1. TATALAKSANA PERATURAN DAN PEDOMAN ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA
Tim Etik Keperawatan RSPP
RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA
JAKARTA SELATAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan Rahmat dan Hidayahnya kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku Pedoman Etik Keperawatan yang akan diterapkan di
Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Buku ini disusun sebagai bahan rujukan dan petunjuk dalam memberikan
asuhan keperawatan meliputi aspek etika itu sendiri, disiplin, langkah/alur
penyelesaian masalah etik, pemberian penghargaan, sangsi dan
pembinaan.
Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu saran dan masukan sangat kami harapkan menyempurnakannya
Semoga bermanfat
Jakarta, Januari 2015
TIM Etik Keperawatan
2. VISI
Menjadi rumah sakit terbaik yang menggunakan konsep pelayanan medis
mutakhit
MISI
1. Sebagai rumah sakit yang secara komprehensif memberikan
layanan kesehatan spesialistik;
2. Membangun loyalitas melalui kepuasan pelanggan dengan SDM
yang profesional dan berbudaya kerja prima;
3. meningkatkan pertumbuhan pendapatan disertai pengendalian
biaya secara efisien dan efektif
“ We Care & We Cure “
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Visi dan Misi
BAB I ETIKA KEPERAWATAN
- Pengertian
- Landasan Moral etik
- Kode Etik Keperawatan Indonesia
BAB II DISIPLIN
- Kewajiban Perawat
- Hak Perawat
- Pelanggaran-pelanggaran
BAB III LANGKAH-LANGKAH/ALUR PENYELESAIAN MASALAH
ETIK
BAB IV PEMBERIAN PENGHARGAAN, SANGSI DAN PEMBINAAN
- Pemberian penghargaan
- Sangsi dan pembinaan
Dasar Hukum
Daftar Pustaka
VISI DAN MISI RUMAH SAKIT PUSAT
PERTAMINA
MOTTO
3. Pengertian
Etik atau prinsip etik adalah aturan dalam berperilaku yang telah disetujui
oleh kelompok tertentu yang dipercaya menjadi moral yang tepat dan
benar untuk kelompok dimana dalam etik ini mengatur benar dan salah
dan dengan kewajiban moral.. (Cowen dan Moorhead, 2006).
Etik professional merupakan prinsip yang menjadi pedoman praktik dari
anggota profesi (Harkreader, Hogan dan Thobaben, 2007).
Kode etik keperawatan merupakan daftar perilaku atau bentuk pedoman
atau panduan etik perilaku profesi keperawatan secara professional (Aiken,
2004).
Kode etik sendiri memiliki beberapa tujuan sebagai berikut (Kozier Erb,
1990 dalam Priharjo 2006) :
1. Memberikan dasar untuk mengatur hubungan antara perawat,
klien, teman sekerja, masyarakat, dan profesi.
2. Memberi standar dasar untuk mengeluarkan praktisi keperawatan
yang tak mengindahkan moral dan membela praktisi yang didakwa
secara tidak adil.
3. Melayani sebagai dasar kurikulum profesional dan untuk membawa
lulusan baru ke praktek keperawatan profesional.
4. Membantu masyarakat umum untuk memahami sikap keperawatan
profesional.
Etika Keperawatan
Suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku. Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun
perawat dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994);
Etika keperawatan mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan
membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan
prinsip-prinsip tertentu serta menegaskan tentang kewajiban-kewajiban
yang secara sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi
mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat.
Etika keperawatan berperan penting dalam menentukan kualitas
pelayanan yang prima yang meliputi :
- Reliabilitas atau keandalan merupakan kemampuan untuk
memberikan pelayanan andal dan tepat.
- Assurance atau jaminan merupakan perilaku sopan santun perawat
dan kemampuan perawat untuk menunjukan kepercayaan dan
keyakinan dari klien berdasarkan aspek keramahan, kompetensi,
kredibilitas dan keamanan.
- Tangible atau keberwujudan merupakan fasilitas fisik dan
perlengkapan dan penampilan fisik dari perawat
- Empathy merupakan tingkat kepedulian dan perhatian individual
yang diberikan pada klien. Perawat harus tahu nama dari klien,
kebutuhan klien secara spesifik, dan bila perlu mengetahui hobi dari
karakter pribadi klien lainnya.
- Responsiveness atau daya tanggap merupakan keinginan untuk
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang tepat.
Nilai yang digunakan sebagai tuntunan untuk dilakukan oleh anggota
profesi dalam berhubungan dengan orang lain dalam menjalankan
keprofesiannya.
Prinsip yang dijadikan dasar perilaku etis / landasan moral etik,
yaitu :
1. Beneficience
Benefecience adalah kebaikan atau kemurahan hati Tiap
Keputusan Dibuat Berdasarkan Keinginan Untuk Melakukan Yang
Terbaik Dan Tidak Merugikan Klien
misalnya mengizinkan permintaan seseorang yang ingin
meninggal tanpa diresusitasi.
BAB 1
ETIKA KEPERAWATAN
4. 2. Non Maleficience
Menghindari melakukan yang kurang atau tidak baik dan tidak
disukai klien atau yang membahayakan klien ( tidak menimbulkan
bahaya pada klien.
3. Autonomy
Memberikan kebebasan untuk klien menentukan pilihan yang
paling sesuai bagi klien dan didasari oleh pemahaman klien yang
baik. Bila diperlukan dalam mengamalkannya harus diawali
dengan upaya pemberian informasi yang lengkap. Mandiri Dan
Bersedia Menanggung Resiko Dan Bertanggung Gugat Terhadap
Keputusan Dan Tindakan
4. Justice
Berlaku adil dan tidak membeda bedakan perlakuan terhadap
klien dengan klien lainnya. Memberikan segala sesuatu yang
menjadi hak klien dalam asuhannya sesuai dengan kondisi klien.
Memperlakukannya Berdasarkan : Keunikan Klien Dan
Kebutuhan Spiritual Klien
5. Veracity
Berlaku jujur, menghindari menyampaikan atau melakukan yang
tidak sesungguhnya atau tidak benar (melakukan kebohongan)
6. Fidelity
Fidelity atau menepati janji. Loyalitas dan komitment terhadap
tugas dan pekerjaannya sesuai dengan profesinya. Bersikap positif
tentang dan terhadap klien. Menjaga rahasia dan menjamin
hubungan saling percaya dan saling menghormati
7. Akontabilitas
Bertanggung jawab dan bertangguing gugat
(Keputusan MUNAS VI PPNI No:09/MUNAS VI/ PPNI/2000
PERAWAT DAN KLIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkiat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasamemelihara suasana lingkungan yang menghormati
nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiahkan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadeanya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
PERAWAT DAN PRAKTEK
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuan serta keteramjpilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan memepertimbangkan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
Kode Etik Keperawatan Indonesia
5. 4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku profesional.
PERAWAT DAN MASYARAKAT
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal.
PERAWAT DAN PROFESI
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan pelayanhan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Perawat memberikan asuhan dalam praktik keperawatan bertugas sebagai
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Penyuluh dan konselor bagi klien
c. Pengelola pelayanan Keperawatan
d. Peneliti keperawatan
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan/atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan tererbatasan tertentu.
Peraturan disiplin dan tatatertib dalam pelayanan keperawatan meliputi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut berdasarkan lima dasar indikatir
pelayanan dalam keperawatan
Kewajiban dan hak klien
Dalam Praktik Keperawatan, Klien berhak:
(Undang-Undang Keperawatan No 38 tahun 2014, pasal 38)
1. Mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang tindakan
Keperawatan yang akan dilakukan;
2. Meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya;
3. Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar
Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
4. Memberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperawatan yang akan
diterimanya; dan
5. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.
Pengungkapan rahasia kesehatan Klien dilakukan atas dasar:
a. Kepentingan kesehatan Klien;
b. Pemenuhan permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum;
c. Persetujuan Klien sendiri;
BAB 2
DISIPLIN
6. d. Kepentingan pendidikan dan penelitian; dan
e. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Dalam Praktik Keperawatan, Klien berkewajiban:
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang
masalah kesehatannya;
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat;
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan; dan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Kewajiban dan hak perawat
(SK Dirjen Yanmed No. YM 00.03.2.6.956 Th 1997)
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
b. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang pendidikannya.
c. Menolak keinginan klien/klien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.
d. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/klien yang tidak puas
terhadap pelayanannya.
e. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam
bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
f. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/klien dan
atau keluarganya.
g. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
h. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
i. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien/klien dan atau keluarganya serta tenaga
kesehatan lain.
j. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-
undangan, standar profesi dan kode etik profesi.
k. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya
sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
l. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan
bidang profesinya.
Hak Perawat
(Undang-Undang Keperawatan No 38 tahun 2014, pasal 36)
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya
c. Menerima imbgalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah
diberikan
d. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, atau ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
Melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan
seperti pelatihan, pendidikan dan lain-lain
a. Mematuhi jam kerja secara penuh baik yang bedinas shiff ataupun
yang berdinas harian
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan
peraturan perusahaan.
Hak Perawat
Kewajiban Perawat
Hak Perawat
7. c. Menjunjung martabat profesi perawat dengan menampilkan
kepribadian yang sopan
d. Melakukan salam sapa ketika bertemu atau berhadapan dengan klien,
teman sejawat (perawat, dokter dan profesi lain)
Kewajiban perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
(Undang-Undang Keperawatan No 38 tahun 2014, pasal 36)
a. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,
standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau
tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan
tingkat kompetensinya
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar
e. Memberikan infdormasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan
mudah dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada klien
dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangan
f. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga
kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi perawat, dan
g. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh
pemerintah
Dengan klien dan keluarga
1. Komunikasi dengan Klien baru
Di (IGD)
“ selamat (pagi, sore , malam)... (sambil menganggukan kepala)
Saya..(nama perawat), .. (tangan kanan di silangkan ke dada kiri)
Apa yang bisa di bantu?
Di (Poli klinik)
“ selamat (pagi, sore , malam)... (sambil menganggukan kepala)
Saya..(nama perawat), .. (tangan kanan di silangkan ke dada kiri)
Apa yang bisa di bantu?
Di (Ruangan )
“Selamat (pagi, siang, malam)....
Saya..... (tangan kanan di silangkan ke dada kiri)
Selamat datang di lantai.....(sebut nama lantai)
Silahkan duduk, kami akan memberikan penjelasan beberapa hal
......
Di (Kamar Bedah)
“Selamat (pagi, siang, malam)....
Saya..... (tangan kanan di silangkan ke dada kiri)
Selamat datang di kamar bedah ...
Kami yang akan membantu jalannya operasi didalam kamar
opersi .....(melakukan operan dan pemeriksaan pada
klien)......(melakukan tindakan Perioperatif)
Cara Berkomunikasi
8. 2. Komunikasi pada Klien sedang di rawat (Klien rawat inap)
“Selamat (pagi, siang, malam).....(sebutkan nama klien).
Saya .....
Saya yang bertanggung jawab pada waktu dinas ini dari jam.....
sampai jam........
(menanyakan kondisi)......
a. Komunikasi pada klien sebelum operasi/akan ke kamar
operasi
“Selamat (pagi, siang, malam).....(sebutkan nama klien).
Bagaimana persiapan untuk operasinya ….
Ibu,bapak…… mudah-mudahan operasinya bejalan lancar, tidak
ada hambatan. Sebelumnya silahkan ibu. Bapak,… berdoa terlebih
dahulu….
b. Pada klien dan keluarga saat mau pulang rawat
“Selamat (pagi, siang, malam).....(sebutkan nama klien).
Terima kasih (ibu.bapak…) atas kepercayannya kepada kami,
mudah-mudahan segera sehat kembali.
c. Dengan perawat
“ Selamat (pagi, siang, malam) dengan tersenyum.... (kakak, adik,
bapak, ibu)
d. Dengan profesi lain
“ selamat (pagi, siang, malam) dengan tersenyum.... (kakak, adik,
dokter, bapak, ibu)
a. Cara menelpon
“ Selamat (pagi, siang, malam) ..
Saya.....
Lantai .....
(Tujuan menelepon).....
Terima kasih (telepon ditutup dengan terlebih dahulu tombol off)
b. Cara memerima telepon
“ Selamat (pagi, siang, malam)
Lantai/ruang....dengan (sebut nama)
Apa yang bisa kami bantu ........
c. Menerima panggilan/bel/ nurse call dari klien
Ketika bel berbunyi perawat menjawab :
“ Saya Sr/Br.......Ada yang bisa di bantu.....
Baik kami akan datang
d. Menerima telepon/HP/Gadget pribadi
Selama berdinas perawat tidak diperbolehkan untuk
membawa Hand phone (HP)/gadget pribadi, kecuali perawat
manajerial (Wadir keperawatan, supervisor, dan ka. Unit).
HP/gadget disimpan dilemari khusus penyimpanan
Perawat dapat menggunakan HP/gadget atau
menelepon/menerima telepon di ruang nurse satation yang
telah ditentukan masing-masing ruangan.( Atas ijin Atasan
masing-masing )
Apabila ada sesuatu hal yang sangat penting dalam kondisi
tertentu keluarga disarankan untuk menghubungi telepon
rumah sakit (menerima telepon).
Etika Bertelepon
9. e. Penampilan : rapi, bersih, serasi, menarik, dan tidak berlebihan.
Berpakaian
Memakai seragam perawat/uniform dilengkapi dengan
tanda pengenal/ ID card/ sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
Tidak diperbolehkan memakai manset.
Bagi yang memakai jilbab disesuaikan dengan standar rumah
sakit dan selalu dalam keadaan bersih.
Sepatu sesuai standar yang ditetapkan dan dalam kondisi
bersih.
Tidak diperbolehkan memakai pakaian seragam dinas
perawat dari rumah /tempat tinggal
Berangkat kerja memakai pakaian yang sopan (baju
berlengan, berkerah, tidak ketat, bahan tidak terbuat dari
jeans dan memakai sepatu) untuk perawat yang dinas shift
maupun harian.
Rambut :
Bersih, rapi, (Pria : Pendek rapi, Wanita : Rambut panjang di ikat
dan di harnet, rambut pendek di jepit rapi, poni tidak menutupi
wajah, asesoris rambut warna hitam. Bila memakai pewarna
rambut menggunakan warna gelap.
Wajah :
Wanita make up natural, tidak diperbolehkan menggunakan bulu
mata palsu dan soflens berwarna.
Pria : Kumis dan jenggot rapi
Kebersihan tubuh :
Hindari bau badan (menggunakan deodorant), hindari bau mulut,
kuku pendek dan tidak menggunakan cat kuku.
Asesoris :
Selama bekerja hanya menggunakan jam tangan
Kaos kaki sesuai dengan warna uniform
Sepatu sesuai dengan uniform dan dijaga kebersihannya.
Tidak membawa perlengkapan berlebihan kedalam ruangan
kerja
f. Menggunakan dan memelihara barang-barang rumah sakit
dengan sebaik-baiknya, menyimpan dan mendokumentasikan
dokumen-dokumen yang diperlukan
g. Selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja
h. Memelihara ketertiban, keamanan dan ketenangan kerja
i. Mencegah kemungkinan timbulnya bahaya yang dapat merugikan
orang atau harta benda rumah sakit. Melaporkan dengan segera
kepada atasan atau berwenang bila terjadi kecelakaan/gangguan
keamanan di lingkungan pekerjaan.
j. Khusus untuk pimpinan mulai dari kepala shiff sampai wadir
keperawatan ;
Memberikan contoh yang baik kepada bawahan dalam
mentaati peraturan, ketentuan-ketentuan dan instruksi-
instruksi rumah sakit.
Mengawasi dan ikut mengevalusi kinerja yang sesuai dengan
etika keperawatan dari rumah sakit pusat pertamina dan
aturan-aturan yang yang berlaku dirumah sakit pusat
pertamina.
10. Pelanggaran etik keperawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina di
klasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Pelanggaran ringan
1) Tidak menghargai klien
2) Tidak memperkenalkan diri saat memberikan asuhan pada klien
3) Tidak menepati janji yang diberikan pada klien
4) Tidak mendengarkan keluhan klien
5) Tidak memberikan penjelasan yang benar
6) Berkata kasar dan tidak bersahabat
7) Tidak memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
8) Tidak menjaga suasana lingkungan yang kondusif
9) Tidak menjaga privacy klien
10) Tidak melakukan komunikasi teraupetik
11) Tidak mengorientasikan klien
12) Tidak menyiapkan sarana dan prasarana dalam keadaan siap
pakai
13) Kurangnya tanggung jawab dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
14) Tidak menjaga keamanan dan kenyamanan klien
15) Tidak mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan lengkap
dan benar
16) Tidak membina hubungan (human relationship) yang baik
17) Tidak dapat bekerjasama dengan teman sekerja
18) Menjadi tokoh pemicu konflik antar profesi ( sedang/berat)s
b. Pelanggaran sedang
1) Menolak program pendidikan untuk meningkatkan kompetensi
2) Menolak tugas belajar
3) Menolak kursus, pelatihan atau symposium ( 2,2,sama )
4) Menolak resertifikasi kompetensi
5) Menolak program rotasi / mutasi tanpa alasan yang dapat
diterima
6) Tidak memberikan asuhan keperawatan sesuai SOP dan SAK
7) Tidak menerapkan prinsip universal pre caution
8) Tidak melakukan prinsip septic aseptic
9) Tidak menerapkan 7 (tujuh) benar dalam pemberian obat
10) Tidak melakukan pendokumentasian Asuhan keperawatan
11) Tidak melakukan perawatan dasar dengan benar
12) Tidak menggunakan Seragam Kerja sesuai standar yang sudah
ditentukan
13) Tidak mengindahkan keselamatan diri sendiri dan atau orang lain
14) Memakai perhiasan yang berlebihan ( ringan )
15) Menerima telepon pada saat melakukan tindakan keperawatan
dan berada di dalam kamar klien.
a. Merokok dilingkungan rumah sakit.
b. Berkata kasar dan kotor dilingkungan rumah sakit
c. Memfitnah, mencaci dan mengancam atasan atau
bawahan atau teman kerja dilingkungan pekerjaan.
(a,b,c,berat semuanya )
Tidak menerapkan 4S 1B
c. Pelanggaran berat
1) Tidak jujur dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien
2) Tidak memberikan obat sesuai program
3) Kesalahan memberikan obat
4) Memanipulasi data klien
5) Bertindak kriminal pada klien
Pelanggaran
11. 6) Berkelahi dengan klien
7) Berkelahi dengan teman sejawat di tempat kerja
8) Tidak menggunakan Seragam Kerja sesuai standar yang
sudah ditentukan
9) Berkelahi atau membuat onar di lingkungan rumah sakit atau
pekerjaan.
10) Menyakiti fisik klien di luar pemberian asuhan
11) Prilaku kekerasan pada klien
12) Mencuri obat atau alkes milik klien
13) Mencuri barang milik klien, keluarga klien dan teman kerja
14) Menceritakan hal-hal yang dapat merugikan nama baik
rumah sakit
15) Menceritakan kondisi klien kepada orang yang tidak berhak
tanpa seijin klien dan rumah sakit
16) Bertindak ceroboh dan lalai senghingga merugikan klien,
rumah sakit, diri sendiri dan orang lain
17) Membawa senjata tajam, senjata api dan bahan peledak
tanpa seijin rumah sakit.
18) Pemalsuan dokumen, resep atau data apapun yang
merugikan rumah sakit.
19) Menggunakan alat-alat rumah sakit yang bukan menjadi
wewenangnya atau memberikan peluang kepada orang lain
yang tidak berhak.
20) Membawa alat-alat milik rumah sakit tanpa seijin yang
berwenang.
Tidak berubah Tidak berubah
Sedang
Jenis Pelanggaran
Berat
Teguran Lisan
Sanksi
Peringatan
tertulis I (Masa
berlaku 6 Bln)
Berubah
Ringan
Sanksi
Peringatan
tertulis II (Masa
berlaku 6 Bln)
Sanksi
Peringatan
tertulis III (Masa
berlaku 6 Bln)
Selesai
Tidak Berubah
3 kali
Di proses antara staf terkait dan Pws. Ruangan
/atasan langsung bekerjasama dengan Diklat
keperawatan dan Komite etik Keperawatan
SDM
Berubah
Selesai
Berubah
Selesai
1. Dilakukan mutasi
2. Diberikan penurunan
golongan jabatan
3. PHK
4. Kebijakan lain
Berubah
Selesai
Tidak
berubah
BAB 3
LANGKAH-LANGKAH/ALUR
PENYELESAIAN PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN
12. 1. Perawat yang melakukan pelanggaran etik di Rumah Sakit Pusat
Pertamina di klasifikasikan sesuai dengan tingkat kasus
(pelanggaran ringan, sedang dan berat), setelah diklasifikasikan
sesuai dengan pelanggarannya dilakukan proses klarifikasi
masalah antara staf yang terkait dengan Ka.
Ru/koordinator/atasan langsung bekerjasama dengan diklat
keperawatan dan komite etik keperawatan
2. Pada kasus pelanggaran tingkat I (ringan) atasan melakukan
teguran lansung, setelah teguran ditanggapi dan membuat
perubahan pada perawat bersangkutan maka permasalahan
selesai. Apabila tidak berubah setelah dilakukan teguran tiga kali
maka ditingkatkan pada klasifikasi peringatan tertulis 1 dan di
evaluasi selama 6 (enam) bulan. Apabila pada masa evaluasi
tersebut tidak mengalami perubahan maka diberikan peringatan
tertulis 2 (dua) dan berlaku 6 bulan dan dilakukan evaluasi
kembali, setelah masa evaluasi tidak mengalami perubahan maka
diberikan surat tertulis 3 (tiga) dengan masa pembinaan sama
seperti diatas selama 6 bulan. Jika pada masa pembinaan tersebut
tetap tidak mengalami perubahan maka komite keperawatan
merekomendasikan kepada wadir keperawatan untuk diteruskan
kepada wadir SDM.
3. Pada kasus jenis pelanggaran tingkat II atasan melakukan teguran
langsung dan melakukan koordinasi dengan komite keperawatan
dan Diklat untuk selanjutnya dilakukan proses pembinaan seperti
pada pelanggaran tingkat I yaitu: Dilakukan teguran tiga kali
apabila yang bersangkutan tidak mengalami perubahan maka
ditingkatkan pada klasifikasi peringatan tertulis 1 dan di evaluasi
selama 6 (enam) bulan. Apabila pada masa evaluasi tersebut tidak
mengalami perubahan maka diberikan peringatan tertulis 2 (dua)
dan berlaku 6 bulan dan dilakukan evaluasi kembali, setelah masa
evaluasi tidak mengalami perubahan maka diberikan surat tertulis
3 (tiga) dengan masa pembinaan sama seperti diatas selama 6
bulan. Jika pada masa pembinaan tersebut tetap tidak mengalami
perubahan maka komite keperawatan merekomendasikan kepada
wadir keperawatan untuk diteruskan kepada SDM.
4. Pada kasus jenis pelanggaran tingkat III atasan melakukan teguran
langsung dan melakukan koordinasi dengan komite keperawatan
dan Diklat untuk selanjutnya dilakukan proses pembinaan seperti
pada pelanggaran tingkat I yaitu: Dilakukan teguran tiga kali
apabila yang bersangkutan tidak mengalami perubahan maka
ditingkatkan pada klasifikasi peringatan tertulis 1 dan di evaluasi
selama 6 (enam) bulan. Apabila pada masa evaluasi tersebut tidak
mengalami perubahan maka diberikan peringatan tertulis 2 (dua)
dan berlaku 6 bulan dan dilakukan evaluasi kembali, setelah masa
evaluasi tidak mengalami perubahan maka diberikan surat tertulis
3 (tiga) dengan masa pembinaan sama seperti diatas selama 6
bulan. Jika pada masa pembinaan tersebut tetap tidak mengalami
perubahan maka komite keperawatan merekomendasikan kepada
wadir keperawatan untuk diteruskan kepada SDM.
5. Pada proses ini perawat yang melakukan pelanggaran diharuskan
membuat kronologi kejadian dan dilaporkan kepada atasan
diketahui dan ditandatangani oleh kepala ruangan/kepala unit
- Pada jam kerja kepada koordinator
- Diluar jam kerja pada supervisor
Penjelasan Alur
13. Pemberian penghargaan diberikan kepada perawat berprestasi,
mempunyai dedikasi, loyalitas yang tinggi dan menjadi panutan bagi
perawat lain.
Mengharumkan nama profesi keperawatan RSPP ke dunia luar
Menjadi role model bagi perawat lain
Perawat yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik keperawatan
diberikan sangsi sebagai berikut :
a. Pelanggaran etik ringan
1) Diberikan peringatan lisan tertulis
2) Dilakukan pembinaan oleh atasan langsung
3) Diberikan rekomendasi untuk pembinaan dan pelatihan ke Diklat
keperawatan
b. Pelanggaran etik sedang
1) Diberikan peringatan tertulis pertama
2) Diberikan pembinaan oleh atasan langsung dan Diklat
keperawatan
3) Diberikan penurunan nilai SMK
4) Tidak diikutsertakan dalam pelatihan, seminar dan symposium
dalam setahun
c. Pelanggaran berat
1) Dilakukan mutasi internal keperawatan
2) Diberikan konsekuensi sesuai pedoman SDM
d. apabila setelah dikaji ternyata bukan terjadi pelanggaran etik
tetapi pelanggaran hukum /pidana maka kasus tersebut akan
diserahkan ke Manajerial
- UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
- UU Republik Indonesia No 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan
- Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000
tentang Registrasi dan Praktik Perawat
- Kode Etik Keperawatn Indonesia Keputusan MUNAS VI PPNI. No:
09/MUNAS VI/PPNI/2000
- PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
- Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.
YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang Pedoman Hak dan
Kewajiban Klien, Dokter dan Rumah Sakit
- Surat Keputusan Dirjen Yanmed No. 00.03.2.6.951 Tahun 1997
tentang berlakunya Hak dan Kewajiban Perawat dan Bidan di RS.
- Buku dari pertamedika dan PKB
- Permenkes no 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan
Konsekuensi dan Pembinaan
Landasan Hukum
BAB 4
PEMBERIAN PENGHARGAAN, KONSEKUENSI DAN PEMBINAAN
14. DAFTAR PUSTAKA
Giilles Dee Ann. 2000. Manajemen Keperawatan . Alih bahasa
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Bandung.
Potter and Perry. 2009. Fundamental of Nursing Buku 1 edisi 7.
Salemba Medika
UU Republik Indonesia No 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan
Kode Etik Keperawatn Indonesia Keputusan MUNAS VI PPNI. No:
09/MUNAS VI/PPNI/2000
American Nurses Association.(2001). Code of ethics for nurses with
interpretive statements. Washington, D.C.: American Nurses
Publishing
Cowen, P. S. dan Moorhead, S. (2006).Current issue in nursing. St. Louis
Missouri: Mosby Elsevier.
International Council of Nurses. (2012). The ICN code of ethics for nurses.
Gevena: International Council of Nurses
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2000). Kode etik keperawatan. 20
September 2015. Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
http://www.inna-ppni.or.id/index.php/kode-etik
“A Framework for Thinking Ethically.” ETHICS 1, no. 2 (Winter 1988).
http://www.scu.edu/ethics/practicing/decision/framework.html
Berman, Audrey; Snyder, Shirley dan Frandsen, Geralyn. 2012. Kozier &
Erb’s Fundamental of Nursing : concepts, practice and process.
New Jersey : Pearson Education inc
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.
Philadelphia. Addison Wesley.
Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.