Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Komisi Yudisial beserta kewenangan dan peran masing-masing le
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Smywlndr wlndr
Ā
Materi Pembelajaran Kelas 10
A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
B. Lembaga-lembaga Negara
C. Tata Kelola Pemerintahan yang baik
D. Partisipasi Masyarakat dalam berpolitik
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Smywlndr wlndr
Ā
Materi Pembelajaran Kelas 10
A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
B. Lembaga-lembaga Negara
C. Tata Kelola Pemerintahan yang baik
D. Partisipasi Masyarakat dalam berpolitik
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Ā
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
. Teori Klasik.
Teori ini mulai muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dan tersebar di Eropa dan Amerika.Teori ini berdasarkan psikologi hedonistik.Menurut psikologi hedonistik, setiap perbuatan manusia berdasarkan pertimbangan rasa senang dan rasa tidak senang (sakit).Setiap manusia berhak memilih mana yang baik dan mana yang buruk, perbuatan mana yang mendatangkan kesenangan dan yang mana yang tidak. Menurut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:15) bahwa "Setiap orang yang melanggar hukum telah memperhitungkan kesenangan dan rasa sakit yang diperoleh dan perbuatan tersebut.(That the act which I do is the act which I think will give me most pleasure)." Lebih lanjut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:21) menyatakan bahwa: "Semua orang melanggar undang-undang tertentu harus menerima hukuman yang sama, tanpa mengingat umur, kesehatan jiwa, kaya miskinnya, posisi sosial dan keadaan-keadan lainnya." Hukuman yang dijatuhkan harus sedemikian beratnya, sehingga melebihi suka yang diperoleh dari pelanggaran undang-undang tersebut. Berdasarkan pendapat Beccaria tersebut, setiap hukuman yang dijatuhkan sekalipun pidana yang berat, sudah diperhitungkan sebagai kesenangan yang diperolehnya, sehingga maksud pendapat Beccaria adalah untuk mengurangi kesewenangan dan kekuasaan hukuman. Konsep keadilan menurut teori ini adalah suatu hukuman yang pasti untuk perbuatan-perbuatan yang sama tanpa memperhatikan sifat dari sifat si pembuat dan tanpa memperhatikan pula kemungkinan adanya peristiwaĀ-peristiwa tertentu yang memaksa terjadinya perbuatan tersebut
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Ā
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada negara. Organisasi negara mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Pengertian yang dibuat oleh Scholten ini mengandung kelemahan karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraanya.
. Teori Klasik.
Teori ini mulai muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dan tersebar di Eropa dan Amerika.Teori ini berdasarkan psikologi hedonistik.Menurut psikologi hedonistik, setiap perbuatan manusia berdasarkan pertimbangan rasa senang dan rasa tidak senang (sakit).Setiap manusia berhak memilih mana yang baik dan mana yang buruk, perbuatan mana yang mendatangkan kesenangan dan yang mana yang tidak. Menurut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:15) bahwa "Setiap orang yang melanggar hukum telah memperhitungkan kesenangan dan rasa sakit yang diperoleh dan perbuatan tersebut.(That the act which I do is the act which I think will give me most pleasure)." Lebih lanjut Beccaria (Made Darma Weda, 1996:21) menyatakan bahwa: "Semua orang melanggar undang-undang tertentu harus menerima hukuman yang sama, tanpa mengingat umur, kesehatan jiwa, kaya miskinnya, posisi sosial dan keadaan-keadan lainnya." Hukuman yang dijatuhkan harus sedemikian beratnya, sehingga melebihi suka yang diperoleh dari pelanggaran undang-undang tersebut. Berdasarkan pendapat Beccaria tersebut, setiap hukuman yang dijatuhkan sekalipun pidana yang berat, sudah diperhitungkan sebagai kesenangan yang diperolehnya, sehingga maksud pendapat Beccaria adalah untuk mengurangi kesewenangan dan kekuasaan hukuman. Konsep keadilan menurut teori ini adalah suatu hukuman yang pasti untuk perbuatan-perbuatan yang sama tanpa memperhatikan sifat dari sifat si pembuat dan tanpa memperhatikan pula kemungkinan adanya peristiwaĀ-peristiwa tertentu yang memaksa terjadinya perbuatan tersebut
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. A. Perkembangan Ketatanegaraan
Sebelum Perubahan UUD 1945, Republik Indonesia menganut Prinsip
Supremasi MPR sebagai salah satu bentuk varian sistem supremasi
parlemen yang dikenal di dunia.
Paham kedaulatan rakyat yang dianut diorganisasikan melalui
pelembagaan MPR yang dikonstruksikan sebagai lembaga penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia yang berdaulat yang disalurkan melalui
prosedur:
1. Prosedur perwakilan politik (political representation) Melalui DPR
2. Perwakilan Daerah (regional representation) melalui utusan Daerah
3. Perwakilan fungsional ( functional representation) melalui Utusan
Golongan.
3. Sebagai organ atau lembaga yang diberi kedudukan tertinggi
sehingga Presiden Sebagai lembaga negara diharuskan
tunduk dan bertanggungjawab, lembaga MPR itu disebut
sebagai pelaku tetinggi kedaulatan rakyat bahkan dalam pasal
1 ayat 2 UUD 1945 sebelum perubahan dirumuskan dengan
kalimat: āKedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyatā.
Sekarang ketentuan pasal 1 ayat 2 diubah rumusannya
menjadi: āKedaulatan ditangan Rakyat dan dilaksanakan
menurut UUDā.
4. Rumusan ketentuan Pasal 1 ayat 2
1. Kedaulatan atau kekuasaan tertinggi itu berada dan
berasal atau bersumber dari rakyat seluruhnya.
2. Kedaulatan rakyat tersebut harus pula diselenggarakan
atau dilaksanakan menurut UUD itu sendiri.
3. Organ pelaku atau pelaksana prinsip kedaulatan rakyat
itu tidak terbatas hanya MPR saja, melainkan semua
lembaga negara adalah pelaku langsung atau tidak
langsung yang bersumber dari rakyat yang berdaulat.
5. DPR adalah pelaku kadulatan rakyat dibidang pembentukan
Undang-undang, Presiden dan wakil Presiden pelaksana
kedaulatan rakyat dibidang pemerintahan negara.
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi dan Badan
pemeriksa Keuangan yang juga dipilih oleh rakyat secara
tidak langsung dapat pula disebut sebagai lembaga
pelaksana kedaulatan rakyat dibidang tugasnya masing-masing.
Dari segi kelembagaannya, menurut ketentuan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasca perubahan
keempat (2002) dalam struktur kelembagaan Republik
Indonesia terdapat 8 buah organ negara yang mempunyai
kedudukan sederajat yang secara langsung menerima
kewenangan konstitusional dari UUD.
6. 8 Buah organ Negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang secara
langsung menerima kewenangan konstitusional dari UUD:
1. Dewan Perwakilan Rakyat
2. Dewan Perwakilan Daerah
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat
4. Badan Pemeriksa Keuangan
5. Presiden dan Wakil Presiden
6. Mahkamah Agung
7. Mahkamah Konstitusi
8. Komisi Yudisial
Disamping itu ada lembaga yang diatur kewenangannya dalam
UUD yaitu:
1. Tentara Nasional Indonesia
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia
3. Pemerintah Daerah
4. Parpol (Partai Politik)
7. B. Lembaga-lembaga Negara
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara atau pemegang
kedaulatan rakyat. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
MPR membawahi lembaga-lembaga negara yang lain pada
masa Orde Lama, MPR ini telah dipakai untuk
memperkukuh ideologi manipol usdek dan menyatakan
Presiden Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. DPR
dilucuti dari berbagai wewenang, antara lain memajukan
usul angket dan usul Mosi. Accountability boleh dikatakan
tidak dolaksanakan. Akan tetapi, presiden Soekarno harus
memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.
8. Masa Orde Lama jumlah anggota MPR hanya 609,
awal demokrasi Pancasila (1966) jumlah anggota MPR hanya
545.
pada sidang MPR 1968 berjumlah 828.
dimasa Orde Baru, Jumlah anggota MPR dari 545 menjadi
1000 pada tahun 1987, 1992, 1997.
Pada tahun 1999 terjadi pengurangan anggota MPR dari 1000
mejadi 700 orang.
Keputusan pembahasan Perubahan UUD 1945 dalam sidang
tahunan MPR tahun 2002 berlangsung alot. Pada
pengambilan keputusan terhadap materi rancangan
perubahan UUD 1945 terjadi satu pemungutan suara (voting).
9. 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dalam pasal 20 (baru) Secara Umum, fungsi DPR meliputi fingsi Legislasi,
Pengawasan, dan Budget.
Pemerintahan Orde Baru fungsi DPR masih belum seperti pada masa
Undang-undang keempat Amandemen, semua inisiatif berasal dari eksekutif,
DPR tinggal mengesahkan. Sehingga sering muncul sindiran sinis terhadap
DPR hanya sebagai tukang stempel.
10. Fungsi dan hak lembaga DPR serta hak lembaga DPR dalam pasal (20A)
ļ¶ Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan Pengawasan.
ļ¶ Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang
dasar ini, Dewan Perwailan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak
menyatakan pendapat.
ļ¶ Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam Undang-undang.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjadikan DPR berfungsi secara optimal sebagai lembaga
perwakilan rakyat sekaligus memperkokoh pelaksanaan Check dan Balances oleh DPR.
11. ļ§ Kekuasaan DPR lainnya:
ā¢ Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan Duta Besar dan menerima
penempatan duta negara lain (Pasal 13 ayat [2] dan [3])
ā¢ Memberikan amnesti dan Abolisi (Pasal 14 ayat [2])
ā¢ Memberikan persetujuan bila Presiden hendak membuat perjanjian dengan
negara lain dalam bidang ekonomi, perjanjian damai, menyatakan perang
serta integeritas wilayah (Pasal 11 ayat [2] dan [3]).
ā¢ Hak Budget (Pasal 23 ayat [3],
ā¢ Memilih Anggota BPK, dengan memperhatikan saran DPD (Pasal 23F ayat [1])
ā¢ Memberi persetujuan dalam hal presiden mengangkat dan memberhentikan
Komisi Yudisial (Pasal 24B ayat [3],
ā¢ Menominasikan 3 orang hakim Mahkamah Konstitusi (Pasal 24C ayat [3]).
12. Berdasarkan Ketetapan MPR No.VII/MPR/2000 tentang
Peran TNI dan Peran Kepolisian Negara RI, MPR juga
Mendelegasikan beberapa kewenangan kepada DPR, yaitu
memberikan persetujuan kepada Presiden dalam hal Presiden
hendak mengangkat seorang panglima TNI (Pasal 3 ayat [2]).
Demikian juga bila Presiden hendak mengangkat seorang
Kepala Kepolisian Negara RI (Pasal 7 ayat [3]).
DPR juga diberi kewenangan untuk memilih/menyeleksi
anggota Komisi Nasional HAM.
DPR juga memiliki wewenaang dalam mengusulkan untuk
memberhentikan Presiden dan/ atau Wakil Presiden (Pasal
7A).
13. 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Lembaga ini diatur dalam Pasal 22C dan 22D. Diantaranya:
ā¢ Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap
Privinsi melalui pemilihan umum.(Pasal 22C [1])
ā¢ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat mengajukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya ekonomi
lainnya, serta berkaitan dengan pertimbangan keuangan
pusat dan daerah. (Pasal 22D [1]).
Dalam Pasal 51 dan 52 dijelaskan bahwa jumlah anggota
DPD disetiap Provinsi berjumlah 4 (empat) orang.
Penegasan tentang susunan dan anggota DPD juga diatur
dalam UU No. 22 tahun 2003 tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
14. Calon anggota DPD, selain harus memenuhi syarat sebagai
calon, menurut ketentuan pasal 63 UU No.12 Tahun 2003.
Alat kelengkapan DPD menurut Pasal 234 UU No.27 Tahun
2009:
a).pimpinan;
b).panitia musyawarah;
c).Panitia Kerja;
d).Panitia Perancangan Undang-undang;
e). Panitia urusan rumah tangga;
f). Badan Kehormatan;
g) alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh
rapat paripurna.
15. 4. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan wakil presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali. (Pasal 7 [5]). Namun diganti ā Presiden dan Wakil
presiden memegang jabatannya selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam masa jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatanā.
Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA merupakan
proses yustisial dan biasanya diberikan kepada orang yang sudah mengalami proses,
sedang amnesti dan abolisi lebih bersifat politik dengan mempertimbangkan DPR.
Pasal 15 berbunyi: Presiden memberi gelar,tanda jasa dan lain lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undang undang.perubahan pasal ini berdasarkan
pertimbangan agar presiden dalam memberikan tanda kehormatan kepada siapa pun
baik warganegara,orang asing,badan atau lembaga) didasarkan pada Undang
undang yang merupakan hasil dari pembahasan DPR bersama Pemerintah sehingga
berdasarkan pertimbangan yang lebih objektif.
16. 5. Mahkamah Agung (MA)
Negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat) tidak berdasarkan
atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Pemerintah berdasar atas sistem
konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas).
Rechtstaat lebih berpijak atau menggunakan ukuran formal;artinya benar dan
adil itu adalah apa yang ditulis dalam hukum tertulis. Sedangkan the rule of
law lebih menekankan pada pentingnya hukum tidak tertulis (common law)
demi tegaknya keadilan substansial.
17. 4 syarat rechtstaat:
ā¢ Negara yang kehidupannya sejalan dengan konstitusi dan undang-undang.
ā¢ Negara yang mengatur mekanisme pertanggungjawaban atas setiap
kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh elit negara.
ā¢ Negara yang menjamin kemerdekaan kekuasaan kehakiman.
ā¢ Negara melindungi hak-hak asasi manusia.
18. 6. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi diatur dalam pasal 24 ayat (2),
āKekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan
Badan peradilan dibawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusiā.
Tugas dan wewenang MK diatur dalam pasal 24C, āMahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenanganya diberikan oleh
UUD,memutus pembubaran Partai politik dan memutuskan
memutus perselisihan hasil pemilu
19. 7. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Cikal bakal BPK berasal dari Raad van Rekenkamer pada zaman Hindia
Belanda.Sebelum ada perubahan dalam UUD 1945, Kelembagaan BPK diatur
dalam pasal 23 ayat (5) dalam Bab VIII tentang hal keuangan. Diubah dalam
UUD 1945 pada pasal 23E.
Ada 3 jangkauan fungsi pemeriksaannya:
ā¢ Perluasan dari pemeriksaan atas pelaksanaan APBN menjadi pemeriksaan
atas pelaksanaan APBN dan APBD serta pengelolaan keuangan dan
kekayaan negara dalam arti hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak saja
dilaporkan kepada DPR ditingkat pusat, tetapi juga kepada DPD dan DPRD
Provinsi serta DPRD Kabupaten/Kota sesusi tingkatan kewenangannya
masing-masing.
ā¢ Perluasan juga terjadi terhadap lembaga atau badan-badan hukum menjadi
objek pemeriksaan oleh BPK, Yaitu awalnya hanya terbatas pada lembaga
negara atau pemerintahan yang merupakan subjek hukum tata negara dan
atau subjek hukum administrasi negara.
20. 8.Komisi Yudisial (KY)
Majelis ini berfungsi memberikan pertimbangan dan
mengambil keputusan terakhir mengenai saran-saran atau
usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan promosi,
kepindahan, pemberhentian dan tindakan atau hukuman
jabatan oleh hakim, yang diajukan oleh MA atau menteri
kehakiman.
21. Perubahan UUD 45 merumuskan kewenangan komisi yudisial
tercantum dalam pasal 24B dengan rumusan salah satunya:
āKomisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim Agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
22. LEMBAGA-LEMBAGA INDEPENDEN
A. Perkembangan Lembaga-Lembaga Independen
Independensi lembaga diperlukan untuk kepentingan
menjamin pembatasan kekuasaan demokratisasi yang lebih
efektif.
Dalam praktik ketatanegaraan, kedudukan dan peranan yang
dimiliki dan dijalankan masing-masing lembaga dan pejabat
akan berpijak dari konsepsi-konsepsi diatas.
23. B. Komisi Pemilihan Umum
Ketentuan mengenai pemilu diatur dalam Pasal 22E UUD 1945 yang
berbunyi ā 1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, Umum ,
Bebas , Rahasia, Jujur, Adil setiap 5tahun sekali.
2. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota dewan
perwakilan rakyat, dan perwakilan daerah, presiden dan wakil presiden
dan dewan perwakilan rakyat daerah.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota dewan perwakilan
rakyat dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah adalah partai politik.
4. Peserta pemilu untuk memilih anggota dewan perwakilan daerah adalah
perseorangan.
5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilu yang
bersifat nasional, tetap dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lenjut tentang pemilu diatur dengan UU.
24. C. Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM)
Kewajiban menghormati HAM terjamin dalam pembukaan UUD 1945, yang
menjiwai seluruh pasal seluruh batang tubuhnya, terutama berkaitan dengan
persamaan kedudukan negara dalam hukum dan pemerintahan, Hak atas
penghidupan dan pekerjaan dan penghidupan yang layak, kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan, kebebasan memeluk agama dan untuk beribadah sesuai agama dan
kepercayaan itu, hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Yang sesuai
dengan UUD 1945 MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM.
25. D. Tentara Nasional Indonesia dan kepoilisian Negara
Rumusna mengenai hal tersebut tertuang ayat 3 dan ayat 4 sebagai berikut:
1. Tentara nasional indonesia terdiri atas angkatan darat, angkatan udara dan
angkatan laut sebagai alat negara bertugas mempertahankan , melindungai,
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
2. Kepolisian negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi mengayomi
melayani masyarakat serta menegakkan huku.