SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MINI RISET DAN REKAYASA IDE
PENYIMPANGAN KEIMANAN UMAT ISLAM BERUPA
TRADISI PEMBERIAN SESAJEN DAN SOLUSI DALAM
MENGATASINYA DI LINGKUNGAN MEDAN JOHOR
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Islam
Dosen pengampu : Dr. Ramli, MA.
DISUSUN
OLEH
Nama : Linda Rosita
Nim : 4173131020
Kelas : Kimia Dik B 2017
Jurusan : Kimia
Program : S-1 Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang masalah................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
3. Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Dasar Teori...................................................................................................... 3
BAB III METODE
1. Lokasi dan tempat penelitian........................................................................... 6
2. Populasi dan sampel........................................................................................ 6
3. Jenis penelitian................................................................................................. 6
4. Sumber data ................................................................................................... 6
5. Metode pengumpulan data.............................................................................. 7
6. Teknik analisis data ........................................................................................ 7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Identitas Masyarakat ....................................................................................... 8
2. Hasil Wawancara ............................................................................................ 8
3. Pembahasan ................................................................................................... 9
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................................... 15
2. Saran .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) ini, tak lupa pula shalawat
bertangkaikan salam saya hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
yang telah membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini, dengan
selesainya makalah ini saya berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa
saya telah melaksanakan tugas Mini Riset yang dilakukan pada 14 Mei 2019. Semoga
makalah ini bermanfaat. Amin.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin
Medan, 14 Mei 2019
LINDA ROSITA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing - masing, dan masing - masing
manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide, gagasan, nilai - nilai,
norma - norma, peraturan - peraturan yang ada pada masyarakat ( Koentjaraningrat, 1990 :
186 - 187 ). Wujud dari kebudayaan yang diungkapkan tersebut terdapat juga di dalam sistem
religi ( kepercayaan ) yang ada pada setiap masyarakat, dan juga merupakan kenyataan hidup
dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki
oleh masyarakat merupakan alat pengatur dan memberi arahan kepada setiap tindakan,
prilaku dan karya manusia yang menghasilkan benda - benda kebudayaan.
Sesajen merupakan sesajian - sesajian yang berbentuk benda, makanan, binatang,
bunga, dan lain - lain yang dipersembahkan ( diberi ) sebagai tanda penghormatan atau rasa
syukur kepada Tuhan, dewa, roh nenek moyang, mahluk halus yang dianggap dapat
mendatangkan keberuntungan, menolak kesialan dan rasa syukur terhadap semua yang terjadi
di masyarakat dengan berbagai macam ritual religi ( Suyono, 1985). Sesajen juga salah satu
bentuk objek atau peristiwa ritual yang terdapat dalam sebuah religi. Sesajen dapat
memberitahukan tanda kepada seseorang dalam tingkah laku ritual.
Sesajen merupakan warisan budaya tradisional yang biasa dilakukan untuk memuja
para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat ( pohon, batu, persimpangan, dan lain - lain )
yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti :
Upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri ( dewi padi dan
kesuburan ) yang masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa. Sesajen memiliki nilai yang
sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayainya, Tujuan dari
pemberian sesajen ini untuk mencari berkah. Pemberian sesajen ini biasanya dilakukan di
tempat - tempat yang dianggap keramat dan mempunyai nilai magis yang tinggi. Prosesi
tersebut telah terjadi sudah sangat lama, bisa dikatakan sudah berasal dari nenek moyang kita
yang mempercayai adanya pemikiran - pemikiran yang religius. Kegiatan ini dilakukan oleh
masyarakat guna mencapai sesuatu keinginan atau terkabulnya sesuatu yang bersifat duniawi.
Masyarakat Medan Johor baru-baru banyak yang melakukan ritual tradisi sesajen untuk
memperingati hari-hari besar dalam Islam. Jenis sesajen yang digunakan berupa bunga, air,
buah - buahan (jeruk, apel, dan lain - lain), makanan, hewan berupa ayam yang
dipersembahkan kepada Tuhan, roh nenek moyang dan mahluk halus melalui berbagai
upacara religi . Hal tersebut dilakukan dengan maksud tujuan untuk menghormati pendahulu,
untuk mengingat mereka agar orang yang tinggal dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen)
sehat selalu ( Darwan, 2008).
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti ingin membahas mengenai, apa sebenarnya
makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor ? darimana makna pesan tebentuk, dan apakah
memang selama ini masyarakat telah mampu memahami makna pesan yang ada dalam
sesajen tersebut?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor?
2. Apa saja factor yang mendorong masyarakat Medan Johor melakukan tradisi
sesajen?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tradisi sesajen yang dilakukan
masyarakat Medan Johor?
1.3 Tujuan Penelitian
4. Mengetahui makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor
5. Mengetahui factor yang mendorong masyarakat Medan Johor melakukan tradisi
sesajen.
6. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tradisi sesajen yang dilakukan
masyarakat Medan Johor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERMASALAHAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT TERKAIT
IMAN DAN TAUHID.
Di Indonesia pada penghujung pertengahan 2015 tentu masih segar dalam ingatan
peristiwa Tolikara Papua dimana jama’h umat tertentu yang sedang beribadah dibubarkan
oleh sekelompok umat agama lain yang berakibat konflik horizontal. Aksi pembubaran
penganut agama manapun yang sedang menjalankan ibadahnya secara telanjang
menunjukkan ketiadaan atau kurangnya sikap menghormati penganut agama lain yang
berbeda. Yang lebih memprihatinkan dalam laporan penelitian dari Pusat Pengkajian Islam
dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta seperti dikedepankan oleh AbdAllah (2015) tentang
“Paham Eksklusif dalam Pendidikan Islam” menunjukkan adanya paham intoleransi
keagamaan melalui penyajian buku ajar di sekolah yang kurang mengedepankan aspek
dialogis. Berkenaan dengan tema teologis, misalnya, penjelasan tentang apa dan siapa itu
kafir, musyrik, dan munafik masih dijelaskan dalam konteks masa Nabi yang seringkali
bersifat politis sehingga yang harus diperangi dan dibunuh. Sedangkan tema yang bersifat
furuiyah (berkaitan dengan praktek agama), seperti bacaan salat, jumlah rakaat salat tarawih,
dan bacaan qunut, masih mengedepankan satu pandangan tertentu.
Disamping hal-hal diatas ada juga beberapa hal yang menjadikan penipisan Iman ummat
muslim terhadap keimanannya kepada Allah SWT yakni tradisi ritual masyarakat di daerah-
daerah yang terkadang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam (Sutopo, 2010).
B. ASAS KEIMANAN DALAM ISLAM
Dalam Islam, wujud Iman seseorang diasaskan pada penegakannya kepada rukun Iman
melalui kepercayaan hati, pengakuan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Rukun
Iman yang dimaksud adalah percaya kepada Allah SWT yang menjadikan seluruh alam ini,
percaya kepada malaikat, percaya kepada kitab-kitab Allah SWT dengan membenarkan
bahwa seluruh kitab-kitab yang diturunkan itu datangnya dari Allah SWT, Iman kepada rasul
dengan membenarkan bahwa Allah mengutus kepada setiap ummat ini seorang rasul untuk
membimbing mereka, Iman kepada hari akhir adalah meyakini sepenuh hati bahwa hari
kiamat akan terjadi. Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaannya dapat dilihat pada
ajarannya. (Syaltut, 1994). Islam mengatur segala aspek dan prinsip-prinsip kehidupan
manusia, Islam dapat menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.Islam adalah satu-
satunya agama yang sempurna mengatur tata cara ibadah, moralitas, sosial, ekonomi,
kebudayaan, politik dan hubungan internasional. Islam tidak mengenal konsep sekularisme
dan sekularisasi dalam kehidupan sosial dan politik
C. PENYIMPANGAN TRADISI SESAJEN
Setiap masyarakat memiliki beraneka ragam kepercayaan ( Religi ) yang menjadi
keyakinannya. Setiap kepercayaan dan keyakinannya tersebut diwujudkan dalam tingkah
lakunya sehari - hari.
Sesajen merupakan salah satu kepercayaan yang terdapat pada agama Hindu yang
diberikan kepada Tuhan, dewa, roh leluhur ( nenek moyang ), dan lain - lain yang dilakukan
dengan berbagai macam kegiatan upacara ritual religi. sesajen yang diberikan kepada
Tuhan, dewa, roh nenek moyang, dan lain - lain, kadang - kadang memang kurang masuk
akal. Namun demikian, bagi pendukung budaya yang bersangkutan yang dipentingkan
adalah sikap dasar spiritual yang berbau emosi religi, bukan logika. Karena itu, dalam tradisi
sesajen biasanya terdapat upacara berupa sesaji sebagai bentuk persembahan atau
pengorbanan kepada mahluk spiritual yang kadang - kadang sulit diterima nalar. Hal ini
semua sebagai perwujudtan bakti mahluk kepada kekuatan supranatural. Selain itu, ritual
pemberian sesajen menurutnya mempunyai fungsi bagi setiap masyarakat yaitu :
1. Mampu mengintegrasikan dan menyatukan rakyat dengan memperkuat kunci dan
nilai utama kebudayaan. Berarti ritual menjadi alat pemersatu atau integrasi.
2. Ritual menjadi sarana pendukungnya untuk mengungkapkan emosi, khususnya nafsu
- nafsu negatif.
3. Ritual akan mampu melepaskan tekanan - tekanan sosial.
Pada saat manusia menghidangkan sesaji, menurut Robertson Smith ( dalam
Koentjaraningrat, 1990 : 68 ) memiliki fungsi sebagai aktivitas untuk mendorong rasa
solidaritas dengan para dewa. Dewa dianggap sebagai komunitas istimewa. Hal tersebut
juga ditegaskan oleh Preusz bahwa pusat dari religi dan kepercayaan adalah ritus atau
upacara. Menurutnya, upacara religi akan bersifat kosong, tak bermakna, apabila tingkah
laku manusia didalamnya didasarkan pada akal rasional dan logika, tetapi secara naluri
manusia memiliki suatu emosi mistikal yang mendorongnya untuk berbakti kepada kekuatan
tertinggi yang menurutnya tampak konkret di sekitarnya, dalam keteraturan dari alam, serta
proses pergantian musim, dan kedahsyatan alam dalam hubungannya dengan masalah hidup
dan maut.
Sehubungan dengan hal tersebut, Van ball ( Koentjaraningrat, 1993 : 42 ) menyatakan
bahwa sesajian adalah pemberian kepada dewa dan mahluk halus dalam dunia gaib yang
mana pada umumnya mempunyai fungsi sebagai pemberian. Marcel Mauss ( Suparlan,
1992) berpendapat pemberian dalam suatu nteraksi sosial ialah sebagai lambang
pengukuhan suatu hubungan antara si pemberi dan penerima. Kemudian lebih dikukuhkan
lagi dengan pemberian balasan dan pemberian ini melibatkan kelompok - kelompok dan
masyarakat yang bersangkutan secara menyeluruh. Pemberian sesajen kepada Tuhan, dewa,
dan roh halus merupakan sebuah hadiah yang mempunyai tujuan yang lebih baik untuk
membeli perdamaian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kediaman nenek Kartini di Jalan Luku V No.29
Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Selain itu penelitian ini juga
dilakukan di kediaman Ustadz Ruslan Idris Batubara bertempat di Jalan Al-Falaah 6.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2019. Penelitian ini membutuhkan
waktu 2 hari.
3.2. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Kwala
Bekala Kecamatan Medan Johoryang berjumlah 100 orang. Jumlah sampel yang
diambil hanya satu orang dari keseluruhan populasi, berdasarkan metode non
probability sampling, yaitu penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan
menggunakan hukum probabilitas yaitu bahwa tidak semua unit populasi memiliki
kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian (Sarwono 2008:120).
3.3. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data
informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol angka atau bilangan.
Data kualitatif didapat melalui suatu proses menggunakan teknik analisis
mendalam dan tidak bisa diperoleh secara langsung. Dalam penelitian ini data
kualitatif diambil dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber sesuai dengan
pendapat dan fakta yang ada mengenai masalah tradisi sesajen.
3.4. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya
sendiri baik dengan cara tertentu atau pada periode tertentu (Ratna, 20017). Data
primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari narasumber, dalam hal ini data
diperoleh melalui wawancara peneliti dengan narasumber.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah yang diperoleh secara tidak langsung baik lewat
dokumentasi, buku-buku, literature, penelitian terdahulu, dan internet.
3.5. Metode pengumpulan data
Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key
instrument), seperti dikemukakan Faisal bahwa ” dalam penelitian naturalistik peneliti
sendirilah menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha
mengumpulkan informasi.”
Hakikat peneliti sebagai insrtumen kunci diaplikasikan dalam penggunaan teknik
pengumpulan data kualitatif, yang terdiri dari; wawancara dan dokumen (catatan atau
arsip). Secara keseluruhan, peneliti sendiri terjun ke lapangan sebagai instrumen
utama, dalam penelitian ini. Sebagai insrtumen utama dalam penelitian ini maka
peneliti sendiri yang menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
a. Wawancara
Wawancara, terhadap informan sebagai narasumber data dan informasi
dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian.
Dengan kata lain, keterlibatan yang agak lebih aktif, yaitu dengan mencoba
berpartisipasi dan melibatkan serta berusaha mendekatkan diri dengan para aktor.
Dengan kata lain untuk mengenal kriteria guru yang profesional, baik dalam
kegiatan memimpin, mengarahkan, mengawasi dan memberikan dukungan pada
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Wawancara terhadap informan sebagai
narasumber data dan informasi, dilakukan dengan tujuan penggalian informasi
tentang fokus penelitian.
b. Pengkajian Dokumen
Seluruh data dikumpulkan, dan ditafsirkan oleh peneliti, tetapi dalam kegiatan
ini peneliti didukung instrumen sekunder, yaitu foto, catatan dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.
3.6. Teknik analisis data
Di penelitian ini menggunakan teknik analisis data kulititatif merupakan suatu
kegiatan sesudah data dari subjek peneitian atau sumber data-data lain semua
terkumpul. Teknik analisis data kualitatif di dalam penelitian kualitatif yaitu
memaparkan hasil wawancara antara peneliti dan narasumber.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Identitas Masyarakat
1. Nama : Kartini
2. Usia : 70
3. Alamat : Jalan Luku V No.29 Kelurahan Kwala Bekala
Kecamatan Medan Johor.
3.2. Hasil Wawancara
Hasil penelitian berupa wawancara dengan nenek Kartini
Wawancara : Menurut saudara apa yang dimaksud dengan sesajen?
Narasumber : Sesajen itu adalah rasa hormat kita terhadap orang-orang terdahulu
seperti nenek moyang dll yang sudah meninggal.
Wawancara : Apa fungsi sesajen?
Narasumber : untuk menghormati pendahulu, untuk mengingat mereka agar orang
yang tinggal dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen) sehat selalu.
Wawancara : Mengapa harus dibuat sesajen?
Narasumber : karena sesajen itu suatu upacara yang turun menurun dari mamaknya
nenek (orang tua dulu) dalam merayakan hari-hari besar, serta agar orang-orang yang
ada dirumah tidak sakit.
Wawancara : Kapan saudara meletakkan sesajen?
Narasumber : saat mau puasa, selesai lebaran, malam jum’at kliwon, 1, 2, 3, 7, 40
hari 1, 3, 7 tahun orang itu meninggal, hari raya haji (hari-hari besar).
Wawancara : Menurut pengetahuan saudara, bagaimana sesajen dalam hukum Islam?
Narasumber : dilarang, tetapi kegiatan itu yang selalu dilakukan secara turun-
menurun, jadi saya ikut melakukannya.
Wawancara : Bahan apa saja yang dijadikan sesajen?
Narasumber : tumpang, ayam, telur, nasi putih, sayur, bunga, kopi, teh manis, air
putih.
Wawancara : adakah keluarga saudara yang mengingatkan kepada saudara
bahwasannya sesajen dilarang dalam hukum Islam ?
Narasumber : ada cucu saya, dia selalu memarahi saya kalau melakukan itu, tetapi
karena rumahnya agak jauh sehingga saya melakukannya diam-diam. Kalau untuk
sekarang saya tidak pernah melakukannya lagi karena dihari-hari besar saya pulang ke
Palembang.
Hasil penelitian berupa wawancara dengan tokoh agama
Wawancara : Bagaimana pandangan dalam hukum Islam tentang orang yang masih
melakukan sesajen di bulan ramadhan seperti meletakkan makanan dibawah kolong
tempat tidur, orang itu beranggapan bahwa keluarga mereka yang sudah meninggal
datang?
Narasumber : Didalam Islam tidak dibenarkan, sesajen itu hanya tradisi leluhur
yang percaya pada tahayyul dan pada kekuatan gaib selain Allah SWT, Kemudian
lebih cenderung dilakukan orang-orang hindu dulu atau orang yang punya aliran
kepercayaan kekuatan yang datangnya seperti dari pohon, hutan dan gunung maka
sesajen itu cenderung dibuat untuk memohon pertolongan kepada selain Allah SWT.
Dalam Islam itu tidak benar dan merupakan tahayyul karena orang yang sudah
meninggal tidak mungkin dapat kembali ke alam dunia, maka kita mengingatnya
bukan dengan membuat sesajen tetapi dengan berdoa dan bersedekah.
Wawancara : Bagaimana cara agar mengatasi perilaku praktek sesajen ini?
Narasumber : Caranya kita kembali kepada ajaran agama Islam, pengguna sesajen
itu adalah orang yang kurang yakin bahwa kekuatan gaib yang bisa mengatur dunia
ini adalah Allah SWT. Orang yang imannya lemah dan ibadahnya kurang
menganggap sesajen itu boleh, tetapi orang yang betul-betul percaya kepada Allah
SWT meyakini bahwa sesajen itu perbuatan musyrik dan syirik karena menduakan
Allah SWT. Makanya dilarang dalam Islam.Maka caranya adalah diberitahu bahwa
Islam melarang praktek sesajen karena bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Wawancara : Bagaimana apabila keluarga mereka tau sesajen itu dilarang tetapi
dibiarkan saja itu tetap dilakukan?
Narasumber : Dalam sebuah hadist dijelaskan barang siapa yang mencegah
kemungkaran, maka cegah dengan tangan bagi yang memiliki kekuasaan, kalau tidak
bisa dengan tangan maka dengan ucapan, kalau keduanya tidak bisa maka harus
membenci dengan hati, artinya kita diam bukan karena dibiarkan, tetapi karena
dilarang dan tidak mau ya sudah kita tidak terlibat lagi.
3.3. Pembahasan
Di era modern ini, kita masih sering mendengar kata sesajen. Kita juga masih sering
melihat sesajen tersebut terutama di lingkungan pedesaan bahkan di kalangan masyarakat
Islam sekalipun. Sesajen seolah memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada
umumnya. Acara sakral ini dilakukan untuk mencari berkah di tempat-tempat tertentu yang
diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib,
semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi.
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa
acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan
keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa
diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan
sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Tak bisa diingkari lagi bahwa fenomena ini memang terjadi di tengah-tengah kita, bahkan
dengan jumlah yang tidak sedikit. Seseorang yang paling berpendidikan sekalipun kadang tak
luput dari hal-hal yang demikian. Mereka yang terdidik untuk berpikir secara rasional
ternyata kerasionalan itu hilang begitu saja ketika berhadapan dengan hal yang demikian.
Yang sangat disesalkan, di antara penduduk negeri ini banyak yang tidak sadar dari
maksiat mereka dengan musibah yang menimpa. Mereka malah melakukan praktik-praktik
kesyirikan, membuat sesajen penolak bala yang dipersembahkan kepada roh-roh penguasa
laut, penguasa gunung, penguasa darat, dan sebagainya.
Sesajen berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian besar
masyarakat kita pada umumnya acara sakral ini dilakukan untuk ngalap berkah (mencari
berkah) di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda
yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan
yang bersifat duniawi. Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu.
Seperti malam jum'at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Anehnya perbuatan yang
sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh
orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita
bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha
besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan
lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar.
Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-
benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebu.
Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah. namun fitrah yang di
maksud dalam Islam adalah fitrah yang lurus sesuai dengan syari'at Islam. Allah S.W.T
menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur'an surat Ar-Ruum ayat 30;
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Yang
dimaksud dengan fitrah Allah dalam ayat diatas yaitu ciptaan Allah. manusia diciptakan
Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama
tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah karena
pengaruh lingkungan.
Oleh karena itu, maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah SWT (baik itu
jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan
diri kepadanya, yang dikenal dengan istilah sesajen, adalah perbuatan dosa yang sangat besar,
bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari
agama Islam (menjadi kafir).
Di sinilah pentingnya memahami tradisi secara arif. Kalau memang tidak sejalan dengan
syariat, maka kita tidak perlu ragu mengatakan bahwa itu keliru. Perkara itu tetap dijalankan,
adalah soal kedua yang berpulang pada keyakinan masing-masing. Jadi masalahnya bukan
perlu atau tidak perlu dipertentangkan. Tapi lurus atau tidak bagi seorang muslim. Sorang
muslim harus dididik, bahwa apapun yang dialaminya berupa kepahitan, merupakan musibah
yang perlu disikapi dengan sabar seraya berikhtiar untuk menghilangkannya dengan cara-cara
yang manusiawi religius. Tauhid menegaskan, bahwa hanya kepada Allah kita mohon
keselamatan.
Allah berfirman dalam surat Al-An‘am ayat 136; “Dan mereka (orang-orang musyrik)
memperuntukkan dari hasil tanaman dan binatang-binatang ternak Yang diciptakan oleh
Allah itu, sebagian bagi Allah (dan sebagian lagi untuk berhala-berhala mereka), lalu mereka
berkata: ini untuk Allah - menurut anggapan mereka - dan ini untuk berhala-berhala kami."
kemudian apa yang telah ditentukan untuk berhala-berhala mereka, maka ia tidak sampai
kepada Allah (kerana mereka tidak membelanjakannya pada jalan Allah), dan apa yang telah
ditentukan untuk Allah, sampai pula kepada berhala-berhala mereka (kerana mereka
membelanjakannya pada jalan itu). amatlah jahatnya apa yang mereka hukumkan itu.”
Sesajen adalah syirik dan berbahaya, sama bahayanya dengan kemusyrikan yang lain, di
antara bahaya itu adalah:
1. Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia
Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan
manfa’at dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat
kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan
menga-runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang
berakal dan terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon,
jin, khadam, keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap
martabat manusia yang lebih parah daripada kemusyrikan.
2. Membenarkan Khurafat (Tahayul)
Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat,
mitos dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak
bisa diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia.
3. Syirik adalah Kezhaliman Terbesar
Allah berfirman; “Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar.”
(Lukman: 13).
BAB V
SOLUSI
Untuk menyingkirkan aqidah yang sesat ini, kita perlu menggalang sinergi dengan
berbagai kalangan umat. Tentu saja masing-masing elemen umat ini punya perbedaan-
perbedaan, namun dibandingkan dengan persamaan-persamaannya, tetap lebih banyak
persamaannya. Ketahuilah bahwa umat ini akan sangat kuat dan aqidah yang rusak itu bisa
dengan mudah kita hilangkan, manakala kita bekerja tidak sendirian, melainkan bersama-
sama.
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah
(menyeluruh) dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya
syeitan adalah musuh besar bagi kalian.” (QS.Al-Baqarah : 208).
Berbicara tentang adat-istiadat (tradisi) bukan lagi sesuatu yang langka bagi
masyarakat Indonesia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah adat
istiadat mengacu pada tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi
lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat
(Kamus besar bahasa Indonesia,1988:5,6). Adapun makna lainnya adat-istiadat disebut
sebagai suatu hal yang dilakukan berulang-ulang secara terus menerus hingga akhirnya
melekat, dipikirkan dan dipahami oleh setiap orang tanpa perlu penjabaran.
Jika ditinjau dari sudut pandang Islam, Alqur’an sebagai pedoman hidup telah
menjelaskan bagaimana kedudukan tradisi (adat-istiadat) dalam agama itu sendiri. Karena
nilai-nilai yang termaktub dalam sebuah tradisi dipercaya dapat mengantarkan
keberuntungan, kesuksesan, kelimpahan, keberhasilan bagi masyarakat tersebut. Akan tetapi
eksistensi adat-istiadat tersebut juga tidak sedikit menimbulkan polemik jika ditinjau dari
kacamata Islam.Tradisi turun laut dengan membawa beberapa sajian makanan misalnya
dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi para nelayan yang baru memiliki perahu agar
kelak tidak terjadi malapetaka.
Setiap aturan-aturan, anjuran, perintah tentu saja akan memberi dampak positif dan
setiap larangan yang diindahkan membawa keberuntungan bagi hidup manusia. Salah satu
larangan yang akan membawa maslahat bagi manusia adalah menjauhkan diri dari kebiasaan-
kebiasaan nenek moyang terdahulu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal tersebut
sebagaimana yang Allah firmankan dalam AlQur’an :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang
kami (melakukannya).” Padahal,nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan
tidak mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah:170)
ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang orang-orang yang lebih patuh pada
ajaran dan perintah nenek moyangnya daripada Syariat yang diwahyukan oleh Allah didalam
Al-Qur’an. Seperti adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu pada ritual-ritual yang
menjanjikan keselamatan, ketenangan hidup, penolak bala yang menjadi salah satu tradisi
masyarakat Indonesia di berbagai daerah.
Adanya syariat tidak berupaya menghapuskan tradisi/adat –istiadat, Islam menyaringi
tradisi tersebut agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diaktualisasikan oleh masyarakat
setempat tidak bertolak belakang dengan Syariat. Sebab tradisi yang dilakukan oleh setiap
suku bangsa yang nota bene beragama Islam tidak boleh menyelisihi syariat. Karena
kedudukan akal tidak akan pernah lebih utama dibandingkan wahyu Allah Ta’ala. Inilah
pemahaman yang esensi lagi krusial yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Keyakinan
Islam sebagai agama universal dan mengatur segala sendi-sendi kehidupan bukan hanya pada
hubungan transendental antara hamba dan Pencipta tetapi juga aspek hidup lainnya seperti
ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya. Kadangkala pemahaman parsial inilah
yang masih diyakini oleh ummat Islam. Oleh karena itu, sikap syariat Islam terhadap adat-
istiadat senantiasa mendahulukan dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan Hadist dibanding adat atau
tradisi.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata.” (QS.Al-Ahzab:36)
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berIslam secara kaffah yaitu secara
batin dan dzahir. Seorang muslim tidak mencukupkan dirinya pada aspek ibadah, tetapi lalai
pada persoalan akidah, pun demikian pula sebaliknya memahami aqidah tetapi lalai dari sisi
ibadah. Seorang muslim juga tidak boleh lalai dalam memperhatikan akhlaknya kepada Allah
dan pada sesama manusia. Akhlak kepada Allah inilah yang dibuktikan dengan sikap
menerima, mentaati syariat Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. jiJka
hal ini bisa teraktualisasi pada diri seorang muslim maka tidak akan kita temukan lagi sikap
menolak pada syariat baik yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah NabiNya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Sesajen ini memiliki nilai yang sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang
masih mempercayainya, tujuan dari pemberian sesajen ini adalah untuk
menghormati pendahulu, untuk mengingat mereka agar orang yang tinggal
dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen) sehat selalu.pemberian sesajen ini
biasanya dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat dan mempunya nilai
magis yang tinggi.
2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa tradisi sesajen ini masih
digunakan oleh masyarakat Medan Johor yaitu factor adat atau budaya yang masih
tumbuh dari generasi ke generasi. Karena dalam hal ini bahwa kaitan antara
keadaan masyarakat kini dan sejarah sebelumnya, kaitan masyarakat dengan masa
lalunya tak pernah mati sama sekali. Kedua yaitu factor keyakinan, karena sudah
ada sejak zaman snenek moyang secara turun temurun dan hal itu sudah menjadi
keyakinan. Mereka takut arwah leluhur, rezekinya sedikit,dll. Terakhir factor
pendidikan, tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pola fikir mereka.
3. Dampak terhadap keyakinan masyarakat tersebut mendeteksi perbuatan syirik dan
harus dihindari, tetapi masyarakat Medan Johor menganggap bahwa wilayah yang
mereka tempati merupakan ajarann dari nenek moyang dan mereka menganggao
ini semua adalah warisan.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah desa atau pemuka (tokoh masyarakat) desa Medan
Johor agar dapat selalu memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
mendalam lagi mengenai tradisi sesajen yang sudah berlangsung tersebut. Agar
jangan sampai generasi-generasi seelanjutnya mengagung-agungkan sesajen
sebagai pemberi berkah selamat ketika mengadakan suatu acara dan supaya
masyarakat bisa menjalankan syariat agama Islam dengan baik dan benar sesuai
ajaran Islam.
2. Kepada masyarakat Medan Johor lebih dapat menyaring lagi tentang kebiasaan
yang ditanamkan didalam kehidupan. Tradisi sesajen yang berdampak negative
terhadap keyakinan meminta perindungan dan keberkahan selain kepada Allah
seharusnya harus digeser agar terhindar dari dampak negative tersebut sebaiknya
masyarakat lebih dapat mengkaji apa sesungguhnya makna dan tujuan tradisi
sesajen.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Yunahar. (2004). Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Darwan. (2008). Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Medan.
Jakarta : Perdana Publishing.
Sabiq, Sayid. (2002). Aqidah Islam. Bandung: Penerbit Diponegoro.
Said, Nur. (2017). Pendidikan Toleransi Beragam Untuk Humanisme Islam di Indonesia.
Jurnal Stain Kudus. Vol 12(2). Hal : 101-120.
Suparlan, Mahdi. (1992). Pola Penyimpangan Muslim Terhadap Ajaran Agamanya. Jurnal
Studi dan Penelitian Pendidikan Islam. Vol 1 (1). Hal : 34-46.
Sutopo, Irawan. (2010). Beragam Ekspresi :Islam Indonesia Dalam Praktek. Jurnal
Sosiologi..Vol 15 (2). Hal : 45-49.
Syaltut, Mahmud. (1994). Aqidah dan Syariah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Taymiyah, Ibnu. (1983). Aqidah Islam. Bandung : Al-Ma’arif.

More Related Content

What's hot

Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Tembang macapat andrew xi.ia6_02
Tembang macapat andrew xi.ia6_02Tembang macapat andrew xi.ia6_02
Tembang macapat andrew xi.ia6_02Andrew Hutabarat
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarBu Ila
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerah
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerahPeranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerah
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerahHikmah Siti Nazwah
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERAahmad sururi
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ikabulan purnama
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiDahlia Safarinah
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanAprian Hidayat
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...idasilfia
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifUniversitas Negeri Semarang
 

What's hot (20)

ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
penulisan daftar pustaka
penulisan daftar pustakapenulisan daftar pustaka
penulisan daftar pustaka
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Tembang macapat andrew xi.ia6_02
Tembang macapat andrew xi.ia6_02Tembang macapat andrew xi.ia6_02
Tembang macapat andrew xi.ia6_02
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerah
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerahPeranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerah
Peranan bahasa indonesia dalam perkembangan budaya daerah
 
Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 

Similar to Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi dalam mengatasinya di lingkungan medan johor

Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfFilofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfppgsofianovita91130
 
Tugas individu kkn linggoasri
Tugas individu  kkn linggoasriTugas individu  kkn linggoasri
Tugas individu kkn linggoasrisaidani ahmad
 
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaBagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaRatih Aini
 
Etika SosialdalamInteraksiLintas Agama
Etika SosialdalamInteraksiLintas AgamaEtika SosialdalamInteraksiLintas Agama
Etika SosialdalamInteraksiLintas AgamaKuliahMandiri.org
 
Urgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamUrgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamMuhammadYuliadi1
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialIdrus Abidin
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialRehanAskingAlexandri
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfHendroGunawan8
 
Prenatal kalimantan
Prenatal kalimantanPrenatal kalimantan
Prenatal kalimantanIramulyasari
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaeigydarmadi
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesiapjj_kemenkes
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas33335
 
Konstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadiKonstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadikerniaElvianaSari
 

Similar to Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi dalam mengatasinya di lingkungan medan johor (20)

RI dan MR agama
RI dan MR agamaRI dan MR agama
RI dan MR agama
 
Ahmad
AhmadAhmad
Ahmad
 
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfFilofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
 
Tugas individu kkn linggoasri
Tugas individu  kkn linggoasriTugas individu  kkn linggoasri
Tugas individu kkn linggoasri
 
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaBagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budaya
 
Etika SosialdalamInteraksiLintas Agama
Etika SosialdalamInteraksiLintas AgamaEtika SosialdalamInteraksiLintas Agama
Etika SosialdalamInteraksiLintas Agama
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 
Urgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamUrgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan Islam
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
 
Buku pesantren
Buku pesantrenBuku pesantren
Buku pesantren
 
Dimensi v
Dimensi vDimensi v
Dimensi v
 
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosialAbdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
Abdur rafi baktikusuma uts tasawuf problematika sosial
 
Kyai dan perubahan_sosial
Kyai dan perubahan_sosialKyai dan perubahan_sosial
Kyai dan perubahan_sosial
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
 
Prenatal kalimantan
Prenatal kalimantanPrenatal kalimantan
Prenatal kalimantan
 
Uui11020 387484
Uui11020 387484Uui11020 387484
Uui11020 387484
 
Tugas besar pancasila
Tugas besar pancasilaTugas besar pancasila
Tugas besar pancasila
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesia
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Konstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadiKonstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadi
 

More from Linda Rosita

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWLinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESLinda Rosita
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...Linda Rosita
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENLinda Rosita
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYALinda Rosita
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYALinda Rosita
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANLinda Rosita
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASILinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASALinda Rosita
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASALinda Rosita
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPLinda Rosita
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALLinda Rosita
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairLinda Rosita
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISLinda Rosita
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGLinda Rosita
 

More from Linda Rosita (20)

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TES
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
 
CBR BORON
CBR BORONCBR BORON
CBR BORON
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTING
 
CBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTINGCBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTING
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi dalam mengatasinya di lingkungan medan johor

  • 1. MINI RISET DAN REKAYASA IDE PENYIMPANGAN KEIMANAN UMAT ISLAM BERUPA TRADISI PEMBERIAN SESAJEN DAN SOLUSI DALAM MENGATASINYA DI LINGKUNGAN MEDAN JOHOR Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen pengampu : Dr. Ramli, MA. DISUSUN OLEH Nama : Linda Rosita Nim : 4173131020 Kelas : Kimia Dik B 2017 Jurusan : Kimia Program : S-1 Pendidikan FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang masalah................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2 3. Tujuan.............................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Dasar Teori...................................................................................................... 3 BAB III METODE 1. Lokasi dan tempat penelitian........................................................................... 6 2. Populasi dan sampel........................................................................................ 6 3. Jenis penelitian................................................................................................. 6 4. Sumber data ................................................................................................... 6 5. Metode pengumpulan data.............................................................................. 7 6. Teknik analisis data ........................................................................................ 7 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Identitas Masyarakat ....................................................................................... 8 2. Hasil Wawancara ............................................................................................ 8 3. Pembahasan ................................................................................................... 9 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan .................................................................................................... 15 2. Saran .............................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas Mini Riset (MR) ini, tak lupa pula shalawat bertangkaikan salam saya hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin. Saya menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini saya berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa saya telah melaksanakan tugas Mini Riset yang dilakukan pada 14 Mei 2019. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin Medan, 14 Mei 2019 LINDA ROSITA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing - masing, dan masing - masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide, gagasan, nilai - nilai, norma - norma, peraturan - peraturan yang ada pada masyarakat ( Koentjaraningrat, 1990 : 186 - 187 ). Wujud dari kebudayaan yang diungkapkan tersebut terdapat juga di dalam sistem religi ( kepercayaan ) yang ada pada setiap masyarakat, dan juga merupakan kenyataan hidup dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat merupakan alat pengatur dan memberi arahan kepada setiap tindakan, prilaku dan karya manusia yang menghasilkan benda - benda kebudayaan. Sesajen merupakan sesajian - sesajian yang berbentuk benda, makanan, binatang, bunga, dan lain - lain yang dipersembahkan ( diberi ) sebagai tanda penghormatan atau rasa syukur kepada Tuhan, dewa, roh nenek moyang, mahluk halus yang dianggap dapat mendatangkan keberuntungan, menolak kesialan dan rasa syukur terhadap semua yang terjadi di masyarakat dengan berbagai macam ritual religi ( Suyono, 1985). Sesajen juga salah satu bentuk objek atau peristiwa ritual yang terdapat dalam sebuah religi. Sesajen dapat memberitahukan tanda kepada seseorang dalam tingkah laku ritual. Sesajen merupakan warisan budaya tradisional yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat ( pohon, batu, persimpangan, dan lain - lain ) yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti : Upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri ( dewi padi dan kesuburan ) yang masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa. Sesajen memiliki nilai yang sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayainya, Tujuan dari pemberian sesajen ini untuk mencari berkah. Pemberian sesajen ini biasanya dilakukan di tempat - tempat yang dianggap keramat dan mempunyai nilai magis yang tinggi. Prosesi tersebut telah terjadi sudah sangat lama, bisa dikatakan sudah berasal dari nenek moyang kita yang mempercayai adanya pemikiran - pemikiran yang religius. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat guna mencapai sesuatu keinginan atau terkabulnya sesuatu yang bersifat duniawi. Masyarakat Medan Johor baru-baru banyak yang melakukan ritual tradisi sesajen untuk memperingati hari-hari besar dalam Islam. Jenis sesajen yang digunakan berupa bunga, air,
  • 5. buah - buahan (jeruk, apel, dan lain - lain), makanan, hewan berupa ayam yang dipersembahkan kepada Tuhan, roh nenek moyang dan mahluk halus melalui berbagai upacara religi . Hal tersebut dilakukan dengan maksud tujuan untuk menghormati pendahulu, untuk mengingat mereka agar orang yang tinggal dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen) sehat selalu ( Darwan, 2008). Berdasarkan latar belakang inilah peneliti ingin membahas mengenai, apa sebenarnya makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor ? darimana makna pesan tebentuk, dan apakah memang selama ini masyarakat telah mampu memahami makna pesan yang ada dalam sesajen tersebut? 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor? 2. Apa saja factor yang mendorong masyarakat Medan Johor melakukan tradisi sesajen? 3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tradisi sesajen yang dilakukan masyarakat Medan Johor? 1.3 Tujuan Penelitian 4. Mengetahui makna sesajen bagi masyarakat Medan Johor 5. Mengetahui factor yang mendorong masyarakat Medan Johor melakukan tradisi sesajen. 6. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tradisi sesajen yang dilakukan masyarakat Medan Johor.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERMASALAHAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT TERKAIT IMAN DAN TAUHID. Di Indonesia pada penghujung pertengahan 2015 tentu masih segar dalam ingatan peristiwa Tolikara Papua dimana jama’h umat tertentu yang sedang beribadah dibubarkan oleh sekelompok umat agama lain yang berakibat konflik horizontal. Aksi pembubaran penganut agama manapun yang sedang menjalankan ibadahnya secara telanjang menunjukkan ketiadaan atau kurangnya sikap menghormati penganut agama lain yang berbeda. Yang lebih memprihatinkan dalam laporan penelitian dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta seperti dikedepankan oleh AbdAllah (2015) tentang “Paham Eksklusif dalam Pendidikan Islam” menunjukkan adanya paham intoleransi keagamaan melalui penyajian buku ajar di sekolah yang kurang mengedepankan aspek dialogis. Berkenaan dengan tema teologis, misalnya, penjelasan tentang apa dan siapa itu kafir, musyrik, dan munafik masih dijelaskan dalam konteks masa Nabi yang seringkali bersifat politis sehingga yang harus diperangi dan dibunuh. Sedangkan tema yang bersifat furuiyah (berkaitan dengan praktek agama), seperti bacaan salat, jumlah rakaat salat tarawih, dan bacaan qunut, masih mengedepankan satu pandangan tertentu. Disamping hal-hal diatas ada juga beberapa hal yang menjadikan penipisan Iman ummat muslim terhadap keimanannya kepada Allah SWT yakni tradisi ritual masyarakat di daerah- daerah yang terkadang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam (Sutopo, 2010). B. ASAS KEIMANAN DALAM ISLAM Dalam Islam, wujud Iman seseorang diasaskan pada penegakannya kepada rukun Iman melalui kepercayaan hati, pengakuan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Rukun Iman yang dimaksud adalah percaya kepada Allah SWT yang menjadikan seluruh alam ini, percaya kepada malaikat, percaya kepada kitab-kitab Allah SWT dengan membenarkan bahwa seluruh kitab-kitab yang diturunkan itu datangnya dari Allah SWT, Iman kepada rasul dengan membenarkan bahwa Allah mengutus kepada setiap ummat ini seorang rasul untuk membimbing mereka, Iman kepada hari akhir adalah meyakini sepenuh hati bahwa hari kiamat akan terjadi. Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaannya dapat dilihat pada ajarannya. (Syaltut, 1994). Islam mengatur segala aspek dan prinsip-prinsip kehidupan
  • 7. manusia, Islam dapat menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.Islam adalah satu- satunya agama yang sempurna mengatur tata cara ibadah, moralitas, sosial, ekonomi, kebudayaan, politik dan hubungan internasional. Islam tidak mengenal konsep sekularisme dan sekularisasi dalam kehidupan sosial dan politik C. PENYIMPANGAN TRADISI SESAJEN Setiap masyarakat memiliki beraneka ragam kepercayaan ( Religi ) yang menjadi keyakinannya. Setiap kepercayaan dan keyakinannya tersebut diwujudkan dalam tingkah lakunya sehari - hari. Sesajen merupakan salah satu kepercayaan yang terdapat pada agama Hindu yang diberikan kepada Tuhan, dewa, roh leluhur ( nenek moyang ), dan lain - lain yang dilakukan dengan berbagai macam kegiatan upacara ritual religi. sesajen yang diberikan kepada Tuhan, dewa, roh nenek moyang, dan lain - lain, kadang - kadang memang kurang masuk akal. Namun demikian, bagi pendukung budaya yang bersangkutan yang dipentingkan adalah sikap dasar spiritual yang berbau emosi religi, bukan logika. Karena itu, dalam tradisi sesajen biasanya terdapat upacara berupa sesaji sebagai bentuk persembahan atau pengorbanan kepada mahluk spiritual yang kadang - kadang sulit diterima nalar. Hal ini semua sebagai perwujudtan bakti mahluk kepada kekuatan supranatural. Selain itu, ritual pemberian sesajen menurutnya mempunyai fungsi bagi setiap masyarakat yaitu : 1. Mampu mengintegrasikan dan menyatukan rakyat dengan memperkuat kunci dan nilai utama kebudayaan. Berarti ritual menjadi alat pemersatu atau integrasi. 2. Ritual menjadi sarana pendukungnya untuk mengungkapkan emosi, khususnya nafsu - nafsu negatif. 3. Ritual akan mampu melepaskan tekanan - tekanan sosial. Pada saat manusia menghidangkan sesaji, menurut Robertson Smith ( dalam Koentjaraningrat, 1990 : 68 ) memiliki fungsi sebagai aktivitas untuk mendorong rasa solidaritas dengan para dewa. Dewa dianggap sebagai komunitas istimewa. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Preusz bahwa pusat dari religi dan kepercayaan adalah ritus atau upacara. Menurutnya, upacara religi akan bersifat kosong, tak bermakna, apabila tingkah laku manusia didalamnya didasarkan pada akal rasional dan logika, tetapi secara naluri manusia memiliki suatu emosi mistikal yang mendorongnya untuk berbakti kepada kekuatan tertinggi yang menurutnya tampak konkret di sekitarnya, dalam keteraturan dari alam, serta proses pergantian musim, dan kedahsyatan alam dalam hubungannya dengan masalah hidup dan maut.
  • 8. Sehubungan dengan hal tersebut, Van ball ( Koentjaraningrat, 1993 : 42 ) menyatakan bahwa sesajian adalah pemberian kepada dewa dan mahluk halus dalam dunia gaib yang mana pada umumnya mempunyai fungsi sebagai pemberian. Marcel Mauss ( Suparlan, 1992) berpendapat pemberian dalam suatu nteraksi sosial ialah sebagai lambang pengukuhan suatu hubungan antara si pemberi dan penerima. Kemudian lebih dikukuhkan lagi dengan pemberian balasan dan pemberian ini melibatkan kelompok - kelompok dan masyarakat yang bersangkutan secara menyeluruh. Pemberian sesajen kepada Tuhan, dewa, dan roh halus merupakan sebuah hadiah yang mempunyai tujuan yang lebih baik untuk membeli perdamaian.
  • 9. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di kediaman nenek Kartini di Jalan Luku V No.29 Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Selain itu penelitian ini juga dilakukan di kediaman Ustadz Ruslan Idris Batubara bertempat di Jalan Al-Falaah 6. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2019. Penelitian ini membutuhkan waktu 2 hari. 3.2. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johoryang berjumlah 100 orang. Jumlah sampel yang diambil hanya satu orang dari keseluruhan populasi, berdasarkan metode non probability sampling, yaitu penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas yaitu bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian (Sarwono 2008:120). 3.3. Jenis penelitian Jenis penelitian ini menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu proses menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak bisa diperoleh secara langsung. Dalam penelitian ini data kualitatif diambil dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber sesuai dengan pendapat dan fakta yang ada mengenai masalah tradisi sesajen. 3.4. Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri baik dengan cara tertentu atau pada periode tertentu (Ratna, 20017). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari narasumber, dalam hal ini data diperoleh melalui wawancara peneliti dengan narasumber.
  • 10. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah yang diperoleh secara tidak langsung baik lewat dokumentasi, buku-buku, literature, penelitian terdahulu, dan internet. 3.5. Metode pengumpulan data Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key instrument), seperti dikemukakan Faisal bahwa ” dalam penelitian naturalistik peneliti sendirilah menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha mengumpulkan informasi.” Hakikat peneliti sebagai insrtumen kunci diaplikasikan dalam penggunaan teknik pengumpulan data kualitatif, yang terdiri dari; wawancara dan dokumen (catatan atau arsip). Secara keseluruhan, peneliti sendiri terjun ke lapangan sebagai instrumen utama, dalam penelitian ini. Sebagai insrtumen utama dalam penelitian ini maka peneliti sendiri yang menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : a. Wawancara Wawancara, terhadap informan sebagai narasumber data dan informasi dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian. Dengan kata lain, keterlibatan yang agak lebih aktif, yaitu dengan mencoba berpartisipasi dan melibatkan serta berusaha mendekatkan diri dengan para aktor. Dengan kata lain untuk mengenal kriteria guru yang profesional, baik dalam kegiatan memimpin, mengarahkan, mengawasi dan memberikan dukungan pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Wawancara terhadap informan sebagai narasumber data dan informasi, dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian. b. Pengkajian Dokumen Seluruh data dikumpulkan, dan ditafsirkan oleh peneliti, tetapi dalam kegiatan ini peneliti didukung instrumen sekunder, yaitu foto, catatan dan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian. 3.6. Teknik analisis data Di penelitian ini menggunakan teknik analisis data kulititatif merupakan suatu kegiatan sesudah data dari subjek peneitian atau sumber data-data lain semua terkumpul. Teknik analisis data kualitatif di dalam penelitian kualitatif yaitu memaparkan hasil wawancara antara peneliti dan narasumber.
  • 11. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Identitas Masyarakat 1. Nama : Kartini 2. Usia : 70 3. Alamat : Jalan Luku V No.29 Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. 3.2. Hasil Wawancara Hasil penelitian berupa wawancara dengan nenek Kartini Wawancara : Menurut saudara apa yang dimaksud dengan sesajen? Narasumber : Sesajen itu adalah rasa hormat kita terhadap orang-orang terdahulu seperti nenek moyang dll yang sudah meninggal. Wawancara : Apa fungsi sesajen? Narasumber : untuk menghormati pendahulu, untuk mengingat mereka agar orang yang tinggal dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen) sehat selalu. Wawancara : Mengapa harus dibuat sesajen? Narasumber : karena sesajen itu suatu upacara yang turun menurun dari mamaknya nenek (orang tua dulu) dalam merayakan hari-hari besar, serta agar orang-orang yang ada dirumah tidak sakit. Wawancara : Kapan saudara meletakkan sesajen? Narasumber : saat mau puasa, selesai lebaran, malam jum’at kliwon, 1, 2, 3, 7, 40 hari 1, 3, 7 tahun orang itu meninggal, hari raya haji (hari-hari besar). Wawancara : Menurut pengetahuan saudara, bagaimana sesajen dalam hukum Islam? Narasumber : dilarang, tetapi kegiatan itu yang selalu dilakukan secara turun- menurun, jadi saya ikut melakukannya. Wawancara : Bahan apa saja yang dijadikan sesajen? Narasumber : tumpang, ayam, telur, nasi putih, sayur, bunga, kopi, teh manis, air putih. Wawancara : adakah keluarga saudara yang mengingatkan kepada saudara bahwasannya sesajen dilarang dalam hukum Islam ?
  • 12. Narasumber : ada cucu saya, dia selalu memarahi saya kalau melakukan itu, tetapi karena rumahnya agak jauh sehingga saya melakukannya diam-diam. Kalau untuk sekarang saya tidak pernah melakukannya lagi karena dihari-hari besar saya pulang ke Palembang. Hasil penelitian berupa wawancara dengan tokoh agama Wawancara : Bagaimana pandangan dalam hukum Islam tentang orang yang masih melakukan sesajen di bulan ramadhan seperti meletakkan makanan dibawah kolong tempat tidur, orang itu beranggapan bahwa keluarga mereka yang sudah meninggal datang? Narasumber : Didalam Islam tidak dibenarkan, sesajen itu hanya tradisi leluhur yang percaya pada tahayyul dan pada kekuatan gaib selain Allah SWT, Kemudian lebih cenderung dilakukan orang-orang hindu dulu atau orang yang punya aliran kepercayaan kekuatan yang datangnya seperti dari pohon, hutan dan gunung maka sesajen itu cenderung dibuat untuk memohon pertolongan kepada selain Allah SWT. Dalam Islam itu tidak benar dan merupakan tahayyul karena orang yang sudah meninggal tidak mungkin dapat kembali ke alam dunia, maka kita mengingatnya bukan dengan membuat sesajen tetapi dengan berdoa dan bersedekah. Wawancara : Bagaimana cara agar mengatasi perilaku praktek sesajen ini? Narasumber : Caranya kita kembali kepada ajaran agama Islam, pengguna sesajen itu adalah orang yang kurang yakin bahwa kekuatan gaib yang bisa mengatur dunia ini adalah Allah SWT. Orang yang imannya lemah dan ibadahnya kurang menganggap sesajen itu boleh, tetapi orang yang betul-betul percaya kepada Allah SWT meyakini bahwa sesajen itu perbuatan musyrik dan syirik karena menduakan Allah SWT. Makanya dilarang dalam Islam.Maka caranya adalah diberitahu bahwa Islam melarang praktek sesajen karena bertentangan dengan ajaran agama Islam. Wawancara : Bagaimana apabila keluarga mereka tau sesajen itu dilarang tetapi dibiarkan saja itu tetap dilakukan? Narasumber : Dalam sebuah hadist dijelaskan barang siapa yang mencegah kemungkaran, maka cegah dengan tangan bagi yang memiliki kekuasaan, kalau tidak bisa dengan tangan maka dengan ucapan, kalau keduanya tidak bisa maka harus membenci dengan hati, artinya kita diam bukan karena dibiarkan, tetapi karena dilarang dan tidak mau ya sudah kita tidak terlibat lagi.
  • 13. 3.3. Pembahasan Di era modern ini, kita masih sering mendengar kata sesajen. Kita juga masih sering melihat sesajen tersebut terutama di lingkungan pedesaan bahkan di kalangan masyarakat Islam sekalipun. Sesajen seolah memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya. Acara sakral ini dilakukan untuk mencari berkah di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan). Tak bisa diingkari lagi bahwa fenomena ini memang terjadi di tengah-tengah kita, bahkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Seseorang yang paling berpendidikan sekalipun kadang tak luput dari hal-hal yang demikian. Mereka yang terdidik untuk berpikir secara rasional ternyata kerasionalan itu hilang begitu saja ketika berhadapan dengan hal yang demikian. Yang sangat disesalkan, di antara penduduk negeri ini banyak yang tidak sadar dari maksiat mereka dengan musibah yang menimpa. Mereka malah melakukan praktik-praktik kesyirikan, membuat sesajen penolak bala yang dipersembahkan kepada roh-roh penguasa laut, penguasa gunung, penguasa darat, dan sebagainya. Sesajen berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya acara sakral ini dilakukan untuk ngalap berkah (mencari berkah) di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi. Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu. Seperti malam jum'at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar.
  • 14. Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda- benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebu. Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah. namun fitrah yang di maksud dalam Islam adalah fitrah yang lurus sesuai dengan syari'at Islam. Allah S.W.T menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur'an surat Ar-Ruum ayat 30; “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Yang dimaksud dengan fitrah Allah dalam ayat diatas yaitu ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah karena pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah SWT (baik itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenal dengan istilah sesajen, adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam (menjadi kafir). Di sinilah pentingnya memahami tradisi secara arif. Kalau memang tidak sejalan dengan syariat, maka kita tidak perlu ragu mengatakan bahwa itu keliru. Perkara itu tetap dijalankan, adalah soal kedua yang berpulang pada keyakinan masing-masing. Jadi masalahnya bukan perlu atau tidak perlu dipertentangkan. Tapi lurus atau tidak bagi seorang muslim. Sorang muslim harus dididik, bahwa apapun yang dialaminya berupa kepahitan, merupakan musibah yang perlu disikapi dengan sabar seraya berikhtiar untuk menghilangkannya dengan cara-cara yang manusiawi religius. Tauhid menegaskan, bahwa hanya kepada Allah kita mohon keselamatan. Allah berfirman dalam surat Al-An‘am ayat 136; “Dan mereka (orang-orang musyrik) memperuntukkan dari hasil tanaman dan binatang-binatang ternak Yang diciptakan oleh Allah itu, sebagian bagi Allah (dan sebagian lagi untuk berhala-berhala mereka), lalu mereka berkata: ini untuk Allah - menurut anggapan mereka - dan ini untuk berhala-berhala kami." kemudian apa yang telah ditentukan untuk berhala-berhala mereka, maka ia tidak sampai kepada Allah (kerana mereka tidak membelanjakannya pada jalan Allah), dan apa yang telah
  • 15. ditentukan untuk Allah, sampai pula kepada berhala-berhala mereka (kerana mereka membelanjakannya pada jalan itu). amatlah jahatnya apa yang mereka hukumkan itu.” Sesajen adalah syirik dan berbahaya, sama bahayanya dengan kemusyrikan yang lain, di antara bahaya itu adalah: 1. Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan manfa’at dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan menga-runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang berakal dan terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon, jin, khadam, keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap martabat manusia yang lebih parah daripada kemusyrikan. 2. Membenarkan Khurafat (Tahayul) Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat, mitos dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia. 3. Syirik adalah Kezhaliman Terbesar Allah berfirman; “Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar.” (Lukman: 13).
  • 16. BAB V SOLUSI Untuk menyingkirkan aqidah yang sesat ini, kita perlu menggalang sinergi dengan berbagai kalangan umat. Tentu saja masing-masing elemen umat ini punya perbedaan- perbedaan, namun dibandingkan dengan persamaan-persamaannya, tetap lebih banyak persamaannya. Ketahuilah bahwa umat ini akan sangat kuat dan aqidah yang rusak itu bisa dengan mudah kita hilangkan, manakala kita bekerja tidak sendirian, melainkan bersama- sama. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh) dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syeitan adalah musuh besar bagi kalian.” (QS.Al-Baqarah : 208). Berbicara tentang adat-istiadat (tradisi) bukan lagi sesuatu yang langka bagi masyarakat Indonesia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah adat istiadat mengacu pada tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat (Kamus besar bahasa Indonesia,1988:5,6). Adapun makna lainnya adat-istiadat disebut sebagai suatu hal yang dilakukan berulang-ulang secara terus menerus hingga akhirnya melekat, dipikirkan dan dipahami oleh setiap orang tanpa perlu penjabaran. Jika ditinjau dari sudut pandang Islam, Alqur’an sebagai pedoman hidup telah menjelaskan bagaimana kedudukan tradisi (adat-istiadat) dalam agama itu sendiri. Karena nilai-nilai yang termaktub dalam sebuah tradisi dipercaya dapat mengantarkan keberuntungan, kesuksesan, kelimpahan, keberhasilan bagi masyarakat tersebut. Akan tetapi eksistensi adat-istiadat tersebut juga tidak sedikit menimbulkan polemik jika ditinjau dari kacamata Islam.Tradisi turun laut dengan membawa beberapa sajian makanan misalnya dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi para nelayan yang baru memiliki perahu agar kelak tidak terjadi malapetaka. Setiap aturan-aturan, anjuran, perintah tentu saja akan memberi dampak positif dan setiap larangan yang diindahkan membawa keberuntungan bagi hidup manusia. Salah satu larangan yang akan membawa maslahat bagi manusia adalah menjauhkan diri dari kebiasaan- kebiasaan nenek moyang terdahulu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal tersebut sebagaimana yang Allah firmankan dalam AlQur’an :
  • 17. “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal,nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah:170) ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang orang-orang yang lebih patuh pada ajaran dan perintah nenek moyangnya daripada Syariat yang diwahyukan oleh Allah didalam Al-Qur’an. Seperti adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu pada ritual-ritual yang menjanjikan keselamatan, ketenangan hidup, penolak bala yang menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Adanya syariat tidak berupaya menghapuskan tradisi/adat –istiadat, Islam menyaringi tradisi tersebut agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diaktualisasikan oleh masyarakat setempat tidak bertolak belakang dengan Syariat. Sebab tradisi yang dilakukan oleh setiap suku bangsa yang nota bene beragama Islam tidak boleh menyelisihi syariat. Karena kedudukan akal tidak akan pernah lebih utama dibandingkan wahyu Allah Ta’ala. Inilah pemahaman yang esensi lagi krusial yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Keyakinan Islam sebagai agama universal dan mengatur segala sendi-sendi kehidupan bukan hanya pada hubungan transendental antara hamba dan Pencipta tetapi juga aspek hidup lainnya seperti ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya. Kadangkala pemahaman parsial inilah yang masih diyakini oleh ummat Islam. Oleh karena itu, sikap syariat Islam terhadap adat- istiadat senantiasa mendahulukan dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan Hadist dibanding adat atau tradisi. “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata.” (QS.Al-Ahzab:36) Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berIslam secara kaffah yaitu secara batin dan dzahir. Seorang muslim tidak mencukupkan dirinya pada aspek ibadah, tetapi lalai pada persoalan akidah, pun demikian pula sebaliknya memahami aqidah tetapi lalai dari sisi ibadah. Seorang muslim juga tidak boleh lalai dalam memperhatikan akhlaknya kepada Allah dan pada sesama manusia. Akhlak kepada Allah inilah yang dibuktikan dengan sikap menerima, mentaati syariat Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. jiJka
  • 18. hal ini bisa teraktualisasi pada diri seorang muslim maka tidak akan kita temukan lagi sikap menolak pada syariat baik yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah NabiNya.
  • 19. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Sesajen ini memiliki nilai yang sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayainya, tujuan dari pemberian sesajen ini adalah untuk menghormati pendahulu, untuk mengingat mereka agar orang yang tinggal dirumah ini (rumah yang diberikan sesajen) sehat selalu.pemberian sesajen ini biasanya dilakukan di tempat-tempat yang dianggap keramat dan mempunya nilai magis yang tinggi. 2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa tradisi sesajen ini masih digunakan oleh masyarakat Medan Johor yaitu factor adat atau budaya yang masih tumbuh dari generasi ke generasi. Karena dalam hal ini bahwa kaitan antara keadaan masyarakat kini dan sejarah sebelumnya, kaitan masyarakat dengan masa lalunya tak pernah mati sama sekali. Kedua yaitu factor keyakinan, karena sudah ada sejak zaman snenek moyang secara turun temurun dan hal itu sudah menjadi keyakinan. Mereka takut arwah leluhur, rezekinya sedikit,dll. Terakhir factor pendidikan, tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pola fikir mereka. 3. Dampak terhadap keyakinan masyarakat tersebut mendeteksi perbuatan syirik dan harus dihindari, tetapi masyarakat Medan Johor menganggap bahwa wilayah yang mereka tempati merupakan ajarann dari nenek moyang dan mereka menganggao ini semua adalah warisan. 5.2. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah desa atau pemuka (tokoh masyarakat) desa Medan Johor agar dapat selalu memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai tradisi sesajen yang sudah berlangsung tersebut. Agar jangan sampai generasi-generasi seelanjutnya mengagung-agungkan sesajen sebagai pemberi berkah selamat ketika mengadakan suatu acara dan supaya masyarakat bisa menjalankan syariat agama Islam dengan baik dan benar sesuai ajaran Islam. 2. Kepada masyarakat Medan Johor lebih dapat menyaring lagi tentang kebiasaan yang ditanamkan didalam kehidupan. Tradisi sesajen yang berdampak negative
  • 20. terhadap keyakinan meminta perindungan dan keberkahan selain kepada Allah seharusnya harus digeser agar terhindar dari dampak negative tersebut sebaiknya masyarakat lebih dapat mengkaji apa sesungguhnya makna dan tujuan tradisi sesajen.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Ilyas, Yunahar. (2004). Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Darwan. (2008). Islam Kaffah Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Medan. Jakarta : Perdana Publishing. Sabiq, Sayid. (2002). Aqidah Islam. Bandung: Penerbit Diponegoro. Said, Nur. (2017). Pendidikan Toleransi Beragam Untuk Humanisme Islam di Indonesia. Jurnal Stain Kudus. Vol 12(2). Hal : 101-120. Suparlan, Mahdi. (1992). Pola Penyimpangan Muslim Terhadap Ajaran Agamanya. Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam. Vol 1 (1). Hal : 34-46. Sutopo, Irawan. (2010). Beragam Ekspresi :Islam Indonesia Dalam Praktek. Jurnal Sosiologi..Vol 15 (2). Hal : 45-49. Syaltut, Mahmud. (1994). Aqidah dan Syariah Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Taymiyah, Ibnu. (1983). Aqidah Islam. Bandung : Al-Ma’arif.