SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PUSKESMAS LUHU
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Pengertian Kekerasan
Pasal 89 KUHP :
 Melakukan kekerasan adalah mempergunakan
tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara
yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan
atau dengan segala macam senjata, menepak,
menendang dsb.
 Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan,
atau perlakuan salah. Menurut WHO (dalam
Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah
penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan,
ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri,
perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan atau
kemungkinan besar mengakibatkan
a. Kekerasan psikis.
 Misalnya: mencemooh, mencerca, menghina, memaki,
mengancam, melarang berhubungan dengan keluarga
atau kawan dekat / masyarakat, intimidasi, isolasi,
melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik.
 Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar
sesuatu, menarik rambut, mencekik, dll.
c. Kekerasan ekonomi.
 Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan
untuk prostitusi, memaksa anak untuk
mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah
tangga, dan lain-lain.
d. Kekerasan seksual.
 Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak
atau melakukan penyerangan seksual, berhubungan
seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
Penyebab terjadinya Kekerasan
a. Perselisihan tentang ekonomi.
b. Cemburu pada pasangan.
c. Pasangan mempunyai selingkuhan.
d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid,
hiperseks).
e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f. Permasalahan dengan anak.
g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum
mempunyai pekerjaan.
h. Istri ingin melanjutkan studi/ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.
a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.
 1) Bila terjadi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan
merupakan cara cepat penyelesaian masalah.
 2) Dengan melakukan perbuatan kekerasan, pria merasa hidup
lebih berarti karena dengan berkelahi
maka pria merasa menjadi lebih digdaya.
 3) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh
`kemenangan' dan mendapatkan apa yang dia harapkan, maka
korban akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk
menghindari rasa sakit.
b Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai
istri ‘kuat' maka dia berusaha untuk melemahkan wanita agar
merasa tergantung padanya atau membutuhkannya.
c. Ketidaktahuan pria. Bila latar belakang pria dari keluarga yang
selalu mengandalkan kekerasan sebagai satu-satunya jalan
menyelesaikan masalah dan tidak mengerti cara lain maka
kekerasan merupakan jalan pertama dan utama baginya sebagai
cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang
dia tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap.
Akibat Tindakan Kekerasan
a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
b. Gangguan psikologi sampai timbul gangguan
system dalam tubuh(psikosomatik), seperti:
cemas, tertekan, stress, anoreksia (kurang
nafsu makan), insomnia (susah tidur, sering
mimpi jelek, jantung terasa berdebar-debar,
keringat dingin, mual, gastritis, nyeri perut,
pusing, nyeri kepala.
c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet,
memar, luka terkena benda tajam, patah tulang,
luka bakar.
d. Masalah seksual, ketakutan hubungan
seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada
hasrat seksual, frigid.
Kekerasan pada Anak
 Awal mulanya istilah tindak kekerasan pada anak
atau child abuse dan neglect dikenal dari dunia
kedokteran.
 Sekitar tahun 1946, Caffey-seorang radiologist
melaporkan kasus cedera yang berupa gejala-
gejala klinik seperti patah tulang panjang yang
majemuk (multiple fractures) pada anak-anak atau
bayi disertai pendarahan subdural tanpa
mengetahui sebabnya (unrecognized trauma).
Dalam dunia kedokteran, istilah ini dikenal dengan
istilah Caffey Syndrome (Ranuh, 1999).
 Barker (dalam Huraerah, 2007) mendefinisikan
child abuse merupakan tindakan melukai berulang-
ulang secara fisik dan emosional terhadap anak
yang ketergantungan, melalui desakan hasrat,
hukuman badan yang tak terkendali, degradasi
1. Kekerasan secara Fisik (physical abuse)
 Physical abuse, terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung
anak memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan
perhatian).
2. Kekerasan Emosional (emotional abuse)
 Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung
anak setelah mengetahui anaknya meminta perhatian,
mengabaikan anak itu.
3.Kekerasan secara Verbal (verbal abuse)
 Biasanya berupa perilaku verbal dimana pelaku melakukan pola
komunikasi yang berisi penghinaan, ataupun kata-kata yang
melecehkan anak.
4. Kekerasan Seksual (sexual abuse)
 Sexual abuse meliputi pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah
tangga tersebut (seperti istri, anak dan pekerja rumah tangga).
BENTUK-BENTUK KEKERASAN PADA ANAK
Gelles Richard.J (1982) mengemukakan bahwa kekerasan terhadap
anak (child abuse) terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor,
yaitu:
a. Pewarisan KekerasanAntar Generasi (intergenerational transmission
of violance)
 Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orangtuanya dan ketika
tumbuh menjadi dewasa mereka melakukan tindakan kekerasan
kepada anaknya.
b. Stres Sosial (social stress)
 Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan
risiko kekerasan terhadap anak dalam keluarga.
 mencakup: pengangguran (unemployment), penyakit (illness), kondisi
perumahan buruk (poor housing conditions), ukuran keluarga besar
dari rata-rata (a larger than average family size), kelahiran bayi baru
(the presence of a new baby), orang cacat (disabled person) di rumah,
dan kematian (the death) seorang anggota keluarga.
c. Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat
Bawah
 Orangtua dan pengganti orangtua yang
melakukan tindakan kekerasan terhadap anak
cenderung terisolasi secara sosial.
d. Struktur Keluarga
 Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki risiko yang
meningkat untuk melakukan tindakan kekerasan
dan pengabaian kepada anak. Misalnya,
orangtua tunggal lebih memungkinkan
melakukan tindakan kekerasan terhadap anak
dibandingkan dengan orangtua utuh.
Efek Kekerasan Seksual
 Kebanyakan korban perkosaan merasakan kriteria
psychological disorder yang disebut post-traumatic stress
disorder (PTSD), simtom-simtomnya berupa ketakutan yang
intens terjadi, kecemasan yang tinggi, emosi yang kaku setelah
peristiwa traumatis.
 Beitch-man et al (dalam Tower, 2002), korban yang mengalami
kekerasan membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun untuk
terbuka pada orang lain.
Finkelhor dan Browne (dalam Tower, 2002) menggagas empat
jenis dari efek trauma akibat kekerasan seksual, yaitu:
1) Betrayal (penghianatan)
 Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan
seksual.
2) Traumatic sexualization (trauma secara seksual)
 Russel (dalam Tower, 2002) menemukan bahwa perempuan
yang mengalami kekerasan seksual cenderung menolak
3) Powerlessness (merasa tidak berdaya)
 Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi
buruk, fobia, dan kecemasan dialami oleh korban
disertai dengan rasa sakit. Perasaan tidak
berdaya mengakibatkan individu merasa lemah.
4) Stigmatization
 Korban kekerasan seksual merasa bersalah,
malu, memiliki gambaran diri yang buruk.
 Korban sering merasa berbeda dengan orang
lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya
akibat penganiayaan yang dialami. Korban
lainnya menggunakan obat-obatan dan alkohol
untuk menghukum tubuhnya, menumpulkan
inderanya, atau berusaha menghindari memori
kejadian tersebut (Gelinas, Kinzl dan Biebl dalam
a. Menceritakan kejadian kepada orang lain,
seperti teman dekat, kerabat, lembaga-lembaga
pelayanan/konsultasi
b. Melaporkan ke polisi
c. Mencari jalan keluar dengan konsultasi
psikologis maupun konsultasi hukum
d. Mempersiapkan perlindungan diri, seperti uang,
tabungan, surat-surat penting untuk kebutuhan
pribadi dan anak
e. Pergi ke dokter untuk mengobati luka-luka yang
dialami, dan meminta dokter membuat visum.
Pada perempuan korban kekerasan
(survivor), ada karakteristik khusus yang
biasa terjadi pada mereka, antara lain yaitu :
a. Merasa bersalah
b. Merasa tidak berdaya (Powerless)
c. Kemarahan yang mendalam
d. Malu
e. Cemas
f. Gangguan tidur
Perasaan-perasaan di atas seringkali muncul
berupa sikap “malas”, badan terasa capek
gelisah, tegang, atau bahkan tersenyum tetapi
tidak ‘lepas’, atau sikap menutup diri dari dunia
luar.
 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23TAHUN 2004
TENTANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
KONTRIBUSI TENAGA KESEHATAN DALAM
PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
Untuk membantu perempuan korban kekerasan, seseorang
harus memahami prinsip-prinsip dasar berikut :
a. Perempuan korban kekerasan tidaklah dipersalahkan atas
kejadian yang menimpanya
b. Pelaku kekerasan adalah orang yang bertanggung jawab
atas tindakan kekerasannya
c. Masyarakat dan berbagai institusi di masyarakat adalah pihak
yang bertanggung jawab secara tidak langsung atas masalah
kekerasan terhadap perempuan
d. Solusi atas masalah kekerasan terletak pada kombinasi
antara aksi pribadi dan sosial, dan didukung oleh sistem
hukum yang memadai
e. Tujuan bekerja membantu perempuan korban kekerasan
adalah memberdayakan mereka untuk membuat keputusan
sendiri dan mandiri dalam hidupnya
PENYULUHAN PENCEGAHAN KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK.pptx

More Related Content

What's hot

pernikahan dini.pptx
pernikahan dini.pptxpernikahan dini.pptx
pernikahan dini.pptxAMIR235502
 
Anemia pada rematri
Anemia pada rematriAnemia pada rematri
Anemia pada rematriHealth
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK Falanni Firyal Fawwaz
 
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptx
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptxPENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptx
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptxSatria262387
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualnabilahputrin
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2Ratna Widiastuti
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Aris Rahmanda
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIApjj_kemenkes
 
6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balita6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balitaBidangTFBBPKCiloto
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahanajengseptiana
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaTriana Septianti
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiAgnescia Sera
 
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptxCEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptxssuser4c4f81
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangVivi Amelia
 
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaUnida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaمحمد Basagili
 

What's hot (20)

pernikahan dini.pptx
pernikahan dini.pptxpernikahan dini.pptx
pernikahan dini.pptx
 
kdrt.ppt
kdrt.pptkdrt.ppt
kdrt.ppt
 
Anemia pada rematri
Anemia pada rematriAnemia pada rematri
Anemia pada rematri
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
 
Pmba pada kader
Pmba pada kaderPmba pada kader
Pmba pada kader
 
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptx
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptxPENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptx
PENDAMPINGAN KELUARGA BAGI CATIN.pptx
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIAKEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
KEBUTUHAN GIZI PADA LANJUT USIA
 
6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balita6. pemantauan pertumbuhan balita
6. pemantauan pertumbuhan balita
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Pernikahan dini pp
Pernikahan dini ppPernikahan dini pp
Pernikahan dini pp
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptxCEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemiaUnida remaja putri berprestasi tanpa anemia
Unida remaja putri berprestasi tanpa anemia
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 

Similar to PENYULUHAN PENCEGAHAN KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK.pptx

Kekerasaan dalam Rumah Tangga
Kekerasaan dalam Rumah TanggaKekerasaan dalam Rumah Tangga
Kekerasaan dalam Rumah Tanggaangelaxmi
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulProdiAPUGK
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulUGK
 
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptPERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptLilaArlina
 
Manusia, nilai, moral, dan hukum
Manusia, nilai, moral, dan hukumManusia, nilai, moral, dan hukum
Manusia, nilai, moral, dan hukumRicka Ayu Sugiarti
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaAndreasFN
 

Similar to PENYULUHAN PENCEGAHAN KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK.pptx (20)

Makalah kdrt
Makalah kdrtMakalah kdrt
Makalah kdrt
 
Kekerasaan dalam Rumah Tangga
Kekerasaan dalam Rumah TanggaKekerasaan dalam Rumah Tangga
Kekerasaan dalam Rumah Tangga
 
Kekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada AnakKekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada Anak
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
 
Pencegahan kdrt
Pencegahan kdrtPencegahan kdrt
Pencegahan kdrt
 
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN
MEMUTUS RANTAI KEKERASANMEMUTUS RANTAI KEKERASAN
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN
 
Makalah kdrt 2
Makalah kdrt 2Makalah kdrt 2
Makalah kdrt 2
 
Kdrt
KdrtKdrt
Kdrt
 
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.pptPERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
PERMASALAHAN_KESEHATAN_WANITA_DALAM_DIME-58187801.ppt
 
Kdrt1
Kdrt1Kdrt1
Kdrt1
 
fdfgh
fdfghfdfgh
fdfgh
 
Bunuh diri
Bunuh diriBunuh diri
Bunuh diri
 
Manusia, nilai, moral, dan hukum
Manusia, nilai, moral, dan hukumManusia, nilai, moral, dan hukum
Manusia, nilai, moral, dan hukum
 
Phedofilia ppt
Phedofilia pptPhedofilia ppt
Phedofilia ppt
 
PPT STOP BULLYING.pdf
PPT STOP BULLYING.pdfPPT STOP BULLYING.pdf
PPT STOP BULLYING.pdf
 
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptxPPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
 
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaMakalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
Makalah Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Bullying SP.pptx
Bullying SP.pptxBullying SP.pptx
Bullying SP.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

PENYULUHAN PENCEGAHAN KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK.pptx

  • 2. Pengertian Kekerasan Pasal 89 KUHP :  Melakukan kekerasan adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang dsb.  Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
  • 3. a. Kekerasan psikis.  Misalnya: mencemooh, mencerca, menghina, memaki, mengancam, melarang berhubungan dengan keluarga atau kawan dekat / masyarakat, intimidasi, isolasi, melarang istri bekerja. b. Kekerasan fisik.  Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut, mencekik, dll. c. Kekerasan ekonomi.  Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak untuk mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain. d. Kekerasan seksual.  Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
  • 4. Penyebab terjadinya Kekerasan a. Perselisihan tentang ekonomi. b. Cemburu pada pasangan. c. Pasangan mempunyai selingkuhan. d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperseks). e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused. f. Permasalahan dengan anak. g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan. h. Istri ingin melanjutkan studi/ingin bekerja. i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.
  • 5. a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.  1) Bila terjadi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan merupakan cara cepat penyelesaian masalah.  2) Dengan melakukan perbuatan kekerasan, pria merasa hidup lebih berarti karena dengan berkelahi maka pria merasa menjadi lebih digdaya.  3) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan mendapatkan apa yang dia harapkan, maka korban akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk menghindari rasa sakit. b Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka dia berusaha untuk melemahkan wanita agar merasa tergantung padanya atau membutuhkannya. c. Ketidaktahuan pria. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu mengandalkan kekerasan sebagai satu-satunya jalan menyelesaikan masalah dan tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan pertama dan utama baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang dia tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap.
  • 6. Akibat Tindakan Kekerasan a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri. b. Gangguan psikologi sampai timbul gangguan system dalam tubuh(psikosomatik), seperti: cemas, tertekan, stress, anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur, sering mimpi jelek, jantung terasa berdebar-debar, keringat dingin, mual, gastritis, nyeri perut, pusing, nyeri kepala. c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah tulang, luka bakar. d. Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada hasrat seksual, frigid.
  • 7. Kekerasan pada Anak  Awal mulanya istilah tindak kekerasan pada anak atau child abuse dan neglect dikenal dari dunia kedokteran.  Sekitar tahun 1946, Caffey-seorang radiologist melaporkan kasus cedera yang berupa gejala- gejala klinik seperti patah tulang panjang yang majemuk (multiple fractures) pada anak-anak atau bayi disertai pendarahan subdural tanpa mengetahui sebabnya (unrecognized trauma). Dalam dunia kedokteran, istilah ini dikenal dengan istilah Caffey Syndrome (Ranuh, 1999).  Barker (dalam Huraerah, 2007) mendefinisikan child abuse merupakan tindakan melukai berulang- ulang secara fisik dan emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman badan yang tak terkendali, degradasi
  • 8. 1. Kekerasan secara Fisik (physical abuse)  Physical abuse, terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak memukul anak (ketika anak sebenarnya memerlukan perhatian). 2. Kekerasan Emosional (emotional abuse)  Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, mengabaikan anak itu. 3.Kekerasan secara Verbal (verbal abuse)  Biasanya berupa perilaku verbal dimana pelaku melakukan pola komunikasi yang berisi penghinaan, ataupun kata-kata yang melecehkan anak. 4. Kekerasan Seksual (sexual abuse)  Sexual abuse meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut (seperti istri, anak dan pekerja rumah tangga). BENTUK-BENTUK KEKERASAN PADA ANAK
  • 9. Gelles Richard.J (1982) mengemukakan bahwa kekerasan terhadap anak (child abuse) terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor, yaitu: a. Pewarisan KekerasanAntar Generasi (intergenerational transmission of violance)  Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orangtuanya dan ketika tumbuh menjadi dewasa mereka melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya. b. Stres Sosial (social stress)  Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak dalam keluarga.  mencakup: pengangguran (unemployment), penyakit (illness), kondisi perumahan buruk (poor housing conditions), ukuran keluarga besar dari rata-rata (a larger than average family size), kelahiran bayi baru (the presence of a new baby), orang cacat (disabled person) di rumah, dan kematian (the death) seorang anggota keluarga.
  • 10. c. Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat Bawah  Orangtua dan pengganti orangtua yang melakukan tindakan kekerasan terhadap anak cenderung terisolasi secara sosial. d. Struktur Keluarga  Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki risiko yang meningkat untuk melakukan tindakan kekerasan dan pengabaian kepada anak. Misalnya, orangtua tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibandingkan dengan orangtua utuh.
  • 11. Efek Kekerasan Seksual  Kebanyakan korban perkosaan merasakan kriteria psychological disorder yang disebut post-traumatic stress disorder (PTSD), simtom-simtomnya berupa ketakutan yang intens terjadi, kecemasan yang tinggi, emosi yang kaku setelah peristiwa traumatis.  Beitch-man et al (dalam Tower, 2002), korban yang mengalami kekerasan membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun untuk terbuka pada orang lain. Finkelhor dan Browne (dalam Tower, 2002) menggagas empat jenis dari efek trauma akibat kekerasan seksual, yaitu: 1) Betrayal (penghianatan)  Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan seksual. 2) Traumatic sexualization (trauma secara seksual)  Russel (dalam Tower, 2002) menemukan bahwa perempuan yang mengalami kekerasan seksual cenderung menolak
  • 12. 3) Powerlessness (merasa tidak berdaya)  Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan kecemasan dialami oleh korban disertai dengan rasa sakit. Perasaan tidak berdaya mengakibatkan individu merasa lemah. 4) Stigmatization  Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk.  Korban sering merasa berbeda dengan orang lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya akibat penganiayaan yang dialami. Korban lainnya menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk menghukum tubuhnya, menumpulkan inderanya, atau berusaha menghindari memori kejadian tersebut (Gelinas, Kinzl dan Biebl dalam
  • 13. a. Menceritakan kejadian kepada orang lain, seperti teman dekat, kerabat, lembaga-lembaga pelayanan/konsultasi b. Melaporkan ke polisi c. Mencari jalan keluar dengan konsultasi psikologis maupun konsultasi hukum d. Mempersiapkan perlindungan diri, seperti uang, tabungan, surat-surat penting untuk kebutuhan pribadi dan anak e. Pergi ke dokter untuk mengobati luka-luka yang dialami, dan meminta dokter membuat visum.
  • 14. Pada perempuan korban kekerasan (survivor), ada karakteristik khusus yang biasa terjadi pada mereka, antara lain yaitu : a. Merasa bersalah b. Merasa tidak berdaya (Powerless) c. Kemarahan yang mendalam d. Malu e. Cemas f. Gangguan tidur Perasaan-perasaan di atas seringkali muncul berupa sikap “malas”, badan terasa capek gelisah, tegang, atau bahkan tersenyum tetapi tidak ‘lepas’, atau sikap menutup diri dari dunia luar.
  • 15.  UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
  • 16. KONTRIBUSI TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Untuk membantu perempuan korban kekerasan, seseorang harus memahami prinsip-prinsip dasar berikut : a. Perempuan korban kekerasan tidaklah dipersalahkan atas kejadian yang menimpanya b. Pelaku kekerasan adalah orang yang bertanggung jawab atas tindakan kekerasannya c. Masyarakat dan berbagai institusi di masyarakat adalah pihak yang bertanggung jawab secara tidak langsung atas masalah kekerasan terhadap perempuan d. Solusi atas masalah kekerasan terletak pada kombinasi antara aksi pribadi dan sosial, dan didukung oleh sistem hukum yang memadai e. Tujuan bekerja membantu perempuan korban kekerasan adalah memberdayakan mereka untuk membuat keputusan sendiri dan mandiri dalam hidupnya