Dokumen tersebut membahas rencana pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2024 beserta jadwal tahapannya. Terdapat beberapa isu kunci yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan pelaksanaan Pemilu Daerah serentak tersebut.
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
UU Pemilu nomor 7/2017 membawa banyak perubahan penting, namun juga masih menyisakan beberapa permasalahan.
Slide ini menjelaskan secara singkat hal tersebut, dan diharapkan bermanfaat bagi aktifis partai, pengamat, masyarakat
Disampaikan pada Pelatihan Khusus Analis Kebijakan Tahun 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH,.MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara – LAN RI
Buku ini berisi laporan hasil penelitian terkait peran politik perempuan yang masih belum maksimal karena beberapa faktor penyebabnya, seperti faktor kultur-ideologi atau agama.
Setidaknya ada 3 aspek tujuan dari kajian dan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi isu kritis umat beragama di Indonesia terhadap peran politik perempuan terkait dengan partisipasi dan keterwakilan dalam pengambilan keputusan kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, mengidentifikasi dinamika pola aksi kelembagaan dan individu berbasis ormas keagamaan dalam upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui pemberdayaan peran dan hak politik perempuan. Dan ketiga, melakukan pemetaan potensi dan kendala atas peran politik perempuan berbasis ormas keagamaan di Indonesia dalam rangka peningkatan partisipasi dan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif pada Pemilu 2009.
Disampaikan pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP), Pusat Pendidikan Administrasi Lemdik Polri
12 Mei 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014A-Dian Kec-
permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014.
masalah teknis dan non teknis, penanangan masalah,
isu strategis dan antisipasi isu strategis, ketentuan pidana dan sanksi
Disampaikan oleh Persadaan Girsang pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
UU Pemilu nomor 7/2017 membawa banyak perubahan penting, namun juga masih menyisakan beberapa permasalahan.
Slide ini menjelaskan secara singkat hal tersebut, dan diharapkan bermanfaat bagi aktifis partai, pengamat, masyarakat
Disampaikan pada Pelatihan Khusus Analis Kebijakan Tahun 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH,.MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara – LAN RI
Buku ini berisi laporan hasil penelitian terkait peran politik perempuan yang masih belum maksimal karena beberapa faktor penyebabnya, seperti faktor kultur-ideologi atau agama.
Setidaknya ada 3 aspek tujuan dari kajian dan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi isu kritis umat beragama di Indonesia terhadap peran politik perempuan terkait dengan partisipasi dan keterwakilan dalam pengambilan keputusan kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, mengidentifikasi dinamika pola aksi kelembagaan dan individu berbasis ormas keagamaan dalam upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui pemberdayaan peran dan hak politik perempuan. Dan ketiga, melakukan pemetaan potensi dan kendala atas peran politik perempuan berbasis ormas keagamaan di Indonesia dalam rangka peningkatan partisipasi dan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif pada Pemilu 2009.
Disampaikan pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP), Pusat Pendidikan Administrasi Lemdik Polri
12 Mei 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014A-Dian Kec-
permasalahan dan antisipasi konflik pemilu 2014.
masalah teknis dan non teknis, penanangan masalah,
isu strategis dan antisipasi isu strategis, ketentuan pidana dan sanksi
Disampaikan oleh Persadaan Girsang pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Materi Produk Hukum Daerah ini merupakan bahan perkenalan untuk selayang pandang mengenai jenis dan prosedur pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah dipresentasikan dihadapan Mahasiswa STIA Al Gazali Barru pada Latihan Kepemimpinan Dasar 14 Agustus 2019
3. KEWAJIBAN PEMDA MENERIMA ASET BANTUAN PSU 300518.pptxDediPurwanto28
Kewajiban Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum yang menjadi tanggung jawabnya
Standarisasi Penilaian Kinerja Satuan Tugas Percepatan Berusaha - Rencana Aks...Massaputro Delly TP
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI) ini disusun oleh Peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII dalam rangka memenuhi tugas kepesertaan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Merupakan bahan ajar atau materi yang disampaikan oleh Tim Pengajar dan Fasilitator untuk mempersiapkan peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII menyusun Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI), sekaligus mempersiapkan bahan seminar RBI pada tanggal 29 Agustus 2018.
Merupakan bahan ajar atau materi yang disampaikan oleh Tim Pengajar dan Fasilitator untuk mempersiapkan peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII menyusun Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI), sekaligus mempersiapkan bahan seminar RBI pada tanggal 29 Agustus 2018.
Optimalisasi Satuan Tugas Percepatan Berusaha Melalui Forum Komunikasi Dalam ...Massaputro Delly TP
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI) ini disusun oleh Peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII dalam rangka memenuhi tugas kepesertaan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI) ini disusun oleh Peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII dalam rangka memenuhi tugas kepesertaan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Forum Pengawasan dan Komunikasi Stakeholder Implementasi Perpres Nomor 20 Tah...Massaputro Delly TP
Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Instansional (RBI) ini disusun oleh Peserta Reform Leader Academy (RLA) Angkatan XIII dalam rangka memenuhi tugas kepesertaan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menetapkan kebutuhan RB instansi melalui pembelajaran pemetaan kebutuhan perubahan RB instansi, identifikasi kebutuhan perubahan RB instansi, dan penetapan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, diskusi interaktif, studi kasus, praktek. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menetapkan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi.
#RLAXIII
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menyusun Rencana Aksi RB Nasional sesuai tema melalui pembelajaran identifikasi permasalahan RB tingkat nasional, penetapan area perubahan dan penyusunan Rencana Aksi RB Nasional. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, pembimbingan dan penulisan. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan dalam menyusun Rencana Aksi RB Nasional.
#RLAXIII
20 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Tim Fasilitator)Massaputro Delly TP
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menyusun Rencana Aksi RB Nasional sesuai tema melalui pembelajaran identifikasi permasalahan RB tingkat nasional, penetapan area perubahan dan penyusunan Rencana Aksi RB Nasional. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, pembimbingan dan penulisan. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan dalam menyusun Rencana Aksi RB Nasional.
#RLAXIII
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menyusun Rencana Aksi RB Nasional sesuai tema melalui pembelajaran identifikasi permasalahan RB tingkat nasional, penetapan area perubahan dan penyusunan Rencana Aksi RB Nasional. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, pembimbingan dan penulisan. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan dalam menyusun Rencana Aksi RB Nasional.
#RLAXIII
18 Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Nasional (Dr. M. Idris)Massaputro Delly TP
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menyusun Rencana Aksi RB Nasional sesuai tema melalui pembelajaran identifikasi permasalahan RB tingkat nasional, penetapan area perubahan dan penyusunan Rencana Aksi RB Nasional. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, pembimbingan dan penulisan. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan dalam menyusun Rencana Aksi RB Nasional.
#RLAXIII
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan menetapkan kebutuhan RB instansi melalui pembelajaran pemetaan kebutuhan perubahan RB instansi, identifikasi kebutuhan perubahan RB instansi, dan penetapan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode, diskusi interaktif, studi kasus, praktek. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menetapkan intervensi penyelesaian permasalahan RB instansi.
#RLAXIII
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang Inovasi di sektor publik, melalui pembelajaran konsep inovasi sektor publik, jenis-jenis inovasi sektor publik, tahapan inovasi sektor publik, tantangan inovasi sektor publik, dan praktik baik inovasi sektor publik. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, studi kasus. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya memahami pentingnya inovasi di sektor publik.
#RLAXIII
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
2. PILKADA
9 DES. 2015
PILKADA
15 FEB. 2017
PILKADA
JUNI 2018
269 KDH
(9G, 224B,
36W)
171 KDH
(17G, 115B,
39W)
101 KDH
(7G, 76B,
18W)
PILKADA
SERENTAK
NASIONAL
TAHUN
2024
DI 541
DAERAH
OTONOM
PILKADA
BERIKUTNYA
DESEMBER 2020
ESTIMASI TAHAPAN PILKADA SERENTAK
PILKADA
BERIKUTNYA
TAHUN 2022
PILKADA
BERIKUTNYA
TAHUN 2023
CATATAN: IMPLIKASI PILKADA SERENTAK, MAKA KEKOSONGAN KDH
AKAN DIISI OLEH PENJABAT KDH ATAU PELAKSANA HARIAN KDH.
3. OUTCOMES:
TERPILIHNYA KDH DAN WAKIL KDH YANG MEMILIKI KEMAMPUAN DAN INTEGRITAS
DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.
OUTPUT:
PELANTIKAN PASANGAN CALON KDH DAN WAKIL KDH TERPILIH SECARA TEPAT
WAKTU SESUAI JADWAL PILKADA.
PROSES:
1. KEMANDIRIAN KPU DAN BAWASLU (PASAL 22E UUD 1945).
2. MENINGKATNYA PARTISIPASI POLITIK RAKYAT.
3. PILKADA BERLANGSUNG SECARA AMAN.
4. PENANGANAN SENGKETA PILKADA SECARA ADIL.
5. PENANGANAN KONFLIK PILKADA SECARA ADIL.
6. PENANGANAN PELANGGARAN & KEJAHATAN PIDANA SCR ADIL.
7. TIDAK TERJADI GUGATAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA.
8. TIDAK TERJADI KEADAAN FORCE MAJOR SELAMA PILKADA.
INPUT:
1. DUKUNGAN APBD SESUAI KEBUTUHAN ANGGARAN PILKADA.
2. SEKRETARIAT KPUD DAN BAWALSU/PANWASLU SIAP DAN SIGAP.
3. PENYEDIAAN & DISTRIBUSI LOGISTIK PILKADA TEPAT WAKTU.
PARAMETER PILKADA BERKUALITAS DAN DEMOKRATIS
4. 1. PENEMPATAN APARAT PEMDA PADA SEKRETARIAT KPU
PROV. DAN KPU KAB/KOTA (SURAT EDARAN MENDAGRI NO.
870/1925/SJ TGL. 17 APRIL 2015 PERIHAL DUKUNGAN
PEGAWAI PADA KPU PROVINSI DAN KPU KAB/KOTA).
2. PENYERAHAN DATA PENDUDUK KEPADA KPU PUSAT, KPU
PROV, DAN KPU KAB/KOTA:
a. DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER-KECAMATAN ATAU
DAK2 (PADA TGL. 17 APRIL 2015).
b. DAFTAR PENDUDUK POTENSIAL PEMILIH PEMILIHAN
ATAU DP4 (TGL 3 JUNI 2015).
3. MENDUKUNG PENDANAAN PILKADA SERENTAK (PERMEN-
DAGRI NO. 44 THN 2015 TTG PENGELOLAAN DANA KEGIATAN
PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA TAHUN 2015
DAN SE-MENDAGRI NO.900/1196/SJ TGL 9 MARET 2015).
4. MENGAWAL TRANTIBMAS SELAMA PILKADA (PERMEN-DAGRI
NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENUGASAN SATUAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KETEN-
TERAMAN, KETERTIBAN, DAN KEAMANAN PENYELENGGA-
RAAN PEMILU).
5. 1. PEMDA, KPUD, BAWASLU/PANWAS, SERTA UNSUR
TERKAIT SEGERA MENYEPAKATI BESARAN
ANGGARAN PILKADA DAN MENJAMIN KEPASTIAN
TERSEDIANYA PENDANAAN GUNA EFEKTIFITAS
PENYELENGGARAAN PILKADA SERENTAK PADA TGL
9 DESEMBER 2015.
2. PEMDA SEGERA MELAKUKAN PENANDATANGANAN
NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD)
SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN PENYALURAN DAN
PENCAIRAN DANA APBD UNTUK KEGIATAN PILKADA
SERENTAK TAHUN 2015, MENGINGAT SAAT INI
TAHAPAN KEGIATAN SUDAH DIMULAI.
6. PERMASALAHAN / KONDISI DAERAH
JELANG PILKADA SERENTAK 2017
KETERLIBATAN PNS / ASN DLM POLITIK PRAKTIS PD TAHAPAN
PILKADA SERENTAK 2017 DI BBRP DAERAH
MENINGKATNYA SUHU POLITIK DI DAERAH
RAWAN TERJADI MOBILISASI MASSA: UNRAS, PROTES, BOIKOT,
RUSUH, RIBUT, DLL
POLITIK UANG (MONEY POLITIC) DAN KAMPANYE HITAM (BLACK
CAMPAIGN)
7. PERAN PEMDA DLM MENJAGA KONDUSIFITAS
KAMTRAMTIBUM DI DAERAH JELANG
PILKADA SERENTAK 2017
TINGKATKAN KOORD, KETERPADUAN, SINERGITAS
ANTAR APARATUR PEMDA DGN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
FORKOPIMDA, TIMDU PKS, KOMINDA DETEKSI DINI DAN CEGAH DINI
LAKSANAKAN DAN TINGKATKAN PEMANTAUAN SIT
PERKEMB POLITIK DI DAERAH
PERMENDAGRI NO.61/2011
BERDAYAKAN SLRH PARTISIPASI MASY FKDM, FKUB, FPK, ORMAS, DLL
DORONG NETRALITAS/INDEPENDENSI
PENYELENGGARA PILKADA
KPUD, BAWASLU/PANWASLU,
APARATUR PEMDA DAN PENEGAK
HUKUM
TINGKATKAN PERAN SATLINMAS
MEMBANTU KAMTRAMTIBUM,
PAM WIL, PAM SUNG PILKADA
SERENTAK 2015
8. (1) PENDAF-
TARAN PASANG-
AN CALON
1. KEPENGURUSAN GANDA PARPOL.
2. DUKUNGAN KTP CALON PERSEORANGAN.
POTENSI GANGGUAN KAMTIBMAS
DALAM PELAKSANAAN PILKADA
(2) DISTRIBUSI
LOGISTIK
(3) KAMPANYE
1. TERLAMBAT TIBA DI TEMPAT.
2. PENCURIAN/SABOTASE.
3. SALAH DISTRIBUSI.
1. PROTES PARPOL KEPADA KPUD.
2. BENTROK/RUSUH MASSAL.
3. SABOTASE, TERROR, ANCAM & CULIK.
4. RUSAK/BAKAR ALAT PERAGA/BENDERA .
5. LANGGAR, LAKA & MACET LANTAS.
6. KEJAHATAN KONVENSIONAL LAINNYA.
(4) MASA TENANG
1. MONEY POLITIC & KAMPANYE HITAM.
2. SABOTASE, ANCAMAN & PENCULIKAN
3. KEJAHATAN KONVENSIONAL LAINNYA.
4. BOIKOT PEMILU & KAMPANYE GOLPUT.
PENGAWALAN TRANTIBMAS DALAM PILKADA
9. (5)
PEMUNGUTAN
SUARA
(7) PENETAPAN
HASIL HITUNG
SUARA
1. MONEY POLITIC/SERANGAN FAJAR.
2. PROTES, RIBUT/RUSUH DI TPS.
3. ANCAMAN/INTIMIDASI.
4. TERRORISME & SABOTASE .
5. PERUSAKAN, PEMBAKARAN.
6. KEKERASAN/KEJAHATAN
KONVENSIONAL LAINNYA.
1. PROTES, RIBUT/RUSUH.
2. MANIPULASI/ GELEMBUNG HSL SUARA.
3. PERUSAKAN/BAKAR & PEMUKULAN.
4. ULUR WAKTU PENGHITUNGAN/CURANG
5. KEJAHATAN KONVENSIONAL.
1. PROTES, UNRAS, PERUSAKAN.
2. BENTROK MASSAL.
3. ANCAM & SABOTASE.
4. BLOKIR JALAN & KANTOR.
5. PENOLAKAN HASIL HITUNG SUARA.
(6) HITUNG & REKAP
HASIL SUARA
LANJUTAN....
10. (8) PENETAPAN
HASIL PILKADA
(9) PENGAJUAN
PERSELISIHAN
HSL PILKADA
1. PENOLAKAN HASIL PILKADA.
2. PENGERAHAN MASSA .
3. UNJUK RASA/DEMONSTRASI.
4. SABOTASE & BAKAR.
1. PENGERAHAN MASSA.
2. PENDUKUNG MENDATANGI MAHKAMAH
KONSTITUSI SAAT SIDANG.
3. GESEKAN ANTAR PENDUKUNG.
1. PROTES, UNJUK RASA
2. SABOTASE, ANCAM, TEROR, CULIK.
3. PENGERAHAN MASSA .
4. KEJAHATAN KONVENSIONAL LAINNYA.
(10) PELANTIKAN
KDH & WKL KDH
LANJUTAN....
CEGAH DAN ATASI GANGGUAN KAMTIBMAS
DENGAN BERPEDOMAN PADA KETENTUAN PP. NOMOR 2 TAHUN
2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
11. 1. PEJABAT NEGARA, PEJABAT ASN, DAN KEPALA DESA ATAU
LURAH DILARANG MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU TINDAKAN
YG MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH SATU CALON
SELAMA MASA KAMPANYE.
2. PETAHANA DILARANG MELAKUKAN PENGGANTIAN PEJABAT 6
(ENAM) BULAN SEBELUM MASA JABATANNYA BERAKHIR.
DALAM HAL TERJADI KEKOSONGAN JABATAN, MAKA
GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENUNJUK PEJABAT
PELAKSANA TUGAS.
3. PETAHANA DILARANG MENGGUNAKAN PROGRAM DAN
KEGIATAN PEMDA UNTUK KEGIATAN PEMILIHAN 6 (ENAM)
BULAN SEBELUM MASA JABATANNYA BERAKHIR.
4. DALAM HAL PETAHANA MELAKUKAN HAL SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (2) DAN AYAT (3), PETAHANA DIKENAI
SANKSI PEMBATALAN SEBAGAI CALON OLEH KPU PROVINSI
ATAU KPU KABUPATEN/KOTA.
12. NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM PELAKSANAAN PILKADA
PP NO. 53 TAHUN 2010
TENTANG DISPILIN PNS
LARANGAN BAGI PNS
(PASAL 4 ANGKA 15)
a. Terlibat dalam kegiatan
kampanye;
b. Menggunakan fasilitas yang
terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
c. Membuat keputusan dan/atau
tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu
pasangan calon;
d. Mengadakan kegiatan yang
meng-arah kepada
keberpihakan ter-hadap
pasangan calon yang menjadi
peserta Pilkada.
PELANGGARAN BERAT
(PASAL 13 ANGKA 13)
MEMBERIKAN DUKUNGAN
KEPADA PASANGAN CALON
Sanksi Pelanggaran Berat
(Pasal 7 Angka 4):
1. Penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama tiga tahun;
2. Pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
3. Pembebasan dari jabatan;
4. Pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri;
5. Pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS.
13. ISU STRATEGIS PILGUB BANTEN 2017
1. Ketentuan untuk Petahana Cuti, harus cuti 3 hari setelah ditetapkan
sebagai Calon hingga 3 hari sebelum pencoblosan. Hal ini masih
perbedaan pendapat antara KPU RI dengan DPR RI, bila DPR RI
meginginkan selama masa kampanye tersebut Petahana harus cuti,
sedangkan KPU RI Petahana hanya cuti pada saat hari kampanye
saja. Bila ketentuan cuti ini diartikan harus cuti selama masa
kampanye, artinya untuk Provinsi Banten pelaksanaan
pemerintahan sehari-hari oleh Sekretaris Daerah sebagai PLH.
Mengingat pada saat PLH memasuki akhir tahun, sedang agenda
pembahasan APBD 2017 sedang berlangsung, bagaimana proses
pengambilan keputusan mengenai APBD 2017 tersebut?
2. Masa Jabatan Gubernur Banten berakhir pada tanggal 11 Januari
2017, sampai dengan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur
Terpilih diperkirakan pada Mei-Juni 2017, ada kemungkinan akan
ditunjuk Pejabat Gubernur oleh Menteri Dalam Negeri.
14. ISU STRATEGIS PILGUB BANTEN 2017
3. Saat ini Partai Politik masih mengusung masing-masing Bakal
Calon Gubernur, sedangkan sesuai aturan tidak ada Partai Politik
di Banten yang dapat mengusung sendiri, harus berkoalisi dengan
Partai Politik lain.
4. Banyaknya Tokoh Banten bermunculan untuk mengambil jalur
Calon Perseorangan.