SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PENDAHULUAN 
FISIKA ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI DAN 
MENYELIDIKI TENTANG KOMPONENKOMPONEN MATERI 
DANINTERAKSI ANTAR KOMPONEN TERSEBUT. 
CONTOH : -BAGAIMANA ENERGI MEMPENGARUHI SUATU 
MATERI. 
-BAGAIMANA MENGUBAH BENTUK SAUTU ENERGI KE 
BENTUK YANG LAIN. 
-DLL. 
UNTUK DAPAT MEMECAHKAN MASALAH MASALAH TERSEBUT, 
MAKA DIBUTUHKAN SUATU SISTEM STANDART YANG DAPAT DI 
TERIMA OLEH BERBAGAI KALANGAN YANG MEMPELAJARI DAN 
MENGEMBANGKAN ILMU FISIKA.
PENDAHULUAN 
MAKA UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN MASALAH-MASALAH 
DALAM FISIKA DIBUTUHKAN SUATU PENGUKURAN YANG 
TELAH DIPAKAI OLEH PARA AHLI SAMPAI SEKARANG INI 
YANG KITA SEBUT DENGAN BESARAN DAN SATUAN. SETELAH 
KITA DAPAT MENGETAHUI TENTANG BESARAN DAN SATUAN 
KITA DAPAT MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH TADI, 
SEPERTI VEKTOR ,GAYA, ENERGI, DLL. KARENA PADA BAB INI 
KITA MEMBAHAS BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR MAKA 
KITA AKANLEBIH DALAM MEMBAHAS TENTANG 
BESARAN,SATUAN DAN VEKTOR.
PENDAHULUAN 
TUJUAN DARI PEMBAHASAN KAJIAN TENTANG BESARAN, 
SATUAN, DAN VEKTOR BERDASARKAN MATERI YANG TELAH 
ADA KAMI GOLONGKAN MENJADI DUA YAITU: 
TUJUAN DARI PEMBAHASAN BESARAN DAN SATUAN 
TUJUAN DARI PEMBAHASAN VEKTOR
PENDAHULUAN 
TUJUAN DARI PEMBAHASAN BESARAN DAN SATUAN ADALAH 
SEBAGAI BERIKUT : 
AGAR KITA DAPAT MENGETAHUI STANDART-STANDART 
PENGUKURAN YANG ADA DI DUNIA YAN TELAH DISETUJUI DAN 
DIGUNAKAN OLEH SELURUH ILMUAN DIDUNIA. 
AGAR KITA DAPAT MENGUKUR SUATU MASALAH DALAM RUANG 
LINGKUP FISIKA. 
TUJUAN DARI PEMBAHASAN VEKTOR ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 
DIGUNAKAN UNTUK MENGAGNBARKAN PERPINDAHAN SUATU 
PARTIKEL ATAU BENDA YANG BERGERAK 
DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN GAYA 
MENGUKUR BESAR GAYA
DASAR TEORI 
1. BESARAN 
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyainilai 
yang dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan tertentu. 
Satuan adalah pernyataan yang menjelaskan tentang arti dari suatu 
besaran. Besaran-besaran dalam fisika dapat dikelompokkan 
menjadi dua macam, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. 
1.1 BESARAN POKOK 
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan atau 
ditetapkan terlebih dahulu, yang berdiri sendiri, dan tidak 
tergantung pada besaran lain. Para ahli merumuskan tujuh macam 
besaran pokok dan dua buh tambahan yang tidak berdimensi, 
seperti yang ditunjukkan pada Tabel:
DASAR TEORI 
BESARAN DASAR SATUAN SI 
Nama Lambang Rumus Dimensi 
1. Panjang Meter m L 
2. Massa Kilogram kg M 
3. Waktu Sekon s T 
4. Arus listrik Ampere A I 
5. Suhu termodinamika Kelvin K  
6. Jumlah zat Mola mol N 
7. Intensitas cahaya Kandela cd J 
BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI 
1. Sudut datar radian rad 
2. Sudut ruang steradian sr
DASAR TEORI 
1.2 BESARAN TURUNAN 
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dan diperoleh dari 
besaran-besaran pokok. Misalkan luas didefinikan sebagai hasil kali dua 
besaran panjang (yaitu panjang kali lebar). Jika satuan panjang dan 
lebar masing –masing adalah meter, maka besaran luas adalah besaran 
turunam yang mempunyai stuan meter X meter atau m2 . Contoh yang 
lain adalah besaran kecepatan yang diperoleh dari hasil bagi jarak 
dengan waktu. Jarak merupakan besaran panjang yang mempinyai 
satuan meter,sedangkan waktu mempunyai satuan sekon. Maka besran 
kecepatan merupakan besaran turunan dari besaran pokok waktu, 
sehingga satuannya meter/sekon (m/s). Berikut ini adalah tabel 
beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya.
DASAR TEORI
DASAR TEORI 
2. SATUAN 
Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi 
standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk 
besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus 
melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan 
persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat 
untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan 
standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale 
d’Unites(SI). 
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya 
secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini 
dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang 
ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, 
Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS).
DASAR TEORI 
Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga 
satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. 
Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran 
pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, 
dan kandela. 
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem 
satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan 
sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga 
disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS). 
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan 
satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, 
misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah 
ditetapkan sama di setiap tempat.
DASAR TEORI 
3. ANGKA PENTING 
► Jumlah digit yang muncul dalam setiap hasil pengukuran atau 
penghitungan yang masih dapat ditentukan 
► Semua digit yang tidak nol adalah angka penting. 
► Nol adalah angka penting ketika: 
- diantara digit yang bukan nol 
- setelah koma dan angka penting yang lain 
► Semua digit dalam notasi ilmiah adalah angka penting 
Contoh : 
3.03 : 3 Angka Penting 
0.0031 : 2 Angka Penting 
4.0 x 101 : 2 Angka Penting 
1.70 x 102 : 3 Angka Penting 
1.7000 x 102 : 5 Angka Penting
DASAR TEORI 
3.1 OPERASI DENGAN ANGKA PENTING 
► Ketika mengalikan atau membagi, hasil yang diperoleh harus 
memiliki angka penting yang sama dengan salah satu kuantitas 
(yang dioperasikan)yangmemilikiangkapentingpalingkecil. 
► Untuk penjumlahan atau pengurangan, hasil yang diperoleh 
harus memiliki jumlah digit dibelakang koma yang sama 
dengan salah satu kuantitas (yang dioperasikan) yang memiliki 
jumlah digit dibelakang koma paling sedikit. 
Contoh : 
2 x 3,1 = 6 
3,1 + 0,004 = 3,1 
4.0 x 101 : 2,04 x 10² = 1,9 X 10¯¹
DASAR TEORI 
4. ANALISIS DIMENSI 
►Dimensi menyatakan sifat fisis dari suatu kuantitas. 
►Teknik untuk mengoreksi suatu persamaan 
►Dimensi (panjang, massa, waktu & kombinasinya) dapat 
diperlakukan sebagai kuantitas aljabar. 
- jumlah, kurang, kali, bagi 
- penjumlahan dan pengurangan hanya untuk satuan yang sama 
Dimensi kuantitas yang biasa digunakan: 
Panjang L m (SI) 
Luas L² m² (SI) 
Volume L³ m³ (SI) 
Kecepatan (laju) L/T m/s (SI) 
Percepatan L/T² m/s² (SI) 
Contoh Analisis Dimensi : 
Jarak = Kecepatan X Waktu 
L = (L/T) · T 
L = L
DASAR TEORI 
5. VEKTOR 
Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan 
suatu partikel atau benda yang bergerak, atau juga untuk menggambarkan 
suatu gaya. Vektor digambarkan menggunakan suatu garis dengan anak 
panah pada salah satu ujungnya, yang menunjukan arah 
perpindahan/pergeseran dari partikel tersebut. 
5.1 NOTASI VEKTOR 
Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen vektor 
satuan sebagai 
A = Axax + Ayay + Azaz 
Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A 
didefinisikan sebagai 
|A| =A= 
2 2 2 Ax  Ay  Az 
Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh 
A 
A 
aA   
| A 
| A'
DASAR TEORI 
5.2 KOMPONEN VEKTOR 
Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang 
yang diperoleh dengan menarik garis tegak lurusdari kepala vektor tersebut 
ke garis tadi. Lihat gambar vektor A berada pada bidang XY. Vektor ini 
mempunyai komponen dan . Secara umumkomponen-komponen ini 
dapat bernilai positif dan negatif. Jika θ adalah sudut antara vektor A 
dengan sumbu X, maka; ; ;
DASAR TEORI 
Dimana A adalah besar dari vektor A, sehingga komponen-komponen 
vektor A diperoleh : dan 
Tetapi kita telah mngetahui komponen dan , sudut θ, maka besar 
vektor dapat diperolehdengan menggunakan teorema Pythagoras :
DASAR TEORI 
Penjumlahan vektor denagn metode ini, dilakukan dengan menyatakan 
vektor- vektor dalam sebuah diagram. Panjang anak panah harus sesuai 
dengan panjang vektor (sesuai skala) dan arah vektor ditunjukkan oleh 
kepalanya. 
Aturan yang harus diikuti dalam penjumlahan poligon : 
Pada diagram yang telah ada skalanya letakkan vektor A, kemudian gambarg 
vektor B pada pangkalnya kemudian tarik garis dari pangkal A ke B, yang 
menyatakan vektor hasil penjumlahan R. 
B
DASAR TEORI 
VEKTOR KOMUTATIF DAN ASSOSIATIF 
Komunikatif Contoh : C= A+B=B+A 
B 
Assosiatif Contoh : D = A+(B+C) = (A+B)+C
DASAR TEORI 
Penjumlahan dua buah vektor dengan menggunakan metode jajar 
genjang,dilakukan dengan cara menggambarkan kedua vektor tersebut saling 
berimpit pangkalnya sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah jajar 
genjang maka jumlah vektor adalah vektor diagonal yang pangkalnya sama 
dengan pangkal kedua penyusunnya. Nilai penjumlahan diperoleh dari : 
C² = A² + B² + 2ABcosθ ket : 
A = besar vektor yang pertama 
B = besar vektor yang kedua 
C = besar vektor hasil 
θ = sudau antara vektor A dan B 
METODE JAJAR GENJANG
DASAR TEORI 
Pada kasus penjumlahan tiga vektor ataupaun dalam penjumlahan vektor 
dalam tiga dimensi seringkali kurang menguntungkan dibandingkan 
penjumlahan dua vektor dalam-dua dimensi.cara lain yang dapat digunakan 
untuk menjumlahkan vektor adalahmetode analitik (rumus). Dengan metode 
ini, vektor-vektor yang akan dijumlahkan, masing-masing dijumlahkan dalam 
komponen-komponen vektor yang arahnya. Jika R merupakan besar vektor 
resultannya, maka besarnya adalah : 
Ket : 
Dengan arah : 
Dimana θ sudut yang dibentuk antara sumbu x dengan vektor resultan
DASAR TEORI 
5.4 PERKALIAN VEKTOR 
5.4.1 PERKALIAN VETOR DENGAN SKALAR 
Hasil perkalian vektor dengan skalar adalah vektor 
Besar perkalian vektor dengan skalar adalah kelipatan a (skalar) dari nilai vektor asli 
Arah vektor yang dihasilkan adalah sama dengan arah vektor asal bila a > 0, dan 
berlawanan dengan arah vektor asal bila 
Perkalian vektor dengan skalar memenuhi hukum distributif , yaitu 
a (A +B ) = aA + aB 
Contoh : 
B = aA 
a<0, 
B berlawanan A 
B = aA 
a > 0, 
B searah A
DASAR TEORI 
5.4.2 PERKALIAN TITIK (DOT) DUA VEKTOR 
A • B = AB cos  (dibaca sebagai "A titik B") 
Hasil perkalian titik atau dot product adalah besaran skalar 
A.B  A B cos 
Perkalian titik adalah komutatif 
Perkalian titik adalah distributif 
Perkalian titik memenuhi perkalian skalar 
A.B = B.A 
A.(B+C) = A.B + A.C 
A • kB = k(A •B) 
C  A B cos 
di mana  adalah sudut antara A dan B yang lebih kecil. 
Dalam bentuk komponen, perkalian titik adalah sama dengan 
A • B = AxBx + AyBy + AzBz 
Contoh :
DASAR TEORI 
3.4.3 PERKALIAN SILANG (CROSS) DUA VEKTOR 
Hasil perkalian silang atau cross product adalah besaran vektor yang arah 
nya tegak lurus kedua vektor asal dengan aturan tangan kanan. 
C  AXB  A B sin 
Perkalian silang tidak memenuhi hukum komutatif 
Perkalian silang adalah distributif 
AXB = -BXA 
AX(B+C) = AXB + AXC 
C  AXB  A B sin 
  = sudut antara A dan B yang lebih kecil. 
 an = Vektor satuan adalah normal terhadap bidang datar A dan B 
 Hasil perkalian silang memenuhi aturan tangan kanan / putaran 
skrup 
Contoh :
DASAR TEORI 
Perluasan perkalian silang dalam bentuk komponen-komponen vektor 
akan menghasilkan, 
A x B = (Axax + Ayay + Azaz) x (Bxax + Byay + Bzaz) 
= (AYBZ – AzBz)ax + (AzBx - AxBz)ay + (AxBy – AyBx)az 
Jika A = 2ax + 4ay – 3aZ dan B = ax – ay, carilah A • B dan A x B ! 
Penyelesaian! 
AB  (2)(1)  (4)(1) (3)(0)  2 
ax ay az 
ax ay az 
A  B  2 4  
3   3  3  
6 
1  
1 0 
Contoh :
CONTOH SOAL 
SOAL BESARAN DAN SATUAN
CONTOH SOAL 
SOAL BESARAN DAN SATUAN
CONTOH SOAL 
SOAL VEKTOR : 
1. 
2. 
PEYELESAIAN 
PEYELESAIAN
PENYELESAIAN 
PENYELESAIAN BESARAN DAN SATUAN 
1.
PENYELESAIAN 
PENYELESAIAN BESARAN DAN SATUAN 
1.
PENYELESAIAN 
PENYELESAIAN VEKTOR 
1.
PENYELESAIAN 
PENYELESAIAN VEKTOR 
2.
PENYELESAIAN

More Related Content

What's hot

teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
kemenag
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 

What's hot (20)

Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Gerak Parabola
Gerak ParabolaGerak Parabola
Gerak Parabola
 
Fluida statis
Fluida statisFluida statis
Fluida statis
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Zat padat
Zat padatZat padat
Zat padat
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang KehidupanPeran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang Kehidupan
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Fisika vektor
Fisika vektorFisika vektor
Fisika vektor
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 

Viewers also liked

1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
Wicah
 
2 besaran-satuan-dimensi
2 besaran-satuan-dimensi2 besaran-satuan-dimensi
2 besaran-satuan-dimensi
Danang Pc
 
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Boy Baihaqy
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapan
Arief Nuryadi
 
Dimensi dan analisis dimensi
Dimensi dan analisis dimensiDimensi dan analisis dimensi
Dimensi dan analisis dimensi
Fransisca Vivin
 
LKS Matematika Materi Vektor
LKS Matematika Materi VektorLKS Matematika Materi Vektor
LKS Matematika Materi Vektor
Fardyani Narwis
 
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuanLatihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Nursyam Bundarefan
 
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
Dody Swastiko
 

Viewers also liked (20)

Besaran, pengukuran, dimensi dan dasar dasar vektor
Besaran, pengukuran, dimensi dan dasar dasar vektorBesaran, pengukuran, dimensi dan dasar dasar vektor
Besaran, pengukuran, dimensi dan dasar dasar vektor
 
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
 
Analisis dimensional osn 2011
Analisis  dimensional osn 2011Analisis  dimensional osn 2011
Analisis dimensional osn 2011
 
Dimensi dan-satuan
Dimensi dan-satuanDimensi dan-satuan
Dimensi dan-satuan
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
4. vektor
4. vektor4. vektor
4. vektor
 
2 besaran-satuan-dimensi
2 besaran-satuan-dimensi2 besaran-satuan-dimensi
2 besaran-satuan-dimensi
 
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
 
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
Materi skl 1 (besaran dan pengukuran)
 
Diapos analisis dimensional
Diapos analisis dimensionalDiapos analisis dimensional
Diapos analisis dimensional
 
Besaran dan satuan (modul)
Besaran dan satuan (modul)Besaran dan satuan (modul)
Besaran dan satuan (modul)
 
Makalah fisika terapan
Makalah fisika terapanMakalah fisika terapan
Makalah fisika terapan
 
Dimensi dan analisis dimensi
Dimensi dan analisis dimensiDimensi dan analisis dimensi
Dimensi dan analisis dimensi
 
06 vektor-di-r2-dan-r3
06 vektor-di-r2-dan-r306 vektor-di-r2-dan-r3
06 vektor-di-r2-dan-r3
 
Materi 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektorMateri 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektor
 
LKS Matematika Materi Vektor
LKS Matematika Materi VektorLKS Matematika Materi Vektor
LKS Matematika Materi Vektor
 
Bab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilanganBab 2 sistem-bilangan
Bab 2 sistem-bilangan
 
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuanLatihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
Latihan soal dan pembahasan besaran dan satuan
 
Bab 2 gerak lurus
Bab 2 gerak lurusBab 2 gerak lurus
Bab 2 gerak lurus
 
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
3. listrik dinamis (hukum ohm dan hukum kirchoff )
 

Similar to 1. besaran, satuan dan vektor (20)

Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasar
 
@ Kd 3.2 kls x pengukuran
@ Kd 3.2 kls x pengukuran@ Kd 3.2 kls x pengukuran
@ Kd 3.2 kls x pengukuran
 
FISIKA X & XI SMA/SMK/MAN
FISIKA X & XI SMA/SMK/MANFISIKA X & XI SMA/SMK/MAN
FISIKA X & XI SMA/SMK/MAN
 
Ringkasan materi fisika sma besaran dan
Ringkasan materi fisika sma besaran danRingkasan materi fisika sma besaran dan
Ringkasan materi fisika sma besaran dan
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 

Recently uploaded (16)

Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

1. besaran, satuan dan vektor

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN FISIKA ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI DAN MENYELIDIKI TENTANG KOMPONENKOMPONEN MATERI DANINTERAKSI ANTAR KOMPONEN TERSEBUT. CONTOH : -BAGAIMANA ENERGI MEMPENGARUHI SUATU MATERI. -BAGAIMANA MENGUBAH BENTUK SAUTU ENERGI KE BENTUK YANG LAIN. -DLL. UNTUK DAPAT MEMECAHKAN MASALAH MASALAH TERSEBUT, MAKA DIBUTUHKAN SUATU SISTEM STANDART YANG DAPAT DI TERIMA OLEH BERBAGAI KALANGAN YANG MEMPELAJARI DAN MENGEMBANGKAN ILMU FISIKA.
  • 3. PENDAHULUAN MAKA UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN MASALAH-MASALAH DALAM FISIKA DIBUTUHKAN SUATU PENGUKURAN YANG TELAH DIPAKAI OLEH PARA AHLI SAMPAI SEKARANG INI YANG KITA SEBUT DENGAN BESARAN DAN SATUAN. SETELAH KITA DAPAT MENGETAHUI TENTANG BESARAN DAN SATUAN KITA DAPAT MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH TADI, SEPERTI VEKTOR ,GAYA, ENERGI, DLL. KARENA PADA BAB INI KITA MEMBAHAS BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR MAKA KITA AKANLEBIH DALAM MEMBAHAS TENTANG BESARAN,SATUAN DAN VEKTOR.
  • 4. PENDAHULUAN TUJUAN DARI PEMBAHASAN KAJIAN TENTANG BESARAN, SATUAN, DAN VEKTOR BERDASARKAN MATERI YANG TELAH ADA KAMI GOLONGKAN MENJADI DUA YAITU: TUJUAN DARI PEMBAHASAN BESARAN DAN SATUAN TUJUAN DARI PEMBAHASAN VEKTOR
  • 5. PENDAHULUAN TUJUAN DARI PEMBAHASAN BESARAN DAN SATUAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT : AGAR KITA DAPAT MENGETAHUI STANDART-STANDART PENGUKURAN YANG ADA DI DUNIA YAN TELAH DISETUJUI DAN DIGUNAKAN OLEH SELURUH ILMUAN DIDUNIA. AGAR KITA DAPAT MENGUKUR SUATU MASALAH DALAM RUANG LINGKUP FISIKA. TUJUAN DARI PEMBAHASAN VEKTOR ADALAH SEBAGAI BERIKUT : DIGUNAKAN UNTUK MENGAGNBARKAN PERPINDAHAN SUATU PARTIKEL ATAU BENDA YANG BERGERAK DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN GAYA MENGUKUR BESAR GAYA
  • 6. DASAR TEORI 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyainilai yang dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan tertentu. Satuan adalah pernyataan yang menjelaskan tentang arti dari suatu besaran. Besaran-besaran dalam fisika dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. 1.1 BESARAN POKOK Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan terlebih dahulu, yang berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada besaran lain. Para ahli merumuskan tujuh macam besaran pokok dan dua buh tambahan yang tidak berdimensi, seperti yang ditunjukkan pada Tabel:
  • 7. DASAR TEORI BESARAN DASAR SATUAN SI Nama Lambang Rumus Dimensi 1. Panjang Meter m L 2. Massa Kilogram kg M 3. Waktu Sekon s T 4. Arus listrik Ampere A I 5. Suhu termodinamika Kelvin K  6. Jumlah zat Mola mol N 7. Intensitas cahaya Kandela cd J BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI 1. Sudut datar radian rad 2. Sudut ruang steradian sr
  • 8. DASAR TEORI 1.2 BESARAN TURUNAN Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dan diperoleh dari besaran-besaran pokok. Misalkan luas didefinikan sebagai hasil kali dua besaran panjang (yaitu panjang kali lebar). Jika satuan panjang dan lebar masing –masing adalah meter, maka besaran luas adalah besaran turunam yang mempunyai stuan meter X meter atau m2 . Contoh yang lain adalah besaran kecepatan yang diperoleh dari hasil bagi jarak dengan waktu. Jarak merupakan besaran panjang yang mempinyai satuan meter,sedangkan waktu mempunyai satuan sekon. Maka besran kecepatan merupakan besaran turunan dari besaran pokok waktu, sehingga satuannya meter/sekon (m/s). Berikut ini adalah tabel beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya.
  • 10. DASAR TEORI 2. SATUAN Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites(SI). Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS).
  • 11. DASAR TEORI Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela. Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
  • 12. DASAR TEORI 3. ANGKA PENTING ► Jumlah digit yang muncul dalam setiap hasil pengukuran atau penghitungan yang masih dapat ditentukan ► Semua digit yang tidak nol adalah angka penting. ► Nol adalah angka penting ketika: - diantara digit yang bukan nol - setelah koma dan angka penting yang lain ► Semua digit dalam notasi ilmiah adalah angka penting Contoh : 3.03 : 3 Angka Penting 0.0031 : 2 Angka Penting 4.0 x 101 : 2 Angka Penting 1.70 x 102 : 3 Angka Penting 1.7000 x 102 : 5 Angka Penting
  • 13. DASAR TEORI 3.1 OPERASI DENGAN ANGKA PENTING ► Ketika mengalikan atau membagi, hasil yang diperoleh harus memiliki angka penting yang sama dengan salah satu kuantitas (yang dioperasikan)yangmemilikiangkapentingpalingkecil. ► Untuk penjumlahan atau pengurangan, hasil yang diperoleh harus memiliki jumlah digit dibelakang koma yang sama dengan salah satu kuantitas (yang dioperasikan) yang memiliki jumlah digit dibelakang koma paling sedikit. Contoh : 2 x 3,1 = 6 3,1 + 0,004 = 3,1 4.0 x 101 : 2,04 x 10² = 1,9 X 10¯¹
  • 14. DASAR TEORI 4. ANALISIS DIMENSI ►Dimensi menyatakan sifat fisis dari suatu kuantitas. ►Teknik untuk mengoreksi suatu persamaan ►Dimensi (panjang, massa, waktu & kombinasinya) dapat diperlakukan sebagai kuantitas aljabar. - jumlah, kurang, kali, bagi - penjumlahan dan pengurangan hanya untuk satuan yang sama Dimensi kuantitas yang biasa digunakan: Panjang L m (SI) Luas L² m² (SI) Volume L³ m³ (SI) Kecepatan (laju) L/T m/s (SI) Percepatan L/T² m/s² (SI) Contoh Analisis Dimensi : Jarak = Kecepatan X Waktu L = (L/T) · T L = L
  • 15. DASAR TEORI 5. VEKTOR Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel atau benda yang bergerak, atau juga untuk menggambarkan suatu gaya. Vektor digambarkan menggunakan suatu garis dengan anak panah pada salah satu ujungnya, yang menunjukan arah perpindahan/pergeseran dari partikel tersebut. 5.1 NOTASI VEKTOR Vektor A dapat dituliskan dalam bentuk komponen-komponen vektor satuan sebagai A = Axax + Ayay + Azaz Dalam bentuk komponen-komponennya, magnituda vektor A didefinisikan sebagai |A| =A= 2 2 2 Ax  Ay  Az Vektor satuan sepanjang arah A diberikan oleh A A aA   | A | A'
  • 16. DASAR TEORI 5.2 KOMPONEN VEKTOR Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang yang diperoleh dengan menarik garis tegak lurusdari kepala vektor tersebut ke garis tadi. Lihat gambar vektor A berada pada bidang XY. Vektor ini mempunyai komponen dan . Secara umumkomponen-komponen ini dapat bernilai positif dan negatif. Jika θ adalah sudut antara vektor A dengan sumbu X, maka; ; ;
  • 17. DASAR TEORI Dimana A adalah besar dari vektor A, sehingga komponen-komponen vektor A diperoleh : dan Tetapi kita telah mngetahui komponen dan , sudut θ, maka besar vektor dapat diperolehdengan menggunakan teorema Pythagoras :
  • 18. DASAR TEORI Penjumlahan vektor denagn metode ini, dilakukan dengan menyatakan vektor- vektor dalam sebuah diagram. Panjang anak panah harus sesuai dengan panjang vektor (sesuai skala) dan arah vektor ditunjukkan oleh kepalanya. Aturan yang harus diikuti dalam penjumlahan poligon : Pada diagram yang telah ada skalanya letakkan vektor A, kemudian gambarg vektor B pada pangkalnya kemudian tarik garis dari pangkal A ke B, yang menyatakan vektor hasil penjumlahan R. B
  • 19. DASAR TEORI VEKTOR KOMUTATIF DAN ASSOSIATIF Komunikatif Contoh : C= A+B=B+A B Assosiatif Contoh : D = A+(B+C) = (A+B)+C
  • 20. DASAR TEORI Penjumlahan dua buah vektor dengan menggunakan metode jajar genjang,dilakukan dengan cara menggambarkan kedua vektor tersebut saling berimpit pangkalnya sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah jajar genjang maka jumlah vektor adalah vektor diagonal yang pangkalnya sama dengan pangkal kedua penyusunnya. Nilai penjumlahan diperoleh dari : C² = A² + B² + 2ABcosθ ket : A = besar vektor yang pertama B = besar vektor yang kedua C = besar vektor hasil θ = sudau antara vektor A dan B METODE JAJAR GENJANG
  • 21. DASAR TEORI Pada kasus penjumlahan tiga vektor ataupaun dalam penjumlahan vektor dalam tiga dimensi seringkali kurang menguntungkan dibandingkan penjumlahan dua vektor dalam-dua dimensi.cara lain yang dapat digunakan untuk menjumlahkan vektor adalahmetode analitik (rumus). Dengan metode ini, vektor-vektor yang akan dijumlahkan, masing-masing dijumlahkan dalam komponen-komponen vektor yang arahnya. Jika R merupakan besar vektor resultannya, maka besarnya adalah : Ket : Dengan arah : Dimana θ sudut yang dibentuk antara sumbu x dengan vektor resultan
  • 22. DASAR TEORI 5.4 PERKALIAN VEKTOR 5.4.1 PERKALIAN VETOR DENGAN SKALAR Hasil perkalian vektor dengan skalar adalah vektor Besar perkalian vektor dengan skalar adalah kelipatan a (skalar) dari nilai vektor asli Arah vektor yang dihasilkan adalah sama dengan arah vektor asal bila a > 0, dan berlawanan dengan arah vektor asal bila Perkalian vektor dengan skalar memenuhi hukum distributif , yaitu a (A +B ) = aA + aB Contoh : B = aA a<0, B berlawanan A B = aA a > 0, B searah A
  • 23. DASAR TEORI 5.4.2 PERKALIAN TITIK (DOT) DUA VEKTOR A • B = AB cos  (dibaca sebagai "A titik B") Hasil perkalian titik atau dot product adalah besaran skalar A.B  A B cos Perkalian titik adalah komutatif Perkalian titik adalah distributif Perkalian titik memenuhi perkalian skalar A.B = B.A A.(B+C) = A.B + A.C A • kB = k(A •B) C  A B cos di mana  adalah sudut antara A dan B yang lebih kecil. Dalam bentuk komponen, perkalian titik adalah sama dengan A • B = AxBx + AyBy + AzBz Contoh :
  • 24. DASAR TEORI 3.4.3 PERKALIAN SILANG (CROSS) DUA VEKTOR Hasil perkalian silang atau cross product adalah besaran vektor yang arah nya tegak lurus kedua vektor asal dengan aturan tangan kanan. C  AXB  A B sin Perkalian silang tidak memenuhi hukum komutatif Perkalian silang adalah distributif AXB = -BXA AX(B+C) = AXB + AXC C  AXB  A B sin   = sudut antara A dan B yang lebih kecil.  an = Vektor satuan adalah normal terhadap bidang datar A dan B  Hasil perkalian silang memenuhi aturan tangan kanan / putaran skrup Contoh :
  • 25. DASAR TEORI Perluasan perkalian silang dalam bentuk komponen-komponen vektor akan menghasilkan, A x B = (Axax + Ayay + Azaz) x (Bxax + Byay + Bzaz) = (AYBZ – AzBz)ax + (AzBx - AxBz)ay + (AxBy – AyBx)az Jika A = 2ax + 4ay – 3aZ dan B = ax – ay, carilah A • B dan A x B ! Penyelesaian! AB  (2)(1)  (4)(1) (3)(0)  2 ax ay az ax ay az A  B  2 4  3   3  3  6 1  1 0 Contoh :
  • 26. CONTOH SOAL SOAL BESARAN DAN SATUAN
  • 27. CONTOH SOAL SOAL BESARAN DAN SATUAN
  • 28. CONTOH SOAL SOAL VEKTOR : 1. 2. PEYELESAIAN PEYELESAIAN

Editor's Notes

  1. Jika mungkin ditambahkan rumusnya.
  2. Tambahkan cara penjumlahan vektor