SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PRAKTEK PENGUKURAN
BESARAN LISTRIK
HAKSA FADILMAN SINAMBELA, M.T
NIP: 198711242020121003
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
 Measurement the process of assigning numbers or labels to objects, events, or
people, according to a particular set of rules (Kerlinger, 1986)
 Pengukuran adalah proses atau prosedur untuk mengkuantifikasikan atribut dalam
sebuah kontinum
 Pengukuran adalah pembandingan antara objek ukur dengan alat ukurnya
Instrumen untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel.
Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan
dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian yang telah direncanakan
Pengukuran dapat dibedakan atas
 Pengukuran besaran listrik, seperti arus (amper), tegangan (Volt), daya (Watt), dll.
 Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan, waktu,
velocity, dll.
 HAL2 YANG PENTING DIPERHATIKAN PADA PENGUKURAN LISTRIK :
 Cara pengukuran,  harus benar.
 Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara. Pilih cara yg paling ekonomis
 Alat ukur,  harus dalam keadaan baik :
 Secara periodik harus dicek (kalibrasi). Penyimpanan, transportasi alat
 harus diperhatikan
 Operator (Orang),  harus teliti
 Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika diperlukan
laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapat perhatian
 Untuk catatan digunakan buku tersendiri (gunakan FORMULIR tertentu)
Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu
hasil pengukuran terhadap hasil sebenarnya; sedang
ketepatan (presisi) menyatakan tingkat kesamaan di dalam
sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
 Sensitivitas (sensitivity)
Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap perubahan
variabel masukan yang diukur.
 Resolusi (resolution)
Perubahan terkecil pada nilai yang diukur dari respon suatu instrumen. Jika
masukan naik perlahan dari suatu harga (bukan nol) , sampai
kenaikan tersebut memberikan perubahan numerik pada keluaran yang
dibaca maka nilai inilah yang disebut resolusi
Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala seragam yang
terbagi atas 100 bagian dan berskala penuh sama dengan
200 V. Satu perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur
sama dengan 1/100 atau 2 V.
Kesalahan (Error)
Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada alat ukur dengan
nilai sebenarnya .
Rumusan error dapat ditulis :
E = I – T atau dalam %
dimana : E = Kesalahan
I = Nilai pembacaan
T = Nilai sebenarnya
E=
I−T
T
x100
Besaran dan Simbol Kelistrikan
Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari banyaknya
angka-angka yang berarti (significant figures). Angka –angka yang berarti
tesebut memberikan informasi yang aktual (nyata) mengenai kebesaran
dan ketepatan pengukuran
contoh, sebuah tahanan dinyatakan sebesar 68 Ω, berarti bahwa tahanan tersebut
akan lebih mendekati 68 Ω daripada 67 atau 69 Ω. Selanjutnya jika disebutkan
nilai tahanan adalah 68,0 Ω, berarti nilai tahanan tersebut lebih mendekati 68.0
Ω dari pada 67.9 Ω atau 68.1 Ω.
68 = 2 angka penting
68,0 = 3 angka penting
 jika sebuah voltmeter dibaca 117,1 Volt, maka ini menunjukkan bahwa penaksiran
yang paling baik menurut pengamat lebih mendekati ke 117,1 volt daripada 117,0
volt atau 117,2 volt
 Dengan rangkuman kesalahan yang mungkin (range of possible error) ini tegangan
dapat dituliskan menjadi 117,1 ± 0,05 volt; yang menunjukkan bahwa nilai tegangan
terletak antara 117,05 volt dan 117,15 volt.
Contoh1 : Satu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantungan dilakukkan oleh
empat pengamat yang menghasilkan : 117,02 volt; 117,11 volt; 117,08 volt; dan 117,03 volt.
Tentukan (a) tegangan rata-rata , (b) rangkuman kesalahan;
Penyelesaian:
(a)
(b) Rangkuman =Emaksimum-Erata-rata = 117,11 – 117,06 = 0.05 V
Tetapi juga Erata-rata-Eminimum =117,06 – 117,02 = 0.04 V
Maka rangkuman kesalahan rata-rata menjadi:
Contoh 2.
Untuk menetukan penurunan tegangan, arus sebedar 3,18 A dialirkan melalui sebuah
tahanan 35,68 Ω. Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut sampai angka-
angka berarti yang memenuhi.
Penyelesaian : E=I R= (3,18) x (35,68) = 113.4624 = 113 V
Karena didalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti (yaitu 3,18), maka
jawaban hanya dapat dituliskan maksimal dalam tiga angka yang berarti.
Jika angka dalam posisi pertama yang akan dihilangkan sama atau lebih besar
dari lima, maka angka sebelumnya ditambah satu. Dengan demikian, untuk
ketepatan tiga angka, 113, 46 dibulatkan menjadi 13; dan 113,74 menjadi 114
 Kesalahan-kesalahan umum (kecerobohan, gross –errors)
 Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors):
 Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors)
kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia,
 kesaIahan pembacaan alat ukur
 penyetelan yang tidak tepat
 pemakaian instrumen yang tidak sesuai.
disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen
sendiri seperti kerusakan,
Dapat di kelompokkan menjadi :instrumental error dan
enviromental error
 Instrumental errors
Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur (usia alat ukur, gesekan
pada tumpuan alat penunjuk, suhu, peneraan).
 Enviromental errors
Penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh
medan magnet dan medan listrik, suhu, kelembaban serta tahanan
bocor.
diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab
perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
Kesalahan seperti ini tidak diketahui penyebabnya dan tetap selalu terjadi meskipun
telah diantisipasi semua sumber kesalahan.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to PERTEMUAN 1.pptx

05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65
05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p6505 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65
05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65eko279
 
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrikEko Supriyadi
 
Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1Yuwan Kilmi
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxAzharBaiquni2
 
F101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuranF101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukurandeky94
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikfaqih12
 
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang uploadInstrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang uploadkemenag
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxKranaSanz1
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxHjMuliati
 
1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektorFarhan Bahri
 
Elektro Cardyograph_II.ppt
Elektro Cardyograph_II.pptElektro Cardyograph_II.ppt
Elektro Cardyograph_II.pptJamalLudinSahar
 
02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuranNita Maulina
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 

Similar to PERTEMUAN 1.pptx (20)

05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65
05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p6505 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65
05 bab 08_alat_ukur_dan_pengukuran_listrik.p65
 
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik
05 bab 08 alat ukur dan pengukuran listrik
 
Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1
 
Modul 1.pptx
Modul 1.pptxModul 1.pptx
Modul 1.pptx
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
METODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptxMETODA PENGUKURAN.pptx
METODA PENGUKURAN.pptx
 
F101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuranF101 fisika pengukuran
F101 fisika pengukuran
 
Alat elektrik
Alat elektrikAlat elektrik
Alat elektrik
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
1
11
1
 
Avo meter-word1
Avo meter-word1Avo meter-word1
Avo meter-word1
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrik
 
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang uploadInstrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
Instrumentasi dan pengukuran kalor dan gelombang upload
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
 
1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor
 
Elektro Cardyograph_II.ppt
Elektro Cardyograph_II.pptElektro Cardyograph_II.ppt
Elektro Cardyograph_II.ppt
 
Penguat transistor
Penguat transistorPenguat transistor
Penguat transistor
 
02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran02 sistem-pengukuran
02 sistem-pengukuran
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

PERTEMUAN 1.pptx

  • 1. PRAKTEK PENGUKURAN BESARAN LISTRIK HAKSA FADILMAN SINAMBELA, M.T NIP: 198711242020121003 POLITEKNIK NEGERI MEDAN
  • 2.  Measurement the process of assigning numbers or labels to objects, events, or people, according to a particular set of rules (Kerlinger, 1986)  Pengukuran adalah proses atau prosedur untuk mengkuantifikasikan atribut dalam sebuah kontinum  Pengukuran adalah pembandingan antara objek ukur dengan alat ukurnya
  • 3. Instrumen untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel. Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian yang telah direncanakan
  • 4. Pengukuran dapat dibedakan atas  Pengukuran besaran listrik, seperti arus (amper), tegangan (Volt), daya (Watt), dll.  Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan, waktu, velocity, dll.  HAL2 YANG PENTING DIPERHATIKAN PADA PENGUKURAN LISTRIK :  Cara pengukuran,  harus benar.  Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara. Pilih cara yg paling ekonomis  Alat ukur,  harus dalam keadaan baik :  Secara periodik harus dicek (kalibrasi). Penyimpanan, transportasi alat  harus diperhatikan  Operator (Orang),  harus teliti  Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan. Jika diperlukan laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapat perhatian  Untuk catatan digunakan buku tersendiri (gunakan FORMULIR tertentu)
  • 5. Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap hasil sebenarnya; sedang ketepatan (presisi) menyatakan tingkat kesamaan di dalam sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
  • 6.  Sensitivitas (sensitivity) Perbandingan antara sinyal keluaran/respon instrumen terhadap perubahan variabel masukan yang diukur.  Resolusi (resolution) Perubahan terkecil pada nilai yang diukur dari respon suatu instrumen. Jika masukan naik perlahan dari suatu harga (bukan nol) , sampai kenaikan tersebut memberikan perubahan numerik pada keluaran yang dibaca maka nilai inilah yang disebut resolusi
  • 7. Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala seragam yang terbagi atas 100 bagian dan berskala penuh sama dengan 200 V. Satu perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur sama dengan 1/100 atau 2 V.
  • 8. Kesalahan (Error) Kesalahan ialah selisih antara nilai pembacaan pada alat ukur dengan nilai sebenarnya . Rumusan error dapat ditulis : E = I – T atau dalam % dimana : E = Kesalahan I = Nilai pembacaan T = Nilai sebenarnya E= I−T T x100
  • 9. Besaran dan Simbol Kelistrikan
  • 10. Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari banyaknya angka-angka yang berarti (significant figures). Angka –angka yang berarti tesebut memberikan informasi yang aktual (nyata) mengenai kebesaran dan ketepatan pengukuran
  • 11. contoh, sebuah tahanan dinyatakan sebesar 68 Ω, berarti bahwa tahanan tersebut akan lebih mendekati 68 Ω daripada 67 atau 69 Ω. Selanjutnya jika disebutkan nilai tahanan adalah 68,0 Ω, berarti nilai tahanan tersebut lebih mendekati 68.0 Ω dari pada 67.9 Ω atau 68.1 Ω. 68 = 2 angka penting 68,0 = 3 angka penting
  • 12.  jika sebuah voltmeter dibaca 117,1 Volt, maka ini menunjukkan bahwa penaksiran yang paling baik menurut pengamat lebih mendekati ke 117,1 volt daripada 117,0 volt atau 117,2 volt  Dengan rangkuman kesalahan yang mungkin (range of possible error) ini tegangan dapat dituliskan menjadi 117,1 ± 0,05 volt; yang menunjukkan bahwa nilai tegangan terletak antara 117,05 volt dan 117,15 volt.
  • 13. Contoh1 : Satu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantungan dilakukkan oleh empat pengamat yang menghasilkan : 117,02 volt; 117,11 volt; 117,08 volt; dan 117,03 volt. Tentukan (a) tegangan rata-rata , (b) rangkuman kesalahan; Penyelesaian: (a) (b) Rangkuman =Emaksimum-Erata-rata = 117,11 – 117,06 = 0.05 V Tetapi juga Erata-rata-Eminimum =117,06 – 117,02 = 0.04 V Maka rangkuman kesalahan rata-rata menjadi:
  • 14. Contoh 2. Untuk menetukan penurunan tegangan, arus sebedar 3,18 A dialirkan melalui sebuah tahanan 35,68 Ω. Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut sampai angka- angka berarti yang memenuhi. Penyelesaian : E=I R= (3,18) x (35,68) = 113.4624 = 113 V Karena didalam perkalian tersebut terdapat tiga angka yang berarti (yaitu 3,18), maka jawaban hanya dapat dituliskan maksimal dalam tiga angka yang berarti.
  • 15. Jika angka dalam posisi pertama yang akan dihilangkan sama atau lebih besar dari lima, maka angka sebelumnya ditambah satu. Dengan demikian, untuk ketepatan tiga angka, 113, 46 dibulatkan menjadi 13; dan 113,74 menjadi 114
  • 16.  Kesalahan-kesalahan umum (kecerobohan, gross –errors)  Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors):  Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors)
  • 17. kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia,  kesaIahan pembacaan alat ukur  penyetelan yang tidak tepat  pemakaian instrumen yang tidak sesuai.
  • 18. disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri seperti kerusakan, Dapat di kelompokkan menjadi :instrumental error dan enviromental error
  • 19.  Instrumental errors Penyebabnya adalah struktur mekanis alat ukur (usia alat ukur, gesekan pada tumpuan alat penunjuk, suhu, peneraan).  Enviromental errors Penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh medan magnet dan medan listrik, suhu, kelembaban serta tahanan bocor.
  • 20. diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak. Kesalahan seperti ini tidak diketahui penyebabnya dan tetap selalu terjadi meskipun telah diantisipasi semua sumber kesalahan.