2. Plasenta previa salah satu penyebab
penting kematian maternal
01
02
03
04
Plasenta
Previa
Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi
rendah pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak
menutupi ostium uteri internum pada usia kehamilan lebih dari
20 minggu dan janin mampu hidup diluar rahim
Menurut definisi World Heatlh Organization (WHO),
kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu
hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan
oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia
adalah perdarahan (40-60%), infeksi (20-30%), dan
keracunan kehamilan (20-30%), serta sisanya sekitar 5%
disebabkan penyakit lain
3. Faktor Risiko
Ovum yang dibuahi tertanam sangat
rendah di dalam rahim
Lapisan rahim (endometrium) memiliki
kelainan seperti fibroid atau jaringan parut
Riwayat seksio sesarea sebelumnya.
Plasenta terbentuk secara tidak normal.
Kejadian plasenta previa tiga kali lebih
sering pada wanita multipara daripada
primiparat.
Ibu dengan usia lebih tua.
4. Klasifikasi Plasenta Previa
Low Implantation: Plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada
pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
Partial Placenta Previa: Ostium uteri internum tertutup sebagian
oleh plasenta.
Total Placenta Previa : Ostium uteri internum tertutup seluruhnya
oleh plasenta.
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 4 jenis berdasarkan lokasinya:
Plasenta Previa
Normal Placenta : Suatu kondisi dimana plasenta berada rendah di
dekat jalan lahir. Kondisi ini bisa memungkinkan ibu untuk
melahirkan secara normal, tetapi tetap berisiko terjadi pendarahan..
7. TEORI
EBM (Evidence Based Midwifery) pada kasus
Adere (2020) mengenai Neonatal and Maternal
Complications of Placenta Praevia and Its Risk Factors in
Tikur Anbessa Specialized and Gandhi Memorial
Hospitals: Unmatched Case-Control Study
Senkoro (2017) mengenai Frequency, Risk Factors,
and Adverse Fetomaternal Outcomes of Placenta
Previa in Northern Tanzania
Syahfitri (2018) mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan
Husain (2019) mengenai Hubungan Kejadian Plasenta Previa
dengan Riwayat Kehamilan Sebelumnya
8. Tempat Pengkajian Ruang VK RSUD. HAM
Identitas Suami Data Subjektif Data Objektif
Nama Suami : Tn.F
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Add Text Here Add Text Here Add Text Here
Keluhan Utama : ibu
masuk ruang VK
kebidanan via IGD jam
9.45 WIB dengan keluhan
sudah USG dengan SPOG
dengan plasenta previa +
Riwayat abortus
G3P1A1H1 uk 33-34 minggu
HPHT : 20-06-2023
TP : 29-03-2024
Keadaan Umum : Baik
Turgor : Baik
Suhu Badan : 36, 5◦C
TD :120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 22
x/it
Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. S
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Suku : Nias
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : RT.05
Tungkal Ilir
Add Text Here
9. Plasenta Previa
Syok hypovolemik
Anemia sedang
Infeksi
Diagnosa Potensial
INTERPRETASI DATA
Ny. S G3P1A1 H1 Uk 33-34 minggu, janin tunggal, hidup intrauteri,
presentasi kepala dengan plasenta previa.
Data Dasar :
Data Subjektif
Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 26 tahun
Ibu mengatakan ini kehamilan ke tiga dan pernah keguguran 1 kali
Ibu mengatakan cemas dengan kondisi kehamilannya sekarang
10. RENCANA TINDAKAN
Observasi keadaan umum dan tanda
– tanda vital.
Observasi DJJ, HIS dan perdarahan
pervaginam.
Kolaborasi dengan dokter SPOG.
Berikan informasi kepada ibu dan
keluarga tentang keadaan yang
dialami ibu.
Anjurkan keluarga untuk membantu
pemenuhan nutrisi dan cairan ibu
Anjurkan pada keluarga agar selalu
mendampingi ibu
11. IMPLEMENTASI
Memberitahu kepada ibu dan
keluarga tentang keadaan ibu dan
tindakan yang akan dilakukan
hasil dari kolaborasi dengan
SPOG
Melakukan hasil kolaborasi
dengan dr.Spog
Mengobservasi DJJ, HIS dan
perdarahan pervaginam
Menganjurkan pada keluarga agar
selalu mendampingi ibu
Mengobservasi keadaan umum
dan tanda – tanda vital
Menganjurkan keluarga/ suami
untuk memberikan ibu makan,
minum
12. EVALUASI
Keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital masih dalam
batas normal
DJJ normal, perdarahan pervaginam berhenti
Sudah dilakukan pemasangan infus dan kateter.
Ibu sudah mengerti tentang keadaan yang dialaminya
saat ini dan ibu merasa lega setelah mengetahui bahwa
ibu dan janin dalam kandungannya dalam keadaan baik
13. Pada kasus ny. S dengan plasenta Previa, penulis memperoleh hasil pengkajian
dimana keluhan utama Ny. S yaitu ibu masuk ruang VK kebidanan via IGD jam
09.45 WIB dengan keluhan Keluar darah banyak dari jalan lahir tanpa disertai nyeri
dan sudah USG dengan SPOG dengan plasenta previa. Ibu mengatakan pernah
mengalami keguguran 1 kali. Berdasarkan data yang di peroleh dalam studi kasus
Ny. S dengan plasenta previa menunjukkan adanya kesamaan dengan penjelasan
tanda dan gejala plasenta previa. Hal ini berarti antara konsep dasar dan studi
kasus tidak tampak ada kesenjangan
PEMBAHASAN
14. Plasenta
Previa
100%
100%
01
100%
02
100%
03
Jurnal
Mendukung
Hal ini didukung oleh penelitian Senkoro (2017) mengenai Frequency, Risk
Factors, and Adverse Fetomaternal Outcomes of Placenta Previa in Northern
Tanzania, bahwa Plasenta previa adalah komplikasi obstetrik yang ditandai
dengan implantasi plasenta ke dalam segmen bawah dinding rahim,
menutupi seluruh (mayor) atau sebagian (minor) serviks. Ini mempersulit
0,4% kehamilan aterm. Plasenta previa biasanya muncul dengan perdarahan
pervaginam tanpa rasa sakit pada akhir trimester kedua atau awal trimester
ketiga. Ini didiagnosis dengan ultrasound selama trimester kedua atau secara
kebetulan selama operasi
Peneitian Syahfitri (2018) mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Plasenta Previa di RSUP H. Adam Malik Medan, bahwa faktor Riwayat
Abortus yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa faktor riwayat abortus
ibu hamil yang mengalami plasenta previa, dikarenakan abortus akan
dilakukan kuretage yang mengakibatkan perlukaan pada dinding endometrium
uterus (rahim) sehingga dapat mengganggu vaskularisasi pada desidua
sehingga kesuburan pada dinding endometrium semakin berkurang,
sedangkan dalam kehamilan plasenta akan berusaha mencukupi kebutuhan
janin sehingga pada dinding endometrium yang kurang subur plasenta akan
memperluas diri menjadi menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum
penelitian Husain (2019) mengenai Hubungan Kejadian Plasenta Previa
dengan Riwayat Kehamilan Sebelumnya, bahwa riwayat seksio sesarea
pada ibu di kehamilan sebelumnya bukan menjadi hal yang mutlak
sebagai penyebab terjadinya plasenta previa di kehamilan berikutnya.
Terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan plasenta previa seperti
usia ibu yang sudah lanjut, multiparitas, gemeli, hipoplasia
endometrium, endometrium cacat, bekas aborsi, dan riwayat plasenta
previa sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan tidak terdapat
hubungan bermakna dari kejadian plasenta previa dengan riwayat
seksio sesarea pada kehamilan sebelumnya
15. Plasenta
Previa
Pada konsep dasar, diagnosis lebih sering diidentifikasi pada apa yang dialami
oleh klien, sedangkan Ny. s dengan kasus plasenta previa di ruang VK
kebidanan via IGD, diagnosis yang dapat ditegakkan yaitu: G3P1A1H1, usia
kehamilan 33-34 minggu.
Pada langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan,
berhasil atau tidak asuhan yang telah diberikan oleh petugas
kesehatan kepada klien. Hasil evaluasi studi kasus pada Ny. S terlihat
bahwa Keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital masih dalam batas
normal, DJJ normal, sudah dilakukan kolaborasi dengan SPOG dalam
pemberian terapi dan tindakan, ibu sudah mengerti tentang keadaan
yang dialaminya saat ini dan ibu merasa lega setelah mengetahui
bahwa ibu dan janin dalam kandungannya dalam keadaan baik,
keluarga bersedia untuk selalu mendampingi ibu, dan sekarang ibu
merasa lebih nyaman.
16. Kesimpulan
1.Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal, plasenta terletak di bagian atas uterus.
2.Penulis telah mampu melakukan pengkajian data hingga melakukan evaluasi hasil
Tindakan pada kasus Ny. S.
3.Pendokumentasian yang dilakukan pada Ny. S mengacu pada manajemen asuhan
kebidanan sesuai dengan pola fikir Varney.
Dalam upaya penerapan dokumentasi kebidanan penting untuk dilaksanakan, karena
merupakan alat pembuktian untuk pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan kebidanan
yang telah diberikan kepada klien