Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi:
1. Analisis data tanah dan lalu lintas untuk menentukan klasifikasi jalan
2. Perhitungan kemiringan pada potongan-potongan melalui, yang digunakan untuk menentukan klasifikasi medan jalan
3. Klasifikasi jalan sesuai dengan kemiringan rata-rata yang ditentukan, yaitu jalan pegunungan.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Modul ini membahas perencanaan geometrik jalan, khususnya lengkung cekung dan lengkung cembung. Materi yang dibahas meliputi grafik penentuan panjang lengkung, contoh soal lengkung cekung dan cembung, serta penyelesaian soal terkait perhitungan elevasi pada berbagai station jalan.
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Mas wery
Dokumen tersebut merupakan bagian dari perencanaan alinyemen horizontal untuk pembuatan jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yang direncanakan yaitu dengan sudut 15°, 10°, dan 24° serta menerangkan perhitungan geometrik lengkung untuk masing-masing tikungan berdasarkan standar dan persyaratan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pelebaran perkerasan pada tiga tikungan jalan kelas I dengan kecepatan rencana 80 km/jam. Diantaranya adalah perhitungan radius lengkung, lebar perkerasan, kebebasan samping, tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi, serta jarak minimum antara sumbu lajur dalam dengan penghalang.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi:
1. Analisis data tanah dan lalu lintas untuk menentukan klasifikasi jalan
2. Perhitungan kemiringan pada potongan-potongan melalui, yang digunakan untuk menentukan klasifikasi medan jalan
3. Klasifikasi jalan sesuai dengan kemiringan rata-rata yang ditentukan, yaitu jalan pegunungan.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Modul ini membahas perencanaan geometrik jalan, khususnya lengkung cekung dan lengkung cembung. Materi yang dibahas meliputi grafik penentuan panjang lengkung, contoh soal lengkung cekung dan cembung, serta penyelesaian soal terkait perhitungan elevasi pada berbagai station jalan.
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Mas wery
Dokumen tersebut merupakan bagian dari perencanaan alinyemen horizontal untuk pembuatan jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yang direncanakan yaitu dengan sudut 15°, 10°, dan 24° serta menerangkan perhitungan geometrik lengkung untuk masing-masing tikungan berdasarkan standar dan persyaratan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pelebaran perkerasan pada tiga tikungan jalan kelas I dengan kecepatan rencana 80 km/jam. Diantaranya adalah perhitungan radius lengkung, lebar perkerasan, kebebasan samping, tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi, serta jarak minimum antara sumbu lajur dalam dengan penghalang.
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)nofaldi93
Dokumen tersebut memberikan contoh soal desain geometrik tikungan jalan. Soal tersebut meminta merencanakan desain tikungan dengan data dasar yang diberikan, termasuk menentukan tipe tikungan, data-data geometrik, pelebaran perkerasan, dan kebebasan samping. Dokumen ini menjelaskan proses perhitungan untuk menentukan tipe tikungan, besaran geometrik tikungan, dan pelebaran perkerasan yang diperlukan.
Dokumen tersebut menjelaskan penerapan model binomial logit dalam memodelkan pemilihan moda transportasi antara bus dan kereta api berdasarkan biaya perjalanan. Model tersebut menggunakan variabel selisih biaya perjalanan kedua moda untuk memprediksi proporsi pemilihan moda. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar penumpang cenderung memilih bus meskipun biayanya sama dengan kereta api.
Program teori dan praktikal terabas theodolite diadakan pada 7 Oktober 2019 selama 8 pagi hingga 5 petang di Dewan Kuliah Utama PSMZA. Program ini membincangkan pengenalan alat ukur seperti theodolite dan total station serta proses terabas, pembetulan dan pengiraan koordinat.
Teks tersebut berisi contoh soal latihan mengenai ilmu ukur tambang. Terdapat lima contoh soal yang mencakup materi bearing, azimut, koordinat, dan orientasi poligon pengukuran.
Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur dan Kaku wahyu nurul aini
Dokumen tersebut merangkum prosedur perencanaan perkerasan jalan raya yang mencakup penentuan umur rencana, perhitungan nilai ESA, menentukan struktur perkerasan, segmen tanah dasar, desain fondasi, drainase, dan pelapisan bahu jalan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengaspalan jalan dan memberikan alternatif perkerasan kaku berdasarkan perhitungan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas analisis lalu lintas di simpang bersinyal menggunakan metode Webster. Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti lebar lajur, gradien, komposisi kendaraan, belok kanan/kiri, pejalan kaki, dan parkir untuk mengestimasi arus jenuh dan kinerja simpang seperti tundaan rata-rata. Rumus-rumus digunakan untuk memodelkan pengaruh faktor-faktor tersebut pada arus
Dokumen tersebut membahas tentang balancing pada sistem dinamis. Teknik balancing digunakan untuk mengkoreksi gaya-gaya inersia dan momen-momen yang tidak diinginkan agar sistem menjadi seimbang. Dibahas pula berbagai metode balancing pada berbagai mesin seperti mesin piston, mesin putar, dan mesin V."
Dokumen tersebut membahas perencanaan lengkung jalan dengan radius 358 meter dan sudut tikungan 22 derajat. Dihitung panjang lengkung, geseran luar, dan titik awal serta akhir lengkung. Kemudian dilakukan penggambaran sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang sebelum dan sesudah lengkung.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mengenai perencanaan lengkung jalan. Terdapat data lengkung jalan seperti radius lengkung, lebar jalan, kemiringan melintang, dan kecepatan rencana. Siswa diminta menghitung panjang lengkung, panjang transisi, dan kenaikan luar jalan, menggambar sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang, serta menentukan stationing titik awal, akhir lengkung, dan titik
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk Jalan Kapten Mulyadi di Solo. Terdapat dua jenis perkerasan yang direncanakan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Berdasarkan perhitungan CESA-5, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 254 mm sebagai rekomendasi karena memiliki umur layanan yang lebih lama dan tahan terhadap suhu tinggi.
Dokumen tersebut memberikan contoh analisis regresi jalur (path analysis) untuk menghitung koefisien standarisasi dari variabel independen dan dependen berdasarkan data contoh. Langkah-langkahnya meliputi pengubahan skor mentah menjadi skor standar, perhitungan koefisien regresi, dan persamaan regresi standar dan tidak standar.
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)nofaldi93
Dokumen tersebut memberikan contoh soal desain geometrik tikungan jalan. Soal tersebut meminta merencanakan desain tikungan dengan data dasar yang diberikan, termasuk menentukan tipe tikungan, data-data geometrik, pelebaran perkerasan, dan kebebasan samping. Dokumen ini menjelaskan proses perhitungan untuk menentukan tipe tikungan, besaran geometrik tikungan, dan pelebaran perkerasan yang diperlukan.
Dokumen tersebut menjelaskan penerapan model binomial logit dalam memodelkan pemilihan moda transportasi antara bus dan kereta api berdasarkan biaya perjalanan. Model tersebut menggunakan variabel selisih biaya perjalanan kedua moda untuk memprediksi proporsi pemilihan moda. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar penumpang cenderung memilih bus meskipun biayanya sama dengan kereta api.
Program teori dan praktikal terabas theodolite diadakan pada 7 Oktober 2019 selama 8 pagi hingga 5 petang di Dewan Kuliah Utama PSMZA. Program ini membincangkan pengenalan alat ukur seperti theodolite dan total station serta proses terabas, pembetulan dan pengiraan koordinat.
Teks tersebut berisi contoh soal latihan mengenai ilmu ukur tambang. Terdapat lima contoh soal yang mencakup materi bearing, azimut, koordinat, dan orientasi poligon pengukuran.
Prosedur Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur dan Kaku wahyu nurul aini
Dokumen tersebut merangkum prosedur perencanaan perkerasan jalan raya yang mencakup penentuan umur rencana, perhitungan nilai ESA, menentukan struktur perkerasan, segmen tanah dasar, desain fondasi, drainase, dan pelapisan bahu jalan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses pengaspalan jalan dan memberikan alternatif perkerasan kaku berdasarkan perhitungan beban lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas analisis lalu lintas di simpang bersinyal menggunakan metode Webster. Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti lebar lajur, gradien, komposisi kendaraan, belok kanan/kiri, pejalan kaki, dan parkir untuk mengestimasi arus jenuh dan kinerja simpang seperti tundaan rata-rata. Rumus-rumus digunakan untuk memodelkan pengaruh faktor-faktor tersebut pada arus
Dokumen tersebut membahas tentang balancing pada sistem dinamis. Teknik balancing digunakan untuk mengkoreksi gaya-gaya inersia dan momen-momen yang tidak diinginkan agar sistem menjadi seimbang. Dibahas pula berbagai metode balancing pada berbagai mesin seperti mesin piston, mesin putar, dan mesin V."
Dokumen tersebut membahas perencanaan lengkung jalan dengan radius 358 meter dan sudut tikungan 22 derajat. Dihitung panjang lengkung, geseran luar, dan titik awal serta akhir lengkung. Kemudian dilakukan penggambaran sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang sebelum dan sesudah lengkung.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mengenai perencanaan lengkung jalan. Terdapat data lengkung jalan seperti radius lengkung, lebar jalan, kemiringan melintang, dan kecepatan rencana. Siswa diminta menghitung panjang lengkung, panjang transisi, dan kenaikan luar jalan, menggambar sketsa lengkung, diagram superelevasi, dan penampang melintang, serta menentukan stationing titik awal, akhir lengkung, dan titik
Desain Perkerasan Jalan | Program Studi D3 Teknik Sipil Transportasi UNS 2016Bimo Radifan A
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan jalan untuk Jalan Kapten Mulyadi di Solo. Terdapat dua jenis perkerasan yang direncanakan, yaitu perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Berdasarkan perhitungan CESA-5, dipilih perkerasan kaku dengan tebal 254 mm sebagai rekomendasi karena memiliki umur layanan yang lebih lama dan tahan terhadap suhu tinggi.
Dokumen tersebut memberikan contoh analisis regresi jalur (path analysis) untuk menghitung koefisien standarisasi dari variabel independen dan dependen berdasarkan data contoh. Langkah-langkahnya meliputi pengubahan skor mentah menjadi skor standar, perhitungan koefisien regresi, dan persamaan regresi standar dan tidak standar.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah industri farmasi dan rumah sakit secara biologis. Ia menjelaskan tentang karakteristik dan jenis-jenis limbah rumah sakit serta peraturan yang mengatur pengelolaan lingkungan rumah sakit. Rancang bangun instalasi pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat menurunkan zat organik dan padat tersuspensi serta amoniak dan deterjen dalam air
This document discusses several key concepts for road geometric design including:
1. Superelevation is the banking of curves to counteract centrifugal forces on vehicles traveling through curves at a design speed. Maximum superelevation rates are 4-10%.
2. Centrifugal force increases with speed and decreases with radius of curvature. This force must be balanced by side friction between tires and pavement surface or superelevation.
3. Minimum radius of curvature is calculated based on design speed, maximum superelevation rate, and coefficient of side friction. Tables provide minimum radius values.
4. Several methods distribute superelevation and side friction rates based on radius of curvature and design or
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan raya dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lalu lintas, topografi, kapasitas, keamanan, dan analisis biaya-manfaat.
2) Standar perencanaan geometri jalan raya mencakup ketentuan dasar, jarak pandang, dan penampang melintang jalan.
3) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Civil 3D 2013 The Complete Guide (Flexible)Salwan Abbosh
This certificate of completion was awarded to Marcelieno Abbosh for successfully completing the Civil 3D 2013 The Complete Guide (Flexible) training course on February 28, 2015.
The document is the user manual for Global Mapper software. It provides instructions on downloading and installing the software, registering for full access to features, and an overview of the program menus and tools. The File menu allows opening and importing data, loading workspaces, exporting data to various formats, and saving screenshots. The View and Tools menus control map display and analysis tools. Registration is required for advanced mapping, analysis, and exporting functions.
Este documento presenta tres capítulos sobre el uso del software Autodesk AutoCAD Civil 3D. El primer capítulo describe la configuración de un proyecto nuevo, incluyendo la creación de estilos y la visualización de plantillas. Los capítulos siguientes se enfocan en la gestión de puntos y superficies terrestres, así como en el diseño geométrico de obras viales utilizando el software.
Land surveying software and design solutionriyasood003
ESurveying Softech is offering you a list of land surveying software and tools that help to ceate fine drawing easily. These software gives you the complete designing solution including section, contour, earthwork calculation, interpolation, cad drawing and more.
Jalan terletak di antara desa Blimbing dan Tenglek. Lebarnya 7 meter dengan 2 jalur 2 arah. Lalu lintas tahun 2010 berkisar 1440 kendaraan per hari. Perkerasan menggunakan aspal, batu pecah, dan sirtu dengan tebal masing-masing 7,4 cm, 20 cm, dan 25,6 cm. Perkerasan lentur dengan umur rencana 20 tahun dan LER 393.034. Perkerasan kaku menggunakan pelat beton, LMC, agregat, dan bahu
Buku informasi ini membahas tentang pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi untuk pekerjaan perkerasan beton semen. Buku ini menjelaskan konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi, standar kompetensi yang meliputi peta paket pelatihan dan unit kompetensi yang dipelajari, serta strategi dan metode pelatihan untuk pekerjaan perkerasan beton semen.
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Selphiepuspita
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat pemadat tanah yang digunakan dalam konstruksi, termasuk roller tiga roda, tandem roller, vibration roller, meshgrid roller, segment roller, sheepfoot roller, pneumatic tired roller, portable roller, dan trench roller. Dokumen juga menjelaskan cara kerja pemadatan menggunakan alat-alat tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pemadatan tanah, termasuk definisi pemadatan tanah, prinsipnya, faktor-faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenis tanah, dan metode pengukuran kepadatan tanah di lapangan seperti metode kerucut pasir, balon karet, dan nuklir.
Este documento presenta un resumen de los capítulos de un manual de AutoCAD Civil 3D 2016. Cubre temas como la configuración e instalación del software, la creación y edición de puntos, superficies, alineamientos, perfiles, ensambles viales, secciones transversales y la generación de planos. El objetivo principal es aplicar estas herramientas de AutoCAD Civil 3D al diseño y modelado de vías.
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang mencakup perhitungan LHR, trasi jalan, medan, alinyemen horizontal dan vertikal, serta stationing. Beberapa metode yang digunakan antara lain AASTHO dan perhitungan jarak, sudut, radius lengkung, dan ketinggian berdasarkan data elevasi."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran mendatar dalam ilmu ukur tanah. Secara singkat, pengukuran mendatar digunakan untuk menentukan posisi suatu titik secara horizontal dengan mengukur jarak dan sudut antar titik-titik di permukaan bumi yang dianggap datar. Pengukuran ini terkait dengan pekerjaan teknik sipil seperti bangunan, irigasi, jalan raya, dan kereta api.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah (geomatika) yang mencakup pengukuran mendatar dan tinggi untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Ia menjelaskan berbagai sistem satuan yang digunakan seperti satuan panjang, luas, dan sudut serta hubungan antara satuan-satuan tersebut. Dokumen ini juga mendefinisikan pengertian jarak mendatar, jarak tegak, dan jarak miring untuk menentuk
Smart Buoy untuk Pemantauan Kolam Akuakultur.pptxJafarShiddiq7
Kebutuhan pangan merupakan salah satu aspek krusial
dalam kehidupan manusia, dan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk global, permintaan akan pangan terus meningkat. Salah
satu sumber protein hewani yang penting adalah ikan, namun
produksi ikan dari tangkapan alamiah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya untuk meningkatkan produksi ikan secara efisien melalui
pengembangan sektor akuakultur. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, dibutuhkan penggunaan perangkat canggih Smart Buoy
agar dapat meningkatkan efisiensi sektor akuakultur yang
membutuhkan lebih sedikit tenaga manusia. Dengan
memanfaatkan sensor-sensor yang terpasang pada Smart Buoy,
informasi terkait suhu air, kondisi kolam, dan lingkungan kolam,
sehingga memberikan representasi fisik kolam secara real-time.
Metode penelitian ini adalah dengan rancang bangun sistem dan
dilakukan pengujian alternatif pada kolam pancing ikan untuk
menguji performa sistem. Hasilnya, telah dapat dirancang sebuah
prototipe dari sebuah Smart Buoy yang dapat memonitor
representasi fisik dari kolam dan menampilkan datanya
menggunakan protokol komunikasi LoRa pada website yang telah
dirancang. Sehingga data-data hasil dari pemantauan real-time
dapat diakses melalui website dari browser. Data-data ini menjadi
landasan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efektif
dalam pengelolaan tambak. Oleh karena itu, penggunaan Smart
Buoy menjadi sangat penting dalam transformasi menuju
akuakultur yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-bergandaRizkisetiawan13
Dokumen tersebut membahas tentang regresi linier sederhana dan ganda. Pada regresi linier sederhana, dilakukan analisis hubungan antara dosis kolesterol dan kadar aterosklerosis. Didapatkan persamaan regresi Y� = 0,073X - 0,883. Pada regresi linier ganda, dianalisis hubungan panjang serat, kehalusan serat dengan kekuatan benang. Didapatkan persamaan regresi Y� = 84,295 + 0,927X1 - 1,431X2.
PERANCANGAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN, DIMENSI DRAINASE DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA ALTERNATIF JALAN PELAKSANAAN BARU - JALAN DAMAR WULAN STA 0+000 – 4+410, KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ukur tanah (surveying) yang mencakup pengukuran mendatar dan tinggi untuk menentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Ia menjelaskan berbagai konsep seperti sistem koordinat, satuan ukuran, hubungan antara sudut dan jarak, serta penentuan posisi suatu titik melalui koordinat-koordinatnya.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang aliran horizontal pada perencanaan jalan. Terdiri dari 3 kalimat:
Aliran horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal dan terdiri dari garis lurus dan lengkung yang dihubungkan. Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh superelevasi dan gesekan melintang. Nilai superelevasi dan gesekan didistribusikan berdasarkan radius lengkung dan kecepatan rencana.
2. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
Depok
Kemacetan
Kecelakaan
Jalan
Alternatif
Geometrik
Jalan
Merencanakan geometrik jalan
yang tepat dan sesuai dengan
mempertimbangkan kontur yang
tersedia pada peta topografi.
Menggambar penampang
memanjang dan melintang (Long
& Cross Section).
Merencanakan drainase jalan
berupa saluran tepi untuk ruas
jalan Cijago.
3. SKEMA PERENCANAAN
•CATCHMENT AREA
•DIMENSI SALURAN TEPI
•FREKUENSI DSTRIBUSI
HUJAN
•KOEFISIEN PENGALIRAN
•INTENSITAS HUJAN
•KELANDAIAN
•LENGKUNG VERTIKAL
•GALIAN - TIMBUNAN
•TRASE JALAN
•TIKUNGAN
•JARAK PANDANG
ALINYEMEN
HORIZONTAL
ALINYEMEN
VERTIKAL
ANALISA
HIDROLIKA
ANALISA
HIDROLOGI
4. DATA PERENCANAAN
• Klasifikasi Jalan : Arteri
• Lebar Jalan : 21,6 m, 3 lajur 2 arah
• Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Stasioning : Titik A (Margonda) STA.0+000
Titik B (Cisalak) STA.3+500
• Panjang seksi IIA : 3,5 km
• Skala Peta Kontur : Horisontal 1:500
Vertikal 1:100
1138
950 m
1078
900 m
1978.1821
1650 m
STA16+700
STA17+650
STA18+550
22°
115.0861
TS=
95.90489.981044.9748
Xc = 74.988
2°2°
7°
? =7°
?s
=2°
1149.0871
R=995m
?s
=2°
Yc =0.982
Yc =0.982
Es=2.023
267.7920TS=
223.1
60
89.9856
41.3749
Xc
= 74.988
k = 34.479
2°
2°
2°
22°
? =
22°
?s =2°
?s =2°
Es=
18.124
Yc =
0.982
Yc =
0.982
U
Tabel 5.20 Data Curah Hujan Rata-rata Pertahun
Bulan
Curah Hujan (mm)
2009 2010 2011 2012 2013
Januari 80.00 47.53 33.56 47.41 59.31
Februari 59.83 83.49 52.85 64.29 51.05
Maret 83.33 50.53 29.34 56.64 53.38
April 65.50 15.99 66.75 94.33 70.84
Mei 65.67 33.72 73.97 80.99 68.09
Juni 70.13 68.68 34.80 65.04 46.15
Juli 69.17 32.72 38.54 57.80 56.71
Agustus 30.40 37.21 25.27 5.70 57.91
September 65.33 63.26 50.12 28.93 56.98
Oktober 78.00 37.62 73.41 54.13 61.45
November 78.67 59.03 83.49 68.80 30.84
Desember 59.17 34.51 82.38 84.53 65.97
Maksimum 83.33 83.49 83.49 94.33 70.84
Sumber: Bimasda Depok, 2014
5. PERENCANAAN TRASE JALAN
Menentukan Medan Jalan
Y1= ketinggian pada jarak -20 meter sebelah kanan sb. jalan
y2 = ketinggian pada jarak +20 meter sebelah kiri sb. jalan
h = ketinggian kontur
b = beda tinggi kontur
A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat dibawahnya
A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya
Kemiringan medan = |(y1 – y2)/ 40 |
= |(74,009 - 73,848)/ 40|
= 0,0007 atau 0,07 %
Kriteria Medan Frekuensi (Unit) Persentase (%)
Datar 57 80.28%
Bukit 14 19.72%
Pegunungan 0 0.00%
Total 71 100.00%
Fungsi
Kecepatan Rencana, VR (km/ jam)
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70-120 60-80 40-70
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Lokal 40-70 30-50 20-30
DATAR Vr = 90 km/jam
7. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN MIN DAN SUPERELEVASI
Ditetapkan :
Rrencana = 955 m
e = 0,047
Ls = 75 m
Diketahui :
Tikungan 1 = S-C-S
Tikungan 2 = S-C-S
8. TIKUNGAN 1STA 0+950 Satuan
∆ 22o derajat
V rencana 90 km/jam
R min 290 meter
Rrencana 995 meter
Ls 75 meter
ᶿs 2,22510 derajat
ᶿc 17,4980 derajat
Lc 291,5078 meter Lc > 25
p 0,2448 meter p > 0,1
e 0,047 % e > 0,040
Tikungan SCS -
Yc 0,9817 meter
Xc 74,9884 meter
k 37,4791 meter
p 0,2448 meter
Ts 223,1598 meter
Es 18,1238 meter
Ltotal 441,5078 meter
2×Ts > Ltotal = 446,32 > 441,5078
S-C-S (OK)
? =
?S =
?S =
223,16
223,16
34,479
89,955
955
955
18,12
0,98
34,479
74,988
0,98
9. TIKUNGAN 2
STA 1+850 Satuan
∆ 7o derajat
V rencana 90 km/jam
R min 290 meter
Rrencana 995 meter
Ls 75 meter
ᶿs 2,22510 derajat
ᶿc 2,4980 derajat
Lc 41,6161 meter Lc > 25
p 0,2448 meter p > 0,1
e 0,047 % e > 0,040
Tikungan SCS -
Yc 0,9817 Meter
Xc 74,9884 meter
k 37,4791 meter
p 0,2448 meter
Ts 95,9043 meter
Es 2,0298 meter
Ltotal 191,6161 meter
2×Ts > Ltotal
191,809 > 191,6161
S-C-S (OK)
95,904
95,904
34,479
74,988
34,479
74,988
0,98
955
955
0,98
2,02
11. JARAK PANDANG
JARAK PANDANG HENTI
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
JARAK PANDANG MENDAHULUI
Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil VR dari kedua tikungan yang paling besar,
yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel di atas didapat nilai Jh minimum yaitu
dan nilai Jd = meter610
2
550670
meter147,5
2
175120
12. KELANDAIAN
VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian
Maksimum (%)
3 3 4 5 8 9 10 11
Tabel Kelandaian Maksimum yang Diizinkan
Contoh Perhitungan:
Stasioning Awal : 0+000
Stasioning Akhir : 0+200
Tinggi Awal : 73,9200
Tinggi Akhir : 74,4060
Jarak Kelandaian : 200,0006
%0,2100%
200,0006
73,9204060,47
100%
KelandaianJarak
AwalTinggiAkhirTinggi
Kelandaian
didapat nilai
kelandaian
maksimum untuk
VR = 90 km/jam
adalah 4,5 %.
Kecepatan
Pada Awal
Tanjakan
km/jam
Kelandaian (%)
4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80
Tabel Panjang Kritis Kelandaian Maksimum
meter.545
2
460630
14. LENGKUNG VERTIKAL CEKUNGPVI3
Stationing Awal = 0+300
Stationing Akhir = 0+350
Tinggi Awal = 77,933 m
Tinggi Akhir = 76,113 m
VR = 90 km/jam
g1 = +3,5 %
g2 = -3,6 %
A = |g2 – g1|
= 7,2 %
Mencari panjang lengkung vertikal
menurut jarak pandang henti (Jh):
Diketahui: Jh = 147,5 meter
Jh < Lv, h
2
h
v
J.3,5120
J.A
L
147,5)x(3,5120
)(147,5x7,2
L
2
v
meter206,1Lv
maka dapat disimpulkan bahwa nilai Lv
memenuhi syarat Jh < Lv.
Jh > Lv,
A
J3,5120
J.2L h
hv
m0,614
7,2
(147,5)3,5120
-(147,5)2Lv
• Untuk mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus
memenuhi dua syarat: Syarat pertama, Jh < (Jh>Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh<Lv. Syarat kedua, jika sudah
didapat nilai Lv pada syarat pertama, Lv > 0, maka diambil Lv
tersebut, jika Lv < 0, dipakai Lv dari grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) tidak memenuhi
karena 147,5 > 0,614, maka Lv sebenarnya yang dipakai adalah
Lv pada saat Jh < Lv yaitu 206,1 meter.
meter1,845
800
206,12,7
800
LA x
Ev v
1
meter51,535206,1x
4
1
Lx
4
1
X v1
meter0,46125351,535x
206,1200
7,2
X
L200
A
Y 22
v
1
nilai Lv memenuhi syarat Jh > Lv.
15. LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG
PVI2
Stationing Awal = 0+200
Stationing Akhir = 0+300
Tinggi Awal = 74,406 m
Tinggi Akhir = 77,933 m
VR = 90 km/jam
g1 = +0,2 %
g2 = +3,5 %
A = |g2 – g1|
= 3,3 %
Mencari panjang lengkung vertikal menurut jarak
pandang henti (Jh):
Diketahui: Jh = 147,5 meter
Jh < Lv,
399
J.A
L
2
h
v
399
)(147,5x3,3
L
2
v
meter178,827Lv
dapat disimpulkan bahwa nilai Lv memenuhi
syarat Jh<Lv
Jh > Lv,
A
399
J.2L hv
m173,3
3,3
399
-(147,5)2Lv
nilai Lv memenuhi syarat Jh > Lv.
• Untuk mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus
memenuhi dua syarat, yaitu: Jh < (Jh > Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh<Lv. Jika telah
mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama, Lv > 0, maka Lv
tersebut bisa dipakai, jika Lv < 0, maka nilai Lv yang dipakai
yaitu Lv dari grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) memenuhi
syarat karena 147,5 < 173,3 meter, maka Lv sebenarnya yang
dipakai adalah 173,3 meter.
meter0,71061
800
173,3x3,3
800
LvA x
Ev
meter43,335173,3x
4
1
Lvx
4
1
X
meter0,17765243,335x
x173,3200
3,3
X
Lvx200
A
Y 2
16. CEMBUNG
Sta 0+213,33
Terletak tepat pada posisi PLV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 77,933– (0,2 %) (173,3) = 77,72 meter.
Sta 0+300
Terletak tepat pada posisi PPV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= elevasi PPV + Ev = 77,933 + 0,7106 = 78,6436 meter.
Sta 0+386,67
Terletak tepat pada posisi PTV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 77,933 + (3,5 %) (86,67) = 80,9860 meter.
CEKUNG
Sta 0+246,93
Terletak tepat pada posisi PLV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 76,113 – (3,5 %) (103,07) = 72,4822 meter.
Sta 0+350
Terletak tepat pada posisi PPV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= elevasi PPV - Ev = 76,113 – (-1,845) = 77,9580m
Sta 0+453,07
Terletak tepat pada posisi PTV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 76,113 + (-3,6%) (103,07) = 72,3637 meter.
18. GALIAN
Stasioning awal : 0+000
Stasioning akhir : 0+050
Elevasi awal tanah asli : 73,920 meter
Elevasi akhir tanah asli : 73,796 meter
Elevasi awal tanah galian : 66,410 meter
Elevasi akhir tanah galian : 66,082 meter
Jarak antar titik : 50 meter
Jarak langsung : 49,9998 meter
Lebar jalan : 21,6 meter, 2 jalur 3 lajur
Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Tinggi galian awal (sta.0+000) = (Elevasi awal tanah asli) –
(Elevasi awal tanah galian) = 73,920 meter – 66,410
= 7,510 meter.
• Tinggi galian akhir (sta.0+050) = (Elevasi akhir tanah asli) –
(Elevasi akhir tanah galian) = 73,796 meter – 66,082
= 7,714 meter.
2
m380,598549,99987,7147,510
2
1
langsungjarakakhirTinggiawalTinggi
2
1
luas
TIMBUNAN
Stasioning awal : 3+000 meter
Stasioning akhir : 3+050 meter
Elevasi awal tanah asli : 66,877 meter
Elevasi akhir tanah asli : 66,514 meter
Elevasi awal tanah timbunan : 72,965 meter
Elevasi akhir tanah timbunan : 72,998 meter
Jarak antar titik : 50 meter
Jarak langsung : 49,9852 meter
Lebar jalan : 21,6 meter, 2 jalur 3 lajur
Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Tinggi timbunan awal (sta.3+000) = (Elevasi awal tanah
timbunan) - (Elevasi awal tanah asli) = 72,965 meter –
66,877 meter = 6,088 meter.
• Tinggi timbunan akhir (sta.3+050) = (Elevasi akhir tanah
timbunan) - (Elevasi akhir tanah asli) = 72,998 meter –
66,514 meter = 6,484 meter.
2
m314,207049.98526,4846,088
2
1
jarakakhirTinggiawalTinggi
2
1
luas
PEKERJAAN GALIAN - TIMBUNAN
19. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
Contoh Galian Contoh Timbunan
volume = luas x lebar
= 380,5985 m2 x 21,6 m
= 8220,93 m3
volume = luas x lebar
= 314,2070 m2 x 21,6 m
= 6786,87 m3
STA.0+000
STA.0+050
49.9998
50.0000
66.410
73.920 73.796
7.510
66.0820
7.714
tanah asli
rencana jalan
STA.3+050
STA.3+000
49.9852
50
72.9650 72.9980
66.8770 66.5140
6.0880 6.4840
tanah asli
rencana jalan
27. Tabel Penentuan Zonase Berdasarkan ElevasiSta Elevasi jalan Naik/Turun Elevasi Letak Sungai Zona
0+000 66.410 awal
Zona 1
0+050 66.082 turun
0+100 65.782 turun
0+150 65.482 turun
0+200 65.482 turun
0+250 64.882 turun
0+300 64.582 turun
0+350 64.288 turun
0+400 64.029 turun
0+450 63.807 turun
0+500 63.622 turun
0+550 63.469 turun
0+600 63.319 turun
0+650 63.169 turun
0+700 63.019 turun
0+750 62.869 turun
0+800 62.719 turun
0+850 62.569 turun
0+900 62.419 turun sungai
0+950 62.349 turun sungai
Zona 2
1+000 62.119 turun
1+050 61.969 turun
1+100 61.825 turun
1+150 61.787 turun
1+200 61.885 turun
1+250 61.522 turun
1+300 61.489 turun sungai
1+350 62.889 naik
Zona 3
1+400 63.289 naik
1+450 63.689 naik
1+500 64.089 naik
1+550 64.489 naik sungai
1+600 64.889 naik sungai
Zona 4
1+650 65.289 naik sungai
1+700 65.689 naik sungai
1+750 66.089 naik
1+800 66.489 naik
1+850 66.889 naik
1+900 67.289 naik
1+950 67.689 naik
2+000 68.089 naik
2+050 68.489 naik
2+100 68.889 naik
2+150 69.289 naik
2+200 69.679 naik
2+250 70.000 naik
2+300 70.264 naik
2+350 70.465 naik
2+400 70.618 naik
2+450 70.768 naik
2+500 70.918 naik
2+550 71.068 naik
2+600 71.218 naik
2+650 71.369 naik
2+700 71.548 naik
2+750 71.769 naik
2+800 72.018 naik
2+850 72.268 naik
2+900 72.518 naik
2+950 72.768 naik
3+000 72.965 naik sungai
3+050 72.998 naik sungai
3+100 72.864 turun sungai
Zona 5
3+150 72.618 turun
3+200 72.368 turun
3+250 72.118 turun
3+300 71.868 turun
3+350 71.618 turun
3+400 71.368 turun
3+450 71.118 turun
3+500 70.893 akhir
34. Potongan Melintang Zona 3
1,1 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,1 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
Potongan Melintang Zona 1 Potongan Melintang Zona 2
1,2 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,2 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
1,1 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,1 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
35. Potongan Melintang Zona 4
Potongan Melintang Zona 5
2 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 2 m
10,8 m
21,6 m
1 m 1 m
1,3 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,3 m
10,8 m
21,6 m
0,7 m 0,7 m
36. KESIMPULAN GEOMETRIK JALAN
Peta Topografi Skala V = 1:100 H = 1:500
Panjang Jalan 3,5 km
Lebar Jalan 21,6 m (2 jalur, 3 lajur) Lebar 1 lajur = 3,6 meter
Medan Jalan 80,28 % Datar
Kecepatan Rencana Fungsi Jalan Arteri (70-120 km/jam) 90 km/jam
Alinyemen Horizontal
2 Tikungan berjenis S-C-S Rmin = 290 m, Ls = 75 m
Tik. 1 (STA. 0+950) sudut 22° (Rrencana) = 955 m
Tik. 2 (STA. 1+850) sudut 7° (Rrencana) = 955 m
Jh = 147,5 m Kelandaian Maksimum = 4,5 %
Jd = 610 m Panjang Kritis = 545 m
Alinyemen
Vertikal
PVI = 23 titik lengkung vertikal
Volume Galian 313.700,33 m3
Vol Sisa Tanah Galian :
186.249,44 m3
Volume Timbunan 127.450,89 m3
37. KESIMPULAN DRAINASE JALAN
• Debit aliran dari kelima zona berturut-turut adalah 0,0467
m3/detik, 0,0182 m3/detik, 0,013 m3/detik 0,0753 m3/detik dan
0,0208 m3/detik.
• Dimensi saluran tepi rencana yang diperoleh 0,9×1,7 m untuk
zona 1, 0,6×1,2 m untuk zona 2, 0,6×1,1 m untuk zona 3, 1×2
m untuk zona 4 dan 0,7×1,3 m untuk zona 5.
• Diameter terbesar yang tersedia di pasaran adalah *2,4 m
maka lebar saluran rencana pada kelima zona tersebut dapat
diterapkan dilapangan.
* KET
38. PUSTAKA
• Bayangkara, Robert. 2011. Makalah Tugas Akhir: Perencanaan Ruas Jalan Sicincin –
Malalak Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
• Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Konstruksi dan Bangunan:
Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
• Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Tata
Perkotaan dan Tata Perdesaan. 2003. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan. Jakarta
• Irawan, Yudi. 2006. Perencanaan Geometrik Jalan Alternatif Arteri Porong. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
• Rahayu, Dini Novianti. 2013. Tugas Akhir: Perencanaan Geometrik Dan Perkerasan
Lentur Jalan Christo Rei – Herra, Dili Timor Leste Dengan Metode Bina
Marga.Universitas Gunadarma, Jakarta
• Utami, Eka Prasetyaningrum Budi. 2010. Tugas Akhir: Perencanaan Geometrik
Jalan Dan Rencana Anggaran Biaya Ruas Jalan Drono – Nganom Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
39. Thanks to :
ALLAH SWT
KEDUA ORANG TUA
IBU IRMINA SETYANINGRUM
TEMAN-TEMAN SIPIL
A SCRIPT BY
MURNI UMIASIH
SARMAG TEKNIK SIPIL
2011 B
DEPOK
DECEMBER 5TH 2014
41. CONTOH PENAMPANG MELINTANG JALAN
JALAN UTAMA
DATAR (STA. 0+000)
60
62
64
66
68
70
72
74
1,7 m
0,9 m
1,7 m
0,9 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m
1,2 m
0,6 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m
JALAN UTAMA TIKUNGAN 1 (STA. 0+950)
55
57
59
61
63
65
1,2 m
0,6 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m3,6 m 3,6 m 3,6 m
1,7 m
0,9 m
1,7 m
0,9 m
JALAN UTAMA TIKUNGAN 2 (STA. 1+850)
66
70
68
72
74
42. Diameter Pipa Beton Bertulang yang Tersedia di pasaran
Sumber : http://www.google.com (diakses tanggal 1 November 2014)
BACK