Dokumen tersebut membahas tentang penguat transistor, termasuk definisi penguat transistor, karakteristiknya, jenis-jenis penguat transistor berdasarkan susunan basis, kolektor dan emiternya, rumus penguatan untuk sinyal AC dan DC, serta penerapannya pada penguat audio.
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Penguat transistor
1. PENGUAT TRANSISTOR
Nama : Gyani Ubaydillah
Nim : 1410502055
Prodi : Teknik Mesin S1
Dosen Pengajar : R.Suryoto Edy Raharjo,S.T,.M.Eng
Fakultas Teknik
Universitas Tidar
2. Daftar Isi
Kata Pengantar
Pendahuluan
Klarifikasi Penguat Transistor
Karateristik Penguat Transistor
Penutup
3. Pendahuluan
Pada prinsipnya terdapat sebuah peraturan dasar (fundamental
rule) dibidang fisika yang menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan (created) maupun dimusnahkan (destroyed).
Peraturan dasar (fundamental rule) tersebut dinyatakan sebagai
hukum kekekalan energi (law of energy conservation) dan telah menjadi
konsep berpikir (mind concept) seluruh insinyur.
Hukum kekekalan energi (law of energy conservation) tersebut
tentunya akan membuat kita sedikit lebih berpikir mengenai sebuah
penguat (amplifier).
Penguat-penguat yang tersusun di dalam rangkaian elektronika
akan memberikan sinyal keluaran (output signal) yang lebih besar dari
sinyal masukannya (input signal) dan hal tersebut tentunya sangat
berbeda dengan hukum kekekalan energi yang secara
matematismenyatakan bahwa besarnya sinyal keluaran (output signal)
adalah sama besar dengan sinyal masukannya (input signal) karena tidak
ada energi yang diciptakan (created) maupun energi yang dimusnahkan
(destroyed).
4. Klarifikasi Penguat
Pada prinsipnya penguat-penguat transistor
(transistor amplifier) dapat dikelompokan ke dalam
3 (tiga) bagian berdasarkan susunan basis, kolektor
dan emiternya, yaitu:
1. Penguat basis bersama (common-base).
2. Penguat emitter bersama (common-emitter).
3. Penguat kolektor bersama (common-collector).
5. Karateristik Penguat
Pada prinsipnya sebuah penguat (amplifier) memiliki kemampuan untuk
meningkatkan (amplify) besarnya nilai sebuah sinyal masukan (input signal)sehingga
nilai sinyal keluaran (output signal) bernilai lebih besar dari sinyal masukan tersebut.
Perbandingan antara sinyal keluaran (output signal) dan sinyal masukan (input signal)
tersebut dinyatakan sebagai besarnya nilai penguatan (gain) yang dapat diperoleh dari
suatu penguat (amplifier) dan disimbolkan dengan A .
Pada dasarnya penguat-penguat elektronik (electronic amplifier) dapat
bekerja secara berbeda terhadap sinyal-sinyal masukan (input signal) AC (alternating
current) dan DC (direct current). Pada sinyal-sinyal masukan AC (alternating
current) tersebut penguat-penguat elektronik akan meningkatkan besaran sinyal
masukan (input signal) secara dinamis, yaitu penguatan (amplify) dilakukan sesuai
dengan nilai sinyal masukan AC yang berubah-ubah terhadap waktu. Pada sinyal-
sinyal masukan DC (direct current) tersebut penguat-penguat elektronik akan
meningkatkan besaran sinyal masukan (input signal) secara statis, yaitu nilai
penguatan (gain) yang diperoleh akan bernilai konstan. Oleh karena itu diperlukan
pengetahuan dasar mengenai sinyal masukan (input signal) yang akan diberikan ke
penguat-penguat transistor, yaitu AC (alternating current) atau DC (direct current).
6. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) nilai penguatan umum yang
sebaiknya diketahui dari sebuah penguat transistor, yaitu:
1. Penguatan tegangan (voltage gain).
2. Penguatan arus (current gain).
3. Penguatan daya (power gain).
Masing-masing nilai penguatan tersebut memiliki formula yang
berbeda antara satu dan lainnya serta antara penguat-penguat transistor
yang bekerja untuk sinyal-sinyal AC (alternating current) atau DC
(direct current). Berikut ini adalah tabel formula-formula tersebut:
Tabel 1.1 Formula untuk penguatan AC (alternating current)
dan DC (direct current).
7. Pada saat diimplementasikan penguat-penguat
transistor tersebut dapat beroperasi secara tunggal (single
amplifier) atau bertingkat (multiple amplifier).
Penguat-penguat transistor yang beroperasi secara
tunggal tersebut beroperasi secara sendiri sehingga nilai
penguatannya (gain) adalah nilai penguatan yang terdapat
pada penguat transistor itu sendiri, sedangkan penguat-
penguat transistor bertingkat (multiple amplifier) adalah
penguat-penguat transistor yang disusun secara bertingkat
antara satu penguat dengan penguat lainnya sehingga nilai
penguatan yang terdapat pada penguat bertingkat tersebut
adalah sebuah nilai penguatan menyeluruh (overall gains)
yang terdiri atas perkalian antara nilai masing-masing
penguat transistor itu sendiri (individual gains).
Penguat-penguat transistor tersebut, baik penguat
tunggal (single amplifier) maupun penguat bertingkat
(multiple amplifier), banyak diaplikasi pada berbagai
peralatan elektronika, yaitu salah satunya adalah aplikasi
penguat audio (audio amplifier).
8. Pada aplikasi penguat audio tersebut penguat-penguat transistor
akan melakukan penguatan (amplify) terhadap sinyal-sinyal suara yang
merupakan sebuah sinyal yang tersusun atas kombinasi kompleks dari
gelombang-gelombang sinus (sine wave) pada rentang frekuensi 20Hz
hingga 20.000Hz . Gelombang-gelombang suara tersebut diubah
menjadi sinyal-sinyal elektrik oleh sebuah transduser yang disebut dengan
mikrofon dan untuk mengubah kembali sinyal-sinyal elektrik tersebut
menjadi gelombang suara maka diperlukan sebuah loudspeaker.
Sinyal - sinyal elektrik yang telah diubah mikrofon tersebut
umumnya memiliki nilai yang tidak terlalu besar sehingga tidak dapat
mengoperasikan loudspeaker pada hubungan langsung (direct connection)
dengan loudspeaker dan fungsi dari penguat-penguat transistor pada aplikasi
penguat audio adalah untuk meningkatkan besaran sinyal-sinyal elektrik
sehingga dapat mengoperasikan loudspeaker.
9. Pada prinsipnya bila kita ingin merancang sebuah rangkaian penguat
transistor untuk kebutuhan aplikasi tertentu maka ada suatu hal yang harus kita
tentukan terlebih dahulu, yaitu garis beban (load line) seperti terlihat pada
gambar 1.3 di bawah ini.
Garis beban pada transistor tersebut merupakan sebuah kurva
karakteristik kolektor (collector characteristic curves) yang disusun atas
hubungan antara keadan putus (cutoff point) pada transistor dan keadaan
jenuhnya (saturation point).
Secara grafis garis beban (load line) tersebut menerangkan kepada
kita bahwa di bawah garis beban adalah daerah yang ideal untuk keadaan
transistor terputus (cutoff), yaitu di saat, sedangkan di atas garis beban adalah
daerah yang ideal untuk transistor menjadi jenuh (saturation), yaitu saat , di
antara daerah putus (cutoff region) dan daerah jenuh (saturation region)
tersebut merupakan daerah aktif (active region) untuk pengoperasian transistor.
Garis beban (load line) pada transistor tersebut akan memberitahu
kepada kita mengenai berbagai hal yang harus dipertimbangkan saat
melakukan perancangan, yaitu seperti nilai tahanan beban (load resistance)
yang tepat, nilai-nilai prategangan (bias value) dan masih banyak lainnya.