1) Dokumen tersebut membahas tentang kontaminasi kimia dalam bahan pangan, termasuk sumber kontaminan, dampak kesehatan, dan studi kasus keracunan makanan akibat bahan kimia seperti boraks.
4. Kontaminasi kimia adalah
indikasi yang jelas tentang
keberadaan bahan kimia di
mana mereka tidak boleh atau
hadir dalam jumlah yang
berada dalam konsentrasi yang
lebih tinggi daripada jumlah
yang dikaitkan sebagai aman.
Kontaminasi
Kimia
5. ● Kontaminasi makanan menjadi
lebih serius dalam beberapa
tahun terakhir karena
perkembangan industri dan
pencemaran lingkungan yang
diakibatkannya.
● Misalnya, diperkirakan 400
hingga 500 anak meninggal karena
keracunan timbal akut karena
konsumsi makanan yang
terkontaminasi dengan tanah dan
debu yang mengandung timbal di
Nigeria
Pendahuluan
6. 1) Bagaimana cemaran kimia
di bahan pangan dapat
terjadi?
2) Dimana asal sumber
kontaminan yang menjadi
sebab bahaya kimia di
bahan pangan?
3) Bagaimana dampak bahaya
kimia di bahan pangan
bagi kesehatan manusia?
4) Bagaimana tindakan
preventif yang dapat
dilakukan dalam mencegah
masuknya bahaya kimia ke
bahan pangan?
5) Bagaimana studi kasus
cemaran bahaya kimia yang
pernah terjadi di dunia?
Topik
Pembahasan
8. Bagaimana cemaran
kimia dalam bahan
pangan terjadi?
● Kontaminan mungkin termasuk
pengotor makanan saat dimasak di
dapur; namun demikian, penularan
terutama tergantung pada efektivitas
kebersihan dapur meskipun (Gorman
et al., 2002).
● Kontaminan kimia memasuki rantai
makanan secara alami juga dengan
patogen yang ada di lingkungan dan
menunjukkan jumlah bakteri yang
tinggi pada beberapa makanan mentah
utama seperti daging unggas
(Humphrey et al., 2007).
● Persiapan makanan mengalami
melalui rantai pemrosesan yang
panjang, di mansumber potensial
invasi kontaminan kimia terhadap
makanan.
● Transportasi makanan juga dapat
meletakkan dasar untuk
kontaminasi makanan, khususnya
di bawah kondisi sanitasi yang
buruk (Unnevehr, 2000).
9. Sumber Kontaminan Kimia pada Makanan
Fase Produksi, Penyimpanan,
Pemrosesan dan Persiapan Makanan
• Pengangkutan : knalpot kendaraan
diesel dan bensin atau
kontaminasi silang pada
kendaraan
• Pembersihan produksi dan
persiapan makanan : Residu yang
tersisa dari desinfektan dan
bahan pembersih pada permukaan
peralatan penanganan makanan.
• Penggunaan suhu tinggi untuk
memasak dipasangkan dengan
faktor eksternal berpotensi
mengarah pada pembentukan
senyawa beracun
Pengaruh Lingkungan
• Beberapa logam, terutama logam berat
beracun kadmium, merkuri, timbal, dan
polychlorinated biphenyl (PCB) masuk
melalui lingkungan industri untuk
mencemari makanan.
• Tanaman membentuk dasar rantai
makanan, dan mereka dapat dengan mudah
menyerap zat beracun dari tanah,
mencemari tidak hanya buah-buahan dan
sayuran tetapi juga makanan laut.
• Contoh: pestisida adalah residu obat-
obatan hewan pada hewan ternak yang
mungkin tetap berada dalam daging dan
mengancam individu melalui paparan
residu obat ini, pemindahan resistensi
antibiotik, dan risiko alergi
XL
12. Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
Bagaimana Tindakan Preventifnya?
Undang-undang di tempat
untuk mengatur tingkat
beberapa bahan kimia
dalam makanan.
Industri makanan harus
menerima kebutuhan untuk
lebih jujur dan terbuka
dalam menghasilkan
produk makanan komersial
yang aman
Aditif dan adulterants yang
tidak sehat secara hukum tidak
diizinkan untuk digunakan.
Sistem pengawasan dan respons
yang efektif diperlukan untuk
mencegah bahaya kimia memasuki
pasokan makanan dan menimbulkan
bahaya bagi publik.
14. Boraks
● Keracunan makanan dapat
disebabkan karena pengelolaan
makanan yang tidak benar, baik
dari penjamah makanan maupun
dari bahan pembuat makanan yang
digunakan.
● Fakta dilapangan sering dijumpai
produsen makanan menggunakan
bahan kimia berbahaya untuk
pengolahan makanan, diantaranya
boraks.
● Penelitian di kota medan di
dapatkan 80% sampel bakso yang
diperiksa kandungan boraks.
Makanan yang diduga menggunakan
boraks dalam pengolahannya adalah
15. Deteksi
Boraks
● Metode penelitian yang
digunakan adalah survei dengan
pendekatan laboratorium.
● Pemeriksaan laboratorium
dilakukan di laboratorium
STIKES Muhammadiyah Klaten.
● Sampel penelitian diambil dari
beberapa sekolah dasar secara
purpusive sampling sebanyak
20.
● Pemeriksaan kualitatif
kandungan boraks dengan
menggunakan metode nyala api
dan kertas kurkumin.
16. Bahaya Boraks
o Boric acid dinyatakan sebagai salah
satu bahan berbahaya yang dilarang
apa bila ditambahkan ke dalam makanan
dalam konsentrasi sekecil apapun.
o Berdasarkan penelitian yang dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa dari 20
sampel cilok yang diambil dari
lingkungan sekolah dasar kecamatan
Klaten tengah sebanyak 20% cilok
postif mengandung boraks. Hal ini
menunjukkan bahwa belum semua
pedagang mempunyai kesadaran yang
baik dalam hal pengolahan makanan
yang aman.
o Berdasarkan hasil penelitian, cilok
yang mengandung boraks mempunyai
tesktur yang lebih kenyal
dibandingkan dengan cilok yang
tidak mendandung boraks. Boraks
tidak mudah larut dalam air dan
bersifat akumulatif.
o Mengkonsumsi makanan yang
mengandung boraks tidak menimbukan
dampak buruk secara langsung,
tetapi akan menumpuk sedikit demi
sedikit dan diserap dalam tubuh.
Boraks cepat diabsorbsi oleh
saluran pernapasan dan pencernaan,
kulit yang luka atau membran
mukosa.
17. Tindakan Preventif
Pemerintah telah mengeluarkan
larangan penggunaan bahan berbahaya
untuk pangan seperti penggunaan
boraks. Pada Lampiran II asam borat
dan senyawanya borid acid dilarang
digunakan sebagai bahan tambahan
pangan.
o Perlu adanya peningkatan
kesadaran masyarakat, baik
pedagang maupun konsumen. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kesedaran
adalah sosialisasi yang terus
menerus tentang bahaya boraks
dan juga pembinaan dan
pendampingan bagi pedagang.
o Pemerintah sebaiknya melakukan
sosialisasi dan saran tentang
penggunaan bahan pengawet yang
aman. Salah satu alternatif yang
dapat digunakan sebagai bahan
pengawet alami adalah chitosan.
18. Kesimpulan
Kontaminasi kimia makanan
telah muncul sebagai masalah
serius dengan potensi bahaya
kesehatan di belakang mereka.
Sebagian besar kontaminasi
makanan terjadi melalui racun
alami dan polutan lingkungan
atau selama pemrosesan,
pengemasan, persiapan,
penyimpanan, dan transportasi
makanan. Seiring kemajuan
teknologi, deteksi zat
kontaminan tersebut menjadi
lebih mudah.
Ada beberapa kontaminan yang
masih belum diketahui dan
penelitian terus berlanjut
dalam hal ini. Meskipun
pemerintah telah mengambil
langkah-langkah yang memadai
untuk meminimalkan paparan
individu terhadap kontaminan
makanan, masih ada langkah-
langkah yang perlu diambil
untuk mengurangi risiko
kesehatan dan penyakit yang
datang dengan kontaminasi
makanan kimia.
19. “Bunga mawar bunga
selasih. Warnanya cerah
tiada duanya. Cukup
sekian dan terima
kasih. Kami harap tidak
ada yang bertanya”