Prsentasi ini membahas aspek-aspek perkembangan manusia menurut beberapa ahli psikologi seperti William James, Nyonya Yoesoef Noesyirwan, dan tahapan perkembangan penghayatan keagamaan seseorang mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Prsentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan sosioemosi remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti peran orang tua, teman sebaya, dan guru. Ia juga memberikan saranan untuk meningkatkan perkembangan sosioemosi remaja melalui hubungan yang penyayang, menetapkan harapan yang tinggi, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa setiap pih
Prsentasi ini membahas aspek-aspek perkembangan manusia menurut beberapa ahli psikologi seperti William James, Nyonya Yoesoef Noesyirwan, dan tahapan perkembangan penghayatan keagamaan seseorang mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Prsentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan sosioemosi remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti peran orang tua, teman sebaya, dan guru. Ia juga memberikan saranan untuk meningkatkan perkembangan sosioemosi remaja melalui hubungan yang penyayang, menetapkan harapan yang tinggi, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa setiap pih
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahasakan perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat-sifat pelajar yang berjaya. Ia menjelaskan bahawa terdapat perbezaan individu dalam aspek fizikal, mental, emosi, sosial dan rohani yang mempengaruhi gaya pembelajaran mereka. Dokumen ini juga menyenaraikan sifat-sifat pelajar yang berjaya seperti kemampuan bermotivasi diri, tanggungjawab dan keazaman
PANDANGAN 3 TOKOH DALAM TEORI PERKEMBANGAN SOSIAL DAN PSIKOSOSIALErwina Masir
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membandingkan pandangan tiga tokoh utama dalam teori perkembangan sosial dan psikososial yaitu Erikson, Vygotsky, dan Kohlberg
2) Erikson memfokuskan pada teori psikososialnya yang menekankan pentingnya hubungan sosial dalam perkembangan individu
3) Vygotsky menekankan peranan lingkungan sosial dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosioemosi kanak-kanakAzyyati Zainudin
Faktor persekitaran seperti keluarga, rakan sebaya, status sosioekonomi, dan guru berpengaruh besar terhadap perkembangan sosioemosi kanak-kanak. Persekitaran yang kondusif dan mendukung dapat memastikan pertumbuhan yang seimbang secara fizikal, intelektual, dan emosional.
Dokumen tersebut membahas teori perkembangan sosial kanak-kanak menurut Erikson, Parten, dan Piaget. Teori Erikson menyatakan ada 8 tahap perkembangan yang 4 di antaranya berkaitan dengan kanak-kanak. Parten menjelaskan 5 jenis permainan yang mencerminkan perkembangan sosial, sementara Piaget membahas perkembangan jenis permainan menurut usia. Dokumen ini juga menyentuh pentingnya aktiviti bermain dan
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAmashuditri
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KELOMPOK 7
ANGGOTA:
1. DWI LESTARI (11111055)
2. RIA WINARNI (11111065)
3. NUR ROKHIM (11111139)
4. TRI MASHUDI (11111177)
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Teori Tugasan Perkembangan Robert HavighurstSanta Barbara
Teori tugasan perkembangan Robert Havighurst menyatakan bahwa pada setiap tahap usia terdapat tugasan-tugasan yang harus dikuasai untuk memastikan perkembangan yang normal. Teori ini membagi tahap perkembangan manusia menjadi bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan, dan dewasa lanjut usia, dengan tugasan-tugasan kunci seperti belajar berjalan, berinteraksi sosial, mencari pas
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg membahagikan perkembangan moral kepada tiga tahap dan enam peringkat. Faktor-faktor seperti ibu bapa dan sekolah memainkan peranan penting dalam membentuk perkembangan moral kanak-kanak. Implikasinya terhadap pengajaran ialah membantu pelajar menilai perspektif orang lain dan menghubungkaitkan nilai dengan tingkah l
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakFaFai S.
Perkembangan kanak-kanak dipengaruhi oleh faktor baka dan persekitaran mengikut Teori Sistem Ekologi Bronfenbrenner. Faktor baka mempengaruhi perbezaan mental dan emosi manakala faktor persekitaran merangkumi sistem sosial berlapis yang bermula dari mikrosistem terdekat seperti keluarga hingga makrosistem norma masyarakat.
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Hafizullah Mohd Amin
Dokumen tersebut membahas interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dalam menentukan perkembangan manusia. Beberapa teori yang disebutkan meliputi teori lampiran, teori perkembangan kognitif Piaget, teori psikoseksual Freud, dan model bioekologikal Bronfenbrenner. Dokumen ini juga membahas beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemikiran seseorang.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi gaya hidup murid masa kini. Faktor internal meliputi pengaruh genetik, status sosioekonomi keluarga, dan keadaan keluarga. Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah, guru, teman sebaya, dan nilai-nilai masyarakat. Kedua faktor tersebut berperan besar dalam membentuk perkembangan pribadi dan gaya hidup murid.
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahasakan perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat-sifat pelajar yang berjaya. Ia menjelaskan bahawa terdapat perbezaan individu dalam aspek fizikal, mental, emosi, sosial dan rohani yang mempengaruhi gaya pembelajaran mereka. Dokumen ini juga menyenaraikan sifat-sifat pelajar yang berjaya seperti kemampuan bermotivasi diri, tanggungjawab dan keazaman
PANDANGAN 3 TOKOH DALAM TEORI PERKEMBANGAN SOSIAL DAN PSIKOSOSIALErwina Masir
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membandingkan pandangan tiga tokoh utama dalam teori perkembangan sosial dan psikososial yaitu Erikson, Vygotsky, dan Kohlberg
2) Erikson memfokuskan pada teori psikososialnya yang menekankan pentingnya hubungan sosial dalam perkembangan individu
3) Vygotsky menekankan peranan lingkungan sosial dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosioemosi kanak-kanakAzyyati Zainudin
Faktor persekitaran seperti keluarga, rakan sebaya, status sosioekonomi, dan guru berpengaruh besar terhadap perkembangan sosioemosi kanak-kanak. Persekitaran yang kondusif dan mendukung dapat memastikan pertumbuhan yang seimbang secara fizikal, intelektual, dan emosional.
Dokumen tersebut membahas teori perkembangan sosial kanak-kanak menurut Erikson, Parten, dan Piaget. Teori Erikson menyatakan ada 8 tahap perkembangan yang 4 di antaranya berkaitan dengan kanak-kanak. Parten menjelaskan 5 jenis permainan yang mencerminkan perkembangan sosial, sementara Piaget membahas perkembangan jenis permainan menurut usia. Dokumen ini juga menyentuh pentingnya aktiviti bermain dan
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN: MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAmashuditri
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KELOMPOK 7
ANGGOTA:
1. DWI LESTARI (11111055)
2. RIA WINARNI (11111065)
3. NUR ROKHIM (11111139)
4. TRI MASHUDI (11111177)
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Teori Tugasan Perkembangan Robert HavighurstSanta Barbara
Teori tugasan perkembangan Robert Havighurst menyatakan bahwa pada setiap tahap usia terdapat tugasan-tugasan yang harus dikuasai untuk memastikan perkembangan yang normal. Teori ini membagi tahap perkembangan manusia menjadi bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan, dan dewasa lanjut usia, dengan tugasan-tugasan kunci seperti belajar berjalan, berinteraksi sosial, mencari pas
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg membahagikan perkembangan moral kepada tiga tahap dan enam peringkat. Faktor-faktor seperti ibu bapa dan sekolah memainkan peranan penting dalam membentuk perkembangan moral kanak-kanak. Implikasinya terhadap pengajaran ialah membantu pelajar menilai perspektif orang lain dan menghubungkaitkan nilai dengan tingkah l
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakFaFai S.
Perkembangan kanak-kanak dipengaruhi oleh faktor baka dan persekitaran mengikut Teori Sistem Ekologi Bronfenbrenner. Faktor baka mempengaruhi perbezaan mental dan emosi manakala faktor persekitaran merangkumi sistem sosial berlapis yang bermula dari mikrosistem terdekat seperti keluarga hingga makrosistem norma masyarakat.
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Hafizullah Mohd Amin
Dokumen tersebut membahas interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dalam menentukan perkembangan manusia. Beberapa teori yang disebutkan meliputi teori lampiran, teori perkembangan kognitif Piaget, teori psikoseksual Freud, dan model bioekologikal Bronfenbrenner. Dokumen ini juga membahas beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemikiran seseorang.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi gaya hidup murid masa kini. Faktor internal meliputi pengaruh genetik, status sosioekonomi keluarga, dan keadaan keluarga. Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah, guru, teman sebaya, dan nilai-nilai masyarakat. Kedua faktor tersebut berperan besar dalam membentuk perkembangan pribadi dan gaya hidup murid.
Bab ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemerosotan disiplin pelajar sekolah menengah. Tiga faktor utama yang dijelaskan adalah faktor sikap pelajar sendiri, pengaruh rakan sebaya, dan pengaruh lingkungan keluarga. Faktor-faktor ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang dipromosikan. Bab ini juga mendefinisikan istilah kunci seperti disiplin, kemer
SEKSUALITI DAN SAYA : KEMAHIRAN KESELAMATAN DIRIRafiza Diy
1. Dokumen tersebut membahas perkembangan fisik dan seksualitas remaja serta beberapa masalah yang berkaitan.
2. Perubahan fisik seperti pertumbuhan otot dan tulang, perkembangan organ seks serta kulit dan bulu dijelaskan.
3. Jenis orientasi seksual dan masalah seperti rogol, seks diluar tabii, sumbang mahram dibahas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas enam dimensi kesejahteraan menurut Roda Kesejahteraan Ballard yaitu intelektual, fisikal, emosi, spiritual, sosial, dan lingkungan serta menjelaskan definisi dan ciri-ciri setiap dimensi tersebut.
Dokumen tersebut membahasakan konsep personaliti dan teori-teori yang mempengaruhi perkembangan personaliti seperti teori psikodinamik Freud, teori pembelajaran sosial Skinner, teori humanistik Maslow dan teori trait Gordon Allport dan Eysenck. Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan personaliti seperti perwarisan, pengalaman dan budaya serta kaedah-kaedah penilaian personaliti.
Dokumen tersebut membahasikan tentang keluarga sebagai institusi sosial penting. Ia menjelaskan definisi keluarga nuklear dan keluarga kembangan serta peranan utama keluarga dalam perkembangan zuriat, sosialisasi, dan sokongan emosi."
Modul ini membahaskan konsep-konsep asas kesihatan dan kesejahteraan yang merangkumi pelbagai dimensi seperti fizikal, mental, sosial dan rohani. Ia juga menjelaskan hubungan antara gaya hidup dan penyakit kronik serta menekankan pentingnya pemakanan sihat dan aktiviti fizikal bagi mengekalkan kesihatan yang optimum."
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak serta dampak perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak, termasuk bentuk-bentuk tingkah laku sosial, karakteristik perkembangan sosial remaja, dan penggunaan ganjaran dan hukuman yang tepat.
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Dokumen tersebut membahasikan perkembangan fisik, emosi, dan sosial anak-anak cerdas (KBC 3023) dengan mendefinisikan ketiga aspek perkembangan tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan melakukan kajian kasus terhadap responden untuk menilai tahap perkembangannya.
Materi model pengembangan sosial emosional anak usia dinifachrul rozie
Model pengembangan sosial emosional anak usia dini menjelaskan tahapan perkembangan sosial dan emosi anak, faktor yang mempengaruhinya, serta penanganan emosi negatif. Teori-teori seperti behaviorisme, social learning, psikoanalisis, dan psychososial digunakan untuk menjelaskan perkembangan sosial dan emosi. Interaksi sosial dan emosi anak berkembang seiring usia, mulai dari tahap bayi hingga akhir mas
Dokumen tersebut membahas tentang dimensi psikologis kesehatan mental, termasuk pengalaman awal seseorang, proses pembelajaran, kebutuhan, dan faktor psikologis lainnya seperti temperamen dan ketahanan terhadap stres. Teori-teori seperti psikoanalisis Freud, epigenetik Erikson, dan attachment Bowlby dibahas sebagai penjelasan tentang pengaruh pengalaman awal terhadap kesehatan mental.
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi WanitaAlfin Mohammad
Gangguan autisme dan gangguan pada reproduktif wanita
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang gangguan autisme pada anak dan gangguan yang terjadi pada masa reproduksi wanita, seperti PMS, menstruasi, kehamilan, dan pasca melahirkan. Gangguan autisme pada anak ditandai dengan kesulitan sosial dan komunikasi. Sedangkan gangguan reproduktif wanita meliputi depresi pasca melahirkan yang disebabkan faktor bi
uraian singkat ini menyampaikan tentang pengaruh pola asuh keluarga terhadap karakter anak yang akan terbentuk. uraian ini ditujukan sebagai referensi agar para orang tua hungga saudara-saudara yang lebih tua dapat membimbing anak, hingga memiliki karakter yang positif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Gangguan emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan sekolah, keluarga, dan sosial seperti suasana kelas yang padat dan gangguan, peristiwa negatif dalam keluarga, serta pengaruh teman sebaya yang kurang mendukung.
2. Gangguan emosi pada siswa dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti gangguan tidur, reaksi berlebihan, dan ke
1. PEMBENTUKAN PERSONALITI REMAJA
Prof. Madya Dr. Azizi Hj. Yahaya
Fakulti Pendidikan
Universiti Teknologi Malaysia
Johor
Pengenalan
Mengikut Allport personaliti ialah satu organisasi dinamik berkaitan dengan system
psikofizikal dalam diri individu yang akan menentukan penyesuaian tertentu ke atas
persekitaran.
Organisasi dinamik ( Dynamik Organisation ) bermaksud integrasi serta hubungan di
antara pelbagai aspek personaliti. Personaliti ini merupakan sesuatu yang berubah dan
berkembang dan bukan sesuatu yang statistik.
‘Sistem psikofizikal’ ialah tabiat kebiasaan, sikap, nilai kepercayaan, keadaan emosi,
sentimen dan motif yang dalam bentuk psikologi tetapi mempunyai asas fizikal di dalam
urat saraf, kelenjar dan keadaan tubuh badan am. Sistem ini bukan terhasil daripada baka.
Walaupun sistem ini bukan terhasil daripada baka, system ini telah terbentuk dengan cara
pembelajaran akibat pengalaman seseorang kanak-kanak. Sistem psikofizikal adalah
kuasa penggerak yang menentukan penyesuaian jenis apakah yang dibuat oleh seseorang
kanak-kanak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi personaliti
Baka
Minat terhadap faktor baka sebagai satu faktor yang mempengaruhi personaliti
telah tertumpu kepada trait. Khususnya trait yang manakah yang diwarisi dan trait yang
mana pula yang mudah dipengaruhi oleh persekitaran. Faktor-faktor genetik
menghasilkan pembawaan atau potensi untuk perkembangan dan bukan menghasilkan
trait-trait badan dan tingkahlaku secara langsung. Dipercayai bahawa baka meletakkan
had-had yang tidak dapat dilintasi untuk perkembangan seterusnya walaupun
persekitaran yang diberi sangat baik. Kita tidak mengetahui dan tidak ada cara
2. untukmengetahui apakah had-had tersebut. Sebagai contoh , ujian kecerdasan tidak dapat
mengesan potensi yang diwarisi. Ujian itu hanya menunjukkan taraf perkembangan
potensi tersebut pada masa ujian diambil.
Peranan baka di dalam aspek-aspek perkembangan adalah berbeza-beza. Pengaruh
baka adalah lebih bagi ciri-ciri fizikal dibandingkan dengan intelek. Begitu juga
personaliti sosial tidak begitu terhad oleh baka dan sangat dipengaruhi oleh persekitaran.
Bentuk Tubuh Badan
Bentuk tubuh badan mempengaruhi personaliti secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung, bentuk tubuh badan menentukan perkara-perkara yang dapat dibuat dan
tidak dapat dibuat oleh kanak-kanak. Perkara ini sangat penting di semua peringkat umur
khususnya apabila aktiviti fizikal membawa nilai prestij yang tinggi untuk kumpulan
sebaya. Kanak-kanak yang kecil dan berbadan lemah ataupun terlalu gemuk akan merasa
terhalang di dalam berbagai-bagai permainan dan sukan.
Secara tidak langsung pula, bentuk tubuh badan mempengaruhi personaliti dengan
cara menentukan perasaan kanak-kanak tentang tubuh badannya. Seterusnya, perasaan ini
akan dipengaruhi juga oleh perasaan orang-orang disekelilingnya. Ada bukti yang
menunjukkan sikap masyarakat dan kebudayaan terhadap bentuk tubuh badan tertentu
adalah bertanggungjawab untuk menghasilkan pola-pola persoaliti bagi individu yang
mempunyai bentuk tubuh badan yang tertentu.
Jika seseorang kanak-kanak itu ada kumpulan sebayanya yang lebih kurang sama
tinggi dan sama berat tubuh badan, maka konsep kendiri kanak-kanak tidak terjejas. Jika
bentuk tubuh badanya berbeza ia akan mempengaruhi personalitinya. Kanak-kanak yang
gemuk akan merasa kesedaran kendiri, takut dan malu, lembab dan tidak dapat
memegang status yang tinggi di kalangan rakan sebayanya. Ia akan bertambah
bergantung kepada ibunya, dan akan membentuk personaliti yang tidak matang bagi
tahap umurnya.
Keadaan Fizikal
Perubahan-perubahan keadaan fizikal seseorang kanak-kanak akan membawa
perubahan tingkahlaku yang mungkin tidak kekal atau kekal, sedikit atau banyak.
3. Seseorang kanak-kanak akan merasa mudah marah dan bertingkahlaku berbeza jika
dibandingkan dengan semasa sudah berehat. Keadaan-keadaan fizikal seperti ini yang
mengganggu imbangan tubuh badan yang akan menjejaskan penyesuaian kanak-kanak
tersebut.
Kesihatan akan mempengaruhi personalitinya. Sikap keluarga dan kumpulan sosial
kanak-kanak biasanya adalah lebih baik bagi kanak-kanak yang sihat jika dibandingkan
dengan kanak-kanak yang kurang sihat. Ini akan mempengaruhi tingkahlaku.
Kanak-kanak yang kurang bertenaga kerana sakit teruk akan bertingkahlaku malu,
pendiam, mudah marah,murung dan tidak bersosial. Mereka yang menghidap penyakit
yang merimaskan seperti ekszima (sejenis penyakit kulit) akan bertindak melampau dan
mudah meradang. Personaliti kanak-kanak ini bertambah baik apabila penyakit ini sudah
terkawal.
Kesan kecacatan fizikal terhadap personaliti, bergantung kepada setakat mana
kanak-kanak itu sedar bahawa ia berbeza. Sebagai contoh, kanak-kanak yang pekak atau
buta akan membentuk personaliti kekakuan apabila mereka bersama-sama dengan kanak-
kanak yang tidak pekak atau tidak buta.
Kecerdasan
Kecerdasan telah dibekalkan kepada kanak-kanak agar berkeupayaan menyesuaikan
diri untuk hidup, untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah penyesuaiannya.
Kecerdasan yang sederhana membolehkan kanak-kanak menyesuaikan dirinya dengan
agak berjaya jika keadaan lain adalah baik. Namun begitu kecerdasan yang sangat rendah
atau sangat tinggi akan menjejaskan penyesuaian sosial. Kanak-kanak yang terlalu pandai
atau terlalu bodoh biasanya terosak sedikit daripada segi psikologi kerana ia membentuk
konsep kendiri yang menentang penyesuaian yang sempurna. Seterusnya ia akan
membentuk corak-corak tingkahlaku yang dianggap rendah bagi standard sosial yang
diperlukan untuk umurnya. Seterusnya lagi kesedaran bahawa tingkahlaku tidak diterima
daripada segi sosial akan merendahkan konsep kendirinya lagi yang akan mengakibatkan
tingkahlaku sosial yang kurang baik.
Kanak-kanak kecil tidak sedar dan tidak mengetahui tahap kecerdasan mereka,
kecuali apabila mereka terpisah jauh daripada norma atau yang biasa bagi umurnya.
4. Dengan kata lain, kanak-kanak yang sangat pandai tidak mengetahui dan tidak menyedari
yang ia sangat pandai. Begitu juga kanak-kanak yang lembap tidak mengetahui
kelembapan mereka itu. Kanak-kanak yang sederhana kecerdasan tidak mengendahkan
perkara ini.Di sekolah mereka mempunyai kayu pengukur untuk membandingkan
keupayaan kecerdasan mereka. Mereka mengukur tahap perkembangan kecerdasan
mereka berdasarkan penyesuaian mereka terhadap kerja sekolah.
Perasaan kanak-kanak yang mempunyai kecerdasan yang berlainan adalah
dipengaruhi oleh sikap sosial khususnya sikap ibu bapa, guru dan ahli-ahli kumpulan
sebayanya. Kanak-kanak yang sederhana kecerdasan akan merasa kurang senang apabila
bersama dengan kanak-kanak yang sangat cerdas kerana mereka berasa bebal jika
dibandingkan dengan kawannya yang cerdas. Kebanyakan daripada masalah personaliti
kanak-kanak yang sangat cerdas adalah disebabkan oleh pemencilan psikologi. Apabila
mereka berpeluang bercampur dengan kanak-kanak yang sama cerdas, masalah
personaliti mereka akan berkurang atau tersingkir. Kanak-kanak yang mempunyai
kecerdasan yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kanak-kanak lain yang seumur
dengannya di sekolah atau di tempat tinggalnya akan merasa dirinya tersingkir umpama
orang luar. Minatnya pun berlainan jika dibandingkan dengan mereka, lantas
memencilkan dirinya. Jika kumpulan sebayanya sangat cerdas, maka kanak-kanak tadi
akan merasa tidak popular dan lebih terpencil.
Emosi
Emosi akan menyebabkan keadaan tidak seimbang daripada segi fizikal dan akan
menjejaskan tingkahlaku kanak-kanak tersebut. Tindakbalas seseorang kanak-kanak
terhadap sesuatu rangsangan akan menimbulkan sesuatu emosi dan bergantung kepada
pengalamannya yang lalu. Emosi tersebut akan mempengaruhi cara-cara penyesuaian
dirinya. Setengah-tengah kanak-kanak telah belajar menyatakan emosi mereka serta-
merta dan ada pula yang belajar menghalang dan menyekat emosi mereka tetapi akan
mengeluarkan perasaan geram itu pada suatu masa yang lebih sesuai.
Apabila seseorang kanak-kanak itu meluapkan perasaannya, ia sering dikatakan
sebagai tidak matang oleh orang lain. Sebaliknya jika emosi geramnya itu dipendam ia
akan merasa murung dan ini akan menyebabkannya menjadi biadab, lekas marah, bengis,
5. tidak mahu bekerjasama dan merenung tentang dirinya sendiri.Emosi yang tinggi akan
menyebabkan kanak-kanak itu merasa gelisah, gentar dan kurang senang.
Emosi dominan yang dialami oleh kanak-kanak biasannya lebih mempengaruhi
personaliti kanak-kanak jika dibandingkan dengan emosi ketegangan yang menyeluruh.
Persekitaran pula sering menggalakkan pola-pola emosi yang tidak baik. Sebagai contoh
perasaan risau atau susah hati yang terlalu banyak dan selalu akan melemahkan
keyakinan kendirinya. Orang dewasa pula akan menilai tingkahlaku kanak-kanak dengan
cara yang positif apabila kanak-kanak tersebut menyekat atau mengawal perasaannya
yang meluap.
Pengalaman awal Kanak-kanak.
Pengalaman ketiga kanak-kanak dan ingatan tentang pengalaman ini meninggalkan
kesan-kesan terhadap personaliti individu yang kekal.Kekurangan kemesraan ibu
ataupenjaga ketika awal kanak-kanak serta deprivasi emosi akan mempengaruhi
perkembangan personaliti kanak-kanak.Jika deprivasi ini tidak lama kesannya tidak
begitu banyak atau kekal. Kajian menunjukkan bahawa tindak balas , sikap dan emosi ibu
di dalam keseluruhan konteks kebudayaan di dala persekitaran kanak-kanak dan faktor-
faktor lain di dalam pengalaman kanak-kanak penting dalam menentukan pola-pola
personalitinya. Sikap ibu yang menyebabkan kanak-kanak merasa bimbang dan bersalah
khususnya ketika membuang air kecil atau besar, pasti akan menjejaskan personalitinya.
Pengaruh Keluarga
Kehidupan kanak-kanak ditentukan oleh ibu bapanya. Keluarga yang sering
bertengkar, bergaduh dan kurang mesra, tidak menaruh minat terhadap anak-anak,
bercerai, terdapat kematian dan perpisahan akan membawa keadaan emosi dan
penyesuaian kanak-kanak yang tidak stabil.
Keluarga dan ahli keluarga yang mesra, demokratik dan ibu bapa yang memenuhi
keperluan kanak-kanak akan meningkatkan penyesuaian kanak-kanak tersebut. Kanak
kanak yang yang melihat dirinya diterima oleh ibu bapannya akan menunjukkan aspirasi
ego yang lebih tinggi, ketabahan dan ketekunan. Sikap ibu bapa yang positif terhadap
6. perkembangan personaliti kanak-kanak ialah yang bercorak memahami perasaan, kasih
sayang dan minat terhadap kana-kanak itu sebagai seorang individu.
Pengaruh Kebudayaan
Di dalam setiap kebudayaan, kanak-kanak tertekan agar membentuk pola personaliti
yang sesuai dengan standard kebudayaannya. Setiap kebudayaan mepunyai pola-pola
personaliti yang diterimanya. Mereka mempunyai personaliti asas yang berlainan. Sejak
kecil lagi ibu bapa melatih anak-anak menerima pola-pola personaliti yang sama. Maka
dengan itu, cara kanak-kanak dididik ketika membesar merupakan pengaruh terbesar
terhadap jenis personaliti yang akan dibentuknya.
Pengaruh Kawan
Apabila di sekolah, kanak-kanak akan membentuk trait personaliti yang disanjung
oleh kawan-kawannya. Perihal popular atau tidak popularnya seseorang kanak-kanak itu
mengikut pandangan rakan-rakannya sangat penting dalam perkembangan personalitinya.
Kanak-kanak yang kadang-kadang memegang kedudukn pimpinan di dalam pimpinannya
akan mebentuk sifat-sifat keyakinan kendiri dan sifat tenang. Kanak-kanak yang tidak
disukai oleh kawan-kawannya akan merasa inferior, rasa iri hati, benci muram dan marah
terhadap kawan-kawan yang tidak menghiraukannya.
Pengaruh Sekolah
Guru memainkan peranan penting dalam perkembangan personaliti kanak-kanak.
Secara langsung, guru akan mempengaruhi perasaan kanak-kanak terhadap diri kanak-
kanak itu sendiri dengan cara-cara guru membetulkan tingkahlakunya. Mereka mula
melihat diri mereka daripada sudut pandangan guru seperti ia merupakan ‘pengacau’,
‘pengancam’, ‘kesayangan guru’, ‘si bodoh dan sebagainya’. Guru mempengaruhi
penerimaan sosial yang akan dicapai oleh kanak-kanak.
Pola-pola personaliti guru akan mempengaruhi personaliti kanak-kanak. Guru yang
bersifat mesra dan menerima muridnya akan menggerakkan mereka membuat kerja
sekolah dengan lebih baik. Seorang guru yang negatif atau tidak mepedulikan murid akan
memusnahkan motivasi anak muridnya dan mereka merasa tersingkir.
7. Sejauhmana guru mempengaruhi personaliti murid akan bergantung juga kepada
jumlah interaksi diantara guru dan murid. Personaliti guru yang tidak disukai juga dapat
mempengaruhi personaliti murid. Gred, markah dan kad laporan menambahkan perasaan
serba kekurangan , tidak memadai, bimbang dan tekanan emosi. Kanak-kanak yang
mendapat gred yang baik dan menerima pengakuan sosial dengan cara menerima hadiah
dan penghargaan lain serta mempunyai konsep diri yang lebih baik. Markah menetukan
sama ada seseorang murid itu menganggap dirinya sebagai berjaya, pandai atau sebagai
gagal, bodoh dan tidak berguna.
Pengaruh Sosio-Budaya Keatas Kanak-Kanak
Kanak-kanak tidak berkembang di dalam sebuah vakum. Perkembangan kanak-kanak
dipengaruhi oleh perhubungan sosial di dalam keluarga, kejiranan, komuniti, negara dan
dunia tempat mereka tinggal dan dibesarkan. Dalam konteks ini, perkembangan kanak-
kanak dipengaruhi oleh ibu bapa, adik-beradik, saudara-mara, kawan-kawan, rakan
sebaya, orang dewasa yang ada hubungan dengan mereka, sekolah, rumah-rumah ibadah
dan kumpulan atau pertubuhan dimana mereka adalah sebahagian daripadanya. Pola
pengaruh sosial keatas kanak-kanak seperti yang dimaksudkan di atas telah digambarkan
oleh Bronfenbrenner (1979, 1987) di dalam model “ecological” seperti yang dipetik oleh
Rice (2000) seperti berikut.
8. Model Bronfenbrenner.
Model ‘ecological’ seperti yang digambarkan oleh Bronfenbrenner menerangkan
pengaruh dalam linkungan ‘microsystem’ adalah merupakan pengaruh paling utama
(immediate influences) yang mana persekitarannya terdiri daripada orang-orang yang
paling hampir dengan kanak-kanak itu seperti keluarga, sekolah, rakan sebaya, jiran,
orang-orang dalam kumpulan ibadah dan mereka yang terlibat perkhidmatan kesihatan.
Pengaruh dalam lingkungan ‘mesosystem’ adalah meliputi perhubungan yang wujud
secara resiprokal dikalangan persekitaran ‘microsystem’, seperti peristiwa yang berlaku
di rumah akan mempengaruhi peristiwa yang berlaku di sekolah dan sebaliknya.
Lingkungan ‘exosystem’ termasuk persekitaran dimana kanak-kanak tiada
peranan di dalamnya tetapi mempengaruhi mereka kerana kesan persekitaran tersebut
9. keatas ‘microsystem’, seperti peristiwa yang belaku kepada ibu bapa yang bekerja di
tempat kerja mereka lambat laun akan mempengaruhi pertumbuhan kanak-kanak. Begitu
juga pertubuhan-pertubuhan kemasyarakatan yang menyediakan khidmat sokongan
keluarga akan memberi kesan kepada cara kanak-kanak itu dipelihara. Beberapa elemen
yang terdapat dalam ‘exosystem’ adalah keluarga luas (extended family), jiran,
pertubuhan dan perkhidmatan kemasyarakatan, tempat kerja, media massa, rakan-rakan
keluarga dan perkhidmatan-perkhidmatan lain yang dibenarkan. Lingkungan
‘macrosystem’ termasuklah ideologi, nilai, sikap, undang-undang dan peraturan, ‘mores’
serta adat dan pantang-larang sesuatu budaya. Budaya pula adalah berbeza mengikut
negara, antara kaum dan etnik serta kumpulan-kumpulan berdasarkan sosio-ekonomi.
Di dalam tugasan ini, kumpulan kami akan membincangkan peranan keluarga,
iaitu, ibu bapa dan ahli-ahli keluarga yang lain (immediate family members) dalam
pembentukan personaliti individu.
Keluarga
Sistem sosial yang mengisi ruang hidup setiap individu terdiri daripada masyarakat
dimana individu itu berada, budaya yang diamalkan oleh masyarakat tersebut, keluarga
yang banyak mendidik individu itu secara tidak formal dan sekolah dimana individu itu
mendapat pendidikan secara formal; kesemuanya memberi kesan terhadap perkembangan
individu tersebut. Institusi keluarga merupakan satu unit sosial yang memberi kesan
keatas perkembangan personaliti individu sebagai anggota masyarakat. Keluarga masih
berfungsi sebagai “transmitter” atau penyebar utama pengetahuan, sikap, nilai, moral,
prinsip, tabiat dan cara berfikir dan bertingkahlaku yang memberi kesan terhadap
perkembangan personaliti individu; yang akan dipindahkan dari satu generasi ke generasi
yang berikutnya. Proses ini berlaku melalui kata-kata dan contoh tingkahlaku, dimana
keluarga membentuk personaliti dan mengekalkan mod atau cara berfikir cara
berkelakuan yang kemudiannya menjadi tabiat. Peterson dan Rollins (1987) menamakan
proses ini sebagai ‘generational transmission’.
Keluarga didefinisikan oleh Rice (1999, ms 4) dipetik semula dalam Rice (2000,
ms 226) sebagai,
10. “any group of persons united by the ties of marriage,
blood, or adoption or any sexually expressive relationship,
in which (1) the people are committed to one another in an
intimate, interpersonal relationship, (2) the members see
their identity as importantly attached to the group, and (3)
the group has an identity of its own”
Berdasarkan definisi di atas, Rice telah menyenaraikan beberapa jenis keluarga,
iaitu, keluarga ibu atau bapa tunggal (a single-parent family) yang mengandungi seorang
‘parent’ yang mungkin telah atau tidak berkahwin dan seoarang atau beberapa anak
kerana beliau menerima perhubungan ‘parent’-anak secara angkat (adoption). Keluarga
nuklear atau keluarga asas yang mengandungi seorang bapa, seorang emak dan anak-
anak mereka. Keluarga jenis ini semakin berkurangan di negara-negara Barat. Keluarga
luas (extended family) terdiri daripada seseorang (a person), seorang teman hidup (a
possible mate), anak-anak, saudara-mara yang tinggal bersama serumah atau saudara-
mara yang tinggal berhampiran. Maksud keluarga luas oleh Rice ini agak berbeza kerana
lazimnya sebuah keluarga luas mengandungi sepasang suami-isteri dan aanak-anak
mereka serta ahli keluarga atau saudara-mara yang hampir (immediate relatives) seperti
datuk, nenek, emak dan bapa saudara dan sepupu; tetapi bagi Rice ikatan antara keluarga
tidak semestinya secara biologikal.
Keluarga ‘binuclear’ terbentuk akibat perceraian dimana sebuah keluarga asal
terbahagi dua. Dengan itu, ia mengandungi dua keluarga nuklear; keluarga nuklear
sebelah ibu (maternal nuclear family) diketuai oleh ibu sementara keluarga nuklear
sebelah bapa (paternal family) diketuai oleh bapa. Setiap keluarga dianggotai anak-anak
hasil dari keluarga asal, cuma diketuai oleh sama ada ibu atau bapa tunggal atau ibu bapa
hasil perkahwinan kedua ibu atau bapa. Keluarga ‘communal’ (komunal atau bersama)
terdiri dari individu-individu yang tinggal bersama dan berkongsi beberapa aspek dalam
kehidupan mereka. Kadang-kadang mereka tidak dianggap sebagai sebuah keluarga.
Keluarga ‘gay’ atau ‘lesbian’ mengandungi orang-orang dewasa yang sama jantina,
lelaki bersama lelaki (gay) dan perempuan bersama perempuan (lesbian), tinggal bersama
dan berkongsi penyataan seksual dan komitmen berkeluarga. Selain yang tersebut di
11. atas, terdapat juga keluarga bersekedudukan (cohabiting family) dimana dua pasangan
berlainan jantina tinggal bersama, beranak atau tanpa anak serta berkongsi penyataan
seksual dan komitmen kekeluargaan tetapi tanpa pernikahan yang sah.
Kini, perkataan “keluarga” tidak lagi sinonim dengan keluarga nuklear atau
keluarga asas dengan kepelbagaian jenis-jenis keluarga. Kerana perbezaan atau
kepelbagaian keluarga dari segi struktur dan komposisi, maka pengaruh keluarga keatas
perkembangan personaliti kanak-kanak juga adalah berbeza. Sebelum kita
membincangkan pengaruh keluarga dalam pembentukan personaliti individu, elok juga
kita memahami maksud sosialisasi.
Sosialisasi
Sosialisasi merupakan satu proses dimana individu belajar cara bermasyarakat atau
bersosial supaya mereka boleh berfungsi dikalangan masyarakat tempat tinggalnya.
Kanak-kanak diajar amalan dan nilai dalam sesuatu masyarakat melalui perhubungan
dengan setiap individu yang telah sedia mengamal norma dan nilai masyarakat tersebut;
dan ini lazimnya bermula dari keluarga.
Faktor-faktor dalam keluarga yang mempengaruhi pembentukan personaliti individu
1. Pengaruh keluarga keatas perkembangan personaliti kanak-kanak berbeza
mengikut jenis-jenis keluarga.
Datuk mempunyai pengaruh yang besar keatas kanak-kanak di dalam sebuah keluarga
luas tetapi sangat sedikit pengaruh dalam keluarga nuklear; kerana hanya bertemu sekali-
sekala. Demikian juga pengaruh seorang bapa yang telah bercerai sangat kurang dan
terhad jika anak-anaknya dipelihara oleh bekas isterinya di dalam sebuah keluarga ibu
tunggal. Ibu bapa yang rapat secara emosi dengan anak-anak serta mengekalkan
perhubungan kasih sayang dalam tempoh yang lebih panjang dan selalu, mempunyai
pengaruh yang lebih besar keatas anak-anak, seperti di dalam sebuah keluarga nuklear.
Kata-kata ibu bapa sahaja tidak memadai tetapi juga apa yang dapat anak-anak
perhatikan (perceive) kepada apa yang ibu bapa percaya dan buat yang banyak
12. mempengaruhi mereka. Di dalam tiga situasi di atas, dapat disimpulkan betapa struktur
dan komposisi yang berbeza dalam sebuah keluarga, maka pengaruh keatas ahli-ahli
keluarganya juga berbeza.
2. Faktor perbezaan individu anak-anak itu sendiri, selaku ahli keluarga,
menentukan pengaruh keluarga keatas mereka.
Faktor yang menentukan pengaruh keluarga keatas personaliti anak-anak adalah
perbezaan dari segi baka, pembawaan (temperament), persepsi kognitif dan
perkembangan tipikal anak-anak serta tahap pematangan mereka. Oleh itu, tidak semua
anak bertindakbalas dengan cara yang sama bila berhadapan dengan isu yang sama pada
persekitaran keluarga yang sama. Jika terdapat persamaanpun, tidak pada tingkat atau
tahap yang sama. Seorang anak yang dipelihara dalam suasana keluarga yang kucar-
kacir dan konflik, sukar baginya untuk mengujudkan sebuah perkahwinan yang harmoni
kelak.
3. Faktor pengaruh keluarga dari segi kecekapan keibubapaan dan persekitaran
keluarga.
Tidak semua ibu bapa mampu mengujudkan persekitaran keluarga yang positif dan sihat.
Terdapat tiga proses, pelarasan psikologikal ibu bapa, stail keibubapaan dan kualiti
perkahwinan yang memberi kesan terhadap kematangan emosi anak-anak, kecekapan
sosial dan perkembangan kognitif.
(a) Pelarasan psikologikal ibu bapa
Kanak-kanak yang terdedah dengan sifat kemarahan ibu bapa (parental anger) akan
mengakibatkan meningkatnya tindakbalas emosi dan tingkahlaku kanak-kanak itu. Ibu
bapa yang sihat dari segi psikologikal selalunya memberi kesan positif terhadap
pertumbuhan kanak-kanak. Ini bermaksud, ibu-ibu yang mempunya sifat keyakinan diri
(self-efficacy) atau percaya dengan kemampuan sendiri sebagai ibu yang efektif
menghadapi kurang masalah penjagaan bayi berbanding dengan ibu yang kurang
berkeyakinan. Kajian menuntukkan tekanan (depression) yang dihadapi oleh ibu berkait
dengan penghargaan kendiri yang rendah, mengurangkan kawalan diri, merendahkan
keupayaan kognitif dan memburukkan terimaan sosial di kalangan kanak-kanak lelaki.
13. Ibu-ibu yang berpuas hati dengan kualiti dan kuantiti perhubungan personal dan
jaringan sosial mereka telah menunjukkan tingkahlaku keibuan yang optimal. Mereka
memberi lebih pujian kepada anak-anak mereka dan kurang mengganggu dalam
mengawal anak-anak. Tahap kesihatan psikiatrik dan status perkahwinan bapa dapat
menerangkan keragaman dalam kecekapan sosial dan emosi anak-anak. Bila bapa (dan
ibu) didiagnos dan mengalami gangguan, psikosis atau tekanan, maka anak-anak berisiko
untuk mengalami kesukaran atau bermasalah dalam kognitif, sosial, emosi dan
berhadapan dengan masalah di sekolah.
(b) Kualiti perkahwinan
Kualiti sesuatu hubungan perkahwinan memberi kesan keatas penyesuaian dan
perkembangan kanak-kanak dan mempengaruhi masalah tingkahlaku mereka.
Contohnya, apabila seorang suami dan seorang isteri berpuas hati dengan perkahwinan
mereka, anak-anak akan berasa selamat. Kualiti perkahwinan yang rendah menjurus
kepada amalan-amalan keibubapaan dan sosialisasi yang bermasalah seperti
meningkatnya sifat permusuhan dan tindakan punitif (melibatkan hukuman),
mengurangkan kemesraan dan justifikasi atau kemampuan menaakul yang kemudiannya
memberi kesan buruk kepada kualiti hubungan antara ibu bapa dan anak. Penggunaan
kata-kata cacian dan maki-hamun menambah kemarahan, ketakutan dan kesedihan anak-
anak; mengakibatkan mereka berasa kecewa (upset).
Biarpun begitu, tidak semua konflik dalam perkahwinan memberi kesan negatif
dan buruk kepada kanak-kanak. Jika ibu bapa berupaya menyelesai kekeliruan dan salah
faham melalui perbincangan dan dilakukan dengan tenang serta dalam suasana emosi
yang tenteram dan stabil, kesannya adalah positif dan menguntungkan anak-anak. Anak-
anak telah diperlihatkan dan belajar cara menyelesaikan konflik mengikut contoh atau
pengalaman yang diperolehi. Sebenarnya, konflik itu sendiri bukan masalah yang
mengganggu kanak-kanak tetapi konflik yang keterlaluan, kekerapannya, sebab-musabab
atau puncanya dan akibat yang dihasilkan oleh konflik yang memberi kesan keatas anak-
anak.
(c) Kesan dari stail keibubapaan
Keluarga yang berbeza mengamalkan stail adan corak keibubapaan yang berbeza.
Terdapat tiga stail keibubapaan.
14. (i) ‘Authoritarian’ menekankan kepatuhan dan menggunakan
paksaan untuk mengekang kebebasan bertindak anak-anak, menganggap anak-
anak kurang penting, menyekat autonomi dan tidak menggalakkan nilai bertolak-
ansur dalam perbualan atau percakapan. Ibu bapa jenis ini cenderung untuk untuk
menggunakan disiplin yang keras kerana mereka telah dididik secara yang
demikian pada masa lalu. Stail keibubapaan sebegini menghasilkan anak-anak
yang suka menyisihkan diri, penakut, mempamer sikap tidak berdikari, cepat
marah, tidak asertif, ‘moody’, menunjuk sikap permusuhan dan cenderung untuk
bergaduh (agresif).
(ii) Ibu bapa yang ‘permissive’ membebaskan anak-anak dari sekatan
dan sebaliknya menerima gerak hati dan tingkahlaku mereka; malahan membantu
membentuk tingkahlaku mereka. Sesetengah ibu bapa memanja dan menurutkan
kemahuan anak-anak mereka dan ada yang tidak mengambil peduli dengan
membiarkan anak-anak berbuat sesuka hati mereka. Anakanak cenderung
memberontak bila disekat kemahuan mereka, suka menurut nafsu, agresif,
mengikut kehendak sendiri dan tiada kecekapan bersosial. Kekurangan disiplin di
rumah dikaitkan dengan agresif dalam bersoasial dan akhirnya mengakibatkan
dirinya disisih oleh rakan sebaya.
(iii) Ibu bapa ‘authoritative’ sentiasa mencari ruang untuk memandu
aktiviti anak-anak secara rasional, menggalakkan perbincangan dan menggunakan
kawalan yang tegas jika anak-anak cuba engkar; tetapi ini tidak bermakna terlalu
keras. Ibu bapa mengiktiraf keperluan dan minat individu anak-anak tetapi harus
mematuhi peraturan atau lebih tepat ‘standard of conduct’. Anak-anak biasanya
boleh berdikari, boleh mengawal diri, ada keyakinan diri dan cekap bersosial.
4. Pengaruh keluarga dari kalangan status sosio-ekonomi rendah.
Pendapatan yang rendah bermaksud tidak berkecukupan untuk membiaya keluarga dari
segi kewangan, isi rumah yang sesak di kejiranan yang miskin dimana kadar jenayah dan
masalah sosial dan keluarga adalah ketara. Keluarga berstatus sosio-ekonomi rendah
tidak mendapat penjagaan kesihatan yang sempurna, berhadapan dengan kadar kematian
yang tinggi serta penyakit-penyakit fizikal dan mental. Insiden kematian akibat
15. kemalangan, bunuh diri dan pembunuhan adalah tinggi. Ibu-ibu mengandung
kebanyakannya masih muda dan tidak berkahwin; kemudian menggunakan alkohol dan
dadah tanpa preskripsi. Ditambah dengan tidak menerima penjagaan prenatal yang
sempurna di pusat-pusat kesihatan yang akhirnya mengakibatkan mereka melahirkan
anak tidak cukup bulan (premature) dan rumit, yang sukar dipelihara dan untuk diberi
kasih sayang yang sempurna. Kejadian penganiayaan kanak-kanak juga sangat lumrah.
Ekoran dari maklumat di atas, status sosio-ekonomi keluarga dihubungkaitkan
secara signifikan kepada faktor sosialisasi kanak-kanak yang diantaranya disiplin yang
kasar, kurang kemesraan keibuan, terdedah kepada model agresif orang dewasa, nilai
agresif sebelah ibu, punca stres kehidupan keluarga, kurang sokongan sosial sebalah ibu,
kumpulan sebaya yang tidak stabil dan kurang rangsangan kognitif.
Peranan ibu bapa dalam pembentukan personaliti
Lelaki atau bapa harus terlibat secara langsung dalam aktiviti memelihara dan
membesarkan anak kerana bapa memberi impak yang positif dalam perkembangan anak-
anak. Apabila kedua-dua ibu bapa berkongsi tanggungjawab, hubungan perkahwinan
akan menjadi bertambah baik dan harmoni, kesejahteraan individu bergelar isteri
meningkat dan anak-anak mendapat faedah kerana kebajikan mereka terpelihara hasil
dari kualiti hubungan antara ibu bapa dan anak telah dipertingkat.
Dengan pertambahan bilangan wanita berkahwin yang bekerja, permintaan keatas
suami untuk bertanggungjawab keatas kerja-kerja di rumah dan memelihara anak
semakin meningkat. Kesan positif dapat diperhatikan dikalangan bapa-bapa yang
berpendidikan yang pernah dipelihara oleh bapa mereka melakukan kerja-kerja di rumah
dan memelihara anak-anak mereka yang lazimnya dilakukan oleh ibu; kesannya mereka
memainkan peranan melakukan kerja-kerja di rumah dan memelihara anak-anak mereka.
Bibliografi
Agus Sujanto, Halem Lubis dan Taufik Hadi (1991). Psikologi Kepribadian, Bumi
Aksara : Jakarta
16. Habibah Alias dan Noran Fauziah Yaakub (1997). Psikologi Personaliti, Dewan Bahasa
dan Pustaka : Kuala Lumpur.
Muhammad Hatta Shaharom (1989). Psikologi Keluarga : Ke arah Rumahtangga
Bahagia, Pustaka Salam : Kuala Lumpur.
Rice, F. Philip (2001). Human Development: A Life-Span Approach, Upper Saddle River
: New Jersey.