SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN
By
Arni Wianti, S.Kep., Ns
A. Infeksi Bakteri
1. Folikulitis
a. Pengertian
Folikulitis adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus yang secara
umum ditemukan pada kulit
b. Penyebab Folikulitis
Berdasarkan organisme penyebabnya,
yang menjadi penyebab folikulitis
dapat dicirikan sebagai berikut :
1) folikulitis bacterial
2) folikulitis jamur
3) folikulitis virus
4) folikulitis parasite
2. Furunkel dan karbunkel
a. Pengertian
 Furunkel adalah infeksi akut dari satu folikel
rambut yang biasanya mengalami nekrosis
disebabkan oleh staphylococcus aureus.
 Furunkel adalah infeksi kulit yang meliputi
seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus
disekitarnya.
 Furunkel yang banyak disebut karbunkel.
 Karbunkel adalah satu kelompok beberapa
folikel rambut yang terinfeksi oleh
staphylococcus aureus
b. Penyebab
Penyebab furunkel adalah bakteri stafilokokus,
tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri
lainnya atau jamur.
c. Patofisiologi
Karena adanya mikrolesi baik karena garukan
atau gesekan baju, maka kuman masuk ke
dalam kulit.
c. Gejala Klinis
1) Furunkel
 Mula-mula nodul kecil yg mengalami peradangan pada
folikel rambut, kemudian menjadi pustula dan
mengalami nekrose dan menyembuh setelah pus
keluar dan meninggalkan sikatrik. Proses nekrosis
dalam 2 hr-3 mgg
 Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung,
lubang telinga luar
 Gejala konstitusional yang sedang (panas badan,
malaise, mual)
 Dapat satu atau banyak dan dapat kambuH
 Tempat predileksi: muka, leher, lengan, pergelangan
tangan dan jari-jari tangan, pantat dan daerah
anogenital
2) Karbunkel
 Pada permulaan infeksi terasa sangat
nyeri dan tampak benjolan merah,
permukaan halus, bentuk seperti
kubah dan lunak
 Beberapa hari ukuran membesar 3-10
cm
 Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan
pus keluar dari banyak lubang fistel
 Setelah nekrosis tampak nodul yang
menggaung atau luka yang dalam
dengan dasar yang purulen.
d. Penatalaksanaan:
 Pada furunkel biasa diberikan obat topikal saja.
 Bila terjadi ulkus atau lesi terbuka dilakukan
kompres terbuka
 Pengobatan sistemik : Antibiotika
e. Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair
yang mengandung zat anti–bakteri
merupakan cara terbaik untuk mencegah
terjadinya infeksi atau mencegah
penularan.
3. Selulitis
a. Pengertian
selulitis adalah infeksi yang terjadi pada kulit
lapisan dermis dan bisa menyebar ke
jaringan subkutan yang disebabkan oleh
bakteri dan ditandai dengan nyeri, eritema,
dengan karakteristik hangat, edema dan
batas tidak tegas.
b. Pathofisiologi dan Etiologi
Stapiloccocus bila masuk kepembuluh darah dan
menginvasi organ lain yang jauh dari tempat
invasi yang pertama, hal ini bisa terjadi pada
infeksi luka
c. Manifestasi Klinis
 Setiap jaringan atau tubuh manusia dapat terserang dan
mengakibatkan penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu
peradangan, nekrosis dan pembentukan abses
 Nyeri pada daerah pembengkakan.
 Disertai dengan demam (suhu 38°C)
 Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut di
tengahnya terdapat pustul kemudian melunak menjadi
abses. Lalu memecah membentuk fistel.
 
d. Faktor Predisposisi
 Hygiene yang kurang
 Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya
kekurangan gizi.
 Telah ada penyakit lain di kulit, karena terjadi
kerusakan di epidermis maka fungsi kulit sebagai
pelindung terganggu sehingga memudahkan
terjadinya infeksi
e. Perawatan dan Pengobatan 
 Berikan kompres hangat pada daerah abses
 Abses yang belum masak diberi ichtiol zalf.
 Kalau abses sudah masak sebaiknya diinsisi
untuk mengeluarkan pus.
 Berikan antibiotik.
 
f. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam praktik keperawatan
1) Pengkajian
Merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Berikut ini merupakan data-data pokok yang perlu dikaji
pada klien pada abses
2) Pemeriksaan Fisik 
Inspeksi dan diklasifikasikan berdasarkan morfologi Ukuran,
warna, tekstur, kekerasan, konfigurasi lokasi dan distribusi
kulit. 
Data subjek: gatal, nyeri, kemerahan, panas dan perubahan
warna kulit.
Data objektif: warna, tugor, kemerahan, kebersihan dan
3) Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatannya adalah : 
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
inflamasi jaringan. 
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan 
3. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan
dengan nyeri 
4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang 
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnmya
informasi mengenai penyakit.
4) Perencanaan Keperawatan
Adapun intervensi dari diagnosa yang
muncul pada abses adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan inflamasi jaringan.
Tujuan      : integritas kulit membaik.
Intervensi :
 Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan
setiap 4   jam.
 Rasionalisasi: mengetahui seberapa besar kerusakan
jaringan kulit.
 Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan
imobilisasi dan peninggian ekstrimitas.
 Rasionalisasi : mengurangi edema
meningkatkan sirkulasi.
 Pertahankan teknik aseptik
 Rasionalisasi : perawatan kurang resiko infeksi
dan kerusakan jaringan semakin meluas.
 Gunakan kompres dan balutan.
 Rasionalisasi : sirkulasi darah lancar
 Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan kedokter jika
ada peningkatan
 Rasionalisasi : mengetahui tanda-tanda infeksi
5) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan secara
nyata untuk membantu klien mencapai tujuan rencana
tindakan yang telah dibuat. Prinsip yang digunakan dalam
memberikan tindakan keperawatan adalah cara
pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi yang
terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang
dilakukan terhadap klien.
6) Evaluasi
Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan
adalah untuk mengetahui keberhasilan atas
tindakan yang akan dilaksanakan. Dua
kemungkinan yang akan terjadi yaitu
masalah belum dapat teratasi atau mungkin
timbul masalah baru. Evaluasi yang
digunakan mencakup dua bagian yaitu
evaluasi proses (formatif) dan evaluasi
hasil (sumatif)
4. Acne Vulgaris
a. Pengertian
Jerawat (bahasa Inggris : acne) adalah kondisi
abnormal kulit akibat gangguan berlebihan
produksi kelenjar minyak (sebaceous
gland) yang menyebabkan penyumbatan
saluran folikel rambut dan pori-pori kulit.
b. Penyabab Jerawat
 Produksi Minyak Berlebihan
 Sel-Sel Kulit Mati
 Bakteri
 Kosmetik
 Obat-Obatan
c. Asuhan Keperawatan
1) pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
inflamasi lesi akne
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan
adanya papula eritematosa, pustule, dan kista
inflamatorik.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi
bakteri kulit.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
faktor pemicu dan perawatan akne.
3) Intervensi Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
inflamasi lesi akne.
 Dorong klien untuk menyatakan perasaan
tentang penyakitnya pertahankan
pendekatan positif, hindari ekspresi
menghina atau reaksi berubah mendadak.
 Bersikap realitis dan positif selama
pengobatan pada penyuluhan kesehatan
5.  Dermatitis
a. Pengertian
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan
gejala subjektif pruritus.
Data objektif tampak inflamasi eritema, vasikulasi,
eksudasi, dan pembentukkan sisik.Tanda-tanda
polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat
yang sama..Penyakit yang bertedensi residif dan
menjadi kronis
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan.
b. Jenis Dermatitis
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang
masing-masing memiliki indikasi dan gejala
berbeda:
1) Contact Dermatitis
2) Neurodermatitis
3) Seborrheic Dermatitis
4) Stasis Dermatitis
5) Atopic Dermatitis
c. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak 
diketahui. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen agen ,
misalnya zat kimia, protein, bakteri dan
fungus.
d. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tanda–tanda radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti
dolor). Selain itu terdapat kenaikan suhu
(kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit
(function laisa). Data obyektif, biasanya
batas kelainan tidak tegas dan terdapt lesi
polimorfi yang dapat timbul scara
serentak atau beturut-turut.
e. Perawatan Diri
 Hindari goresan yang ditimbulkan garukan karena
rasa gatal pada kulit.
 Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian
jika tidak dapat menahan diri untuk
menggaruknya.
 Gunakan sarung tangan pada malam hari saat
akan tidur, mencegah menggaruk secara tak
sengaja.
 Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya
keringat berlebihan.
 Hindari kontak dengan barang yang berbahan
dari wool seperti pada karpet atau baju.
 Hindari kontak dengan sabun/detergen yang
f. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
 Data Demografi
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Kesehatan Lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Pemeiksaaan Sistemik Pada Penyakit
Dermatitis
 Pemeriksaan penunjang
1) Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kekeringan pada kulit
2. Kerusakan kulit berhubungan dengan
terpapar allergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan
dengan pruritus
4) Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kekeringan pada kulit.
DS:Klien mengatakan gatal pada kulit
DO : Kulit klien tampak kering, Kulit klien tampak
bersisik,Klien nampak sering menggaruk,Tampak adanya
peradangan
Kriteria Hasil :
 klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi
yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan :
 Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
 Berkurangnyaderajat pengelupasan kulit
 Berkurangnnya kemerahan
 Berkurangnya lecet karena garukan
 Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi :
Mandi paling tidak sekali sehari, Segera oleskan salep atau
krim yang telah diresepkan setelah mandi.
Rasional : dengan mandi air akan meresap dl saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah mandi
untuk mencegah penguapan air dari kulit. Gunakan air hangat
jangan panas.
Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan
meningkatkan pruritus.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun
untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit
kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering
dapat meningkatkan keluhan.
Oleskan/berikan salep atau krim 2 atau tiga kali per hari.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.
5. Kusta
1) Pengertian
Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
kuman tahan asam “Mycobacterium Leprae”. 
2) Etiologi & Patofisiologi
Mycobacterium Leprae berprediksi di daerah-daerah tubuh
yang relatif lebih dingin. Sebenarnya Mycobacterium
Leprae mempunyai pathogenesis dan daya invasif yang
rendah, sebab penderita yang mengandung kuman yang
lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih
berat, bahkan dapat sebaliknya.
3) Tanda dan Gejala
 Timbul bercak atau benjolan dengan rasa
tebal/matirasa, kadang ada keluhan nyeri
pada lengan dan tungkai, sendi-sendi,
demam
 Lesi kulit yang khas (bercak/plak
hipopigmentasi/eritematosa, papul atau
nodul)
 Annesthesia pada kesi
 Pembesaran saraf tepi
4. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Data Subyetif : Timbul bercak atau benjolan dengan rasa
tebal/mati rasa, kadang mengeluh nyeri pada lengan/tungkai,
sendi-sendi, demam,
Data Obyektif :Bercak/plak hipopigmentasi/ eritematosa, papul
atau nodul. Anestesi pada lesi. Pembesaran saraf tepi
Data Penunjang :BTA pada sediaan apus irisan kulit positif,Test
lepronim positif atau negatif
l Diagnosa Keperawatan
l Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
pembesaran saraf tepi.
l Potensial cedera berhubungan dengan hipoanaestesia
l Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
l Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan adanya ulkus.
3) Klasifikasi
Klasifikasi Lepra berdasarkan “Respon
Imunologis pnderita” di bagi menjadi :
 Tipe Indeterminate
 Tipe Tuberculoid
 Tipe Bordeline Tuberculoid
 Tipe Mid Borderline
 Tipe Borderline
 Tipe Lapromatous
1. Intervensi Keperawatan
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Berhubungan Dengan
Pembesaran Saraf Tepi.
Tujuan : Klien merasa nyaman
Kriteria Hasil :
1. Klien tampak tenang
2. Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
 Kaji karakteristik nyeri
 Kaji repon klien terhadap nyeri
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksas
 Ciptakan lingkungan yang teraupeutik
 Kelola pemberian analgetik sesuai program
B. INFEKSI VIRUS
1. Herpes simpleks
Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus
Herpes Simplex (virus Herpes Hominis) tipe I
dan tipe IIyang ditandai dengan vesikel 
berkelompok diatas kulit yang eritematosa di
daerah mukokutan. Dapat berlangsung primer
maupun rekurens. Herpes simplex disebut
juga fever blister, cold score, herpes febrilis,
herpes labialis, herpes progenitalis(genitalis)
Patofisiologi
Herpes simpleks menyebabkan timbulnya
erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi
ini akan menghilang meskipun virusnya
tetap ada dalam keadaan tidak aktif di
dalam ganglia (badan sel saraf), yang
mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi.
Secara periodik, virus ini akan kembali aktif
dan mulai berkembangbiak, seringkali
menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan
pada lokasi yang sama dengan infeksi
sebelumnyaPatofisiologi
Herpes simpleks menyebabkan timbulnya
erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi
ini akan menghilang meskipun virusnya tetap
ada dalam keadaan tidak aktif di dalam
ganglia (badan sel saraf), yang
mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi.
2. Herpes Zooster
Pengertian
Herpes, demikianlah para medis menyebut
penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung
berkelompok ini. Gelembung-gelembung
tersebut berisi air pada dasar perdangan.
Ada dua macam penyakit herpes, yaitu
herpes genitalis dan herpes zoster.
 Gejala
 Demam
 Malaise
 Nyeri yang menyerupai appendisistis
 Pleuritis
 Nyeri musculoskeletal
Penatalaksanaan
 Memberikan vaksin pada lansia
 Mengalihkan perhatian untuk
manajemen nyeri
 Memberikan obat-obatan untuk
memblok impuls di saraf kulit agar tidak
sampai ke otak, seperti amitriplitin
Thank You For YourThank You For Your
AttentionAttention

More Related Content

What's hot (18)

Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
 
Askep dermatitis
Askep dermatitis Askep dermatitis
Askep dermatitis
 
dermatitis kontak, geriatri, DKI, DKA
dermatitis kontak, geriatri, DKI, DKAdermatitis kontak, geriatri, DKI, DKA
dermatitis kontak, geriatri, DKI, DKA
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Wound care new
Wound care newWound care new
Wound care new
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Luka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nyaLuka dan perawatan nya
Luka dan perawatan nya
 

Similar to Pp.... infeksi sist integumen (20)

Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
penyakit pada kulit
penyakit pada kulitpenyakit pada kulit
penyakit pada kulit
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibulaLaporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
ASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonsonASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonson
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
Yataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamurYataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamur
 
Akne vulgaris
Akne vulgarisAkne vulgaris
Akne vulgaris
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptxKELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
KELOMPOK 4_INFEKSI NOSOKOMIAL.pptx
 

More from arniwianti

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirarniwianti
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasarniwianti
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenarniwianti
 
Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumarniwianti
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbarniwianti
 
Hidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunHidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunarniwianti
 

More from arniwianti (6)

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umum
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmb
 
Hidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunHidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahun
 

Pp.... infeksi sist integumen

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN By Arni Wianti, S.Kep., Ns
  • 2. A. Infeksi Bakteri 1. Folikulitis a. Pengertian Folikulitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang secara umum ditemukan pada kulit
  • 3. b. Penyebab Folikulitis Berdasarkan organisme penyebabnya, yang menjadi penyebab folikulitis dapat dicirikan sebagai berikut : 1) folikulitis bacterial 2) folikulitis jamur 3) folikulitis virus 4) folikulitis parasite
  • 4. 2. Furunkel dan karbunkel a. Pengertian  Furunkel adalah infeksi akut dari satu folikel rambut yang biasanya mengalami nekrosis disebabkan oleh staphylococcus aureus.  Furunkel adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya.  Furunkel yang banyak disebut karbunkel.  Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh staphylococcus aureus
  • 5. b. Penyebab Penyebab furunkel adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur. c. Patofisiologi Karena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman masuk ke dalam kulit.
  • 6. c. Gejala Klinis 1) Furunkel  Mula-mula nodul kecil yg mengalami peradangan pada folikel rambut, kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan menyembuh setelah pus keluar dan meninggalkan sikatrik. Proses nekrosis dalam 2 hr-3 mgg  Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga luar  Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual)  Dapat satu atau banyak dan dapat kambuH  Tempat predileksi: muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan jari-jari tangan, pantat dan daerah anogenital
  • 7. 2) Karbunkel  Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaan halus, bentuk seperti kubah dan lunak  Beberapa hari ukuran membesar 3-10 cm  Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel  Setelah nekrosis tampak nodul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang purulen.
  • 8. d. Penatalaksanaan:  Pada furunkel biasa diberikan obat topikal saja.  Bila terjadi ulkus atau lesi terbuka dilakukan kompres terbuka  Pengobatan sistemik : Antibiotika
  • 9. e. Pencegahan Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti–bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
  • 10. 3. Selulitis a. Pengertian selulitis adalah infeksi yang terjadi pada kulit lapisan dermis dan bisa menyebar ke jaringan subkutan yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai dengan nyeri, eritema, dengan karakteristik hangat, edema dan batas tidak tegas.
  • 11. b. Pathofisiologi dan Etiologi Stapiloccocus bila masuk kepembuluh darah dan menginvasi organ lain yang jauh dari tempat invasi yang pertama, hal ini bisa terjadi pada infeksi luka
  • 12. c. Manifestasi Klinis  Setiap jaringan atau tubuh manusia dapat terserang dan mengakibatkan penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses  Nyeri pada daerah pembengkakan.  Disertai dengan demam (suhu 38°C)  Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut di tengahnya terdapat pustul kemudian melunak menjadi abses. Lalu memecah membentuk fistel.  
  • 13. d. Faktor Predisposisi  Hygiene yang kurang  Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya kekurangan gizi.  Telah ada penyakit lain di kulit, karena terjadi kerusakan di epidermis maka fungsi kulit sebagai pelindung terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi
  • 14. e. Perawatan dan Pengobatan   Berikan kompres hangat pada daerah abses  Abses yang belum masak diberi ichtiol zalf.  Kalau abses sudah masak sebaiknya diinsisi untuk mengeluarkan pus.  Berikan antibiotik.  
  • 15. f. Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan 1) Pengkajian Merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001). Berikut ini merupakan data-data pokok yang perlu dikaji pada klien pada abses 2) Pemeriksaan Fisik  Inspeksi dan diklasifikasikan berdasarkan morfologi Ukuran, warna, tekstur, kekerasan, konfigurasi lokasi dan distribusi kulit.  Data subjek: gatal, nyeri, kemerahan, panas dan perubahan warna kulit. Data objektif: warna, tugor, kemerahan, kebersihan dan
  • 16. 3) Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatannya adalah :  1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan.  2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan  3. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri  4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang  5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnmya informasi mengenai penyakit.
  • 17. 4) Perencanaan Keperawatan Adapun intervensi dari diagnosa yang muncul pada abses adalah : 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan. Tujuan      : integritas kulit membaik. Intervensi :  Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4   jam.  Rasionalisasi: mengetahui seberapa besar kerusakan jaringan kulit.
  • 18.  Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan imobilisasi dan peninggian ekstrimitas.  Rasionalisasi : mengurangi edema meningkatkan sirkulasi.  Pertahankan teknik aseptik  Rasionalisasi : perawatan kurang resiko infeksi dan kerusakan jaringan semakin meluas.  Gunakan kompres dan balutan.  Rasionalisasi : sirkulasi darah lancar  Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan kedokter jika ada peningkatan  Rasionalisasi : mengetahui tanda-tanda infeksi
  • 19. 5) Pelaksanaan Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan secara nyata untuk membantu klien mencapai tujuan rencana tindakan yang telah dibuat. Prinsip yang digunakan dalam memberikan tindakan keperawatan adalah cara pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi yang terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang dilakukan terhadap klien.
  • 20. 6) Evaluasi Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui keberhasilan atas tindakan yang akan dilaksanakan. Dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu masalah belum dapat teratasi atau mungkin timbul masalah baru. Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif)
  • 21. 4. Acne Vulgaris a. Pengertian Jerawat (bahasa Inggris : acne) adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit.
  • 22.
  • 23. b. Penyabab Jerawat  Produksi Minyak Berlebihan  Sel-Sel Kulit Mati  Bakteri  Kosmetik  Obat-Obatan
  • 24. c. Asuhan Keperawatan 1) pengkajian 2) Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne 2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne. 3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik. 4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu dan perawatan akne.
  • 25. 3) Intervensi Keperawatan 1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi akne.  Dorong klien untuk menyatakan perasaan tentang penyakitnya pertahankan pendekatan positif, hindari ekspresi menghina atau reaksi berubah mendadak.  Bersikap realitis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan
  • 26. 5.  Dermatitis a. Pengertian Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala subjektif pruritus. Data objektif tampak inflamasi eritema, vasikulasi, eksudasi, dan pembentukkan sisik.Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama..Penyakit yang bertedensi residif dan menjadi kronis Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan.
  • 27. b. Jenis Dermatitis Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala berbeda: 1) Contact Dermatitis 2) Neurodermatitis 3) Seborrheic Dermatitis 4) Stasis Dermatitis 5) Atopic Dermatitis
  • 28. c. Etiologi Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak  diketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen agen , misalnya zat kimia, protein, bakteri dan fungus.
  • 29. d. Manifestasi Klinik Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Data obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut.
  • 30. e. Perawatan Diri  Hindari goresan yang ditimbulkan garukan karena rasa gatal pada kulit.  Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian jika tidak dapat menahan diri untuk menggaruknya.  Gunakan sarung tangan pada malam hari saat akan tidur, mencegah menggaruk secara tak sengaja.  Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya keringat berlebihan.  Hindari kontak dengan barang yang berbahan dari wool seperti pada karpet atau baju.  Hindari kontak dengan sabun/detergen yang
  • 31. f. Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian  Data Demografi  Keluhan utama  Riwayat kesehatan  Riwayat Kesehatan Sekarang  Riwayat Kesehatan Lalu  Riwayat Kesehatan Keluarga  Pemeiksaaan Sistemik Pada Penyakit Dermatitis  Pemeriksaan penunjang
  • 32. 1) Diagnosa 1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit 2. Kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen 3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
  • 33. 4) Intervensi Keperawatan 1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit. DS:Klien mengatakan gatal pada kulit DO : Kulit klien tampak kering, Kulit klien tampak bersisik,Klien nampak sering menggaruk,Tampak adanya peradangan Kriteria Hasil :  klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai dengan :  Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit  Berkurangnyaderajat pengelupasan kulit  Berkurangnnya kemerahan  Berkurangnya lecet karena garukan  Penyembuhan area kulit yang telah rusak
  • 34. Intervensi : Mandi paling tidak sekali sehari, Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan setelah mandi. Rasional : dengan mandi air akan meresap dl saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit. Gunakan air hangat jangan panas. Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan pruritus. Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa. Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan keluhan. Oleskan/berikan salep atau krim 2 atau tiga kali per hari. Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.
  • 35. 5. Kusta 1) Pengertian Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman tahan asam “Mycobacterium Leprae”.  2) Etiologi & Patofisiologi Mycobacterium Leprae berprediksi di daerah-daerah tubuh yang relatif lebih dingin. Sebenarnya Mycobacterium Leprae mempunyai pathogenesis dan daya invasif yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman yang lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya.
  • 36.
  • 37. 3) Tanda dan Gejala  Timbul bercak atau benjolan dengan rasa tebal/matirasa, kadang ada keluhan nyeri pada lengan dan tungkai, sendi-sendi, demam  Lesi kulit yang khas (bercak/plak hipopigmentasi/eritematosa, papul atau nodul)  Annesthesia pada kesi  Pembesaran saraf tepi
  • 38. 4. Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian Data Subyetif : Timbul bercak atau benjolan dengan rasa tebal/mati rasa, kadang mengeluh nyeri pada lengan/tungkai, sendi-sendi, demam, Data Obyektif :Bercak/plak hipopigmentasi/ eritematosa, papul atau nodul. Anestesi pada lesi. Pembesaran saraf tepi Data Penunjang :BTA pada sediaan apus irisan kulit positif,Test lepronim positif atau negatif l Diagnosa Keperawatan l Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran saraf tepi. l Potensial cedera berhubungan dengan hipoanaestesia l Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi l Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan adanya ulkus.
  • 39. 3) Klasifikasi Klasifikasi Lepra berdasarkan “Respon Imunologis pnderita” di bagi menjadi :  Tipe Indeterminate  Tipe Tuberculoid  Tipe Bordeline Tuberculoid  Tipe Mid Borderline  Tipe Borderline  Tipe Lapromatous
  • 40. 1. Intervensi Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Berhubungan Dengan Pembesaran Saraf Tepi. Tujuan : Klien merasa nyaman Kriteria Hasil : 1. Klien tampak tenang 2. Nyeri berkurang atau hilang Intervensi :  Kaji karakteristik nyeri  Kaji repon klien terhadap nyeri  Ajarkan teknik distraksi dan relaksas  Ciptakan lingkungan yang teraupeutik  Kelola pemberian analgetik sesuai program
  • 41. B. INFEKSI VIRUS 1. Herpes simpleks Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus Herpes Simplex (virus Herpes Hominis) tipe I dan tipe IIyang ditandai dengan vesikel  berkelompok diatas kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. Dapat berlangsung primer maupun rekurens. Herpes simplex disebut juga fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis(genitalis)
  • 42. Patofisiologi Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang terinfeksi.
  • 43. Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnyaPatofisiologi Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang terinfeksi.
  • 44. 2. Herpes Zooster Pengertian Herpes, demikianlah para medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar perdangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster.
  • 45.  Gejala  Demam  Malaise  Nyeri yang menyerupai appendisistis  Pleuritis  Nyeri musculoskeletal
  • 46. Penatalaksanaan  Memberikan vaksin pada lansia  Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri  Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke otak, seperti amitriplitin
  • 47. Thank You For YourThank You For Your AttentionAttention