1. Dokumen tersebut membahas tentang pemisahan kekuasaan negara menurut teori Trias Politika dan Montesquieu serta sistem pengawasan dan keseimbangan antar lembaga negara.
2. Montesquieu menekankan pentingnya pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan mempertahankan kebebasan rakyat.
3. Ombudsman berperan sebagai lembaga pengaw
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
Peran pengawasan mewujudkan pemerintahan bersih
1. Disampaikan pada
Training Politik Pemuda oleh Pemuda Muslimin Indonesia
Wilayah Sulawesi Selatan
Aula BPMPDK Sulsel, 13 Juni 2015
MUSLIMIN B. PUTRA
Bidang Pencegahan OMBUDSMAN RI Perwakilan Sulsel
2. Pemisahan Kekuasaan
• Teori pemisahan kekuasaan yang paling
berpengaruh dalam hukum tata negara
adalah Trias Politika (Mahfud MD,
2001:73).
• Teori ini dikemukakan oleh John Locke
(1690) bahwa kekuasaan negara dapat
dipisahkan kedalam cabang kekuasaan
Legislatif, Eksekutif dan Federatif.
3. Pemisahan Kekuasaan
• Legislatif : Pemegang tampuk
kekuasaan pembentukan undang-
undang.
• Eksekutif : Pelaksana undang-
undang
• Federatif : Kekuasaan untuk
melakukan hubungan diplomatik
4. Pemisahan Kekuasaan
• Teori Trias Politika berkembang dan
disempurnakan oleh Baron de
Montesquieu (1748) dengan
menghilangkan kekuasaan
Federatif dan menggantinya
dengan kekuasaan Yudikatif.
• Montesquieu berlatar belakang
seorang Hakim (Saldi Isra,
2010:75)
5. 1. Montesquieu menekankan pemisahan
kekuasaan karena apabila berada di satu
tangan kekuasaan maka kebebasan akan
hilang dan segalanya berakhir.
2. Montesquieu menulis, “When the legislative
and executive powers are united in the same
person, or in the same body of magistrates,
there can be no liberty; because
apprehensions may arise, lest the same
monarch or senate should enact tyrannical
laws, to execute them in a tyrannical manner.
(Charles de Secondat, Baron de Montesquieu,
1748: 183-4)
Pemisahan Kekuasaan
6. Pengawasan dan Keseimbangan
• Untuk menjamin masing-masing
kekuasaan tidak melampau batas
kekuasaannya maka diperlukan sistem
checks and balance (pengawasan dan
kesimbangan).
• Checks and balance system adalah
sistem dimana orang-orang dalam
pemerintahan dapat mencegah
pekerjaan pihak lain dalam
pemerintahan jika ada pelanggaran
terhadap hak
7. Pengawasan dan Keseimbangan
• Sistem checks and balance dibutuhkan
untuk mewujudkan tatanan
penyelenggaraan negara yang memberi
kewenangan antar cabang kekuasaan
negara (legsilatif, eksekutif dan yudikatif)
untuk saling mengontrol dan
menyeimbangkan pelaksanaan
kekuasaan masing-masing.
• Agar dapat dihindari penyalahgunaan
kekuasaan oleh cabang-cabang
kekuasaan negara
9. 1. Political control : MPR, DPR, DPD,
DPRD, dan Badan Perwakilan Desa.
2. Social control : individu, masyarakat,
LSM, jurnalis, kelompok perempuan.
3. Administrative control : pengawasan
internal (inspektorat), pengawasan
eksternal (ombudsman).
Lembaga Pengawasan
10. 1. Pengawasan dilakukan oleh pengawas
internal dan eksternal.
2. Pengawasan internal melalui atasan
langsung dan pengawas fungsional.
3. Pengawasan eksternal dilakukan
melalui pengawasan masyarakat,
Ombudsman dan DPR/DPRD
(Provinsi/Kabupaten/Kota) – Pasal 35
UU No. 25/2009.
Pengawasan Pelayanan Publik
11. DASAR HUKUM
UU No. 37 Tahun 2008 Tentang
Ombudsman Republik Indonesia
UU No. 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No.
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Ombudsman Republik IndonesiaOmbudsman Republik Indonesia
12. MENYELESAIKAN
LAPORAN
PUBLIK
1. menerima
Laporan atas
dugaan
Maladministrasi
dalam
penyelenggaraan
pelayanan publik;
2. melakukan
pemeriksaan
substansi atas
Laporan;
3. menindaklanjuti
Laporan yang
tercakup dalam
ruang lingkup
kewenangan
Ombudsman;
• 2
• OWN
MOTION
INVESTIGATI
ON
4. melakukan
investigasi
atas prakarsa
sendiri
terhadap
dugaan
Maladministras
i dalam
penyelenggara
an pelayanan
publik;
4
PENCEGAHAN
7.melakukan
upaya pencegahan
Maladministrasi
dalam
penyelenggaraan
pelayanan publik;
dan
8.melakukan tugas
lain yang
diberikan oleh
undangundang
• 3
• KOORDINASI
5. melakukan
koordinasi dan
kerja sama
dengan
lembaga
negara atau
lembaga
pemerintahan
lainnya serta
lembaga
kemasyarakat
an dan
perseorangan;
6. membangun
jaringan kerja;
EMPAT TUGAS ORI
13. UU Ombudsman No. 37 tahun 2008 →
Pengertian Maladministrasi
Ombudsman Republik IndonesiaOmbudsman Republik Indonesia
Maladministrasi adalah perilaku atau
perbuatan melawan hukum, melampaui
wewenang, menggunakan wewenang
untuk tujuan lain dari yang menjadi
tujuan wewenang tersebut, termasuk
kelalaian atau pengabaian kewajiban
hukum dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang dilakukan oleh
Penyelenggara Negara dan
pemerintahan yang menimbulkan
kerugian materiil dan/atau immateril
bagi masyarakat dan orang
perseorangan.
14. • Menunda pelayanan, penanganan berlarut/tdk menangani
(undue delay).
• Penyalahgunaan wewenang/berlebihan (abuse of power).
• Bersikap tidak adil/nyata-nyata berpihak (not impartiality).
• Bersikap diskriminatif, sifat tidak patut yg tidak sesuai
dengan aturan/fakta.
• Pemalsuan/persekongkolan (forgery/conspiracy).
• Intervensi (intervention).
• Inkompetensi (incompetence).
• Imbalan/praktek KKN.
• Penyimpangan prosedur (procedure deviation).
• Penggelapan barang bukti/penguasaan tanpa hak (illegal
possesion & ownership).
• Bertindak tidak layak (inappropriate practices).
• Melalaikan kewajiban (neglecting obligation).