2. Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Abad XX
01
02
03
04
Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antardaerah.
05
Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja.
Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani.
Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi persenjataan.
Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya.
4. Faktor Pendorong Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional
Faktor Internal
• Lahirnya golongan pelajar akibat
dilaksanakannya politik etis.
• Kemajuan di bidang transportasi
dan komunikasi yang telah
mendorong bangsa Indonesia untuk
saling memberi kabar berita.
• Perasaan senasib sependeritaan
sebagai bangsa yang dijajah.
• Kenangan kejayaan masa lalu
bangsa Indonesia.
Faktor Eksternal
• Kemenangan Jepang atas Rusia
dalam Perang Rusia-Jepang tahun
1905.
• Munculnya pergerakan nasional di
negara-negara Asia lainnya, seperti
di Tiongkok, India, dan Turki.
• Pengaruh paham-paham baru,
seperti nasionalisme, sosialisme,
liberalisme, dan demokrasi.
6. Masa Awal Pergerakan Nasional
Didirikan pada 20 Mei 1908
Tokohnya: dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
Organisasi Budi Utomo tidak bersifat politis. Keanggotaannya terbatas pada penduduk Jawa dan
Madura.
Mengalami kemunduran yang disebabkan faktor-faktor berikut.
1. Keanggotaan Budi Utomo hanya terbatas pada penduduk Jawa dan Madura saja.
2. Munculnya organisasi Serikat Islam yang tidak membatasi keanggotaannya.
Budi Utomo
7. Masa Awal Pergerakan Nasional
Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912 oleh K.H.
Ahmad Dahlan.
Tujuannya:
a. memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan
agama Islam;
b. mengembangkan pengetahuan agama dan cara hidup
sesuai agama Islam.
Su
m
be
r:
do
ku
m
en
pe
ne
rb
it
K. H. Ahmad Dahlan
8. Masa Awal Pergerakan Nasional
Muhammadiyah
Aktivitas yang dilakukan Muhammadiyah dalam mencapai
tujuannya adalah:
▪ mendirikan sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam;
▪ mendirikan panti asuhan, poliklinik, rumah sakit, dan
masjid;
▪ mengadakan kegiatan keagamaan dalam masyarakat.
Organisasi Muhammadiyah bersifat nonpolitis dan kooperatif.
Su
m
be
r:
do
ku
m
en
pe
ne
rb
it
K. H. Ahmad Dahlan
9. Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam
Su
m
be
r:
do
ku
m
en
pe
ne
rb
it
H. O. S. Cokroaminoto
Didirikan oleh K.H. Samanhudi 1911 dengan nama Sarekat Dagang
Islam.
Tujuan Serikat Dagang Islam adalah menjadi wadah para pedagang
muslim menghadapi persaingan dengan pedagang asing.
Pada 10 September 1912, Serikat Dagang Islam berganti menjadi
Serikat Islam dengan ketuanya H.O.S. Cokroaminoto dengan tujuan
sebagai berikut.
a. Membantu perdagangan.
b. Membantu anggotanya yang kesulitan dalam permodalan.
c. Memajukan kepentingan jasmani dan rohani pedagang pribumi.
d. Memajukan kehidupan agama Islam.
10. Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam
Sumber:
wikimedia.org
Potret bersama rapat Sarekat Islam (SI) di Kaliwungu, Jawa
Tengah, pada 25 September 1921. Hadir para anggota dari
Kaliwungu, Peterongan, dan Mlaten, serta anggota Asosiasi
Staf Kereta Api dan Trem (VSTP) Semarang.
Pada 1916, dalam kongres SI nasional, SI ikut
serta sebagai partai politik dengan memilih
bekerja sama dengan pemerintah kolonial
Belanda.
Perkembangan SI yang pesat dari segi
keanggotaan dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh
ISDV (Indische Sociaal Democratische
Vereeniging) yang berhaluan komunis.
Keanggotaan SI terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok SI Putih (nasionalis
religius) dan SI Merah (sosialis).
11. Masa Awal Pergerakan Nasional
Serikat Islam
Cokroaminoto menegakkan disiplin partai dengan mengeluarkan semua anggota ISDV dalam
organisasi SI dikeluarkan.
Pada Februari 1923, SI mengubah namanya menjadi Partai Serikat Islam Indonesia.
Pada 1926, PSI juga memutuskan untuk bersikap nonkooperatif terhadap pemerintah kolonial
Belanda.
Pada tahun 1929, PSI berganti nama menjadi Partai Serikat Islam Indonesia
Perpecahan di dalam organisasi menjadi salah satu penyebabnya kemunduran PSII.
12. Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij
Sumber:
wikimedia.org
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada 25
Desember 1912.
Tokohnya: Tiga Serangkai: Ki Hajar Dewantara, dr.
Cipto Mangunkusumo, dan E.F.E. Douwes Dekker.
Organisasi pertama yang secara tegas
menyampaikan tujuannya mencapai kemerdekaan
Indonesia.
Cipto Mangunkusumo
13. Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij
Semboyan-semboyannya:
“Indie voor Indiers” (Hindia/Indonesia untuk
orang Hindia),
“Indische los van Holland” (Hindia bebas dari
Belanda), dan
“Indische Nationalism” (nasionalisme Hindia).
Sumber:
dokumen
penerbit
Ki Hajar Dewantara
14. Periode Nasionalisme Politik
Indische Partij
Sumber:
wikimedia.org
Pada 1913, ketiga tokoh IP ditangkap
dan dibuang ke Negeri Belanda dan IP
sendiri dinyatakan sebagai organisasi
terlarang.
Organisasi IP sempat berganti nama
menjadi Insulinde dan pada 1919,
kembali berganti nama menjadi
National Indische Partij.
Para pemimpin Indische Partij (duduk dari kiri ke kanan): dr. Cipto
Mangunkusumo, Dr. E.F.E. Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara);
15. Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Pemuda
Sumber:
wikimedia.org
Bermunculan organisasi pemuda yang
masih menunjukkan sifat kedaerahannya.
Organisasi pemuda yang pertama kali
muncul adalah Tri Koro Darmo yang
didirikan R. Satiman Wiryosanjoyo pada
1915.
Para pendiri Jong Java.
16. Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Pemuda
Sumber:
dokumen
penebit
Selanjutnya berganti nama menjadi
Jong Java. Selain Jong Java, organisasi
pemuda lainnya adalah Jong
Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong
Minahasa, Jong Celebes.
Pada Kongres Pemuda II (27--28
Oktober 1928) di menghasilkan Sumpah
Pemuda.
Diorama diperdengarkannya lagu Indonesia Raya oleh Wage
Rudalf Supratman yang dimainkan dengan biola tunggal.
17. Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Perempuan
Sumber:
dokumen
penebit
Gerakan wanita dimulai sejak masa R.A. Kartini
(1879--1904) memperjuangkan emansipasi
wanita melalui surat-surat R.A. Kartini
kemudian diterbitkan oleh J. H. Abendanon
dalam buku Door Duisrtenis tot Lich (Habis
Gelap Terbitlah Terang).
Selain Kartini, ada Dewi Sartika (1884--1947)
yang membentuk Sakola Istri di Bandung.
Dewi Sartika .
18. Periode Nasionalisme Politik
Gerakan Perempuan
Sumber: wikimedia.org
Pada 25--28 Desember 1928, diadakan Kongres
Perempuan Indonesia I di Yogyakarta yang
hasilnya membentuk Perserikatan Perempuan
Indonesia (PPI) yang kemudian berganti menjadi
Perhimpunan Istri Indonesia (PII) dan Isteri Sedar.
Pada tanggal 28--31 Desember 1929, diadakan
Kongres Perempuan Indonesia II di Batavia. Hasil
kongres perempuan ini memutuskan bahwa
organisasi perempuan akan turut serta berjuang
memperbaiki nasib dan derajat perempuan
Indonesia.
Kongres Perempuan Indonesia di Jakarta Tahun 1950.
19. Periode Radikal
01
02
03
04
Pengaruh Revolusi Rusia 1917.
05
Munculnya pernyataan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang 14 pasal
penyelesaian Perang Dunia I.
Tidak terwujudnya Janji November (November Belofte) yang pernah diucapkan Gubernur
Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum (1916–1921).
Adanya perubahan dalam peraturan Regering Reglement Pasal 11 pada 1 September 1919.
Penggunaan kata “Indonesia” yang menjadi identitas kebangsaan.
20. Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia
Sumber: wikimedia.org
Pada awalnya, Perhimpunan Indonesia
bernama Indische Vereeniging.
Didirikan di Negeri Belanda pada 1908 dan
bertujuan memperjuangkan kepentingan
orang Indonesia yang ada di Negeri
Belanda.
Pada 1922 menggunakan nama
Indonesiche Vereeniging untuk
memperkuat kebangsaannya dan terjun ke
politik. Para anggota Perhimpunan Indonesia
21. Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia
Sumber:
dokumen
penerbit
Pada 1925, Indonesiche Vereeniging mengganti
kembali namanya menjadi Perhimpunan Indonesia
dengan Drs. Moh. Hatta sebagai ketuanya.
Kegiatan Perhimpunan Indonesia diisi dengan upaya
propaganda melalui majalah Hindia Poetra
(kemudian menjadi Indonesia Merdeka pada 1924).
Mohammad Hatta
22. Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia
Sumber:
dokumen
penerbit
Didirikan pada 1927 oleh Ir. Sukarno.
Memiliki asas:
▪ self help (menolong diri sendiri),
▪ nonkooperatif (tidak mau bekerja sama dengan
Belanda), dan
▪ marhaenisme (menghapus kemiskinan).
Kegiatan PNI:
▪ Menyelenggarakan kursus, pendidikan, dan
sekolah-sekolah.
▪ Menerbitkan surat kabar Persatoean Indonesia
(Batavia) dan Benteng Priangan (Bandung).
▪ Mengadakan rapat-rapat umum.
Sukarno
23. Periode Nasionalisme Politik
Perhimpunan Indonesia
Sumber:
gahetna.nl
Pada tahun 1929, pemerintah kolonial
Belanda menangkap para pimpinan PNI,
termasuk Ir. Sukarno.
Pada saat diadili, Ir. Sukarno
membacakan pidato pembelaannya
yang sangat terkenal berjudul Indonesia
Menggugat.
Pidato pembelaannya ditolak dan Ir.
Sukarno tetap ditahan selama empat
tahun di Penjara Sukamiskin, Bandung.
24. Periode Nasionalisme Politik
Partai Komunis Indonesia
Didirikan pada 23 Mei 1923.
Awalnya bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging yang didirikan tahun 1914.
Pada 1920 berubah nama menjadi Perserikatan Komunis Hindia dan akhirnya menjadi Partai
Komunis Indonesia.
Tokoh-tokoh PKI adalah Alimin dan Muso.
PKI termasuk organisasi politik yang radikal. Gerakan radikalnya ditunjukkan dengan melakukan
aksi pemogokan kaum buruh, aksi pemberontakan di Pulau Jawa (1926) dan pemberontakan di
Pulau Sumatra (1927).
Oleh karena aksinya tersebut, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah kolonial
Belanda.
25. Periode Bertahan
Perjuangan dalam Volksraad
Fraksi Nasional
Fraksi yang didirikan oleh Mohammad Husni Thamrin (1894—1941) pada 27 Januari 1930 untuk
mencapai tujuan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Petisi Sutarjo
Dicetuskan oleh Sutarjo Kartohadikusumo (1892—1976 dengan tujuan menyusun suatu rencana
pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang berdiri sendiri dalam batas Pasal 1 UUD
Kerajaan Belanda.
Mosi Thamrin
Dikeluarkan M. H. Thamrin agar pemerintah kolonial Belanda mengganti istilah-istilah yang
dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat itu.