Bab 1 memberikan latar belakang tentang pentingnya memahami ilmu Makki dan Madani dalam mempelajari Al-Quran. Bab ini juga membatasi ruang lingkup pembahasan dan merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu definisi, klasifikasi, karakteristik, dan faedah Makki dan Madani.
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Ukhty Nicken
Makalah ini membahas tentang makiyyah dan madaniyah dalam Al-Quran. Ia menjelaskan pengertian, perbedaan, perselisihan ulama, karakteristik dan tujuan mempelajari makiyyah dan madaniyah. Makalah ini juga memberikan contoh surat-surat makiyyah dan madaniyah serta menjelaskan perbedaan dari segi tata bahasa dan isi antara kedua kategori ayat Al-Quran tersebut.
Ilmu Hadits mempelajari kaidah-kaidah untuk memahami periwayat dan materi hadits, dengan tujuan melestarikan ajaran Nabi Muhammad, mengetahui kehidupannya, dan mencegah kesalahan dalam menyandarkan sesuatu kepadanya. Ruang lingkupnya meliputi sanad, matan, dan periwayat hadits. Cabang-cabangnya antara lain menganalisis sanad, matan, dan cara pengambilan hadits.
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Ukhty Nicken
Makalah ini membahas tentang makiyyah dan madaniyah dalam Al-Quran. Ia menjelaskan pengertian, perbedaan, perselisihan ulama, karakteristik dan tujuan mempelajari makiyyah dan madaniyah. Makalah ini juga memberikan contoh surat-surat makiyyah dan madaniyah serta menjelaskan perbedaan dari segi tata bahasa dan isi antara kedua kategori ayat Al-Quran tersebut.
Ilmu Hadits mempelajari kaidah-kaidah untuk memahami periwayat dan materi hadits, dengan tujuan melestarikan ajaran Nabi Muhammad, mengetahui kehidupannya, dan mencegah kesalahan dalam menyandarkan sesuatu kepadanya. Ruang lingkupnya meliputi sanad, matan, dan periwayat hadits. Cabang-cabangnya antara lain menganalisis sanad, matan, dan cara pengambilan hadits.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan dan keutamaan menuntut ilmu dalam pandangan Islam. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan untuk memahami agama dan mengenal Allah serta melaksanakan tugas sebagai hamba-Nya. Orang yang menuntut ilmu akan dimudahkan jalan menuju surga, mendapat ridho dari malaikat, dan mendapat pahala seperti melaksanakan ibadah haji sempurna
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Ajaran Islam disebarkan di Indonesia melalui berbagai pendekatan seperti teologi, antropologi, sosiologi, filsafat, sejarah, budaya, psikologi, dan antardisiplin. Pendekatan-pendekatan ini mencakup studi tentang Tuhan, manusia, masyarakat, akal, sejarah, budaya, jiwa, dan penggabungan disiplin ilmu. Ajaran Islam terus berlanjut di Indonesia hingga saat ini melalui para wali yang menyebarkann
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan struktur hadits, serta cabang-cabang ilmu hadits seperti riwayat, dirayah, dan musthalah hadits. Juga dibahas pembagian hadits berdasarkan kualitas sanad dan kuantitas rawi, serta syarat-syarat hadits shahih.
- Masa Rasul dan Khulafa Ar-Rasyidin menandai awal mula terbentuknya peradaban Islam melalui pembangunan Masjid Nabawi, pengaturan sistem sosial dan politik dalam Piagam Madinah, serta penyebaran agama Islam melalui dakwah dan perang-perang yang dipimpin Rasulullah.
1. Dokumen membahas tentang tata cara berdzikir dan berdoa setelah shalat, termasuk contoh-contoh dzikir dan doa yang dianjurkan, serta adab-adabnya.
2. Beberapa contoh dzikir yang dianjurkan adalah membaca istighfar, tahlil dan tasbih, sedangkan untuk doa dianjurkan memulainya dengan pujian kepada Allah dan bacaan shalawat.
3. Berdzikir dan berdoa setel
Ijtihad adalah usaha maksimal seorang ahli fiqh dalam memahami hukum syariat. Terdapat beberapa jenis ijtihad seperti ijtihad fardli dan ijtihad jama'i. Ijtihad berlandaskan al-Quran, sunnah, dan dalil akal. Terdapat syarat-syarat menjadi mujtahid seperti menguasai bahasa Arab dan hadis."
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khatab. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah pertama setelah kewafatan Nabi Muhammad SAW melalui musyawarah. Beliau berhasil mengatasi berbagai masalah dan memperluas wilayah Islam. Umar bin Khatab menjabat sebagai khalifah kedua dan membangun sistem pemerintahan Islam yang efektif. Kedua khalifah ini memiliki per
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya mempelajari ilmu Makki dan Madani dalam memahami Al-Quran. Termasuk didalamnya adalah pengertian, tanda-tanda, dan faedah mempelajari perbedaan surat-surat Makkiyah dan Madaniyah.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan dan keutamaan menuntut ilmu dalam pandangan Islam. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat Islam dengan tujuan untuk memahami agama dan mengenal Allah serta melaksanakan tugas sebagai hamba-Nya. Orang yang menuntut ilmu akan dimudahkan jalan menuju surga, mendapat ridho dari malaikat, dan mendapat pahala seperti melaksanakan ibadah haji sempurna
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Ajaran Islam disebarkan di Indonesia melalui berbagai pendekatan seperti teologi, antropologi, sosiologi, filsafat, sejarah, budaya, psikologi, dan antardisiplin. Pendekatan-pendekatan ini mencakup studi tentang Tuhan, manusia, masyarakat, akal, sejarah, budaya, jiwa, dan penggabungan disiplin ilmu. Ajaran Islam terus berlanjut di Indonesia hingga saat ini melalui para wali yang menyebarkann
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan struktur hadits, serta cabang-cabang ilmu hadits seperti riwayat, dirayah, dan musthalah hadits. Juga dibahas pembagian hadits berdasarkan kualitas sanad dan kuantitas rawi, serta syarat-syarat hadits shahih.
- Masa Rasul dan Khulafa Ar-Rasyidin menandai awal mula terbentuknya peradaban Islam melalui pembangunan Masjid Nabawi, pengaturan sistem sosial dan politik dalam Piagam Madinah, serta penyebaran agama Islam melalui dakwah dan perang-perang yang dipimpin Rasulullah.
1. Dokumen membahas tentang tata cara berdzikir dan berdoa setelah shalat, termasuk contoh-contoh dzikir dan doa yang dianjurkan, serta adab-adabnya.
2. Beberapa contoh dzikir yang dianjurkan adalah membaca istighfar, tahlil dan tasbih, sedangkan untuk doa dianjurkan memulainya dengan pujian kepada Allah dan bacaan shalawat.
3. Berdzikir dan berdoa setel
Ijtihad adalah usaha maksimal seorang ahli fiqh dalam memahami hukum syariat. Terdapat beberapa jenis ijtihad seperti ijtihad fardli dan ijtihad jama'i. Ijtihad berlandaskan al-Quran, sunnah, dan dalil akal. Terdapat syarat-syarat menjadi mujtahid seperti menguasai bahasa Arab dan hadis."
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khatab. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah pertama setelah kewafatan Nabi Muhammad SAW melalui musyawarah. Beliau berhasil mengatasi berbagai masalah dan memperluas wilayah Islam. Umar bin Khatab menjabat sebagai khalifah kedua dan membangun sistem pemerintahan Islam yang efektif. Kedua khalifah ini memiliki per
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya mempelajari ilmu Makki dan Madani dalam memahami Al-Quran. Termasuk didalamnya adalah pengertian, tanda-tanda, dan faedah mempelajari perbedaan surat-surat Makkiyah dan Madaniyah.
Dokumen tersebut membahas pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, dan urgensi pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah dalam Al-Quran. Ayat-ayat Makkiyyah diturunkan sebelum hijrah Nabi ke Madinah sedangkan Madaniyyah sesudahnya. Keduanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam tema, bahasa, dan pendekatan. Pengetahuan ini penting untuk memahami tafsir Al-Quran, ped
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, cara mengetahui, ciri-ciri, dan klasifikasi ayat Makiyyah dan Madaniyyah serta kegunaan mempelajarinya. Ayat Makiyyah diturunkan sebelum hijrah Nabi ke Madinah sedangkan Madaniyyah sesudahnya. Pengetahuan tentang Makiyyah dan Madaniyyah membantu memahami Al-Quran dan mengambil pelajaran untuk dakwah.
Makkiyah merujuk kepada ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, terlepas dari lokasi turunnya. Ada empat teori yang menjelaskan definisi Makkiyah berdasarkan masa, tempat, subjek, dan konten turunnya ayat. Ciri-ciri surat Makkiyah meliputi penggunaan kata yang pendek namun puitis serta berisi ajakan keagamaan kepada penduduk Mekkah. Studi Mak
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahRika Nuralfiyuni
Ayat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan konsep penting dalam studi Al-Quran dimana ayat-ayat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan tempat dan waktu turunnya, yaitu Mekkah dan Madinah. Ayat Makiyyah dan Madaniyyah memiliki ciri khas tersendiri seperti sasaran ayat dan kondisi masyarakat. Mengetahui perbedaan kedua jenis ayat ini bermanfaat untuk memahami sejarah huk
Dokumen membahas pengertian dan ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Quran. Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum hijrah Nabi ke Madinah, sedangkan Madaniyah setelah hijrah. Ayat-ayat dibagi menjadi 4 kelompok: 1) Surah Makkiyah murni, 2) Surah Makkiyah dengan ayat Madaniyah, 3) Surah Madaniyah murni, 4) Surah Madaniyah dengan ayat Makkiy
Teks tersebut membahas tentang Makiyyah dan Madaniyyah serta Qira'at Al-Quran. Pertama, dibahas pengertian dan karakteristik Makiyyah (ayat yang diturunkan di Mekkah) dan Madaniyyah (ayat diturunkan di Madinah) beserta manfaat mengetahuinya. Kedua, dibahas pengertian Qira'at sebagai cara membaca Al-Quran dan jenis-jenis Qira'at beserta hikmah diturunkannya Al-
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara ayat-ayat al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan Madinah (Madaniyah). Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dan berfokus pada tauhid, sedangkan Madaniyah diturunkan sesudah hijrah dan berisi ketentuan-ketentuan hukum dan tata kelola umat. Pemahaman perbedaan ini penting untuk menafsirkan al
Dokumen tersebut membahas pengertian Makkiyah dan Madaniyah, yaitu ayat-ayat Alquran yang turun sebelum dan sesudah hijrah Nabi Muhammad. Terdapat beberapa teori yang menentukan klasifikasi Makkiyah dan Madaniyah, seperti teori geografis, historis, subjektif, dan analisis isi. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah serta kepentingan memahami ilmu tersebut.
Salah satu pembahasan dalam Ulumul Qur'an adalah al Makky wa al Madany yang mengklasifikasikan setiap ayat dan surah dalam Al-Qur'an menjadi ayat Makiyyah atau Madaniyah. Slide ini berisi pengertian, metode penentuan, klasifikasi ayat-ayat dalam Al-Qur'an, karakteristik ayat Makiyyah dan Madaniyah, serta pentingnya untuk mengetahui ilmu tentang al Makky wa al Madany.
Tugas pertemuan ke-6 membahas makkiyah dan madaniyah. Makkiyah berasal dari Makkah dan berkaitan dengan tempat, sedangkan madaniyah berasal dari Madinah. Terdapat perbedaan gaya bahasa dan isi antara surat-surat makkiyah dan madaniyah. Tujuan mempelajari perbedaan ini adalah untuk memahami al-Quran secara kontekstual dan sejarah turunnya.
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK OLEH Rahmah Danisya. SM IV MD-C FDK UINSU 2019/2020
Makalah makki-dan-madani
1. BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka meneliti al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi
surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola
kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola
kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti obyektif,
gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani.
Perhatian terhadap ilmu Al-Qur’an menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding
berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat
nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi
termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori
Makki, dan sebagainya. Pada intinya persoalan ini telah menjadi perhatian urgen pada masa
sahabat (Al-Qathathan, 1996:72).
Bahkan salah satu tokoh Mufassir pada masa sahabat, misalnya Ibn Abbas pernah
menyatakan, “Demi Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari
kitab Al-Qur’an, kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada
seseorang yang lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan
oleh Onta, niscaya saya akan mengunjunginya”. Pernyataan Ibn Abbas ini, bukan suatu ungkapan
kesombongan tetapi merupakan pernyataan betapa besar perhatian Ibn Abbas terhadap Ilmu-ilmu
Al-Qur’an.
Tema-tema seputar Makki dan Madani ini sangat banyak ragam penyelidikannya. Abu al-
Qasim al Hasan al Muhammad bin Habib al-Nasyaburi menyebutkan dalam kitabnya al-Tanbib
‘ala fadll ‘Ulum al-Qur’an, bahwa di antara ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling mulia adalah ilmu
tentang nuzul al-Qur’an dan tempat turunnya, urutan turunnya di Mekkah dan di Madinah, tentang
yang diturunkan di Mekkah tetapi masuk dalam kategori Madaniyah dan diturunkan di Madinah
tetapi masuk dalam kategori Makkiyah, tentang yang diturunkan di Mekkah mengenai penduduk
Madinah dan yang diturunkan di Madinah mengenai penduduk Mekkah, tentang yang serupa
dengan yang diturunkan di Mekkah (Makki) tetapi termasuk Madaniyah dan serupa dengan yang
diturunkan di Madinah (Madaniyah) tetapi termasuk Makkiyah, dan tentang yang diturunkan di
Juhafah, di Bayt al-Maqdis, di Tha’if maupun Hudaibiyyah. Demikian juga yang diturunkan di
waktu malam, di waktu siang, secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Ayat-ayat Makki dan
surat-surat Madani atau sebaliknya dan seterusnya; tema-tema itu keseluruhan berjumlah tidak
kurang dari 25 pokok bahasan. Kesemuanya itu terkumpul dalam satu ilmu yaitu Ilmu Makki dan
Madani.
Tema-tema tersebut merupakan persoalan penting untuk didiskusikan dalam rangka
mempeerdalam ilmu-ilmu al-Qur’an, namun demikian dalam tulisan ini tidak akan dibahas
semuanya, melainkan hanya beberapa tema dasarnya saja yang dirasa sudah cukup sebagai
9
2. pengantar. Hal demikian semata-mata memprtimbangkan keterbatasan tempat dan waktu. Dan
bukan dalam artian memperkecil nilai tema-tema di atas.
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas pada masalah :
a. Definisi Makki dan Madani
b. Klasifikasi ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur’an
c. Karakteristik Makki dan Madani
d. Urgensi Makki dan Madani dan faedah Makki dan Madani
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa definisi Makki dan Madani?
2. Bagaimana Klasifikasi ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur’an?
3. Bagaimana karakteristik masing-masing Makki dan Madani?
4. Apakah Urgensi dan faedah Makki dan Madani?
D. Tujuan
1. Mengetahui definisinya
2. Mengetahui klasifikasinya
3. Memahami karakteristik dari masing-masing
4. Memahami urgensi dan faedahnya
9
3. BAB 2
Pembahasan
A. Definisi Al-Makiy dan Al-Madaniy
Ada beberapa definisi tentang al-Makiy dan al-Madaniy yang diberikan oleh para ulama
yang masing-masing berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan kriteria yang disebabkan
oleh perbedaan kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Makiy atau Madaniy sebuah surat atau
ayat.
Ada tiga pendapat yang dikemukakan ulama tafsir dalam hal ini :
1. Berdasarkan tempat turunnya suatu ayat.
ِمْ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ ِكَ و ةّ ِكَِكَ مْ ِكَ مْ ِكَ ُيِ ِكَ ِكَ ُيِ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ ِكَ ُيِ مْ ِكَ ُي
المكُي م ا نزل بمكو ة ولو بعد الهجرة والمدنُي م ا نزل ب المدينو ة
9
4. “ Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah, sedang
Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.
Berdasarkan rumusan di atas,Makkiyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di
wilayah Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang
dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat al-
Qur’an dimasukkan dalam kelompok Makiyyah atau Madaniyyah. Alasannya ada beberapa
ayat al-Quran yang dinuzulkan jauh di luar Mekkah dan Madinah.
2. Berdasarkan khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut.
ِمْ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ ِكَ اً ُيِ ُيِ ِكَ ِكَ و ّ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ِكَ ِكَ ِكَ ُيِ ِكَ اً ُيِ مْ ُيِ ِكَ ُيِ مْ ِكَ ُي
المكُي م ا وقع خط اب ا ل ِلهل مكة والمدنُي م ا وقع خط اب ا ل ِلهل المدينة َِك
“ Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah,
sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madaniyah”.
Berdasarkan rumusan di atas, para ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang
dimulai dengan redaksi ( ييي ا أيهيي ا النيي اسwahai sekalian manusia) dikategorikan Makkiyyah,
karena pada masa itu penduduk Mekkah pada umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau
surat yang dimulai dengan ( ي ا أيه ا الذين أمنواwahai orang-orang yang beriman) dikategorikan
Madaniyyah, karena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di
dada mereka. Adapun kelemahan-kelemahan pada rumusan ini, antaa lain:
a. Tidak semua ayat atau surat di mulai oleh redaksi ي ا أيه ا الن اسatau .ي ا أيه ا الذين أمنوا
Maksudnya, tidak selalu yang menjadi sasaran surat atau ayat penduduk Mekkah atau
Madinah.
b. Tidak semua ayat atau surat di mulai oleh redaksi ي ا أيه ا الن اسmeski Makkiyyah dan
yang dimulai dengan redaksi ي ا أيه ا الذين أمنواmeski Madaniyyah.
3. Berdasarkan masa turunnya ayat tersebut.
المكُي م انزل قب ِكَ ِلهجرة الرسولε,وان ك ان نزوله بغير مكة
ِِكَُيِ مْ ِكَ ِكَ ب ُ ب ُ مْب ُ ب ُ ُيِ ِكَ مْ ُيِ ِكَ ةَّ ُيِ ِكَ مْ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ب ُ ُيِ ِكَ ِكَ مْل ُيِ مْ ِكَ ُيِ ةَّ ب ُ مْ ُي
َِكَ مْ ِكَ ِكَ ُيِ َم ّ ِكَ ب ُ ُيِ ِكَ ِكَ مْ ِكَ ِكَ ُيِ ُيِ مْ ُيِ مْ ِكَ ُيِ ِكَُيِ مْ ِكَ ِكَ ب ُ ب ُ مْب ُ ب ُ ُيِ ِكَ ةَّ ِك
والمدنُي م انزل بعد ِلهذه الهجرة وان ك ان نزوله بمكة
9
5. “ Makkiyyah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya
di luar Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun
turunnya di Mekkah”.
Dibanding dua rumusan sebelumnya , tampaknya rumusan al-Makkiy dan al-Madaniy ini lebih
populer karena di anggap tuntas dan memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi).
B. Klasifikasi Ayat-Ayat dan Surat-Surat Al-Qur’an
Pada umunya, para ulama membagi surat-surat al-Qur’an menjadi dua kelompok, yaitu surat-
surat Makiyyah dan Madaniyyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-
masing kelompoknya. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah surat Makiyyah ada 94 surat,
sedangkan Madaniyyah ada 20 surat. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah surat
Makiyyah ada 84 surat, sedangkan yang Madaniyyah ada 30 surat.
Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama itu dikarenakan adanya sebagian surat yang
seluruhnya ayat-ayat Makkiyyah atau Madaniyyah dan ada sebagian surat lain yang tergolong
Makiyyah atau Madaniyyah, tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Surat-surat
al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam :
1. Surat-surat Makiyyah murni, yaitu surat-surat Makiyyah yang seluruh ayat-ayatnya juga
berstatus Makiyyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyyah.
2. Surat-surat Madaniyyah murni, yaitu surat-surat Madaniyyah yang seluruh ayat-ayatnya juga
berstatus Madaniyyah semua, tidak ada satupun yang Makiyyah.
3. Surat-surat Makiyyah yang berisi ayat Madaniyyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya
kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makiyyah, sehingga berstatus Makiyyah, tetapi di dalamnya
ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyyah.
4. Surat-surat Madaniyyah yang berisi ayat Makiyyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya
kebnyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyyah, sehingga berstatus Madaniyyah, tetapi di
dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Makiyyah.
C. Karakteristik Makiyyah dan Madaniyyah
9
6. Para ulama telah menetapkan karakteristik Makiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut :
a. Karakteristik Makiyyah
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki Makiyyah di antaranya :
1. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata كلKata ini dipergunakan untuk memberi
peringatan yang tegas dan keras kepada orang-orang Mekkah yang keras kepala.
2. Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat sajdah termasuk Makiyyah.
3. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu
termasuk Makiyyah, kecuali surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran yang keduanya termasuk
Madaniyyah. Adapun surat al-Ra’d yang masih diperselisihkan.
4. Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah Nabi Adam dan Iblis termasuk Makiyyah,
kecuali surat Al-Baqarah yang tergolong Madaniyyah.
5. Setiap surat yang dimulai dengan huruf abjad, alphabet (tahjjiy) ditetapkan sebagai
Makiyyah, kecuali Al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Huruf tahjjiy yang dimaksud di
antaranya ,ك ي ه ص ع, ط ه س ي, ح مdll
6. Mengandung seruan (nida’) untuk beriman kepada Allah dan hari kiamat dan apa-apa
yang terjadi di akhirat. Di samping itu, ayat-ayat Makiyyah ini menyeru untuk beriman
kepada para rasul dan para malaikat serta menggunakan argumen-argumen akal,
kealaman dan jiwa.
7. Membantah argumen-argumen kaum Musyrikin dan menjelaskan kekeliruan mereka
terhadap berhala-berhala mereka.
8. Mengandung seruan untuk berakhlak mulia dan berjalan di atas syariat yang hak tanpa
terbius oleh perubahan situasi dan kondisi, terutama hal-hal yang berhubungan dengan
memelihara agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan.
9. Terdapat banyak redaksi sumpah dan ayatnya pendek-pendek.
b. Karakteristik Madaniyyah
Seperti halnya dalam Makiyyah, Madaniyyah pun mempunyai karakteristik :
1. Setiap surat yang berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak perdata dan peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan perdata serta kemasyarakatan dan kenegaraan,
termasuk Madaniyyah.
2. Setiap surat yang mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan perang, hukum-
hukumnya, perdamaian dan perjanjian, termasuk Madaniyyah.
9
7. 3. Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik termasuk Madaniyyah,
kecual surat Al-Ankabut yang di nuzulkan di Makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari
surat tersebut yang termasuk Madaniyyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal
orang-orang munafik.
4. Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan muamalah, seperti
shalat, zakat, puasa, haji, qisas, talak, jual beli, riba, dan lain-lain.
5. Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang dan
gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan hukum-hukum agama.
D. Kegunaan ilmu Makky wal Madany
Kegunaan ilmu / faedah ilmul makky wal madany adalah banyak sekali. Dalam hal ini, al-Zarqani di
dalam kitabnya manahilul ’irfanmenerangkan sebagian daripada kegunaan ilmu-ilmu ini, ialah :
a. Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat yang mana yang mansukh dan nasikh. Yakni
apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedang hokum yang terkandung di dalam ayat-
ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu makkiyah, sedang ayat lainnya
madaniyah; maka sudah tentu ayat yang makkiyah itulah yang di nasakh oleh ayat yang madaniyah, karena
ayat yang madaniyah adalah yang terakhir turunnya.
b. Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana
secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian
kebijaksanaan islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara masyarakat.
c. Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian, dan keaslian al-Qur’an, karena
melihat besarnya perhatian umat islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-
Qur’an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum
hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempat tinggalnya
(domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang
turun pada malam hari dan siang hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan
sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu turunnya Al Qur’an,
khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.
Dengan demikian, maka siapapun yang ingin berusaha merusak kesucian dan keaslian al-Qur’an
pastilah segera diketahui oleh umat islam.
Dr. Shubhi al-Shalih dalam bukunya Mabahits fi Ulumil Qur’an menyatakan, bahwa dengan Ilmul
Makky wal Madany kita dapat mengetahui fase-fase (marhalah) dari da’wah islamiah yang di tempuh oleh al-
Qur’an secara berangsur-angsur dan yang sangat bijaksana itu, kondisi masyarakat pada waktu turunnya ayat-
ayat al-Qur’an, khususnya masyarakat Mekkah dan Madinah. Demikian pula, dengan ilmu ini kita dapat
mengetahui uslub-uslub / style-style bahasanya yang berbeda-beda, karena ditunjukkan pada golongan-golongan
9
8. yang berbeda, yakni : orang-orang mu’min, orang-orang musyrik, dan orang-orang ahlul kitab. Demikian pula
orang-orang munafiq.
Ilmul Makky wal Madany merupakan cabang ilmu-ilmu al-Qur’an yang sangat penting diketahui atau
dikuasai oleh seorang mufassir, sampai-sampai di kalangan Ulama al-Muhaqqiqun, antara lain Abul Qasim al-
Naisaburi (ahli nahwu dan tafsir, wafat tahun 406 H) tidak membenarkan seseorang menafsirkan al-Qur’an
tanpa mengetahui Ilmul Makky wal Madany.
Abul Qasim al-Naisaburi dalam Kitab al-Tanbih ‘ala Fadhli ‘Ulumil Qur’an menerangkan sebagai
berikut : “Di antara ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling utama adalah ilmu tentang :
1) Turunnya al-Qur’an dan tempat-tempat turunnya.
2) Urut-urutan ayat-ayat yang turun di Mekkah pada masa permulaan, pertengahan, dan penghabisannya.
Demikian pula ayat-ayat yang turun di Madinah pada masa permulaan, pertengahan, penghabisannya.
3) Ayat-ayat yang turun di Mekkah sedang hukumnya termasuk Madaniyah.
4) Ayat-ayat yang turun di Madinah sedang hukumnya Makiyyah.
5) Ayat-ayat yang turun di Mekkah mengenai penduduk Madinah.
6) Ayat-ayat yang turun di Madinah mengenai penduduk Mekkah.
7) Ayat-ayat yang menyerupai Makkiyah yang terdapat dalam surat Madaniyah.
8) Ayat-ayat yang menyerupai Madaniyah yang terdapat dalam surat Makkiyah.
9) Ayat-ayat yang turun di Juhfah – sebuah desa tidak jauh dari Mekkah, dalam perjalanan menuju ke
Madinah.
10) Ayat-ayat yang turun di Baitul Maqdis.
11) Ayat-ayat yang turun d Thaif.
12) Ayat-ayat yang turun di Hudaibiyah.
13) Ayat-ayat yang turun pada malam hari.
14) Ayat-ayat yang turun pada siang hari.
15) Ayat-ayat yang turun secara kelompok.
16) Ayat-ayat yang turun sendirian.
17) Ayat-ayat Madaniyah yang terdapat pada surat-surat Makiyah.
18) Ayat-ayat Makkiyah yang terdapat pada surat-surat Madaniyah.
19) Ayat-ayat yang dibawa dari Mekkah ke Madinah.
20) Ayat-ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekkah.
21) Ayat-ayat yang dibawa dari Madinah ke Abbessynia (Habasyah).
22) Ayat-ayat yang turun secara mujmal (global).
23) Ayat-ayat yang turun secara mufassar (disertai keterangan).
9
9. 24) Ayat-ayat yang turun secara rumuz (dengan isyarat).
25) Ayat-ayat yang dipersoalkan oleh ulama. Sebagian ulama menganggap Makkiyah, sedang sebagian lagi
menganggap Madaniyah.
Semuanya itu ada 25 macam ilmu (merupakancabang dari Ilmul Makky wal Madany). Siapapun yang
tidak mengetahui semuanya itu dan tidak bisa membedakan antara 25 macam ilmu tersebut, maka ia tidak boleh
berbicara (menafsirkan) tentang al-Qur’an. (baca al-Burhan karangan al-Zarkasyi halaman 192, dan al—Itqan
karangan al-Suyuti juz I halaman 8).
Kesimpulan
Pengetahuan tentang ayat-ayat Mekkah dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam
‘Ulum Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk
memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Sebagaian surat di dalam al-Qur’an berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut dan dalam
beberapa hal muncul perbedaan pendapat dari kalangan para ulama tentang klasifikasi ayat-ayat
tertentu. Bagaimanapun juga secara keseluruhan memang sudah berhasil disusun suatu pola pemisahan
(pembagian) yang sudah mapan, dan telah digunakan secara meluas secara ilmu tafsir, dan dijabarkan
dari bukti-bukti internal yang ada dalam teks al-Quran itu sendiri.
9
10. Definisi Al-Makiy dan Al-Madaniy oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan tempat turunnya
suatu ayat, berdasarkan khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut, berdasarkan masa turunnya
ayat tersebut.
Surat-surat al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam antara lain : Surat-surat Makiyyah
murni, Surat-surat Madaniyyah murni, Surat-surat Makiyyah yang berisi ayat Madaniyyah, Surat-surat
Madaniyyah yang berisi ayat Makiyyah.
Karakteristik surat dan ayat-ayat Al-Qur’an ini terbagi menjadi dua yaitu karakteristik Al-
Makkiy dan karakteristik Al-Madaniy.
Adapun kegunaan mempelajari Ilmu ini antara lain agar dapat membedakan ayat-ayat nasikh
dan mansukh, agar dapat mengetahui sejarah hukum Islam dan tahapan-tahapannya secara umum,
mendorong keyakinan yang kuat, agar mengetahui fase-fase dakwah Islamiyah yang telah ditempuh
oleh Al-Qur’an secaa bertahap, agar dapat mengetahui keadaan lingkungan, situasi, dan kondisi
masyarakat pada waktu turun ayat-ayat Al-Qur’an, agar mengetahui gaya bahasanya yang berbeda-
beda.
DAFTAR PUSTAKA
9
11. Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media
Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.
Von Dennfer, Ahmad 1988. ‘Ilmu Al-Quran’. Jakarta. Rajawali
Quthan,Mana’ul. 1993. ‘Pembahasan Ilmu Al-Quran’. Jakarta. Rineka Cipta
Zuhdi, Masjufuk. 1982. ‘Pengantar ulumul Quran’. Surabaya. Bina Ilmu
9