2. bahasa Inggris discourse, yang artinya antara lain
”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan
yang teratur dan semestinya.”
Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun
tulisan, yang resmi dan teratur.”
sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan
yang semestinya atau logis.
3. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-
urutan suatu kejadian atau peristiwa.
Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi
(riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup
seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah
pengalaman. Narasi seperti ini disebut
dengan narasi ekspositoris.
4. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau
rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita
novel atau cerpen. Narasi ini disebut
dengan narasi imajinatif.
5. (1) menentukan tema cerita
(2) menentukan tujuan
(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka
karangan secara kronologis atau urutan waktu.
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan
6. Kata deskripsi berasal dari bahasa
latin discribere yang berarti gambaran,
perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah
karangan yang menggambarkan suatu objek
berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan
pengalaman penulisnya.
7. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan
atau citraan sesuai dengan pengamatan,
perasaan, dan pengalaman penulis sehingga
seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan,
dan mengalami sendiri obyek tersebut.
Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis
deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan
citraan.
8. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan
atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.
a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi
yang menggambarkan objek benda sesuai
kesan/imajinasi si penulis.
b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi
yang menggambarkan objek berdasarkan urutan
logika atau fakta-fakta yang dilihat.
9. (1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan
bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
10. Kata eksposisi berasal dari bahasa
Latin exponere yang berarti: memamerkan,
menjelaskan, atau menguraikan.
Karangan eksposisi adalah karangan yang
memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
(memaparkan) sesuatu dengan tujuan
memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya.
11. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada
karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah,
makalahmakalah untuk seminar, simposium, atau
penataran.
12. Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering
pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk
nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau
bagan dalam karangannya.
Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk
uraian proses, tahapan, cara kerja, dan
sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi,
definisi, dan klasifikasi.
13. (1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian
eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
14. Karangan argumentasi ialah karangan yang
berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap
suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti,
dan pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat
pengarang.
15. Karangan argumentasi dapat juga berisi
tanggapan atau sanggahan terhadap suatu
pendapat dengan memaparkan alasan-alasan
yang rasionaldan logis.
16. (1) menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-
bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
17.
18. berarti tempat, dalam proses menulis bebarti
pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel.
amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya.
19. 1. Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi
kita masing-masing.
2. Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual
supaya selalu menarik.
3. Tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan
masalah yang terbatas, makin sempit ruang lingkup
makin baik.
4. Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan
dapat dikuasai.
5. Tema dikenal/ diketahui dengan baik.
20. 1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan
sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada
dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih
lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar
lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat
dirinci lebih lanjut atau tidak.
21. 1. Kejelasan
Kejelasan dapat dilihat dari ide sentralnya, melalui
subordinasinya, maupun kalimat-kalimatnya.
2. Kesatuan dan Keharmonisan
Sebuah tulisan yang baik harus tetap membatasi dirinya
dalam mengemukakan ide tunggal, sehingga karena ia
bertolak dari ide tunggal maka pembaca-pembaca justru
dapat menyimpulkan karangan itu dalam sebuah kalimat
tunggal.
22. 4. Keaslian
Tema yang baik harus mengandung keaslian. Keaslian
mungkin terletak pada topiknya, segi pandangannya,
tetapi dapat juga terdapat dalam pendekatannya dalam
rangkaian kalimat-kalimat atau pilihan judulnya.
23. 1. Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?
2. Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai
fokus yang tajam?
3. Apakah gagasan itu terikat waktu?
4. Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan
yang unik?
5. Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan
penerbit?
(Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989:
44).
24.
25. Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab
dalam buku, kepala berita, dan lain-lain;
identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,
bersipat menjelaskan diri dan yang manarik
perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
(lokasi).
Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat
dan menarik
26. 1. Relevan, yaitu harus mempunyai pertalian
dengan temanya, atau ada pertalian dengan
beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Provokatif, yaitu harus menarik dengan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi
buku atau karangan.
27. 3. Singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk
kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus
berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat.
Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
4. Asli, yaitu Jangan menggunakan judul yang
sudah pernah dipakai.
28. Harus berbentuk frasa.
Tanpa ada singkatan atau akronim.
Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi
dan konjungsi.
Tanpa tanda baca di akhir judul.
Menarik.
Logis.
Sesuai dengan isi.
29.
30. 1. Tiap unit (satuan) garis besar harus
mengandung hanya satu ide.
2. Pokok-pokok dalam garis besar harus disusun
secara logis
3. Harus konsisten dalam menggunakan istilah
31. 1. Dengan membuat kerangka tulisan maka akan
kelihatan maksud tulisan tersebut, atau jika maksud
tersebut telah ditetapkan dalam pikiran maka kita
harus mengarah pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Dari kerangka tulisan akan kelihatan juga penentuan
persoalan dan pembatasannya.
3. Kerangka tulisan juga memberikan kemungkinan
untuk kalimat hal-hal apa (misalnya buku-buku
bacaan) yang diperlukan untuk menulis, atau
hendaknya apa yang diperlukan, serta metode yang
sesuai untuk memecahkan persoalan tersebut.
32. 4. Kerangka tulisan memungkinkan kita meninjau
perimbangan bab-bab atau bagian-bagian dalam
karangan tersebut. Kita dapat merencanakan berapa
halaman panjangnya, menurut suatu perimbangan yang
baik.
5. Kerangka tulisan memperlihatkan juga pemecahan
persoalan (kesimpulan)
6. Dengan memiliki kerangka tulisan penulis dapat melihat
dengan jelas matei-matei yang diperlukan, serta materi-
materi yang telah diperoleh harus dimasukkan dalam bab-
bab yang mana.
33.
34. Ringkasan
Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata
mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar.
Pernyataan yang menonjol
Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan",
diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca
terpesona.
35. Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal
untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka
membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak
disajikan dalam artikel itu nantinya.
Anekdot
Pembukaan jenis ini sering menawan karena
memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-olah
menjadi fiksi.
36. Pertanyaan
Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga
dianggap sebagai pendahuluan yang bagus.
Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung
menyentuh rasa pembaca, sekaligus membawanya ke
pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti.
37. Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca
sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada
perorangan.
38. Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa
bagian. Masing-masing dibatasi dengan subjudul-
subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca
beristirahat sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai
penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soeseno
1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak
ditulis secara kaku.
39. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan
secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan,
ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88).
40. Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak
harus menuliskan subjudul berupa "Penutup"
atau "Simpulan". Penutupan artikel bisa kita
lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan
(Soeseno 1982: 48). Gaya pamit itu bisa
ditandai dengan pemarkah seperti "demikian",
"jadi", "maka", "akhirnya", dan bisa pula berupa
pertanyaan yang menggugah pembaca.
41. Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya lima
pola yang bisa kita gunakan untuk menyajikan artikel
1. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup
pembicaraan yang ditemakan menjadi subtopik atau bagian-
bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian menganalisa
masing-masing.
42. 2. Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih
dari satu) yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan
yang ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisa
pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di
bidang keilmuan yang bersangkutan.
3. Pola kronologi
Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang
terjadi.
43. 4. Pola pendapat dan alasan pemikiran
Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak
mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang
digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran yang
mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
5. Pola pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu
topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya.
Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun
tulisan.
44.
45. Pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau
seseorang, baik berupa tulisan dalam buku,
majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya,
maupun dalam bentuk lisan
Tujuan: pengokohan argumentasi dalam sebuah
karangan.
45
46. a. Landasan teori
b. Penegasan suatu uraian
c. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
46
47. 1) Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu
perlu
2) Penulis bertanggung jawab penuh terhadap
ketepatan dan ketelitian kutipan
3) Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan
langsung
5) Penulis mempertimbangkan jenis kutipan,
kutipan langsung atau kutipan tak langsung
47
48. Plagiarisme adalah tindakan yang secara sengaja
mengakui karya atau ide orang lain sebagai karya
sendiri atau memberikan kesan bahwa karya atau
ide orang lain tersebut adalah karya atau idenya.
48
50. a. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik
kata-katanya maupun tekniknya.
Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan,
penulis harus memberi keterangan.
Contoh:
“Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam
uang.”
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata
yang salah, namun pengutip tidak boleh
memperbaikinya.
50
51. Cara memperbaikinya:
1) “Tugas bank antara lain memberi pinjam
[seharusnya, pinjaman, penulis] uang.”
2) “Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!]
uang.”
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
51
52. b. Menghilangkan bagian kutipan
Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan
dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak
menyebabkan perubahan makna.
52
53. 1) menghilangkan bagian kutipan dalam sebuah
alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan
titik berspasi.
“... suatu bentuk kerja sama antara sekelompok
orang berdasarkan suatu tujuan bersama yang
tertentu” (Sutarno, 2006: 46)
53
54. 2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari
satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti
dengan titik berspasi sepanjang garis (dari magin
kiri sampai ke margin kanan).
…………………………………………………………
54
55. a. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat
dengan mengambil secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli
b. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman
pendapat dengan mengambil inti sarinya saja
c. Kutipan pada catatan kaki
d. Kutipan atas ucapan lisan
e. Kutipan dalam kutipan
f. Kutipan langsung pada materi.
55
56. a. Kutipan Langsung,
1) Yang tidak lebih dari empat baris:
a) Kutipan diintegrasikan dengan teks
b) Jarak antar baris kutipan dua spasi
c) Kutipan disimpan dalam tanda kutip (“ … “)
d) Dibelakang Kutipan tiliskan sumber/ rujukan. (nama
belakang penulis, tahun: halaman)
56
57. “... menurut Sutarno, organisasi adalah suatu
bentuk kerja sama antara sekelompok orang
berdasarkan suatu tujuan bersama yang tertentu”
(Sutarno, 2006: 46)
57
58. 2) Yang lebih dari empat baris:
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) jarak antar baris kutipan satu spasi
c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan
alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan
dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama
kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
d) Kutipan boleh di dalam tanda kutip bisa tidak
e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti
pada 1)
58
59. ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
…………..
Menurut Sutrisna “Pada keadaan dimana prevalence
penyakit rendah dan dimana tidak ada maksud untuk
mengadakan pemastian terhadap diagnosa, maka
penggunaan tes yang mempunyai spesifitas yang
tinggi tapi sensitivitas rendah adalah tepat” (1986: 64)
…………………………………………………………
…………………………………………………………
………………………..
59
60. b. Kutipan tak langsung
1) Kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris disesuaikan dengan jarak
tulisan kita
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan.
d. Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisasi terlebih dahuli oleh pembicara
atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks
sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
60
61. Catatan kaki adalah catatan ditempatkan di bagian
bawah halaman. Mereka mengutip referensi atau
komentar pada bagian yang ditunjuk dari teks di
atasnya. Misalnya, Anda ingin menambahkan komentar
yang menarik untuk sebuah kalimat yang Anda tulis,
tetapi komentar yang tidak terkait langsung dengan
argumen ayat Anda
Kadang-kadang mereka hanya merujuk kepada sumber
yang relevan - mereka membiarkan pembaca Anda tahu
di mana bahan tertentu berasal dari, atau di mana
mereka dapat mencari sumber-sumber lain pada subjek
61