawat Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional. Hal ini dipengaruhi oleh tuntutan masyarakat, kemajuan teknologi, globalisasi, dan pengembangan profesi keperawatan. Dokumen ini juga membahas tentang definisi profesi keperawatan, peluang kerja lokal dan internasional, tantangan yang dihadapi perawat Indonesia saat ini, serta kunci keberhasilan untuk mening
Dokumen tersebut merangkum manfaat puasa bagi kesehatan dari berbagai sumber seperti hadis, al-Quran, dan penelitian ilmiah. Puasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol kadar gula darah, menurunkan risiko penyakit, dan memberikan manfaat pada berbagai organ tubuh seperti pencernaan, kulit, jantung, dan otak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah peran keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) dalam penanggulangan Covid-19 meliputi pendataan kesehatan warga, edukasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat untuk mencegah penularan, serta kerja sama antara masyarakat dan tenaga kesehatan.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sumber daya manusia keperawatan selama pandemi Covid-19, mencakup pelatihan, persiapan sarana, penempatan tenaga keperawatan, dan evaluasi. Dokumen juga menjelaskan standar asuhan keperawatan Covid-19, indikator keperawatan, dan format dokumentasi yang terintegrasi.
Dokumen tersebut membahas sindroma koroner akut yang merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium. Dokumen ini juga membahas faktor risiko, proses aterosklerosis, gejala klinis, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan komplikasi dari sindroma koroner akut.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
2. Kateterisasi jantung adalah suatu tindakan
minimal invasif dengan memasukkan kateter
(selang/pipa plastik) melalui pembuluh
koroner yang memperdarahi jantung.
Tujuan :
Untuk diagnosis dan sekaligus untuk
tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu
kelainan pada artery coroner.
PENGERTIAN KATETERISASI JANTUNG
3. INDIKASI :
SERANGAN ANGINA
ANGINA TIDAK STABIL
EVALUASI SEBELUM TINDAKAN OPERASI
ISKEMIA
TREAD MILL POSITIF
NYERI DADA ATIPIKAL ATAU SPASME CORONER
PENYAKIT KORONER YG SUDAH DI KETAHUI
4. ANGINA TIDAK STABIL POST INFARK
GAGAL TROMBOSIS
SHOCK
KOMPLIKASI MEKANIK
INFARK MIOKARD
5. KONTRA INDIKASI :
GAGAL JANTUNG KONGESIF
INFEKSI
PENYAKIT PEMBULUH DARAH CEREBRAL
GAGAL GINJAL
PASIEN TIDAK KOOPERATIF
KONTRA INDIKASI RELATIF
6. Hanya menggunakan anastesi lokal di daerah
kulit
Pasien akan tetap sadar dan berkomunikasi
selama prosedur berlangsung
Anastesi lokal bisa diberikan di daerah
pergelangan tangan (a. radialis) ataupun melalui
pangkal paha (a. femoralis)
Setelah anastesi lokal, dilakukan pemasangan
selongsong (sheath) pada pembuluh darah di
tangan/radialis atau kaki/femoralis, agar kateter
dapat dimasukkan ke dalam pembuluh darah
Prosedur
7. Dengan kateter khusus yang di pandu oleh wire
akan dimasukkan sampai pembuluh koroner
jantung dan pasien tidak akan merasakan sakit
Setelah sampai pada pembuluh koroner jantung,
maka zat kontras akan diinjeksikan ke dalam
koroner jantung dan dilihat dengan
menggunakan fluroskopi sinar x-ray. Tabung x-
ray ini dapat dirubah pada berbagai posisi
sehingga memberikan gambaran yang baik
mengenai pembuluh koroner jantung
9. Acces Femoralis
Aff sheath femoral di ruang cath lab jika
pasien hanya diagnostik, dan aff sheath
dilakukan di ruang ICU jika pasien dilakukan
PCI/ pemasangan stent
Post Prosedure
10. PTCA : Percutaneus Transluminal Coronary
Angioplasty
PERCUTANEUS :
Prosedur memasukan kateter ke dalam pembuluh darah
melalui tusukan kecil di kulit.
TRANSLUMINAL :
Prosedur yang dilakukan dalam pembuluh darah
CORONARY :
Pembuluh darah arteri koroner jantung
ANGIOPLASTY :
Tehnik membuka lumen dengan balon
11. PENGERTIAN STENTING KORONER :
Prosedur lanjutan dari PTCA dengan memberikan
stent pada daerah stenosis yang telah
dikembangkan balon
12. SIRKULASI KORONER
RCA/right coronary
artery:sisi kanan
jantung sampai apex
LCA/left coronary
artery:LAD dan LCx,
ventrikel kiri, septum
dan belakang jantung
13. INDIKASI PTCA
Penyakit Jantung Koroner
Angina tidak stabil
Infark miokard dengan hemodinamik buruk
kelainan katup dengan CAD
Primary PTCA dengan IMA
15. PROSEDUR
A. Prosedur tindakan PTCA dan STENT
- Pasien diletakan di meja operasi
- Anestesi lokal
- Sheath introducer dimasukan
- Wire dan Kateter guiding di masukan
- Balon dimasukan menuju tempat stenosis
- Balon dikembangkan beberapa kali
- Stent dimasukan dan ditanam di tempat
stenosis yang telah dikembangkan
28. B. Pemantauan dan Evaluasi pasca tindakan
- Pasien masuk ruang Intensive/ICU
- Observasi Vital Sign
- Periksa ACT tiap 2-4 jam
- Perhatikan tanda-tanda perdarahan
- Perhatikan pulsasi, khususnya bagian
distal tempat penusukan
30. Procedure
Set EKG pasien dan Monitor Arteri line
Puncture Arteri
Pemasangan Sheath
Insert Kateter
Menyemprotkan zat kontras ke pembuluh
koroner RCA, LCA.
Kateter di lepaskan
Sheath di lepas
31. PERSIAPAN SEBELUMTINDAKAN
• Riwayat Penyakit
• Riwayat Alergi
• Indikasi Tindakan
• Data Laboratorium
• Data Pemeriksaan Penunjang ( EKG, Echo, Ro
Photo, MSCT, Treadmill test )
• Obat-obatan
• Puasa
• Informed Consent
• Pendidikan Kesehatan Pasien
32. NURSING CARE POST PTCA
Observasi tanda-tanda Vital ( BP, HR, S, )
Observasi sekitar daerah penusukan,
Perdarahan ? Kebiruan ? Haematoma ?
Kaji Kualitas Pulsasi Arteri Perifer
Kaji Extremitas bagian bawah seperti: Warna,
Temperatur, sensasi, pergerakannya
Pastikan Lokasi penusukan kering dan bersih
33. Tinggikan kepala 30
Hindari menekuk, memutar, bertumpu pada
lokasi penusukan, baik pada radialis atau
femoralis
Gunakan bantal di dada jika batuk, bersin untuk
mencegah perdarahan pada lokasi tusukan