SlideShare a Scribd company logo
Purwokerto, 28 Maret 2015
Curriculum Vitae
• NAMANAMA : AGUS WINOTO,SH.MKn.: AGUS WINOTO,SH.MKn.
• TEMPAT/TGL LAHIRTEMPAT/TGL LAHIR : Semarang / 22 Januari 1969: Semarang / 22 Januari 1969
• ALAMAT RUMAHALAMAT RUMAH : Perum Klipang Permai G 83 Semarang: Perum Klipang Permai G 83 Semarang
• NOMOR HPNOMOR HP : 085641421968: 085641421968
• EmailEmail : aguswin.oke@gmail.com: aguswin.oke@gmail.com
• Pin BBPin BB : 7612920D: 7612920D
• RIWAYAT PENDIDIKANRIWAYAT PENDIDIKAN
• 1. SMA1. SMA : SMA 1 Semarang: SMA 1 Semarang
• 2. SARJANA HUKUM2. SARJANA HUKUM : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang: Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
• 3. S2 KENOTARIATAN3. S2 KENOTARIATAN : UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG: UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
• 4. Sekarang4. Sekarang : Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA: Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA
• DIKLATDIKLAT
• 1. Diklat PIM IV Tahun 20051. Diklat PIM IV Tahun 2005
• 2. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 20062. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 2006
• 3. Diklat PIM III Tahun 20083. Diklat PIM III Tahun 2008
• 4. Diklat Perbankan Syariah Tahun 20124. Diklat Perbankan Syariah Tahun 2012
• 5. Diklat SABH Online Tahun 20125. Diklat SABH Online Tahun 2012
• 6. Diklat Lelang Tahun 20136. Diklat Lelang Tahun 2013
• 7. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 20137. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 2013
• RIWAYAT JABATANRIWAYAT JABATAN
• 1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang
• 2. KURATOR2. KURATOR
• 3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 )3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 )
- Kab. Grobogan ( 2009-2012 )- Kab. Grobogan ( 2009-2012 )
- Kab. Semarang ( 2012-2015 )- Kab. Semarang ( 2012-2015 )
• 4.4. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota SemarangAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota Semarang
• 5.5. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa TengahAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa Tengah
PENGATURAN
KEPAILITAN
DI INDONESIA
Istilah Kepailitan
Dlm bahasa Indonesia : kepailitan
Dlm bahasa Belanda : faillissement
Dlm bahasa Italia : banca rupta
Dlm bahasa Inggris : bankruptcy
dikena juga istilah insolvency
Sejarah hukum kepailitan
Kepailitan pertama kali dikenal sejak zaman
romawi ;
Di Indonesia kepailitan termasuk dalam hukum
dagang.
Antara tahun 1838 sampai dengan tahun 1896, di
Belanda terdapat dualisme pengaturan kepailitan,
yaitu:
1. Peraturan kepaitan dalam Buku III WvK, yang
mengatur kepailitan khusus bagi pedagang;
2. Peraturan kepailitan dalam Buku III Titel 8
Wetboek Van Burgerlijke Rechsvordering
(BRV), yang mengatur kepailitan bagi bukan
pedagang.
Kedua peraturan ini diberlakukan di Indonesia
berdasarkan asas Konkordansi,
Sejarah hukum kepailitan
Banyak para cendekiawan tdk setuju dg dualisme
pengaturan,antara lain Molengraff dengan alasan:
1. Wvk dianggap hny berlaku bg kaum pedagang
saja, sedangkan yg dpt dinyatakan pailit
bukan pedagang saja melainkan setiap orang;
2. WvK hanya berisi hukum materiil saja, sdgkan
perat kepailitan menyangkut baik hukum
formal maupun material;
3. Dualisme pengaturan kepailitan menimbulkn
kesulitan, keruwetan, waktu penyelesaian
lama dan memakan biaya yang besar;
Sejarah hukum kepailitan
Pada Tahun 1896, di Belanda belaku satu
peraturan kepailitan dalam buku tersendiri.
Peraturan tersebut mencabut Buku III WvK dan
Buku III Titel 8 BRV.
Kemudian dengan Stb. 1905 No. 217 dinyatakan
berlaku peraturan kepailitan yang baru, yaitu
Faillisementsverordening, yang selanjutnya
disingkat FV dan mulai berlaku sejak tanggal 1
Nopember 1906.
Setelah Indonesia merdeka, FV ini tetap berlaku
berdasarkan Pasal II Aturan peralihan Undang-
Undang Dasar 1945., jadi FV tersebut dianggap
sebagai Hukum Kepailitan Indonesia.
Sejarah hukum kepailitan
Pada tahun 1998, Indonesia mengeluarkan Perpu
No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-undang Kepailitan. Perpu ini mengubah
dan menambah FV dan tidak mencabut FV.
Dengan demikian berdasarkan Perpu No. 1 Tahun
1998 di Indonesia terjadi lagi ada dua peraturan
kepailitan;
1. FV, yang sebagian masih berlaku selama tidak
diubah dan ditambah;
2. Perpu kepailitan yg mengubah dan menambah
FV.
Sejarah hukum kepailitan
Dasar pertimbangan keluarnya Perpu no. 1 Tahun
1998, antara lain:
1. Gejolak moneter sejak tahun 1997, sangat
berpengaruh kepada dunia usaha dalam
memenuhi kewajiban kepada kreditor.
2. Memberikan kesempatan baik kpd kreditor &
debitor, mengupayakan penyelesaian secara
adil, diperlukan sarana hukum yg dpt
digunakan secara cepat, terbuka & efektif
melalui pengadilan khusus di lingkungan
peradilan umum;
3. Sbg salah satu sarana hukum yg mjd
landasan penyelesaian utang piutang.
Sejarah hukum kepailitan
Perpu No. 1/1998 ditetapkan menjadi
undang-undang, berdasarkan Undang-
undang No. 4 /1998 tentang Penetapan
Perpu No. 1/1998 ttg perubahan atas UU
kepailitan mjd UU (Tgl 9 September 1998)
Dg demikian Sejak 9 Sept 1998, kepailitan
juga masih diatur dlm 2 (dua) peraturan:
yaitu
1. UU No. 4/1998
2. Sebagian Faillissementsverordening
(FV), kecuali yang diubah dan ditambah
oleh UU No. 4/1998
Sejarah hukum kepailitan
Tahun 2004, 5 tahun setelah berlakunya UU.
4/1998, dicabut dengan UU No. 37/2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
pembayaran utang.
UU No. 37 tahun 2004 mulai berlaku sejak
tanggal 18 Oktober 2004, yaitu sejak tanggal
diundangkan.
Sistimatika UU no.
37/2004
BAB I : Ketentuan Umum (Ps. 1)
BAB II : Kepailitan
Bagian Kesatu : Syarat & putusan pailit
Bagian Kedua : Akibat Kepailitan
Bagian Ketiga : Pengurusan Harta Pailit:
 Hakim pengawas
 Kutrator
 Panitia Kreditor
 Rapat Kreditor
 Penetapan Hakim
Bagian Keempat:Tindakan setelah pernyataan pailit &
Tugas Kurator
Bagian Kelima :Pencocokan piutang
Sistimatika UU no.
37/2004
 Bagian Keenam : Perdamaian
 Bagian Ketujuh : Pemberesan harta pailit
 Bagian Kedelapan Keadaan Hukum Debitor setelah berakhirnya
pemberesan
 Bagian Kesembilan : Kepailitan Harta Peninggalan
 Bagian Kesepuluh Ketentuan Hukum internasional;
 Bagian Kesebelas : Rehabilitasi
Bab III : Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 Bagian Kesatu :Pemberian PKPU & akibatnya
 Bagian Kedua : Perdamaian;
Bab IV : Permohonan Peninjauan Kembali
Bab V : Ketentuan Lain-lain
Bab VI : Ketentuan Peralihan
Bab VII : Ketentuan Penutup.
Pengertian Kepailitan
 Kamus Hukum “Fockema Andreae”, dikemukanan “failliesement”
(kepailitan), Kepailitan seorang debitor adalah keadaan yang
ditetapkan oleh pengadilan bahwa debitor telah berhenti
membayar utang-utangnya yang berakibat penyitaan umum atas
harta kekayaan dan pendapatannya demi kepentingan semua
debitor di bawah pengawasan pengadilan.
 R. Sukebti dan R. Tjitrosudibio.
Pailit berarti keadaan seorang debitor apabila telah menghentikan
pembayaran utang-utangnya, suatu keadaan yang menghendaki
campur tangan hakim guna menjamin kepentingan bersama dari
para kreditornya.
 Martias gelar Iman Radjo Mulana, mengemukakan:
Hukum pailit (Failissemenrecht) sebagai asas dalam BW
ditentukan bahwa seluruh harta kekayaan dari debitor menjadi
jaminan seluruh utang-utangnya. Pilit merupakan penyitaan umum
atas seluruh kekayaan debitor untuk kepentingan kreditor
secara bersama-sama.
Pengertian
Kamus hukum yang disusun oleh IPM. Rahuhandoko.
Bankruptcy berarti keadaan tidak mampu membayar utang
dalam mana harta yang berutang diambil oleh penagih atau
persero-persero. Status seseorang yang secara hukum
dinyatakan tidak mampu membayar utang-utangnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pailit berarti bangkrut. Jatuh untuk perusahaan.
Kartono:
Kepailitan adalah suatu sitaan umum dan eksekusi atas
seluruh harta kekayaan debitor untuk kepentingan semua
kreditornya.
Pengertian
Siti Soemantri Hartono
Pailit berarti mogok melakukan pembayaran
Selain istilah Kepailitan, Faillisement, bankruptcy, dikenal
juga istlah Insolvency.
Insolvency ada dua jenis, yaitu
1. Technical insolvency, perusahaan yang gagal bayar
utang, apabila penyebabnya adalah kesulitan uang
tunai yang bersifat sementara.
2. Bankruptcy insolvensi, peusahaan yang gagal bayar
utang , yang disebabkan karena fundamental bisnisnya
memang jelek, artinya total utangnya sudah jauh
melebihi nilai pasar yang wajar dari assetnya.
Pengertian Mnrt UU Kep
Ps. 1 angka 1
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor
pilit yg pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini
Rumusan tsb. Mengandung unsur-unsur:
1. Sita umum, adalah penyitaan atau pembeslahan
terhadap seluruh harta debitor pailit.
2. terhadap kekayaan debitor pailit. Ini menunjukkan
bahwa kepailitan itu terhadap harta bukan terhadap
pribadi debitor;
3. pengurusan dan pemberesan oleh kurator. Sejak
pernyataan pailit debitor pailit kehilangan haknya untuk
mengurus dan menguasai hartanya
4. terdapat hakim pengawas, melakukan pengawasan
atas pengurusan dan penguasaan harta debitor pailit oleh
kurator.
Catatan ; Lihat Psal 1131 KUH Pdt
Akibat Sita
Umum/Pailit
Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit
harus diajukan oleh atau terhadap Kurator
Semua perikatan Debitur yang terbit sesudah putusan pailit tidak lagi
dapat dibayar dari harta pailit
Dengan prinsip zero our rule, Debitur demi hukum kehilangan hak untuk
menguasai dan mengurus harta pailit
Dalam hal terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru
sebagian dipenuhi, pihak berkontrak dapat meminta kepastian dari
Kurator untuk melanjutkan atau tidak termasuk jangka waktu yang
dibutuhkan
Gugatan terhadap Debitur gugur sejak putusan pailit diucapkan
Tuntutan hukum yang diajukan oleh Debitur dan sedang berjalan selama
kepailitan berlangsung atas permohonan tergugat, perkara harus
ditangguhkan untuk memberi kesempatan pada Kurator mengambil alih
perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Hakim. Jika Kurator
tidak mengindahkan tergugat berhak agar perkara digugurkan.
Pekerja atau Kurator dapat memutuskan hubungan kerja
Kesepakatan uang sewa dibayar dimuka, maka perjanjian sewa tidak
dapat dihentikan sebelum berakhir jangka waktunya
Kewajiban harus menyerahkan barang yang telah disepakati batal, yang
dirugikan dapat mengajukan diri sebagaian Kreditur Konkuren
2
Konsekwensi
Sita Umum
Seluruh konsekwensi hukum acara perdata
dalam hal sita jaminan, sita eksekusi dan
sita revindikasi seluruhnya harus
diangkat/dihapus
Tidak dapat dilakukan pembayaran
terhadap salah satu Kreditur
Seluruh harta Debitur berada dalam
pengurusan dan pemberesan KURATOR
Seluruh harta Debitur yang berada di
bawah kekuasaan pihak lain harus
dikembalikan boedel
Penahanan yang telah dilakukan terhadap
Debitur pailit harus segera dilepas
4
Konsep Dasar Kepailitan
• Pasal 1131=> Segala kebendaan siberhutang,
baik yg bergerak maupun tak bergerak, baik yg
sdh ada maupun yang baru akan ada di
kemudian hari menjadi tanggungan utk semua
perikatan perseorangan
• Pasal 1132=> Kebendaan tersebut menjadi
jaminan bersama-sama orang yg mengutangkan,
pendapatan penjualan benda2 itu dibagi menurut
keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya
piutang masing2, kecuali apabila diantara para
piutang itu ada alasan yg sah utk didahulukan
Lanjutan
Harta kekayaan debitor mmenjadi jaminan
bersama-sama (Concorcus Critorum);
Semua kreditor mempunyai kedudukan dan
hak yang sama (paritas creditorum);
Harta Dibitor dibagi berdasarkan besar
kecilnya piutang (pro rata parte)
Tujuan Kepailitan
• Untuk menghindari perebutan harta debitor
apabila dalam waktu yang sama ada beberapa
kreditor yang menagih piutangnya dari debitor
secara bersama-sama;
• Untuk menghindari kreditor pemegang hak
jaminan kebendaan yang menuntut haknya
dengan cara menjual barang milik debitor atau
para kreditor lainnya tanpa memprhatikan
kepentingan Kreditor lainnya;
• Untuk menghindari kecurangan-kecurangan yg
dilakukan oleh salah seorang atau beberapa
kreditor
Syarat kepailitan
Syarat agar debitor dapat dinyatakan pailit, diatur dlm Psl.
2 ayat (1):
Debitor yg mempunyai dua atau lebih kreditor & tdk
membayar lunas sedikitnya satu utang yg telah jatuh waktu
dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya
Jadi syarat untuk dpt dinyatakan pailit :
1. harus melalui putusan pengadilan;
2. terdapat minimal 2 orang kreditor
3. debitor tdk membayar lunas sedikitnya 1 utang;
4. Utang tersebut telah jatuh waktu dan dpt ditagih
Catatan : lihat Pasal 1132 & Pasal 1132 KUH Pdt
Subjek pernyataan pailit
(Psl. 2)
Pihak yg dpt mengajukan permohonan pailit:
1. Debitor ybs.
2. Kreditor atau para kreditor;
3. Kejaksaan untuk kepentingan umum;
4. BI apabila debitornya bank;
5. Bapepam apabila debitornya Perusahaan Efek,
Bursa Efek, Lembaga Kliring & penjaminan,
Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian;
6. Menteri Keuangan apabila debitornya
Perusahaan asuransi, Perusahaan reasuransi,
Dana Pensiun, atau BUMN yg bergerak di bdg
kepentingan publik.
TUGAS KURATOR :
1. KURATOR BERWENANG MELAKSANAKAN TUGAS PENGURUSAN
DAN/ATAU PEMBERESAN ATAS HARTA PAILIT SEJAK TANGGAL PUTUSAN
PAILIT DIUCAPKAN MESKIPUN TERHADAP PUTUSAN TERSEBUT
DIAJUKAN KASASI ATAU PENINJAUAN KEMBALI (Pasal 16 Ayat 1).
2. MELAKUKAN PENGURUSAN DAN/ATAU PEMBERESAN HARTA PAILIT
(Pasal 69 ayat 1).
KURATOR – BALAI HARTA PENINGGALAN / LAINNYA (Pasal 70)
1. Sejak mulai pengangkatannya, Kurator harus melaksanakan semua
upaya untuk mengamankan Harta Pailit dan menyimpan semua
surat, dokumen, uang, perhiasan, efek dan surat berharga lainnya
(Pasal 98).
2. Paling lambat 2 hari, harus membuat Pencatatan Harta Pailit (Pasal
100).
3. Paling lambat 5hari, harus mengumumkan adanya Kepailitan di
Berita Negara Republik Indonesia dan minimal 2 Surat Kabar
(Pasal 15 ayat 4)
Isinya antara lain :
oIdentitas Debitor Pailit.
oIdentitas Kurator.
oNama Hakim Pengawas.
oIdentitas Panitya Kreditor Sementara, bila telah ditunjuk.
oTempat dan waktu Rapat Kreditor Pertama ≥ 30 hari setelah
Putusan.
oTempat dan Batas waktu Pengajuan Tagihan Kreditor
oTempat dan Batas waktu Verifikasi Pajak. Pasal 113
oTempat dan waktu rapat pencocokan Piutang/Verifikasi
Dalam Rapat Verifikasi/Pencocokan Piutang :
Hakim Pengawas wajib menawarkan pembentukan Panitia
Kreditor tetap (Pasal 80 ayat 1)
Apakah Debitor mengajukan Rencana Perdamaian atau
tidak ? (Debitor berhak menawarkan Rencana
Perdamaian (Pasal 144).
A. Apabila Debitor mengajukan Rencana Perdamaian
•Paling lambat 8 hari sebelum rapat verifikasi menyediakan
di Kepaniteraan Pengadilan (Pasal 145 ayat 1).
•Wajib dibicarakan dan diambil Keputusan segera setelah
selesainya Rapat Verifikasi (Pasal 145 ayat 1).
a) Apabila Rencana Perdamaian diterima semua Kreditor dan setelah
di Homologasi / Pengesahan perdamaian maka Kepailitan
berakhir (Pasal 166).
b) Apabila Rencana Perdamaian yang di tawarkan tidak diterima atau
pengesahan ditolak maka demi Hukum Harta Pailit berada dalam
Keadaan Insolvensi (Pasal 178 (1) PEMBERESAN
B. Apabila Debitor tidak menawarkan Rencana Perdamaian maka demi
Hukum Harta Pailit berada dalan keadaan Insolvensi
(Pasal 178 (1) ) PEMBERESAN
Kurator harus memulai pemberesan menjual semua Harta
Pailit ( Pasal 184 (1) ).
Semua Benda harus di jual dimuka umum/lelang
(Pasal 185 (1) )
Bila tidak tercapai, di jual di bawah tangan
( Pasal 185 (2) )
Apabila Hakim Pengawas berpendapat cukup uang tunai,
Kurator diperintah melakukan pembagian kepada Kreditor
yang Piutangnya telah dicocokkan (Pasal 188).
Kurator wajib menyusun suatu Daftar pembagian
( Pasal 189 (1) )
Daftar pembagian yang telah disetujui Hakim Pengawas
wajib disediakan di Kepniteraan Pengadilan selama
tenggang waktu yang ditetapkan Hakim Pengawas
( Pasal 192 (1) )
Kreditor dapat melakukan Perlawanan ( Pasal 193 (1) )
Hakim Pengawas menetapkan Hari memeriksa perlawanan
( Pasal 194 (1) )
Wajib memberikan putusan pada hari Sidang 1 atau paling
lama 7 hari ( Pasal 194 (6) )
Kurator/Kreditor dapat mengajukan Kasasi atas Putusan
tersebut ( Pasal 196 (1) )
Setelah berakhirnya tenggang waktu untuk melihat Daftar
Pembagian atau setelah putusan perlawananan diucapkan,
Kurator Wajib segera membayar Pembagian yang sudah
ditetapkan (Pasal 201 )
Segera setelah kepada Kreditor yang telah dicocokkan
dibayar penuh piutang mereka atau segera setelah Daftar
Pembagian Penutup menjadi mengikat maka Berakhirlah
Kepailitan (Pasal 202)
Diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia dan 2
Surat Kabar ( Pasal 202 (2) )
Kurator memberikan Pertanggungjawaban tentang
Pengurusan dan Pemberesan kepada Hakim Pengawas
( Pasal 202 (3) )
Copy Right by : Agus Win, SH, MKn.
Email : aguswin.oke@gmail.com
PENGURUSAN
(Setelah Menerima Salinan Putusan)
PEMBERESAN
PENGURUSAN / PEMBERESAN
I. TAHAP PENGURUSAN
1. MENGUMUMKAN IKHTISAR PUTUSAN PAILIT
DALAM 2 (DUA) SURAT KABAR HARIAN DAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA <Pasal 15
Ayat 4 UU. No. 37 Tahun 2004> PALING LAMBAT 5
HARI.
Pengumuman atas
putusan pailit harus
dilakukan oleh Kurator
yang ditunjuk
Paling lambat 5 hari
setelah Kurator dan
Hakim Pengawas
menerima putusan pailit
Setidaknya dlm 2 (dua)
surat kabar harian
(yand ditentukan
oleh Hakim Pengawas)
Dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia
Isi dari Pengumuman:
- Ringkasan putusan
pailit
- Keterangan jelas
mengenai identitas
dan domisili Debitur
pailit
- Keterangan jelas
mengenai identitas
Komite Kreditur,
apabila ditunjuk
- Tempat dan waktu
diadakannya Rapat
Kreditur Pertama
- Keterangan jelas
mengenai identitas
Hakim Pengawas
18
TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........)
2. MEMBUAT PENCATATAN HARTA PAILIT (INVENTARISASI)
PALING LAMBAT 2 HARI <Pasal 100 UU. NO. 37 Tahun 2004>
PENCATATAN DAN PECOCOKAN HARTA PAILIT
 Berdasarkan Pembukuan Debitur
 Berdasarkan Catatan (laporan Kreditur)
 Mencocokkan Laporan Pembukuan dengan Dokumen Pendukung
 Mencocokkan data pembukuan dengan keberadaan phisik harta
pailit.
 Menyusun suatu daftar Harta Pailit berdasarkan Jenis dan lokasi
serta keadaan aktual harta pailit.
 Melakukan Pengamanan Phisik Harta Pailit
31
JENIS-JENIS HARTA
PAILIT
Kas atau sejenis.
Benda Tidak Bergerak (tanah dan
bangunan serta mesin-mesin yang melekat
dengan tanah)
Benda Bergerak (mobil, barang dagangan,
peralatan kantor dll)
Tagihan-Tagihan (A/R) kepada Pihak lain.
Semuanya harus diinventarisasi, dicatat dan
Diamankan.
32
MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT
DENGAN HARTA PAILIT
Data-data harta pailit tidak tersedia;
Harta pailit di kuasai oleh pihak lain;
Harta Pailit tidak diketahui keberadaannya
Harta Pailit mudah rusak,
Harta Pailit mudah dipindah-tangankan.
Dokumen kepemilikan tidak lengkap (Mis.
Tanah atas nama Pemegang Saham, tetapi
tercatat sebagai Asset Debitur dalam Neraca).
HGU atau HGB atau Hak Pakai telah berakhir
TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........)
3. MEMANGGIL KREDITOR /DEBITOR UNTUK MENGIKUTI RAPAT
PERTAMA KREDITOR, BATAS WAKTU PENDAFTARAN TAGIHAN
DAN RAPAT VERIFIKASI <Pasal 86 Jo. 113 UU. No. 37 Tahun
2004>.
4. RAPAT PENCOCOKAN PIUTANG <Pasal 121,124 UU. No. 37
Tahun 2004>..
34
PENCOCOKAN PIUTANGPENCOCOKAN PIUTANG
Proses Pencocokan Piutang pada intinyaProses Pencocokan Piutang pada intinya
adalah mencocokkan perhitungan piutangadalah mencocokkan perhitungan piutang
berdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditorberdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditor
dengan bukti atau catatan Debitur.dengan bukti atau catatan Debitur.
Yang dimaksud dengan catatan Debitur PailitYang dimaksud dengan catatan Debitur Pailit
adalah catatan pembukuan.adalah catatan pembukuan.
35
TUJUAN PENCOCOKAN
PIUTANG
Memastikan Keabsahan Piutang
Memastikan keabsahan Kreditur
Memastikan sifat piutang
Memastikan jumlah piutang
Memastikan tingkatan hak atas piutang
(pasal 115 UU Kepailitan)
36
HASIL PENCOCOKAN PIUTANG
DIPERGUNAKAN UNTUK:
 Menentukan Hak Suara (Voting Right) Dalam
Rapat Kreditur;
 Menentukan urutan (tingkatan) hak untuk
memperoleh pembayaran dari hasil budel
pailit;
 Menentukan prosentasi (jumlah) yang
diperoleh masing-masing kreditur dari hasil
penyelesaian kepailitan.
II. TAHAP PEMBERESAN:
 PENAGIHAN PIUTANG DEBITOR PAILIT (JIKA ADA).
MENJUAL HARTA PAILIT <Pasal 184, 185 UU. No. 37 Tahun
2004>
MEMBUAT DAFTAR PEMBAGIAN <Pasal 188, 189,201 UU. No.
37 Tahun 2004>.
MELAKUKAN PEMBAYARAN KEPADA KREDITUR SESUAI DAFTAR
PEMBAGIAN YANG DISETUJUI OLEH HAKIM PENGAWAS <Pasal
201 jo. Pasal 189 UU. No. 37 Tahun 2004>.
III. TAHAP PENYELESAIAN :
III. TAHAP PENYELESAIAN...lanjutan
LAPORAN KURATOR DALAM KEPAILITAN
LAPORAN KURATOR / PENGURUS KEPADA HAKIM PENGAWAS MAUPUN YANG
DISAMPIKAN DALAM RAPAT KREDITOR SEBAGAI BENTK PERWUJUDAN
TANGGUNGJAWAB KURATOR
JENIS LAPORAN :
LAPORAN AWAL : DALAM RAPAT I KREDITOR
LAPORAN BERKALA : TENTANG KEADAAN BUDEL DAN PELAKSANAAN TUGAS
KURATOR 3 (TIGA) BULAN.
LAPORAN INSIDENTIL (LAPORAN KHUSUS):
KARENA TERJADINYA SUATU PERISTIWA TERTENTU, ATAU DILAKUKAN TINDAKAN
TERTENTU
LAPORAN AKHIR :
DISAMPAIKAN PADA AKHIR PELAKSANAAN TUGAS, KEWAJIBAN (LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN)
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

More Related Content

What's hot

Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasiPresentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Universitas Kristen Maranatha
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Leks&Co
 
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
alsalcunsoed
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
rizkinrw
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Evi Rohmatul Aini
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Surat gugatan tun
Surat gugatan tunSurat gugatan tun
Surat gugatan tun
jarebudi
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
Annisa Fitria SH MH M.kn
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianputrakarno
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
IAIN Ponorogo
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriProsedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriRoy Pangkey
 
Perjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual BeliPerjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
Universitas Kristen Maranatha
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Leks&Co
 
Contor Surat Perjanjian Utang Piutang
Contor Surat Perjanjian Utang PiutangContor Surat Perjanjian Utang Piutang
Contor Surat Perjanjian Utang Piutang
Legal Akses
 

What's hot (20)

Presentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasiPresentasi hukum perikatan wanprestasi
Presentasi hukum perikatan wanprestasi
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 
pernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminanpernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminan
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Surat gugatan tun
Surat gugatan tunSurat gugatan tun
Surat gugatan tun
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Memori banding
Memori bandingMemori banding
Memori banding
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriProsedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
 
Perjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual BeliPerjanjian Jual Beli
Perjanjian Jual Beli
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2Hukum perjanjian kuliah 2
Hukum perjanjian kuliah 2
 
Contor Surat Perjanjian Utang Piutang
Contor Surat Perjanjian Utang PiutangContor Surat Perjanjian Utang Piutang
Contor Surat Perjanjian Utang Piutang
 

Similar to Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAANTUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
Nurul Qamar
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
astrinovianti699
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
donihasmanto
 
Hbl, agnes monica,hapzi ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
Hbl, agnes monica,hapzi  ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...Hbl, agnes monica,hapzi  ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
Hbl, agnes monica,hapzi ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
AgnesMonica14
 
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
rifaaa_092
 
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
rifaaa_092
 
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptxKONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
RofaA1
 
Study club prepare for semunas 2014
Study club prepare for semunas 2014Study club prepare for semunas 2014
Study club prepare for semunas 2014alsalcunsoed
 
Bab.15 Pegadaian
Bab.15 PegadaianBab.15 Pegadaian
Bab.15 Pegadaian
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
claramonalisa09
 
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
3. Pembiayaan Konsumen.pptx3. Pembiayaan Konsumen.pptx
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
donihasmanto
 
Sejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
Sejarah Hukum Kepailitan Di IndonesiaSejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
Sejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
University of North Sumatera
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankanGMNI
 
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buanaHbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
MeikaSihombimg
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
Giriyogodwis
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
AhmadSNuzil
 
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
claramonalisa09
 
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
claramonalisa09
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
anthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
FERI S SAMAD
 

Similar to Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek (20)

TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAANTUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
 
Hbl, agnes monica,hapzi ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
Hbl, agnes monica,hapzi  ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...Hbl, agnes monica,hapzi  ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
Hbl, agnes monica,hapzi ali,alternatif resolusi sengketa,universitas mercu b...
 
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
 
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
Hbl,arifatur rihadah, moratorium hutang (pkpu) dan bpr, universitas mercu bua...
 
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptxKONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
 
Study club prepare for semunas 2014
Study club prepare for semunas 2014Study club prepare for semunas 2014
Study club prepare for semunas 2014
 
Bab.15 Pegadaian
Bab.15 PegadaianBab.15 Pegadaian
Bab.15 Pegadaian
 
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
 
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
3. Pembiayaan Konsumen.pptx3. Pembiayaan Konsumen.pptx
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
 
Sejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
Sejarah Hukum Kepailitan Di IndonesiaSejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
Sejarah Hukum Kepailitan Di Indonesia
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankan
 
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buanaHbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
Hbl 1,mei ika, hapzi ali, hukum bisnis, mercu buana
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
 
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptxFIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
FIDUSIA HUKUM & HAM.pptx
 
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
1. Hbl, clara monalisa, hapzi ali, hukum bisnis, moratorium hutang pkpu dan b...
 
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
13. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hak atas kekayaan intelektual, hak merk, rah...
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 

More from alsalcunsoed

Karya Tulis SMAN 1 Purbalingga
Karya Tulis SMAN 1 PurbalinggaKarya Tulis SMAN 1 Purbalingga
Karya Tulis SMAN 1 Purbalingga
alsalcunsoed
 
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 BawangKarya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
alsalcunsoed
 
Key answers 3
Key answers 3Key answers 3
Key answers 3
alsalcunsoed
 
Name 1
Name 1Name 1
Name 1
alsalcunsoed
 
Name 2
Name 2Name 2
Name 2
alsalcunsoed
 
The key answers 2
The key answers  2The key answers  2
The key answers 2
alsalcunsoed
 
Task
Task Task
The Key Answer
The Key AnswerThe Key Answer
The Key Answer
alsalcunsoed
 
Practice 3
Practice 3Practice 3
Practice 3
alsalcunsoed
 
Speaking
SpeakingSpeaking
Speaking
alsalcunsoed
 
Practice 1
Practice 1Practice 1
Practice 1
alsalcunsoed
 
Practice 2
Practice 2Practice 2
Practice 2
alsalcunsoed
 
Simple Future Tense
Simple Future TenseSimple Future Tense
Simple Future Tense
alsalcunsoed
 
Reading Skills
Reading SkillsReading Skills
Reading Skills
alsalcunsoed
 
Listening
ListeningListening
Listening
alsalcunsoed
 
UAS Preparation
UAS PreparationUAS Preparation
UAS Preparation
alsalcunsoed
 
Part of Speech
Part of Speech Part of Speech
Part of Speech
alsalcunsoed
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
alsalcunsoed
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
alsalcunsoed
 

More from alsalcunsoed (20)

Karya Tulis SMAN 1 Purbalingga
Karya Tulis SMAN 1 PurbalinggaKarya Tulis SMAN 1 Purbalingga
Karya Tulis SMAN 1 Purbalingga
 
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 BawangKarya Tulis SMAN 1 Bawang
Karya Tulis SMAN 1 Bawang
 
Key answers 3
Key answers 3Key answers 3
Key answers 3
 
Name 1
Name 1Name 1
Name 1
 
Name 2
Name 2Name 2
Name 2
 
The key answers 2
The key answers  2The key answers  2
The key answers 2
 
Task
Task Task
Task
 
The Key Answer
The Key AnswerThe Key Answer
The Key Answer
 
Practice 3
Practice 3Practice 3
Practice 3
 
Speaking
SpeakingSpeaking
Speaking
 
Practice 1
Practice 1Practice 1
Practice 1
 
Practice 2
Practice 2Practice 2
Practice 2
 
Simple Future Tense
Simple Future TenseSimple Future Tense
Simple Future Tense
 
Reading Skills
Reading SkillsReading Skills
Reading Skills
 
Listening
ListeningListening
Listening
 
UAS Preparation
UAS PreparationUAS Preparation
UAS Preparation
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Part of Speech
Part of Speech Part of Speech
Part of Speech
 
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu SaktiKeabsahan Kebijakan Kartu Sakti
Keabsahan Kebijakan Kartu Sakti
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
 

Recently uploaded

RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
Adhi Setyowibowo
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
intelkejarimimika07
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 

Recently uploaded (16)

RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 

Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek

  • 2. Curriculum Vitae • NAMANAMA : AGUS WINOTO,SH.MKn.: AGUS WINOTO,SH.MKn. • TEMPAT/TGL LAHIRTEMPAT/TGL LAHIR : Semarang / 22 Januari 1969: Semarang / 22 Januari 1969 • ALAMAT RUMAHALAMAT RUMAH : Perum Klipang Permai G 83 Semarang: Perum Klipang Permai G 83 Semarang • NOMOR HPNOMOR HP : 085641421968: 085641421968 • EmailEmail : aguswin.oke@gmail.com: aguswin.oke@gmail.com • Pin BBPin BB : 7612920D: 7612920D • RIWAYAT PENDIDIKANRIWAYAT PENDIDIKAN • 1. SMA1. SMA : SMA 1 Semarang: SMA 1 Semarang • 2. SARJANA HUKUM2. SARJANA HUKUM : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang: Universitas 17 Agustus 1945 Semarang • 3. S2 KENOTARIATAN3. S2 KENOTARIATAN : UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG: UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG • 4. Sekarang4. Sekarang : Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA: Mahasiswa Program Doktor Ilmu HukumUNISSULA • DIKLATDIKLAT • 1. Diklat PIM IV Tahun 20051. Diklat PIM IV Tahun 2005 • 2. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 20062. Diklat Kurator dan Pengurus Tahun 2006 • 3. Diklat PIM III Tahun 20083. Diklat PIM III Tahun 2008 • 4. Diklat Perbankan Syariah Tahun 20124. Diklat Perbankan Syariah Tahun 2012 • 5. Diklat SABH Online Tahun 20125. Diklat SABH Online Tahun 2012 • 6. Diklat Lelang Tahun 20136. Diklat Lelang Tahun 2013 • 7. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 20137. Diklat PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) Tahun 2013
  • 3. • RIWAYAT JABATANRIWAYAT JABATAN • 1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang1. Anggota Tehnis Hukum BHP Semarang • 2. KURATOR2. KURATOR • 3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 )3. Anggota Majelis Pengawas Notaris : - Kota Semarang ( 2006-2009 ) - Kab. Grobogan ( 2009-2012 )- Kab. Grobogan ( 2009-2012 ) - Kab. Semarang ( 2012-2015 )- Kab. Semarang ( 2012-2015 ) • 4.4. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota SemarangAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Kota Semarang • 5.5. Anggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa TengahAnggota Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia Jawa Tengah
  • 5. Istilah Kepailitan Dlm bahasa Indonesia : kepailitan Dlm bahasa Belanda : faillissement Dlm bahasa Italia : banca rupta Dlm bahasa Inggris : bankruptcy dikena juga istilah insolvency
  • 6. Sejarah hukum kepailitan Kepailitan pertama kali dikenal sejak zaman romawi ; Di Indonesia kepailitan termasuk dalam hukum dagang. Antara tahun 1838 sampai dengan tahun 1896, di Belanda terdapat dualisme pengaturan kepailitan, yaitu: 1. Peraturan kepaitan dalam Buku III WvK, yang mengatur kepailitan khusus bagi pedagang; 2. Peraturan kepailitan dalam Buku III Titel 8 Wetboek Van Burgerlijke Rechsvordering (BRV), yang mengatur kepailitan bagi bukan pedagang. Kedua peraturan ini diberlakukan di Indonesia berdasarkan asas Konkordansi,
  • 7. Sejarah hukum kepailitan Banyak para cendekiawan tdk setuju dg dualisme pengaturan,antara lain Molengraff dengan alasan: 1. Wvk dianggap hny berlaku bg kaum pedagang saja, sedangkan yg dpt dinyatakan pailit bukan pedagang saja melainkan setiap orang; 2. WvK hanya berisi hukum materiil saja, sdgkan perat kepailitan menyangkut baik hukum formal maupun material; 3. Dualisme pengaturan kepailitan menimbulkn kesulitan, keruwetan, waktu penyelesaian lama dan memakan biaya yang besar;
  • 8. Sejarah hukum kepailitan Pada Tahun 1896, di Belanda belaku satu peraturan kepailitan dalam buku tersendiri. Peraturan tersebut mencabut Buku III WvK dan Buku III Titel 8 BRV. Kemudian dengan Stb. 1905 No. 217 dinyatakan berlaku peraturan kepailitan yang baru, yaitu Faillisementsverordening, yang selanjutnya disingkat FV dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Nopember 1906. Setelah Indonesia merdeka, FV ini tetap berlaku berdasarkan Pasal II Aturan peralihan Undang- Undang Dasar 1945., jadi FV tersebut dianggap sebagai Hukum Kepailitan Indonesia.
  • 9. Sejarah hukum kepailitan Pada tahun 1998, Indonesia mengeluarkan Perpu No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Kepailitan. Perpu ini mengubah dan menambah FV dan tidak mencabut FV. Dengan demikian berdasarkan Perpu No. 1 Tahun 1998 di Indonesia terjadi lagi ada dua peraturan kepailitan; 1. FV, yang sebagian masih berlaku selama tidak diubah dan ditambah; 2. Perpu kepailitan yg mengubah dan menambah FV.
  • 10. Sejarah hukum kepailitan Dasar pertimbangan keluarnya Perpu no. 1 Tahun 1998, antara lain: 1. Gejolak moneter sejak tahun 1997, sangat berpengaruh kepada dunia usaha dalam memenuhi kewajiban kepada kreditor. 2. Memberikan kesempatan baik kpd kreditor & debitor, mengupayakan penyelesaian secara adil, diperlukan sarana hukum yg dpt digunakan secara cepat, terbuka & efektif melalui pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum; 3. Sbg salah satu sarana hukum yg mjd landasan penyelesaian utang piutang.
  • 11. Sejarah hukum kepailitan Perpu No. 1/1998 ditetapkan menjadi undang-undang, berdasarkan Undang- undang No. 4 /1998 tentang Penetapan Perpu No. 1/1998 ttg perubahan atas UU kepailitan mjd UU (Tgl 9 September 1998) Dg demikian Sejak 9 Sept 1998, kepailitan juga masih diatur dlm 2 (dua) peraturan: yaitu 1. UU No. 4/1998 2. Sebagian Faillissementsverordening (FV), kecuali yang diubah dan ditambah oleh UU No. 4/1998
  • 12. Sejarah hukum kepailitan Tahun 2004, 5 tahun setelah berlakunya UU. 4/1998, dicabut dengan UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban pembayaran utang. UU No. 37 tahun 2004 mulai berlaku sejak tanggal 18 Oktober 2004, yaitu sejak tanggal diundangkan.
  • 13. Sistimatika UU no. 37/2004 BAB I : Ketentuan Umum (Ps. 1) BAB II : Kepailitan Bagian Kesatu : Syarat & putusan pailit Bagian Kedua : Akibat Kepailitan Bagian Ketiga : Pengurusan Harta Pailit:  Hakim pengawas  Kutrator  Panitia Kreditor  Rapat Kreditor  Penetapan Hakim Bagian Keempat:Tindakan setelah pernyataan pailit & Tugas Kurator Bagian Kelima :Pencocokan piutang
  • 14. Sistimatika UU no. 37/2004  Bagian Keenam : Perdamaian  Bagian Ketujuh : Pemberesan harta pailit  Bagian Kedelapan Keadaan Hukum Debitor setelah berakhirnya pemberesan  Bagian Kesembilan : Kepailitan Harta Peninggalan  Bagian Kesepuluh Ketentuan Hukum internasional;  Bagian Kesebelas : Rehabilitasi Bab III : Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang  Bagian Kesatu :Pemberian PKPU & akibatnya  Bagian Kedua : Perdamaian; Bab IV : Permohonan Peninjauan Kembali Bab V : Ketentuan Lain-lain Bab VI : Ketentuan Peralihan Bab VII : Ketentuan Penutup.
  • 15. Pengertian Kepailitan  Kamus Hukum “Fockema Andreae”, dikemukanan “failliesement” (kepailitan), Kepailitan seorang debitor adalah keadaan yang ditetapkan oleh pengadilan bahwa debitor telah berhenti membayar utang-utangnya yang berakibat penyitaan umum atas harta kekayaan dan pendapatannya demi kepentingan semua debitor di bawah pengawasan pengadilan.  R. Sukebti dan R. Tjitrosudibio. Pailit berarti keadaan seorang debitor apabila telah menghentikan pembayaran utang-utangnya, suatu keadaan yang menghendaki campur tangan hakim guna menjamin kepentingan bersama dari para kreditornya.  Martias gelar Iman Radjo Mulana, mengemukakan: Hukum pailit (Failissemenrecht) sebagai asas dalam BW ditentukan bahwa seluruh harta kekayaan dari debitor menjadi jaminan seluruh utang-utangnya. Pilit merupakan penyitaan umum atas seluruh kekayaan debitor untuk kepentingan kreditor secara bersama-sama.
  • 16. Pengertian Kamus hukum yang disusun oleh IPM. Rahuhandoko. Bankruptcy berarti keadaan tidak mampu membayar utang dalam mana harta yang berutang diambil oleh penagih atau persero-persero. Status seseorang yang secara hukum dinyatakan tidak mampu membayar utang-utangnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pailit berarti bangkrut. Jatuh untuk perusahaan. Kartono: Kepailitan adalah suatu sitaan umum dan eksekusi atas seluruh harta kekayaan debitor untuk kepentingan semua kreditornya.
  • 17. Pengertian Siti Soemantri Hartono Pailit berarti mogok melakukan pembayaran Selain istilah Kepailitan, Faillisement, bankruptcy, dikenal juga istlah Insolvency. Insolvency ada dua jenis, yaitu 1. Technical insolvency, perusahaan yang gagal bayar utang, apabila penyebabnya adalah kesulitan uang tunai yang bersifat sementara. 2. Bankruptcy insolvensi, peusahaan yang gagal bayar utang , yang disebabkan karena fundamental bisnisnya memang jelek, artinya total utangnya sudah jauh melebihi nilai pasar yang wajar dari assetnya.
  • 18. Pengertian Mnrt UU Kep Ps. 1 angka 1 Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor pilit yg pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini Rumusan tsb. Mengandung unsur-unsur: 1. Sita umum, adalah penyitaan atau pembeslahan terhadap seluruh harta debitor pailit. 2. terhadap kekayaan debitor pailit. Ini menunjukkan bahwa kepailitan itu terhadap harta bukan terhadap pribadi debitor; 3. pengurusan dan pemberesan oleh kurator. Sejak pernyataan pailit debitor pailit kehilangan haknya untuk mengurus dan menguasai hartanya 4. terdapat hakim pengawas, melakukan pengawasan atas pengurusan dan penguasaan harta debitor pailit oleh kurator. Catatan ; Lihat Psal 1131 KUH Pdt
  • 19. Akibat Sita Umum/Pailit Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap Kurator Semua perikatan Debitur yang terbit sesudah putusan pailit tidak lagi dapat dibayar dari harta pailit Dengan prinsip zero our rule, Debitur demi hukum kehilangan hak untuk menguasai dan mengurus harta pailit Dalam hal terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak berkontrak dapat meminta kepastian dari Kurator untuk melanjutkan atau tidak termasuk jangka waktu yang dibutuhkan Gugatan terhadap Debitur gugur sejak putusan pailit diucapkan Tuntutan hukum yang diajukan oleh Debitur dan sedang berjalan selama kepailitan berlangsung atas permohonan tergugat, perkara harus ditangguhkan untuk memberi kesempatan pada Kurator mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Hakim. Jika Kurator tidak mengindahkan tergugat berhak agar perkara digugurkan. Pekerja atau Kurator dapat memutuskan hubungan kerja Kesepakatan uang sewa dibayar dimuka, maka perjanjian sewa tidak dapat dihentikan sebelum berakhir jangka waktunya Kewajiban harus menyerahkan barang yang telah disepakati batal, yang dirugikan dapat mengajukan diri sebagaian Kreditur Konkuren 2
  • 20. Konsekwensi Sita Umum Seluruh konsekwensi hukum acara perdata dalam hal sita jaminan, sita eksekusi dan sita revindikasi seluruhnya harus diangkat/dihapus Tidak dapat dilakukan pembayaran terhadap salah satu Kreditur Seluruh harta Debitur berada dalam pengurusan dan pemberesan KURATOR Seluruh harta Debitur yang berada di bawah kekuasaan pihak lain harus dikembalikan boedel Penahanan yang telah dilakukan terhadap Debitur pailit harus segera dilepas 4
  • 21. Konsep Dasar Kepailitan • Pasal 1131=> Segala kebendaan siberhutang, baik yg bergerak maupun tak bergerak, baik yg sdh ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari menjadi tanggungan utk semua perikatan perseorangan • Pasal 1132=> Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama orang yg mengutangkan, pendapatan penjualan benda2 itu dibagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing2, kecuali apabila diantara para piutang itu ada alasan yg sah utk didahulukan
  • 22. Lanjutan Harta kekayaan debitor mmenjadi jaminan bersama-sama (Concorcus Critorum); Semua kreditor mempunyai kedudukan dan hak yang sama (paritas creditorum); Harta Dibitor dibagi berdasarkan besar kecilnya piutang (pro rata parte)
  • 23. Tujuan Kepailitan • Untuk menghindari perebutan harta debitor apabila dalam waktu yang sama ada beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor secara bersama-sama; • Untuk menghindari kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik debitor atau para kreditor lainnya tanpa memprhatikan kepentingan Kreditor lainnya; • Untuk menghindari kecurangan-kecurangan yg dilakukan oleh salah seorang atau beberapa kreditor
  • 24. Syarat kepailitan Syarat agar debitor dapat dinyatakan pailit, diatur dlm Psl. 2 ayat (1): Debitor yg mempunyai dua atau lebih kreditor & tdk membayar lunas sedikitnya satu utang yg telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya Jadi syarat untuk dpt dinyatakan pailit : 1. harus melalui putusan pengadilan; 2. terdapat minimal 2 orang kreditor 3. debitor tdk membayar lunas sedikitnya 1 utang; 4. Utang tersebut telah jatuh waktu dan dpt ditagih Catatan : lihat Pasal 1132 & Pasal 1132 KUH Pdt
  • 25. Subjek pernyataan pailit (Psl. 2) Pihak yg dpt mengajukan permohonan pailit: 1. Debitor ybs. 2. Kreditor atau para kreditor; 3. Kejaksaan untuk kepentingan umum; 4. BI apabila debitornya bank; 5. Bapepam apabila debitornya Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring & penjaminan, Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian; 6. Menteri Keuangan apabila debitornya Perusahaan asuransi, Perusahaan reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yg bergerak di bdg kepentingan publik.
  • 26. TUGAS KURATOR : 1. KURATOR BERWENANG MELAKSANAKAN TUGAS PENGURUSAN DAN/ATAU PEMBERESAN ATAS HARTA PAILIT SEJAK TANGGAL PUTUSAN PAILIT DIUCAPKAN MESKIPUN TERHADAP PUTUSAN TERSEBUT DIAJUKAN KASASI ATAU PENINJAUAN KEMBALI (Pasal 16 Ayat 1). 2. MELAKUKAN PENGURUSAN DAN/ATAU PEMBERESAN HARTA PAILIT (Pasal 69 ayat 1).
  • 27. KURATOR – BALAI HARTA PENINGGALAN / LAINNYA (Pasal 70) 1. Sejak mulai pengangkatannya, Kurator harus melaksanakan semua upaya untuk mengamankan Harta Pailit dan menyimpan semua surat, dokumen, uang, perhiasan, efek dan surat berharga lainnya (Pasal 98). 2. Paling lambat 2 hari, harus membuat Pencatatan Harta Pailit (Pasal 100). 3. Paling lambat 5hari, harus mengumumkan adanya Kepailitan di Berita Negara Republik Indonesia dan minimal 2 Surat Kabar (Pasal 15 ayat 4) Isinya antara lain : oIdentitas Debitor Pailit. oIdentitas Kurator. oNama Hakim Pengawas. oIdentitas Panitya Kreditor Sementara, bila telah ditunjuk. oTempat dan waktu Rapat Kreditor Pertama ≥ 30 hari setelah Putusan. oTempat dan Batas waktu Pengajuan Tagihan Kreditor oTempat dan Batas waktu Verifikasi Pajak. Pasal 113 oTempat dan waktu rapat pencocokan Piutang/Verifikasi Dalam Rapat Verifikasi/Pencocokan Piutang : Hakim Pengawas wajib menawarkan pembentukan Panitia Kreditor tetap (Pasal 80 ayat 1) Apakah Debitor mengajukan Rencana Perdamaian atau tidak ? (Debitor berhak menawarkan Rencana Perdamaian (Pasal 144). A. Apabila Debitor mengajukan Rencana Perdamaian •Paling lambat 8 hari sebelum rapat verifikasi menyediakan di Kepaniteraan Pengadilan (Pasal 145 ayat 1). •Wajib dibicarakan dan diambil Keputusan segera setelah selesainya Rapat Verifikasi (Pasal 145 ayat 1). a) Apabila Rencana Perdamaian diterima semua Kreditor dan setelah di Homologasi / Pengesahan perdamaian maka Kepailitan berakhir (Pasal 166). b) Apabila Rencana Perdamaian yang di tawarkan tidak diterima atau pengesahan ditolak maka demi Hukum Harta Pailit berada dalam Keadaan Insolvensi (Pasal 178 (1) PEMBERESAN B. Apabila Debitor tidak menawarkan Rencana Perdamaian maka demi Hukum Harta Pailit berada dalan keadaan Insolvensi (Pasal 178 (1) ) PEMBERESAN Kurator harus memulai pemberesan menjual semua Harta Pailit ( Pasal 184 (1) ). Semua Benda harus di jual dimuka umum/lelang (Pasal 185 (1) ) Bila tidak tercapai, di jual di bawah tangan ( Pasal 185 (2) ) Apabila Hakim Pengawas berpendapat cukup uang tunai, Kurator diperintah melakukan pembagian kepada Kreditor yang Piutangnya telah dicocokkan (Pasal 188). Kurator wajib menyusun suatu Daftar pembagian ( Pasal 189 (1) ) Daftar pembagian yang telah disetujui Hakim Pengawas wajib disediakan di Kepniteraan Pengadilan selama tenggang waktu yang ditetapkan Hakim Pengawas ( Pasal 192 (1) ) Kreditor dapat melakukan Perlawanan ( Pasal 193 (1) ) Hakim Pengawas menetapkan Hari memeriksa perlawanan ( Pasal 194 (1) ) Wajib memberikan putusan pada hari Sidang 1 atau paling lama 7 hari ( Pasal 194 (6) ) Kurator/Kreditor dapat mengajukan Kasasi atas Putusan tersebut ( Pasal 196 (1) ) Setelah berakhirnya tenggang waktu untuk melihat Daftar Pembagian atau setelah putusan perlawananan diucapkan, Kurator Wajib segera membayar Pembagian yang sudah ditetapkan (Pasal 201 ) Segera setelah kepada Kreditor yang telah dicocokkan dibayar penuh piutang mereka atau segera setelah Daftar Pembagian Penutup menjadi mengikat maka Berakhirlah Kepailitan (Pasal 202) Diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia dan 2 Surat Kabar ( Pasal 202 (2) ) Kurator memberikan Pertanggungjawaban tentang Pengurusan dan Pemberesan kepada Hakim Pengawas ( Pasal 202 (3) ) Copy Right by : Agus Win, SH, MKn. Email : aguswin.oke@gmail.com PENGURUSAN (Setelah Menerima Salinan Putusan) PEMBERESAN
  • 28. PENGURUSAN / PEMBERESAN I. TAHAP PENGURUSAN 1. MENGUMUMKAN IKHTISAR PUTUSAN PAILIT DALAM 2 (DUA) SURAT KABAR HARIAN DAN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA <Pasal 15 Ayat 4 UU. No. 37 Tahun 2004> PALING LAMBAT 5 HARI.
  • 29. Pengumuman atas putusan pailit harus dilakukan oleh Kurator yang ditunjuk Paling lambat 5 hari setelah Kurator dan Hakim Pengawas menerima putusan pailit Setidaknya dlm 2 (dua) surat kabar harian (yand ditentukan oleh Hakim Pengawas) Dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Isi dari Pengumuman: - Ringkasan putusan pailit - Keterangan jelas mengenai identitas dan domisili Debitur pailit - Keterangan jelas mengenai identitas Komite Kreditur, apabila ditunjuk - Tempat dan waktu diadakannya Rapat Kreditur Pertama - Keterangan jelas mengenai identitas Hakim Pengawas 18
  • 30. TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........) 2. MEMBUAT PENCATATAN HARTA PAILIT (INVENTARISASI) PALING LAMBAT 2 HARI <Pasal 100 UU. NO. 37 Tahun 2004> PENCATATAN DAN PECOCOKAN HARTA PAILIT  Berdasarkan Pembukuan Debitur  Berdasarkan Catatan (laporan Kreditur)  Mencocokkan Laporan Pembukuan dengan Dokumen Pendukung  Mencocokkan data pembukuan dengan keberadaan phisik harta pailit.  Menyusun suatu daftar Harta Pailit berdasarkan Jenis dan lokasi serta keadaan aktual harta pailit.  Melakukan Pengamanan Phisik Harta Pailit
  • 31. 31 JENIS-JENIS HARTA PAILIT Kas atau sejenis. Benda Tidak Bergerak (tanah dan bangunan serta mesin-mesin yang melekat dengan tanah) Benda Bergerak (mobil, barang dagangan, peralatan kantor dll) Tagihan-Tagihan (A/R) kepada Pihak lain. Semuanya harus diinventarisasi, dicatat dan Diamankan.
  • 32. 32 MASALAH-MASALAH YANG TERKAIT DENGAN HARTA PAILIT Data-data harta pailit tidak tersedia; Harta pailit di kuasai oleh pihak lain; Harta Pailit tidak diketahui keberadaannya Harta Pailit mudah rusak, Harta Pailit mudah dipindah-tangankan. Dokumen kepemilikan tidak lengkap (Mis. Tanah atas nama Pemegang Saham, tetapi tercatat sebagai Asset Debitur dalam Neraca). HGU atau HGB atau Hak Pakai telah berakhir
  • 33. TAHAP PENGURUSAN (lanjutan.........) 3. MEMANGGIL KREDITOR /DEBITOR UNTUK MENGIKUTI RAPAT PERTAMA KREDITOR, BATAS WAKTU PENDAFTARAN TAGIHAN DAN RAPAT VERIFIKASI <Pasal 86 Jo. 113 UU. No. 37 Tahun 2004>. 4. RAPAT PENCOCOKAN PIUTANG <Pasal 121,124 UU. No. 37 Tahun 2004>..
  • 34. 34 PENCOCOKAN PIUTANGPENCOCOKAN PIUTANG Proses Pencocokan Piutang pada intinyaProses Pencocokan Piutang pada intinya adalah mencocokkan perhitungan piutangadalah mencocokkan perhitungan piutang berdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditorberdasarkan bukti yang diajukan oleh Kreditor dengan bukti atau catatan Debitur.dengan bukti atau catatan Debitur. Yang dimaksud dengan catatan Debitur PailitYang dimaksud dengan catatan Debitur Pailit adalah catatan pembukuan.adalah catatan pembukuan.
  • 35. 35 TUJUAN PENCOCOKAN PIUTANG Memastikan Keabsahan Piutang Memastikan keabsahan Kreditur Memastikan sifat piutang Memastikan jumlah piutang Memastikan tingkatan hak atas piutang (pasal 115 UU Kepailitan)
  • 36. 36 HASIL PENCOCOKAN PIUTANG DIPERGUNAKAN UNTUK:  Menentukan Hak Suara (Voting Right) Dalam Rapat Kreditur;  Menentukan urutan (tingkatan) hak untuk memperoleh pembayaran dari hasil budel pailit;  Menentukan prosentasi (jumlah) yang diperoleh masing-masing kreditur dari hasil penyelesaian kepailitan.
  • 37. II. TAHAP PEMBERESAN:  PENAGIHAN PIUTANG DEBITOR PAILIT (JIKA ADA). MENJUAL HARTA PAILIT <Pasal 184, 185 UU. No. 37 Tahun 2004> MEMBUAT DAFTAR PEMBAGIAN <Pasal 188, 189,201 UU. No. 37 Tahun 2004>. MELAKUKAN PEMBAYARAN KEPADA KREDITUR SESUAI DAFTAR PEMBAGIAN YANG DISETUJUI OLEH HAKIM PENGAWAS <Pasal 201 jo. Pasal 189 UU. No. 37 Tahun 2004>.
  • 40. LAPORAN KURATOR DALAM KEPAILITAN LAPORAN KURATOR / PENGURUS KEPADA HAKIM PENGAWAS MAUPUN YANG DISAMPIKAN DALAM RAPAT KREDITOR SEBAGAI BENTK PERWUJUDAN TANGGUNGJAWAB KURATOR JENIS LAPORAN : LAPORAN AWAL : DALAM RAPAT I KREDITOR LAPORAN BERKALA : TENTANG KEADAAN BUDEL DAN PELAKSANAAN TUGAS KURATOR 3 (TIGA) BULAN. LAPORAN INSIDENTIL (LAPORAN KHUSUS): KARENA TERJADINYA SUATU PERISTIWA TERTENTU, ATAU DILAKUKAN TINDAKAN TERTENTU LAPORAN AKHIR : DISAMPAIKAN PADA AKHIR PELAKSANAAN TUGAS, KEWAJIBAN (LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN)