SlideShare a Scribd company logo
Mengapa Kita Belajar
Hukum Waris
• Ilmu Waris Akan Dicabut
• Perintah Khusus Dari Nabi
SAW
• Sejajar Dengan Belajar Al-
Quran
• Menghindari Perpecahan
Keluarga
• Ancaman Akhirat
Rumusan Masalah
• Pengertian waris dan dasar
hukum dalam islam
• Ketentuan waris
• Golongan ahli waris
• Apa sajakah Sebab-sebab tidak
mendapatkan harta waris
• Hal-hal apa saja yang
menghalangi waris
• Perhitungan waris
• Korelasi antara Hibah, Wasiat
dan Waqaf
Latar Belakang & Ruang
Lingkup
PENGERTIAN
 Mawaris atau maurus yaitu:
Peninggalan orang yang
meninggal yang diwarisi oleh
ahli warisnya.
 Ilmu mawaris atau faraid
yaitu: Ilmu yang mempelajari
atau mengetahui orang yang
berhak menerima harta
pusaka dan cara-cara
pembagiannya sesuai dengan
ketentuan syara.
TUJUAN
 Untuk melaksanakan
pembagian harta warisan
kepada ahli waris yang
berhak menerimanya sesuai
ketentuan syara.
 Untuk mengetahui secara
jelas siapa yang berhak
menerima, berapa bagian
masing-masing dan siapa
yang tidak berhak.
 Untuk menentukan
pembagian harta warisan
secara adil dan benar.
PENGERTIAN DAN TUJUAN
Istilah-istilah dalam Mawaris
MUWARRITS, adalah orang yang memberikan warisan
(mayit).
WARITS, adalah orang yang menerima warisan (harta).
Al-TIRKAH, adalah semua harta peninggalan mayit.
Al-IRTS, adalah harta warisan yang siap dibagi.
Al-WARATSAH, adalah harta warisan yang telah diterima.
KALALAH, adalah ahli waris bukan orang tua atau anak tetapi
terdiri dari saudara Perempuan atau Laki-laki sekandung,
seayah atau seibu.
GHARRAWAIN, atau Umariyatain atau disebut Gharibatain
adalah masalah yang terdiri dari Suami atau Istri, Ibu dan
Ayah.
Istilah-istilah dalam Mawaris
MUSYTARAKAH, adalah setiap masalah yang ahli warisnya
terdiri dari Suami, Ibu, dua saudara seibu atau lebih dan
seorang saudara Laki-laki sekandung atau lebih.
AR-RADD (Penambahan Saham), adalah jumlah saham para
ahli waris lebih kecil daripada asal masalah, harus diselesaikan
pembagiannya dengan Radd, sehingga tidak tersisa (kelebihan
harta warisan). Rukunnya: Adanya ashabul furudh, Adanya
kelebihan harta waris, dan Tidak adanya ahli waris ashobah.
(Suami/Istri tidak mendapatkan Radd)
Al-’AUL (Penambahan Asal Masalah), tambahan dalam asal
masalah (jumlah harta waris), karena tidak mencukupi
bahagian jumlah saham yang ada. Pokok masalah yang
mengalami aul (6, 12, 24).
SUMBER
HUKUM
QS An- Nisa ayat
33,176,7-14 dan 12
Hadist Buchori
Muslim
PENTINGNYA ILMU
MAWARIS
Harta dapat diberikan
kepada orang yang
berhak menerimanya
Tidak akan
merugikan salah
satu pihak
Mencegah
perselisihan
Hukum: Fardu Kifayah
Syarat Waris
Meninggalnya seseorang (pewaris) baik
secara haqiqy, hukmy (misalnya dianggap
telah meninggal) maupun secara taqdiry
Adanya ahli waris yang hidup secara
haqiqy pada waktu pewaris meninggal
dunia
Seluruh ahli waris diketahui secara pasti
baik bagian masing-masing
Rukun Waris
 Muwaris
Mati Haqiqy (mati sejati)
Mati Hukmy ( mati menurut putusan hakim atau yuridis)
Mati Taqdiry (mati menurut dugaan).
Waris (ahli waris)
yaitu orang yang dinyatakan mempunyai hubungan kekerabatan
baik hubungan darah (nasab), hubungan sebab semenda atau
perkawinan, atau karena memerdekakan hamba sahaya.
Maurus atau al-Miras
yaitu harta peninggalan si mati setelah dikurangi biaya
perawatan jenazah, pelunasan hutang, dan pelaksanaan wasiat.
Sebab-Sebab Menerima
Warisan
Nasab atau keturunan yaitu hubungan
pertalian darah ( anak, ibu, bapak, kakek
dan saudara)
Perkawinan yaitu ikatan lahir bathin (
suami istri ) QS An- Nisa 12
Wala’ ( memerdekakan budak )
Hal-hal yang Menggugurkan
Pewarisan
Harta Sebelum Dibagikan
Budak(Hamba
sahaya)
Pembunuh
Murtad &
Berlainan Agama
Perzinaan & Li’an
Tajhiz (biaya
jenazah) yaitu
selama sakit
dan
pengurusan
jenazah
Zakat jika nisabWasiatAd-dain (bayar
utangnya)
AHLI WARIS LAKI-LAKI
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dr anak lk
3. Bapak
4. Kakek dr bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki
sebapak
10. Paman yang sekandung dengan
bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang
sekandung dengan bapak
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan
muwaris
12 13
1110
M
3
4
765
1
2
8 9
14
15
Bila ahli waris laki-laki ada semua maka yang berhak menerima warisan
hanya 3, yaitu anak laki-laki, suami, dan bapak
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dr anak lk
3. Bapak
4. Kakek dr bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki
sebapak
10. Paman yang sekandung dengan
bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang
sekandung dengan bapak
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan
muwaris
12 13
1110
M
3
4
765
1
2
8 9
14
15
Ahli waris perempuan
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan
kandung
7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang
memerdekakan muwaris
M
1
6 7 8
5
3
4
9
2
10
Bila ahli waris perempuan ada semua maka yang berhak memperoreh
warisan hanya 5, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan
saudara perempuan
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki
3. Ibu
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
6. Saudara perempuan
kandung
7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang
memerdekakan muwaris
M
1
6 7 8
5
3
4
9
2
10
Dan apabila semua 25 ahli waris
(ahli waris laki-laki dan
perempuan) ada semuanya,
maka, yang berhak menerima
warisan hanya 5 saja, yaitu Ayah,
ibu, anak laki-laki, anak
perempuan dan istri/suami
Bentuk Warisan
Dzawil Furudhyaitu ahli waris yang
mendapatkan bagian tertentu (2/3, 1/2, 1/3, ¼,
1/6, 1/8)
Ashobah yaitu ahli waris yang mendapatkan
bagian tidak tentu
Ashobah Binafsi
yaitu yang
mendapatkan
ashobah dengan
sendirinya,
diantaranya anak
laki-laki bapak
,kakek, anak laki-laki
dari saudara laki-laki
dst
Ashobah Maal Ghoir yaitu
yang mendapat ashobah
bersama ahliwaris yang lain:
1.Saudara perempuan kandung
bersama anak pr/cucu pr
seorang atau lebih
2. Saudara perempuan seayah
bersama anak pr/ cucu pe
seorang atau lebih
Ashobah Bil Ghoir yaitu yang
mendapatkan ashobah disebabkan
ahli waris yang lain yaitu:
1.Anak perempuan menjadi ashobah
karena ada anak laki-laki
2.Cucu perempuan menjadi ashobah
karena ada cucu laki-laki
3.Saudara perempuan sekandung
,karena ada saudara laki-laki
sekandung
4. Saudara perempuan sebapak,
karena ada sadara laki-laki sebapak
Hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang lebih jauh hubungan
kekerabatannya, baik kadang-kadang atau seterusnya karena terhalang oleh ahli
waris yang lebih dekat. Yang menghalangi disebut Hijab, dan yang dihalangi
disebut Mahjub.
Kaedah Hijab
- Ushul (Asal Mayit): Setiap ahli waris akan menghalangi hak ahli waris yang ada
diatasnya dengan kesamaan jenis,
- Furu’ (Keturunan Mayit): Ahli waris laki-laki menghalangi ahli waris dibawahnya,
baik sejenis maupun tidak,
- Hawasyi (Cabang Asal Mayit): Setiap ahli waris laki-laki baik asal maupun
cabang mayit akan menghalangi hak waris hawasyi baik laki-laki maupun
perempuan. Antara Hawasyi bahwa mereka yang mendapat secara ashobah
akan menghalangi ahli waris dibawahnya.
HIJAB
HIJAB
Yang mengurangi bagian
contoh suami,istri, ibu dan
bapak , jika mempunyai anak
laki-laki
Yang tidak mendapat bagian karena
terhalang oleh ahli waris yang lebih
dekat contoh ; kakek dari ayah
terhalang oleh bapak,cucu laki-laki
terhalang oleh anak laki-laki,saudara
laki-laki kandung oleh anak laki-laki
atau cucu laki-laki dari anak laki-laki
dan ayah, saudara laki-laki seayah oleh
anak laki-laki atau cucu laki-laki
HIJAB NUQSON HIJAB HIRMAN
Cara Perhitungan
Warisan
Cara Ashobah jika ahli waris ada yang
mendapat ashobah
Cara Arrad jika harta yang dibagikan
masih ada, dan tidak ada ashobah,
dengan catatan suami/istri tidak berhak
ngambil bagian dari sisanya
Cara Al Aul jika harta yang dibagikan
kurang
Cara Alghorowain / Alghorobatain, jika
ahli waris terdiri dari suami/istri, ibu
dan ayah
Ahmad meninggal dunia dengan meninggalkan harta sebesar Rp. 53.000.000
Biaya pemakaman Rp. 500.000
Zakatnya Rp. 200.000
Wasiat Rp. 4.300.000
Ahli waris terdiri dari istri,ibu,1 anak perempuan, seorang cucu perempuan dan
saudara laki-laki sekandung. Berapa bagian masing-masing ?
Jawab: pengeluaran jumlahkan, kemudian harta semuanya kuranginoleh
pengeluaran jadi sisanya yang dibagikan :
= Rp 53.000.000 - Rp. 5000.000 = Rp.48.000.000, Jadi bagian
Istri : 1/8 X Rp. 48.000.000 = Rp. 6.000.000
Ibu : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000
1 anak pr : 1/2 X Rp. 48.000.000 = Rp. 24.000.000
1cucu pr : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000
1 saudra kandung laki-laki ashobah yaitu bagian yang diatas dijumlahkan dulu :
kemudian yang Rp. 48.000.000 dikurangi oleh jumlah yang sudah dibagikan(Rp
46.000.000), jadi untuk saudara laki-laki kandung dapat Rp. 2.000.000
Contoh Ashobah
Karim meninggal dunia ,meninggalkan hartanya Rp. 30.000.000, ahli
warisnya ada istri, ibu, dan 2 orang anak perempuan, berapabagian
masinh-masing ?
Jawab:
Istri : 1/8 ( 3/24 ) X Rp.30.000.000 = Rp.
3.750.000
Ibu : 1/6 ( 4/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp.
5.000.000
2 anak pr : 2/3 ( 16/24) X Rp. 30.000.000 = Rp.
20.000.000
jumlah Rp 28.750.000, jadi uangnya masih ada sisa : Rp. 30.000.000-
Rp. 28.000.000 = Rp 1.250.000, ini dibagikan kepada ibu dan anak
dengan bagian masing-masing
Ibu dan 2 anak perempuan = 4 + 16 = 20 bagian = Rp. 1.250.000
Ibu : (4/20 X Rp. 1.250.000) + Rp. 5.000.000 = Rp.
5.250.000
Anak pr (16/20 X Rp. 1.250.000) + Rp.20.000.000 = Rp.
21.000.000
Contoh Arrad (Harta Lebih)
Aminah, meninggal dunia, hartanya Rp. 6.000.000
Ahli waris terdiri dari suami. Ibu, 1 saudara perempuan sekandung, 1 perempuan
sebapak:
Semula : suami : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000
Ibu : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000
1 saudara pr kandung : 1/2 X Rp.6.000.000 = Rp. 3.000.000
1 saudara pe sebapak : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah yang harus dikeluarkan Rp. 8.000.000, sedangkan jumlah hartanya hanya
Rp. 6.000.000, maka kurang Rp. 2,000,000, jadi harus dengan cara aul
Suami : 1/2 = 3/6 = 3 bagian
Ibu : 1/6 = 1/6 = 1 bagian
1 sdr pr kandung : 1/2 = 3/6 = 3 bagian
1 sdr pr sebapak : 1/6 = 1/6 = 1 bagian, jumlah 8 bagian
Suami : 3/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 2.250.000
Ibu : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000
1 sdr pr sekandung : 3/8 X Rp 6.000.000 = Rp.2.250.000
1 sdr pr sebapak : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000
Jumlah = Rp. 6.000.000
Contoh Al’aul (Harta Kurang)
Aminah meninggal dunia . Hartanya Rp. 15.000.000
Ahliwarisnya suami, ibu dan bapak. Berapa bagian masing-masing ?
Jawab:
Suami : 1/2 X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000
Ibu : 1/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp.7.500.000) = Rp .
2.500.000
Bapak : 2/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp 7.500.000 ) = Rp .
5.000.000
Contoh Ghorowain
Warisan Menurut
Hukum Adat
Warisan Pada Zaman Jahiliyah
a.Yang dapat warisan hanya anak laki-laki saja, perempuan tidak dapat,
bahkan istrinya pun boleh diwariskan
b.Anak angkat mendapat warisan sama dengan anak kandung
c. Kebiasaan melakukan sumpah perjanjian untuk pusaka mempusakai
Ahli Waris Menurut Hukum Adat
a.Yang paling dekat dengan pewaris
b.Masyarakat patrilineal ( keturunan dari ayah ) laki-laki lebih
banyak
c.Masyarakat matrilineal ( keturunan ibu ) perempuan lebih banyak
d.Masyarakat parental ( keturunan sama laki-laki dan perempuan)
e. Anak angkat disamakan dengan anak sendiri, hanya hartanya
diperoleh setelah pernikahan,bukan dari harta asal
Harta Peninggalan Menurut Hukum Adat
a.Harta peninggalan tidak dapat dibagi, seperti di sumatra barat
b. Harta yang dapat dibagikan, yang diberikan selagi orang tua masih
hidup, tetapi penyerahannya setelah orang tua meninggal dengan
bagi rata
Persamaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam
a.Sebagian hukum adat menerapkan, bahwa anak laki-laki lebih banyak dari
anak pr
b.Harta watisan dibagikan setelah si pewaris meninggal
c. Harta dibagikan setelah perihal utang piutang diselesaikan
Perbedaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam
a.Dalam hukum adat harta pusaka tidak dapat dibagikan
b.Anak angkat ,mendapat warisan
c.Masyarakat matrilineal perempuan lebih banyak
d. Masyarakat parental perempuan sama dengan laki-laki
Warisan Menurut Uu No 7 Tahun 1989
• Bab lll pasal 49 ayat 1, peradilan agama berwenang,
memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang yang beragama islam di
bidang
• Perkawinan
• Kewarisan, wasiat dan hibah
• Wakaf dan shodaqoh
• Ayat 2 perkawinan
• Ayat 3 kewarisan yaitu menentukan tentang
• Siapa yang menjadi ahli waris
• Harta peninggalan
• Bagian masing-masing
• Melaksanakan pembagian harta warisan
Hikmah Warisan
Menghindari serakah dan tamak
Menghindari timbulnya
persengketaan
Menghindari timbulnya fitnah
Mewujudkan keadilan
WASIAT
PENGERTIAN
Artinya pesan/ucapan yang
baik dari orang yang
meninggal dunia.
HUKUMNYA
 Wajib, yang berhubungan
dengan Allah seperti zakat,
fidyah dan puasa.
 Sunah, ditujukan kepada selain
kerabat dekat dengan tujuan
kemaslahatan dan mengharap
ridho Allah.
 Makruh, harta sedikit ahli waris
banyak.
 Haram, untuk yang dilarang
agama.
“Diwajibkan atas kamu, apabila
seorang di antara kamu kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapak dan karib
kerabatnya secara makruf, (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang
yang bertakwa.” (Albaqoroh 180)
RUKUN, SYARAT, DAN HIKMAH
WASIAT
RUKUN DAN SYARAT
• orang yang mewasiatkan adalah;
baligh, berakal tidak dipaksa
• orang yang menerima wasiat :
ada yang menerima, bukan
pembunuh, bukan ahli waris yang
akan menerima
• harta yang diwasiatkan : tidak
lebih dari 1/3, dapat berpindah
milik, yang bermanfaat, harus
ada.
• ijab Kabul : harus jelas ,
penerima wasiat diucapkan
setelah yang berwasiat meninggal
HIKMAH
• Wujud ketaatan kepada Allah
• Tabungan amal jariyah
• Penghormatan terhadap nilai
kemanusiaan
“Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan”. (An-Nisa’ : 7).
“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.
Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak
perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi
mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang
saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal
itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia
diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (An-Nisa’ : 11).
“Nabi SAW. bersabda; Berikanlah
bagian-bagian tertentu kepada orang-
orang yang berhak, sesudah itu sisanya
untuk orang laki-laki yang lebih utama
(dekat kekerabatannya)”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
“Orang muslim tidak berhak mewarisi
orang kafir, dan orang kafir tidak
berhak mewarisi orang muslim”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Yang dapat bagian ½ harta.
1. Anak perempuan kalau sendiri
2. Cucu perempuan kalau sendiri
3. Saudara perempuan kandung kalau sendiri
4. Saudara perempuan seayah kalau sendiri
5. Suami
Yang mendapat bagian ¼ harta
1. Suami dengan anak atau cucu
2. Isteri atau beberapa kalau tidak ada (anak atau cucu)
Yang mendapat 1/8
1. Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu.
Yang mendapat 2/3
1. dua anak perempuan atau lebih
2. dua cucu perempuan atau lebih
3. dua saudara perempuan kandung atau lebih
4. dua saudara perempuan seayah atau lebih
Yang mendapat 1/3
1. Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah
atau seibu.
2. Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan
Yang mendapat 1/6
1. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung
atau perempuan seibu.
2. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas
3. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas
4. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak
perempuan kandung
5. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan
kandung.
6. Ayah bersama anak lk atau cucu lk
7. Kakek jika tidak ada ayah
8. Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
HIBAH dan WAQAF
HIBAH
• Hibah adalah merupakan
suatu pemberian yang
bersifat sukarela (tidak ada
sebab dan musababnya)
tanpa ada kontra prestasi
dari pihak penerima
pemberian, dan pemberian
itu dilangsungkan pada saat
si pemberi masih hidup
(inilah yang
membedakannya dengan
wasiat, yang mana wasiat
diberikan setelah si
pewasiat meninggal dunia)
WAQAF
• Wakaf adalah Sedekah
Jariyah, yakni
menyedekahkan harta kita
untuk kepentingan ummat.
Harta Wakaf tidak boleh
berkurang nilainya, tidak
boleh dijual dan tidak boleh
diwariskan. Karena wakaf
pada hakikatnya adalah
menyerahkan kepemilikan
harta manusia menjadi milik
Allah atas nama ummat.
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Pernikahan nabi muhammad saw
Pernikahan nabi muhammad sawPernikahan nabi muhammad saw
Pernikahan nabi muhammad sawNelly Oswini
 
Mawaris
MawarisMawaris
Pemuda yang mendapatkan naungan allah
Pemuda yang mendapatkan naungan allahPemuda yang mendapatkan naungan allah
Pemuda yang mendapatkan naungan allah
Muhsin Hariyanto
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
Abida Muttaqiena
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamainNusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
ikafia maulidia
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointNenk Ajalah
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
dayat7
 
Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2
Uda Estelo
 
ppt MAWARIS.pptx
ppt MAWARIS.pptxppt MAWARIS.pptx
ppt MAWARIS.pptx
ZhafirahZulfa
 
Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1
mas karebet
 
PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul
kiatbelajar95
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahIlham Hardy
 
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Mike Yunita
 
Fikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan IslamFikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan Islam
NSS Slide
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
agyana_nadian
 

What's hot (20)

Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Pernikahan nabi muhammad saw
Pernikahan nabi muhammad sawPernikahan nabi muhammad saw
Pernikahan nabi muhammad saw
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Pemuda yang mendapatkan naungan allah
Pemuda yang mendapatkan naungan allahPemuda yang mendapatkan naungan allah
Pemuda yang mendapatkan naungan allah
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamainNusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Warisan dalam islam
Warisan dalam islamWarisan dalam islam
Warisan dalam islam
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpoint
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2Tabel ahli waris 2
Tabel ahli waris 2
 
ppt MAWARIS.pptx
ppt MAWARIS.pptxppt MAWARIS.pptx
ppt MAWARIS.pptx
 
Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1
 
PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul PPT Iman kepada rasul
PPT Iman kepada rasul
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
 
Fikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan IslamFikih - Peradilan Islam
Fikih - Peradilan Islam
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
 

Similar to Presentasi mawaris dalam islam

7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
edo soehendro
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
SigitSurya3
 
Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
AkhinaRomdoni
 
MAWARIS
MAWARISMAWARIS
MAWARIS
sithyrahayu
 
PPT faraid.pptx
PPT faraid.pptxPPT faraid.pptx
PPT faraid.pptx
LilisWahyuni8
 
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptxKETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
RaraWiriTanaya
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
musicstudiosofeh
 
Bab5 fiqih mawaris
Bab5 fiqih mawarisBab5 fiqih mawaris
Bab5 fiqih mawaris
nur hasan
 
Bab 11-mawaris
Bab 11-mawarisBab 11-mawaris
Bab 11-mawaris
bandongan
 
TAZKIRAH FARAID.pptx
TAZKIRAH FARAID.pptxTAZKIRAH FARAID.pptx
TAZKIRAH FARAID.pptx
HaniJIBRILBinaris
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
DzakyMutawaqil
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreHellena Ifan
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Illiyin Studio
 
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptxRingkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
AhmadRidlo9
 
179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt
AisyiyahDrajat
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajrehabil184
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
materipptgc
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris

Similar to Presentasi mawaris dalam islam (20)

7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix7. tambahan waris fix
7. tambahan waris fix
 
7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
 
MAWARIS
MAWARISMAWARIS
MAWARIS
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
PPT faraid.pptx
PPT faraid.pptxPPT faraid.pptx
PPT faraid.pptx
 
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptxKETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
KETENTUAN WARISAN DALAM ISLAM.pptx
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
 
Bab5 fiqih mawaris
Bab5 fiqih mawarisBab5 fiqih mawaris
Bab5 fiqih mawaris
 
Bab 11-mawaris
Bab 11-mawarisBab 11-mawaris
Bab 11-mawaris
 
TAZKIRAH FARAID.pptx
TAZKIRAH FARAID.pptxTAZKIRAH FARAID.pptx
TAZKIRAH FARAID.pptx
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
 
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptxRingkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
Ringkasan pelajaran fikih mawaris.pptx
 
179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt179336972 mawaris-2-ppt
179336972 mawaris-2-ppt
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajre
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 

Presentasi mawaris dalam islam

  • 1.
  • 2. Mengapa Kita Belajar Hukum Waris • Ilmu Waris Akan Dicabut • Perintah Khusus Dari Nabi SAW • Sejajar Dengan Belajar Al- Quran • Menghindari Perpecahan Keluarga • Ancaman Akhirat Rumusan Masalah • Pengertian waris dan dasar hukum dalam islam • Ketentuan waris • Golongan ahli waris • Apa sajakah Sebab-sebab tidak mendapatkan harta waris • Hal-hal apa saja yang menghalangi waris • Perhitungan waris • Korelasi antara Hibah, Wasiat dan Waqaf Latar Belakang & Ruang Lingkup
  • 3. PENGERTIAN  Mawaris atau maurus yaitu: Peninggalan orang yang meninggal yang diwarisi oleh ahli warisnya.  Ilmu mawaris atau faraid yaitu: Ilmu yang mempelajari atau mengetahui orang yang berhak menerima harta pusaka dan cara-cara pembagiannya sesuai dengan ketentuan syara. TUJUAN  Untuk melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai ketentuan syara.  Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak menerima, berapa bagian masing-masing dan siapa yang tidak berhak.  Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar. PENGERTIAN DAN TUJUAN
  • 4. Istilah-istilah dalam Mawaris MUWARRITS, adalah orang yang memberikan warisan (mayit). WARITS, adalah orang yang menerima warisan (harta). Al-TIRKAH, adalah semua harta peninggalan mayit. Al-IRTS, adalah harta warisan yang siap dibagi. Al-WARATSAH, adalah harta warisan yang telah diterima. KALALAH, adalah ahli waris bukan orang tua atau anak tetapi terdiri dari saudara Perempuan atau Laki-laki sekandung, seayah atau seibu. GHARRAWAIN, atau Umariyatain atau disebut Gharibatain adalah masalah yang terdiri dari Suami atau Istri, Ibu dan Ayah.
  • 5. Istilah-istilah dalam Mawaris MUSYTARAKAH, adalah setiap masalah yang ahli warisnya terdiri dari Suami, Ibu, dua saudara seibu atau lebih dan seorang saudara Laki-laki sekandung atau lebih. AR-RADD (Penambahan Saham), adalah jumlah saham para ahli waris lebih kecil daripada asal masalah, harus diselesaikan pembagiannya dengan Radd, sehingga tidak tersisa (kelebihan harta warisan). Rukunnya: Adanya ashabul furudh, Adanya kelebihan harta waris, dan Tidak adanya ahli waris ashobah. (Suami/Istri tidak mendapatkan Radd) Al-’AUL (Penambahan Asal Masalah), tambahan dalam asal masalah (jumlah harta waris), karena tidak mencukupi bahagian jumlah saham yang ada. Pokok masalah yang mengalami aul (6, 12, 24).
  • 6. SUMBER HUKUM QS An- Nisa ayat 33,176,7-14 dan 12 Hadist Buchori Muslim PENTINGNYA ILMU MAWARIS Harta dapat diberikan kepada orang yang berhak menerimanya Tidak akan merugikan salah satu pihak Mencegah perselisihan Hukum: Fardu Kifayah
  • 7. Syarat Waris Meninggalnya seseorang (pewaris) baik secara haqiqy, hukmy (misalnya dianggap telah meninggal) maupun secara taqdiry Adanya ahli waris yang hidup secara haqiqy pada waktu pewaris meninggal dunia Seluruh ahli waris diketahui secara pasti baik bagian masing-masing
  • 8. Rukun Waris  Muwaris Mati Haqiqy (mati sejati) Mati Hukmy ( mati menurut putusan hakim atau yuridis) Mati Taqdiry (mati menurut dugaan). Waris (ahli waris) yaitu orang yang dinyatakan mempunyai hubungan kekerabatan baik hubungan darah (nasab), hubungan sebab semenda atau perkawinan, atau karena memerdekakan hamba sahaya. Maurus atau al-Miras yaitu harta peninggalan si mati setelah dikurangi biaya perawatan jenazah, pelunasan hutang, dan pelaksanaan wasiat.
  • 9. Sebab-Sebab Menerima Warisan Nasab atau keturunan yaitu hubungan pertalian darah ( anak, ibu, bapak, kakek dan saudara) Perkawinan yaitu ikatan lahir bathin ( suami istri ) QS An- Nisa 12 Wala’ ( memerdekakan budak )
  • 10. Hal-hal yang Menggugurkan Pewarisan Harta Sebelum Dibagikan Budak(Hamba sahaya) Pembunuh Murtad & Berlainan Agama Perzinaan & Li’an Tajhiz (biaya jenazah) yaitu selama sakit dan pengurusan jenazah Zakat jika nisabWasiatAd-dain (bayar utangnya)
  • 11. AHLI WARIS LAKI-LAKI 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dr anak lk 3. Bapak 4. Kakek dr bapak dan terus ke atas 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung 9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak 11. Paman yang sebapak dengan bapak 12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak 13. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris 12 13 1110 M 3 4 765 1 2 8 9 14 15
  • 12. Bila ahli waris laki-laki ada semua maka yang berhak menerima warisan hanya 3, yaitu anak laki-laki, suami, dan bapak 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dr anak lk 3. Bapak 4. Kakek dr bapak dan terus ke atas 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung 9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak 11. Paman yang sebapak dengan bapak 12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak 13. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris 12 13 1110 M 3 4 765 1 2 8 9 14 15
  • 13. Ahli waris perempuan 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Ibu 4. Nenek dari ibu 5. Nenek dari bapak 6. Saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan bapak 8. Saudara perempuan seibu 9. Istri 10. Wanita yang memerdekakan muwaris M 1 6 7 8 5 3 4 9 2 10
  • 14. Bila ahli waris perempuan ada semua maka yang berhak memperoreh warisan hanya 5, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Ibu 4. Nenek dari ibu 5. Nenek dari bapak 6. Saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan bapak 8. Saudara perempuan seibu 9. Istri 10. Wanita yang memerdekakan muwaris M 1 6 7 8 5 3 4 9 2 10
  • 15. Dan apabila semua 25 ahli waris (ahli waris laki-laki dan perempuan) ada semuanya, maka, yang berhak menerima warisan hanya 5 saja, yaitu Ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan dan istri/suami
  • 16. Bentuk Warisan Dzawil Furudhyaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu (2/3, 1/2, 1/3, ¼, 1/6, 1/8) Ashobah yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tidak tentu Ashobah Binafsi yaitu yang mendapatkan ashobah dengan sendirinya, diantaranya anak laki-laki bapak ,kakek, anak laki-laki dari saudara laki-laki dst Ashobah Maal Ghoir yaitu yang mendapat ashobah bersama ahliwaris yang lain: 1.Saudara perempuan kandung bersama anak pr/cucu pr seorang atau lebih 2. Saudara perempuan seayah bersama anak pr/ cucu pe seorang atau lebih Ashobah Bil Ghoir yaitu yang mendapatkan ashobah disebabkan ahli waris yang lain yaitu: 1.Anak perempuan menjadi ashobah karena ada anak laki-laki 2.Cucu perempuan menjadi ashobah karena ada cucu laki-laki 3.Saudara perempuan sekandung ,karena ada saudara laki-laki sekandung 4. Saudara perempuan sebapak, karena ada sadara laki-laki sebapak
  • 17. Hijab digunakan untuk menjelaskan ahli waris yang lebih jauh hubungan kekerabatannya, baik kadang-kadang atau seterusnya karena terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat. Yang menghalangi disebut Hijab, dan yang dihalangi disebut Mahjub. Kaedah Hijab - Ushul (Asal Mayit): Setiap ahli waris akan menghalangi hak ahli waris yang ada diatasnya dengan kesamaan jenis, - Furu’ (Keturunan Mayit): Ahli waris laki-laki menghalangi ahli waris dibawahnya, baik sejenis maupun tidak, - Hawasyi (Cabang Asal Mayit): Setiap ahli waris laki-laki baik asal maupun cabang mayit akan menghalangi hak waris hawasyi baik laki-laki maupun perempuan. Antara Hawasyi bahwa mereka yang mendapat secara ashobah akan menghalangi ahli waris dibawahnya. HIJAB
  • 18. HIJAB Yang mengurangi bagian contoh suami,istri, ibu dan bapak , jika mempunyai anak laki-laki Yang tidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat contoh ; kakek dari ayah terhalang oleh bapak,cucu laki-laki terhalang oleh anak laki-laki,saudara laki-laki kandung oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki dan ayah, saudara laki-laki seayah oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki HIJAB NUQSON HIJAB HIRMAN
  • 19. Cara Perhitungan Warisan Cara Ashobah jika ahli waris ada yang mendapat ashobah Cara Arrad jika harta yang dibagikan masih ada, dan tidak ada ashobah, dengan catatan suami/istri tidak berhak ngambil bagian dari sisanya Cara Al Aul jika harta yang dibagikan kurang Cara Alghorowain / Alghorobatain, jika ahli waris terdiri dari suami/istri, ibu dan ayah
  • 20. Ahmad meninggal dunia dengan meninggalkan harta sebesar Rp. 53.000.000 Biaya pemakaman Rp. 500.000 Zakatnya Rp. 200.000 Wasiat Rp. 4.300.000 Ahli waris terdiri dari istri,ibu,1 anak perempuan, seorang cucu perempuan dan saudara laki-laki sekandung. Berapa bagian masing-masing ? Jawab: pengeluaran jumlahkan, kemudian harta semuanya kuranginoleh pengeluaran jadi sisanya yang dibagikan : = Rp 53.000.000 - Rp. 5000.000 = Rp.48.000.000, Jadi bagian Istri : 1/8 X Rp. 48.000.000 = Rp. 6.000.000 Ibu : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000 1 anak pr : 1/2 X Rp. 48.000.000 = Rp. 24.000.000 1cucu pr : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000 1 saudra kandung laki-laki ashobah yaitu bagian yang diatas dijumlahkan dulu : kemudian yang Rp. 48.000.000 dikurangi oleh jumlah yang sudah dibagikan(Rp 46.000.000), jadi untuk saudara laki-laki kandung dapat Rp. 2.000.000 Contoh Ashobah
  • 21. Karim meninggal dunia ,meninggalkan hartanya Rp. 30.000.000, ahli warisnya ada istri, ibu, dan 2 orang anak perempuan, berapabagian masinh-masing ? Jawab: Istri : 1/8 ( 3/24 ) X Rp.30.000.000 = Rp. 3.750.000 Ibu : 1/6 ( 4/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp. 5.000.000 2 anak pr : 2/3 ( 16/24) X Rp. 30.000.000 = Rp. 20.000.000 jumlah Rp 28.750.000, jadi uangnya masih ada sisa : Rp. 30.000.000- Rp. 28.000.000 = Rp 1.250.000, ini dibagikan kepada ibu dan anak dengan bagian masing-masing Ibu dan 2 anak perempuan = 4 + 16 = 20 bagian = Rp. 1.250.000 Ibu : (4/20 X Rp. 1.250.000) + Rp. 5.000.000 = Rp. 5.250.000 Anak pr (16/20 X Rp. 1.250.000) + Rp.20.000.000 = Rp. 21.000.000 Contoh Arrad (Harta Lebih)
  • 22. Aminah, meninggal dunia, hartanya Rp. 6.000.000 Ahli waris terdiri dari suami. Ibu, 1 saudara perempuan sekandung, 1 perempuan sebapak: Semula : suami : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000 Ibu : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 1 saudara pr kandung : 1/2 X Rp.6.000.000 = Rp. 3.000.000 1 saudara pe sebapak : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 Jumlah yang harus dikeluarkan Rp. 8.000.000, sedangkan jumlah hartanya hanya Rp. 6.000.000, maka kurang Rp. 2,000,000, jadi harus dengan cara aul Suami : 1/2 = 3/6 = 3 bagian Ibu : 1/6 = 1/6 = 1 bagian 1 sdr pr kandung : 1/2 = 3/6 = 3 bagian 1 sdr pr sebapak : 1/6 = 1/6 = 1 bagian, jumlah 8 bagian Suami : 3/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 2.250.000 Ibu : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000 1 sdr pr sekandung : 3/8 X Rp 6.000.000 = Rp.2.250.000 1 sdr pr sebapak : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000 Jumlah = Rp. 6.000.000 Contoh Al’aul (Harta Kurang)
  • 23. Aminah meninggal dunia . Hartanya Rp. 15.000.000 Ahliwarisnya suami, ibu dan bapak. Berapa bagian masing-masing ? Jawab: Suami : 1/2 X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000 Ibu : 1/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp.7.500.000) = Rp . 2.500.000 Bapak : 2/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp 7.500.000 ) = Rp . 5.000.000 Contoh Ghorowain
  • 24. Warisan Menurut Hukum Adat Warisan Pada Zaman Jahiliyah a.Yang dapat warisan hanya anak laki-laki saja, perempuan tidak dapat, bahkan istrinya pun boleh diwariskan b.Anak angkat mendapat warisan sama dengan anak kandung c. Kebiasaan melakukan sumpah perjanjian untuk pusaka mempusakai Ahli Waris Menurut Hukum Adat a.Yang paling dekat dengan pewaris b.Masyarakat patrilineal ( keturunan dari ayah ) laki-laki lebih banyak c.Masyarakat matrilineal ( keturunan ibu ) perempuan lebih banyak d.Masyarakat parental ( keturunan sama laki-laki dan perempuan) e. Anak angkat disamakan dengan anak sendiri, hanya hartanya diperoleh setelah pernikahan,bukan dari harta asal Harta Peninggalan Menurut Hukum Adat a.Harta peninggalan tidak dapat dibagi, seperti di sumatra barat b. Harta yang dapat dibagikan, yang diberikan selagi orang tua masih hidup, tetapi penyerahannya setelah orang tua meninggal dengan bagi rata Persamaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam a.Sebagian hukum adat menerapkan, bahwa anak laki-laki lebih banyak dari anak pr b.Harta watisan dibagikan setelah si pewaris meninggal c. Harta dibagikan setelah perihal utang piutang diselesaikan Perbedaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam a.Dalam hukum adat harta pusaka tidak dapat dibagikan b.Anak angkat ,mendapat warisan c.Masyarakat matrilineal perempuan lebih banyak d. Masyarakat parental perempuan sama dengan laki-laki
  • 25. Warisan Menurut Uu No 7 Tahun 1989 • Bab lll pasal 49 ayat 1, peradilan agama berwenang, memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang yang beragama islam di bidang • Perkawinan • Kewarisan, wasiat dan hibah • Wakaf dan shodaqoh • Ayat 2 perkawinan • Ayat 3 kewarisan yaitu menentukan tentang • Siapa yang menjadi ahli waris • Harta peninggalan • Bagian masing-masing • Melaksanakan pembagian harta warisan
  • 26. Hikmah Warisan Menghindari serakah dan tamak Menghindari timbulnya persengketaan Menghindari timbulnya fitnah Mewujudkan keadilan
  • 27. WASIAT PENGERTIAN Artinya pesan/ucapan yang baik dari orang yang meninggal dunia. HUKUMNYA  Wajib, yang berhubungan dengan Allah seperti zakat, fidyah dan puasa.  Sunah, ditujukan kepada selain kerabat dekat dengan tujuan kemaslahatan dan mengharap ridho Allah.  Makruh, harta sedikit ahli waris banyak.  Haram, untuk yang dilarang agama. “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Albaqoroh 180)
  • 28. RUKUN, SYARAT, DAN HIKMAH WASIAT RUKUN DAN SYARAT • orang yang mewasiatkan adalah; baligh, berakal tidak dipaksa • orang yang menerima wasiat : ada yang menerima, bukan pembunuh, bukan ahli waris yang akan menerima • harta yang diwasiatkan : tidak lebih dari 1/3, dapat berpindah milik, yang bermanfaat, harus ada. • ijab Kabul : harus jelas , penerima wasiat diucapkan setelah yang berwasiat meninggal HIKMAH • Wujud ketaatan kepada Allah • Tabungan amal jariyah • Penghormatan terhadap nilai kemanusiaan
  • 29. “Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan”. (An-Nisa’ : 7). “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (An-Nisa’ : 11).
  • 30. “Nabi SAW. bersabda; Berikanlah bagian-bagian tertentu kepada orang- orang yang berhak, sesudah itu sisanya untuk orang laki-laki yang lebih utama (dekat kekerabatannya)”. (H.R. Bukhari dan Muslim). “Orang muslim tidak berhak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak berhak mewarisi orang muslim”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
  • 31. Yang dapat bagian ½ harta. 1. Anak perempuan kalau sendiri 2. Cucu perempuan kalau sendiri 3. Saudara perempuan kandung kalau sendiri 4. Saudara perempuan seayah kalau sendiri 5. Suami Yang mendapat bagian ¼ harta 1. Suami dengan anak atau cucu 2. Isteri atau beberapa kalau tidak ada (anak atau cucu) Yang mendapat 1/8 1. Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu. Yang mendapat 2/3 1. dua anak perempuan atau lebih 2. dua cucu perempuan atau lebih 3. dua saudara perempuan kandung atau lebih 4. dua saudara perempuan seayah atau lebih
  • 32. Yang mendapat 1/3 1. Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah atau seibu. 2. Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan Yang mendapat 1/6 1. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung atau perempuan seibu. 2. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas 3. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas 4. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak perempuan kandung 5. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan kandung. 6. Ayah bersama anak lk atau cucu lk 7. Kakek jika tidak ada ayah 8. Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
  • 33. HIBAH dan WAQAF HIBAH • Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab dan musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup (inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia) WAQAF • Wakaf adalah Sedekah Jariyah, yakni menyedekahkan harta kita untuk kepentingan ummat. Harta Wakaf tidak boleh berkurang nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Karena wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama ummat.
  • 34.
  • 35.