SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
(PKI)
KELOMPOK 5 :
1. UMU ATIKA
2. CHRISTIAN ANGGA ANANTA
3. ESTIANA
SMK PELITA MADANI PRINGSEWU
TAHUN 2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdirinya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging)
Faham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun
1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis
umumnya adalah rakyat miskin karena memang faham ini konon untuk
membela rakyat miskin dan menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun
basis pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia, jelas faham komunis
mendapat lahan yang subur. Tatanan kolonial menjadikan bangsa Indonesia
sengsara di negeri sendiri, selain miskin juga tertindas. Sneevliet membentuk
organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging)
tahun 1914. Dan mulai sejak itulah, Komunisme masuk ke Indonesia. Dan
mulai berkembang menjadi PKI “Partai Komunis Indonesia”.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimana latar belakang masuknya komunis di Indonesia?
2) Bagaimana cara yang digunakan untuk mengembangkan faham komunis
di Indonesia?
3) Bagaimana dampak faham komunis bagi Indonesia, terutama PKI?
C. Tujuan
1) Mengetahui latar belakang masuknya komunis di Indonesia.
2) Mengetahui cara yang digunakan untuk mengembangkan faham
komunis di Indonesia.
3) Mengetahui dampak faham komunis bagi Indonesia, terutama PKI.
3
BAB II
ISI
A. Masuknya Komunis ke Indonesia
Berdirinya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging)
Faham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun
1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis
umumnya adalah rakyat miskin karena memang faham ini konon untuk membela
rakyat miskin dan menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis
pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia, jelas faham komunis
mendapat lahan yang subur. Tatanan kolonial menjadikan bangsa Indonesia
sengsara di negeri sendiri, selain miskin juga tertindas. Sneevliet membentuk
organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) tahun
1914.
Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial
Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua
partai sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di
bawah kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan
cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP
di tahun 1909.
Sejak mulanya tendensi revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya
militan terhadap isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung seorang jurnalis
Indonesia yang diadili karena melanggar hukum pengendalian pers, dan juga
mengadakan rapat umum menentang persiapan perang yang dilakukan oleh
pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV juga melibatkan diri dalam pergerakan
nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh masuk
Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat Islam
bersifat kelas menengah, tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan dari
ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu pada saat itu.
4
Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara
kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV
menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung
kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan
sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI
kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan
mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis
meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat
Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan pemimpin
kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan dihormati
kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal politik lokal.
Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak yang berketurunan
Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam perjuangan membangun
organisasi revolusioner, dan merebut dukungan massal.
Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal
bangkitnya gerakan politik massa ini. Pada 1915-1918 penguasa Belanda
menanggapi gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam
“Volksraad” yang bertujuan membendung militansi massa. ISDV – berlawanan
dengan pimpinan nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan ini,
tetapi kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad
itu dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.
Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api
dan Trem (VSTP). Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh
yang pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur
organisasinya dengan menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang
baik, juga konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam
jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian
besar pribumi. Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan
memungkinkan Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang
terpenting di antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan
5
kereta api yang pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat
Islam di Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan
dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau terpencil,
dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan buruh. Dalam
periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui kesuksesan, dan tidak
mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas. Dilawan oleh majikan yang
kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi kaum buruh lewat perundingan.
Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang.
Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum
buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak
lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda.
Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama,
kelihatannya pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas
oleh kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan
menunjang program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani
hanya bisa memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan
kaum tani sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu.
Namun dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak
lengkap, selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang
heterogen, produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri.
Oleh karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga
mungkin memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain
yang menawarkan pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka
hadapi.
Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di
dunia kolonial secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan
6
berharta milik – meskipun kecil, mereka ini adalah kekuatan yang signifikan.
Kelas menengah juga sulit memihak program kaum buruh karena hanya
bergerak di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri kepentingan
borjuis, meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama
mungkin dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena
keduanya menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan
metode kelas menengah berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh. Kelas
menengah, atau bagian-bagian darinya, dapat meninggalkan pemikiran bersifat
utopis dan dan program reaksioner mereka hanya sebab mereka akhirnya mulai
insaf bahwa tidak ada pilihan lain yang praktis, namun kemungkinan ini akan
lama prosesnya serta sangat kontradiktif dengan kelas menengah sendiri.
Mulanya kelas menengah akan berkembang secara terpisah dari gerakan kelas
buruh dan, karena menyuarakan keluhan semua lapisan yang tertindas, mereka
bisa memperoleh dukungan massal. Karena berpendidikan dan agak makmur,
mereka agak jauh dari kehidupan orang biasa, tetapi oleh karena itu pula mereka
makin yakin dan pandai, dan makin berwibawa di mata kaum petani dan
sebagian kaum buruh yang terbelakang.
Walaupun makin berpengaruh, ISDV – seperti PKI kemudian – tetap
merupakan organisasi kecil. Jumlah anggota ISDV naik dari 103 tahun 1915
(dengan hanya tiga anggota pribumi) menjadi 330 di tahun tahun 1919 (300
pribumi). Dalam arti ini ISDV menjadi partai kader – partai para aktivis dan
pemimpin yang kuat dukungan di serikat buruh, di perkotaan, dan juga
pedesaan. Orientasi kelas ISDV paling jelas terrefleksi dalam kedudukannya
yang kuat di dalam gerakan serikat buruh. Ferderasi pertama serikat buruh,
didirikan pada tahun 1919, terdiri dari 22 serikat, dan anggotanya berjumlah
72,000, dan sebagian menurut ISDV, dan bagian lain memihak pimpinan
nasional SI. Sesudah berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap
mengalami perpecahan, kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah
putih).
7
B. Cara untuk mengembangkan komunisme di Indonesia
1. Memecah SI
Indonesia adalah Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam.
Corak agamis dan anti kolonial jelas menjadi daya tarik kuat bagi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam organisasi yang beraliran islam.
Salah satu organisasi islam yang besar adalah Sarekat Islam. Di bawah
pimpinan sosok kharismatis H. ‘Umar Said Tjokroaminoto (1882-1934)
organisasi SI kian berbobot. Tokoh ini sudah pernah berurusan dengan
aparat hukum kolonial karena faham anti kolonial yang jelas. Pada masa itu
berurusan dengan aparat dalam arti melawan penguasa dapat menaikkan
martabat dalam pandangan rakyat. Tentu saja juga memiliki resiko besar,
termasuk nyawa taruhannya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kaum komunis menempuh cara
licik. Pendekatan Sneevliet dilakukannya melaui pimpinan SI Semarang
yakni Semaun dan Darsono Mereka tidak merasa perlu bersusah payah
meraih pengikut dari warga yang belum menjadi anggota suatu partai, tetapi
mencoba menyusup masuk Sarekat Islam dan menggembosinya. Dan
hasilnya memuaskan, banyak anggota SI yang terpengaruh. Dengan
bantuan Semaoen –tokoh SI yang kelak menjadi tokoh senior PKI–
organisasi SI pecah menjadi SI Putih dan SI Merah sebagai akibat
pembelotan para anggotanya. Tjokroaminoto bersikap tegas dengan
kebijakan larangan beranggota ganda. Melalui pengaruhnya dalam SI dan
serikat-serikat buruh, ISDV mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Perkembangan ISDV juga disebabkan infiltrasi ke dalam tubuh SI yang
dianjurkan oleh Sneevliet kepada pengikutnya untuk merangkap sebagai
anggota SI. Bahkan pada tanggal 25 Desember 1919 tercapai persetujuan
dengan SI yang menghasilkan pembentukan ”Persatuan Pergerakan Kaum
Buruh yang meliputi 22 Serikat Buruh dengan 72.000 anggota yang
sebagian besar terdiri dari buruh Central Serikat Islam (CSI) Semarang
Sebelum munculnya Serikat Islam juga sudah banyak terbentuk serikat-
8
serikat buruh yang menjadi wadah perkumpulan dan konsolidasi
kepentingan mereka.
2. Melakukan Pendekatan terhadap SI Melalui Media Massa
Bagi SI, penggembosan tersebut merupakan pukulan berat.
Anggotanya berkurang drastis. Namun penggembosan itu juga mendapat
tantangan dari intern PKI sendiri. Ibrahim Tan Malaka (1897-1949), aktivis
kemerdekaan asal Minangkabau adalah penentang penggembosan. Dia
pernah belajar di Eropa sekaligus aktif dalam gerakan kemerdekaan. Kritik
pada pemerintah Belanda ketika berada di Belanda menyebabkan dia
berurusan dengan aparat. Proses hukum yang dijalani menaikkan
martabatnya.
Tan Malaka pernah dicalonkan sebagai anggota parlemen oleh Partai
Komunis Belanda, tidak jelas apakah terlaksana. Pada awalnya dia terkesan
oleh kemajuan teknologi di negara kapitalis Amerika Serikat dan Jerman.
Tetapi sukses Revolusi Bolshevik yang membawa kaum komunis berkuasa
di Rusia berakibat dia condong pada komunisme.
Tetapi juga perlu diketahui, diantara sekian banyak tokoh PKI, Tan
Malaka yang paling moderat. Dia tidak menerima begitu saja semua doktrin
komunis. Praktek komunisme harus disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia, jangan dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan
Malaka misalnya tidak setuju dengan faham atheis, doktrin “agama adalah
candu” tidak masuk akal baginya.
Tan Malaka pernah menentang pendapat Komintern (Komunis
Internasional) yang menyatakan bahwa gerakan Pan Islam adalah bentuk
baru imperialisme. Tan Malaka menegaskan bahwa Pan Islam juga anti
imperialisme. Tan Malaka mengingatkan komunis untuk mengakui fakta
bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah Muslim yang jelas memiliki
potensi melawan imperialisme. Maka, yang harus dilaksanakan komunis
adalah merangkul kekuatan agamis, bukan memusuhi. Jelas, bahwa
9
menggembosi SI dapat melemahkan perjuangan anti imperialisme.
Usulannya gagal diterima. Kegagalan lainnya adalah mencegah PKI ikut
perlawanan militer yang kita kenal dengan Revolusi 1926 karena dia menilai
PKI masih lemah
Tragisnya, ketika revolusi tersebut gagal Tan Malaka dipersalahkan
oleh PKI sebagai penyebab kegagalan. Merasa tidak cocok dengan PKI dia
memilih keluar dan membentuk PARI (Partai Republik Indonesia) (1927)
dan pada zaman Revolusi 1945 membentuk Partai Murba. Kelak Partai
Murba menjadi lawan tangguh PKI.
Setelah mendapat pengikut dari penggembosan SI, PKI semakin giat
menambah pengikut dan melaksanakan program. Berbagai pemogokan dan
kerusuhan terjadi. PKI meraih banyak pengikut dari pegawai kereta api,
mereka membentuk organisasi bawahan (onderbouw) khusus untuk pegawai
kereta api. Organisasi bawahan lain juga dibentuk sesuai profesi semisal
buruh perkebunan, tani dan sebagainya.
Rezim kolonial menyaksikan ini dengan cemas, tindakan tegas
dilaksanakan. Banyak orarng-orang komunis yang ditangkap, rapat dan
demonstrasi dibubarkan serta berbagai dokumen di sita atau dimusnahkan.
Namun kegiatan PKI belum berhenti dan cenderung semakin garang.
Aktivis kemerdekaan lain juga terkena dampaknya.
Keberanian tersebut relatif cepat mendapat simpati rakyat yang
memang muak dengan rezim kolonial. Mereka kurang peduli dengan latar
belakang PKI sesungguhnya, yang dibutuhkan rakyat adalah pembangkit
keberanian melawan. Sesungguhnya bukan PKI yang pertama dituduh
terlibat pemberontakan, SI pernah dituduh terlibat hal itu dan beberapa
tokohnya sempat ditangkap. Mungkin PKI berusaha meniru SI untuk
mendapat simpati sebanyak mungkin.
10
Di antara yang simpati adalah kelompok agamis dan inilah yang
diharapkan PKI ketimbang kelompok nasionalis. Para ulama memiliki
pengaruh yang tak dapat diremehkan di tengah masyarakat yang masih
menempatkan agama atau perkara ruhani sebagai hal sangat penting dalam
hidup dan mati.
Supaya makin berbobot di tengah masyarakat bercorak demikian,
sadar tidak sadar PKI menempuh cara yang diusulkan Tan Malaka, bahwa
kelompok agamis memiliki potensi besar melawan kolonial sehingga perlu
dirangkul. Maka, para propagandis menyebar ke berbagai pelosok
mendekati para ulama. Dengan lihai mereka menjelaskan persamaan nilai-
nilai agamis dengan komunis, antara lain faham sosialisnya. Para
propagandis menjelaskan bahwa agamis dan komunis sama-sama memihak
kaum jelata, hanya istilahnya yang berbeda. Komunis memiliki
istilah proletar dan agamis memiliki istilah dhuafa. Bahkan di Banten, PKI
menampilkan gaya yang aneh, fanatik dengan agama. Sikap aneh tersebut
juga ditampilkan di wilayah Surakarta oleh H. Misbakh, dia menyebarkan
konsep “Komunisme Islam” dan sempat menggerakkan kerusuhan.
C. Berganti nama Menjadi Partai Komunis Indonesia
Perkembangan ISDV berlanjut dengan pergantian nama menjadi
Perserikatan Komunis Indonesia pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam pertemuan
tanggal 23 Mei itu juga memilih Semaun sebagai Ketua dan Darsono sebagai
Wakil Ketua. Selain Semaoen, ada 2 tokoh SI bergabung dengan PKI yang juga
menonjol yaitu Alimin Prawirodirdjo (1889-1964) dan Moeso (1897-1948).
Kemudian atas usul Moskow, nama Perserikatan diubah menjadi Partai. Tahun
1924 nama Perserikatan Komunis Indonesia berganti nama menjadi Partai
Komunis Indonesia. Melihat perkembangan kaum komunis yang sedemikian
pesat dan dianggap membahayakan, pimpinan Serikat Islam yang bukan
komunis seperti Agoes Salim dan Abdul Moeis mengusulkan diterapkannya
disiplin keanggotaan rangkap untuk membendung pengaruh komunis.
Pertentangan di dalam tubuh SI melahirkan perpecahan dengan dibentuknya
11
Serikat Islam Merah oleh kaum komunis pada tahun 1923. Selanjutnya SI Merah
berubah nama menjadi Serikat Rakyat. Pada perkembangan awal, PKI telah
berusaha bergerak di kalangan petani. Hal itu didasarkan kepada keputusan
konferensi Kota Gede (Yogyakarta) pada bulan Desember 1923 yang
menghendaki agar Serikat Rakyat dipergunakan untuk melakukan hal tersebut.
Walaupun sebenarnya hal ini merupakan penegasan atas anjuran Lenin kepada
Bangsa-bangsa Timur yang disampaikannya pada bulan November 1919:
”… Di hadapanmu terletak suatu tugas yang tidak pernah dihadapi oleh
komunis di seluruh dunia…, kamu harus menyesuaikan dirimu dengan keadaan-
keadaan istimewa yang tidak terdapat di negeri-negeri Eropa dan hendaknya
dapat mengenakan teori dan praktek pada keadaan-keadaan di mana massa
pokok adalah petani..”
Apabila kita sedikit mengamati, PKI yang pada awalnya lebih
memfokuskan gerakan dengan menggarap kaum buruh sebagai basis gerakannya
justru mengalihkan fokus gerakan dengan menggarap kaum petani, terutama
setelah dibentuknya Serikat Rakyat. Gerakan protes terhadap pemerintah
kolonial yang dilakukan serikat-serikat buruh yang disponsorori oleh PKI
dianggap lebih membahayakan oleh pemerintah kolonial dibandingkan gerakan
yang digalang oleh Serikat Islam. Hal itu bukan didasarkan oleh bentuk gerakan
yang mereka lakukan, tetapi karena melihat tujuan politik PKI yang lebih luas.
Namun, pemimpin PKI menganggap bahwa gerakan dengan menggunakan
serikat-serikat buruh sebagai kendaraan politik memiliki beberapa kelemahan
terutama mengenai karakter buruh sebagai masyarakat yang dapat langsung
berhubungan dengan pengaruh luar sehingga dapat membuat kegoncangan.
Selain itu, alasan utama lainnya adalah perbedaan kesadaran sosial dan politik
antara kaum buruh di Eropa dengan di Indonesia.Oleh karena itulah PKI lebih
condong untuk mengutamakan kaum petani sebagai basis kekuatan politiknya.
PKI lebih melihat petani sebagai lapisan masyarakat yang tidak langsung
berhubungan dengan pengaruh dari luar, tetapi mereka mengetahuinya dari
pemimpinya masing-masing.
12
a. PKI Cabang Banten
Sejak awal berdiri ISDV tidak pernah membuka cabang di Banten,
meskipun dua orang anggota eksekutifnya yakni Hasan Djajdiningrat dan
J. C. Stam tinggal di sana. Awal mula kemunculan PKI di Banten, tidak
dapat dilepaskan dari peran yang dimainkan oleh R. Oesadiningrat,
seorang karyawan Stasiun Kereta Api Tanah Abang yang dipecat oleh
otoritas kolonial yang kemudian aktif di Sarekat Buruh Kereta Api
(VSTP) sebagai pengurus harian penuh. Dalam kedudukannya sebagai
pengurus VSTP, Oesadiningrat kemudian menggelar rapat akbar
sebanyak tiga kali yang dihadiri oleh tokoh PKI terkemuka. Pada bulan
Agustus 1924, ia kembali menggelar rapat akbar di Pandeglang dengan
tujuan hendak mendirikan Sarekat Rakyat.
Pertumbuhan PKI di Banten terjadi begitu cepat karena pada tahun
1924 baru ada dua orang anggota PKI yang tinggal di Banten. Dalam
jangka waktu dua belas bulan, anggota PKI di Banten berjumlah ribuan
orang dan terus bertambah pada tahun 1926. Pertambahan anggota PKI
yang begitu pesat disebabkan sejak tahun 1925, perantau dari Banten
semakin banyak yang kembali ke kampong halamannya dan di antara
mereka telah ada yang menjadi anggota PKI.
Beberapa perantau ini berkedudukan sebagai agen propaganda
untuk mendirikan cabang PKI di Banten. Salah seorang di antara mereka
adalah Tubagus Alipan yang diminta oleh Darsono untuk mendirikan
PKI Cabang Banten. Bersama-sama dengan Puradisastra, Tb. Alipan
kemudian melakukan upaya untuk mendirikan PKI Cabang Banten.
Kedua orang agen propaganda PKI ini kemudian dibantu oleh Achmad
Bassaif yang fasih berbahasa Arab.Mereka bertiga kemudian menjadikan
Islam sebagai senjata propagandanya. Dalam propagandanya itu,
pengertian komunis ditekankan sebagai usaha menentang Belanda dan
dipersamakan dengan perang sabil. Hal tersebut kemudian dipertegas
oleh Alimin dan Musso yang datang ke Pandeglang sekitar tahun 1925.
Di hadapan massa, kedua tokoh PKI ini menguraikan secara panjang
13
lebar soal-soal perjuangan bangsa menghadapi penjajahan Belanda.
Dengan demikian, dalam usahanya mendapatkan dukungan dari rakyat
Banten, para proganda PKI menghilangkan pengertian komunisme, tetapi
kemudian lebih mengedepankan persamaan perjuangan antara Islam dan
PKI. Oleh karena itu,para ulama Banten tidak menentang kehadiran PKI
di Banten bahkan di antara para ulama itu kemudian ada yang menjadi
pengurus PKI Cabang Banten. Selain mendapat dukungan dari para
ulama, para petani di Banten pun mendukung terhadap gerakan PKI
karena tertarik terhadap janji-janji PKI. PKI menjanjikan kepada para
petani bahwa partainya akan membebaskan petani dari pajak
kepal/perorangan (hoofdgeld).Pajak inilah yang membuat resah petani
sehingga suatu saat akan meledak menjadi sebuah perlawan jika ada
yang mampu menggerakkannya. PKI mampu membaca situasi itu
sehingga mendapat dukungan penuh dari para petani Banten.
Awalnya, aktivitas PKI dipusatkan di Kabupaten Serang. Akan
tetapi, sejak bulan Maret 1926, aktivitas mereka dengan cepat menyebar
sampai ke wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Aktivitas itu
kemudian tidak hanya sekedar menggelar rapat politik, tetapi juga telah
bergeser ke arah tindakan kriminal. Adapun K. H. Achmad Chatib
ditunjuk sebagai Presiden Agama PKI Seksi Banten. Setelah rapat itu,
semangat revolusioner semakin dan PKI Seksi Banten telah menyatakan
kesiapannya untuk melancarkan pemberontakan. Dengan semakin
meningkatnya aktivitas PKI Banten, antara bulan Juli – September 1926,
pemerintah Hindia Belanda melakukan penangkapan dan penahanan
terhadap beberapa pemimpin PKI Banten.
Di Rangkasbitung, empat orang tokoh utama PKI, yakni
Tjondroseputro, Atjim, Salihun, dan Thu Tong Hin ditahan oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada akhir bulan September 1926.
Penahanan ini mengakibatkan pimpinan PKI berada di bawah tangan
para ulama dan jawara. Golongan inilah yang kemudian memimpin para
petani melancarkan pemberontakan pada bulan November 1926. Target
utama pemberontakan ini adalah kaum priyayi dan dipilih secara selektif.
14
Mereka yang akan dibunuh adalah kaum priyayi bukan asli Banten dan
suka melakukan kekerasan kepada rakyat. Selain itu, yang menjadi
sasaran adalah mereka yang telah dianggap mencemari nama baik
Banten. Sementara orang Cina tidak menjadi sasaran karena ada indikasi
keterlibatan secara tidak langsung dalam pemberontakan tersebut.
Sebagian masyarakat Cina di Labuan dan Menes telah menjual senjata
dan amunisi kepada kaum pemberontak. Selain itu, ada juga orang Cina
yang telah menjadi pemimpin terkemuka PKI Banten, salah satunya
adalah Tju Tong Hin yang bergabung dengan PKI Rangkasbitung.
b. Perkembangan PKI di Sumatera
Dalam situasi Sumatera Barat yang pehuh pertentangan, Haji
Datuk Batuah membawa dan, menyebarkan paham komunis diaerah
tersebut. Pada tahun 1923 ia menanamkan ajaran komunis di kalangan
pelajar-pelajar dan guru-guru muda Sumatera Thawalib Padang Panjang.
Sumatera Thawalib adalah suatu lembaga pendidikan yang dimiliki oleh
kalangan pembaharu Islam di Sumatera Barat, dimana haji Batuah
merupakan salah seorang pengajarnya.
Berawal dari Sumatera Thawalib Padang Panjang, paham
komunis akhirnya menyebar ke berbagai daerah Sumatera Barat dibawa
oleh para lulusan sekolah tersebut ke daerah asalnya. Penyebaran ini
terutama dilakukan di kalangan petani. Oleh masyarakat setempat ajaran
komunis ini disebut “ilmu kominih” (Schrieke, 1960: 155). Ilmu ini
menggabungkan ajaran Islam dengan ide anti penjajahan Belanda, anti
imperialisme-anti kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir tahun 1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan
Nazar Zaenuddin mendirikan pusat Komunikasi Islam di Padang
panjang. Dalam waktu yang hampir bersamaan Datuk Batuah
menerbitkan harian “Pemandangan Islam” dan dan Nazar Zaenuddin
menerbitkan “Djago-Djago”. Lembaga Pusat Komunikasi Islam dan
15
kedua harian tersebut digunakan sebagai media penyiaran paham
komunis.
Pada pagi 11 Nopember 1923 Datuk Batuah dan Nazar
Zaenuddin ditangkap pemerintah kolonial Belanda. Segera setelah itu
pusat propaganda komunis berpindah ke Padang ( Schreike, 1960: 60).
Pucuk kepemimpinan PKISumatera Barat kemudian di ambil alih oleh
Sutan Said Ali. Pada waktu itu kegiatan orang-orang komunis di seluruh
nusantara menunjukkan peningkatan yang pesat. Hal ini karena pada
akhir tahun 1923 Darsono, seorang tokoh, komunis kembali di Hindia
Belanda dari Moskow atas perintah komintern untuk mendampingi
Semaun, Alimin dan Muso. Suatu hal yang menyebabkan pesatnya
perkembangan komunis di Sumatera Barat adalah dileburnya Sarekat
Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI. Sarekat Rakyat ini semula
bernama Sarekat Islam Merah, suatu organisasi pecahan Sarekat Islam
yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di Sumetera Barat
mempunyai anggota yang cukup banyak (Kahin, 1952: 70).
Dengan dileburnya Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah
anggota inti PKI Sumatera Barat meningkat berlipat ganda. Jika pada
tanggal 1 Juni 1924 semua anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat
hanya berjumlah 158 Orang, maka pada tanggal 31 Desember 1924 telah
menjadi 600 orang, tiga bulan kemudian menjadi 884 orang. Daerah-
daearah yang tercatat sebagai basisPKI adalah: Kota Lawas, pariaman,
Sawah Lunto, Tikalah, padang dan Silungkang.
Mulai tahun 1925 tampaknya PKI telah jatuh ke tangan orang-
orang yang berdarah panas. PKI mulai menghubungkan diri dengan
orang-orang yang dipandang rendeh dalam masyarakat dan kumpulan
teroris yang selalu dijumpai di pinggiran masyarakat Indonesia waktu itu
(Arnold C. Bracham, 1970 : 22).
Sementara itu Hoskow memproses arah yang ditempuh oleh PKI,
tetapi tidak berhasil (Ruth T.McVey,1965 : 158). Bahkan pada bulan
16
Juni 1925, Alimin secara terbuka menganjurkan suatu revolusi.
Semenjak itu rupanya pengawasan partai berada di tangan komunis
sayap kiri.
Sejalan dengan itu, pada bulan Desember 1925 di prambanan,
Yogyakarta diadakan pertemuan partai yang dipimpin oleh Alimin.
Pretemuan ini dihadiri oleh tokoh- tokoh PKI, diantaranya Budi Sucipto,
Aliarcham, Sugono, Surat Hardjo, Martojo, jatim, Sukirno, Suwarno,
Kusno dan lain-lainnya. Sedang Said Ali, pemimpin PKI cabang
Sumatera Barat pada pertemuan ini hadir mewakili seluruh Sumatera ( H.
J. Benda, dan Ruth T.MaVey, 1960: 115) Adapun hasil pokok dari
pertemuan ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada
bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi
pemogokan yang akan diorganisir PKI.
Adapun hasil pokok dari pertemuan ini adalah bahwa PKI akan
mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu
diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir PKI.
Sehubungan dengan keputusan Prambanan tersebut pemimpin-
pemimpin PKI Sumatera Barat menempuh langkah-langkah guna
mempersiapkan pemberontakan, yang meliputi :
a) Sejalan dangan Surat Edaran Komite Pusat PKI No.221
maka PKI cabang Sumatera Barat berusaha mengumpulkan
senjata. Surat Edaran tersebut berisi perintah kepada cabang
Padang supaya mengumpulkan uang derma yang dimaksudkan
untuk membeli persenjataan yang akan digunakan untuk
melakukan aksi pemberontakan.
b) Mengadakan aksi-aksi ilegal.
Ini terutama dilakukan dalam bentuk membangun sel-
sel PKI di derah-daerah pertanian dalam rangka memperkuat
semangat perlawanan. Dalam perkembangannya, organisasi-
organisasi ilegal ini mempunyai pengaruh cukup basar di
Sumatera Barat, terutama Sarekat Jin yang bergerak di Padang
dan Pariaman (Ruth T.Mc Vey, 1965: 194 ).
17
c) Memperkuat propaganda di kalangan buruh-buruh tani yang
bekerja di perkebunan-perkebunan.
D. Dampak bagi Indonesia
Negative
1. Banyak pahlawan kita banyak yang gugur.
2. Hubungan diplomatik dengan negara komunis menjadi renggang.
3. Terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara Indonesia.
Positifnya
1. Kita dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik
dari dalam maupun luar.
2. Kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah
jati diri bangsa kita.
3. Dengan adanya G30S PKI kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih
kuat.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Awal mula berdirinya PKI memiliki tujuan yang baik bagi
perkembangan Indonesia dalam bentuk organisasi. Partai Komunis Indonesia
didirikan tidak langsung menggunakan nama tersebut. Oleh karena sebelum tahun
1966 PKI memiliki banyak pendukung. PKI mampu menyebar keseluruh tanah air
dan diterima oleh masyarakat. Konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV
dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa
pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum sosialis, dan
menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan sistem kaptialis.
3.2. Saran
1. Rakyat Indonesia agar tidak mudah terpengaruh dengan ideologi yang
mengancam kesattuan Indonesia seperti komunis.
2. Harus menjunjung tinggi persatuan sesuai dengan pengamalan Pancasila
19
DAFTAR PUSTAKA
Drs. C.T.R.Kansil,SH. 1992. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta :Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September
http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
http://soeharto.co/mengungkap-fakta-g-30-spki

More Related Content

What's hot

Akulturasi Budaya Islam di Nusantara
Akulturasi Budaya Islam di NusantaraAkulturasi Budaya Islam di Nusantara
Akulturasi Budaya Islam di NusantaraFanny Fayu Laksono
 
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Cahya Mustikaroh
 
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasProposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasEva Ria Safitri
 
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang DinginHubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang DinginMilantika Dyah Puspitasari
 
Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Nariaki Adachi
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSIRIZKY AYU NABILA
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
Proposal gantungan dan asbak kwu
Proposal gantungan dan asbak kwuProposal gantungan dan asbak kwu
Proposal gantungan dan asbak kwuImamWahyu8
 
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, Kesenian
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, KesenianAkulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, Kesenian
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, KesenianDiennisa Thahira
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Afan lathofy
 
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XI
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XIKumpulan soal & pembahasan biologi kelas XI
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XIJeny Safitri
 
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XIPowerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XIwisnuwms
 
Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Winny Limbong
 
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERALDINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERALFirman Darmawan
 

What's hot (20)

Akulturasi Budaya Islam di Nusantara
Akulturasi Budaya Islam di NusantaraAkulturasi Budaya Islam di Nusantara
Akulturasi Budaya Islam di Nusantara
 
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
Sejarah (Indonesia Pada Masa Orde Baru)
 
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan KerasProposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
Proposal Pembuatan Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
 
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang DinginHubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
Hubungan IPTEK dengan Perang Dunia II serta Perang Dingin
 
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian LinggarjatiPerjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati
 
Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Xmia9 annelida
Xmia9 annelidaXmia9 annelida
Xmia9 annelida
 
Proposal gantungan dan asbak kwu
Proposal gantungan dan asbak kwuProposal gantungan dan asbak kwu
Proposal gantungan dan asbak kwu
 
Indonesia pasca VOC
Indonesia pasca VOCIndonesia pasca VOC
Indonesia pasca VOC
 
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, Kesenian
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, KesenianAkulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, Kesenian
Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Aksara dan Seni Sastra, Kesenian
 
Fotosintesis darmant
Fotosintesis darmantFotosintesis darmant
Fotosintesis darmant
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
PRRI_SMAN 1 KEJAYAN PASURUAN
 
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948
 
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XI
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XIKumpulan soal & pembahasan biologi kelas XI
Kumpulan soal & pembahasan biologi kelas XI
 
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XIPowerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
Powerpoint Global Warming (Pemanasan Global) Fisika Kelas XI
 
Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme, Ppt fotoperiodisme,
Ppt fotoperiodisme,
 
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERALDINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
 

Similar to PKI SEJARAH

zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanecstasya
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptxsigitkurniawan381
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagangMar Tunis
 
Pergerakan dan perlawanan nasional
Pergerakan dan perlawanan nasional Pergerakan dan perlawanan nasional
Pergerakan dan perlawanan nasional Ania Zahra
 
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxPergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxBerlinaShobirah
 
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfBAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfAhmadFauzanBaihaqi
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda OSIS SMA Bina Insani
 
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)maghfiraputeri
 
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaTerbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaTerbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Membangun jati diri bangsa indonesia
Membangun jati diri bangsa indonesiaMembangun jati diri bangsa indonesia
Membangun jati diri bangsa indonesiamashud94jkt
 
pergerakan kebangsaan di indonesia
 pergerakan  kebangsaan di indonesia pergerakan  kebangsaan di indonesia
pergerakan kebangsaan di indonesiaSiti Jum'atun
 
Makalah ideologi-komunis1
Makalah ideologi-komunis1Makalah ideologi-komunis1
Makalah ideologi-komunis1rizki indah
 
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalIps kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalJeJe JeJe
 
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri KeindonesiaanSejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaanmaghfiraputeri
 
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.ppt
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.pptPERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.ppt
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.pptYelaPurnamasari1
 
Pergerakan nasional indonesia
Pergerakan nasional indonesiaPergerakan nasional indonesia
Pergerakan nasional indonesiaBlpt Thomas
 

Similar to PKI SEJARAH (20)

zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaanzaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
zaman pergerakan nasional hingga kemerdekaan
 
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptxsumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4  fix.pptx
sumpah pemuda dan peneguh kebangsaan bab 4 fix.pptx
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
 
Pergerakan dan perlawanan nasional
Pergerakan dan perlawanan nasional Pergerakan dan perlawanan nasional
Pergerakan dan perlawanan nasional
 
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptxPergerakan Nasional Indonesia.pptx
Pergerakan Nasional Indonesia.pptx
 
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdfBAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
BAB 3-.PERGERAKAN NASIONAL.pdf
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda
 
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)
Sejarah - Organisasi Nasional Indonesia (SAREKAT ISLAM)
 
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaTerbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
 
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesiaTerbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
Terbentuknya kesadaran nasional dan perkembangan pergerakan kebangsaan indonesia
 
Membangun jati diri bangsa indonesia
Membangun jati diri bangsa indonesiaMembangun jati diri bangsa indonesia
Membangun jati diri bangsa indonesia
 
pergerakan kebangsaan di indonesia
 pergerakan  kebangsaan di indonesia pergerakan  kebangsaan di indonesia
pergerakan kebangsaan di indonesia
 
Makalah ideologi-komunis1
Makalah ideologi-komunis1Makalah ideologi-komunis1
Makalah ideologi-komunis1
 
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasionalIps kelas 8 kesadaran-nasional
Ips kelas 8 kesadaran-nasional
 
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri KeindonesiaanSejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaan
 
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.ppt
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.pptPERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.ppt
PERGERAKAN_NASIONAL_INDONESIA.ppt
 
PPT KELAS XI.ppt
PPT KELAS XI.pptPPT KELAS XI.ppt
PPT KELAS XI.ppt
 
Pergerakan nasional indonesia
Pergerakan nasional indonesiaPergerakan nasional indonesia
Pergerakan nasional indonesia
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 

More from Muhammad Viddin

More from Muhammad Viddin (11)

ROEM ROYEN
ROEM ROYENROEM ROYEN
ROEM ROYEN
 
Republik Maluku Selatan
Republik Maluku SelatanRepublik Maluku Selatan
Republik Maluku Selatan
 
Perjanjian Renvile
Perjanjian RenvilePerjanjian Renvile
Perjanjian Renvile
 
Permesta
PermestaPermesta
Permesta
 
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian LinggarjatiPerjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati
 
Makalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja BundarMakalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja Bundar
 
MAKALAH DI TII
MAKALAH DI TIIMAKALAH DI TII
MAKALAH DI TII
 
makalah Apra
makalah Apramakalah Apra
makalah Apra
 
Makalah program pemberantasan buta aksara
Makalah program pemberantasan buta aksaraMakalah program pemberantasan buta aksara
Makalah program pemberantasan buta aksara
 
Makalah olah musik dan penciptaan musik anak sd
Makalah olah musik dan penciptaan musik anak sdMakalah olah musik dan penciptaan musik anak sd
Makalah olah musik dan penciptaan musik anak sd
 
Tutorial penginstal c
Tutorial penginstal cTutorial penginstal c
Tutorial penginstal c
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

PKI SEJARAH

  • 1. 1 PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI) KELOMPOK 5 : 1. UMU ATIKA 2. CHRISTIAN ANGGA ANANTA 3. ESTIANA SMK PELITA MADANI PRINGSEWU TAHUN 2019
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) Faham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun 1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis umumnya adalah rakyat miskin karena memang faham ini konon untuk membela rakyat miskin dan menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia, jelas faham komunis mendapat lahan yang subur. Tatanan kolonial menjadikan bangsa Indonesia sengsara di negeri sendiri, selain miskin juga tertindas. Sneevliet membentuk organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) tahun 1914. Dan mulai sejak itulah, Komunisme masuk ke Indonesia. Dan mulai berkembang menjadi PKI “Partai Komunis Indonesia”. B. Rumusan masalah 1) Bagaimana latar belakang masuknya komunis di Indonesia? 2) Bagaimana cara yang digunakan untuk mengembangkan faham komunis di Indonesia? 3) Bagaimana dampak faham komunis bagi Indonesia, terutama PKI? C. Tujuan 1) Mengetahui latar belakang masuknya komunis di Indonesia. 2) Mengetahui cara yang digunakan untuk mengembangkan faham komunis di Indonesia. 3) Mengetahui dampak faham komunis bagi Indonesia, terutama PKI.
  • 3. 3 BAB II ISI A. Masuknya Komunis ke Indonesia Berdirinya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) Faham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun 1913. Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis umumnya adalah rakyat miskin karena memang faham ini konon untuk membela rakyat miskin dan menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia, jelas faham komunis mendapat lahan yang subur. Tatanan kolonial menjadikan bangsa Indonesia sengsara di negeri sendiri, selain miskin juga tertindas. Sneevliet membentuk organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging) tahun 1914. Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909. Sejak mulanya tendensi revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya militan terhadap isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung seorang jurnalis Indonesia yang diadili karena melanggar hukum pengendalian pers, dan juga mengadakan rapat umum menentang persiapan perang yang dilakukan oleh pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV juga melibatkan diri dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu pada saat itu.
  • 4. 4 Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak yang berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam perjuangan membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan massal. Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya gerakan politik massa ini. Pada 1915-1918 penguasa Belanda menanggapi gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam “Volksraad” yang bertujuan membendung militansi massa. ISDV – berlawanan dengan pimpinan nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan ini, tetapi kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad itu dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner. Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan Trem (VSTP). Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur organisasinya dengan menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik, juga konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi. Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan
  • 5. 5 kereta api yang pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI. Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan buruh. Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas. Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi kaum buruh lewat perundingan. Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang. Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda. Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama, kelihatannya pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas oleh kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap, selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen, produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang menawarkan pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi. Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di dunia kolonial secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan
  • 6. 6 berharta milik – meskipun kecil, mereka ini adalah kekuatan yang signifikan. Kelas menengah juga sulit memihak program kaum buruh karena hanya bergerak di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri kepentingan borjuis, meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama mungkin dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena keduanya menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan metode kelas menengah berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh. Kelas menengah, atau bagian-bagian darinya, dapat meninggalkan pemikiran bersifat utopis dan dan program reaksioner mereka hanya sebab mereka akhirnya mulai insaf bahwa tidak ada pilihan lain yang praktis, namun kemungkinan ini akan lama prosesnya serta sangat kontradiktif dengan kelas menengah sendiri. Mulanya kelas menengah akan berkembang secara terpisah dari gerakan kelas buruh dan, karena menyuarakan keluhan semua lapisan yang tertindas, mereka bisa memperoleh dukungan massal. Karena berpendidikan dan agak makmur, mereka agak jauh dari kehidupan orang biasa, tetapi oleh karena itu pula mereka makin yakin dan pandai, dan makin berwibawa di mata kaum petani dan sebagian kaum buruh yang terbelakang. Walaupun makin berpengaruh, ISDV – seperti PKI kemudian – tetap merupakan organisasi kecil. Jumlah anggota ISDV naik dari 103 tahun 1915 (dengan hanya tiga anggota pribumi) menjadi 330 di tahun tahun 1919 (300 pribumi). Dalam arti ini ISDV menjadi partai kader – partai para aktivis dan pemimpin yang kuat dukungan di serikat buruh, di perkotaan, dan juga pedesaan. Orientasi kelas ISDV paling jelas terrefleksi dalam kedudukannya yang kuat di dalam gerakan serikat buruh. Ferderasi pertama serikat buruh, didirikan pada tahun 1919, terdiri dari 22 serikat, dan anggotanya berjumlah 72,000, dan sebagian menurut ISDV, dan bagian lain memihak pimpinan nasional SI. Sesudah berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap mengalami perpecahan, kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah putih).
  • 7. 7 B. Cara untuk mengembangkan komunisme di Indonesia 1. Memecah SI Indonesia adalah Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam. Corak agamis dan anti kolonial jelas menjadi daya tarik kuat bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam organisasi yang beraliran islam. Salah satu organisasi islam yang besar adalah Sarekat Islam. Di bawah pimpinan sosok kharismatis H. ‘Umar Said Tjokroaminoto (1882-1934) organisasi SI kian berbobot. Tokoh ini sudah pernah berurusan dengan aparat hukum kolonial karena faham anti kolonial yang jelas. Pada masa itu berurusan dengan aparat dalam arti melawan penguasa dapat menaikkan martabat dalam pandangan rakyat. Tentu saja juga memiliki resiko besar, termasuk nyawa taruhannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kaum komunis menempuh cara licik. Pendekatan Sneevliet dilakukannya melaui pimpinan SI Semarang yakni Semaun dan Darsono Mereka tidak merasa perlu bersusah payah meraih pengikut dari warga yang belum menjadi anggota suatu partai, tetapi mencoba menyusup masuk Sarekat Islam dan menggembosinya. Dan hasilnya memuaskan, banyak anggota SI yang terpengaruh. Dengan bantuan Semaoen –tokoh SI yang kelak menjadi tokoh senior PKI– organisasi SI pecah menjadi SI Putih dan SI Merah sebagai akibat pembelotan para anggotanya. Tjokroaminoto bersikap tegas dengan kebijakan larangan beranggota ganda. Melalui pengaruhnya dalam SI dan serikat-serikat buruh, ISDV mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ISDV juga disebabkan infiltrasi ke dalam tubuh SI yang dianjurkan oleh Sneevliet kepada pengikutnya untuk merangkap sebagai anggota SI. Bahkan pada tanggal 25 Desember 1919 tercapai persetujuan dengan SI yang menghasilkan pembentukan ”Persatuan Pergerakan Kaum Buruh yang meliputi 22 Serikat Buruh dengan 72.000 anggota yang sebagian besar terdiri dari buruh Central Serikat Islam (CSI) Semarang Sebelum munculnya Serikat Islam juga sudah banyak terbentuk serikat-
  • 8. 8 serikat buruh yang menjadi wadah perkumpulan dan konsolidasi kepentingan mereka. 2. Melakukan Pendekatan terhadap SI Melalui Media Massa Bagi SI, penggembosan tersebut merupakan pukulan berat. Anggotanya berkurang drastis. Namun penggembosan itu juga mendapat tantangan dari intern PKI sendiri. Ibrahim Tan Malaka (1897-1949), aktivis kemerdekaan asal Minangkabau adalah penentang penggembosan. Dia pernah belajar di Eropa sekaligus aktif dalam gerakan kemerdekaan. Kritik pada pemerintah Belanda ketika berada di Belanda menyebabkan dia berurusan dengan aparat. Proses hukum yang dijalani menaikkan martabatnya. Tan Malaka pernah dicalonkan sebagai anggota parlemen oleh Partai Komunis Belanda, tidak jelas apakah terlaksana. Pada awalnya dia terkesan oleh kemajuan teknologi di negara kapitalis Amerika Serikat dan Jerman. Tetapi sukses Revolusi Bolshevik yang membawa kaum komunis berkuasa di Rusia berakibat dia condong pada komunisme. Tetapi juga perlu diketahui, diantara sekian banyak tokoh PKI, Tan Malaka yang paling moderat. Dia tidak menerima begitu saja semua doktrin komunis. Praktek komunisme harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia, jangan dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan Malaka misalnya tidak setuju dengan faham atheis, doktrin “agama adalah candu” tidak masuk akal baginya. Tan Malaka pernah menentang pendapat Komintern (Komunis Internasional) yang menyatakan bahwa gerakan Pan Islam adalah bentuk baru imperialisme. Tan Malaka menegaskan bahwa Pan Islam juga anti imperialisme. Tan Malaka mengingatkan komunis untuk mengakui fakta bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah Muslim yang jelas memiliki potensi melawan imperialisme. Maka, yang harus dilaksanakan komunis adalah merangkul kekuatan agamis, bukan memusuhi. Jelas, bahwa
  • 9. 9 menggembosi SI dapat melemahkan perjuangan anti imperialisme. Usulannya gagal diterima. Kegagalan lainnya adalah mencegah PKI ikut perlawanan militer yang kita kenal dengan Revolusi 1926 karena dia menilai PKI masih lemah Tragisnya, ketika revolusi tersebut gagal Tan Malaka dipersalahkan oleh PKI sebagai penyebab kegagalan. Merasa tidak cocok dengan PKI dia memilih keluar dan membentuk PARI (Partai Republik Indonesia) (1927) dan pada zaman Revolusi 1945 membentuk Partai Murba. Kelak Partai Murba menjadi lawan tangguh PKI. Setelah mendapat pengikut dari penggembosan SI, PKI semakin giat menambah pengikut dan melaksanakan program. Berbagai pemogokan dan kerusuhan terjadi. PKI meraih banyak pengikut dari pegawai kereta api, mereka membentuk organisasi bawahan (onderbouw) khusus untuk pegawai kereta api. Organisasi bawahan lain juga dibentuk sesuai profesi semisal buruh perkebunan, tani dan sebagainya. Rezim kolonial menyaksikan ini dengan cemas, tindakan tegas dilaksanakan. Banyak orarng-orang komunis yang ditangkap, rapat dan demonstrasi dibubarkan serta berbagai dokumen di sita atau dimusnahkan. Namun kegiatan PKI belum berhenti dan cenderung semakin garang. Aktivis kemerdekaan lain juga terkena dampaknya. Keberanian tersebut relatif cepat mendapat simpati rakyat yang memang muak dengan rezim kolonial. Mereka kurang peduli dengan latar belakang PKI sesungguhnya, yang dibutuhkan rakyat adalah pembangkit keberanian melawan. Sesungguhnya bukan PKI yang pertama dituduh terlibat pemberontakan, SI pernah dituduh terlibat hal itu dan beberapa tokohnya sempat ditangkap. Mungkin PKI berusaha meniru SI untuk mendapat simpati sebanyak mungkin.
  • 10. 10 Di antara yang simpati adalah kelompok agamis dan inilah yang diharapkan PKI ketimbang kelompok nasionalis. Para ulama memiliki pengaruh yang tak dapat diremehkan di tengah masyarakat yang masih menempatkan agama atau perkara ruhani sebagai hal sangat penting dalam hidup dan mati. Supaya makin berbobot di tengah masyarakat bercorak demikian, sadar tidak sadar PKI menempuh cara yang diusulkan Tan Malaka, bahwa kelompok agamis memiliki potensi besar melawan kolonial sehingga perlu dirangkul. Maka, para propagandis menyebar ke berbagai pelosok mendekati para ulama. Dengan lihai mereka menjelaskan persamaan nilai- nilai agamis dengan komunis, antara lain faham sosialisnya. Para propagandis menjelaskan bahwa agamis dan komunis sama-sama memihak kaum jelata, hanya istilahnya yang berbeda. Komunis memiliki istilah proletar dan agamis memiliki istilah dhuafa. Bahkan di Banten, PKI menampilkan gaya yang aneh, fanatik dengan agama. Sikap aneh tersebut juga ditampilkan di wilayah Surakarta oleh H. Misbakh, dia menyebarkan konsep “Komunisme Islam” dan sempat menggerakkan kerusuhan. C. Berganti nama Menjadi Partai Komunis Indonesia Perkembangan ISDV berlanjut dengan pergantian nama menjadi Perserikatan Komunis Indonesia pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam pertemuan tanggal 23 Mei itu juga memilih Semaun sebagai Ketua dan Darsono sebagai Wakil Ketua. Selain Semaoen, ada 2 tokoh SI bergabung dengan PKI yang juga menonjol yaitu Alimin Prawirodirdjo (1889-1964) dan Moeso (1897-1948). Kemudian atas usul Moskow, nama Perserikatan diubah menjadi Partai. Tahun 1924 nama Perserikatan Komunis Indonesia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia. Melihat perkembangan kaum komunis yang sedemikian pesat dan dianggap membahayakan, pimpinan Serikat Islam yang bukan komunis seperti Agoes Salim dan Abdul Moeis mengusulkan diterapkannya disiplin keanggotaan rangkap untuk membendung pengaruh komunis. Pertentangan di dalam tubuh SI melahirkan perpecahan dengan dibentuknya
  • 11. 11 Serikat Islam Merah oleh kaum komunis pada tahun 1923. Selanjutnya SI Merah berubah nama menjadi Serikat Rakyat. Pada perkembangan awal, PKI telah berusaha bergerak di kalangan petani. Hal itu didasarkan kepada keputusan konferensi Kota Gede (Yogyakarta) pada bulan Desember 1923 yang menghendaki agar Serikat Rakyat dipergunakan untuk melakukan hal tersebut. Walaupun sebenarnya hal ini merupakan penegasan atas anjuran Lenin kepada Bangsa-bangsa Timur yang disampaikannya pada bulan November 1919: ”… Di hadapanmu terletak suatu tugas yang tidak pernah dihadapi oleh komunis di seluruh dunia…, kamu harus menyesuaikan dirimu dengan keadaan- keadaan istimewa yang tidak terdapat di negeri-negeri Eropa dan hendaknya dapat mengenakan teori dan praktek pada keadaan-keadaan di mana massa pokok adalah petani..” Apabila kita sedikit mengamati, PKI yang pada awalnya lebih memfokuskan gerakan dengan menggarap kaum buruh sebagai basis gerakannya justru mengalihkan fokus gerakan dengan menggarap kaum petani, terutama setelah dibentuknya Serikat Rakyat. Gerakan protes terhadap pemerintah kolonial yang dilakukan serikat-serikat buruh yang disponsorori oleh PKI dianggap lebih membahayakan oleh pemerintah kolonial dibandingkan gerakan yang digalang oleh Serikat Islam. Hal itu bukan didasarkan oleh bentuk gerakan yang mereka lakukan, tetapi karena melihat tujuan politik PKI yang lebih luas. Namun, pemimpin PKI menganggap bahwa gerakan dengan menggunakan serikat-serikat buruh sebagai kendaraan politik memiliki beberapa kelemahan terutama mengenai karakter buruh sebagai masyarakat yang dapat langsung berhubungan dengan pengaruh luar sehingga dapat membuat kegoncangan. Selain itu, alasan utama lainnya adalah perbedaan kesadaran sosial dan politik antara kaum buruh di Eropa dengan di Indonesia.Oleh karena itulah PKI lebih condong untuk mengutamakan kaum petani sebagai basis kekuatan politiknya. PKI lebih melihat petani sebagai lapisan masyarakat yang tidak langsung berhubungan dengan pengaruh dari luar, tetapi mereka mengetahuinya dari pemimpinya masing-masing.
  • 12. 12 a. PKI Cabang Banten Sejak awal berdiri ISDV tidak pernah membuka cabang di Banten, meskipun dua orang anggota eksekutifnya yakni Hasan Djajdiningrat dan J. C. Stam tinggal di sana. Awal mula kemunculan PKI di Banten, tidak dapat dilepaskan dari peran yang dimainkan oleh R. Oesadiningrat, seorang karyawan Stasiun Kereta Api Tanah Abang yang dipecat oleh otoritas kolonial yang kemudian aktif di Sarekat Buruh Kereta Api (VSTP) sebagai pengurus harian penuh. Dalam kedudukannya sebagai pengurus VSTP, Oesadiningrat kemudian menggelar rapat akbar sebanyak tiga kali yang dihadiri oleh tokoh PKI terkemuka. Pada bulan Agustus 1924, ia kembali menggelar rapat akbar di Pandeglang dengan tujuan hendak mendirikan Sarekat Rakyat. Pertumbuhan PKI di Banten terjadi begitu cepat karena pada tahun 1924 baru ada dua orang anggota PKI yang tinggal di Banten. Dalam jangka waktu dua belas bulan, anggota PKI di Banten berjumlah ribuan orang dan terus bertambah pada tahun 1926. Pertambahan anggota PKI yang begitu pesat disebabkan sejak tahun 1925, perantau dari Banten semakin banyak yang kembali ke kampong halamannya dan di antara mereka telah ada yang menjadi anggota PKI. Beberapa perantau ini berkedudukan sebagai agen propaganda untuk mendirikan cabang PKI di Banten. Salah seorang di antara mereka adalah Tubagus Alipan yang diminta oleh Darsono untuk mendirikan PKI Cabang Banten. Bersama-sama dengan Puradisastra, Tb. Alipan kemudian melakukan upaya untuk mendirikan PKI Cabang Banten. Kedua orang agen propaganda PKI ini kemudian dibantu oleh Achmad Bassaif yang fasih berbahasa Arab.Mereka bertiga kemudian menjadikan Islam sebagai senjata propagandanya. Dalam propagandanya itu, pengertian komunis ditekankan sebagai usaha menentang Belanda dan dipersamakan dengan perang sabil. Hal tersebut kemudian dipertegas oleh Alimin dan Musso yang datang ke Pandeglang sekitar tahun 1925. Di hadapan massa, kedua tokoh PKI ini menguraikan secara panjang
  • 13. 13 lebar soal-soal perjuangan bangsa menghadapi penjajahan Belanda. Dengan demikian, dalam usahanya mendapatkan dukungan dari rakyat Banten, para proganda PKI menghilangkan pengertian komunisme, tetapi kemudian lebih mengedepankan persamaan perjuangan antara Islam dan PKI. Oleh karena itu,para ulama Banten tidak menentang kehadiran PKI di Banten bahkan di antara para ulama itu kemudian ada yang menjadi pengurus PKI Cabang Banten. Selain mendapat dukungan dari para ulama, para petani di Banten pun mendukung terhadap gerakan PKI karena tertarik terhadap janji-janji PKI. PKI menjanjikan kepada para petani bahwa partainya akan membebaskan petani dari pajak kepal/perorangan (hoofdgeld).Pajak inilah yang membuat resah petani sehingga suatu saat akan meledak menjadi sebuah perlawan jika ada yang mampu menggerakkannya. PKI mampu membaca situasi itu sehingga mendapat dukungan penuh dari para petani Banten. Awalnya, aktivitas PKI dipusatkan di Kabupaten Serang. Akan tetapi, sejak bulan Maret 1926, aktivitas mereka dengan cepat menyebar sampai ke wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Aktivitas itu kemudian tidak hanya sekedar menggelar rapat politik, tetapi juga telah bergeser ke arah tindakan kriminal. Adapun K. H. Achmad Chatib ditunjuk sebagai Presiden Agama PKI Seksi Banten. Setelah rapat itu, semangat revolusioner semakin dan PKI Seksi Banten telah menyatakan kesiapannya untuk melancarkan pemberontakan. Dengan semakin meningkatnya aktivitas PKI Banten, antara bulan Juli – September 1926, pemerintah Hindia Belanda melakukan penangkapan dan penahanan terhadap beberapa pemimpin PKI Banten. Di Rangkasbitung, empat orang tokoh utama PKI, yakni Tjondroseputro, Atjim, Salihun, dan Thu Tong Hin ditahan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada akhir bulan September 1926. Penahanan ini mengakibatkan pimpinan PKI berada di bawah tangan para ulama dan jawara. Golongan inilah yang kemudian memimpin para petani melancarkan pemberontakan pada bulan November 1926. Target utama pemberontakan ini adalah kaum priyayi dan dipilih secara selektif.
  • 14. 14 Mereka yang akan dibunuh adalah kaum priyayi bukan asli Banten dan suka melakukan kekerasan kepada rakyat. Selain itu, yang menjadi sasaran adalah mereka yang telah dianggap mencemari nama baik Banten. Sementara orang Cina tidak menjadi sasaran karena ada indikasi keterlibatan secara tidak langsung dalam pemberontakan tersebut. Sebagian masyarakat Cina di Labuan dan Menes telah menjual senjata dan amunisi kepada kaum pemberontak. Selain itu, ada juga orang Cina yang telah menjadi pemimpin terkemuka PKI Banten, salah satunya adalah Tju Tong Hin yang bergabung dengan PKI Rangkasbitung. b. Perkembangan PKI di Sumatera Dalam situasi Sumatera Barat yang pehuh pertentangan, Haji Datuk Batuah membawa dan, menyebarkan paham komunis diaerah tersebut. Pada tahun 1923 ia menanamkan ajaran komunis di kalangan pelajar-pelajar dan guru-guru muda Sumatera Thawalib Padang Panjang. Sumatera Thawalib adalah suatu lembaga pendidikan yang dimiliki oleh kalangan pembaharu Islam di Sumatera Barat, dimana haji Batuah merupakan salah seorang pengajarnya. Berawal dari Sumatera Thawalib Padang Panjang, paham komunis akhirnya menyebar ke berbagai daerah Sumatera Barat dibawa oleh para lulusan sekolah tersebut ke daerah asalnya. Penyebaran ini terutama dilakukan di kalangan petani. Oleh masyarakat setempat ajaran komunis ini disebut “ilmu kominih” (Schrieke, 1960: 155). Ilmu ini menggabungkan ajaran Islam dengan ide anti penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti kapitalisme dan ajaran Marxis. Pada akhir tahun 1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin mendirikan pusat Komunikasi Islam di Padang panjang. Dalam waktu yang hampir bersamaan Datuk Batuah menerbitkan harian “Pemandangan Islam” dan dan Nazar Zaenuddin menerbitkan “Djago-Djago”. Lembaga Pusat Komunikasi Islam dan
  • 15. 15 kedua harian tersebut digunakan sebagai media penyiaran paham komunis. Pada pagi 11 Nopember 1923 Datuk Batuah dan Nazar Zaenuddin ditangkap pemerintah kolonial Belanda. Segera setelah itu pusat propaganda komunis berpindah ke Padang ( Schreike, 1960: 60). Pucuk kepemimpinan PKISumatera Barat kemudian di ambil alih oleh Sutan Said Ali. Pada waktu itu kegiatan orang-orang komunis di seluruh nusantara menunjukkan peningkatan yang pesat. Hal ini karena pada akhir tahun 1923 Darsono, seorang tokoh, komunis kembali di Hindia Belanda dari Moskow atas perintah komintern untuk mendampingi Semaun, Alimin dan Muso. Suatu hal yang menyebabkan pesatnya perkembangan komunis di Sumatera Barat adalah dileburnya Sarekat Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI. Sarekat Rakyat ini semula bernama Sarekat Islam Merah, suatu organisasi pecahan Sarekat Islam yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di Sumetera Barat mempunyai anggota yang cukup banyak (Kahin, 1952: 70). Dengan dileburnya Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti PKI Sumatera Barat meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924 semua anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya berjumlah 158 Orang, maka pada tanggal 31 Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga bulan kemudian menjadi 884 orang. Daerah- daearah yang tercatat sebagai basisPKI adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah, padang dan Silungkang. Mulai tahun 1925 tampaknya PKI telah jatuh ke tangan orang- orang yang berdarah panas. PKI mulai menghubungkan diri dengan orang-orang yang dipandang rendeh dalam masyarakat dan kumpulan teroris yang selalu dijumpai di pinggiran masyarakat Indonesia waktu itu (Arnold C. Bracham, 1970 : 22). Sementara itu Hoskow memproses arah yang ditempuh oleh PKI, tetapi tidak berhasil (Ruth T.McVey,1965 : 158). Bahkan pada bulan
  • 16. 16 Juni 1925, Alimin secara terbuka menganjurkan suatu revolusi. Semenjak itu rupanya pengawasan partai berada di tangan komunis sayap kiri. Sejalan dengan itu, pada bulan Desember 1925 di prambanan, Yogyakarta diadakan pertemuan partai yang dipimpin oleh Alimin. Pretemuan ini dihadiri oleh tokoh- tokoh PKI, diantaranya Budi Sucipto, Aliarcham, Sugono, Surat Hardjo, Martojo, jatim, Sukirno, Suwarno, Kusno dan lain-lainnya. Sedang Said Ali, pemimpin PKI cabang Sumatera Barat pada pertemuan ini hadir mewakili seluruh Sumatera ( H. J. Benda, dan Ruth T.MaVey, 1960: 115) Adapun hasil pokok dari pertemuan ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir PKI. Adapun hasil pokok dari pertemuan ini adalah bahwa PKI akan mengadakan pemberontakan pada bulan Juli 1926, dengan terlebih dulu diawali dengan aksi-aksi pemogokan yang akan diorganisir PKI. Sehubungan dengan keputusan Prambanan tersebut pemimpin- pemimpin PKI Sumatera Barat menempuh langkah-langkah guna mempersiapkan pemberontakan, yang meliputi : a) Sejalan dangan Surat Edaran Komite Pusat PKI No.221 maka PKI cabang Sumatera Barat berusaha mengumpulkan senjata. Surat Edaran tersebut berisi perintah kepada cabang Padang supaya mengumpulkan uang derma yang dimaksudkan untuk membeli persenjataan yang akan digunakan untuk melakukan aksi pemberontakan. b) Mengadakan aksi-aksi ilegal. Ini terutama dilakukan dalam bentuk membangun sel- sel PKI di derah-daerah pertanian dalam rangka memperkuat semangat perlawanan. Dalam perkembangannya, organisasi- organisasi ilegal ini mempunyai pengaruh cukup basar di Sumatera Barat, terutama Sarekat Jin yang bergerak di Padang dan Pariaman (Ruth T.Mc Vey, 1965: 194 ).
  • 17. 17 c) Memperkuat propaganda di kalangan buruh-buruh tani yang bekerja di perkebunan-perkebunan. D. Dampak bagi Indonesia Negative 1. Banyak pahlawan kita banyak yang gugur. 2. Hubungan diplomatik dengan negara komunis menjadi renggang. 3. Terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara Indonesia. Positifnya 1. Kita dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar. 2. Kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa kita. 3. Dengan adanya G30S PKI kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat.
  • 18. 18 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Awal mula berdirinya PKI memiliki tujuan yang baik bagi perkembangan Indonesia dalam bentuk organisasi. Partai Komunis Indonesia didirikan tidak langsung menggunakan nama tersebut. Oleh karena sebelum tahun 1966 PKI memiliki banyak pendukung. PKI mampu menyebar keseluruh tanah air dan diterima oleh masyarakat. Konflik mulai timbul antara kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan sistem kaptialis. 3.2. Saran 1. Rakyat Indonesia agar tidak mudah terpengaruh dengan ideologi yang mengancam kesattuan Indonesia seperti komunis. 2. Harus menjunjung tinggi persatuan sesuai dengan pengamalan Pancasila
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Drs. C.T.R.Kansil,SH. 1992. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta :Erlangga http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/ http://soeharto.co/mengungkap-fakta-g-30-spki