SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
EXPLORSI IDENTIFIKASI
MASALAH
Nevriyani Pasaribu
SPMN 1 SIBOLGS
2022
Ada 10 masalah yang sudah
diidentifikasi
1. Kegiatan pembelajaran belum terlaksana secara baik
sesuai dengan tahapan kegiatan yang ada pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut Siswi Ayuriyanti (2015) dalam penerapan kurikulum 2013 di
Indonesia masih memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: kurangnya SDM
yang diharapkan mampu menjabarkan kurikulum 2013 pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada, ini ditandai dengan minimnya kualitas guru dan
sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan
konstribusi pemikirannya dan ide-ide kreatif unutk menjabarkan kurikulum
2013, baik diatas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh
rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur
menurunkan kreatifitas guru. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung sebagai kelengkapan pelaksanaan kurikulum 2013, sementara
kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang
minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi
syarat utama pemberlakuan kurikulum 2013. Masih banyak guru yang belum
memahami kurikulum 2013 baik secara konsep, penyusunannya maupun
praktiknya di lapangan.
https://eprints.uny.ac.id/32603/1/SISWI%20DWI%20AYURIYANTI_1152024
1021.pdf
Menurut Siswi Ayuriyanti (2015) dalam penerapan
kurikulum 2013 di Indonesia masih memiliki
kelemahan-kelemahan antara lain: kurangnya SDM
yang diharapkan mampu menjabarkan kurikulum
2013 pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada,
ini ditandai dengan minimnya kualitas guru dan
sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan
memberikan konstribusi pemikirannya dan ide-ide
kreatif unutk menjabarkan kurikulum 2013, baik
diatas kertas maupun di depan kelas. Selain
disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga
disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur
menurunkan kreatifitas guru. Kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
sebagai kelengkapan pelaksanaan kurikulum 2013,
sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih
banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga,
laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi
syarat utama pemberlakuan kurikulum 2013. Masih
banyak guru yang belum memahami kurikulum
2013 baik secara konsep, penyusunannya maupun
praktiknya di lapangan.
https://eprints.uny.ac.id/32603/1/SISWI%20DWI%
20AYURIYANTI_11520241021.pdf
Mulyasa (2011: 21) bahwa
banyak guru yang mengambil
jalan pintas dengan tidak
membuat persiapan ketika mau
melakukan pembelajaran,
sehingga guru mengajar tanpa
persiapan.
http://eprints.ums.ac.id/50853
/1/ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf
Wawancara:
1. Kurangnya pemahaman dan
motivasi guru,
2. Kurangnya pelatihan guru,
3. Belum optimalnya supervisi
kelas, dan
4. Kurangnya motivasi guru
untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang
baik.
2. Beberapa peserta didik masih memiliki pemahaman yang rendah dalam
pembelajaran bahasa inggris.
Kajian literatur:
Menurut Rakhmat Wahyudin Sagala (2018) faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam bahasa
inggris disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal
meliputi: (1) Motivasi belajar mahasiswa cenderung rendah,
(2) Tidak ada pemahaman materi terhadap pentingnya
belajar bahasa Inggris, (3) Kesempatan belajar bahasa
Inggris relatif kurang, (4) Terdapat faktor ‘lupa’ yang
disebabkan terjadinya penumpukan daya hafal karena
masuknya beragam bahasa lain yang bersifat melanggar
kaidah gramatika bahasa yang menyerap dalam formasi
syaraf otak. (5) Kurangnya dukungan dari lingkungan
sekitar seperti orangtua, teman, maupun lingkungan tempat
tinggal.
https://osf.io/kwm73/
Menurut Nurul Fajri, Nurmainiati Numainiati (2019)
penyebab dominan siswa mengalami kesulitan
memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya
penguasaan kosa kata. Di samping itu, berdasarkan
hasil wawancara didapatkan sebagian siswa
mengalami kesulitan memahami teks bahasa Inggris
dikarenakan tidak memiliki strategi membaca yang
tepat, kurangnya penguasaan kosa kata, kurangnya
pemahaman tata bahasa, dan tidak terbentuknnya
sebuah kebiasaan membaca yang baik.
http://jurnal.stkipan-
nur.ac.id/index.php/jibi/article/view/141
3. Guru dan peserta didik belum bisa mengintegrasikan literasi numerasi
dalam pembelajaran bahasa inggris.
Kajian literatur:
Menurut Husnul Fuadi, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin,
Abdul Wahab Jufri (2020) faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah
pemilihan buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak
kontekstual, dan kemampuan membaca peserta didik.
Kondisi ini mengharuskan pakar dan praktisi pendidikan
Indonesia untuk lebih berbenah lagi dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan sains, agar mampu bersaing
dengan negara-negara lain dalam berkompetisi diberbagai
bidang kehidupan di era revolusi industri 4.0 pada abad 21
ini.
https://www.researchgate.net/publication/349191202_Anal
isis_Faktor_Penyebab_Rendahnya_Kemampuan_Literasi_Sai
ns_Peserta_Didik
Menurut Azmi Rizky Anisa, Ala Aprila
Ipungkarti, dan Kayla Nur Saffanah (2021)
pengaruh rendahnya minat baca atau literasi
yang terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada
kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas
pendidikan yang masih minim. Dan yang
terakhir adalah karena masih kurangnya
produksi buku di Indonesia.
https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/arti
cle/download/32685/pdf
Wawancara:
1. Masih minimnya
pengetahuan guru tentang
bagaimana mengintegrasikan
pengetahuan literasi dan
numerasi dalam
pembelajaran di kelas.
2. Minimnya sumber buku
bacaan bahasa inggris di
perpustakaan sekolah
3. Minat membaca siswa rendah
Menurut Nadia Risya Faridah,
Eka Nur Afifah, Siti Lailiyah
(2022) penggunaan media
maupun model pembelajaran
yang sesuai akan berpengaruh
terhadap tingkat kemampuan
literasi peserta didik,
khususnya pada literasi
numerasidan literasi digital.
https://scholar.archive.org/w
ork/liyj57bi3jas7f3cgapbs3rkh
q/access/wayback/https://jb
asic.org/index.php/basicedu/
article/download/2030/pdf
4. Terdapat siswa yang masih belum lancar menulis dan membaca.
Kajian literatur:
Menurut Ani Nursalikah (2017) kata
bahasa inggris sulit dieja karena Anda
tidak selalu bisa mengatakan mengeja
suatu kata hanya dengan
mendengarkannya. Misalnya kata
'Wednesday' - huruf 'd-n-e' pada kata ini
disenyapkan dan kita bisa jadi melewatkan
huruf itu ketika kita mengejanya.
https://www.republika.co.id/berita/ojpbfe
366/mengapa-kata-dalam-bahasa-inggris-
sulit-dieja
Menurut Yulia (2017 )Keterampilan menulis dalam
bahasa inggris adalah keterampilan yang paling sulit,
karena dalam menulis siswa harus memiliki
keterampilan lain sebagai komponen dari keterampilan
menulis seperti,kosa kata, grammar, ejaan, dan
sebagainya. Penggunaan bahan ajar yang telah tersedia
disekolah kadangkala tidak sesuai dengan kontek
dimana siswa belajar, untuk itu diperlukan kreatifitas
guru bahasa inggris dalam memciptakan sendiri bahan
ajar yang sesuai dengan lingkungn siswa dan
contektual teaching and learning (CTL) dipandang
sesuai untuk siswa karena CTL memfokuskan
pembelajaran kepada kehidupan nyata siswa sehinnga
pembelajaran lebih bermakna.
https://media.neliti.com/media/publications/225342-
penerapanteori-belajar-dan-desain-instru-f4c8d48f.pdf
Wawancara:
1. Minimnya kosakata yang
dimiliki peserta didik
2. Belajar grammar itu sulit
bagi peserta didik
3. Media ajar guru tidak
mendukung untuk
meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis
peserta didik
Phyll’s Huff (1976: 385) dalam
bukunya mengatakan bahwa
keberhasilan pembelajaran reading
comprehension tidak hanya
tergantung pada pengetahuan guru,
pemilihan materi atau ketrampilan
saja akan tetapi juga tergantung
pada IQ siswa, latar belakang
pengetahuan dan bagaimana
lingkungan di atur untuk belajar.
https://ejournal.unisnu.ac.id/jtn/ar
ticle/download/1592/1472
5. Terdapat siswa yang sulit berkonsentrasi dalam kelas..
Kajian literatur:
Menurut Ahmad Aga Robbi Hamdani, Wahyudi
Widada, Elok Permatasari (2016) dampak negatif
dari gadget adalah: Penurunan konsentrasi saat
belajar (pada saat belajar anak,menjadi tidak
fokus dan hanya teringat dengan gadget,
misalnya anak teringat dengan permainan
gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game
tersebut); malas menulis dan membaca, (hal ini
diakibatkan dari penggunaan gadget misalnya
pada saat anak membuka vidio di aplikasi
youtube anak cenderung melihat gambarnya
saja tanpa harus menulis apa yang mereka cari.
http://repository.unmuhjember.ac.id/9897/11/
ARTIKEL%20JURNAL.pdf
Menurut Suli Hidayati (2018) dengan
penggunaan media siswa dapat berkonsesntrasi
dalam belajar, siswa akan memperhatikan
penjelasaan dari guru dan siswa akan merasa
senang. Dengan perasaan senang siswa lebih
mudah memahami pelajaran yang di pelajarinya.
Untuk mengatasi masalah konsesntrasi siswa
guru dapat menggunakan model problem Solving
yaitu memecahkan masalah. Model problem
solving ini berpusat kepada siswa dan menekan
siswa untuk berfkir kreatif dan kritis.
http://eprints.umsida.ac.id/3236/1/suli%20hid
ayati_%20158620600171.pdf
Wawancara:
1. Guru kurang mengetahui
minat dan gaya belajar siswa,
2. Guru kurang
mengoptimalkan penggunaan
media audio visual untuk
menarik minat siswa untuk
lebih berkonsentrasi dalam
belajara, dan
3. Kondisi rung kelas yang
kurang tertata dengan baik
menurut Devita Retno ada beberapa hal
yang bisa menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi yaitu: faktor eksternal
atau lingkungan dimana sebagian besar
orang akan mengalami kesulitan
berkonsentrasi ketika lingkungan
sekitarnya gaduh atau bising, faktor
internal berupa gangguan perkembangan
otak dan hormon sehingga seseorang
lamban berpikir dan berkonsentrasi,dan
faktor psikologis berupa tekanan atau
beban dalam diri seseorang yang
membuatnya sulit berkonsentrasi.
https://dosenpsikologi.com/metode-
untuk-meningkatkan-konsentrasi-belajar-
siswa
6. Masih terdapat siswa di kelas 8 yang belum mampu
menyebutkan angka 1-20 dengan lancar.
Kajian literatur:
1. Menurut Salvia et al
(2022), rendahnya
kemampuan numerasi
siswa disebabkan
banyak hal, seperti
kurangnya
pembiasaan dari guru
untuk menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan soal
numerasi.
1. Rahmawati
(2021)
menyatakan
bahwa
kemampuan
numerasi siswa
yang rendah
diakibatkan oleh
kurangnya
pembiasaan
pada proses
pembelajaran
Wawancara:
1. Pembelajaran masih berpusat
pada guru,
2. Guru kurang memahami
model pembelajaran yang
attractive, dan
3. Kurangnya penggunaan
media dala pembelajaran.
7. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa inggris masih rendah.
Kajian literatur:
Menurut Elisah (2016) penyebab
rendahnya keaktifan siswa dan hasil
belajar bahasa inggris siswa, diantaranya
sebagai berikut: siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru, siswa
belum memiliki keberanian dalam
mengemukakan pendapat, dan siswa
kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran serta siswa belum aktif
bertanya.
file:///D:/Download/1.%20BAB%20I.pdf
Menurut Asmaniarti (2011) dalam pendekatan
komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu pada
pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan
bahasa sebagai alat ungkap pesan atau makna umtuk
tujuan berbahasa yang meliputi aspek menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis, Keterampilan itu
merupakan wujud khas perilaku manusia yang
bertumpu pada kebermaknaan. Dengan demikian
diyakini bahawa melalui pendekatan komunikatif dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.bahasa Indonesia khususnya dalam
berbicara.
https://repository.uin-
suska.ac.id/1828/1/2011_2011780.pdf
Wawancara:
1. Kurangnya kemampuan guru dalam
memberikan motivasi kepada siswa,
2. Proses pembelajaran yang
menonton/kurang menarik,
3. Guru kurang mengenal
karakteristik siswa untuk
mengetahaui apakah siswa memiliki
kepercayaan diri, apakah siswa
berani untuk bertanya dan
bagaimana kenyamana siswa dalam
kelas.
4. Siswa tidak faham dengan
perintah/pertanyaan guru dalam
bahasa inggris karena minimnya
vocabulary siswa,
Yarissumi (2017), mengungkapkan
bahwasanya konsentrasi belajar
akan secara signifikan mampu
mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. Purba (2019), bahwasanya
peserta didik yang mampu belajar
dengan baik ialah ia yang mampu
berkonsentrasi dengan baik.
https://www.researchgate.net/publi
cation/334967005_Hubungan_antar
a_Konsentrasi_Belajar_Peserta_Didik
_dengan_Keaktifan_Belajarnya_pada
_Bimbingan_Belajar_Bahasa_Inggris_
Happy_Course
8. Guru belum mengoptimalkan penerapan model pembelajaran yang inovatif
sesuai dengan karakteristik materi khususnya pembelajaran STEAM
Kajian literatur:
Menurut Novia Anjarsari (2019) faktor
penghambatnya berupa rendahnya
pengetahuan kognitif dan berpikir kritis
dalam kegiatan pembelajaran, persepsi dan
pemahaman konsep STEM yang masih
rendah dan kurangnya diskusi dengan
guru lain dan kurang kerja sama dengan
mitra yang lebih berpengalaman di bidang
pembelajaran STEM.
http://lib.unnes.ac.id/34220/1/16014150
87_Optimized.pdf
Menurut Irfan, S.Pd (2020) kendala dalam
menerapkan Pembelajaran Inovatif yaitu
beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk
diterapkan pada pembelajaran ini. Misalnya
keterbatasan sarana laboratorium menyulitkan
peserta didik untuk melihat dan mengamati serta
akhir menyimpulkan kejadian atau konsep
tersebut, dan memerlukan alokasi waktu yang
panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/
pembelajaran-inovatif/
Wawancara:
1. Minimnya pengetahuan guru
tentang bagaimana menerapkan
pembelajaran yang berorientasi
HOTS,
2. Kurangnya pelatihan tekait
asesmen berbasis HOTS yang
diikuti guru, dan
3. Guru masih terbiasa dengan
pembelajaran dan asesmen yang
LOTS.
Menurut Ferdi Widiputera ntuk menentukan
keberhasilanpendidikan maka mutu belajar
dan mengajar harus ditingkatkan.
Pembelajaran bahasa Inggris yang baik dan
benar harus didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Dengan kata lain
peningkatan kualitas sumber daya manusia
dapat berdampak positif terhadap
peningkatan pembelajaran bahasa Inggris.
Untuk itu, perlu dikembangkanberbagai
pilihan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan motivasi dan minat berbahasa
Inggris.
https://www.academia.edu/24280607/Mode
l_Model_Pembelajaran_Bahasa_Inggris_Yang_
Inovatif
9. Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS
Kajian literatur:
Menurut Ulva Fatiya Rosyida ( 2019
pembelajaran bahasa berorientasi HOTS
merupakan pembelajaran berdasarkan
situasi nyata dalam kehidupan sehari-
hari.Hal ini sejalan dengan pentingnya
penggunaan authentic materials (bahan
ajar otentik) dalam pembelajaran bahasa.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php
/elementary/article/download/6049/pdf_1
Higher Order Thingking Skill (HOTS) atau
keterampilan berfikir tinggi merupakan bagian
dari taksonomi Bloom hasil revisi yang berupa
kata kerja operasional yang terdiri dalam analye
(C4), evaluate (C5), create (C6) yang dapat
digunakan dalam penyusunan soal (Aydin &
Yilmaz. 2010)
Wawancara:
1. Kurangnya pemahaman dan
penguasaan guru tentang
model-model pembelajaran
yang inovatif,
2. Kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan diri
misalnya mengikuti
pelatihan-pelatihan online
gratis, dan
3. Pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru tidak
sesuai dengan langkah
tahapan yang ada di RPP.
Terdapat cara untuk melatih peserta didik
dalam HOTS pada Kurikulum 2013, antara
lain sebagai berikut: 1) Membuat Mind
Map/PetaKonsep. 2) Mengajukan
pertanyaan. 3) Menyusun Catatan Harian. 4)
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi.
5) Menggunakan Analogi (naikpangkat.com)
10. Guru belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi
(TIK) dalam pembelajaran
Kajian literatur:
Menurut Amalia (2016), menyatakan
bahwa (1) guru tidak memiliki motivasi
untuk mempelajarai teknologi yang
berkembang, (2) guru malas untuk
menerapkan hal baru dalam pembelajaran
yang dianggap rumit, (3) fasilitas pribadi
guru tidak memadai, (4) faktor umur
membuat guru tidak memiliki motivasi
untuk menggunakan dan mempelajari
teknologi.
Problematika yang dihadapi guru dalam
menguasai TIK yaitu (1) kemampuan dasar guru
dalam bidang TIK yang memang masih rendah,
(2) ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum
memadai, (3) sekolah tidak mengharuskan guru
menggunakan TIK dalam proses pembelajaran.
Sehingga guru kurang terangsang untuk lebih
mengembangkan diri, (4) keterbatasan waktu
yang digunkanan untuk mempersiapkan media
TIK di dalam pembelajaran, (5) kenyamanan guru
dalam menggunakan metode belajar
konfensional, yang dianggap lebih mudah dan
tidak menyulitkan (Nurhayati, 2016)
Wawancara:
1. Guru jarang menggunakan
PPT dalam mengajar di
kelas.
2. Kurang optimalnya sarana
dan prasarana yang ada
pada satuan pendidikan,
misalnya jaringan internet,
aliran listrik disetiap kelas,
dan in focus yang ada di
satuan pendidikan.
3. Kurangnya motivasi guru
dalam mengembangkan
kemampuannya di bidang
IT.
Menurut Bastudin (2021) Kendala utama dalam
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dihadapi guru
di sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang
terbatas. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah
komputer, laptop, dan infokus. Kendala berikutnya yang
cukup tinggi mempengaruhi guru memanfaatkan TIK
dalam pembelajaran adalah ketersediaan jaringan internet
dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya adalah
ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang
teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas
menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK
untuk pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan dan
pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat
berupa handphone (HP) dan laptop di sekolah menjadi
kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di
kelas. Atas pertimbangan ketakutan penyalahgunaan alat
TIK tersebut, sekolah mengeluarkan kebijakan melarang
guru membawa HP ke sekolah. Kendala terkecil
penghambat guru memanfaatkan TIK adalah terkait
pengelolaan data.
https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik-
dalam-pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/

More Related Content

What's hot

LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
AbdulRosyd1
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdfLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
FatmawatiLaisouw
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
SukarnoSukarno16
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
KarnilaSustrayeni
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
Noviarta1
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
Rafidraffa
 

What's hot (20)

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.docLK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.doc
 
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdfLK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum.pdf
 
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docxLK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docxLK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
LK. 1.1. Identifikasi Masalah HELMI NYUSWANDANA.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rev.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docx
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdfLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi-1.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docxProduk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
Produk Bahan refleksi siklus 1 dan 2.docx
 

Similar to PPT LK 1.2.pptx

LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdfLK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
koes5
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdfLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
riama11
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdfLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
riama11
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
MarniMarni33
 
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdfLK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
riama11
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media PembelajaranPemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Dedy Wiranto
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
IkeAmbarwati1
 

Similar to PPT LK 1.2.pptx (20)

contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdfcontoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
 
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdfLK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
LK 1.2 SUSILO WARDANI.pdf
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah-2.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah-2.pdfLK 1.2 Eksplorasi Masalah-2.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah-2.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Masalah.pdf
 
LK.1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH_ERNA KOMARYAH.pdf
LK.1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH_ERNA KOMARYAH.pdfLK.1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH_ERNA KOMARYAH.pdf
LK.1.2. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH_ERNA KOMARYAH.pdf
 
LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdfLK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
LK. 1.2 INDRI AVISHA S_AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA.pdf
 
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
Faktor-Faktor Yang Menghambat Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Timb...
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdfLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdfLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.pdf
 
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaika...
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaika...LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaika...
LK. 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaika...
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
 
1.2 Pewarisan Sifat.docx
1.2 Pewarisan Sifat.docx1.2 Pewarisan Sifat.docx
1.2 Pewarisan Sifat.docx
 
1.2 Pewarisan Sifat.docx
1.2 Pewarisan Sifat.docx1.2 Pewarisan Sifat.docx
1.2 Pewarisan Sifat.docx
 
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdfLK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
LK 1.2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH FINAL.pdf
 
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok  3.docxFIX LK. 1.2 kelompok  3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
 
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media PembelajaranPemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - SP Wardani.docx
 

Recently uploaded

GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
UZAIRBINIBRAHIMMoe
 

Recently uploaded (8)

tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
 
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
 
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
 
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.pptPemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
 
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.pptBAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
 
Power Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi DitaPower Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi Dita
 
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipanPpt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 

PPT LK 1.2.pptx

  • 2. Ada 10 masalah yang sudah diidentifikasi 1. Kegiatan pembelajaran belum terlaksana secara baik sesuai dengan tahapan kegiatan yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Siswi Ayuriyanti (2015) dalam penerapan kurikulum 2013 di Indonesia masih memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan kurikulum 2013 pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada, ini ditandai dengan minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan konstribusi pemikirannya dan ide-ide kreatif unutk menjabarkan kurikulum 2013, baik diatas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur menurunkan kreatifitas guru. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan pelaksanaan kurikulum 2013, sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan kurikulum 2013. Masih banyak guru yang belum memahami kurikulum 2013 baik secara konsep, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan. https://eprints.uny.ac.id/32603/1/SISWI%20DWI%20AYURIYANTI_1152024 1021.pdf Menurut Siswi Ayuriyanti (2015) dalam penerapan kurikulum 2013 di Indonesia masih memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan kurikulum 2013 pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada, ini ditandai dengan minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa diharapkan memberikan konstribusi pemikirannya dan ide-ide kreatif unutk menjabarkan kurikulum 2013, baik diatas kertas maupun di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur menurunkan kreatifitas guru. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan pelaksanaan kurikulum 2013, sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan kurikulum 2013. Masih banyak guru yang belum memahami kurikulum 2013 baik secara konsep, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan. https://eprints.uny.ac.id/32603/1/SISWI%20DWI% 20AYURIYANTI_11520241021.pdf
  • 3. Mulyasa (2011: 21) bahwa banyak guru yang mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika mau melakukan pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan. http://eprints.ums.ac.id/50853 /1/ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf Wawancara: 1. Kurangnya pemahaman dan motivasi guru, 2. Kurangnya pelatihan guru, 3. Belum optimalnya supervisi kelas, dan 4. Kurangnya motivasi guru untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik.
  • 4. 2. Beberapa peserta didik masih memiliki pemahaman yang rendah dalam pembelajaran bahasa inggris. Kajian literatur: Menurut Rakhmat Wahyudin Sagala (2018) faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam bahasa inggris disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal meliputi: (1) Motivasi belajar mahasiswa cenderung rendah, (2) Tidak ada pemahaman materi terhadap pentingnya belajar bahasa Inggris, (3) Kesempatan belajar bahasa Inggris relatif kurang, (4) Terdapat faktor ‘lupa’ yang disebabkan terjadinya penumpukan daya hafal karena masuknya beragam bahasa lain yang bersifat melanggar kaidah gramatika bahasa yang menyerap dalam formasi syaraf otak. (5) Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar seperti orangtua, teman, maupun lingkungan tempat tinggal. https://osf.io/kwm73/ Menurut Nurul Fajri, Nurmainiati Numainiati (2019) penyebab dominan siswa mengalami kesulitan memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya penguasaan kosa kata. Di samping itu, berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebagian siswa mengalami kesulitan memahami teks bahasa Inggris dikarenakan tidak memiliki strategi membaca yang tepat, kurangnya penguasaan kosa kata, kurangnya pemahaman tata bahasa, dan tidak terbentuknnya sebuah kebiasaan membaca yang baik. http://jurnal.stkipan- nur.ac.id/index.php/jibi/article/view/141
  • 5. 3. Guru dan peserta didik belum bisa mengintegrasikan literasi numerasi dalam pembelajaran bahasa inggris. Kajian literatur: Menurut Husnul Fuadi, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin, Abdul Wahab Jufri (2020) faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah pemilihan buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan membaca peserta didik. Kondisi ini mengharuskan pakar dan praktisi pendidikan Indonesia untuk lebih berbenah lagi dalam merancang dan melaksanakan pendidikan sains, agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam berkompetisi diberbagai bidang kehidupan di era revolusi industri 4.0 pada abad 21 ini. https://www.researchgate.net/publication/349191202_Anal isis_Faktor_Penyebab_Rendahnya_Kemampuan_Literasi_Sai ns_Peserta_Didik Menurut Azmi Rizky Anisa, Ala Aprila Ipungkarti, dan Kayla Nur Saffanah (2021) pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi Indonesia ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir adalah karena masih kurangnya produksi buku di Indonesia. https://ejournal.upi.edu/index.php/crecs/arti cle/download/32685/pdf
  • 6. Wawancara: 1. Masih minimnya pengetahuan guru tentang bagaimana mengintegrasikan pengetahuan literasi dan numerasi dalam pembelajaran di kelas. 2. Minimnya sumber buku bacaan bahasa inggris di perpustakaan sekolah 3. Minat membaca siswa rendah Menurut Nadia Risya Faridah, Eka Nur Afifah, Siti Lailiyah (2022) penggunaan media maupun model pembelajaran yang sesuai akan berpengaruh terhadap tingkat kemampuan literasi peserta didik, khususnya pada literasi numerasidan literasi digital. https://scholar.archive.org/w ork/liyj57bi3jas7f3cgapbs3rkh q/access/wayback/https://jb asic.org/index.php/basicedu/ article/download/2030/pdf
  • 7. 4. Terdapat siswa yang masih belum lancar menulis dan membaca. Kajian literatur: Menurut Ani Nursalikah (2017) kata bahasa inggris sulit dieja karena Anda tidak selalu bisa mengatakan mengeja suatu kata hanya dengan mendengarkannya. Misalnya kata 'Wednesday' - huruf 'd-n-e' pada kata ini disenyapkan dan kita bisa jadi melewatkan huruf itu ketika kita mengejanya. https://www.republika.co.id/berita/ojpbfe 366/mengapa-kata-dalam-bahasa-inggris- sulit-dieja Menurut Yulia (2017 )Keterampilan menulis dalam bahasa inggris adalah keterampilan yang paling sulit, karena dalam menulis siswa harus memiliki keterampilan lain sebagai komponen dari keterampilan menulis seperti,kosa kata, grammar, ejaan, dan sebagainya. Penggunaan bahan ajar yang telah tersedia disekolah kadangkala tidak sesuai dengan kontek dimana siswa belajar, untuk itu diperlukan kreatifitas guru bahasa inggris dalam memciptakan sendiri bahan ajar yang sesuai dengan lingkungn siswa dan contektual teaching and learning (CTL) dipandang sesuai untuk siswa karena CTL memfokuskan pembelajaran kepada kehidupan nyata siswa sehinnga pembelajaran lebih bermakna. https://media.neliti.com/media/publications/225342- penerapanteori-belajar-dan-desain-instru-f4c8d48f.pdf
  • 8. Wawancara: 1. Minimnya kosakata yang dimiliki peserta didik 2. Belajar grammar itu sulit bagi peserta didik 3. Media ajar guru tidak mendukung untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis peserta didik Phyll’s Huff (1976: 385) dalam bukunya mengatakan bahwa keberhasilan pembelajaran reading comprehension tidak hanya tergantung pada pengetahuan guru, pemilihan materi atau ketrampilan saja akan tetapi juga tergantung pada IQ siswa, latar belakang pengetahuan dan bagaimana lingkungan di atur untuk belajar. https://ejournal.unisnu.ac.id/jtn/ar ticle/download/1592/1472
  • 9. 5. Terdapat siswa yang sulit berkonsentrasi dalam kelas.. Kajian literatur: Menurut Ahmad Aga Robbi Hamdani, Wahyudi Widada, Elok Permatasari (2016) dampak negatif dari gadget adalah: Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak,menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game tersebut); malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi youtube anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang mereka cari. http://repository.unmuhjember.ac.id/9897/11/ ARTIKEL%20JURNAL.pdf Menurut Suli Hidayati (2018) dengan penggunaan media siswa dapat berkonsesntrasi dalam belajar, siswa akan memperhatikan penjelasaan dari guru dan siswa akan merasa senang. Dengan perasaan senang siswa lebih mudah memahami pelajaran yang di pelajarinya. Untuk mengatasi masalah konsesntrasi siswa guru dapat menggunakan model problem Solving yaitu memecahkan masalah. Model problem solving ini berpusat kepada siswa dan menekan siswa untuk berfkir kreatif dan kritis. http://eprints.umsida.ac.id/3236/1/suli%20hid ayati_%20158620600171.pdf
  • 10. Wawancara: 1. Guru kurang mengetahui minat dan gaya belajar siswa, 2. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media audio visual untuk menarik minat siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam belajara, dan 3. Kondisi rung kelas yang kurang tertata dengan baik menurut Devita Retno ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kesulitan berkonsentrasi yaitu: faktor eksternal atau lingkungan dimana sebagian besar orang akan mengalami kesulitan berkonsentrasi ketika lingkungan sekitarnya gaduh atau bising, faktor internal berupa gangguan perkembangan otak dan hormon sehingga seseorang lamban berpikir dan berkonsentrasi,dan faktor psikologis berupa tekanan atau beban dalam diri seseorang yang membuatnya sulit berkonsentrasi. https://dosenpsikologi.com/metode- untuk-meningkatkan-konsentrasi-belajar- siswa
  • 11. 6. Masih terdapat siswa di kelas 8 yang belum mampu menyebutkan angka 1-20 dengan lancar. Kajian literatur: 1. Menurut Salvia et al (2022), rendahnya kemampuan numerasi siswa disebabkan banyak hal, seperti kurangnya pembiasaan dari guru untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan soal numerasi. 1. Rahmawati (2021) menyatakan bahwa kemampuan numerasi siswa yang rendah diakibatkan oleh kurangnya pembiasaan pada proses pembelajaran Wawancara: 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru, 2. Guru kurang memahami model pembelajaran yang attractive, dan 3. Kurangnya penggunaan media dala pembelajaran.
  • 12. 7. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa inggris masih rendah. Kajian literatur: Menurut Elisah (2016) penyebab rendahnya keaktifan siswa dan hasil belajar bahasa inggris siswa, diantaranya sebagai berikut: siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa belum memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat, dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran serta siswa belum aktif bertanya. file:///D:/Download/1.%20BAB%20I.pdf Menurut Asmaniarti (2011) dalam pendekatan komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan atau makna umtuk tujuan berbahasa yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, Keterampilan itu merupakan wujud khas perilaku manusia yang bertumpu pada kebermaknaan. Dengan demikian diyakini bahawa melalui pendekatan komunikatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.bahasa Indonesia khususnya dalam berbicara. https://repository.uin- suska.ac.id/1828/1/2011_2011780.pdf
  • 13. Wawancara: 1. Kurangnya kemampuan guru dalam memberikan motivasi kepada siswa, 2. Proses pembelajaran yang menonton/kurang menarik, 3. Guru kurang mengenal karakteristik siswa untuk mengetahaui apakah siswa memiliki kepercayaan diri, apakah siswa berani untuk bertanya dan bagaimana kenyamana siswa dalam kelas. 4. Siswa tidak faham dengan perintah/pertanyaan guru dalam bahasa inggris karena minimnya vocabulary siswa, Yarissumi (2017), mengungkapkan bahwasanya konsentrasi belajar akan secara signifikan mampu mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Purba (2019), bahwasanya peserta didik yang mampu belajar dengan baik ialah ia yang mampu berkonsentrasi dengan baik. https://www.researchgate.net/publi cation/334967005_Hubungan_antar a_Konsentrasi_Belajar_Peserta_Didik _dengan_Keaktifan_Belajarnya_pada _Bimbingan_Belajar_Bahasa_Inggris_ Happy_Course
  • 14. 8. Guru belum mengoptimalkan penerapan model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik materi khususnya pembelajaran STEAM Kajian literatur: Menurut Novia Anjarsari (2019) faktor penghambatnya berupa rendahnya pengetahuan kognitif dan berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran, persepsi dan pemahaman konsep STEM yang masih rendah dan kurangnya diskusi dengan guru lain dan kurang kerja sama dengan mitra yang lebih berpengalaman di bidang pembelajaran STEM. http://lib.unnes.ac.id/34220/1/16014150 87_Optimized.pdf Menurut Irfan, S.Pd (2020) kendala dalam menerapkan Pembelajaran Inovatif yaitu beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk diterapkan pada pembelajaran ini. Misalnya keterbatasan sarana laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati serta akhir menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut, dan memerlukan alokasi waktu yang panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/ pembelajaran-inovatif/
  • 15. Wawancara: 1. Minimnya pengetahuan guru tentang bagaimana menerapkan pembelajaran yang berorientasi HOTS, 2. Kurangnya pelatihan tekait asesmen berbasis HOTS yang diikuti guru, dan 3. Guru masih terbiasa dengan pembelajaran dan asesmen yang LOTS. Menurut Ferdi Widiputera ntuk menentukan keberhasilanpendidikan maka mutu belajar dan mengajar harus ditingkatkan. Pembelajaran bahasa Inggris yang baik dan benar harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat berdampak positif terhadap peningkatan pembelajaran bahasa Inggris. Untuk itu, perlu dikembangkanberbagai pilihan model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan minat berbahasa Inggris. https://www.academia.edu/24280607/Mode l_Model_Pembelajaran_Bahasa_Inggris_Yang_ Inovatif
  • 16. 9. Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS Kajian literatur: Menurut Ulva Fatiya Rosyida ( 2019 pembelajaran bahasa berorientasi HOTS merupakan pembelajaran berdasarkan situasi nyata dalam kehidupan sehari- hari.Hal ini sejalan dengan pentingnya penggunaan authentic materials (bahan ajar otentik) dalam pembelajaran bahasa. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php /elementary/article/download/6049/pdf_1 Higher Order Thingking Skill (HOTS) atau keterampilan berfikir tinggi merupakan bagian dari taksonomi Bloom hasil revisi yang berupa kata kerja operasional yang terdiri dalam analye (C4), evaluate (C5), create (C6) yang dapat digunakan dalam penyusunan soal (Aydin & Yilmaz. 2010)
  • 17. Wawancara: 1. Kurangnya pemahaman dan penguasaan guru tentang model-model pembelajaran yang inovatif, 2. Kurangnya motivasi guru dalam mengembangkan diri misalnya mengikuti pelatihan-pelatihan online gratis, dan 3. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak sesuai dengan langkah tahapan yang ada di RPP. Terdapat cara untuk melatih peserta didik dalam HOTS pada Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut: 1) Membuat Mind Map/PetaKonsep. 2) Mengajukan pertanyaan. 3) Menyusun Catatan Harian. 4) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. 5) Menggunakan Analogi (naikpangkat.com)
  • 18. 10. Guru belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran Kajian literatur: Menurut Amalia (2016), menyatakan bahwa (1) guru tidak memiliki motivasi untuk mempelajarai teknologi yang berkembang, (2) guru malas untuk menerapkan hal baru dalam pembelajaran yang dianggap rumit, (3) fasilitas pribadi guru tidak memadai, (4) faktor umur membuat guru tidak memiliki motivasi untuk menggunakan dan mempelajari teknologi. Problematika yang dihadapi guru dalam menguasai TIK yaitu (1) kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang memang masih rendah, (2) ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum memadai, (3) sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga guru kurang terangsang untuk lebih mengembangkan diri, (4) keterbatasan waktu yang digunkanan untuk mempersiapkan media TIK di dalam pembelajaran, (5) kenyamanan guru dalam menggunakan metode belajar konfensional, yang dianggap lebih mudah dan tidak menyulitkan (Nurhayati, 2016)
  • 19. Wawancara: 1. Guru jarang menggunakan PPT dalam mengajar di kelas. 2. Kurang optimalnya sarana dan prasarana yang ada pada satuan pendidikan, misalnya jaringan internet, aliran listrik disetiap kelas, dan in focus yang ada di satuan pendidikan. 3. Kurangnya motivasi guru dalam mengembangkan kemampuannya di bidang IT. Menurut Bastudin (2021) Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang terbatas. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus. Kendala berikutnya yang cukup tinggi mempengaruhi guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran adalah ketersediaan jaringan internet dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya adalah ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang teknologi informasi dan komunikasi yang terbatas menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat berupa handphone (HP) dan laptop di sekolah menjadi kendala guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di kelas. Atas pertimbangan ketakutan penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah mengeluarkan kebijakan melarang guru membawa HP ke sekolah. Kendala terkecil penghambat guru memanfaatkan TIK adalah terkait pengelolaan data. https://suyanto.id/hambatan-utama-penggunaan-tik- dalam-pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/