SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
 bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain
  ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan
  yang teratur dan semestinya.”
 Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun

  tulisan, yang resmi dan teratur.”
 sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan

  yang semestinya atau logis.
 Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-
  urutan suatu kejadian atau peristiwa.
 Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi

  (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup
  seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah
  pengalaman. Narasi seperti ini disebut
  dengan narasi ekspositoris.  
   Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau
    rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita
    novel atau cerpen. Narasi ini disebut
    dengan narasi imajinatif.
(1) menentukan tema cerita
(2) menentukan tujuan
(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka
  karangan secara kronologis atau urutan waktu.
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan
   Kata deskripsi berasal dari bahasa
    latin discribere yang berarti gambaran,
    perincian,  atau pembeberan. Deskripsi adalah
    karangan yang menggambarkan suatu objek
    berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan
    pengalaman penulisnya.
 Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan
  atau citraan sesuai dengan pengamatan,
  perasaan, dan pengalaman penulis sehingga
  seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan,
  dan mengalami sendiri obyek tersebut.
 Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis

  deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan
  citraan.
 Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan
  atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.
 a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi

  yang menggambarkan objek benda sesuai
  kesan/imajinasi si penulis.
 b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi

  yang menggambarkan objek berdasarkan urutan
  logika atau fakta-fakta yang dilihat.
(1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan
  bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
 Kata eksposisi berasal dari bahasa
  Latin exponere yang berarti: memamerkan,
  menjelaskan, atau menguraikan.
 Karangan eksposisi adalah karangan yang

  memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
  (memaparkan) sesuatu dengan tujuan
  memberikan informasi dan memperluas
  pengetahuan kepada pembacanya.
   Karangan eksposisi biasanya digunakan pada
    karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah,
    makalahmakalah untuk seminar, simposium, atau
    penataran.
 Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering
  pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk
  nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau
  bagan dalam karangannya.
 Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk

  uraian proses, tahapan, cara kerja, dan
  sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi,
  definisi, dan klasifikasi.
(1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian
  eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
 Karangan argumentasi ialah karangan yang
  berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap
  suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti,
  dan pernyataan-pernyataan yang logis.
 Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha

  meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat
  pengarang.
   Karangan argumentasi dapat juga berisi
    tanggapan atau sanggahan terhadap suatu
    pendapat dengan memaparkan alasan-alasan
    yang rasionaldan logis.
(1) menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-
  bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
 berarti tempat, dalam proses menulis bebarti
  pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
  landasan penulisan suatu artikel.
 amanat utama yang disampaikan oleh penulis

  melalui karangannya.
1. Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi
  kita masing-masing.
2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual
  supaya selalu menarik.
3. Tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan
  masalah yang terbatas, makin sempit ruang lingkup
  makin baik.
4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan
  dapat dikuasai.
5. Tema dikenal/ diketahui dengan baik.
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan
  sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada
  dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih
  lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar
  lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat
  dirinci lebih lanjut atau tidak.
1. Kejelasan
 Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya, melalui
 subordinasinya, maupun kalimat-kalimatnya.
2. Kesatuan dan Keharmonisan
 Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya
 dalam mengemukakan ide tunggal, sehingga karena ia
 bertolak dari ide tunggal maka pembaca-pembaca justru
 dapat menyimpulkan karangan itu dalam sebuah kalimat
 tunggal.
4. Keaslian
 Tema yang baik harus mengandung keaslian. Keaslian
 mungkin terletak pada topiknya, segi pandangannya,
 tetapi dapat juga terdapat dalam pendekatannya dalam
 rangkaian kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.
1. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?
      2. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai
         fokus yang tajam?
      3. Apakah gagasan itu terikat waktu?
      4. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan
         yang unik?
      5. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan
         penerbit?
(Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989:
  44).
 Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab
  dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;
 identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,

  bersipat menjelaskan diri dan yang manarik
  perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
  (lokasi).
 Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat

  dan menarik
1.   Relevan, yaitu harus mempunyai pertalian
     dengan temanya, atau ada pertalian dengan
     beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2.   Provokatif, yaitu harus menarik dengan
     sedemikian rupa sehingga menimbulkan
     keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi
     buku atau karangan.
3. Singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk
  kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus
  berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat.
  Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
4. Asli, yaitu Jangan menggunakan judul yang
  sudah pernah dipakai.
 Harus berbentuk frasa.
 Tanpa ada singkatan atau akronim.

 Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi

  dan konjungsi.
 Tanpa tanda baca di akhir judul.

 Menarik.

 Logis.

 Sesuai dengan isi.
1.   Tiap unit (satuan) garis besar harus
     mengandung hanya satu ide.
2.   Pokok-pokok dalam garis besar harus disusun
     secara logis
3.   Harus konsisten dalam menggunakan istilah
1.  Dengan membuat kerangka tulisan maka akan
    kelihatan maksud tulisan tersebut, atau jika maksud
    tersebut telah ditetapkan dalam pikiran maka kita
    harus mengarah pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Dari kerangka tulisan akan kelihatan juga penentuan
    persoalan dan pembatasannya.
3. Kerangka tulisan juga memberikan kemungkinan
    untuk kalimat hal-hal apa (misalnya buku-buku
    bacaan) yang diperlukan untuk menulis, atau
    hendaknya apa yang diperlukan, serta metode yang
    sesuai untuk memecahkan persoalan tersebut.
4. Kerangka tulisan memungkinkan kita meninjau
  perimbangan bab-bab atau bagian-bagian dalam
  karangan tersebut. Kita dapat merencanakan berapa
  halaman panjangnya, menurut suatu perimbangan yang
  baik.
5. Kerangka tulisan memperlihatkan juga pemecahan
  persoalan (kesimpulan)
6. Dengan memiliki kerangka tulisan penulis dapat melihat
  dengan jelas matei-matei yang diperlukan, serta materi-
  materi yang telah diperoleh harus dimasukkan dalam bab-
  bab yang mana.
 Ringkasan
  Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata
  mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar.
 Pernyataan yang menonjol
  Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan",
  diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca
  terpesona.
   Pelukisan
    Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal
    untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka
    membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak
    disajikan dalam artikel itu nantinya.
   Anekdot
    Pembukaan jenis ini sering menawan karena
    memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-olah
    menjadi fiksi.
 Pertanyaan
  Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga
  dianggap sebagai pendahuluan yang bagus.
 Kutipan orang lain
  Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung
  menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke
  pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti.
 Amanat langsung
  Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca
  sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada
  perorangan.
Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa
bagian. Masing-masing dibatasi dengan subjudul-
subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca
beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai
penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno
1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak
ditulis secara kaku.
Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan
secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan,
ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88).
   Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak
    harus menuliskan subjudul berupa "Penutup"
    atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa kita
    lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan
    (Soeseno 1982: 48). Gaya pamit itu bisa
    ditandai dengan pemarkah seperti "demikian",
    "jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa
    pertanyaan yang menggugah pembaca.
Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya lima
pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel
1. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup
pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-
bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisa
masing-masing.
2. Pola masalah dan pemecahannya
  Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih
  dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan
  yang ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisa
  pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di
  bidang keilmuan yang bersangkutan.
3. Pola kronologi
  Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang
  terjadi.
4. Pola pendapat dan alasan pemikiran
  Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak
  mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang
  digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang
  mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
5. Pola pembandingan
  Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu
  topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya.
  Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun
  tulisan.
 Pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau
  seseorang, baik berupa tulisan dalam buku,
  majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya,
  maupun dalam bentuk lisan
 Tujuan: pengokohan argumentasi dalam sebuah

  karangan.




                                                       45
a. Landasan teori
b. Penegasan suatu uraian
c. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.




                                               46
1)   Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu
     perlu
2)   Penulis bertanggung jawab penuh terhadap
     ketepatan dan ketelitian kutipan
3)   Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4)   Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan
     langsung
5)   Penulis mempertimbangkan jenis kutipan,
     kutipan langsung atau kutipan tak langsung


                                                   47
   Plagiarisme adalah tindakan yang secara sengaja
    mengakui karya atau ide orang lain sebagai karya
    sendiri atau memberikan kesan bahwa karya atau
    ide orang lain tersebut adalah karya atau idenya.




                                                        48
   ………………..(saepudin dalam yeti, 1997: 123)

   (saepudin, 1998: 112)
a.   Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik
     kata-katanya maupun tekniknya.
     Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan,
     penulis harus memberi keterangan.
        Contoh:
       “Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam
     uang.”
     Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata
     yang salah, namun pengutip tidak boleh
     memperbaikinya.



                                                       50
Cara memperbaikinya:
1) “Tugas bank antara lain memberi pinjam
    [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.”
2) “Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!]
    uang.”

[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.




                                                   51
b. Menghilangkan bagian kutipan
  Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan
  dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak
  menyebabkan perubahan makna.




                                                      52
1) menghilangkan bagian kutipan dalam sebuah
  alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan
  titik berspasi.
 “... suatu bentuk kerja sama antara sekelompok

  orang berdasarkan suatu tujuan bersama yang
  tertentu” (Sutarno, 2006: 46)




                                                   53
2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari
  satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti
  dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin
  kiri sampai ke margin kanan).

 …………………………………………………………




                                                      54
a.   Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat
     dengan mengambil secara lengkap kata demi
     kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli
b.   Kutipan tidak langsung adalah pinjaman
     pendapat dengan mengambil inti sarinya saja
c.   Kutipan pada catatan kaki
d.   Kutipan atas ucapan lisan
e.   Kutipan dalam kutipan
f.   Kutipan langsung pada materi.



                                                        55
a.   Kutipan Langsung,
     1) Yang tidak lebih dari empat baris:
        a)   Kutipan diintegrasikan dengan teks
        b)   Jarak antar baris kutipan dua spasi
        c)   Kutipan disimpan dalam tanda kutip (“ … “)
        d)   Dibelakang Kutipan tiliskan sumber/ rujukan. (nama
             belakang penulis, tahun: halaman)




                                                                  56
“... menurut Sutarno, organisasi adalah suatu
  bentuk kerja sama antara sekelompok orang
  berdasarkan suatu tujuan bersama yang tertentu”
  (Sutarno, 2006: 46)




                                                    57
2) Yang lebih dari empat baris:
   a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
   b) jarak antar baris kutipan satu spasi
   c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan
   alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan
   dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
   kutipan dimasukkan lagi 5-7          ketukan
   d) Kutipan boleh di dalam tanda kutip bisa tidak
   e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti
   pada 1)



                                                           58
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………..

    Menurut Sutrisna “Pada keadaan dimana prevalence
penyakit     rendah dan dimana tidak ada maksud untuk
mengadakan          pemastian terhadap diagnosa, maka
penggunaan tes yang        mempunyai spesifitas yang
tinggi tapi sensitivitas rendah adalah tepat” (1986: 64)


…………………………………………………………
…………………………………………………………
………………………..
                                                           59
b. Kutipan tak langsung
 1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
 2) jarak antar baris disesuaikan dengan jarak
 tulisan kita
 3) kutipan tidak diapit tanda kutip
 4) sesudah selesai diberi sumber kutipan.
d. Kutipan atas ucapan lisan
 Harus dilegalisasi terlebih dahuli oleh pembicara
 atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
 pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks
 sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.

                                                     60
   Catatan kaki adalah catatan ditempatkan di bagian
    bawah halaman. Mereka mengutip referensi atau
    komentar pada bagian yang ditunjuk dari teks di
    atasnya. Misalnya, Anda ingin menambahkan komentar
    yang menarik untuk sebuah kalimat yang Anda tulis,
    tetapi komentar yang tidak terkait langsung dengan
    argumen ayat Anda
   Kadang-kadang mereka hanya merujuk kepada sumber
    yang relevan - mereka membiarkan pembaca Anda tahu
    di mana bahan tertentu berasal dari, atau di mana
    mereka dapat mencari sumber-sumber lain pada subjek




                                                          61
Wacana

More Related Content

What's hot

Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)aisy27
 
Model analisis wacana
Model analisis wacanaModel analisis wacana
Model analisis wacanasyifa atiqah
 
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisan
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisanJenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisan
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisanamirah aisyah
 
Kajian wacana (Barbara Johnstone)
Kajian wacana (Barbara Johnstone)Kajian wacana (Barbara Johnstone)
Kajian wacana (Barbara Johnstone)Oktari Aneliya
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaYudha Fadillah
 
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di MalaysiaSejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di Malaysiasyifa atiqah
 
Soal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaSoal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaWarnet Raha
 
Teks hasil observasi materi kelas VII
Teks hasil observasi materi kelas VII Teks hasil observasi materi kelas VII
Teks hasil observasi materi kelas VII Aulia VistaDevi
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Rinisutopo
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 

What's hot (20)

Makalah wacana
Makalah wacanaMakalah wacana
Makalah wacana
 
Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)Wacana penulisan (tajuk 1)
Wacana penulisan (tajuk 1)
 
Model analisis wacana
Model analisis wacanaModel analisis wacana
Model analisis wacana
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisan
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisanJenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisan
Jenis jenis, ciri-ciri dan gaya penulisan
 
Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Kajian wacana (Barbara Johnstone)
Kajian wacana (Barbara Johnstone)Kajian wacana (Barbara Johnstone)
Kajian wacana (Barbara Johnstone)
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
semantik
semantiksemantik
semantik
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di MalaysiaSejarah perkembangan wacana di Malaysia
Sejarah perkembangan wacana di Malaysia
 
Soal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesiaSoal bahasa dan sastra indonesia
Soal bahasa dan sastra indonesia
 
Hasil kerja bm3111
Hasil kerja bm3111Hasil kerja bm3111
Hasil kerja bm3111
 
Teks hasil observasi materi kelas VII
Teks hasil observasi materi kelas VII Teks hasil observasi materi kelas VII
Teks hasil observasi materi kelas VII
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 

Similar to Wacana (20)

93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
 
Topik tema karangan
Topik tema karanganTopik tema karangan
Topik tema karangan
 
Topik tema karangan
Topik tema karanganTopik tema karangan
Topik tema karangan
 
Karangan ilmiah dan non ilmiah
Karangan ilmiah dan non ilmiahKarangan ilmiah dan non ilmiah
Karangan ilmiah dan non ilmiah
 
KARANGAN
KARANGANKARANGAN
KARANGAN
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Penulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahPenulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiah
 
PPT MODUL 5.pptx
PPT MODUL 5.pptxPPT MODUL 5.pptx
PPT MODUL 5.pptx
 
Materi Makalah
Materi MakalahMateri Makalah
Materi Makalah
 
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAFB. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
B. INDO TUGAS 4 ANALISIS PEMADATTAN CIRI PARAGRAF
 
Topik
TopikTopik
Topik
 
perencanaan karangan
perencanaan karanganperencanaan karangan
perencanaan karangan
 
Karangan Kelompok 1D.pptx
Karangan Kelompok 1D.pptxKarangan Kelompok 1D.pptx
Karangan Kelompok 1D.pptx
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
bahasa indonesia pragraf
bahasa indonesia pragrafbahasa indonesia pragraf
bahasa indonesia pragraf
 
Tugas bahasa indonesia pragraf
Tugas bahasa indonesia pragrafTugas bahasa indonesia pragraf
Tugas bahasa indonesia pragraf
 
Tugas kelompok 6 paragraf
Tugas kelompok 6 paragrafTugas kelompok 6 paragraf
Tugas kelompok 6 paragraf
 
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptxpertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
pertemuan10karyailmiahpopuler-201116054644.pptx
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karangan
 
Paragrafff
ParagrafffParagrafff
Paragrafff
 

Wacana

  • 1.
  • 2.  bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya.”  Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.”  sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.
  • 3.  Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut- urutan suatu kejadian atau peristiwa.  Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris.  
  • 4. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi imajinatif.
  • 5. (1) menentukan tema cerita (2) menentukan tujuan (3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok (4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan waktu. (5) mengembangkan kerangka menjadi karangan
  • 6. Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian,  atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya.
  • 7.  Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut.  Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
  • 8.  Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.  a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis.  b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.
  • 9. (1) menentukan objek pengamatan (2) menentukan tujuan (3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan (4) menyusun kerangka karangan (5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
  • 10.  Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan.  Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
  • 11. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
  • 12.  Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya.  Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
  • 13. (1) menentukan objek pengamatan, (2) menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, (3) mengumpulkan data atau bahan, (4) menyusun kerangka karangan, dan (5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
  • 14.  Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.  Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
  • 15. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasionaldan logis.
  • 16. (1) menentukan tema atau topik permasalahan, (2) merumuskan tujuan penulisan, (3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti- bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, (4) menyusun kerangka karangan, dan (5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
  • 17.
  • 18.  berarti tempat, dalam proses menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.  amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
  • 19. 1. Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi kita masing-masing. 2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual supaya selalu menarik. 3. Tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan masalah yang terbatas, makin sempit ruang lingkup makin baik. 4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan dapat dikuasai. 5. Tema dikenal/ diketahui dengan baik.
  • 20. 1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral. 2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. 3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih. 4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
  • 21. 1. Kejelasan Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya, melalui subordinasinya, maupun kalimat-kalimatnya. 2. Kesatuan dan Keharmonisan Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya dalam mengemukakan ide tunggal, sehingga karena ia bertolak dari ide tunggal maka pembaca-pembaca justru dapat menyimpulkan karangan itu dalam sebuah kalimat tunggal.
  • 22. 4. Keaslian Tema yang baik harus mengandung keaslian. Keaslian mungkin terletak pada topiknya, segi pandangannya, tetapi dapat juga terdapat dalam pendekatannya dalam rangkaian kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.
  • 23. 1. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang? 2. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang tajam? 3. Apakah gagasan itu terikat waktu? 4. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik? 5. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit? (Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989: 44).
  • 24.
  • 25.  Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;  identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi).  Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik
  • 26. 1. Relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 2. Provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  • 27. 3. Singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. 4. Asli, yaitu Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.
  • 28.  Harus berbentuk frasa.  Tanpa ada singkatan atau akronim.  Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.  Tanpa tanda baca di akhir judul.  Menarik.  Logis.  Sesuai dengan isi.
  • 29.
  • 30. 1. Tiap unit (satuan) garis besar harus mengandung hanya satu ide. 2. Pokok-pokok dalam garis besar harus disusun secara logis 3. Harus konsisten dalam menggunakan istilah
  • 31. 1. Dengan membuat kerangka tulisan maka akan kelihatan maksud tulisan tersebut, atau jika maksud tersebut telah ditetapkan dalam pikiran maka kita harus mengarah pada tujuan yang hendak dicapai. 2. Dari kerangka tulisan akan kelihatan juga penentuan persoalan dan pembatasannya. 3. Kerangka tulisan juga memberikan kemungkinan untuk kalimat hal-hal apa (misalnya buku-buku bacaan) yang diperlukan untuk menulis, atau hendaknya apa yang diperlukan, serta metode yang sesuai untuk memecahkan persoalan tersebut.
  • 32. 4. Kerangka tulisan memungkinkan kita meninjau perimbangan bab-bab atau bagian-bagian dalam karangan tersebut. Kita dapat merencanakan berapa halaman panjangnya, menurut suatu perimbangan yang baik. 5. Kerangka tulisan memperlihatkan juga pemecahan persoalan (kesimpulan) 6. Dengan memiliki kerangka tulisan penulis dapat melihat dengan jelas matei-matei yang diperlukan, serta materi- materi yang telah diperoleh harus dimasukkan dalam bab- bab yang mana.
  • 33.
  • 34.  Ringkasan Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar.  Pernyataan yang menonjol Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.
  • 35. Pelukisan Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya.  Anekdot Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-olah menjadi fiksi.
  • 36.  Pertanyaan Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang bagus.  Kutipan orang lain Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti.
  • 37.  Amanat langsung Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan.
  • 38. Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-masing dibatasi dengan subjudul- subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno 1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku.
  • 39. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88).
  • 40. Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak harus menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (Soeseno 1982: 48). Gaya pamit itu bisa ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca.
  • 41. Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel 1. Pola pemecahan topik Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian- bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisa masing-masing.
  • 42. 2. Pola masalah dan pemecahannya Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang bersangkutan. 3. Pola kronologi Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi.
  • 43. 4. Pola pendapat dan alasan pemikiran Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu. 5. Pola pembandingan Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun tulisan.
  • 44.
  • 45.  Pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan  Tujuan: pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. 45
  • 46. a. Landasan teori b. Penegasan suatu uraian c. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu. 46
  • 47. 1) Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu 2) Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan 3) Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori 4) Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung 5) Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung 47
  • 48. Plagiarisme adalah tindakan yang secara sengaja mengakui karya atau ide orang lain sebagai karya sendiri atau memberikan kesan bahwa karya atau ide orang lain tersebut adalah karya atau idenya. 48
  • 49. ………………..(saepudin dalam yeti, 1997: 123)  (saepudin, 1998: 112)
  • 50. a. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, penulis harus memberi keterangan. Contoh: “Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.” Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya. 50
  • 51. Cara memperbaikinya: 1) “Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.” 2) “Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.” [Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya. 51
  • 52. b. Menghilangkan bagian kutipan Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna. 52
  • 53. 1) menghilangkan bagian kutipan dalam sebuah alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi.  “... suatu bentuk kerja sama antara sekelompok orang berdasarkan suatu tujuan bersama yang tertentu” (Sutarno, 2006: 46) 53
  • 54. 2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin kiri sampai ke margin kanan). ………………………………………………………… 54
  • 55. a. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli b. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil inti sarinya saja c. Kutipan pada catatan kaki d. Kutipan atas ucapan lisan e. Kutipan dalam kutipan f. Kutipan langsung pada materi. 55
  • 56. a. Kutipan Langsung, 1) Yang tidak lebih dari empat baris: a) Kutipan diintegrasikan dengan teks b) Jarak antar baris kutipan dua spasi c) Kutipan disimpan dalam tanda kutip (“ … “) d) Dibelakang Kutipan tiliskan sumber/ rujukan. (nama belakang penulis, tahun: halaman) 56
  • 57. “... menurut Sutarno, organisasi adalah suatu bentuk kerja sama antara sekelompok orang berdasarkan suatu tujuan bersama yang tertentu” (Sutarno, 2006: 46) 57
  • 58. 2) Yang lebih dari empat baris: a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi b) jarak antar baris kutipan satu spasi c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan d) Kutipan boleh di dalam tanda kutip bisa tidak e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1) 58
  • 59. ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ………….. Menurut Sutrisna “Pada keadaan dimana prevalence penyakit rendah dan dimana tidak ada maksud untuk mengadakan pemastian terhadap diagnosa, maka penggunaan tes yang mempunyai spesifitas yang tinggi tapi sensitivitas rendah adalah tepat” (1986: 64) ………………………………………………………… ………………………………………………………… ……………………….. 59
  • 60. b. Kutipan tak langsung 1) Kutipan diintegrasikan dengan teks 2) jarak antar baris disesuaikan dengan jarak tulisan kita 3) kutipan tidak diapit tanda kutip 4) sesudah selesai diberi sumber kutipan. d. Kutipan atas ucapan lisan Harus dilegalisasi terlebih dahuli oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung. 60
  • 61. Catatan kaki adalah catatan ditempatkan di bagian bawah halaman. Mereka mengutip referensi atau komentar pada bagian yang ditunjuk dari teks di atasnya. Misalnya, Anda ingin menambahkan komentar yang menarik untuk sebuah kalimat yang Anda tulis, tetapi komentar yang tidak terkait langsung dengan argumen ayat Anda  Kadang-kadang mereka hanya merujuk kepada sumber yang relevan - mereka membiarkan pembaca Anda tahu di mana bahan tertentu berasal dari, atau di mana mereka dapat mencari sumber-sumber lain pada subjek 61