SlideShare a Scribd company logo
1 of 185
FISIKA DASAR
ERVIAN ARIF MUHAFID
Materi Perkuliahan
1. Paruh 1
1. Pengukuran
2. Vektor
3. Gaya dan Gerak
4. Usaha dan Energi
5. Pusat Massa dan Momentum
6. Rotasi - I
Paruh 2
1. Rotasi - II
2. Gelombang
3. T
emperatur, Kalor, Hukum Pertama
4. T
eori Kinetik Gas
2.
T
ermodinamika
5. Entropi dan Hukum II T
ermodinamika
PENGUKURAN
Pendahuluan
Fisika  untuk perancangan (mengukur dan
membandingkan) dan eksperimen (menetapkan
satuan).
Besaran-besaran dalam fisika diantaranya adalah:
panjang, waktu, massa, suhu, tekanan, dan arus
listrik.
Pengukuran dilakukan sesuai satuan masing-
masing, dan dibandingkan dengan standarnya.
Satuan merupakan nama unik untuk mengukur
besaran tersebut, misalnya meter (m) untuk
besaran panjang.




Satuan Sistem Internasional
 Tujuh besaran sebagai besaran pokok dan dasar
terbentuknya Satuan Sistem Internasional (SI):
No. Kuantitas Nama Simbol
1. panjang meter m
2. massa kilogram kg
3. waktu detik s
4. arus listrik ampere a
5. temperatur kelvin k
termodinamik
6. jumlah zat mole mol
7. intensitas candela cd
cahaya
Satuan Sistem Internasional
 Disebut juga dengan satuan metrik
 Notasi ilmiah  untuk menyatakan besaran yang
sangat besar dan sangat kecil. Contoh:
4 780 000 000 s =
0,000 000 765 m = 7,65 x 10 m = 7,65E-7
0,000 000 000 000 00543 =
5000 0000 000 000 000 =
9
-7
menit
menit
Konversi Satuan
Metode yang digunakan: konversi-link-berantai (chain
link conversion).

Digunakan faktor konversi (rasio
setara dengan 1).
Contoh:
antara satuan-satuan


1) 1menit
60 s
2) 3 menit
3
= 1 dan
1
.... s ?
60 s
1
60 s = 1
menit
=
x = 180 s
Harus ditulis satuannya.
Tidak sama dengan 1/60 = 1


Panjang
 Satuan standar SI untuk panjang adalah meter,
Yaitu jarak antara 2 garis halus yang terdapat pada
ujung batang platinum-iridium (batang meter
standar).
 Untuk tuntutan ketelitian, tahun 1983 meter
didefinisikan sebagai panjang lintasan yang
ditempuh oleh cahaya di dalam vakum selama
interval waktu 1/299 792 458 detik. Kecepatan
cahaya (c) = 299 792 458 m/s.
Waktu
 Satuan SI waktu : detik (s)
 1 detik = waktu yang ditempuh 9 192 631 770
osilasi cahaya (dengan panjang gelombang
tertentu) yang dipancarkan oleh atom Cesium-133
Massa
Nama satuan SI untuk massa = kilogram.
Standar SI  1 kilogram = sebuah silinder dari
platinum-iridium dengan diameter dan tinggi 3,9
cm yang tersimpan di International Nureau of


Weights
Standar
sebagai
and Measures dekat Paris.
massa kedua yaitu atom karbon-12 (C12
)

massa dari 12 satuan massa atom (u).
Massa atom dianggap lebih teliti dalam
membandingkan kilogram standar.
1 u = 1,66 054 02 x 10 kg (ketidakpastian 2
desimal terakhir).
-27

Soal Bab Pengukuran
Ketika Pheidippides berlari dari Marathon ke Athena
di tahun 490 SM untuk menyebarkan berita
kemenangan Yunani atas Persia, dia mungkin berlari
dengan kecepatan 23 ride/jam. Ride adalah satuan
panjang yang digunkan pada zaman Yunani kuno. 1
Ride didefinisikan 4 stadium, 1 stadium= 6 plethron,
dan 1 plethron = 30,8 m. Berapa kecepatan lari
Pheidippides jika dinyatakan dalam km/s?
Gulungan bola tali terbesar di dunia memiliki jari-jari
sekitar 2 m. Berapa panjang total L dari tali bola
tersebut (asumsi: penampang tali berbentuk persegi
dengan panjang sisi d= 4 mm dan rongga-rongga
dalam bola tali diabaikan)?
1.
2.
VEKTOR
Vektor dan Skalar
Besaran skalar: besaran yang tidak berhubungan
dengan arah (hanya memiliki nilai saja). Contoh: suhu,
tekanan, energi, massa, waktu.
Besaran vektor: Besaran (kuantitas) yang memiliki
magnitudo dan arah.
Contoh besaran vektor: perpindahan posisi, kecepatan,
percepatan, dll.
Contoh aplikasi di bidang ilmu rekayasa: rotasi dan gaya
magnetik.
Sistem koordinat dapat digunakan untuk mengetahui
posisi titik relatif terhadap titik yang lain (vektor posisi).





Contoh:
 y F
x
0,0
a + b
a + b
c
a+ b
Penjumlahan Vektor
a
B
b
Pada gambar disamping

menunjukkan perpindahan posisi
dari A ke B dinyatakan dengan C
A
vektor a, perpindahan posisi dari B a b
ke C dinyatakan dengan vektor b.
Jumlah perpindahan AB dan BC
adalah AC atau vektor c (resultan
atau jumlah vektor).
c = a + b
b a
a


c
Sifat-sifat
vektor:
operasi penjumlahan
a b
1. Komutatif  a + b = b + a
2. Asosiatif  (a + b) + c = a + (b + c)
c
Pengurangan Vektor
 Vektor yang arahnya berlawanan dapat
ditulis dengan menambahkan
 Vektor –a memiliki magnitudo
dengan vektor a dengan arah
 a + (-a) = 0
tanda -.
yang sama
berlawanan.
 Selisih dua vektor: c = b – a = b + (-a)
a
-a
Penambahan vektor berlaku
untuk vektor sejenis. Contoh:
tidak bisa menambahkan vektor
kecepatan dengan vektor
perpindahan.
y
Operasi Vektor
 Vektor-vektor dapat
ditempatkan pada sistem
koordinat 2 dimensi (dengan
sumbu x,y) dan sistem
koordinat 3 dimensi (dengan
sumbu x, y, dan z)
 Vektor a dapat diuraikan
ay a
θ
x
ax
menjadi: ax dan ay
= √ax
2 ay
2
|a|
ax
ay
+
= a cos θ
= a sin θ
Vektor Satuan
 Definisi: suatu vektor yang memiliki magnitudo
tepat 1 dan tujuannya untuk menentukan arah
tertentu.
 Vektor
 Vektor
 Vektor
searah
searah
searah
sumbu
sumbu
sumbu
az k
bz k
x
y
z
dilabeli
dilabeli
dilabeli
î
ĵ
k
Disebut sistem
koordinat tangan
kanan
a = axî + ayĵ +
b = bxî + byĵ +
Penjumlahan dan Pengurangan
Vektor Satuan
Diketahui vektor
a = axî + ayĵ + az
b = bxî + byĵ + bz
a dan b:
k
k
Penjumlahan dan pengurangan
dituliskan sbb:
a + b = (ax+bx)î + (ay + by)ĵ + (az
vektor tersebut dapat
+ bz)k
Magnitudo vektor a (|a|) :
|a| = √ax
2 + ay
2 2
+ az
Sudut yang dibentuk oleh vektor a:
θ = tan -1 ay
ax
 Sumbu-sumbu koordinat dapat
berubah posisinya, misalnya
sebesar α.
 Perhitungan operasi vektor
tetap dilakukan dengan
persamaan-persamaan yang
sudah ada, namun dengan
memperhatikan perubahan
sudut α.
y
θ’
α
x
2 2 2 2
|a| = √a + a = √a’ + a’
x y x y
θ = θ’ + α
Perkalian Vektor
1. Perkalian vektor dengan
Vektor (a) . skalar (s) = |a| . s
skalar
Menghasilkan perkalian skalar
(dot)
2. Perkalian vektor dengan vektor
Menghasilkan perkalian vektor
(cross)
Perkalian Vektor (Cross)
a x b = ab sin φ
byaz)î + (azbx- bzax)ĵ + (axby - bxay)k
î xî = ĵ x ĵ = k x k = 0
Perkalian Skalar (Dot)
a . b = ab cos φ
a.b = (axî + ayĵ + azk) . (bxî + byĵ + bzk)
î .î = ĵ.ĵ = k.k = 1
î . ĵ = ĵ . k = k . î = 0
axb = (aybz -
î x ĵ = k; ĵ x k = î; k x î = ĵ
ĵ x î = -k; k x ĵ = -î; î x k = -ĵ
a.b = axbx + ayby + azbz a.b = axbx + ayby + azbz
a . b = b . a a x b = - b x a
Soal-Soal Bab Vektor
Berdasarkan eksperimen, semut gurun Sahara bergerak dalam sistem
koordinat. Pada saat ia ingin kembali kesarangnya, ia menjumlahkan
perpindahannya dalam vektor yang mengarah langsung ke sarangnya.
Perpindahan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini dengan
d1=d2=d3=d4=d5= 6 cm. Berapa magnitudo vektor d net yang juga
merupakan vektor perpindahan dari posisi akhir semut ke sarang?
y
Posisi akhir
1.
Posisi akhir
dnet
d3
120°
d4
150° d2
30°
d1
d5
x
30°
Sarang Sarang
Berapa sudut yang dibentuk
Jika a = 3î – 4ĵ dan b = -2î +
antara a = 3,0î – 4,0ĵ dan b = -2,0î + 3,0 k?
2.
3. 3k, maka berapakah c = a x b?
Kinematika Partikel
 Kinematika  cabang ilmu mekanika yang
mempelajari
gerak (tanpa meninjau penyebabnya).
 Dinamika  cabang ilmu mekanika yang
mempelajari gerak dengan memperhatikan
aspek-aspek dan sebab-sebab dari gerakan.
Posisi dan
Perpindahan
 Menentukan posisi  dengan
vektor posisi
 Vektor posisi dapat dinyatakan
sebagai:
r = r(t)  fungsi waktu
 Dalam vektor satuan: r = xî + yĵ +
zk
Δr
Δr
=
=
rB – rA
(x2 – x1)î + (y2 – y1)ĵ + (z2 –
z1)k
y
Δr
rA
rB
0 x
Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan
Sesaat
 Kecepatan: laju perubahan/perpindahan posisi
partikel terhadap waktu.
Kecepatan rata-rata didefinisikan:
vr = Δr = rB – rA
Δt tB –
tA limitnya jika interval waktu
(Δt)
saat itu. Kecepatan sesaat
didefinisikan:
 Kecepatan sesaat: vr
mendekati
diperpendek
mendekati 0 pada
v = lim Δr = dr
Δt dt
v = d (xî + yĵ +
zk)
dy
ĵ
dt
+ dz k = vx î + vy ĵ +
vzk
= dx
î
dt
=
dy
dt
+
dt dt
vx =
dx
v
y
vz = dz
k
dt
dt
Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan
Sesaat
 Kecepatan: laju perubahan/perpindahan posisi
partikel terhadap waktu.
Kecepatan rata-rata didefinisikan:
vr = Δr = rB – rA
Δt tB –
tA limitnya jika interval waktu
(Δt)
saat itu. Kecepatan sesaat
didefinisikan:
 Kecepatan sesaat: vr
mendekati
diperpendek
mendekati 0 pada
v = lim Δr = dr
∆t 0
Δt dt
v = d (xî + yĵ +
zk)
dy
ĵ
dt
+ dz k = vx î + vy ĵ +
vzk
= dx
î
dt
=
dy
dt
+
dt dt
vx =
dx
v
y
vz =
d
z
dt
dt
Percepatan Rata-rata dan Percepatan
Sesaat
 Percepatan rata-rata: perubahan kecapatan dalam
interval waktu Δ
t.
ar = Δv= vB – vA
Δt tB –
tA jika interval waktu (Δt)
Percepatan sesaat
didefinisikan:
 Percepatan sesaat: ar
mendekati limitnya
diperpendek mendekati 0
pada saat itu.
a = lim
Δv
= dv =
d2r
Δt dt
2
dt
a = d (vxî + vyĵ +
vzk) =
+ dvy
ĵ
dt
=
dvx
ax î + ay ĵ +
azk
az = dvx =
d2z k
dv
x
î +
dvz
dt
=
d2y
dt
k=
dt
ax = = dvx =
d2x
dt
a
y
dt dt dt dt dt
Soal-
soal
Sebuah partikel bergerak dengan
persamaan:
r (t) = î + 6t2 ĵ + (2t – 3) k, carilah:
1.
t3
a. Kecepatan rata-rata dari t = 0  t
=2
b. Kecepatan sesaat
pada t = 2
c. Percepatan sesaat
pada t = 1
Sebuah partikel bergerak
dalam sumbu
x = -0,31t2 + 7,2t + 28
y= 0,22t2 - 9,1t + 30 , carilah:
koordin
at
dengan
persamaan:
2.
a.Vektor posisi partikel (r) pada saat t = 15 s dalam bentuk
vektor satuan, dan
besar magnitudo dan sudutnya?
b.Vektor kecepatan (v) partikel pada saat t = 15 s dalam bentuk
vektor satuan, dan besar magnitudo dan sudutnya?
c.Vektor percepatan partikel (a) pada saat t = 15 s dalam
bentuk vektor satuan, dan besar magnitudo dan
sudutnya?
Gerak Lurus Beraturan
 Gerak partikel dengan kecepatan konstan
dinamakan: Gerak
Lurus Beraturan (GLB). Gerak
partikel
dala
m
1dimens
i.
 Kecepatan konstan 
percepatan
nol.
 Vektor posisi: r
(t)
dr = v dt
= x
(t)
= x(t)î
t
fv dt
rt
fdr
ro

v =
dr
dt
=
0
r rt v
r(t) – r(0) =
v.t
r(t) = v.t +
r(0)
vo
ro
t t
Gerak Lurus Berubah Beraturan
 Gerak dengan percepatan konstan yang selalu
segaris dengan
lintasann
ya
(GLBB).
dinamakan
gerak
luru
s
berub
ah
r
beratur
an
rt
t
= afdt
0
vt
 a = dv

fdv
vo
dt ro
vt – v0 = a.t  vt
=
v0 + a.t
t
rt – r0 = f(v0 t
+ a.t)
dt
0
v a
vt
rt – r0 =v0.t+
½.a.t2
rt =v0.t+ ½.a.t2 +
r0
a
o
a
t
vo
t t
Pengembangan Rumus GLBB
Persamaan vt = v0 + a.t dan rt – r0 =v0.t+ ½.a.t2
terdiri dari
4
kuantitas. Kedua persamaan ini dapat
digabungkan
menghasilkan tiga persamaan
tambahan, yaitu:
untu
k
 t tidak
diketahui
v
2
= v0
2 + 2a(rt –
r0)
rt – r0 = ½ (v0 + v).t  a tidak
diketahui  v0 tidak
diketahui
rt – r0 = vt – ½
a.t2
Kasus percepatan jatuh bebas dapat
dilihat pada saat
kit
a
melempar objek ke bawah atau ke atas, yang
besarnya
diwakili oleh g (percepatan gravitasi) yang
besarnya (atau magnitudonya) adalah 9,8
2
Soal-soal
1. Sebuah partikel bergerak lurus dengan
persamaan:
x(t) =2t3 + 5t2 -4t -7 (satuan dalam SI).
Hitunglah:
a. Kecepatan rata-rata pada saat t=0  t=5
b. Kecepatan pada t = 3
c. Percepatan pada t = 2
2. Sebuah benda yang dapat dianggap
partikel terhadap
bum
i
dilepaskan pada ketinggian 25 m di atas
permukaan bui,
sehingga jatuh dengan bebas. Jika g=9,8
m/s2, hitunglah:
a.Waktu yang diperlukan untuk sampai
di tanah b. Kecepatan benda ketika
Kombinasi
Gerak
Tinjauan pada gerak dua dimensi (arah x dan y).
Contoh: gerak peluru. Peluru mengalami gerak
dengan percepatan konstan arah vertikal dan tidak
mengalami percepatan arah horisontal. Pergerakan ke
arah vertikan memiliki kecepatan awal v0 tapi
percepatannya selalu percepatan jatuh bebas g.
Gerak partikel ini juga dinamakan gerak proyektil.
Sebuah partikel bergerak dari titik koordinat awal
(0,0) dengan
kecepatan awal v0 yang membentuk sudut θ
terhadap sumbu x
mengalami percepatan gravitasi sebesar –r.
Kecepatan awal
partikel dapat diuraikan menjadi komponen x dan
y:



Analisis Gerak
Proyektil
 Arah horizontal
Percepatan = 0, vx tidak
berubah.
x – x0 = v0x.t
x – x0 = (v0cos θ).t
 Arah vertikal
Mengalami gerak jatuh bebas
dengan
y – y0 = v0y.t – ½.g.t2
y – y0 = (v0sin θ).t – ½.g.t2
percepat
an
konstan
g.
Dengan cara yang sama dengan rumus GLBB,
maka diperoleh:
vy = v0 sin θ - gt
vy2 = (v0 sin θ) 2 - 2g (y – y0)
 Dengan eliminasi dan substitusi variabel t pada
persamaan
arah horisontak dan vertikal, maka diperoleh:
y = (tan θ)x
–
gx2
2(v0 cos
θ)2
 Jangkauan horisontal (R) yaitu
jarak yang
peluncuran sampai kembali ke
ketinggian
awal peluncuran yaitu:
R = (v0 cos θ)t
ditempuh dari
awal
yan
g
sam
a
deng
an
(v0sin θ).t –
½.g.t2 =
R = 2v0
2. sin
θ.cos θ
g
0
v0
2 . sin
2θ
g
=
Gerak Melingkar
Beraturan
 Pengertian: gerak partikel dengan
lintasan
v
a
berbentuk lingkaran dengan jari-
jari r dan
laju konstan.
 Partikel mengalami percepatan.
Kecepatan yang berupa besaran
vektor mengalami perubahan
arah.
 Percepatan pada GMB disebut
percepatan sentripetal (karena
mengarah ke pusat kingkaran):
a = v2/r
Waktu yang diperlukan untuk
mengelilingi lintasan tertutup
satu kali:
Periode (T) = 2.π.r/v
v
a
a
v
Pembuktia
n
Persamaa
n
vy
θ
vx
GM
B
y
θ
y y
v
v
ax
θ p
a
y
r a
yp
x
θ x
x
xp

Kecep
atan
partikel.
(v
)
merupak
an
tange
n
(garis
singgung)
terhad
ap
posi
si
v = vx î + vy ĵ = (-vsin θ) î +
(vcos
v = (-vyp/r) î + (vxp/r) ĵ
θ)ĵ
a = dv/dt = (-v/r . dyp/dt)î + (v/r .
dxp/dt)ĵ
a = (-v2/r. cos
θ)î
+ (-v2/r. sinθ)
ĵ
|a| = √ax + ay2 = v2/r √cos2θ + sin2θ =
v2/r
2
Soal
1. Hitunglah percepatan yang dilakukan sebuah
partikel pada
laju 2500 km/jam dalam gerak melingkar yang
mempunyai
jari-jari kelengkungan r = 5,80 km (percepatan
dalam
m/s2)?
Evi Puspitasari, ST, MSc
Dinamika Partikel I
 Dinamika partikel: gerak dengan memperhatikan
aspek-
aspek dan sebab-sebab gerak partikel
 Penyebab gerak partikel: gaya (dorongan/tarikan
terhadap obyek)
 Gaya: tindakan terhadap obyek untuk
mengubah kecepatannya.
Hukum Pertama Newton
Hukum
Kelembaman
Gaya diperlukan untuk membuat benda tetap bergerak
dengan kecepatan konstan.
Benda bergerak dengan kecepatan konstan 
dengan dorongan dan tarikan
Benda akan terus bergerak dengan kecepatan
konstan bila tidak ada gaya yang bekerja padanya.
HUKUM PERTAMA NEWTON: Jika tidak ada gaya
yang bekerja pada benda, kecepatan benda tidak akan
berubah, atau benda tidak akan mengalami
percepatan
 Benda diam akan terus diam, jika bergerak maka akan terus
bergerak dengan kecepatan yang sama
 Gaya dan benda berada dalam
kesetimbangan





Gaya
Gaya  menyebabkan percepatan
Contoh: sebuah benda dengan massa 1 kg ditarik ke
kanan sehingga mengalami percepatan 1 m/s2.
Benda tersebut mengalami gaya sebesar 1 Newton
(disingkat N)
Jika ada dua atau lebih gaya bekerja pada sebuah
benda 
gaya neto/gaya resultan.



Prinsip superposisi gaya:
satu
gaya yang
memiliki

magnitudo dan
arah
sama pada
benda
dari gaya resultan memiliki efek
yang
Hukum Pertama Newton: Jika
tidak
pada bendo (F=0) maka
percepatan
yang berarti benda tidak
mengalami
ada gaya yang
bekerja
tidak akan
berubah,
percepatan.

Kerangka Referensi Inersia
 Kerangka referensi inersia: kerangka dimana
hukum
Newton tidak berlaku
 Contoh: tanah sebagai kerangka inersia
dengan mengabaikan gerakan astronomi bumi
(rotasi bumi)
Kepingan bola hoki digulirkan di sepanjang lintasan es
bermula
dari kutub utara. Bola hoki bergerak ke selatan sepanjang
garis
lurus karena rotasi bumi di kutub utara meluncurkan es
yang
berada di bawah kepingan bola hoki. Jika dilihat dari
permukanaa bumi, dan kita ikut berputar bersama bumi,
lintasan keping bola hoki bukan berupa lintasan garis
lurus. Dari
tanah seperti kepingan itu dibelokkan kebarat
(pembelokan

Massa
 Massa adalah karakteristik intrinsik benda, yaitu
otomatis
ada pada
benda.
 Massa  besaran skalar
 Massa  karakteristik yang menghubungkan
gaya pada benda dengan percepatan yang
dihasilkan
 Rasio massa dari dua benda berbanding lurus
dengan kebalikan rasio percepatan benda
tersebut:
mx/mo =
ao/ax
Hukum Kedua Newton
 Hukum kedua Newton: Gaya neto pada benda
sebanding
dengan
hasil
 F net =
m*a
 Pada
sumbu
 Fx = m.ax

Komponen
kali gaya dan
percepatannya.
koordinat
x,y,z
Fy =
m.ay
Fz =
m.az
percepatan pada sumbu tertentu hanya
disebabkan
oleh jumlah gaya pada sepanjang sumbu yang sama,
tidak
disebabkan oleh gaya di sepanjang sumbu yang lain
 Gaya dari luar sistem disebut gaya eksternal
 Gaya yang bekerja di antara dua benda dalam satu
sistem: gaya internal
Gaya Gravitasi (Fg)
 Fg  gaya yang menarik benda langsung ke
pusat
Fg = m.g
Dengan g adalah percepatan gravitasi
Berat (W)
 Berat gaya neto yang dibutuhkan untuk mencegah
benda mengalami gerak jatuh bebas
bumi
.
 Berat W suatu benda adalah sama dengan magnitudo gaya
gravitasi
Fg pada benda
W = Fg
W = m.g
Berat benda tidak sama dengan massanya
Gaya Normal
 Ketika benda menekan suatu permukaan,
permukaan akan berubah bentuknya dan
mendorong benda dengan gaya normal Fn
yang arahnya tegak lurus terhadap
permukaan
 Contoh gaya normal:Jika kita berdiri di atas
lantai, lantai akan mengalami perubahan
bentuk
(tertekan,bengkok atau melengkung
walaupun sangat sedikit dan tidak terlihat
secara kasat mata) dan mendorong anda ke
atas. Gaya yang bekerja pada lantai disebut
gaya normal (FN)
 Asal kata normal berarti tegak lurus, artinya
gaya yang bekerja pada lantai tegak lurus
terhadap lantai.
FN – Fg = m.a
 Jika benda tidak mengalami percepatan
maka:
FN = Fg
Gesekan
 Gaya gesek atau gesekan (f)  gaya yang dapat
menahan
benda saat benda tersebut meluncur di permukaan.
 Arahnya berlawanan dengan gerakan benda
Tegangan
 Contoh kasus: pada saat sebuah kawat (atau tali, kabel,
dll)
menarik benda, maka kawat menarik benda dengan gaya
T yang
arahnya menjauhi benda dan diarahkan sepanjang
kawat. Gaya
ini disebut gaya tegangan (tension force)  kawat
berada
dalam keadaan tegang (sedang ditarik menegang)
Hukum Ketiga Newton
 Hukum ketiga Newton: Ketika dua benda
berinteraksi,
gaya pada kedua benda yang berasal dari
satu sama
selalu sama magnitudonya dan berlawanan
arah
lain
FB
C
FC
B
FBC =
FCB
 Ketiga dua benda berinteraksi, pasangan
gaya dari
ketiga Newton ini akan selalu ada.
huku
m

Soal-Soal
1.
Diketahui
mengala
mi
mengala
mi
mengala
mi
mengala
mi
massa benda m = 0,20 kg. Benda
tersebut
3 kondisi dimana kondisi pertama
benda
gay
a
gay
a
gay
a
sebesar F1 (4 N), kondisi kedua
benda
F1 dan F2 (2 N) dan kondisi ketiga
benda
F2 dan F3 (1 N) pada sudut 30o.
Berapa
percepatan masing-masing
kondisi?
2. Sebuah benda mengalami gaya tarik FA sebesar
220 N, Fc
sebesar 170 N seperti pada gambar. Benda tetap
diam
meskipu
n
FB?
mengala
mi
gay
a
tarik.
Berapakah
magnitud
o
gay
a
Bend
a
 FA cos 47 – Fc cos φ = m.a
 Benda dalam keadaan diam:
a=0
FA cos 47 – Fc cos φ = m.0
FA cos 47 = Fc cos φ
220 cos47 = 170 cos φ
Cos φ = (220
cos47)/170
φ=cos 0,8826
φ = 28°
-1
3. Sebuah balok S (balok yang meluncur) dengan
massa M =
3,3 kg. Balok bebas bergerak sepanjang lintasan
horizontal
tanpa gesekan dan terhubung dengan tali yang
membelit
katrol tanpa gesekan, ke balok kedua H (balok yang
menggantung), dengan massa 2,1 kg.T
ali dan katrol
memiliki
massa yang dapat diabaikan dibandingkan massa
balok.
Balok H yang menggantung jatuh saat balok S
meluncur
dengan percepatan ke kanan. Carilah (a) percepatan
balok
S, (b) percepatan balok H, dan (c) tegangan pada tali
4. Sebuah balok B bermassa M = 15 kg digantung
dengan tali
dari sebuah simpul K yang bermassa mk, yang
menggantung pada langit-langit dengan
menggunakan dua tali yang lain.T
ali memiliki massa
yang dapat diabaikan dan gaya grafitasi pada
simpul k diabaikan. Berapa magnitudo tegangan
pada ketiga tali (T1,T2,T3)?
5. Sebuah tali menahan 15 kg balok yang diam di atas
bidang
tanpa gesekan yang memiliki kemiringan θ =
27o.
Berapakah magnitudo gaya T pada balok dari
tali dan
berapa gaya normal FN pada balok dari bidang
tanpa
gesekan?
6. Sebuah gaya horisontal konstan Fapp sebesar 20
N
diberikan pada balokA bermassa mA = 4 kg
dan mendorong balok B yang bermassa mB =
6 kg. Gaya gesekan diabaikan
a. Berapa percepatan balok-balok tersebut?
b. Berapa gaya horizontal FBA pada balok B dari
balokA
x
DINAMIKA PARTIKEL II
Gaya Gesek
 T
erdiri dari:
1. Gaya gesek statis: gaya gesek yang bekerja pada benda,
tapi benda tetap diam (fs)
2. Gaya gesek kinetik: gaya gesek yang bekerja pada benda
pada saat benda bergerak (fk)
 fk biasanya <
fs
 Sifat-sifat gesekan:
1. Jika benda tidak bergerak, maka gaya gesek statis fs
dan F yang sejajar dengan permukaan memiliki
magnitudo yang sama dan seimbang satu sama lain,
tapi arahnya berlawanan
= µsFN
2. Magnitudo fs memiliki nilai
maksimum
µs: Koefisien gesek statis
fs,mak
s
3. Jika benda bergeser disepanjang permukaan, magnitudo
gaya gesek
berkurang dengan cepat sampai nilai fk = µkFN
µk: Koefisien gesek kinetik
Gaya Hambat dan Laju Terminal
Fluida: segala sesuatu yang mengalir  gas atau
cairan
Ketika ada kecepatan relatif antara fluida dengan
benda, benda akan mengalami gaya hambat D


D melawan gerakan relatif dan
arahnya
D = ½ C.ρ.A.v2
C: koefisien hambat (dari eksperimen 
0,4
ρ: densitas udara
(massa/volume)
A: luas penampang benda
v: kecepatan
D – Fg = ma
sesu
ai
ara
h
fluid
a

– 1)
Laju terminal:
laju
konstan
ketika
benda
jatuh
cukup
jauh,

D =
Fg.
2.Fg
v =
t
C.ρ.A
Gaya Sentripetal
 Pada GMB: gerak melaju konstan tapi
mengalami
percepata
n
percepata
n
ke arah pusat lingkaran yang
disebut
sentripetal
yaitu:
v2
a =
R
Percepata
n
ini disebabkan adanya gaya yang
mengarah
ke
pusat lingkaran, disebut gaya sentripetal.
 Gaya sentripetal memberikan percepatan pada
benda dengan mengubah arah kecepatan benda
tanpa mengubah laju benda
v2
F = m
R

Soal-Soal
Kereta luncur dengan massa m= 75 kg ditarik
sepanang
permukaan horizontal dengan kecepatan
konstan. Koefisien gesek kinetik µk = 0,1 dan
sudut φ = 42°. Berapa magnitudo gayaT pada
tali?
1.
Sebuah partikel berbentuk bulat dengan jari-jari R=
1,5
mm jatuh pada ketinggian h = 1200 m di atas
permukaan tanah. Koefisien hambat C partikel =
0,6. Densitas
1.
partikel ρp = 1000 kg/m3, dan densitas
udara ρu
kg/m3. Berapa laju terminal partikel
tersebut?
= 1,2
2.Fg
v =
t
C.ρ.A
Sebuah benda bergerak dalam lintasan
lingkaran
R = 520 km dan laju konstan 7,6 km/s.
Berapa percepatannya?
denga
n
2.
Page 1
USAHA DAN
ENERGI
ENERGI KINETIK DAN USAHA
Page 2
Definisi
• Energi adalah besaran skalar yang
dihubungkan dengan kondisi (atau
keadaan) satu atau banyak objek.
Energi adalah suatu besaran yang dapat
dihubungkan dengan sistem dari satu atau
banyak objek.
Hukum kekekalan energi: Energi dapat
diubah dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya, tetapi jumlah total selalu sama.
Page 3
•
•
Energi Kinetik
• Adalah energi yang berhubungan dengan
pergerakan.
Rumus: Ek = ½ mv2
Satuan SI: Joule (1J = 1 kg/m2/s2)
Contoh Soal:
Dua buah objek berada pada jarak 6,4 km.
•
•
•
Dua
objek itu bertabrakan dengan percepatan konstan
0,26 m/s2. Berat masing-masing objek 1,2x106 N.
Berapa total energi kinetik kedua objek sesaat
sebelum bertabrakan?
Page 4
Page 5
Usaha
• Usaha W adalah energi yang dipindahkan ke atau dari sebuah objek karena
adanya gaya yang bekerja pada objek tersebut. Energi yang dipindahkan ke
objek adalah usaha positif dan energi yang dipindahkan dari benda adalah
usaha negatif.
• Rumus: W = Fx.d
W = F.dcos θ  satuan W = Joule
• Dimana: Fx adalah gaya sepanjang sumbu x dan d adalah perpindahan
• Untuk menghitung usaha yang dilakukan sebuah gaya terhadap objek
ketika melakukan perpindahan, kita hanya menggunakan komponen gaya
sepanjang perpindahan tersebut, Komponen gaya yang tegak lurus
terhadap perpindahan menghasilkan usaha nol
• Gaya menghasilkan usaha positif jika gaya memiliki komponen vektor
dalam arah yang sama dengan perpindahannya, dan menghasilkan usaha
negatif jika arahnya berlawanan. Usahanya nol jika tidak ada komponen
vektornya.
• W = EKf – EKi
• Dimana: EKf: energi kinetik setelah diberi usaha neto
EKi: energi kinetik sebelum diberi usaha neto
Contoh Soal
Benda dengan massa 225 kg awalnya diam berpindah
dengan jarak d= 8,5 m. Gaya yang bekerja pada benda
yaitu F1 sebesar 12 N mengarah ke bawah dengan
sudut 30° dan F2 sebesar 10 N mengarah ke atas
dengan sudut 40°. a) Berapa usaha yang dilakukan?
b) Berapa usaha Wg oleh gaya gravitasi Fg dan usaha
WN oleh gaya normal FN?
Page 6
Usaha
Wg = mgd cos θ
oleh Gaya Gravitasi
•
• Usaha yang bekerja pada pengangkatan dan penurunan objek:
∆K = W =
Contoh Soal:
EKf EKi
– = Wa – (-Wg) = Wa + Wg
Sebuah peti 15 kg ditarik melalui kabel sejauh d=5,7 m di
tanpa gesekan dengan ketinggian h = 2,5 m.
atas bidang miring
a)
b)
Berapa
Berapa
usaha Wg oleh gaya gravitasi Fg?
usaha WT oleh gaya T dari kabel saat naik?
h
Page 7
Usaha Oleh Gaya Pegas
• Hukum hooke: Fx = -kx.
Dimana: k = konstanta pegas.
x= perpindahan (positif jika pegas
diregangkan ke arah kanan pada
sumbu x) dan negatif jika mengarah
kekiri (mampat kekiri)
Jika sebuah objek diikatkan pada ujung bebas
pegas, usaha Ws yang dilakukan pada objek
•
oleh gaya pegas ketika objek dipindahkan
posisi awal xi ke posisi akhir xf adalah:
Ws = ½ kxi
2 – ½ kxf
2
Jika xi = 0 dan xf = x. Maka:
Ws = -½ kx2
dari
•
Page 8
Contoh Soal
Sebuah benda bermassa m=0,4 kg meluncur di atas meja
tanpa gesekan dengan laju v = 0,5 m/s. Benda tersebut
melaju terus dan menekan pegas dengan konstanta
pegas k = 750 N/m. Berapa jauh d pegas tertekan?
Page 9
Usaha yang Dilakukan Oleh Gaya yang Berubah-ubah
• Jika gaya F pada objek-seperti partikel tergantung pada posisi
objek, usaha yang dilakukan oleh F pada objek ketika berpindah
dari posisi awal ri dengan koordinat (xi, yi, zi) ke posisi akhir rf
dengan koordinat (xf, yf, zf) harus ditentukan oleh integrasi gaya.
• Jika kita asumsikan komponen Fx bekerja pada x, komponen Fy
bekerja pada y, dan komponen Fz bekerja pada z, maka:
x f y f z f
∫x ∫y ∫z
W = Fx dx + Fy dy + Fz dz
i i i
Jika Fx hanya memiliki komponen x maka:
x f
∫x
W = Fx dx
i
Page 10
•
Contoh Soal
1. Sebuah gaya bekerja pada suatu benda berubah-ubah
seperti terlihat
dilakukan?
12
8
pada grafik. Berapakah total usaha yang
12
7
6
Gaya F = (3x2N)î + (4N)ĵ,
2. dengan x dalam meter, bekerja
pada partikel. Berapa usaha yang dilakukan pada partikel
selama partikel bergerak dari koordinat (2m, 3m) ke (3m,
0m)?
Page 11
Daya
Daya akibat gaya adalah laju pada saat gaya itu melakukan usaha
terhadap objek.
•
• Jika gaya melakukan usaha W dalam interval waktu ∆t, maka daya
W
∆t
rata-rata :
=
Pavg
Daya sesaat adalah laju
dW
sesaat dari usaha yang dilakukan:
P =
dt
Jika arah gaya F adalah pada sudut θ terhadap pergerakan objek,
maka daya sesaat adalah:
P = Fv cos θ = F. v
Satuan daya P: Watt (J/s)
Page 12
•
•
Contoh Soal
Gaya F1 dan F2 bekerja pada sebuah balok sehingga
balok meluncur ke kanan tanpa gesekan. F1 = 2 N, F2 =
4 N bersudut 60° ke atas terhadap lantai. Laju balok v =
3m/s.
Berapa daya akibat masing-masing daya (P1 dan P2) dan
berapa daya netonya(Pnet)?
Page 13
ENERGI POTENSIAL DAN
KONVERSI ENERGI
Page 14
Page 15
Gaya Konservatif
• Sebuah gaya disebut gaya konservatif jika usaha net yang dilakukan gaya
pada sebuah partikel yang bergerak mengitari jalur tertutup, dari titik awal
dan lalu berhenti ke titik semula adalah nol (∆W = 0).
Pada gaya konservatif: usaha tidak bergantung pada lintasan (jarak)
partikel yang bergerak di antara dua titik.
Contoh gaya konservatif: gaya gravitasi, gaya pegas
Gaya nonkonservatif: gaya gesek kinetik, gaya hambat
Contoh Soal: Sebuah balok dengan massa 2 kg melluncur di atas lintasan
tanpa gesekan dari titik a ke titik b. Lintasan yang ditempuh sepanjang 2 m,
jarak vertikal net = 0,8 m. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi
pada balok selama meluncur?
•
•
•
•
Untuk mempermudah hitungan dipakai
lintasan (b)
W = Wv + Wh
Wh = mgd cos θ = mgd cos 90° = 0
Wv = mgd cos θ = 2kg*9,8 m/s2*0,8m =
15,7 J
W = Wv + Wh = 0 + 15,7 J = 15,7 J ≈ 16 J
Energi Potensial
• Energi potensial adalah energi dimana
gaya konservatif bekerja.
Gaya konservatif melakukan kerja sebesar
W pada sebuah partikel dalam sistem,
maka perubahan energi potensial ∆U
sistem: ∆U = -W
•
• Jika partikel bergerak dari titik xi ke titik xf,
maka perubahan energi potensialnya :
x f
∆U = − ∫ F (x)dx
x
•
Page 16
i
Energi Potensial Gravitasi
• Adalah energi potensial yang terkait dengan sistem yang terdiri dari bumi
dan partikel di dekatnya.
Jika partikel bergerak dari ketinggian yi ke yf, maka perubahan energi
potensial gravitasi adalah: ∆U = mg(yi – yf) = mg∆y
Jika titik acuan yi = 0dan energi potensial sistem Ui = 0, maka energi
potensial gravitasi (U) saat partikel berada pada y berapapun: U(y)=mgy
•
•
• Contoh soal: Seekor kukang bermasa 2 kg bergelantungan setinggi 5
m diatas tanah
(a) berapakah energi potensial gravitasi U dengan titik acuan y=0 berada
di:
1. tepat di permukaan tanah: U = mgy =2*9,8*5 = 98 J
2. Sebuah balkon setinggi 3 m diatas permukaan tanah: U = mgy =
2*9,8*2 = 39 J
3. Di dahan: U = mgy = mg (0) = 0 J
4. 1 m di atas dahan? U = mgy = 2*9,8*(-1) = -19,6 J
(b) Kakung tersebut jatuh ke tanah. Untuk masing-masing pilihan titik
acuan, berapakah perubahan energi potensial ∆U sistem kukang-bumi
akibat jatuhnya kukang tersebut?
Page 17
∆U = mg∆y = 2*9,8*-5 = -98 J
Energi Potensial Elastis
• Adalah energi yang berhubungan dengan
keadaan tertakan atau teregangnya
sebuah objek elastis.
Untuk pegas dengan F = - kx, ketika salah
satu ujung bebasnya memiliki perpindahan
x, energi potensial elastisnya : U(x) = ½
kx2
Konfigurasi acuan adalah pada saat pegas
tersebut dalam keadaan setimbang, yaitu
pada saat x = 0 dan U = 0
•
•
Page 18
Energi Mekanik
• Energi mekanik (Emek) adalah jumlah energi kinetik K dan energi potensial U
Emek = K + U
• Sebuah sistem terisolasi jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem yang
menyebabkan perubahan energi.
Jika hanya gaya konservatif yang melakukan kerja dalam sistem terisolasi, E mek
tidak bisa berubah.
Prinsip konservasi energi mekanik:
K2 + U2 = K1 + U1
2 dan 1 (subskrip) mengacu saat yang berbeda selama proses transfer energi
berlangsung. Atau:
•
•
•
•
•
∆Emek = ∆K + ∆U = 0
Contoh soal: sebuah benda meluncur dari ketinggian 8,5 (tanpa gesekan). Samapi
kedasar tanah.Tentukan laju benda (v)!
Jawab:
Pada saat ketinggian 8,5 m berlaku
Emek,t
Emek,b Emek,t
Kb + Ub = Kt + Ut
½ mvb + mgyb = ½ mvt + mgyt
Emek,b, pada saat sampai di dasar tanah berlaku
=
2 2
2 2
Vb = vt +2g(yt-yb)  vt = 0 dan yt – yb = h
Vb = √2gh = √2*9,8*8,5 = 13m/s Page 19
Kurva Energi Potensial
• Jika diketahui fungsi energi potensial U(x) dengan
F(x), maka:
F(x) = dU(x)/dx
Jika U(x) diberikan pada grafik, maka pada nilai x
gaya
•
•
berapapun, gaya F(x) adalah negatif dari kemiringan
kurva, dan energi kinetik:
K(x) = Emek – U(x)
Titik balik adalah titik dimana partikel membalik geraknya
(K=0)
Partikel berada pada keseimbangan jika titik-titik dimana
kemiringan kurva U(x) adalah nol (F(x) = 0)
•
•
•
Page 20
Usaha oleh Gaya Luar
• Usaha W adalah energi yang ditransfer ke atau dari
sistem oleh sebuah gaya eksternal.
Bila ada lebih dari satu gaya pada sistem, maka usaha
net = besar energi.
Ketika gesekan tidak ada, usaha dan perubahan energi
mekanik:
•
•
W = E
Ketika
= ∆K + ∆U
mek
• gaya gesek kinetik bekerja, maka energi termal
Eth berubah. Usaha:
W = E + ∆Eth
mek
∆Eth = fkd
Page 21
Kekekalan Energi
• Energi hanya dapat berubah namun
jumlahnya tetap sama.
W = ∆E = ∆Emek + ∆Eth + ∆Eint
•
•
•
•
•
Jika sistem terisolasi (W = 0) maka
∆Emek
Emek2
+ ∆Eth ∆Eint
+ = 0
- ∆Eth ∆Eint
= Emek 1 -
1,2  waktu yang berbeda
Page 22
Daya
• Daya disebabkan oleh sebuah gaya
adalah sebuah laju (rate) dimana gaya itu
mentransfer energi.
Jika jumlah ∆E energi
maka daya rata-rata:
Pavg = ∆E/∆t
Daya sesaat:
P = dE/dt
waktu ∆t
• dan jumlah
•
Page 23
Pusat Massa dan Momentum
Linier
Pusat
Massa
 Pusat massa adalah titik yang bergerak
seolah-
olah:
Semu
a
Semu
a
massa sistem terkonsentrasi di titik
tersebut
1.
gaya dari luarterterapkan sama
m1x1 +m2 x2
2.
=
xtpm
m1 + m2
Jika ada n partikel dengan masa
total semua
partikel = M, maka:
n
∑
i=1
1
=
xtpm mi xi
M
Partikel
dalam
3 Dimen
si
 Jika partikel terdistribusi dalam area 3
dimensi,
maka pusat
massa
koordinat:
ditentuka
n
dalam3 siste
m
n
∑mi xi
i=1
n
1
=
xtpm
M
1
∑mi
=
ytpm yi
M
1
i=1
n
∑mi zi
i=1
=
ztpm
M
Contoh
Soal
1. Tentukan pusat massa 3 partikel bermassa
m1=
1,2 kg, m2 = 2,5 kg, dan m3 = 3,4 kg,
dimana
partikel
denga
n
tersebu
t
panjan
g
membentuk segitiga sama
sisi
sisi a= 140 cm.
2 2,5 140 0
3 3,4 70 120
Partikel Massa X
Y
1 1,2 0 0
Hukum Kedua Newton untuk Sistem
Partikel
 Hukum Newton untuk gerak pusat massa dari
sistem
partikel:
 
=
Fnet Matpm
Fne
t
: gaya total dari gaya eksternal keseluruhan
yang
bekerja pada sistem
: masa total sistem
M
atpm: percepatan pusat massa
sistem
F
Contoh
Soal
2. Tiga partikel dalam keadaan diam. Masing-
masing
mengalami gaya eksternal karena benda-
benda
diluar sistem. F1 = 6N, F2= 12 N, F3 = 14
N.
Berapakah percepatan pusat massa sistem
dan ke mana arah partikel bergerak?
Momentum
Linier
 Definisi: suatu besaran vektor p yang
didefinisikan
p

= mv

sebagai
:
dimana m: massa partikel dan v: kecepatan
 Laju perubahan momentum partikel adalah
sama dengan gaya total yang bekerja pada
partikel
dan

berada di arah gaya
tersebut:
dp

=
Fnet
dt
Momentum Linier pada Sistem
Partikel
 Sistem memiliki momentum linier total p, yang
didefinisikan sebagai jumlah vektor momentum
linier
    
secara
individu:
P = p1 + p2 + p3 + ..... + pn
    
P = m1v1 + m2v2 + m3v3 + ... + mnvn
suatu partikel = hasil kali
total
 Momentum
linier
massa M dengan kecepatan pusat
massa:

P = Mvtpm
Hukum kedua Newton untuk sistem
partikel:

 dP
dt
F =
net

Tumbukan
dan
Impul
s
 Teorema
momentum
pf − pi = ∆p = J
linier-
impuls:

  
Dimana ∆p adalah perubahan
momentum
linie
r
benda, dan J adalah impuls akibat gaya F(t)
yang
diberika
n
oleh benda lain dalam sebuah
tumbukan:
t f
 
∫
J = F(t)dt
ti
 Jika
Favg
adalah rata-rata F(t) dan ∆t
adalah
lamanya tumbukan, maka untuk gerak 1
dimensi:
J = Favg ∆t
Serangkaian
Tumbukan
Ketika sekumpulan benda, yang masing-masing
bermassa m

dan memiliki laju v, bertumbukan dengan
benda lain
posisinya teteap diam, gaya rata-rata:
yang
−
n
∆p = −
n
m∆v
F =
avg
∆t ∆t
Dimana n/∆t adalah laju sekumpulan benda
yang
bertumbukan dengan benda diam, dan ∆v
adalah
perubahan kecepatan dari tiap benda
∆m
∆t
= − ∆v
Favg
Dimana m/∆t adalah laju dimana massa
bertumbukan dengan benda diam.
∆v=-v jika benda berhenti saat bertumbukan
∆v=-2v jika benda memantul setelah



Contoh
Soal
3. Sebuah mobil menabrak tembok.
Tepat sebelum tabrakan vi= 70m/s
sepanjang garis lurus sebesar 30°
dari dinding. Sesaat setelah
tabrakan ia bergerak dengan
kecepatan vf= 50 m/s sepanjang
garis lurus pada 10° dari dinding.
Massa mobil 80 kg.
(a) berapakah impuls J ?
(b) Jika tabrakan berlangsung
selama
14ms, berapa gaya rata-rata
pengemudi selama tabrakan?
Konservasi Momentum
Linier
 Jika sebuah sistem terisolasi sehingga
tidak ada
gaya eksternal total
yang
bekerjapada siste
m,
maka
:

= konstan
P
Atau
:  
= Pf
Pi
Diman
a
subskrip i
dan
f mengacu pada nilai
P
waktu akhir.
pada waktu awal
dan


Contoh
Soal
4. Sebuah kotak dengan massa m=6kg
meluncur
dengan laju v=4 m/s di lantai tanpa gesekan
dalam arah sumbu x positif. Kotak meledak
menjadi
2 bagian. Salah satu pecahan massanya
2 kg bergerak ke arah positif sumbu x
dengan kecepatan 8 m/s. Berapakah
kecepatan dati pecahan kedua?
Tumbukan Tak Elastis dalam
Satu
Dimensi
 Dalam tumbukan tak elastis 2 buah benda: energi
kinetik
sistem tidak terkonversi
 Jika sistem tertutup/terisolasi, momentum linier
harus
te
rkonve
r
si
 
+ = + p2
p1i p2i p1 f f
Jika
benda
merupaka
n
bergerak dalam sumbu tunggal,
tumbukan
tumbukan satu dimensi
+ = + m2v2
m1v1i m2v2i m1v1 f f
Jika benda-benda tersebut tetap menempel,
tumbukan
tersebut kita namakan tumbukan tak elastis
sempurna dan


Gerak Pusat
Massa
 Pada sistem tertutup dan terisolasi dari dua
benda
yang bertumbukan tidak terpengaruh
oleh
tumbukan tersebut.
 Kecepatan pusat massa vtpm tidak dapat
diubah oleh tumbukan
Contoh
soal
Suatu pendulum terdiri atas sebuah balok
kayu
dengan massa M=5,4 kg digantungkan
pada 2
5.
buah tali
panjang.
g ditembakkan
ke tiba-tiba
berhenti.
Sebuah peluru bermassa m
9,5
balok dengan cepat,
kemudian
Balok dan peluru mengayun
ke
atas, pusat massa keduanya naik dengan
jarak
vertikal 6,3 cm sebelum pendulum
berhenti
sejenak.
Berapa laju peluru sesaat sebelum
tumbukan?
Tumbukan Elastis dalam Satu
Dimensi
 Tumbukan elastis adalah suatu tumbukan
dimana
energi kinetik sistem saat tumbukan
terkonservasi.
 Jika sistem tertutup atau terisolasi, maka
momentum
liniernya juga terkonversi.
 Pada tumbukan 1 dimensi, benda 2 adalah
target, dan benda 1 adalah sebuah proyektil
yang sedang mendekat, maka energi kinetik
dan momentum
m1 −m2
liniernya
:
=
v v
1 f 1i
m + m
1 2
2m1
v2 = v1i
f
m1 + m2
Tumbukan
dalam
Du
a
Dimen
si
 Tumbukan 2 dimensi:
tumbukan
tidak berada pada
sepanjang
antara dua
benda
sumbu tunggal
 Jika sistem tertutup dan terisolasi, maka
berlaku
hukum 
konser
vasi mo
mentum:
+ = + p2
p1i p2i p1 f f
Jika tumbukan elasti,
konservasi
tumbukan:
energi
kinetik
+ = + K2
K1i K2i K1 f f

 Gerak  gerak translasi, gerak rotasi
◦ Gerak translasi: benda bergerak sepanjang lintasan lurus
atau melengkung
◦ Gerak rotasi: benda berputar pada sumbu
 Rotasi dalam kehidupan sehari-hari: roller coaster,
pukulan golf, gerak balerina, lemparan bola baseball,
dll.
 Analisis rotasi  rotasi benda tegar pada sumbu
tetap
◦ Benda tegar: benda yang dapat berotasi dengan semua
bagiannya terikat bersama tanpa ada perubahan sedikitpun.
◦ Sumbu tetap: rotasi terjadi pada sumbu yang tidak
bergerak. Pada gerak rotasi disebut sumbu rotasi
 Untuk mendeskripsikan rotasi benda tegar,
pada sumbu tetap (sumbu rotasi), kita
asumsikan garis acuan diam pada benda,
tegak lurus sumbu, ikut berotasi dengan
benda.
 Posisi sudut θ relatif terhadap arah tetap
θ
◦
◦
= s / r ( rad)
s= panjang busur garis lengkung
r = jari-jari
 360° = 2 π rad = 1 revolusi
 Sebuah benda yang berotasi terhadap sumbu
rotasi, dapat
sudut dari θ1
 ∆θ = θ2 - θ1
mengalami perpindahan posisi
ke θ2.
 Positif jika berlawanan dengan arah jarum
jam, negatif untuk rotasi searah jarum jam.
 JAM ADALAH NEGATIF
 Jika benda berotasi pada posisi θ1 pada saat
t1 ke posisi θ2 pada saat t2, maka kecepatan
sudut rata-rata:
θ −θ ∆θ
ωavg
2 1
= =
t −t ∆t
2 1
∆θ
∆t
dθ
dt
Kecepatan sudut sesaat:
ω = =
lim
∆t→0
 ωavg dan ω merupakan vektor, arah vektor
mengikuti kaidah tangan kanan
 Laju sudut (ω) : magnitudo kecepatan sudut
benda

dari ω1
t1,
 Jika kecepatan sudut benda berubah
ke ω2 dalam interval waktu ∆t = t2 –
ω2 −ω1 ∆ω
∆t
αavg:
percepatan sudut rata-rata α = =
avg
t −t
2 1
dω
dt
 Percepatan sudut sesaat benda:
α =
Persamaan kinematika untuk percepatan
ω = ω0 + at
sudut konstan:
= ω t +
1
αt2
θ −θ 0 0
2
2
ω2 = ω0 + 2α (θ −θ 0 )
θ −θ 0 = (ω0 +ω )t
1
2
= ωt−
1
αt2
2
θ −θ 0

Sebuah titik dalam benda tegar yang berotasi,
pada jarak tegak lurus r dari sumbu rotasi,
bergerak dalam lingkaran dengan jari-jari r.
Jika benda berotasi melalui sudut θ, maka:
s = θr



 dan θ
Dimana s = panjang
radian.
v = ωr
a = αr
at = v2/r= ω2/r
T = 2πr/v = 2π/ω
busur dalam
Energi Kinetik K pada benda tegar yang berotasi
terhadap sumbu tetap:

ω2
K = ½ I

 Dimana I adalah inersia rotasi benda
∑ 2
I = mi ri
Untuk sistem partikel diskret untuk benda
dengan massa terdistribusi kontinu didefinisikan
sebagai:
r2
dm
∫
I =
r dan ri dalam pernyataan ini menunjukkanjarak
tegak lurus dari sumbu rotasi ke masing-masing
elemen massa dalam benda.


 Teorema sumbu sejajar berhubungan dengan
inersia rotasi I benda terhadap berbagai
sumbu benda yang sejajar sumbu melalui
pusat masa:
+ Mh2
 I = Itmp
 Disini h adalah jarak tegak lurus antara kedua
benda
INERSIA ROTASI
Stlmeer pej!!
(au.u cecm)
R <Ii --.uml:u
puYt
�1d1
Sllrn.NJ t"-1-..d
sambe pu!-
.lt
,um'bu tegak
luJ'll.!.
cili'arnJ beroLl!.i di
l
lh)
S,..-mbu/ s�
/ tloopbm.'Ca>•
S-1lta&t berong,ga
latl.u c-akrnn
reroca.,,.i d l
••
Surnbu
s.,wioer p!J,1,1 (awu �,ip:i, dengan
dlame'lcr pcsar I
, mclal.tll tengah bau.11.g
l
( d'l ("
Sumh,
Boll bn"oc._;:,£3
be�icli IJ"le1a1 u i
di,m:,er
-·
Torque adalah gaya putar atau gaya pelintir pada benda terhadap
sumbu karena gaya F.
Jika F diberika melalui vektor posisi r relatif pada sumbu maka
magnitudo torque adalah:
τ=rFt = r⊥F = rF sinφ
◦ Ft adalah komponen F tegak lurus r
◦ φ adalah sudut antara F dan r.
◦ r⊥ adalah jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dan perpanjangan garis
yang ditarik melalui vektor F.
Garis kerja F dan r⊥ disebut lengan momen.
r adalah lengan momen Ft
τ  satuannya Newton meter (N.m)
τ positif  benda berotasi dari keadaan diam ke arah berlawanan
arah dengan jarum jam
τ negatif benda berotasi dari keadaan diam ke arah searah arah
dengan jarum jam







τnet
τnet
= Iα
: tourque total yang bekerja pada partikel


atau benda tegar
 α: percepatan sudut
θ f
θi
∫ τdθ
W =
dW
dt
=τω
=
P
Jika τ konstan, maka:
W =τ (θ −θi )
f
1 1
2 2
Iω f Iωi = W
∆K = K − Ki = −
f
2 2
Kesetimbangan dan Elastisitas
• Kesetimbangan dalam teknik sipil:
– Bangunan harus stabil menahan angin
– Jembatan harus stabil terhadap
gravitasi
Pembahasan meliputi:
goncangan dan
•
–
–
Kesetimbangan dan torsi pada
Elastisitas objek tidak tegar
benda tegar
• Kesetimbangan statis: keadaan dimana sebuah
benda tegar dalam keadaan diam
Kesetimbangan Statis
Gerak translasi oleh hukum II Newton dalam
bentuk momentum linier:
–

– 
Benda dalam kesetimbangF
an =
trd
aP
nslasi: Fnet =
0
net
 Jumlah vektor semua gaya eksted
rn
t al yang bekerja
pada benda harus nol
Benda dalam kesetimbangan rotasi: τnet = 0
 Jumlah vektor semua torsi eksternal diukur dari titik
manapun harus nol
–
Syarat Kesetimbangan Statis
Jika semua gaya terletak pada bidang datar xy,
maka persamaan vektor untuk gaya (F):
•
Fnet,x = 0 dan Fnet,y = 0 (kesetimbangan gaya)
• Jika gaya terletak pada bidang datar xy, semua
vektor torsi akan paralel terhadap poros z,
sehingga:
τnet,z = 0 (kesetimbangan torsi)
Pusat Gravitasi
Gaya gravitasi Fg pada benda bekerja pada
titik tunggal yang disebut pusat gravitasi
Jika g sama untuk semua benda, maka pusat
gravitasi = pusat massa benda
•
•
Contoh Soal
Sebuah batang homogen, dengan panjang L dan massa m
= 1,8 kg, ditumpu menggunakan dua timbangan. Sebuah
balok homogen lainnya dengan massa M = 2,7 kg berada
di atas batang, dengan jarak terhadap pusat massanya
adalah L/4 dari ujung kiri batang. Berapa gaya yang
bekerja pada timbangan (sisi kanan dan sisi kiri)?
Sebuah tangga dengan panjang L = 12 dan massa m 45 kg
bersandar pada dinding (tanpa gesekan). Ujung tangga
bagian atas berada pada ketinggian h 9,3 m dan ujung
bawahnya diam (ada gesekan). Pusat massa tangga
berada pada L/3 dari ujung tangga bagian bawah.
Seseorang menaiki tangga dengan massa M = 72 kg
sampai pusat massanya berada pada L/2 dari ujung bawah
tangga. Berapa gaya tangga pada dinding dan jalan?
1.
2.
Struktur Tak Tentu
3 persamaan kesetimbangan statis: Fx = 0, Fy
= 0 dan τz = 0
Jika ada lebih dari 3 persamaan  merupakan
kesetimbangan tak tentu
Misalnya: pada struktur portal dengan
tumpuan jepit di kaki-kakinya
•
•
•
Elastisitas
3 modul elastis digunakan untuk
menggambarkan elastis (deformasi) objek
ketika objek tersebut merespons gaya yang
bekerja padanya.
Regangan: perubahan fraksi panjang
Tegangan: gaya per unit area
Hubungan regangan, tegangan dan modulus:
tegangan = modulus x regangan
•
•
•
•
Tensi dan Kompresi
Sebuah objek dibawah tensi atau kompresi
dapat digambarkan dengan persamaan:
•
∆L
L
F
A
= E
Dimana:
–
–
–
–
∆L/L: regangan tensil atau kompresi objek
F: gaya (tegak lurus A)
A: luas penampang
E = modulus Young
•
Pergeseran (Shearing)
• Ketika objek berada di
pergeseran, maka:
bawah tekanan
∆x
L
F
A
= G
Dimana:
– ∆x/L: tegangan pergeseran objek
– ∆x: perpindahan salah satu ujung objek searah
gaya F
– G: modulus geser objek
•
Tegangan Hidrolik
Ketika benda mengalami tegangan hidrolik
• karena
tegangan yang diberikan
sekelilingnya, maka:
oleh cairan di
∆V
V
p = B
Dimana
– P: tekanan (tegangan hidrolik)
– ∆V/V: perubahan volume objek
– B: modulus bulk
•
Contoh Soal
Sebuah batang baja memiliki jari-jari R = 9,5 mm dan
panjang L = 81 cm. Sebuah gaya F 62 kN bekerja pada
batang. Berapa tegangan pada batang baja dan
pemanjangan serta regangan batang baja tersebut?
Sebuah meja memiliki 3 kaki yang panjangnya 1 m dan kaki
ke empat lebih panjang 0,5mm sehingga meja sedikit
bergoyang. Sebuah silinder baja M = 290 kg ditempatkan di
atas meja (masa meja < masa baja M) sehingga 4 kaki
tertekan tapi tidak roboh sehingga meja rata dan tidak
bergoyang. Kaki meja merupakan silinder kayu dengan luas
3.
4.
penampang A = 1 cm2. E = 1,3 x 10 10 N/m2.
Berapa besar gaya pada kaki dari lantai?
Gelomban
g
Tipe-Tipe
Gelombang
Gelombang mekanik
Gelombang yang membutuhkan medium bermaterial
untuk merambat.
Ada 2 jenis: gelombang transversal (getaran tegak
lurus dengan
arah rambatnya) dan gelombang longitudinal
(getaran yang sejajar
dengan arah rambatnya)
Contoh: gelombang suara, gelombang riak air, getaran
seismik.
Gelombang elektromagnetik
Gelombang yang tidak membutuhkan medium bahan
untuk dapat ada
Contoh: cahaya tampak, gelombang televisi, gelombang
radio, sinar X, gelombang-gelombang radar, dll
Gelombeng materi
1.
2.
3.
Gelombang Bunyi
 Adalah gelombang longitudinal dan mekanik
yang dapat merambat melalui zat-zat padat,
cair maupun gas.
 Laju (v) dari sebuah gelombang bunyi yang
merambat melalui
zat
ρ
mediu
m
deng
an
modulus
Bulk B
da
n
kerapat
an
adala
h:
B
ρ
v =
 Pada udara bebas dengan
suhu 20°C,
laju
bunyi
adalah 343
m/s
Contoh Soal
1. Terdapat penundaan waktu ∆t antara kedatangan
bunyi antara
telinga terdekat ke sumber dan
kedatangan pada
lebih jauh. Misalkan D adalah jarak
antara kedua maka tentukan
pernyataan yang memberikan ∆t
telinga
yang
telinga
kita,
yang
dinyatakan dalam D dan sudut θ antara arah
sumber dan arah
depan
Perambatan Gelombang Bunyi
Sebuah gelombang bunyi mengakibatkan terjadinya
perpindahan longitudinal s pada sebuah elemen
massa di dalam suatu medium dimana:
s =
smcos(kx-ωt)
Diman
a:
 sm adalah amplitudo perpindahan (perpindahan
maksimum) dari keadaan
setimbang (ekilibrium)


 k = 2π/λ (λ: panjang gelombang
bunyi)
(f: frekuensi gelombang
bunyi)
 ω=2 πf
Gelombang bunyi menimbulkan perubahan tekanan
∆p di dalam
medium, dimana:
∆p = ∆pmsin(kx-ωt)
Amplitudo tekanan:
∆pm=(vsρω) sm


Contoh Soal
2.Amplitudo tekanan maksimum ∆pm yang dapat
didengar telinga manusia dari suatu bunyi keras
berkisar 28 Pa (lebih kecil dari tekanan udara
normal 105 Pa). Berapakah amplitudo
perpindahan sm suatu bunyi dalam udara
dengan kerapatan ρ = 1,21 kg/m3 pada frekuensi
1000 Hz dan laju
343 m/s?
Interferensi Gelombang
 Gelombang yang memiliki panjang gelombang
yang serupa dan merambat melalui titik yang
sama disebut berinteferensi fasa
φ
 Interferensi gelombang
bergantung pada
diantara kedua gelombang
tersebut.
selisi
h
∆
L
λ
φ
=
2π
Dimana:
∆L : perbedaan panjang lintasan (selisih jarak yang dilalui ke2
gelombang dalam
merambat hingga mencapai titik pertemuan
 Interferensi bersifat konstrukstif terjadi bila :
• φ adalah kelipatan bulat dari
2π
φ=m(2π), dimana m =
0,1,2,3,.....
• ∆L terkait dengan panjang gelombang melalui
hubungan:
∆L/λ = 0,1,2,3,....
 Interferensi bersifat destruktif (saling
meniadakan) bila:
• φ=(2m+1)π, untuk m=1,2,3,...
• ∆Lterkait dengan panjang gelombang melalui
hubungan:
∆L/λ = 0,5; 1,5; 2,5;.....
Contoh Soal
3. Dua sumber titik: s1 dan s2 yang sefasa
dipisahkan sejauh D
= 1,5 λ, memancarkan gelombang bunyi
identik dengan panjang gelombang λ.
a. Berapakah perbedaan panjang lintasan
gelombang dari
S
1
dan S2 pada titik P yang terletak tegak
lurus pada titik
tengah garis D pada sumber yang berjarak
lebih besar dari D?Tipe apakah interferensi
yang terjadi di P1?
b. Berapakah perbedaan panjang
lintasan dan tipe interferensi pada
titik P2?
Intensitas Bunyi (I)
 Adalah laju rata-rata perpindahan energi
persatuan luas akibat
perambatan
gelombang
itu menemb
us
ata
u
disepanja
ng
permuka
an
P
dimaksu
d:
I =
A
Dimana
:
1
2
P : laju perpindahan energi
(daya) dari
gelombang bungi
: luas bidang permukaan
yang bersinggungan
dengan gelombang
2 2
ρvω sm
I =
A
Sm: amplitudo
perpindahan
Ps r : jarak dari sebuah titik sumber
yang
memancarkan gelombang bunyi
dengan daya PS
I =
4πr2
Level Bunyi dalam Desibel
 Level bunyi (β) dalam suatu desibel (dB)
didefinisikan sebagai:
I
β = (10dB)log
Io
Dimana I0 adalah level intensitas acuan yang
menjad
pembanding bagi semua intensitas bunyi
(=10-12 W/m2)
 Untuk setiap faktor kenaikan 10 kali lipat pada
intensitas
unyi, nilai 10 dB ditambahkan pada intensitas
bunyi

Contoh Soal
4. Suatu pencetus api elektrik meloncat
sepanjang garis lurus
dengan panjang L = 10 m, memancarkan
sebuah gangguan
bunyi yang merambat merambat secara radial
keluar dari
pencetusnya. (Pencetus api elektrik dikatakan
sebagai
sumber garis bunyi). Daya pancaran Ps = 1,6 x
104 W
Berapakah intensitas I bunyi ketika mencapai
jarak r = 12
dari
pencetus?
Pada laju Pd berapakah energi bunyi
ditangkap oleh suatu
pendekteksi akustik dengan luas penampang
Ad = 2 cm2,
mengarah ke pencetus dan berlokasi pada
m
a.
b.
Pola-Pola Gelombang Tegak dalam Pipa
 Pola-pola gelombang bunyi tegak (standing
sound wave) dapat dibentuk di dalam pipa-pipa.
 Sebuah pipa yang terbuka kedua ujungnya akan
beresonansi pada frekuensi-frekuensi:
v nv
f = =
λ 2L n=1,2,3,..
.
Dimana v adalah laju bunyi di udara di dalam pipa.
Untuk sebuah piipa yang tertutup di salah satu
ujungnya dan terbuka di ujung yang lain, frekuensi-
frekuensi resonansinya adalah:
v nv
f = = n=1,3,5..
.
λ 4L
Contoh Soal
5. Bunyi bising latar belakang yang lemah dari
suatu ruangan menghasilkan gelombang tegak
dasar dengan panjang L =67 cm yang mana
kedua ujungnya terbuka. Misalkan laju bunyi di
udara dalam tabung = 343 m/s.
a. Berapakah frekuensi yang didengar dari
tabung?
b. Jika salah satu ujung disumbat, berapakah
frekuensi dasar yang dapat didengar dari
tabung?
Layangan
 Layangan timbul bila ada dua buah
gelombang dengan frekuensi yang sedikit
berbeda (f1 dan f2) terdengar atau tertangkap
secara bersamaan.
 Frekuensi layangan:
flayangan = f1 – f2
Contoh Soal
6. Sebuah bunyi melewati pipa dengan kedua
ujungnya terbuka.
Misalkan frekuensi harmoni pertama yang
dihasilkan oleh sisi A adalah fA1 = 432 Hz dan
frekuensi harmoni pertama yang dihasilkan oleh
sisi B adalah fb1 = 371 Hz. Berapakah frekuensi
layangan antara kedua frekuensi harmoni
pertama dan kedua frekuensi harmoni kedua?
Efek Doppler
 Adalah suatu perubahan pada frekuensi teramati dari sebuah
gelombang bila sumber pemancar atau pengamat/pendengar
gelombang tersebut bergerak relatif terhadap medium
perambatan gelombang (semisal udara).
 Untuk gelombang bunyi degan frekuensi
teramati
frekuensi sumber dengan rumusan:
f ’,
bergantung
pad
a
(v ±vD )
f '= f
(v ± vs )
 dimana:
vd: laju pengamat relatif
terhadapmedium
vs: laju sumber relatif terhadap
medium
v: laju perambatan bunyi di dalam
medium
 T
anda-tanda positif/negatif dipilih
sedemikian
rupa sehingga f ’
cenderung
bernilai lebih besar untuk pergerakan yang mendekati dan
bernilai lebih kecil
untuk pergerakan yang menjauhi
Contoh Soal
7. Sebuah roket bergerak pada laju 242 m/s
langsung menuju suatu kutub stationer
(melewati udara diam) sambil memancarkan
gelombang bunyi pada frekuensi f = 1250 Hz
a. Berapakah frekuensi d’diukur oelh sebuah
detektor yang ditampilkan pada kutub?
b. Sebagian bunyi mencapai kutub dipantulkan
kembali ke roket sebagai gaung. Berapakah
frekuensi f ” gaung yang dideteksi detektor
pada roket?
Gelombang Kejut
 Jika laju sebuah sumber relatif terhadap medium
melampaui laju suara di dalam medium tersebut,
persamaan Doppler ttidak berlaku.
 Dalam keadaan ini, gelombang-gelombang kejut
akan timbul
 Sudu paruh θ dari kerucut Mach ditentukan
dengan rumus: v
sinθ =
vs
Hukum I dan II
Termodinamika,
Entropi
Termodinamika
• Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari
aplikasi dari energi panas (termal) yang lebih
dikenal sebagai energi dalam (internal energy)
sistem.
Contoh: insinyur mesin mencari teknik pencegahan
overheating mesin mobil, Insinyur teknologi pangan
menvari cara pemanasan dan pendinginan
makanan dengan baik, insinyur geologi meneliti
transfer energi panas oada bencana El nino dan
pencairan es di Kutub Utara dan Selatan, dlsb.
Hukum Ke-0 termodinamika: Jika benda A dan
benda B masing-masing dalam kesetimbangan
termal dengan benda ketiga yaitu T, maka A dan B
berada dalam kesetimbangan termal satu sama
lain.
(Setiap benda memiliki temperatur. Maka benda dalam
kesetimbangan termal jika temperaturnya sama dan
sebaliknya)
•
•
Ekspansi Termal (Pemuaian)
• Benda akan mengalami perubahan ukuran
karena adanya perubahan temperatur.
Perubahan panjang benda akibat perubahan
suhu dapat dirumuskan: ∆L = Lα ∆T
Dimana α adalah koefisien ekspansi linier
Perubahan volume zat padat atau cair akibat
perubahan suhu dapat dirumuskan: ∆V = Vβ
∆T
Dimana β adalah koefisien ekspansi volume (β=3α)
•
•
Kalor
• Kalor panas Q adalah energi yang ditransfer
antara sistem dan lingkungan karena adanya
perbedaan suhu di antara keduanya.
Satuan: 1 kal = 4,1868 Joule
Jika panas Q diserap oleh suatu benda dengan
perubahan suhu Tf – ti maka: Q = C (Tf-Ti)
Dimana C: kapasitas kalor.
Q juga dapat dirumuskan: Q = mc (Tf-Ti)
Dimana c: kalor jenis (kalor spesifik) dari bahan
penyusun objek
Kalor spesifik molar material adalah kapasitas kalor
•
•
•
1023
permol, yang berarti 6,02 x unit dasar materi (1
1023
mol = 6,02 x satuan dasar).
Kalor Transformasi dan Kalor Penguapan
• Kalor dapat menyebabkan perubahan benda
(contoh: dari padat ke cair, dari cair ke gas).
Jumlah energi persatuan massa untuk mengubah
keadaan (bukan suhu) tersebut disebut kalor
transformasi L, yang dirumuskan: Q= Lm
Kalor penguapan Lv adalah jumlah energi
persatuan massa yang harus diberikan untuk
menguapkan cairan atau yang harus dilepas untuk
mengembunkan gas.
Kalor fusi Lf adalah jumlah energi persatuan
massa untuk mencairkan zat padat atau
membekukan zat cair
•
•
•
Contoh Soal
1. a. Berapa banyak kalor harus diserap es
dengan massa 720 g pada suhu -10°C
untuk mengubah keadaannya ke cair pada
suhu 15°C?
b. Jika tersedia es dengan energi total 210
kJ (sebagai kalor), apa keadaan akhir dari
es tersebut dan berapa suhunya?
Usaha Terkait dengan Perubahan Volume
• Jumlah usaha W yang dilakukan oleh gas
karena proses ekspansi atau konstraksi
dari volume awal Vi ke volume akhir
Vf
Vf
adalah
∫ ∫
Vi
W = dW = pdV
Tekanan p mengalami perubahan
bervariasi sesuai dengan perubahan
volume benda
•
Hukum Pertama Termodinamika
• Prinsip dari konservasi energi untuk proses termodinamika dinyatakan oleh
hukum pertama termodinamika, yang dapat diasumsikan dalam persamaan:
∆Eint Eint,f – Eint,i
= = Q – W
Atau
= dQ – dW
dEint
• Eint merupakan energi internal bahan, yang bergantung pada keadaan
bahan (suhu, tekanan, volume).
• Q adalah energi yang dipertukarkan sebagai kalor antara sistem dan
lingkungannya (positif juka menyerap kalor, negatif jika melepas kalor)
W adalah usaha yang dilakukan oleh sistem (W positif jika sistem
mengembang/ekspansi melawan gaya eksternal dan negatif jika sistem
berkontraksi melawan gaya eksternal.
•
• Q dan W bergantung pada proses, sedangkan
proses.
Eint tidak bergantung pada
• E cenderung meningkat jika energi ditambahkan sebagai panas Q dan
cenderung menurun jika energi hilang sebagai usaha W yang dilakukan
oleh sistem.
Aplikasi dari Hukum Pertama Termodinamika
1. Proses adiabatik
Adalah proses yang terjadi sangat cepat atau terjadi dalam
sistem yang terisolasi dengan baik sehingga tidak ada
transfer energi panas antara sistem dan
lingkungannya. ∆Eint = -W
2. Proses volume-konstan
Jika volume (seperti gas) dipertahankan konstan, sistem
tidak dapat melakukan usaha. Jika usaha W=0 maka:
∆Eint = Q
3. Proses siklus
Setelah terjadi perubahan dari panas dan usaha, sistem
akan kembali ke kondisi awal
Q = W
Enspansi bebas
(Eint = 0), maka:
4.
Adalah proses adiabatik dimana tidak ada perpindahan
panas yang terjadi antara sistem dan lingkungannya
dan tidak ada usaha uang dilakukan oleh sistem. Jadi
Q=W=0, maka:
∆Eint = 0
Contoh Soal
2. Misalkan 1 kg air cair pada suhu 100° C
dikonversi menjadi uap pada suhu 100°C
dengan cara dididihkan pada tekanan
atmosfer standar (1 atm atau 1,01 x 105 Pa)
seperti pada gambar. Volume air akan
berubah dari 1 x 10-3 dalam wujud cair
menjadi 1,671 m3 dalam wujud uap.
a. Berapa banyak usaha yang dilakukan
pada proses ini?
b. Berapa banyak energi yang ditransfer
sebagai panas selama proses
tersebut?(Lv=2256kJ/kg)
c. Berapa perubahan energi internal sistem
selama proses?
Proses Ireversibel dan Entropi
•
•
Waktu memiliki arah (arah dimana usia bertambah).
Proses satu jalan: proses yang hanya dapat terjadi dalam
urutan tertentu dan tidak pernah terjadi dalam urutan
sebaliknya. Misalnya: telur yang jatuh ke lantai, mobil
ditabrakkan ke tiang lampu, dll.
Proses ireversibel berarti proses tidak dapat dibalik hanya
dengan perubahan kecil pada lingkungannya.
suatu
•
• Arah dimana proses ireversibel berlangsung diatur oleh
perubahan entropi ∆S sistem yang berlangsung dalam proses.
Entropi S adalah suatu sifat keadaan (atau fungsi keadaan)
sistem, dimana hal ini hanya bergantung pada keadaan sistem
dan tidak pada cara dimana sistem tersebut mencapai
keadaan.
Postulat entropi (dalam bagian): jika proses ireversibel terjadi
dalam sistem tertutup, entropi sistem akan selalu meningkat
•
•
Menghitung Perubahan Entropi
• Perubahan entropi ∆S untuk sebuah proses yang ireversibel yang membawa
sistem dari keadaan awal i ke keadaan akhir f adalah sama dengan
perubahan entropi ∆S untuk setiap proses yang reversibel.
dQ
T
• ∆S = Sf – Si = f
∫i
Q: energi sebagai kalor dari dan ke sistem
T: temperatur dalam Kelvin
Untuk proses isotermal reversibel:
•
•
• Q
∆S = Sf – Si =
T
Jika perubahan temperatur ∆T kecil dibandingkan dengan temperatur
sebelum dan sesudah proses, maka perubahan entropi ∆S = = Sf – Si
•
•
Menghitung Perubahan Entropi
• Perubahan entropi ∆S untuk sebuah proses yang ireversibel yang membawa
sistem dari keadaan awal i ke keadaan akhir f adalah sama dengan
perubahan entropi ∆S untuk setiap proses yang reversibel.
dQ
T
• ∆S = Sf – Si = f
∫i
Q: energi sebagai kalor dari dan ke sistem
T: temperatur dalam Kelvin
Untuk proses isotermal reversibel:
•
•
• Q
T
∆S = Sf – Si =
Jika perubahan temperatur ∆T kecil dibandingkan dengan temperatur
sebelum dan sesudah proses, maka perubahan entropi ∆S = = Sf – Si ≈
Q
Tavg
Ketika gas ideal berubah secara reversibel dari keadaan awal dengn Ti dan Vi
V
∆S = S − S = nR ln f
+ ncV
T
ln f
ke keadaan akhir dengan Tf dan Vf, maka:
f i
V T
i i
•
•
•
Contoh Soal
3. 1 mol gas nitrogen dimasukkan pada bagian kiri kontainer. Jika
stopcock dibuka, volume gas menjadi dua kali lipat. Berapa
perubahan entropi gas untuk proses ireversibel? Anggap gas
bersifat ideal.
2 blok tembaga yang identik bermassa m = 1,5 kg: blok L pada suhu
4.
TiL = 60°C dan blok R dengan suhu TiR= 20°C. Blok berada di dalam
kotak pengisolasi kalor dan dipisahkan oleh shutter pengisolasi.
Ketika shutter dilepas, blok mencapai kesetimbangan Tf = 40°C.
Berapa perubahan entropi bersih pada sistem 2 blok selama proses
ireversibel ini? Kalor jenis tembaga = 386 J/kg.K.
Hukum Kedua Termodinamika
• Hukum ke-2 Termodinamika: Jika suatu
proses terjadi di dalam sebuah sistem
tertutup, entropi dari sistem meningkat
untuk proses ireversibel dan konstan
proses reversibel. Entropi tidak akan
pernah menurun
Persamaannya:
∆S > 0
untuk
•
Pandangan Secara Statistik mengenai Entropi
• Entropi dari sebuah sistem dapat didefinisikan dengan distribusi molekul yang
mungkin.
Untuk molekul yang identik, setiap distribusi molekul disebut keadaan mikro
dari sistem.
Semua keadaan mikro yang ekuivalen dikelompokkan dakam suatu
konfigurasi multiplicity W dari konfigurasi.
Untuk sistem dengan N molekul yang dapat didistribusikan di antara dua
•
•
•
bagian dari sebuah kotak , maka W =
W
N!
=
n1!n2!
Dimana: n1 = jumlah molekul setengah bagian kotak, n2: jumlah molekul di
setengah bagian lainnya.
Asumsi dasar mekanika statistik semua keadaan mikro memiliki
kesempatan yang sama.
Jadi, konfigurasi dengan multiplicity yang paling besar sering terjadi. Ketika N
•
•
1022
sangat besar (misal N = molekul atau lebih), molekul-molekulnya hampir
selalu dalam keadaan: n1 = n2
•
• Multiplicity W dari konfigurasi sistem dan
entropi S dihubungkan dengan persamaan:
S = k ln W
10-23
• Dimana k = 1,38 x J/K (disebut
konstanta Blotzman)
Saat N sangat besar (kasus biasa), dapat
diperoleh pendekatan Stirling:
Ln N! ≈ N(ln N) - N
•
Contoh Soal
5. Anggap bahwa terdapat 100 molekul yang tidak dapat dibedakan
pada kotak pada gambar. Berapa banyak keadaan mikro yang
diasosiasikan dengan konfigurasi n1= 50 dan n2= 50, dan dengan
konfigurasi n1 = 100 dan n2=100? Interpretasikan hasil berdasarkan
kemungkinan relatif kedua konfigurasi!
6. Pada soal no.3 (n mol gas ideal volumenya diperbesar dua kali lipat
dalam pemuaian bebas) terjadi peningkatan entropi dari keadaan
awal i ke keadaan akhir f ∆S= Sf-Si = nR ln 2. Dapatkan hasilnya
dengan perhitungan mekanika statistika .
Aplikasi entropi: Mesin Carnot dan Refrigerator
• Mesin Carnot
Analisis perilaku mesin ideal: dalam suatu mesin ideal,
semua proses bersifat reversibel dan tidak terjadi transfer
energi terbuang yang disebabkan oleh gesekan dan
turbulensi.
o
Efisiensi suatu mesin (ε) = energi yang didapatkan/energi
o
yang dikeluarkan = W
QH
TL
1−
Efisiensi mesin carnot (εC) =
TH
Tidak ada rangkaian proses yang mungkin dimana hasil
anhirnya adalah transfer energi sebagai kalor dari reservoir
termal dan perubahan lengkap energi ini menjadi usaha
o
o
Refrigerator
• Pada sebuah refrigerator ideal, semua prosesnya adalah
reversibel dan tidak terjadi transfer energi yang terbuang
yang dihasilkan seperti oleh gesekan dan turbulensi
Koefisien performa refrigerator: K = apa yang kita
QL
•
inginkan/apa yang kita berikan =
W
Refrigerator ideal dapat disebut sebagai refrigerator carnot.
Cara kerjanya kebalikan dari mesin Carnot. Maka kita dapat
TL
memperoleh koefisien performa mesin carnot (Kc): K =
C
T −T
H L
Tidak ada rangkaian proses yang mungkin dimana hasilnya
hanya berupa transfer energi sebagai kalor dari suatu
reservoir pada temperatur yang diberikan ke suatu reservoir
pada temperatur yang lebih tinggi
•
•
Teori Kinetik Gas
Definisi
• Teori kinetik gas: berhubungan dengan gerak atom-
atom pada volume, tekanan dan temperatur gas
Penerapan: pembakaran bahan bakar uap (gas)
dalam mesin mobil, produksi fermentasi untuk
membuat roti dapat mengembang, pada perhitungan
lama pemakai tabung gas selam harus beristirahat
untuk membuang gas nitrogen dari aliran darah, dsb.
Teori kinetik gas menghubungkan sifat-sifat
makroskopik gas (misalnya tekanan dan temperatur)
dengan sifat-sifat mikroskopik dari molekul-molekul
gas (misalnya laju dan energi kinetik.
Pengukuran jumlah suatu gas pada sebuah sampel
menggunakan perhitungan bilangan avogadro
•
•
•
Bilangan Avogadro
• 1 mol dari sebuah zat memuat sebanyak NA (bilangan
avogadro) partikel elementer (biasanya atom atau molekul),
1023 mol-1
dimana NA = 6,02 x
• Satu massa molar M dari suatu zat adalah massa dari 1
mol gas tersebut.
M = mNA
Jumlah mol n yang ada pada sebuah sampel zat bermassa
Msam, yang mengandung N molekul, dapat dihitung
dengan rumus:
•
•
N M sam M sam
n = = =
N A M mN A
Gas Ideal
• Gas ideal adalah gas yang tekanannya p,
volumenya
hubungan:
V dan temperaturnya T terkait melalui
pV=nRT
pV=NkT
• Dimana
–
–
–
n adalah jumlah mol dari gas yang ada,
R sebuah konstanta gas (8,31 J/mol.K),
K : konstanta bolztman  k = R/NA = 1,38 x
J/K
10-23
Usaha dan Perubahan Volume Isotermal
• Usaha yang dilakukan oleh sebuah gas
ideal selama terjadinya perubahan
isothermal dari volume Vi ke volume Vf
(temperatur tetap) adalah:
W = nRT ln(Vf/Vi)
Contoh Soal
1. Sebuah silinder berisi 12 L oksigen pada temperatur
20°C dan 15 atm Temperatur meningkat menjadi 35
°C dan volume berkurang menjadi 8,5 L. Beraoakah
tekanan akhir gas dalam atmosfer andaikan gas
tersebut adalah gas ideal?
Satu mol oksigen (andaikan memenuhi kondisi gas
ideal berekspansi pada temperatur T tetap 310 K dari
volume awal Vi 12 L ke volume akhir Vf 19 L. Berapa
banyak usaha yang dilakukan gas selama ekspansi?
2.
Tekanan, Temperatur, Suhu Molekul
• Tekanan yang diberikan oleh n mol gas ideal, sebagai
fungsi laju-laju molekulnya adalah:
2
nMv rms
p =
3V
2
(v )avg
• Dimana vrms= adalah laju akar kuadrat rata-rata
(root mean square)dari molekul-molekul gas.Vrms juga
dapat dinyatakan dengan: 3RT
vrms =
M
Contoh Soal
4. Jika ada 5 bilangan: 5, 11, 32, 67 dan 89.
a. Berapakah nilai rata-rata navg dari bilangan tersebut?
b. Berapakah nilai nrms dari bilangan-bilangan tersebut?
Temperatur dan Energi Kinetik
• Energi kinetik rata-rata (Kavg) permolekul
gas ideal adalah
= 3
Kavg kT
2
Lintasan Bebas Rata-rata
• Lintasan bebas rata-rata (mean free path) λ dari sebuah molekul
gas adalah nilai rata-rata panjang jalur yang dilaluinya dari suatu
tumbukan ke
rumus:
tumbukan berikutnya dan dapat
1
ditentukan dengan
λ = 2
N
2πd /V
Contoh Soal
5. a. Berapakah lintasan bebas rata-rata λ untuk molekul oksigen pada
temperatur T 300 K dan tekanan p=1 atm? Asumsikan diameter
molekular d = 290 pm dan gas adalah ideal
b. Asumsikan laku rata-rata oksigen v = 450 m/s, berapakah waktu t
rata-rata di antara kedua tumbukan beruntun untuk sembarang
molekul yang diberikan? Pada laju berapakah molekul
bertumbukan, yaitu berapakah frekuensi f dari tumbukan tersebut?
Distribusi Laju Maxwell
• Distribusi laju Maxwell P(v) adalah sebuah fungsi yang
sedemikian rupa sehingga P(v) dv adalah sebuah fraksi
molekul yang memiliki laju v dalam rentang dv:
P(v) = 4π(M/2πRT)3/2v2e-Mv2/2RT
v2
• Fraksi molekul dengan laju dalam rentang v1 ke v2 : frac ∫
= P(v)dv
v1
sebuah
Tiga ukuran distribusi laju diantara molekul-molekul
gas adalah:
 Laju rata-rata: 8RT
πM
=
vavg
2RT
M
v =
 Laju paling mungkin: p
3RT
M
 Laju rms: vrms =
•
Contoh Soal
6. Sebuah wadah diisi gas oksigen dipertahankan pada
temperatur kamar (300K). Berapakah fraksi molekul jika
laju yang dimiliki dalam rentang 599 ke 601 m/s? Massa
molar oksigen adalah 0,0320 kg/mol.
7. Massa molar oksigen adalah 0,0320 kg/mol.
a. Berapakah laju rata-rata (vavg) molekul-molekul gas
pada T = 300K?
Berapakah laju akar rata-rata kuadrat vrms pada
T=300K?
Berapakah laju paling mungkin vp pada T=300K?
b.
c.
Panas Jenis Molar
• Panas jenis molar Cv dari sebuah gas
(tetap) didefinisikan sebagai:
pada volume konstan
∆Eint
Q
C = =
v
n∆T n∆T
• Dimana:
o Q: energi yang dipindahkan sebagai panas ke atau dari sebuah
sampel gas dimaksud sebesar n mol
o ∆T: perubahan temperatur gas
o ∆Eint: perubahan energi internal gas
• Untuk
Cv =
Untuk
gas monoatomik ideal:
3
R = 12,5J / mol.K Cp = 5/2 R
2
• gas diatomik ideal: Untuk gas poliatomik ideal:
Cv = 5/2 R Cp = 7/2 R Cv =3R Cp=4R
• Panas jenis molar Cp gas pada tekanan konstan
Q
didefinisikan sebagai:
Cp =
n∆T
Cp dapat ditentukan pula melalui persamaan:
Cp=Cv + R
Untuk sebuah gas ideal sebanyak n mol:
Eint=nCvT
Jika sebanyak n mol suatu gas ideal yang terkurung
mengalami perubahan temperatur ∆T karena sembarang
proses, perubahan pada energi internal gas tersebut
adalah:
•
•
∆Eint = nCv∆T
•
Contoh Soal
8. Sebuah gelembung udara berisi 5 mol helium dicelupkan
ke kedalaman tertentu air ketika ait dan helium mengalami
peningkatan temperatur ∆T sebesar 20°C pada tekanan
tetap. Sebagai hasilnya, gelembung berekspansi. Helium
adalah gas monoatomik dan ideal.
Berapakah energi yang ditambahkan ke helium sebagai
panas selama peningkatan dan ekspansi?
Berapakah perubahan ∆Eint pada energi dalam helium
selama peningkatan temperatur?
Berapa banyak usaha W dilakukan oleh helium ketika
berekspansi melawan tekanan air di sekitarnya selama
peningkatan temperatur?
a.
b.
c.
Derajat Kebebasan dan Cv
• Cv dapat ditentukan dengan teorema ekuipartisi energi
(equipartition of energy theorem), yang menyatakan
bahwa setiap derajat kebebasan dari sebuah molekul
(yaitu setiap cara independen bagi si molekul untuk
menyimpan energi) dikaitkan dengan sejumlah energi
secara rata-rata (½ kT permolekul = ½ RT per mol).
Jika f adalah jumlah derajat kebebasan, maka:
Eint = (f/2)nRT
Cv = (f/2)R = 4,16 f J/mol.K
o Untuk gas-gas monoatomik f = 3 (3 derajat translasi)
o Untuk gas-gas diatomik f=5 (3 derajat translasi dan 2 derajat
rotasi)
•
Contoh Soal
9. Sebuah kabin bervolume V diisi dengan
udara (sebagai gas diatomik ideal) pada
suatu temperatur rendah awal T1. Setelah
kayu bakar
temperatur
Berapakah
pada tungku dinyalakan,
udara meningkat menjadi T2.
hasil perubahan energi dalam
dalam kabin?
∆Eint udara
Proses Adiabatik
• Ketika sebuah gas ideal mengalami perubahan
secara lambat secara adiabatik (sebuah perubahan
dimana Q=0), tekanan dan volume gas
hubungan:
pV = sebuah konstanta
Dimana
o γ = Cp/Cv.
itu memiliki
γ
•
o γ: rasio panas jenis molar untuk gas tersebut.
o Untuk pemuaian bebas, pV = sebuah konstanta
Contoh Soal
10. 1 mol gas oksigen (diasumsikan sebagai gas ideal)
memuai secara isothermal (pada suhu 310 K) dari
volume awal sebesar 12 L ke
L.
Berapakah temperatur akhir
memuai secara adiabatik ke
sama? Oksigen (O2) adalah
volume akhir sebesar 19
a. jika gas ini ternyata
volume akhir yang
sebuah molekul
diatomik dan karenanya memiliki rotasi (perputaran)
namun tidak memiliki osilasi (getaran)
Berapakah temperatur akhir dan tekanan akhir jika
gas memuai bebas ke volume akhir, dari tekanan
awal sebesar 2 Pa?
b.

More Related Content

Similar to 1. a. Kecepatan rata-rata dari t=0 sampai t=3Diketahui:r(t) = xî + yĵ + zkx = 1y = 6t^2 z = 2t - 3Untuk mencari kecepatan rata-rata:vrata-rata = Δr/ΔtΔr = r(t2) - r(t1) = (1î + 12ĵ + 5k) - (1î + 0ĵ - 3k) = 12ĵ + 8kΔt = t2 - t1 = 3

Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmTop sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmNur Huda
 
1 glb+dan+glbb 1
1 glb+dan+glbb 11 glb+dan+glbb 1
1 glb+dan+glbb 1tomi raden
 
Laporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodLaporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodGGM Spektafest
 
kinematika-i.ppt
kinematika-i.pptkinematika-i.ppt
kinematika-i.pptSeventhE16
 
Kunci dan soal fisika 10 3
Kunci dan soal fisika 10   3Kunci dan soal fisika 10   3
Kunci dan soal fisika 10 3Dedi Wahyudin
 
1_GLB+dan+GLBB (3).ppt
1_GLB+dan+GLBB (3).ppt1_GLB+dan+GLBB (3).ppt
1_GLB+dan+GLBB (3).pptEncepHanHanS
 
Presentation2.pptx
Presentation2.pptxPresentation2.pptx
Presentation2.pptxMarfaNis
 
Analisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorAnalisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorRizka A. Hutami
 
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorBoy Baihaqy
 
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Uswatun Hasanah
 
Gerak parabola dan gmb kelompok 1
Gerak parabola dan gmb kelompok 1Gerak parabola dan gmb kelompok 1
Gerak parabola dan gmb kelompok 1ainiyah firda
 
integrasi
integrasiintegrasi
integrasiQiu Mil
 

Similar to 1. a. Kecepatan rata-rata dari t=0 sampai t=3Diketahui:r(t) = xî + yĵ + zkx = 1y = 6t^2 z = 2t - 3Untuk mencari kecepatan rata-rata:vrata-rata = Δr/ΔtΔr = r(t2) - r(t1) = (1î + 12ĵ + 5k) - (1î + 0ĵ - 3k) = 12ĵ + 8kΔt = t2 - t1 = 3 (20)

Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlmTop sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
Top sukses fisika pemb cd (c) 112 hlm
 
1 glb+dan+glbb 1
1 glb+dan+glbb 11 glb+dan+glbb 1
1 glb+dan+glbb 1
 
Laporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodLaporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat Atwood
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
kinematika-i.ppt
kinematika-i.pptkinematika-i.ppt
kinematika-i.ppt
 
Kunci dan soal fisika 10 3
Kunci dan soal fisika 10   3Kunci dan soal fisika 10   3
Kunci dan soal fisika 10 3
 
kelompok 3 x ipa 2
 kelompok 3 x ipa 2 kelompok 3 x ipa 2
kelompok 3 x ipa 2
 
Gerak Translasi
Gerak TranslasiGerak Translasi
Gerak Translasi
 
GLB DAN GLBB
GLB DAN GLBBGLB DAN GLBB
GLB DAN GLBB
 
1_GLB+dan+GLBB (3).ppt
1_GLB+dan+GLBB (3).ppt1_GLB+dan+GLBB (3).ppt
1_GLB+dan+GLBB (3).ppt
 
Presentation2.pptx
Presentation2.pptxPresentation2.pptx
Presentation2.pptx
 
Xi kinematika
Xi kinematikaXi kinematika
Xi kinematika
 
Analisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara VektorAnalisis Gerak Secara Vektor
Analisis Gerak Secara Vektor
 
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3Materi fisika kelas x bab 1 - 3
Materi fisika kelas x bab 1 - 3
 
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
 
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
 
Gerak parabola dan gmb kelompok 1
Gerak parabola dan gmb kelompok 1Gerak parabola dan gmb kelompok 1
Gerak parabola dan gmb kelompok 1
 
Fisika Dasar
Fisika Dasar Fisika Dasar
Fisika Dasar
 
integrasi
integrasiintegrasi
integrasi
 
Bahan ajar fisika memadu gerak
Bahan ajar fisika memadu gerakBahan ajar fisika memadu gerak
Bahan ajar fisika memadu gerak
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

1. a. Kecepatan rata-rata dari t=0 sampai t=3Diketahui:r(t) = xî + yĵ + zkx = 1y = 6t^2 z = 2t - 3Untuk mencari kecepatan rata-rata:vrata-rata = Δr/ΔtΔr = r(t2) - r(t1) = (1î + 12ĵ + 5k) - (1î + 0ĵ - 3k) = 12ĵ + 8kΔt = t2 - t1 = 3

  • 2. Materi Perkuliahan 1. Paruh 1 1. Pengukuran 2. Vektor 3. Gaya dan Gerak 4. Usaha dan Energi 5. Pusat Massa dan Momentum 6. Rotasi - I Paruh 2 1. Rotasi - II 2. Gelombang 3. T emperatur, Kalor, Hukum Pertama 4. T eori Kinetik Gas 2. T ermodinamika 5. Entropi dan Hukum II T ermodinamika
  • 4. Pendahuluan Fisika  untuk perancangan (mengukur dan membandingkan) dan eksperimen (menetapkan satuan). Besaran-besaran dalam fisika diantaranya adalah: panjang, waktu, massa, suhu, tekanan, dan arus listrik. Pengukuran dilakukan sesuai satuan masing- masing, dan dibandingkan dengan standarnya. Satuan merupakan nama unik untuk mengukur besaran tersebut, misalnya meter (m) untuk besaran panjang.    
  • 5. Satuan Sistem Internasional  Tujuh besaran sebagai besaran pokok dan dasar terbentuknya Satuan Sistem Internasional (SI): No. Kuantitas Nama Simbol 1. panjang meter m 2. massa kilogram kg 3. waktu detik s 4. arus listrik ampere a 5. temperatur kelvin k termodinamik 6. jumlah zat mole mol 7. intensitas candela cd cahaya
  • 6. Satuan Sistem Internasional  Disebut juga dengan satuan metrik  Notasi ilmiah  untuk menyatakan besaran yang sangat besar dan sangat kecil. Contoh: 4 780 000 000 s = 0,000 000 765 m = 7,65 x 10 m = 7,65E-7 0,000 000 000 000 00543 = 5000 0000 000 000 000 = 9 -7
  • 7. menit menit Konversi Satuan Metode yang digunakan: konversi-link-berantai (chain link conversion).  Digunakan faktor konversi (rasio setara dengan 1). Contoh: antara satuan-satuan   1) 1menit 60 s 2) 3 menit 3 = 1 dan 1 .... s ? 60 s 1 60 s = 1 menit = x = 180 s Harus ditulis satuannya. Tidak sama dengan 1/60 = 1  
  • 8. Panjang  Satuan standar SI untuk panjang adalah meter, Yaitu jarak antara 2 garis halus yang terdapat pada ujung batang platinum-iridium (batang meter standar).  Untuk tuntutan ketelitian, tahun 1983 meter didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya di dalam vakum selama interval waktu 1/299 792 458 detik. Kecepatan cahaya (c) = 299 792 458 m/s.
  • 9. Waktu  Satuan SI waktu : detik (s)  1 detik = waktu yang ditempuh 9 192 631 770 osilasi cahaya (dengan panjang gelombang tertentu) yang dipancarkan oleh atom Cesium-133
  • 10. Massa Nama satuan SI untuk massa = kilogram. Standar SI  1 kilogram = sebuah silinder dari platinum-iridium dengan diameter dan tinggi 3,9 cm yang tersimpan di International Nureau of   Weights Standar sebagai and Measures dekat Paris. massa kedua yaitu atom karbon-12 (C12 )  massa dari 12 satuan massa atom (u). Massa atom dianggap lebih teliti dalam membandingkan kilogram standar. 1 u = 1,66 054 02 x 10 kg (ketidakpastian 2 desimal terakhir). -27 
  • 11. Soal Bab Pengukuran Ketika Pheidippides berlari dari Marathon ke Athena di tahun 490 SM untuk menyebarkan berita kemenangan Yunani atas Persia, dia mungkin berlari dengan kecepatan 23 ride/jam. Ride adalah satuan panjang yang digunkan pada zaman Yunani kuno. 1 Ride didefinisikan 4 stadium, 1 stadium= 6 plethron, dan 1 plethron = 30,8 m. Berapa kecepatan lari Pheidippides jika dinyatakan dalam km/s? Gulungan bola tali terbesar di dunia memiliki jari-jari sekitar 2 m. Berapa panjang total L dari tali bola tersebut (asumsi: penampang tali berbentuk persegi dengan panjang sisi d= 4 mm dan rongga-rongga dalam bola tali diabaikan)? 1. 2.
  • 13. Vektor dan Skalar Besaran skalar: besaran yang tidak berhubungan dengan arah (hanya memiliki nilai saja). Contoh: suhu, tekanan, energi, massa, waktu. Besaran vektor: Besaran (kuantitas) yang memiliki magnitudo dan arah. Contoh besaran vektor: perpindahan posisi, kecepatan, percepatan, dll. Contoh aplikasi di bidang ilmu rekayasa: rotasi dan gaya magnetik. Sistem koordinat dapat digunakan untuk mengetahui posisi titik relatif terhadap titik yang lain (vektor posisi).      Contoh:  y F x 0,0
  • 14. a + b a + b c a+ b Penjumlahan Vektor a B b Pada gambar disamping  menunjukkan perpindahan posisi dari A ke B dinyatakan dengan C A vektor a, perpindahan posisi dari B a b ke C dinyatakan dengan vektor b. Jumlah perpindahan AB dan BC adalah AC atau vektor c (resultan atau jumlah vektor). c = a + b b a a   c Sifat-sifat vektor: operasi penjumlahan a b 1. Komutatif  a + b = b + a 2. Asosiatif  (a + b) + c = a + (b + c) c
  • 15. Pengurangan Vektor  Vektor yang arahnya berlawanan dapat ditulis dengan menambahkan  Vektor –a memiliki magnitudo dengan vektor a dengan arah  a + (-a) = 0 tanda -. yang sama berlawanan.  Selisih dua vektor: c = b – a = b + (-a) a -a Penambahan vektor berlaku untuk vektor sejenis. Contoh: tidak bisa menambahkan vektor kecepatan dengan vektor perpindahan.
  • 16. y Operasi Vektor  Vektor-vektor dapat ditempatkan pada sistem koordinat 2 dimensi (dengan sumbu x,y) dan sistem koordinat 3 dimensi (dengan sumbu x, y, dan z)  Vektor a dapat diuraikan ay a θ x ax menjadi: ax dan ay = √ax 2 ay 2 |a| ax ay + = a cos θ = a sin θ
  • 17. Vektor Satuan  Definisi: suatu vektor yang memiliki magnitudo tepat 1 dan tujuannya untuk menentukan arah tertentu.  Vektor  Vektor  Vektor searah searah searah sumbu sumbu sumbu az k bz k x y z dilabeli dilabeli dilabeli î ĵ k Disebut sistem koordinat tangan kanan a = axî + ayĵ + b = bxî + byĵ +
  • 18. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Satuan Diketahui vektor a = axî + ayĵ + az b = bxî + byĵ + bz a dan b: k k Penjumlahan dan pengurangan dituliskan sbb: a + b = (ax+bx)î + (ay + by)ĵ + (az vektor tersebut dapat + bz)k Magnitudo vektor a (|a|) : |a| = √ax 2 + ay 2 2 + az Sudut yang dibentuk oleh vektor a: θ = tan -1 ay ax
  • 19.  Sumbu-sumbu koordinat dapat berubah posisinya, misalnya sebesar α.  Perhitungan operasi vektor tetap dilakukan dengan persamaan-persamaan yang sudah ada, namun dengan memperhatikan perubahan sudut α. y θ’ α x 2 2 2 2 |a| = √a + a = √a’ + a’ x y x y θ = θ’ + α
  • 20. Perkalian Vektor 1. Perkalian vektor dengan Vektor (a) . skalar (s) = |a| . s skalar Menghasilkan perkalian skalar (dot) 2. Perkalian vektor dengan vektor Menghasilkan perkalian vektor (cross) Perkalian Vektor (Cross) a x b = ab sin φ byaz)î + (azbx- bzax)ĵ + (axby - bxay)k î xî = ĵ x ĵ = k x k = 0 Perkalian Skalar (Dot) a . b = ab cos φ a.b = (axî + ayĵ + azk) . (bxî + byĵ + bzk) î .î = ĵ.ĵ = k.k = 1 î . ĵ = ĵ . k = k . î = 0 axb = (aybz - î x ĵ = k; ĵ x k = î; k x î = ĵ ĵ x î = -k; k x ĵ = -î; î x k = -ĵ a.b = axbx + ayby + azbz a.b = axbx + ayby + azbz a . b = b . a a x b = - b x a
  • 21. Soal-Soal Bab Vektor Berdasarkan eksperimen, semut gurun Sahara bergerak dalam sistem koordinat. Pada saat ia ingin kembali kesarangnya, ia menjumlahkan perpindahannya dalam vektor yang mengarah langsung ke sarangnya. Perpindahan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini dengan d1=d2=d3=d4=d5= 6 cm. Berapa magnitudo vektor d net yang juga merupakan vektor perpindahan dari posisi akhir semut ke sarang? y Posisi akhir 1. Posisi akhir dnet d3 120° d4 150° d2 30° d1 d5 x 30° Sarang Sarang Berapa sudut yang dibentuk Jika a = 3î – 4ĵ dan b = -2î + antara a = 3,0î – 4,0ĵ dan b = -2,0î + 3,0 k? 2. 3. 3k, maka berapakah c = a x b?
  • 23.  Kinematika  cabang ilmu mekanika yang mempelajari gerak (tanpa meninjau penyebabnya).  Dinamika  cabang ilmu mekanika yang mempelajari gerak dengan memperhatikan aspek-aspek dan sebab-sebab dari gerakan.
  • 24. Posisi dan Perpindahan  Menentukan posisi  dengan vektor posisi  Vektor posisi dapat dinyatakan sebagai: r = r(t)  fungsi waktu  Dalam vektor satuan: r = xî + yĵ + zk Δr Δr = = rB – rA (x2 – x1)î + (y2 – y1)ĵ + (z2 – z1)k y Δr rA rB 0 x
  • 25. Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat  Kecepatan: laju perubahan/perpindahan posisi partikel terhadap waktu. Kecepatan rata-rata didefinisikan: vr = Δr = rB – rA Δt tB – tA limitnya jika interval waktu (Δt) saat itu. Kecepatan sesaat didefinisikan:  Kecepatan sesaat: vr mendekati diperpendek mendekati 0 pada v = lim Δr = dr Δt dt v = d (xî + yĵ + zk) dy ĵ dt + dz k = vx î + vy ĵ + vzk = dx î dt = dy dt + dt dt vx = dx v y vz = dz k dt dt
  • 26. Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat  Kecepatan: laju perubahan/perpindahan posisi partikel terhadap waktu. Kecepatan rata-rata didefinisikan: vr = Δr = rB – rA Δt tB – tA limitnya jika interval waktu (Δt) saat itu. Kecepatan sesaat didefinisikan:  Kecepatan sesaat: vr mendekati diperpendek mendekati 0 pada v = lim Δr = dr ∆t 0 Δt dt v = d (xî + yĵ + zk) dy ĵ dt + dz k = vx î + vy ĵ + vzk = dx î dt = dy dt + dt dt vx = dx v y vz = d z dt dt
  • 27. Percepatan Rata-rata dan Percepatan Sesaat  Percepatan rata-rata: perubahan kecapatan dalam interval waktu Δ t. ar = Δv= vB – vA Δt tB – tA jika interval waktu (Δt) Percepatan sesaat didefinisikan:  Percepatan sesaat: ar mendekati limitnya diperpendek mendekati 0 pada saat itu. a = lim Δv = dv = d2r Δt dt 2 dt a = d (vxî + vyĵ + vzk) = + dvy ĵ dt = dvx ax î + ay ĵ + azk az = dvx = d2z k dv x î + dvz dt = d2y dt k= dt ax = = dvx = d2x dt a y dt dt dt dt dt
  • 28. Soal- soal Sebuah partikel bergerak dengan persamaan: r (t) = î + 6t2 ĵ + (2t – 3) k, carilah: 1. t3 a. Kecepatan rata-rata dari t = 0  t =2 b. Kecepatan sesaat pada t = 2 c. Percepatan sesaat pada t = 1 Sebuah partikel bergerak dalam sumbu x = -0,31t2 + 7,2t + 28 y= 0,22t2 - 9,1t + 30 , carilah: koordin at dengan persamaan: 2. a.Vektor posisi partikel (r) pada saat t = 15 s dalam bentuk vektor satuan, dan besar magnitudo dan sudutnya? b.Vektor kecepatan (v) partikel pada saat t = 15 s dalam bentuk vektor satuan, dan besar magnitudo dan sudutnya? c.Vektor percepatan partikel (a) pada saat t = 15 s dalam bentuk vektor satuan, dan besar magnitudo dan sudutnya?
  • 29. Gerak Lurus Beraturan  Gerak partikel dengan kecepatan konstan dinamakan: Gerak Lurus Beraturan (GLB). Gerak partikel dala m 1dimens i.  Kecepatan konstan  percepatan nol.  Vektor posisi: r (t) dr = v dt = x (t) = x(t)î t fv dt rt fdr ro  v = dr dt = 0 r rt v r(t) – r(0) = v.t r(t) = v.t + r(0) vo ro t t
  • 30. Gerak Lurus Berubah Beraturan  Gerak dengan percepatan konstan yang selalu segaris dengan lintasann ya (GLBB). dinamakan gerak luru s berub ah r beratur an rt t = afdt 0 vt  a = dv  fdv vo dt ro vt – v0 = a.t  vt = v0 + a.t t rt – r0 = f(v0 t + a.t) dt 0 v a vt rt – r0 =v0.t+ ½.a.t2 rt =v0.t+ ½.a.t2 + r0 a o a t vo t t
  • 31. Pengembangan Rumus GLBB Persamaan vt = v0 + a.t dan rt – r0 =v0.t+ ½.a.t2 terdiri dari 4 kuantitas. Kedua persamaan ini dapat digabungkan menghasilkan tiga persamaan tambahan, yaitu: untu k  t tidak diketahui v 2 = v0 2 + 2a(rt – r0) rt – r0 = ½ (v0 + v).t  a tidak diketahui  v0 tidak diketahui rt – r0 = vt – ½ a.t2 Kasus percepatan jatuh bebas dapat dilihat pada saat kit a melempar objek ke bawah atau ke atas, yang besarnya diwakili oleh g (percepatan gravitasi) yang besarnya (atau magnitudonya) adalah 9,8 2
  • 32. Soal-soal 1. Sebuah partikel bergerak lurus dengan persamaan: x(t) =2t3 + 5t2 -4t -7 (satuan dalam SI). Hitunglah: a. Kecepatan rata-rata pada saat t=0  t=5 b. Kecepatan pada t = 3 c. Percepatan pada t = 2 2. Sebuah benda yang dapat dianggap partikel terhadap bum i dilepaskan pada ketinggian 25 m di atas permukaan bui, sehingga jatuh dengan bebas. Jika g=9,8 m/s2, hitunglah: a.Waktu yang diperlukan untuk sampai di tanah b. Kecepatan benda ketika
  • 33. Kombinasi Gerak Tinjauan pada gerak dua dimensi (arah x dan y). Contoh: gerak peluru. Peluru mengalami gerak dengan percepatan konstan arah vertikal dan tidak mengalami percepatan arah horisontal. Pergerakan ke arah vertikan memiliki kecepatan awal v0 tapi percepatannya selalu percepatan jatuh bebas g. Gerak partikel ini juga dinamakan gerak proyektil. Sebuah partikel bergerak dari titik koordinat awal (0,0) dengan kecepatan awal v0 yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x mengalami percepatan gravitasi sebesar –r. Kecepatan awal partikel dapat diuraikan menjadi komponen x dan y:   
  • 34. Analisis Gerak Proyektil  Arah horizontal Percepatan = 0, vx tidak berubah. x – x0 = v0x.t x – x0 = (v0cos θ).t  Arah vertikal Mengalami gerak jatuh bebas dengan y – y0 = v0y.t – ½.g.t2 y – y0 = (v0sin θ).t – ½.g.t2 percepat an konstan g. Dengan cara yang sama dengan rumus GLBB, maka diperoleh: vy = v0 sin θ - gt vy2 = (v0 sin θ) 2 - 2g (y – y0)
  • 35.  Dengan eliminasi dan substitusi variabel t pada persamaan arah horisontak dan vertikal, maka diperoleh: y = (tan θ)x – gx2 2(v0 cos θ)2  Jangkauan horisontal (R) yaitu jarak yang peluncuran sampai kembali ke ketinggian awal peluncuran yaitu: R = (v0 cos θ)t ditempuh dari awal yan g sam a deng an (v0sin θ).t – ½.g.t2 = R = 2v0 2. sin θ.cos θ g 0 v0 2 . sin 2θ g =
  • 36. Gerak Melingkar Beraturan  Pengertian: gerak partikel dengan lintasan v a berbentuk lingkaran dengan jari- jari r dan laju konstan.  Partikel mengalami percepatan. Kecepatan yang berupa besaran vektor mengalami perubahan arah.  Percepatan pada GMB disebut percepatan sentripetal (karena mengarah ke pusat kingkaran): a = v2/r Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi lintasan tertutup satu kali: Periode (T) = 2.π.r/v v a a v
  • 37. Pembuktia n Persamaa n vy θ vx GM B y θ y y v v ax θ p a y r a yp x θ x x xp  Kecep atan partikel. (v ) merupak an tange n (garis singgung) terhad ap posi si v = vx î + vy ĵ = (-vsin θ) î + (vcos v = (-vyp/r) î + (vxp/r) ĵ θ)ĵ a = dv/dt = (-v/r . dyp/dt)î + (v/r . dxp/dt)ĵ a = (-v2/r. cos θ)î + (-v2/r. sinθ) ĵ |a| = √ax + ay2 = v2/r √cos2θ + sin2θ = v2/r 2
  • 38. Soal 1. Hitunglah percepatan yang dilakukan sebuah partikel pada laju 2500 km/jam dalam gerak melingkar yang mempunyai jari-jari kelengkungan r = 5,80 km (percepatan dalam m/s2)?
  • 39. Evi Puspitasari, ST, MSc Dinamika Partikel I
  • 40.  Dinamika partikel: gerak dengan memperhatikan aspek- aspek dan sebab-sebab gerak partikel  Penyebab gerak partikel: gaya (dorongan/tarikan terhadap obyek)  Gaya: tindakan terhadap obyek untuk mengubah kecepatannya.
  • 41. Hukum Pertama Newton Hukum Kelembaman Gaya diperlukan untuk membuat benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Benda bergerak dengan kecepatan konstan  dengan dorongan dan tarikan Benda akan terus bergerak dengan kecepatan konstan bila tidak ada gaya yang bekerja padanya. HUKUM PERTAMA NEWTON: Jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda, kecepatan benda tidak akan berubah, atau benda tidak akan mengalami percepatan  Benda diam akan terus diam, jika bergerak maka akan terus bergerak dengan kecepatan yang sama  Gaya dan benda berada dalam kesetimbangan     
  • 42. Gaya Gaya  menyebabkan percepatan Contoh: sebuah benda dengan massa 1 kg ditarik ke kanan sehingga mengalami percepatan 1 m/s2. Benda tersebut mengalami gaya sebesar 1 Newton (disingkat N) Jika ada dua atau lebih gaya bekerja pada sebuah benda  gaya neto/gaya resultan.    Prinsip superposisi gaya: satu gaya yang memiliki  magnitudo dan arah sama pada benda dari gaya resultan memiliki efek yang Hukum Pertama Newton: Jika tidak pada bendo (F=0) maka percepatan yang berarti benda tidak mengalami ada gaya yang bekerja tidak akan berubah, percepatan. 
  • 43. Kerangka Referensi Inersia  Kerangka referensi inersia: kerangka dimana hukum Newton tidak berlaku  Contoh: tanah sebagai kerangka inersia dengan mengabaikan gerakan astronomi bumi (rotasi bumi) Kepingan bola hoki digulirkan di sepanjang lintasan es bermula dari kutub utara. Bola hoki bergerak ke selatan sepanjang garis lurus karena rotasi bumi di kutub utara meluncurkan es yang berada di bawah kepingan bola hoki. Jika dilihat dari permukanaa bumi, dan kita ikut berputar bersama bumi, lintasan keping bola hoki bukan berupa lintasan garis lurus. Dari tanah seperti kepingan itu dibelokkan kebarat (pembelokan 
  • 44. Massa  Massa adalah karakteristik intrinsik benda, yaitu otomatis ada pada benda.  Massa  besaran skalar  Massa  karakteristik yang menghubungkan gaya pada benda dengan percepatan yang dihasilkan  Rasio massa dari dua benda berbanding lurus dengan kebalikan rasio percepatan benda tersebut: mx/mo = ao/ax
  • 45. Hukum Kedua Newton  Hukum kedua Newton: Gaya neto pada benda sebanding dengan hasil  F net = m*a  Pada sumbu  Fx = m.ax  Komponen kali gaya dan percepatannya. koordinat x,y,z Fy = m.ay Fz = m.az percepatan pada sumbu tertentu hanya disebabkan oleh jumlah gaya pada sepanjang sumbu yang sama, tidak disebabkan oleh gaya di sepanjang sumbu yang lain  Gaya dari luar sistem disebut gaya eksternal  Gaya yang bekerja di antara dua benda dalam satu sistem: gaya internal
  • 46. Gaya Gravitasi (Fg)  Fg  gaya yang menarik benda langsung ke pusat Fg = m.g Dengan g adalah percepatan gravitasi Berat (W)  Berat gaya neto yang dibutuhkan untuk mencegah benda mengalami gerak jatuh bebas bumi .  Berat W suatu benda adalah sama dengan magnitudo gaya gravitasi Fg pada benda W = Fg W = m.g Berat benda tidak sama dengan massanya
  • 47. Gaya Normal  Ketika benda menekan suatu permukaan, permukaan akan berubah bentuknya dan mendorong benda dengan gaya normal Fn yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan  Contoh gaya normal:Jika kita berdiri di atas lantai, lantai akan mengalami perubahan bentuk (tertekan,bengkok atau melengkung walaupun sangat sedikit dan tidak terlihat secara kasat mata) dan mendorong anda ke atas. Gaya yang bekerja pada lantai disebut gaya normal (FN)  Asal kata normal berarti tegak lurus, artinya gaya yang bekerja pada lantai tegak lurus terhadap lantai. FN – Fg = m.a  Jika benda tidak mengalami percepatan maka: FN = Fg
  • 48. Gesekan  Gaya gesek atau gesekan (f)  gaya yang dapat menahan benda saat benda tersebut meluncur di permukaan.  Arahnya berlawanan dengan gerakan benda Tegangan  Contoh kasus: pada saat sebuah kawat (atau tali, kabel, dll) menarik benda, maka kawat menarik benda dengan gaya T yang arahnya menjauhi benda dan diarahkan sepanjang kawat. Gaya ini disebut gaya tegangan (tension force)  kawat berada dalam keadaan tegang (sedang ditarik menegang)
  • 49. Hukum Ketiga Newton  Hukum ketiga Newton: Ketika dua benda berinteraksi, gaya pada kedua benda yang berasal dari satu sama selalu sama magnitudonya dan berlawanan arah lain FB C FC B FBC = FCB  Ketiga dua benda berinteraksi, pasangan gaya dari ketiga Newton ini akan selalu ada. huku m 
  • 50. Soal-Soal 1. Diketahui mengala mi mengala mi mengala mi mengala mi massa benda m = 0,20 kg. Benda tersebut 3 kondisi dimana kondisi pertama benda gay a gay a gay a sebesar F1 (4 N), kondisi kedua benda F1 dan F2 (2 N) dan kondisi ketiga benda F2 dan F3 (1 N) pada sudut 30o. Berapa percepatan masing-masing kondisi?
  • 51. 2. Sebuah benda mengalami gaya tarik FA sebesar 220 N, Fc sebesar 170 N seperti pada gambar. Benda tetap diam meskipu n FB? mengala mi gay a tarik. Berapakah magnitud o gay a Bend a
  • 52.  FA cos 47 – Fc cos φ = m.a  Benda dalam keadaan diam: a=0 FA cos 47 – Fc cos φ = m.0 FA cos 47 = Fc cos φ 220 cos47 = 170 cos φ Cos φ = (220 cos47)/170 φ=cos 0,8826 φ = 28° -1
  • 53. 3. Sebuah balok S (balok yang meluncur) dengan massa M = 3,3 kg. Balok bebas bergerak sepanjang lintasan horizontal tanpa gesekan dan terhubung dengan tali yang membelit katrol tanpa gesekan, ke balok kedua H (balok yang menggantung), dengan massa 2,1 kg.T ali dan katrol memiliki massa yang dapat diabaikan dibandingkan massa balok. Balok H yang menggantung jatuh saat balok S meluncur dengan percepatan ke kanan. Carilah (a) percepatan balok S, (b) percepatan balok H, dan (c) tegangan pada tali
  • 54. 4. Sebuah balok B bermassa M = 15 kg digantung dengan tali dari sebuah simpul K yang bermassa mk, yang menggantung pada langit-langit dengan menggunakan dua tali yang lain.T ali memiliki massa yang dapat diabaikan dan gaya grafitasi pada simpul k diabaikan. Berapa magnitudo tegangan pada ketiga tali (T1,T2,T3)?
  • 55. 5. Sebuah tali menahan 15 kg balok yang diam di atas bidang tanpa gesekan yang memiliki kemiringan θ = 27o. Berapakah magnitudo gaya T pada balok dari tali dan berapa gaya normal FN pada balok dari bidang tanpa gesekan?
  • 56. 6. Sebuah gaya horisontal konstan Fapp sebesar 20 N diberikan pada balokA bermassa mA = 4 kg dan mendorong balok B yang bermassa mB = 6 kg. Gaya gesekan diabaikan a. Berapa percepatan balok-balok tersebut? b. Berapa gaya horizontal FBA pada balok B dari balokA x
  • 58. Gaya Gesek  T erdiri dari: 1. Gaya gesek statis: gaya gesek yang bekerja pada benda, tapi benda tetap diam (fs) 2. Gaya gesek kinetik: gaya gesek yang bekerja pada benda pada saat benda bergerak (fk)  fk biasanya < fs  Sifat-sifat gesekan: 1. Jika benda tidak bergerak, maka gaya gesek statis fs dan F yang sejajar dengan permukaan memiliki magnitudo yang sama dan seimbang satu sama lain, tapi arahnya berlawanan = µsFN 2. Magnitudo fs memiliki nilai maksimum µs: Koefisien gesek statis fs,mak s 3. Jika benda bergeser disepanjang permukaan, magnitudo gaya gesek berkurang dengan cepat sampai nilai fk = µkFN µk: Koefisien gesek kinetik
  • 59. Gaya Hambat dan Laju Terminal Fluida: segala sesuatu yang mengalir  gas atau cairan Ketika ada kecepatan relatif antara fluida dengan benda, benda akan mengalami gaya hambat D   D melawan gerakan relatif dan arahnya D = ½ C.ρ.A.v2 C: koefisien hambat (dari eksperimen  0,4 ρ: densitas udara (massa/volume) A: luas penampang benda v: kecepatan D – Fg = ma sesu ai ara h fluid a  – 1) Laju terminal: laju konstan ketika benda jatuh cukup jauh,  D = Fg. 2.Fg v = t C.ρ.A
  • 60. Gaya Sentripetal  Pada GMB: gerak melaju konstan tapi mengalami percepata n percepata n ke arah pusat lingkaran yang disebut sentripetal yaitu: v2 a = R Percepata n ini disebabkan adanya gaya yang mengarah ke pusat lingkaran, disebut gaya sentripetal.  Gaya sentripetal memberikan percepatan pada benda dengan mengubah arah kecepatan benda tanpa mengubah laju benda v2 F = m R 
  • 61. Soal-Soal Kereta luncur dengan massa m= 75 kg ditarik sepanang permukaan horizontal dengan kecepatan konstan. Koefisien gesek kinetik µk = 0,1 dan sudut φ = 42°. Berapa magnitudo gayaT pada tali? 1.
  • 62. Sebuah partikel berbentuk bulat dengan jari-jari R= 1,5 mm jatuh pada ketinggian h = 1200 m di atas permukaan tanah. Koefisien hambat C partikel = 0,6. Densitas 1. partikel ρp = 1000 kg/m3, dan densitas udara ρu kg/m3. Berapa laju terminal partikel tersebut? = 1,2 2.Fg v = t C.ρ.A Sebuah benda bergerak dalam lintasan lingkaran R = 520 km dan laju konstan 7,6 km/s. Berapa percepatannya? denga n 2.
  • 64. ENERGI KINETIK DAN USAHA Page 2
  • 65. Definisi • Energi adalah besaran skalar yang dihubungkan dengan kondisi (atau keadaan) satu atau banyak objek. Energi adalah suatu besaran yang dapat dihubungkan dengan sistem dari satu atau banyak objek. Hukum kekekalan energi: Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, tetapi jumlah total selalu sama. Page 3 • •
  • 66. Energi Kinetik • Adalah energi yang berhubungan dengan pergerakan. Rumus: Ek = ½ mv2 Satuan SI: Joule (1J = 1 kg/m2/s2) Contoh Soal: Dua buah objek berada pada jarak 6,4 km. • • • Dua objek itu bertabrakan dengan percepatan konstan 0,26 m/s2. Berat masing-masing objek 1,2x106 N. Berapa total energi kinetik kedua objek sesaat sebelum bertabrakan? Page 4
  • 67. Page 5 Usaha • Usaha W adalah energi yang dipindahkan ke atau dari sebuah objek karena adanya gaya yang bekerja pada objek tersebut. Energi yang dipindahkan ke objek adalah usaha positif dan energi yang dipindahkan dari benda adalah usaha negatif. • Rumus: W = Fx.d W = F.dcos θ  satuan W = Joule • Dimana: Fx adalah gaya sepanjang sumbu x dan d adalah perpindahan • Untuk menghitung usaha yang dilakukan sebuah gaya terhadap objek ketika melakukan perpindahan, kita hanya menggunakan komponen gaya sepanjang perpindahan tersebut, Komponen gaya yang tegak lurus terhadap perpindahan menghasilkan usaha nol • Gaya menghasilkan usaha positif jika gaya memiliki komponen vektor dalam arah yang sama dengan perpindahannya, dan menghasilkan usaha negatif jika arahnya berlawanan. Usahanya nol jika tidak ada komponen vektornya. • W = EKf – EKi • Dimana: EKf: energi kinetik setelah diberi usaha neto EKi: energi kinetik sebelum diberi usaha neto
  • 68. Contoh Soal Benda dengan massa 225 kg awalnya diam berpindah dengan jarak d= 8,5 m. Gaya yang bekerja pada benda yaitu F1 sebesar 12 N mengarah ke bawah dengan sudut 30° dan F2 sebesar 10 N mengarah ke atas dengan sudut 40°. a) Berapa usaha yang dilakukan? b) Berapa usaha Wg oleh gaya gravitasi Fg dan usaha WN oleh gaya normal FN? Page 6
  • 69. Usaha Wg = mgd cos θ oleh Gaya Gravitasi • • Usaha yang bekerja pada pengangkatan dan penurunan objek: ∆K = W = Contoh Soal: EKf EKi – = Wa – (-Wg) = Wa + Wg Sebuah peti 15 kg ditarik melalui kabel sejauh d=5,7 m di tanpa gesekan dengan ketinggian h = 2,5 m. atas bidang miring a) b) Berapa Berapa usaha Wg oleh gaya gravitasi Fg? usaha WT oleh gaya T dari kabel saat naik? h Page 7
  • 70. Usaha Oleh Gaya Pegas • Hukum hooke: Fx = -kx. Dimana: k = konstanta pegas. x= perpindahan (positif jika pegas diregangkan ke arah kanan pada sumbu x) dan negatif jika mengarah kekiri (mampat kekiri) Jika sebuah objek diikatkan pada ujung bebas pegas, usaha Ws yang dilakukan pada objek • oleh gaya pegas ketika objek dipindahkan posisi awal xi ke posisi akhir xf adalah: Ws = ½ kxi 2 – ½ kxf 2 Jika xi = 0 dan xf = x. Maka: Ws = -½ kx2 dari • Page 8
  • 71. Contoh Soal Sebuah benda bermassa m=0,4 kg meluncur di atas meja tanpa gesekan dengan laju v = 0,5 m/s. Benda tersebut melaju terus dan menekan pegas dengan konstanta pegas k = 750 N/m. Berapa jauh d pegas tertekan? Page 9
  • 72. Usaha yang Dilakukan Oleh Gaya yang Berubah-ubah • Jika gaya F pada objek-seperti partikel tergantung pada posisi objek, usaha yang dilakukan oleh F pada objek ketika berpindah dari posisi awal ri dengan koordinat (xi, yi, zi) ke posisi akhir rf dengan koordinat (xf, yf, zf) harus ditentukan oleh integrasi gaya. • Jika kita asumsikan komponen Fx bekerja pada x, komponen Fy bekerja pada y, dan komponen Fz bekerja pada z, maka: x f y f z f ∫x ∫y ∫z W = Fx dx + Fy dy + Fz dz i i i Jika Fx hanya memiliki komponen x maka: x f ∫x W = Fx dx i Page 10 •
  • 73. Contoh Soal 1. Sebuah gaya bekerja pada suatu benda berubah-ubah seperti terlihat dilakukan? 12 8 pada grafik. Berapakah total usaha yang 12 7 6 Gaya F = (3x2N)î + (4N)ĵ, 2. dengan x dalam meter, bekerja pada partikel. Berapa usaha yang dilakukan pada partikel selama partikel bergerak dari koordinat (2m, 3m) ke (3m, 0m)? Page 11
  • 74. Daya Daya akibat gaya adalah laju pada saat gaya itu melakukan usaha terhadap objek. • • Jika gaya melakukan usaha W dalam interval waktu ∆t, maka daya W ∆t rata-rata : = Pavg Daya sesaat adalah laju dW sesaat dari usaha yang dilakukan: P = dt Jika arah gaya F adalah pada sudut θ terhadap pergerakan objek, maka daya sesaat adalah: P = Fv cos θ = F. v Satuan daya P: Watt (J/s) Page 12 • •
  • 75. Contoh Soal Gaya F1 dan F2 bekerja pada sebuah balok sehingga balok meluncur ke kanan tanpa gesekan. F1 = 2 N, F2 = 4 N bersudut 60° ke atas terhadap lantai. Laju balok v = 3m/s. Berapa daya akibat masing-masing daya (P1 dan P2) dan berapa daya netonya(Pnet)? Page 13
  • 77. Page 15 Gaya Konservatif • Sebuah gaya disebut gaya konservatif jika usaha net yang dilakukan gaya pada sebuah partikel yang bergerak mengitari jalur tertutup, dari titik awal dan lalu berhenti ke titik semula adalah nol (∆W = 0). Pada gaya konservatif: usaha tidak bergantung pada lintasan (jarak) partikel yang bergerak di antara dua titik. Contoh gaya konservatif: gaya gravitasi, gaya pegas Gaya nonkonservatif: gaya gesek kinetik, gaya hambat Contoh Soal: Sebuah balok dengan massa 2 kg melluncur di atas lintasan tanpa gesekan dari titik a ke titik b. Lintasan yang ditempuh sepanjang 2 m, jarak vertikal net = 0,8 m. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada balok selama meluncur? • • • • Untuk mempermudah hitungan dipakai lintasan (b) W = Wv + Wh Wh = mgd cos θ = mgd cos 90° = 0 Wv = mgd cos θ = 2kg*9,8 m/s2*0,8m = 15,7 J W = Wv + Wh = 0 + 15,7 J = 15,7 J ≈ 16 J
  • 78. Energi Potensial • Energi potensial adalah energi dimana gaya konservatif bekerja. Gaya konservatif melakukan kerja sebesar W pada sebuah partikel dalam sistem, maka perubahan energi potensial ∆U sistem: ∆U = -W • • Jika partikel bergerak dari titik xi ke titik xf, maka perubahan energi potensialnya : x f ∆U = − ∫ F (x)dx x • Page 16 i
  • 79. Energi Potensial Gravitasi • Adalah energi potensial yang terkait dengan sistem yang terdiri dari bumi dan partikel di dekatnya. Jika partikel bergerak dari ketinggian yi ke yf, maka perubahan energi potensial gravitasi adalah: ∆U = mg(yi – yf) = mg∆y Jika titik acuan yi = 0dan energi potensial sistem Ui = 0, maka energi potensial gravitasi (U) saat partikel berada pada y berapapun: U(y)=mgy • • • Contoh soal: Seekor kukang bermasa 2 kg bergelantungan setinggi 5 m diatas tanah (a) berapakah energi potensial gravitasi U dengan titik acuan y=0 berada di: 1. tepat di permukaan tanah: U = mgy =2*9,8*5 = 98 J 2. Sebuah balkon setinggi 3 m diatas permukaan tanah: U = mgy = 2*9,8*2 = 39 J 3. Di dahan: U = mgy = mg (0) = 0 J 4. 1 m di atas dahan? U = mgy = 2*9,8*(-1) = -19,6 J (b) Kakung tersebut jatuh ke tanah. Untuk masing-masing pilihan titik acuan, berapakah perubahan energi potensial ∆U sistem kukang-bumi akibat jatuhnya kukang tersebut? Page 17 ∆U = mg∆y = 2*9,8*-5 = -98 J
  • 80. Energi Potensial Elastis • Adalah energi yang berhubungan dengan keadaan tertakan atau teregangnya sebuah objek elastis. Untuk pegas dengan F = - kx, ketika salah satu ujung bebasnya memiliki perpindahan x, energi potensial elastisnya : U(x) = ½ kx2 Konfigurasi acuan adalah pada saat pegas tersebut dalam keadaan setimbang, yaitu pada saat x = 0 dan U = 0 • • Page 18
  • 81. Energi Mekanik • Energi mekanik (Emek) adalah jumlah energi kinetik K dan energi potensial U Emek = K + U • Sebuah sistem terisolasi jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem yang menyebabkan perubahan energi. Jika hanya gaya konservatif yang melakukan kerja dalam sistem terisolasi, E mek tidak bisa berubah. Prinsip konservasi energi mekanik: K2 + U2 = K1 + U1 2 dan 1 (subskrip) mengacu saat yang berbeda selama proses transfer energi berlangsung. Atau: • • • • • ∆Emek = ∆K + ∆U = 0 Contoh soal: sebuah benda meluncur dari ketinggian 8,5 (tanpa gesekan). Samapi kedasar tanah.Tentukan laju benda (v)! Jawab: Pada saat ketinggian 8,5 m berlaku Emek,t Emek,b Emek,t Kb + Ub = Kt + Ut ½ mvb + mgyb = ½ mvt + mgyt Emek,b, pada saat sampai di dasar tanah berlaku = 2 2 2 2 Vb = vt +2g(yt-yb)  vt = 0 dan yt – yb = h Vb = √2gh = √2*9,8*8,5 = 13m/s Page 19
  • 82. Kurva Energi Potensial • Jika diketahui fungsi energi potensial U(x) dengan F(x), maka: F(x) = dU(x)/dx Jika U(x) diberikan pada grafik, maka pada nilai x gaya • • berapapun, gaya F(x) adalah negatif dari kemiringan kurva, dan energi kinetik: K(x) = Emek – U(x) Titik balik adalah titik dimana partikel membalik geraknya (K=0) Partikel berada pada keseimbangan jika titik-titik dimana kemiringan kurva U(x) adalah nol (F(x) = 0) • • • Page 20
  • 83. Usaha oleh Gaya Luar • Usaha W adalah energi yang ditransfer ke atau dari sistem oleh sebuah gaya eksternal. Bila ada lebih dari satu gaya pada sistem, maka usaha net = besar energi. Ketika gesekan tidak ada, usaha dan perubahan energi mekanik: • • W = E Ketika = ∆K + ∆U mek • gaya gesek kinetik bekerja, maka energi termal Eth berubah. Usaha: W = E + ∆Eth mek ∆Eth = fkd Page 21
  • 84. Kekekalan Energi • Energi hanya dapat berubah namun jumlahnya tetap sama. W = ∆E = ∆Emek + ∆Eth + ∆Eint • • • • • Jika sistem terisolasi (W = 0) maka ∆Emek Emek2 + ∆Eth ∆Eint + = 0 - ∆Eth ∆Eint = Emek 1 - 1,2  waktu yang berbeda Page 22
  • 85. Daya • Daya disebabkan oleh sebuah gaya adalah sebuah laju (rate) dimana gaya itu mentransfer energi. Jika jumlah ∆E energi maka daya rata-rata: Pavg = ∆E/∆t Daya sesaat: P = dE/dt waktu ∆t • dan jumlah • Page 23
  • 86. Pusat Massa dan Momentum Linier
  • 87. Pusat Massa  Pusat massa adalah titik yang bergerak seolah- olah: Semu a Semu a massa sistem terkonsentrasi di titik tersebut 1. gaya dari luarterterapkan sama m1x1 +m2 x2 2. = xtpm m1 + m2 Jika ada n partikel dengan masa total semua partikel = M, maka: n ∑ i=1 1 = xtpm mi xi M
  • 88. Partikel dalam 3 Dimen si  Jika partikel terdistribusi dalam area 3 dimensi, maka pusat massa koordinat: ditentuka n dalam3 siste m n ∑mi xi i=1 n 1 = xtpm M 1 ∑mi = ytpm yi M 1 i=1 n ∑mi zi i=1 = ztpm M
  • 89. Contoh Soal 1. Tentukan pusat massa 3 partikel bermassa m1= 1,2 kg, m2 = 2,5 kg, dan m3 = 3,4 kg, dimana partikel denga n tersebu t panjan g membentuk segitiga sama sisi sisi a= 140 cm. 2 2,5 140 0 3 3,4 70 120 Partikel Massa X Y 1 1,2 0 0
  • 90. Hukum Kedua Newton untuk Sistem Partikel  Hukum Newton untuk gerak pusat massa dari sistem partikel:   = Fnet Matpm Fne t : gaya total dari gaya eksternal keseluruhan yang bekerja pada sistem : masa total sistem M atpm: percepatan pusat massa sistem F
  • 91. Contoh Soal 2. Tiga partikel dalam keadaan diam. Masing- masing mengalami gaya eksternal karena benda- benda diluar sistem. F1 = 6N, F2= 12 N, F3 = 14 N. Berapakah percepatan pusat massa sistem dan ke mana arah partikel bergerak?
  • 92. Momentum Linier  Definisi: suatu besaran vektor p yang didefinisikan p  = mv  sebagai : dimana m: massa partikel dan v: kecepatan  Laju perubahan momentum partikel adalah sama dengan gaya total yang bekerja pada partikel dan  berada di arah gaya tersebut: dp  = Fnet dt
  • 93. Momentum Linier pada Sistem Partikel  Sistem memiliki momentum linier total p, yang didefinisikan sebagai jumlah vektor momentum linier      secara individu: P = p1 + p2 + p3 + ..... + pn      P = m1v1 + m2v2 + m3v3 + ... + mnvn suatu partikel = hasil kali total  Momentum linier massa M dengan kecepatan pusat massa:  P = Mvtpm Hukum kedua Newton untuk sistem partikel:   dP dt F = net 
  • 94. Tumbukan dan Impul s  Teorema momentum pf − pi = ∆p = J linier- impuls:     Dimana ∆p adalah perubahan momentum linie r benda, dan J adalah impuls akibat gaya F(t) yang diberika n oleh benda lain dalam sebuah tumbukan: t f   ∫ J = F(t)dt ti  Jika Favg adalah rata-rata F(t) dan ∆t adalah lamanya tumbukan, maka untuk gerak 1 dimensi: J = Favg ∆t
  • 95. Serangkaian Tumbukan Ketika sekumpulan benda, yang masing-masing bermassa m  dan memiliki laju v, bertumbukan dengan benda lain posisinya teteap diam, gaya rata-rata: yang − n ∆p = − n m∆v F = avg ∆t ∆t Dimana n/∆t adalah laju sekumpulan benda yang bertumbukan dengan benda diam, dan ∆v adalah perubahan kecepatan dari tiap benda ∆m ∆t = − ∆v Favg Dimana m/∆t adalah laju dimana massa bertumbukan dengan benda diam. ∆v=-v jika benda berhenti saat bertumbukan ∆v=-2v jika benda memantul setelah   
  • 96. Contoh Soal 3. Sebuah mobil menabrak tembok. Tepat sebelum tabrakan vi= 70m/s sepanjang garis lurus sebesar 30° dari dinding. Sesaat setelah tabrakan ia bergerak dengan kecepatan vf= 50 m/s sepanjang garis lurus pada 10° dari dinding. Massa mobil 80 kg. (a) berapakah impuls J ? (b) Jika tabrakan berlangsung selama 14ms, berapa gaya rata-rata pengemudi selama tabrakan?
  • 97. Konservasi Momentum Linier  Jika sebuah sistem terisolasi sehingga tidak ada gaya eksternal total yang bekerjapada siste m, maka :  = konstan P Atau :   = Pf Pi Diman a subskrip i dan f mengacu pada nilai P waktu akhir. pada waktu awal dan  
  • 98. Contoh Soal 4. Sebuah kotak dengan massa m=6kg meluncur dengan laju v=4 m/s di lantai tanpa gesekan dalam arah sumbu x positif. Kotak meledak menjadi 2 bagian. Salah satu pecahan massanya 2 kg bergerak ke arah positif sumbu x dengan kecepatan 8 m/s. Berapakah kecepatan dati pecahan kedua?
  • 99. Tumbukan Tak Elastis dalam Satu Dimensi  Dalam tumbukan tak elastis 2 buah benda: energi kinetik sistem tidak terkonversi  Jika sistem tertutup/terisolasi, momentum linier harus te rkonve r si   + = + p2 p1i p2i p1 f f Jika benda merupaka n bergerak dalam sumbu tunggal, tumbukan tumbukan satu dimensi + = + m2v2 m1v1i m2v2i m1v1 f f Jika benda-benda tersebut tetap menempel, tumbukan tersebut kita namakan tumbukan tak elastis sempurna dan  
  • 100. Gerak Pusat Massa  Pada sistem tertutup dan terisolasi dari dua benda yang bertumbukan tidak terpengaruh oleh tumbukan tersebut.  Kecepatan pusat massa vtpm tidak dapat diubah oleh tumbukan
  • 101. Contoh soal Suatu pendulum terdiri atas sebuah balok kayu dengan massa M=5,4 kg digantungkan pada 2 5. buah tali panjang. g ditembakkan ke tiba-tiba berhenti. Sebuah peluru bermassa m 9,5 balok dengan cepat, kemudian Balok dan peluru mengayun ke atas, pusat massa keduanya naik dengan jarak vertikal 6,3 cm sebelum pendulum berhenti sejenak. Berapa laju peluru sesaat sebelum tumbukan?
  • 102. Tumbukan Elastis dalam Satu Dimensi  Tumbukan elastis adalah suatu tumbukan dimana energi kinetik sistem saat tumbukan terkonservasi.  Jika sistem tertutup atau terisolasi, maka momentum liniernya juga terkonversi.  Pada tumbukan 1 dimensi, benda 2 adalah target, dan benda 1 adalah sebuah proyektil yang sedang mendekat, maka energi kinetik dan momentum m1 −m2 liniernya : = v v 1 f 1i m + m 1 2 2m1 v2 = v1i f m1 + m2
  • 103. Tumbukan dalam Du a Dimen si  Tumbukan 2 dimensi: tumbukan tidak berada pada sepanjang antara dua benda sumbu tunggal  Jika sistem tertutup dan terisolasi, maka berlaku hukum  konser vasi mo mentum: + = + p2 p1i p2i p1 f f Jika tumbukan elasti, konservasi tumbukan: energi kinetik + = + K2 K1i K2i K1 f f 
  • 104.
  • 105.  Gerak  gerak translasi, gerak rotasi ◦ Gerak translasi: benda bergerak sepanjang lintasan lurus atau melengkung ◦ Gerak rotasi: benda berputar pada sumbu  Rotasi dalam kehidupan sehari-hari: roller coaster, pukulan golf, gerak balerina, lemparan bola baseball, dll.  Analisis rotasi  rotasi benda tegar pada sumbu tetap ◦ Benda tegar: benda yang dapat berotasi dengan semua bagiannya terikat bersama tanpa ada perubahan sedikitpun. ◦ Sumbu tetap: rotasi terjadi pada sumbu yang tidak bergerak. Pada gerak rotasi disebut sumbu rotasi
  • 106.  Untuk mendeskripsikan rotasi benda tegar, pada sumbu tetap (sumbu rotasi), kita asumsikan garis acuan diam pada benda, tegak lurus sumbu, ikut berotasi dengan benda.  Posisi sudut θ relatif terhadap arah tetap θ ◦ ◦ = s / r ( rad) s= panjang busur garis lengkung r = jari-jari  360° = 2 π rad = 1 revolusi
  • 107.  Sebuah benda yang berotasi terhadap sumbu rotasi, dapat sudut dari θ1  ∆θ = θ2 - θ1 mengalami perpindahan posisi ke θ2.  Positif jika berlawanan dengan arah jarum jam, negatif untuk rotasi searah jarum jam.  JAM ADALAH NEGATIF
  • 108.  Jika benda berotasi pada posisi θ1 pada saat t1 ke posisi θ2 pada saat t2, maka kecepatan sudut rata-rata: θ −θ ∆θ ωavg 2 1 = = t −t ∆t 2 1 ∆θ ∆t dθ dt Kecepatan sudut sesaat: ω = = lim ∆t→0  ωavg dan ω merupakan vektor, arah vektor mengikuti kaidah tangan kanan  Laju sudut (ω) : magnitudo kecepatan sudut benda 
  • 109. dari ω1 t1,  Jika kecepatan sudut benda berubah ke ω2 dalam interval waktu ∆t = t2 – ω2 −ω1 ∆ω ∆t αavg: percepatan sudut rata-rata α = = avg t −t 2 1 dω dt  Percepatan sudut sesaat benda: α = Persamaan kinematika untuk percepatan ω = ω0 + at sudut konstan: = ω t + 1 αt2 θ −θ 0 0 2 2 ω2 = ω0 + 2α (θ −θ 0 ) θ −θ 0 = (ω0 +ω )t 1 2 = ωt− 1 αt2 2 θ −θ 0 
  • 110. Sebuah titik dalam benda tegar yang berotasi, pada jarak tegak lurus r dari sumbu rotasi, bergerak dalam lingkaran dengan jari-jari r. Jika benda berotasi melalui sudut θ, maka: s = θr     dan θ Dimana s = panjang radian. v = ωr a = αr at = v2/r= ω2/r T = 2πr/v = 2π/ω busur dalam
  • 111. Energi Kinetik K pada benda tegar yang berotasi terhadap sumbu tetap:  ω2 K = ½ I   Dimana I adalah inersia rotasi benda ∑ 2 I = mi ri Untuk sistem partikel diskret untuk benda dengan massa terdistribusi kontinu didefinisikan sebagai: r2 dm ∫ I = r dan ri dalam pernyataan ini menunjukkanjarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke masing-masing elemen massa dalam benda.  
  • 112.  Teorema sumbu sejajar berhubungan dengan inersia rotasi I benda terhadap berbagai sumbu benda yang sejajar sumbu melalui pusat masa: + Mh2  I = Itmp  Disini h adalah jarak tegak lurus antara kedua benda
  • 113. INERSIA ROTASI Stlmeer pej!! (au.u cecm) R <Ii --.uml:u puYt �1d1 Sllrn.NJ t"-1-..d sambe pu!- .lt ,um'bu tegak luJ'll.!. cili'arnJ beroLl!.i di l lh) S,..-mbu/ s� / tloopbm.'Ca>• S-1lta&t berong,ga latl.u c-akrnn reroca.,,.i d l •• Surnbu s.,wioer p!J,1,1 (awu �,ip:i, dengan dlame'lcr pcsar I , mclal.tll tengah bau.11.g l ( d'l (" Sumh, Boll bn"oc._;:,£3 be�icli IJ"le1a1 u i di,m:,er -·
  • 114. Torque adalah gaya putar atau gaya pelintir pada benda terhadap sumbu karena gaya F. Jika F diberika melalui vektor posisi r relatif pada sumbu maka magnitudo torque adalah: τ=rFt = r⊥F = rF sinφ ◦ Ft adalah komponen F tegak lurus r ◦ φ adalah sudut antara F dan r. ◦ r⊥ adalah jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dan perpanjangan garis yang ditarik melalui vektor F. Garis kerja F dan r⊥ disebut lengan momen. r adalah lengan momen Ft τ  satuannya Newton meter (N.m) τ positif  benda berotasi dari keadaan diam ke arah berlawanan arah dengan jarum jam τ negatif benda berotasi dari keadaan diam ke arah searah arah dengan jarum jam       
  • 115. τnet τnet = Iα : tourque total yang bekerja pada partikel   atau benda tegar  α: percepatan sudut
  • 116. θ f θi ∫ τdθ W = dW dt =τω = P Jika τ konstan, maka: W =τ (θ −θi ) f 1 1 2 2 Iω f Iωi = W ∆K = K − Ki = − f 2 2
  • 118. • Kesetimbangan dalam teknik sipil: – Bangunan harus stabil menahan angin – Jembatan harus stabil terhadap gravitasi Pembahasan meliputi: goncangan dan • – – Kesetimbangan dan torsi pada Elastisitas objek tidak tegar benda tegar • Kesetimbangan statis: keadaan dimana sebuah benda tegar dalam keadaan diam
  • 119. Kesetimbangan Statis Gerak translasi oleh hukum II Newton dalam bentuk momentum linier: –  –  Benda dalam kesetimbangF an = trd aP nslasi: Fnet = 0 net  Jumlah vektor semua gaya eksted rn t al yang bekerja pada benda harus nol Benda dalam kesetimbangan rotasi: τnet = 0  Jumlah vektor semua torsi eksternal diukur dari titik manapun harus nol –
  • 120. Syarat Kesetimbangan Statis Jika semua gaya terletak pada bidang datar xy, maka persamaan vektor untuk gaya (F): • Fnet,x = 0 dan Fnet,y = 0 (kesetimbangan gaya) • Jika gaya terletak pada bidang datar xy, semua vektor torsi akan paralel terhadap poros z, sehingga: τnet,z = 0 (kesetimbangan torsi)
  • 121. Pusat Gravitasi Gaya gravitasi Fg pada benda bekerja pada titik tunggal yang disebut pusat gravitasi Jika g sama untuk semua benda, maka pusat gravitasi = pusat massa benda • •
  • 122. Contoh Soal Sebuah batang homogen, dengan panjang L dan massa m = 1,8 kg, ditumpu menggunakan dua timbangan. Sebuah balok homogen lainnya dengan massa M = 2,7 kg berada di atas batang, dengan jarak terhadap pusat massanya adalah L/4 dari ujung kiri batang. Berapa gaya yang bekerja pada timbangan (sisi kanan dan sisi kiri)? Sebuah tangga dengan panjang L = 12 dan massa m 45 kg bersandar pada dinding (tanpa gesekan). Ujung tangga bagian atas berada pada ketinggian h 9,3 m dan ujung bawahnya diam (ada gesekan). Pusat massa tangga berada pada L/3 dari ujung tangga bagian bawah. Seseorang menaiki tangga dengan massa M = 72 kg sampai pusat massanya berada pada L/2 dari ujung bawah tangga. Berapa gaya tangga pada dinding dan jalan? 1. 2.
  • 123. Struktur Tak Tentu 3 persamaan kesetimbangan statis: Fx = 0, Fy = 0 dan τz = 0 Jika ada lebih dari 3 persamaan  merupakan kesetimbangan tak tentu Misalnya: pada struktur portal dengan tumpuan jepit di kaki-kakinya • • •
  • 124. Elastisitas 3 modul elastis digunakan untuk menggambarkan elastis (deformasi) objek ketika objek tersebut merespons gaya yang bekerja padanya. Regangan: perubahan fraksi panjang Tegangan: gaya per unit area Hubungan regangan, tegangan dan modulus: tegangan = modulus x regangan • • • •
  • 125. Tensi dan Kompresi Sebuah objek dibawah tensi atau kompresi dapat digambarkan dengan persamaan: • ∆L L F A = E Dimana: – – – – ∆L/L: regangan tensil atau kompresi objek F: gaya (tegak lurus A) A: luas penampang E = modulus Young •
  • 126. Pergeseran (Shearing) • Ketika objek berada di pergeseran, maka: bawah tekanan ∆x L F A = G Dimana: – ∆x/L: tegangan pergeseran objek – ∆x: perpindahan salah satu ujung objek searah gaya F – G: modulus geser objek •
  • 127. Tegangan Hidrolik Ketika benda mengalami tegangan hidrolik • karena tegangan yang diberikan sekelilingnya, maka: oleh cairan di ∆V V p = B Dimana – P: tekanan (tegangan hidrolik) – ∆V/V: perubahan volume objek – B: modulus bulk •
  • 128. Contoh Soal Sebuah batang baja memiliki jari-jari R = 9,5 mm dan panjang L = 81 cm. Sebuah gaya F 62 kN bekerja pada batang. Berapa tegangan pada batang baja dan pemanjangan serta regangan batang baja tersebut? Sebuah meja memiliki 3 kaki yang panjangnya 1 m dan kaki ke empat lebih panjang 0,5mm sehingga meja sedikit bergoyang. Sebuah silinder baja M = 290 kg ditempatkan di atas meja (masa meja < masa baja M) sehingga 4 kaki tertekan tapi tidak roboh sehingga meja rata dan tidak bergoyang. Kaki meja merupakan silinder kayu dengan luas 3. 4. penampang A = 1 cm2. E = 1,3 x 10 10 N/m2. Berapa besar gaya pada kaki dari lantai?
  • 130. Tipe-Tipe Gelombang Gelombang mekanik Gelombang yang membutuhkan medium bermaterial untuk merambat. Ada 2 jenis: gelombang transversal (getaran tegak lurus dengan arah rambatnya) dan gelombang longitudinal (getaran yang sejajar dengan arah rambatnya) Contoh: gelombang suara, gelombang riak air, getaran seismik. Gelombang elektromagnetik Gelombang yang tidak membutuhkan medium bahan untuk dapat ada Contoh: cahaya tampak, gelombang televisi, gelombang radio, sinar X, gelombang-gelombang radar, dll Gelombeng materi 1. 2. 3.
  • 131. Gelombang Bunyi  Adalah gelombang longitudinal dan mekanik yang dapat merambat melalui zat-zat padat, cair maupun gas.  Laju (v) dari sebuah gelombang bunyi yang merambat melalui zat ρ mediu m deng an modulus Bulk B da n kerapat an adala h: B ρ v =  Pada udara bebas dengan suhu 20°C, laju bunyi adalah 343 m/s
  • 132. Contoh Soal 1. Terdapat penundaan waktu ∆t antara kedatangan bunyi antara telinga terdekat ke sumber dan kedatangan pada lebih jauh. Misalkan D adalah jarak antara kedua maka tentukan pernyataan yang memberikan ∆t telinga yang telinga kita, yang dinyatakan dalam D dan sudut θ antara arah sumber dan arah depan
  • 133. Perambatan Gelombang Bunyi Sebuah gelombang bunyi mengakibatkan terjadinya perpindahan longitudinal s pada sebuah elemen massa di dalam suatu medium dimana: s = smcos(kx-ωt) Diman a:  sm adalah amplitudo perpindahan (perpindahan maksimum) dari keadaan setimbang (ekilibrium)    k = 2π/λ (λ: panjang gelombang bunyi) (f: frekuensi gelombang bunyi)  ω=2 πf Gelombang bunyi menimbulkan perubahan tekanan ∆p di dalam medium, dimana: ∆p = ∆pmsin(kx-ωt) Amplitudo tekanan: ∆pm=(vsρω) sm  
  • 134. Contoh Soal 2.Amplitudo tekanan maksimum ∆pm yang dapat didengar telinga manusia dari suatu bunyi keras berkisar 28 Pa (lebih kecil dari tekanan udara normal 105 Pa). Berapakah amplitudo perpindahan sm suatu bunyi dalam udara dengan kerapatan ρ = 1,21 kg/m3 pada frekuensi 1000 Hz dan laju 343 m/s?
  • 135. Interferensi Gelombang  Gelombang yang memiliki panjang gelombang yang serupa dan merambat melalui titik yang sama disebut berinteferensi fasa φ  Interferensi gelombang bergantung pada diantara kedua gelombang tersebut. selisi h ∆ L λ φ = 2π Dimana: ∆L : perbedaan panjang lintasan (selisih jarak yang dilalui ke2 gelombang dalam merambat hingga mencapai titik pertemuan
  • 136.  Interferensi bersifat konstrukstif terjadi bila : • φ adalah kelipatan bulat dari 2π φ=m(2π), dimana m = 0,1,2,3,..... • ∆L terkait dengan panjang gelombang melalui hubungan: ∆L/λ = 0,1,2,3,....  Interferensi bersifat destruktif (saling meniadakan) bila: • φ=(2m+1)π, untuk m=1,2,3,... • ∆Lterkait dengan panjang gelombang melalui hubungan: ∆L/λ = 0,5; 1,5; 2,5;.....
  • 137. Contoh Soal 3. Dua sumber titik: s1 dan s2 yang sefasa dipisahkan sejauh D = 1,5 λ, memancarkan gelombang bunyi identik dengan panjang gelombang λ. a. Berapakah perbedaan panjang lintasan gelombang dari S 1 dan S2 pada titik P yang terletak tegak lurus pada titik tengah garis D pada sumber yang berjarak lebih besar dari D?Tipe apakah interferensi yang terjadi di P1? b. Berapakah perbedaan panjang lintasan dan tipe interferensi pada titik P2?
  • 138. Intensitas Bunyi (I)  Adalah laju rata-rata perpindahan energi persatuan luas akibat perambatan gelombang itu menemb us ata u disepanja ng permuka an P dimaksu d: I = A Dimana : 1 2 P : laju perpindahan energi (daya) dari gelombang bungi : luas bidang permukaan yang bersinggungan dengan gelombang 2 2 ρvω sm I = A Sm: amplitudo perpindahan Ps r : jarak dari sebuah titik sumber yang memancarkan gelombang bunyi dengan daya PS I = 4πr2
  • 139. Level Bunyi dalam Desibel  Level bunyi (β) dalam suatu desibel (dB) didefinisikan sebagai: I β = (10dB)log Io Dimana I0 adalah level intensitas acuan yang menjad pembanding bagi semua intensitas bunyi (=10-12 W/m2)  Untuk setiap faktor kenaikan 10 kali lipat pada intensitas unyi, nilai 10 dB ditambahkan pada intensitas bunyi 
  • 140. Contoh Soal 4. Suatu pencetus api elektrik meloncat sepanjang garis lurus dengan panjang L = 10 m, memancarkan sebuah gangguan bunyi yang merambat merambat secara radial keluar dari pencetusnya. (Pencetus api elektrik dikatakan sebagai sumber garis bunyi). Daya pancaran Ps = 1,6 x 104 W Berapakah intensitas I bunyi ketika mencapai jarak r = 12 dari pencetus? Pada laju Pd berapakah energi bunyi ditangkap oleh suatu pendekteksi akustik dengan luas penampang Ad = 2 cm2, mengarah ke pencetus dan berlokasi pada m a. b.
  • 141. Pola-Pola Gelombang Tegak dalam Pipa  Pola-pola gelombang bunyi tegak (standing sound wave) dapat dibentuk di dalam pipa-pipa.  Sebuah pipa yang terbuka kedua ujungnya akan beresonansi pada frekuensi-frekuensi: v nv f = = λ 2L n=1,2,3,.. . Dimana v adalah laju bunyi di udara di dalam pipa. Untuk sebuah piipa yang tertutup di salah satu ujungnya dan terbuka di ujung yang lain, frekuensi- frekuensi resonansinya adalah: v nv f = = n=1,3,5.. . λ 4L
  • 142. Contoh Soal 5. Bunyi bising latar belakang yang lemah dari suatu ruangan menghasilkan gelombang tegak dasar dengan panjang L =67 cm yang mana kedua ujungnya terbuka. Misalkan laju bunyi di udara dalam tabung = 343 m/s. a. Berapakah frekuensi yang didengar dari tabung? b. Jika salah satu ujung disumbat, berapakah frekuensi dasar yang dapat didengar dari tabung?
  • 143. Layangan  Layangan timbul bila ada dua buah gelombang dengan frekuensi yang sedikit berbeda (f1 dan f2) terdengar atau tertangkap secara bersamaan.  Frekuensi layangan: flayangan = f1 – f2
  • 144. Contoh Soal 6. Sebuah bunyi melewati pipa dengan kedua ujungnya terbuka. Misalkan frekuensi harmoni pertama yang dihasilkan oleh sisi A adalah fA1 = 432 Hz dan frekuensi harmoni pertama yang dihasilkan oleh sisi B adalah fb1 = 371 Hz. Berapakah frekuensi layangan antara kedua frekuensi harmoni pertama dan kedua frekuensi harmoni kedua?
  • 145. Efek Doppler  Adalah suatu perubahan pada frekuensi teramati dari sebuah gelombang bila sumber pemancar atau pengamat/pendengar gelombang tersebut bergerak relatif terhadap medium perambatan gelombang (semisal udara).  Untuk gelombang bunyi degan frekuensi teramati frekuensi sumber dengan rumusan: f ’, bergantung pad a (v ±vD ) f '= f (v ± vs )  dimana: vd: laju pengamat relatif terhadapmedium vs: laju sumber relatif terhadap medium v: laju perambatan bunyi di dalam medium  T anda-tanda positif/negatif dipilih sedemikian rupa sehingga f ’ cenderung bernilai lebih besar untuk pergerakan yang mendekati dan bernilai lebih kecil untuk pergerakan yang menjauhi
  • 146. Contoh Soal 7. Sebuah roket bergerak pada laju 242 m/s langsung menuju suatu kutub stationer (melewati udara diam) sambil memancarkan gelombang bunyi pada frekuensi f = 1250 Hz a. Berapakah frekuensi d’diukur oelh sebuah detektor yang ditampilkan pada kutub? b. Sebagian bunyi mencapai kutub dipantulkan kembali ke roket sebagai gaung. Berapakah frekuensi f ” gaung yang dideteksi detektor pada roket?
  • 147. Gelombang Kejut  Jika laju sebuah sumber relatif terhadap medium melampaui laju suara di dalam medium tersebut, persamaan Doppler ttidak berlaku.  Dalam keadaan ini, gelombang-gelombang kejut akan timbul  Sudu paruh θ dari kerucut Mach ditentukan dengan rumus: v sinθ = vs
  • 148. Hukum I dan II Termodinamika, Entropi
  • 149. Termodinamika • Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari aplikasi dari energi panas (termal) yang lebih dikenal sebagai energi dalam (internal energy) sistem. Contoh: insinyur mesin mencari teknik pencegahan overheating mesin mobil, Insinyur teknologi pangan menvari cara pemanasan dan pendinginan makanan dengan baik, insinyur geologi meneliti transfer energi panas oada bencana El nino dan pencairan es di Kutub Utara dan Selatan, dlsb. Hukum Ke-0 termodinamika: Jika benda A dan benda B masing-masing dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga yaitu T, maka A dan B berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain. (Setiap benda memiliki temperatur. Maka benda dalam kesetimbangan termal jika temperaturnya sama dan sebaliknya) • •
  • 150. Ekspansi Termal (Pemuaian) • Benda akan mengalami perubahan ukuran karena adanya perubahan temperatur. Perubahan panjang benda akibat perubahan suhu dapat dirumuskan: ∆L = Lα ∆T Dimana α adalah koefisien ekspansi linier Perubahan volume zat padat atau cair akibat perubahan suhu dapat dirumuskan: ∆V = Vβ ∆T Dimana β adalah koefisien ekspansi volume (β=3α) • •
  • 151. Kalor • Kalor panas Q adalah energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungan karena adanya perbedaan suhu di antara keduanya. Satuan: 1 kal = 4,1868 Joule Jika panas Q diserap oleh suatu benda dengan perubahan suhu Tf – ti maka: Q = C (Tf-Ti) Dimana C: kapasitas kalor. Q juga dapat dirumuskan: Q = mc (Tf-Ti) Dimana c: kalor jenis (kalor spesifik) dari bahan penyusun objek Kalor spesifik molar material adalah kapasitas kalor • • • 1023 permol, yang berarti 6,02 x unit dasar materi (1 1023 mol = 6,02 x satuan dasar).
  • 152. Kalor Transformasi dan Kalor Penguapan • Kalor dapat menyebabkan perubahan benda (contoh: dari padat ke cair, dari cair ke gas). Jumlah energi persatuan massa untuk mengubah keadaan (bukan suhu) tersebut disebut kalor transformasi L, yang dirumuskan: Q= Lm Kalor penguapan Lv adalah jumlah energi persatuan massa yang harus diberikan untuk menguapkan cairan atau yang harus dilepas untuk mengembunkan gas. Kalor fusi Lf adalah jumlah energi persatuan massa untuk mencairkan zat padat atau membekukan zat cair • • •
  • 153. Contoh Soal 1. a. Berapa banyak kalor harus diserap es dengan massa 720 g pada suhu -10°C untuk mengubah keadaannya ke cair pada suhu 15°C? b. Jika tersedia es dengan energi total 210 kJ (sebagai kalor), apa keadaan akhir dari es tersebut dan berapa suhunya?
  • 154. Usaha Terkait dengan Perubahan Volume • Jumlah usaha W yang dilakukan oleh gas karena proses ekspansi atau konstraksi dari volume awal Vi ke volume akhir Vf Vf adalah ∫ ∫ Vi W = dW = pdV Tekanan p mengalami perubahan bervariasi sesuai dengan perubahan volume benda •
  • 155. Hukum Pertama Termodinamika • Prinsip dari konservasi energi untuk proses termodinamika dinyatakan oleh hukum pertama termodinamika, yang dapat diasumsikan dalam persamaan: ∆Eint Eint,f – Eint,i = = Q – W Atau = dQ – dW dEint • Eint merupakan energi internal bahan, yang bergantung pada keadaan bahan (suhu, tekanan, volume). • Q adalah energi yang dipertukarkan sebagai kalor antara sistem dan lingkungannya (positif juka menyerap kalor, negatif jika melepas kalor) W adalah usaha yang dilakukan oleh sistem (W positif jika sistem mengembang/ekspansi melawan gaya eksternal dan negatif jika sistem berkontraksi melawan gaya eksternal. • • Q dan W bergantung pada proses, sedangkan proses. Eint tidak bergantung pada • E cenderung meningkat jika energi ditambahkan sebagai panas Q dan cenderung menurun jika energi hilang sebagai usaha W yang dilakukan oleh sistem.
  • 156. Aplikasi dari Hukum Pertama Termodinamika 1. Proses adiabatik Adalah proses yang terjadi sangat cepat atau terjadi dalam sistem yang terisolasi dengan baik sehingga tidak ada transfer energi panas antara sistem dan lingkungannya. ∆Eint = -W 2. Proses volume-konstan Jika volume (seperti gas) dipertahankan konstan, sistem tidak dapat melakukan usaha. Jika usaha W=0 maka: ∆Eint = Q 3. Proses siklus Setelah terjadi perubahan dari panas dan usaha, sistem akan kembali ke kondisi awal Q = W Enspansi bebas (Eint = 0), maka: 4. Adalah proses adiabatik dimana tidak ada perpindahan panas yang terjadi antara sistem dan lingkungannya dan tidak ada usaha uang dilakukan oleh sistem. Jadi Q=W=0, maka: ∆Eint = 0
  • 157. Contoh Soal 2. Misalkan 1 kg air cair pada suhu 100° C dikonversi menjadi uap pada suhu 100°C dengan cara dididihkan pada tekanan atmosfer standar (1 atm atau 1,01 x 105 Pa) seperti pada gambar. Volume air akan berubah dari 1 x 10-3 dalam wujud cair menjadi 1,671 m3 dalam wujud uap. a. Berapa banyak usaha yang dilakukan pada proses ini? b. Berapa banyak energi yang ditransfer sebagai panas selama proses tersebut?(Lv=2256kJ/kg) c. Berapa perubahan energi internal sistem selama proses?
  • 158. Proses Ireversibel dan Entropi • • Waktu memiliki arah (arah dimana usia bertambah). Proses satu jalan: proses yang hanya dapat terjadi dalam urutan tertentu dan tidak pernah terjadi dalam urutan sebaliknya. Misalnya: telur yang jatuh ke lantai, mobil ditabrakkan ke tiang lampu, dll. Proses ireversibel berarti proses tidak dapat dibalik hanya dengan perubahan kecil pada lingkungannya. suatu • • Arah dimana proses ireversibel berlangsung diatur oleh perubahan entropi ∆S sistem yang berlangsung dalam proses. Entropi S adalah suatu sifat keadaan (atau fungsi keadaan) sistem, dimana hal ini hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak pada cara dimana sistem tersebut mencapai keadaan. Postulat entropi (dalam bagian): jika proses ireversibel terjadi dalam sistem tertutup, entropi sistem akan selalu meningkat • •
  • 159. Menghitung Perubahan Entropi • Perubahan entropi ∆S untuk sebuah proses yang ireversibel yang membawa sistem dari keadaan awal i ke keadaan akhir f adalah sama dengan perubahan entropi ∆S untuk setiap proses yang reversibel. dQ T • ∆S = Sf – Si = f ∫i Q: energi sebagai kalor dari dan ke sistem T: temperatur dalam Kelvin Untuk proses isotermal reversibel: • • • Q ∆S = Sf – Si = T Jika perubahan temperatur ∆T kecil dibandingkan dengan temperatur sebelum dan sesudah proses, maka perubahan entropi ∆S = = Sf – Si • •
  • 160. Menghitung Perubahan Entropi • Perubahan entropi ∆S untuk sebuah proses yang ireversibel yang membawa sistem dari keadaan awal i ke keadaan akhir f adalah sama dengan perubahan entropi ∆S untuk setiap proses yang reversibel. dQ T • ∆S = Sf – Si = f ∫i Q: energi sebagai kalor dari dan ke sistem T: temperatur dalam Kelvin Untuk proses isotermal reversibel: • • • Q T ∆S = Sf – Si = Jika perubahan temperatur ∆T kecil dibandingkan dengan temperatur sebelum dan sesudah proses, maka perubahan entropi ∆S = = Sf – Si ≈ Q Tavg Ketika gas ideal berubah secara reversibel dari keadaan awal dengn Ti dan Vi V ∆S = S − S = nR ln f + ncV T ln f ke keadaan akhir dengan Tf dan Vf, maka: f i V T i i • • •
  • 161. Contoh Soal 3. 1 mol gas nitrogen dimasukkan pada bagian kiri kontainer. Jika stopcock dibuka, volume gas menjadi dua kali lipat. Berapa perubahan entropi gas untuk proses ireversibel? Anggap gas bersifat ideal. 2 blok tembaga yang identik bermassa m = 1,5 kg: blok L pada suhu 4. TiL = 60°C dan blok R dengan suhu TiR= 20°C. Blok berada di dalam kotak pengisolasi kalor dan dipisahkan oleh shutter pengisolasi. Ketika shutter dilepas, blok mencapai kesetimbangan Tf = 40°C. Berapa perubahan entropi bersih pada sistem 2 blok selama proses ireversibel ini? Kalor jenis tembaga = 386 J/kg.K.
  • 162. Hukum Kedua Termodinamika • Hukum ke-2 Termodinamika: Jika suatu proses terjadi di dalam sebuah sistem tertutup, entropi dari sistem meningkat untuk proses ireversibel dan konstan proses reversibel. Entropi tidak akan pernah menurun Persamaannya: ∆S > 0 untuk •
  • 163. Pandangan Secara Statistik mengenai Entropi • Entropi dari sebuah sistem dapat didefinisikan dengan distribusi molekul yang mungkin. Untuk molekul yang identik, setiap distribusi molekul disebut keadaan mikro dari sistem. Semua keadaan mikro yang ekuivalen dikelompokkan dakam suatu konfigurasi multiplicity W dari konfigurasi. Untuk sistem dengan N molekul yang dapat didistribusikan di antara dua • • • bagian dari sebuah kotak , maka W = W N! = n1!n2! Dimana: n1 = jumlah molekul setengah bagian kotak, n2: jumlah molekul di setengah bagian lainnya. Asumsi dasar mekanika statistik semua keadaan mikro memiliki kesempatan yang sama. Jadi, konfigurasi dengan multiplicity yang paling besar sering terjadi. Ketika N • • 1022 sangat besar (misal N = molekul atau lebih), molekul-molekulnya hampir selalu dalam keadaan: n1 = n2 •
  • 164. • Multiplicity W dari konfigurasi sistem dan entropi S dihubungkan dengan persamaan: S = k ln W 10-23 • Dimana k = 1,38 x J/K (disebut konstanta Blotzman) Saat N sangat besar (kasus biasa), dapat diperoleh pendekatan Stirling: Ln N! ≈ N(ln N) - N •
  • 165. Contoh Soal 5. Anggap bahwa terdapat 100 molekul yang tidak dapat dibedakan pada kotak pada gambar. Berapa banyak keadaan mikro yang diasosiasikan dengan konfigurasi n1= 50 dan n2= 50, dan dengan konfigurasi n1 = 100 dan n2=100? Interpretasikan hasil berdasarkan kemungkinan relatif kedua konfigurasi! 6. Pada soal no.3 (n mol gas ideal volumenya diperbesar dua kali lipat dalam pemuaian bebas) terjadi peningkatan entropi dari keadaan awal i ke keadaan akhir f ∆S= Sf-Si = nR ln 2. Dapatkan hasilnya dengan perhitungan mekanika statistika .
  • 166. Aplikasi entropi: Mesin Carnot dan Refrigerator • Mesin Carnot Analisis perilaku mesin ideal: dalam suatu mesin ideal, semua proses bersifat reversibel dan tidak terjadi transfer energi terbuang yang disebabkan oleh gesekan dan turbulensi. o Efisiensi suatu mesin (ε) = energi yang didapatkan/energi o yang dikeluarkan = W QH TL 1− Efisiensi mesin carnot (εC) = TH Tidak ada rangkaian proses yang mungkin dimana hasil anhirnya adalah transfer energi sebagai kalor dari reservoir termal dan perubahan lengkap energi ini menjadi usaha o o
  • 167. Refrigerator • Pada sebuah refrigerator ideal, semua prosesnya adalah reversibel dan tidak terjadi transfer energi yang terbuang yang dihasilkan seperti oleh gesekan dan turbulensi Koefisien performa refrigerator: K = apa yang kita QL • inginkan/apa yang kita berikan = W Refrigerator ideal dapat disebut sebagai refrigerator carnot. Cara kerjanya kebalikan dari mesin Carnot. Maka kita dapat TL memperoleh koefisien performa mesin carnot (Kc): K = C T −T H L Tidak ada rangkaian proses yang mungkin dimana hasilnya hanya berupa transfer energi sebagai kalor dari suatu reservoir pada temperatur yang diberikan ke suatu reservoir pada temperatur yang lebih tinggi • •
  • 169. Definisi • Teori kinetik gas: berhubungan dengan gerak atom- atom pada volume, tekanan dan temperatur gas Penerapan: pembakaran bahan bakar uap (gas) dalam mesin mobil, produksi fermentasi untuk membuat roti dapat mengembang, pada perhitungan lama pemakai tabung gas selam harus beristirahat untuk membuang gas nitrogen dari aliran darah, dsb. Teori kinetik gas menghubungkan sifat-sifat makroskopik gas (misalnya tekanan dan temperatur) dengan sifat-sifat mikroskopik dari molekul-molekul gas (misalnya laju dan energi kinetik. Pengukuran jumlah suatu gas pada sebuah sampel menggunakan perhitungan bilangan avogadro • • •
  • 170. Bilangan Avogadro • 1 mol dari sebuah zat memuat sebanyak NA (bilangan avogadro) partikel elementer (biasanya atom atau molekul), 1023 mol-1 dimana NA = 6,02 x • Satu massa molar M dari suatu zat adalah massa dari 1 mol gas tersebut. M = mNA Jumlah mol n yang ada pada sebuah sampel zat bermassa Msam, yang mengandung N molekul, dapat dihitung dengan rumus: • • N M sam M sam n = = = N A M mN A
  • 171. Gas Ideal • Gas ideal adalah gas yang tekanannya p, volumenya hubungan: V dan temperaturnya T terkait melalui pV=nRT pV=NkT • Dimana – – – n adalah jumlah mol dari gas yang ada, R sebuah konstanta gas (8,31 J/mol.K), K : konstanta bolztman  k = R/NA = 1,38 x J/K 10-23
  • 172. Usaha dan Perubahan Volume Isotermal • Usaha yang dilakukan oleh sebuah gas ideal selama terjadinya perubahan isothermal dari volume Vi ke volume Vf (temperatur tetap) adalah: W = nRT ln(Vf/Vi)
  • 173. Contoh Soal 1. Sebuah silinder berisi 12 L oksigen pada temperatur 20°C dan 15 atm Temperatur meningkat menjadi 35 °C dan volume berkurang menjadi 8,5 L. Beraoakah tekanan akhir gas dalam atmosfer andaikan gas tersebut adalah gas ideal? Satu mol oksigen (andaikan memenuhi kondisi gas ideal berekspansi pada temperatur T tetap 310 K dari volume awal Vi 12 L ke volume akhir Vf 19 L. Berapa banyak usaha yang dilakukan gas selama ekspansi? 2.
  • 174. Tekanan, Temperatur, Suhu Molekul • Tekanan yang diberikan oleh n mol gas ideal, sebagai fungsi laju-laju molekulnya adalah: 2 nMv rms p = 3V 2 (v )avg • Dimana vrms= adalah laju akar kuadrat rata-rata (root mean square)dari molekul-molekul gas.Vrms juga dapat dinyatakan dengan: 3RT vrms = M Contoh Soal 4. Jika ada 5 bilangan: 5, 11, 32, 67 dan 89. a. Berapakah nilai rata-rata navg dari bilangan tersebut? b. Berapakah nilai nrms dari bilangan-bilangan tersebut?
  • 175. Temperatur dan Energi Kinetik • Energi kinetik rata-rata (Kavg) permolekul gas ideal adalah = 3 Kavg kT 2
  • 176. Lintasan Bebas Rata-rata • Lintasan bebas rata-rata (mean free path) λ dari sebuah molekul gas adalah nilai rata-rata panjang jalur yang dilaluinya dari suatu tumbukan ke rumus: tumbukan berikutnya dan dapat 1 ditentukan dengan λ = 2 N 2πd /V Contoh Soal 5. a. Berapakah lintasan bebas rata-rata λ untuk molekul oksigen pada temperatur T 300 K dan tekanan p=1 atm? Asumsikan diameter molekular d = 290 pm dan gas adalah ideal b. Asumsikan laku rata-rata oksigen v = 450 m/s, berapakah waktu t rata-rata di antara kedua tumbukan beruntun untuk sembarang molekul yang diberikan? Pada laju berapakah molekul bertumbukan, yaitu berapakah frekuensi f dari tumbukan tersebut?
  • 177. Distribusi Laju Maxwell • Distribusi laju Maxwell P(v) adalah sebuah fungsi yang sedemikian rupa sehingga P(v) dv adalah sebuah fraksi molekul yang memiliki laju v dalam rentang dv: P(v) = 4π(M/2πRT)3/2v2e-Mv2/2RT v2 • Fraksi molekul dengan laju dalam rentang v1 ke v2 : frac ∫ = P(v)dv v1 sebuah Tiga ukuran distribusi laju diantara molekul-molekul gas adalah:  Laju rata-rata: 8RT πM = vavg 2RT M v =  Laju paling mungkin: p 3RT M  Laju rms: vrms = •
  • 178. Contoh Soal 6. Sebuah wadah diisi gas oksigen dipertahankan pada temperatur kamar (300K). Berapakah fraksi molekul jika laju yang dimiliki dalam rentang 599 ke 601 m/s? Massa molar oksigen adalah 0,0320 kg/mol. 7. Massa molar oksigen adalah 0,0320 kg/mol. a. Berapakah laju rata-rata (vavg) molekul-molekul gas pada T = 300K? Berapakah laju akar rata-rata kuadrat vrms pada T=300K? Berapakah laju paling mungkin vp pada T=300K? b. c.
  • 179. Panas Jenis Molar • Panas jenis molar Cv dari sebuah gas (tetap) didefinisikan sebagai: pada volume konstan ∆Eint Q C = = v n∆T n∆T • Dimana: o Q: energi yang dipindahkan sebagai panas ke atau dari sebuah sampel gas dimaksud sebesar n mol o ∆T: perubahan temperatur gas o ∆Eint: perubahan energi internal gas • Untuk Cv = Untuk gas monoatomik ideal: 3 R = 12,5J / mol.K Cp = 5/2 R 2 • gas diatomik ideal: Untuk gas poliatomik ideal: Cv = 5/2 R Cp = 7/2 R Cv =3R Cp=4R
  • 180. • Panas jenis molar Cp gas pada tekanan konstan Q didefinisikan sebagai: Cp = n∆T Cp dapat ditentukan pula melalui persamaan: Cp=Cv + R Untuk sebuah gas ideal sebanyak n mol: Eint=nCvT Jika sebanyak n mol suatu gas ideal yang terkurung mengalami perubahan temperatur ∆T karena sembarang proses, perubahan pada energi internal gas tersebut adalah: • • ∆Eint = nCv∆T •
  • 181. Contoh Soal 8. Sebuah gelembung udara berisi 5 mol helium dicelupkan ke kedalaman tertentu air ketika ait dan helium mengalami peningkatan temperatur ∆T sebesar 20°C pada tekanan tetap. Sebagai hasilnya, gelembung berekspansi. Helium adalah gas monoatomik dan ideal. Berapakah energi yang ditambahkan ke helium sebagai panas selama peningkatan dan ekspansi? Berapakah perubahan ∆Eint pada energi dalam helium selama peningkatan temperatur? Berapa banyak usaha W dilakukan oleh helium ketika berekspansi melawan tekanan air di sekitarnya selama peningkatan temperatur? a. b. c.
  • 182. Derajat Kebebasan dan Cv • Cv dapat ditentukan dengan teorema ekuipartisi energi (equipartition of energy theorem), yang menyatakan bahwa setiap derajat kebebasan dari sebuah molekul (yaitu setiap cara independen bagi si molekul untuk menyimpan energi) dikaitkan dengan sejumlah energi secara rata-rata (½ kT permolekul = ½ RT per mol). Jika f adalah jumlah derajat kebebasan, maka: Eint = (f/2)nRT Cv = (f/2)R = 4,16 f J/mol.K o Untuk gas-gas monoatomik f = 3 (3 derajat translasi) o Untuk gas-gas diatomik f=5 (3 derajat translasi dan 2 derajat rotasi) •
  • 183. Contoh Soal 9. Sebuah kabin bervolume V diisi dengan udara (sebagai gas diatomik ideal) pada suatu temperatur rendah awal T1. Setelah kayu bakar temperatur Berapakah pada tungku dinyalakan, udara meningkat menjadi T2. hasil perubahan energi dalam dalam kabin? ∆Eint udara
  • 184. Proses Adiabatik • Ketika sebuah gas ideal mengalami perubahan secara lambat secara adiabatik (sebuah perubahan dimana Q=0), tekanan dan volume gas hubungan: pV = sebuah konstanta Dimana o γ = Cp/Cv. itu memiliki γ • o γ: rasio panas jenis molar untuk gas tersebut. o Untuk pemuaian bebas, pV = sebuah konstanta
  • 185. Contoh Soal 10. 1 mol gas oksigen (diasumsikan sebagai gas ideal) memuai secara isothermal (pada suhu 310 K) dari volume awal sebesar 12 L ke L. Berapakah temperatur akhir memuai secara adiabatik ke sama? Oksigen (O2) adalah volume akhir sebesar 19 a. jika gas ini ternyata volume akhir yang sebuah molekul diatomik dan karenanya memiliki rotasi (perputaran) namun tidak memiliki osilasi (getaran) Berapakah temperatur akhir dan tekanan akhir jika gas memuai bebas ke volume akhir, dari tekanan awal sebesar 2 Pa? b.