engelolaan kegawatdaruratan bencana dalam konteks keperawatan bukan hanya tentang mengerti konsep-konsepnya, tetapi juga tentang penerapan dalam praktik sehari-hari, kesiapan untuk berkolaborasi, serta komitmen untuk memberikan pertolongan yang berkualitas tinggi dalam situasi yang mendesak
Manajemen penanggulangan bencana meliputi identifikasi dan perawatan korban, koordinasi antar lembaga, penyediaan fasilitas darurat, serta manajemen informasi dan logistik untuk merespons dampak bencana. Posko darurat berperan sebagai pusat koordinasi yang mengumpulkan informasi, mendistribusikan bantuan, serta memberikan layanan kepada masyarakat terdampak. Sumber daya manusia dan teknologi dipersiapkan untuk memastikan
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
engelolaan kegawatdaruratan bencana dalam konteks keperawatan bukan hanya tentang mengerti konsep-konsepnya, tetapi juga tentang penerapan dalam praktik sehari-hari, kesiapan untuk berkolaborasi, serta komitmen untuk memberikan pertolongan yang berkualitas tinggi dalam situasi yang mendesak
Manajemen penanggulangan bencana meliputi identifikasi dan perawatan korban, koordinasi antar lembaga, penyediaan fasilitas darurat, serta manajemen informasi dan logistik untuk merespons dampak bencana. Posko darurat berperan sebagai pusat koordinasi yang mengumpulkan informasi, mendistribusikan bantuan, serta memberikan layanan kepada masyarakat terdampak. Sumber daya manusia dan teknologi dipersiapkan untuk memastikan
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Ini adalah materi kuliah saya untuk mahasiswa program khusus Akademi Keperawatan Panti Rapih, Jumat 11 Juli 2014. Dalam kuliah ini dibahas kepentingan perencanaan kebencanaan dalam konteks rumah sakit dan sistem triase yang dipakai dalam MCI / mass casualty incident atau bencana dengan korban massal.
Dokumen tersebut membahas tentang tren, dasar hukum, dan kebijakan penanganan bencana di Indonesia dengan fokus pada Provinsi Jawa Timur. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) bencana hidrometeorologi seperti banjir dan abrasi mendominasi penyebab bencana di Jawa Timur, (2) dasar hukum penanganan bencana diatur dalam UU No. 24/2007, dan (3) upaya penanganan bencana mencakup pence
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan keluarga, meliputi pengertian keluarga, ciri-ciri keluarga Indonesia, tipe keluarga tradisional dan non-tradisional, peranan dan fungsi keluarga dalam masyarakat.
Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
1. Dokumen menjelaskan proses penilaian risiko bencana dan pengelolaan risiko bencana yang meliputi identifikasi bahaya, keterancaman, dan risiko.
2. Proses perencanaan bencana mencakup penentuan tujuan, analisis sumber daya, pengembangan sistem dan prosedur, pelatihan personil, dan evaluasi berkelanjutan.
3. Pengelolaan risiko bencana yang efektif melibatkan kerja sama berbagai pihak dan masyarak
Dokumen tersebut membahas konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Banyumas. SPGDT merupakan kerja sama lintas sektor dan profesi dalam menangani kasus gawat darurat baik sehari-hari maupun saat bencana dengan tujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan bencana alam yang mencakup definisi bencana, jenis-jenis bencana, peran perawat dalam penanganan bencana mulai dari fase pra-bencana, selama bencana, hingga pasca-bencana, serta upaya-upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak bencana.
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Dokumen tersebut membahas definisi, jenis, dan komponen bencana serta penanggulangannya. Secara ringkas, bencana didefinisikan sebagai peristiwa alam atau non-alam yang mengancam kehidupan manusia dan menimbulkan kerugian, sedangkan penanggulangannya meliputi tahapan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Secara garis besar mencakup siklus manajemen bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan; serta unsur-unsur penanggulangan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyiapan sumber daya, tanggap darurat, dan pemulihan.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxcahyafaturohman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pelayanan kesehatan, etika legal dalam keperawatan bencana, dan perencanaan penanggulangan bencana yang mencakup standar pelayanan kesehatan bagi korban bencana, peran instansi terkait, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, serta pendekatan dalam perencanaan penanggulangan bencana meliputi identifikasi ancaman, kerentanan masyarakat, dampak kemungkinan, dan mekanisme tang
Ini adalah materi kuliah saya untuk mahasiswa program khusus Akademi Keperawatan Panti Rapih, Jumat 11 Juli 2014. Dalam kuliah ini dibahas kepentingan perencanaan kebencanaan dalam konteks rumah sakit dan sistem triase yang dipakai dalam MCI / mass casualty incident atau bencana dengan korban massal.
Dokumen tersebut membahas tentang tren, dasar hukum, dan kebijakan penanganan bencana di Indonesia dengan fokus pada Provinsi Jawa Timur. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) bencana hidrometeorologi seperti banjir dan abrasi mendominasi penyebab bencana di Jawa Timur, (2) dasar hukum penanganan bencana diatur dalam UU No. 24/2007, dan (3) upaya penanganan bencana mencakup pence
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan di Indonesia. Secara garis besar mencakup pengertian bencana alam dan buatan, dampaknya terhadap kesehatan, serta langkah-langkah penanggulangannya meliputi pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rekonstruksi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Dokumen tersebut memberikan 10 pertanyaan dan jawaban mengenai topik bencana dan travel medicine. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas:
1) Definisi bencana alam dan buatan manusia
2) Tahapan penanggulangan bencana
3) Triase korban bencana
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan keluarga, meliputi pengertian keluarga, ciri-ciri keluarga Indonesia, tipe keluarga tradisional dan non-tradisional, peranan dan fungsi keluarga dalam masyarakat.
Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
1. Dokumen menjelaskan proses penilaian risiko bencana dan pengelolaan risiko bencana yang meliputi identifikasi bahaya, keterancaman, dan risiko.
2. Proses perencanaan bencana mencakup penentuan tujuan, analisis sumber daya, pengembangan sistem dan prosedur, pelatihan personil, dan evaluasi berkelanjutan.
3. Pengelolaan risiko bencana yang efektif melibatkan kerja sama berbagai pihak dan masyarak
Dokumen tersebut membahas konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Banyumas. SPGDT merupakan kerja sama lintas sektor dan profesi dalam menangani kasus gawat darurat baik sehari-hari maupun saat bencana dengan tujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan bencana alam yang mencakup definisi bencana, jenis-jenis bencana, peran perawat dalam penanganan bencana mulai dari fase pra-bencana, selama bencana, hingga pasca-bencana, serta upaya-upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak bencana.
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Dokumen tersebut membahas definisi, jenis, dan komponen bencana serta penanggulangannya. Secara ringkas, bencana didefinisikan sebagai peristiwa alam atau non-alam yang mengancam kehidupan manusia dan menimbulkan kerugian, sedangkan penanggulangannya meliputi tahapan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Secara garis besar mencakup siklus manajemen bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan; serta unsur-unsur penanggulangan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyiapan sumber daya, tanggap darurat, dan pemulihan.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN,LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN.pptxcahyafaturohman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pelayanan kesehatan, etika legal dalam keperawatan bencana, dan perencanaan penanggulangan bencana yang mencakup standar pelayanan kesehatan bagi korban bencana, peran instansi terkait, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, serta pendekatan dalam perencanaan penanggulangan bencana meliputi identifikasi ancaman, kerentanan masyarakat, dampak kemungkinan, dan mekanisme tang
Komunitas kompleks bersiap menghadapi bencana banjir dengan merencanakan evakuasi, logistik darurat, dan latihan simulasi. Berbagai lembaga dan sumber daya dipersiapkan untuk bekerja sama dalam penanganan bencana.
Manajemen bencana melibatkan serangkaian kegiatan baik sebelum, saat, maupun sesudah terjadi bencana untuk meminimalkan dampaknya. Kegiatan tersebut meliputi mitigasi, kesiapan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi dengan tujuan melindungi masyarakat dan memastikan penanganan yang terkoordinasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan krisis kesehatan pada masa pandemi Covid-19 yang mencakup pendekatan klaster kesehatan dan protokol kesehatan.
2. Ada beberapa aspek yang dibahas seperti pengelolaan sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan, sub klaster pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan lingkungan, serta dampak psik
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis bencana, manajemen bencana, aspek kesehatan mental pada bencana, pengurangan dampak bencana, triase, dampak bencana terhadap petugas kesehatan, dan penanggulangan krisis kesehatan pada masa Covid-19."
Dokumen tersebut membahas tentang penanggulangan krisis kesehatan pada masa pandemi Covid-19 melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan serta penerapan protokol kesehatan."
Dokumen tersebut membahas tanggap darurat bencana dan penanganannya, termasuk klasifikasi bencana, tahapan tanggap darurat, protokol keselamatan, penilaian kesehatan cepat, triase korban, resusitasi, dan perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit.
This document discusses hospital accreditation as a regulatory tool for quality assurance in healthcare systems, drawing on experiences in Asia. It provides an overview of the needs for quality management in Thailand's healthcare system, examples of hospital accreditation programs in Asia, and details on Thailand's hospital accreditation program established in 1997. The benefits of hospital accreditation include improved quality of care, patient safety, and public confidence in healthcare. Lessons learned emphasize the importance of government support through policies, incentives, and alignment with other regulatory mechanisms.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. 2
Bencana
o Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah
yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan
manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan
luar biasa dari pihak luar. (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2001)
o Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaianperistiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit
5. Tiga fase terjadi bencana Menurut
Barbara Santamaria (1995)
Fase Pre-Impact
• Merupakan
warning phase,
tahap awal dari
bencana.
Informasi
didapat dari
badan satelit
dan meteorologi
cuaca
Fase impact
• Merupakan fase
terjadinya
klimaks dari
bencana. Inilah
saat-saat
dimana
manusia sekuat
tenaga
mencoba untuk
bertahan hidup
(survive)
Fase post impact
• Merupakan saat
dimulainya
perbaikan dan
penyembuhan
dari fase
darurat, juga
tahap di mana
masyarakat
mulai berusaha
kembali pada
fungsi
komunitas
normal.
5
6. Pelayanan medis Bencana Berdasarkan
Siklus Bencana
Fase Akut pada siklus bencana
Prioritas di lokasi bencana, pertolongan terhadap korban
luka dan evakuasi dari lokasi berbahaya ke tempat yang
aman. 3 T (triage, treatment, dan transportation) penting
untuk menyelamatkan korban luka sebanyak mungkin. Pada
fase ini juga dilakukan perawatan terhadap mayat.
Fase menengah dan panjang pada siklus bencana
Fase perubahan pada lingkungan tempat tinggal. Pada fase
ini harus memperhatikan segi keamanan, membantu terapi
kejiwaan korban bencana, membantu kegiatan untuk
memulihkan kesehatan hidup dan membangun kembali
komunitas social
6
7. lanjutan
Fase tenang pada siklus bencana
Fase tidak terjadi bencana, pada fase ini
diperlukan pendidikan penanggulangan bencana
saat bencana terjadi, pelatihan pencegahan
bencana pada komunitas dengan melibatkan
penduduk setempat, pengecekan dan
pemeliharaan fasilitas peralatan pencegahan
bencana baik di daerah maupun fasilitas
medis,serta membangun sistem jaringan
bantuan
7
8. Peran Perawat Dalam Manajemen Kejadian
Bencana
Peran perawat disini bisa dikatakan multiple
(preimpact, impact/emergency, dan postimpact) :
Sebagai bagian dari penyusun rencana,
Pendidik,
Pemberi asuhan keperawatanBagian dari tim
pengkajian kejadian bencana
8
9. Peran dalam Pencegahan Primer
Mengenali instruksi ancaman bahaya;
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency
Melatih penanganan pertama korban bencana.
Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapanmenghadapi ancaman bencana kepada masyarakat
Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga
Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti
dinas kebakaran, RS dan ambulans.
Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa
Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan
atau posko-posko bencana
9
10. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat
(Impact Phase)
Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana
dilakukan tepat setelah keadaan stabil. Setelah
bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim
survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap
kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai
bagian dari tim kesehatan. Perawat harus melakukan
pengkajian secara cepat untuk memutuskan tindakan
pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi”
pasien untuk penanganan segera (emergency) akan
lebih efektif. (Triase )
10
11. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan
posko bencana
Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
kesehatan sehari-hari
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan
harian
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan penanganan kesehatan di RS
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,
makanan khusus bayi, peralatan kesehatan
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan
perawat jiwa
11
12. Kesiapsiagaan (preparedness)
Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana, melalui pengorganisasian langkah-
langkah yang tepat, efektif dan siap siaga,
misal :
– Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap
unsur pendukungnya.
– Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis setiap sektor
– Penyiapan dukungan / stok logistik.
– Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat
dan terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.
– Penyiapan peringatan dini (early warning)
– Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)
– Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
– Pembuatan standar bantuan dan pelayanan
13. PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT
PENANGGULANGAN BENCANA ( KMPB )
Penanggulangan bencana berbasis masyarakat
adalah upaya yang dilakukan oleh anggota
masyarakat secara terorganisir baik sebelum,
saat dan sesudah bencana dengan
menggunakan sumber daya yang mereka miliki
semaksimal mungkin untuk mencegah,
mengurangi, menghindari dan memulihkan diri
dari dampak bencana.
13
14. 14
ANCAMAN BENCANA
GEOLOGI
Gempa Bumi
Tsunami
Letusan Gn Api
HIDRO-METEOROLOGI
Banjir
Tanah Longsor
Kekeringan
Topan/Badai
BIOLOGI
Hama
Penyakit
KEGAGALAN TEKNOLOGI
Kecelakaan Industri
Kebocoran Reaktor Nuklir
LINGKUNGAN
Kebakaran (permukiman,
hutan)
SOSIAL
Konflik Sosial
15. Peringatan Dini (early warning)
Upaya untuk memberikan tanda peringatan
bahwa bencana kemungkinan akan segera
terjadi.
Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
16. 16
Mitigasi (mitigation)
Upaya untuk meminimalkan dampak
yang ditimbulkan oleh bencana.
Difokuskan pada pengenalan daerah
rawan ancaman bencana dan pola
perilaku individu / masyarakat yang
rentan terhadap bencana.
17. Pengelolaan selama bencana
A. Tindakan langsung saat bencana
Saksi yang mengetahui, BUNYIKAN TANDA
BAHAYA!
Meminta bantuan - melalui telepon atau mengutus
orang :
Minta bantuan dari desa terdekat
Menghubungi SATLAK PBP, PMI, POLISI, TNI,
LSM dan Pemerintah
Menghubungi Media (gunakan buku Komunikasi)
Kepala Desa / Pimpinan Wilayah atau wakilnya bisa
memutuskan untuk mengungsi atau tidak.
17
18. TANGGAP DARURAT SAAT BENCANA
KR = Kritis : Perawatan Langsung. Korban yang
kritis harus diutamakan dan secepatnya
dibawa ke rumah sakit terdekat
DR = Darurat : Perawatan Segera. Korban yang
darurat segera diberi bantuan untuk
meringankan penderitaan dan secepatnya
dibawa ke rumah sakit terdekat.
NK = Non-Kritis : Bisa menunggu perawatan
TH = Tanpa Harapan : Meninggal atau tidak
bisa dirawat
18
19. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
SAAT BENCANA
Bantuan Tempat Penampungan/Hunian
Sementara
bantuan pangan
bantuan non pangan
bantuan sandang
Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
bantuan pelayanan kesehatan
19
20. PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN SAAT
BENCANA
ANAK
Perempuan khususnya perempuan hamil
dan menyusui
penyandang cacat dan para lanjut usia
20
21. PEMULIHAN (REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI) KORBAN PASCA BENCANA
Pemulihan (Recovery)
Rehabilitasi = mengupayakan pulihnya fungsi
dasar/standar minimal
Rekonstruksi = mengupayakan pulihnya fungsi
secara menyeluruh bahkan lebih baik dari
keadaan sebelum terjadinya bencana
Dalam upaya Pemulihan ini harus sudah
memasukkan pertimbangan-pertimbangan
pengurangan risiko bencana seperti :
Penerapan building code
Penetapan lokasi sesuai dengan fungsi lahan
Menekankan pada pengurangan kerentanan