2. 2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia denganjalan
kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari
dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa
pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan
Linggarjati dan perjanjian Renville. Pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa meloloskan resolusi yang mengecam serangan
militer Belanda terhadap tentara Republik di Indonesia dan menuntut
dipulihkannya pemerintah Republik. Diserukan pula kelanjutan perundingan
untuk menemukan penyelesaian damai antara dua pihak.
Menyusul Perjanjian Roem-Royen pada 6 Juli, yang secara efektif
ditetapkan oleh resolusi Dewan Keamanan, Mohammad Roem mengatakan
bahwa Republik Indonesia, yang para pemimpinnya masih diasingkan di Bangka,
bersedia ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar untuk mempercepat
penyerahan kedaulatan.
Pemerintah Indonesia, yang telah diasingkan selama enam bulan, kembali
ke ibukota sementara di Yogyakarta pada 6 Juli 1949. Demi memastikan
kesamaan posisi perunndingan antara delegasi Republik dan federal, dalam paruh
kedua Juli 1949 dan sejak 31 Juli–2 Agustus, Konferensi Inter-Indonesia
diselenggarakan di Yogyakarta antara semua otoritas bagian dariRepublik
Indonesia Serikat yang akan dibentuk. Para partisipan setuju mengenai prinsip dan
kerangka dasar untuk konstitusinya.
Menyusul diskusi pendahuluan yang disponsori oleh Komisi PBB untuk
Indonesia di Jakarta, ditetapkan bahwa Konferensi Meja Bundar akan digelar
di Den Haag.
3. 3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terjadinya Konferensi Meja Bundar ?
2. Siapa saja yang menghadiri Konferensi Meja Bundar ?
3. Bagaimana hasil dari Konferensi Meja Bundar ?
4. Bagaimana terjadinya pengakuan kedaulatan pemerintah Belanda kepada
Indonesia?
5. Apa dampak dari KMB?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Konferensi Meja Bundar.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang hadir di Konferensi Meja Bundar.
3. Untuk mengetahui hasil Konferensi Meja Bundar.
4. Untuk mengetahui terjadinya kedaulatan Belanda ke Indonesia.
5. Untuk mengetahui dampak dari Konferensi Meja Bundar.
1.4 Manfaat
Untuk mengakhiri perselisihan Indonesia — Belanda dengan jalan
melaksanakan perjanjian-perjanjian yang telah diadakan antara Republik
Indonesia dengan Belanda, terutama mengenai pembentukan Negara Serikat.
4. 4
BAB II
ISI
A. Sejarah Konferensi Meja Bundar
Setelah Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam
konferensi Inter-Indonesia, kini Indonesia secara keseluruhan telah siap
menghadapi Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag,
Belanda dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Sementara itu pada
bulan Agustus 1949, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi di satu pihak
dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda dipihak lain, mengumumkan pemberhentian
tembak-menembak. Perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 Agustus 1949
untuk wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera.
Sementara pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia
menyusun delegasi untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar yang terdiri dari
Drs Moh.Hatta (Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr.
Ali Sastroamidjoyo, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr.
Abdul Karim Pringgodigdo. Kolonel T. B. Simatupang dan Mr. Muwardi.
Konferensi Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23
Agustus sampai dengan tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin
Drs. Moh Hatta, BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan
delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB dipimpin oleh
Crittchlay.
B. Peserta yang menghadiri KMB
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda,
dan perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda.
Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
5. 5
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
C. Hasil Konferensi Meja Bundar
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari
konferensi tersebut. Berikut merupakan hasil KMB :
a) Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b) Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember
1949.
c) Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d) Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e) Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f) Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan
bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan
TNI.
D. Pengakuan Kedaulatan
Setelah terbentuknya Negara federal dengan nama Republik Indonesia
Serikat, Maka ngara siap menerima penyerahan kedaulatan dari pemerintah
belanda. Pada tanggal 23 desember 1949 , degelari Indonesia (RIS) yang diketuai
Drs. Moh Hatta berangkat ke Nedherland. Pada tanggal 27 Desember 1949 di
Indonesia dan Negeri Belanda diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari
Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS.
Upacara di Negeri Belanda dilaksanakan serta ditandatangani oleh Ratu
Yuliana dari pihak Belanda dan Drs.MohHatta dari Indonesia. Begitu juga di
Indonesia diadakan pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia.Pihak
Belanda diwakili oleh Mr.Lovink(Wakil Tinggi Pemerintah Belanda) dan dari
6. 6
pihak Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas
Indonesia dan brdirilah negara Republik Indonesia Serikat.Sehari setelah
pengakuan kedaulatan ,ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke
Jakarta.Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda, Merah-
Putih-Biru dan dilanjutkan pengibarab bendera Indonesia, Merah-Putih
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konferensi meja bundar
antara Moh. Hatta, Moh. Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda
memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara RIS / Republik
Indonesia Serikat. Pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi
Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet
Republik Indonesia Serikat. Negara republik indonesia serikat memiliki total 16
negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan tanggal 27 desember 1949.
Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat
Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.
E. Dampak Konferensi meja bundar
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup
menggembirakan bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB
berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia.
Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a) Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b) Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat
dimulai.
c) Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d) Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu
belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia
masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan
bagian dari NKRI.
7. 7
BAB III
Penutup
2.1 Kesimpulan
Konferensi Meja Bundar merupakan sebuah pertemuan pada tanggal 23
Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag yang merupakan tindak lanjut dari
perundingan Roem-rojen yang secara eksplisit hasilnya menandakan bahwa
Belanda mulai mengakui kedaulatan Indonesia. Sidang KMB ini antara lain
membahas mengenai pembentukan panitia pusat yang anggotanya dari pihak
Indonesia terdiri dari Mohammad Hatta, Moh Roem, A.K Pringgodigdo, Sultan
Hamid II, Ide Anak Agung, dan Soeparmo sementara dari pihak Belanda sendiri
anggotanya ialah Van Maarseven, D.U Stikker, Van Rojen dan Van der Vlak.
Di dalam konferensi ini juga banyak terjadi perdebatan, terutama yang
menyangkut masalah Irian Barat sebab pihak Belanda keberatan untuk
menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat. Hasil nyata dari
adanya konferensi ini ialah adanya penyerahan kedaulatan dari Belanda ke
Indonesia yang secara resmi diserahkan oleh Ratu Juliana pada tanggal 27
Desember 1949. Hasil ini cukup memuaskan bagi pihak Indonesia meskipun di
sisi lain perihal Irian Barat masih terombang-ambing karena keputusan mengenai
Irian Barat akan diputuskan maksimal setahun dari perundingan tersebut dengan
pengertian bahwa dalam jangka setahun dari penyerahan kedaulatan, soal-soal
mengenai Irian Barat akan ditentukan dengan jalan perundingan antara RIS dan
Belanda.
2.2 Saran
Bahasan mengenai Konferensi Meja Mundar ini seharusnya bisa membuat
kita lebih tersadar akan betapa pentingnya perjuangan yang dilakukan oleh para
pahlawan kita dalam mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.
Seharusnya ini bisa menjadikan suatu refleksi bagi kita semua bahwa tidak ada
perjuangan yang sia-sia baik perjuangan fisik maupun diplomasi semua usaha
yang dilakukan mendatangkan hasil positif yakni bagi kemerdekaan Indonesia.
8. 8
DAFTAR PUSTAKA
Siddiq, Hofifah Zaetun. 2015. Konferensi Meja Bundar. Cirebon, Indonesia :
hozasi.blogspot.com
Wikipedia. 2015. Konferensi Meja Bundar. Indonesia : http://id.wikipedia.org
Semdel, Arin Ariane. 2014. Konferensi Meja Bundar. Indonesia :
arianesemdel.wordpress.com