2. Warisanadalahharta yang ditinggalkan oleh seorang mayityang akan dibagikankepada
ahli waris yang berhak menerimanya.
Ketentuan pembagianharta warisansangatlahpenting, karena Allah telah
mensyari’atkan dalamAl-Qur’anpada surat An-Nisa ayat11, 12, dan 176 agartidak terjadi
perselisihanantar ahli waris.Dalamsuar An-Nisa ayat11 dan 12 menjelaskantentang
bagianahli waris secara rinci dan jelas. Selain itu dalamAn-Nisa ayat 13 menjelaskan
tentang porsi warisantersebut adalahkententuan Allah Swt. Dan dalamsurat An-Nisa
ayat 14 menjelaskantentang hukum-hukum tersebut merupakanketentuan Allah Swt.
Dengan demikianhukum melaksanakanpembagianharta waris adalahmengharuskan
dibagikankepada hak yang diwarisisebagaimanadalamAl-Qu’an.
3. Syarat- Syarat Pewarisan
1. Kematian orang yang mewariskan, baik kematian secara nyata ataupun
kematian secara hukum , misalnya seorang hakim memutuskan kematian
seseorang yang hilang.
2. Pewaris itu hidup setelah orang yang mewariskan mati, meskipun hidupnya itu
secara hukum, misalnya kandungan.
3. Bila tidak ada penghalang yang menghalangi pewarisan
4. Rukun Waris
1. Pewaris ( al-waarits), ialah orang yang mempunyai hubungan penyebab
kewarisan dengan mayat sehingga dia memperoleh warisan.
2. Orang yang mewariskan ( al-muwarrits), ialah mayat itu sendiri, baik nyata
ataupun dinyatakan mati secara hokum, seperti orang hilang dan dinyatakan
mati.
3. Harta yang diwarsikan (al-mauruuts), juga disebut peninggalan atau warisan,
berupa harta atau hak yang dipindahkan dari yang mewariskan kepada pewaris.
5. Sebab-Sebab Warisan
Sebab- Sebab yang mengakibatkan adanya hubungan saling mewarisi antara
pewaris dengan ahli warisnya yaitu disebab tiga hal sebagai berikut:
1. Adanya tali kekerabatan, misalnya yang mempunyai hubungan kerabat melalu
nasab.
2. Adanya pernikahan. Pernikahan yang dimaksud adalah akad yang sah menurut
syari’at baik diantara keduanya telah terjadi hubungan badan(watha’)ataupun
belum.
3. Dengan sebab wala’ (karena memerdekakan budak), maksudnya adalah
hubungan ashabah yang disebabkan oleh pembebasan hanya dari satu arah
saja, yaitu tuan mewarisi harta budaknya yang ia merdekakan.
6. Penghalang dalam Warisan
Pembunuhan.
Dalam kaitannya dengan hak waris mewarisi, maka orang yang membunuh pewaris ia tidak
mendapatkan hak waris dari pewaris tersebut. . Terhalangnya si pembunuh untuk
mendapatkan hak warisan dari yang dibunuh, karena pembunuhan memutuskan silaturrahmi
yang menjadi sebab adanya kewarisan. Dengan sebab terputusnya sebab, maka terputus pula
musababnya.
Beda agama
Berbeda agama antara pewaris dengan ahli waris.
Perbudakan
Perbudakan menjadi sebab terhalangnya untuk mendapat warisan.
Berbeda negara
Maksudnya ialah berbeda kebangsaannya. Perbedaan kebangsaan ini tidak menjadi penghalang
pewarisan diantara kaum muslimin, karena seorang muslim itu mewarisi seorang muslim.
7. Bagian Ahli Waris
Adapun Ketentuan kadar bagian masing-masing (furudul muqaddarah) bagi 25 orang ahli waris yang
telah ditentukan oleh al-Qur’an dan hadits Nabi Saw ada enam macam yaitu:
Setengah (1/2) bagian
Kelompok ini terdiri dari lima, satu dari golongan laki-laki dan empat lainnya adalah perempuan.
Kelima ashabul furudh tersebut adalah suami, anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak
laki-laki, saudara kandung perempuan, dan saudara perempuan yang seayah.
Seperempat (1/4) bagian
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapatkan seperempat (1/4) dari harta peninggalan hanya
ada dua orang yaitu suami dan istri.
Seperdelapan (1/8) bagian
Dari sederetan para ashabul furudh yang berhak mendapatkan seperdelapan (1/8) yaitu istri. Istri
baik seorang maupun lebih akan mendapatkan seperdelapan (1/8) dari harta peningalan suaminya.
8. Dua per tiga (2/3) bagian
Para ahli waris yang berhak mendapatkan dua per tiga (2/3) dari harta peninggalan pewaris ada
empat. Semuanya terdiri dari wanita yaitu dua anak perempuan (kandung) atau lebih, dua orang
anak perempuan keturunan anak laki- laki atau lebih, dua orang saudara kandung perempuan
atau lebih dan dua orang saudara perempuan seayah atau lebih
Sepertiga (1/3) bagian
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapatkan sepertiga (1/3) dari harta peninggalan hanya
ada dua orang yaitu ibu dan dua saudara (baik laki-laki maupun perempuan) seibu.
Seperenam (1/6) bagian
Adapun para ashabul furudh yang berhak mendapatkan bagian seperenam (1/6) dari harta
peninggalan hanya ada tujuh orang yaitu ayah, kakek (bapak dari ayah), ibu, cucu perempuan
keturunan anak laki-laki, saudara perempuan seayah, nenek, dan saudara laki-laki dan
perempuan seibu.